Anda di halaman 1dari 18

Pencak Silat: Pengertian, Sejarah, Teknik, Jurus, Peraturan

11 Juli 2019 10 min read

pencak silat

Pencak silat atau yang biasa disingkat sebagai silat ini merupakan salah satu seni olahraga yang
berasal dari Asia Tenggara tepatnya berasal dari negara Indonesia, Brunei Darusaalam, Singapura,
Filipina, Thailand.

Dan kali ini, yuksinau.id berkesempatan untuk merangkum berbagai informasi seputar silat yang
wajib kamu ketahui.

Yuk langsung saja simak baik-baik ulasan di bawah.

Daftar Isi [hide]

Pengertian

Sejarah

Teknik

Jurus Pencak Silat

Peraturan Pertandingan Pencak Silat

Tujuan Pencak Silat

Pengertian

sejarah pencak silat

Kata “silat” sendiri merupakan istilah yang terkenal secara luas di kawasan Asia Tenggara untuk
menyebut seni bela diri ini.
Meski demikian, masing-masing negara juga mempunyai sebutannya sendiri sesuai dengan bahasa
lokal mereka seperti gayong dan cekak (Malaysia dan Singapura), bersilat (Thailand), dan pasilat
(Filipina).

Pencak silat berasal dari dua kata, yakni pencak dan silat. Pengertian pencak ialah gerak dasar bela
diri dan terikat dengan peraturan.

Sedangkan silat berarti gerak beladiri sempurna yang bersumber dari kerohanian.

Dalam perkembangannya, silat ini lebih mengutamakan unsur seni dalam penampilan keindahan
gerakan, sementara itu silat ialah inti dari ajaran bela diri dalam pertarungan.

Pengurus Besar IPSI menyebutkan pengertian pencak silat sebagai:

“Pencak silat ialah hasil budaya manusia di Indonesia untuk membela, lalu mempertahankan
eksistensi (kemandiriannya) serta integritasnya (manunggal) untuk lingkungan hidup sekitarnya guna
mencapai keselarasan hidup dalam meningkatkan iman & taqwa terhadap Tuhan YME”.

Sementara itu, berdasarkan KBBI, menyebutkan bahwa pengertian pencak silat yaitu sebagai
permainan (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan keahlian menangkis, menyerang serta
membela diri menggunakan ataupun tanpa senjata.

Beberapa istilah resmi yang berkaitan dengan silat dari berbagai daerah di Indonesia, diantaranya
yaitu:

Di provinsi Sumatera Barat terdapat istilah Silek & Gayuang.


Pesisir timur provinsi Sumatra Barat serta Malaysia terdapat istilah Bersilat.

Di Jawa Barat terdapatistilah Maempok serta Penca.

Di Jawa Tengah, Yogyakarta, provinsi Jawa Timur terdapat istilah Pencak.

Di Madura dengan Pulau Bawean terdapat istilah Mancak.

Di Bali terdapat istilah Mancak ataupun Encak.

Di NTB dan Dompu terdapat istilah Mpaa Sila.

Sejarah

pencak silat

Sejarah perkembangan pencak silat sudah dimulai sejak perkembangan zaman kerajaan, kemudian
zaman penjajahan Belanda, sampai zaman pendudukan Jepang, dan yang terakhir ketika zaman
kemerdekaan.

Selain seabgai upaya untuk mempertahankan diri, seni bela diri ini juga menjadi salah satu seni
budaya yang terus dilestarikan hingga sekarang.

Dan seperti yang telah kita ketahui, silat ini tak hanya berkembang di negara Indonesia saja.

Melainkan hingga menyebar ke negara tetangga seperti Malaysia, Brunei Darusalam, Singapura,
ataupun negara lainnya.

Untuk lebih jelasnya, simak ulasan mengenai sejarah di bawah ini:

1. Perkembangan pada Zaman Kerajaan

Pada masa kerajaan berlangsung, bela diri merupakan suatu keterampilan yang telah dikenal oleh
masyarakat luas sebagai pertahanan keamanan.
Dan juga untuk memperluas wilayah kerajaan untuk melawan kerajaan lain.

Beberapa kerajaan seperti Kutai, Tarumanegara, Kediri, Mataram, Singasari, Sriwijaya, dan juga
kerajaan Majapahit juga menyiapkan berbagai pasukan yang telah dibekali dengan ilmu bela diri
guna mempertahankan wilayahnya.

Dan pada saat itu, istilah pencak silat belum dikenal oleh masayarakat kerajaan.

Selanjutnya pada tahun 1019-1041 tepatnya pada masa kerajaan Kahuripan dengan pimpinannya
Prabu Erlangga yang berasal dari Sidoarjo, telah mengenal bela diri pencak yang bernama “Eh Hok
Hik”, yang berarti “Maju Selangkah Memukul” (Notosoejitno, 1999).

2. Perkembangan pada Zaman Penjajahan Belanda

Pada masa penjajahan Belanda, pertumbuhan dari pencak silat sangat ditentang oleh pihak Belanda,
sebab dipandang berbahaya untuk keberlangsungan jajahannya.

Sehingga, pencak silat dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan hanya dilakukan pada masayarakat
kelompok kecil.

Dan pada masa penjajahan Belanda ini, silat hanya mempunyai kesempatan untuk mengembangkan
keseniannya yang masih digunakan pada beberapa daerah saja, dan itupun berbentuk pertunjukan
maupun upacara.

Pengaruh yang berasal dari penekanan zaman penjajahan Belanda turut mewarnai pertumbuhan
silat dalam masa selanjutnya.

3. Perkembangan pada Pendudukan Jepang


Berbeda dengan zaman Belanda yang menentang pertumbuhan pencak silat, pada masa
pendudukan Jepang, pencak silat sangatlah didukung serta dikembangkan guna sebagai kepentingan
Jepang sendiri, yaitu untuk mengobarkan semangat pertahanan untuk menghadapi serangan sekutu.

Sebab anjuran dari Shimitsu, maka banyak diadakan pemusatan tenaga dari aliran pencak silat sini.

Pada masa ini, seluruh wilayah Jawa didirikan perkumpulan pencak silat yang telah diatur
pemerintah secara serentak.

Meskipun Jepang telah memberi kesempatan untuk menghidupkan unsur-unsur warisan dari
kebesaran bangsa tersebut.

Tetapi tujuan utamanya adalah guna mempergunakan semangat yang menurutnya akan berkobar
lagi yang tentunya untuk kepentingan Jepang. Bukan kepentingan nasional.

Meskipun demikian, masih ada keuntungannya, yaitu masyarakat kembali sadar demi
mengembalikan ilmu tersebut ditempat semestinya.

Bahkan masyarakat juga mulai menata kembali ilmu silat ini dan selanjutnya mengaplikasikan nilai-
nilai yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

4. Perkembangan pada Zaman Kemerdekaan

Perkembangan silat juga terus berlanjut hingga masa kemerdekaan. Dalam periode ini adalah
perintisan didirikannya organisasi pencak silat yang memiliki tujuan guna menampung perguruan-
perguruan seni bela diri ini yang ada.

Pada tanggal 18 Mei tahun 1948 di Surakarta, terdapat beberapa pendekar yang berkumpul dan
kemudian membentuk sebuah organisasi yang bernama Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia atau
yang disingkat dengan IPSSI.
Dalam organisasi tersebut diketuai oleh Mr. Wongsonegoro dan kemudian mengubah nama
organisasinya menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia dan disingkat sebagai IPSI yang memiliki tujuan
untuk membakar lagi semangat juang rakyat Indonesia pada masa pembangunan.

Tak hanya itu, tujuan lain dari terbentuknya organisasi ini adalah untuk memupuk rasa persaudaraan
serta kesatuan bangsa Indonesia supaya tidak gampang dipecah belah.

Dan sekarang, IPSI tercatat menjadi organisasi silat nasional paling tua yang ada di dunia.

Selanjutnya di tanggal 11 Maret tahun 1980, didirikan juga sebuah organisasi pencak silat bernama
Persatuan Pencak Silat Antarbangsa atau yang disingkat sebagai Persilat yang didirikan oleh prakarsa
Eddie M. Nalapraya dari (Indonesia) yang pada masa itu juga menjabat sebagai ketua IPSI.

Dan kemudian diadakan sebuah acara pencak silat dengan dihadiri berbagai perwakilan negara,
seperti Malaysia, Singapura, maupun Brunei Darusalam.

Dan dari keempat negara tersebut, Indonesia termasuk kedalam negara sebagai pendiri Persilat.

Organiasi silat lainnya diantaranya sebagai berikut:

IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) di Indonesia

PESAKA (Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia) di Malaysia

PERSIS (Persekutuan Silat Singapore) di Singapura

PERSIB (Persekutuan Silat Bruei Darussalam) di Brunei Darussalam.

Dan yang paling membanggakan, negara seperti Amerika Serikat serta Eropa juga turut
mengembangkan pencak silat ini dengan mendirikan perguruan silat.

Dan hingga sekarang, silat telah ditetapkan sebagai salah satu cabang olahraga resmi yang
dipertandingkan dalam pertandingan internasional.
Terutama dalam pertandingkan SEA Games.

Teknik

teknik pencak silat

1. Sikap Dasar Pencak Silat

Teknik pertama yang harus kalian pelajari dan kuasai adalah sikap dasar dari pencak silat. Sikap ini
merupakan sikap-sikap statis.

Dan dilakukan untuk melatih kekuatan otot-otot pada tungkai.

Terbentuknya sikap dasar ini juga sebagai pondasi pembentukan gerak teknik untuk pesilat
selanjutnya, yang meliputi sikap jasmaniah dan juga sikap rohaniah.

Adapun beberapa sikap dasar dari seni bela diri ini, meliputi:

Sikap Hormat

Yang pertama yaitu sikap hormat atau sikap tegak yang digunakan guna menghormati musuh
maupun kawan.

Posisi sikap hormat berupa badan tegap diikuti dengan kaki yang rapat serta tangan berada di
depan. Posisi dada terbuka yang rapat dengan jari-jari pada tangan serta pandangan menghadap ke
arah atas.

Sikap Tegak

Posisi sikap tegak yakni dimana siap berdiri tegak yang terdapat dalam bela diri pencak silat.

Pada posisi tegak ini juga dibagi lagi menjadi 4 jenis sikap, diantaranya yaitu:
Sikap Tegak 4

Sikap Tegak 3

Sikap Tegak 2

Sikap Tegak 1

Sikap Duduk

Sebagai dasar dari permainan bawah, sikap duduk juga dibagi atas 4 sikap, diantaranya yaitu:

Sikap sila

Sikap duduk

Sikap simpuh

Dan sikap sempok atau dempok

Sikap Pasang

Selanjutnya merupakan sikap pasang yaitu sikap awal yang betujuan untuk melakukan serangan
maupun pembelaan.

Dalam sikap pasang ini juga dibagi atas 4 sikap, diantaranya yaitu:

Sikap Pasang pertama merupakan pasang satu.

Selanjutnya sikap pasang Dua.

Kemudian sikap Pasang Tiga.

Dan yang terakhir Sikap Pasang Empat.

Kuda-Kuda Pencak Silat

Kata “kuda-kuda” berasal dari kata “kuda” yang berarti posisi kaki layaknya orang yang sedang
menunggang kuda.

Dalam seni bela diri silat, kuda-kuda juga dapat diartikan sebagai posisi tumpuan untuk melakukan
sikap pasang. Selanjutnya teknik-teknik serangan, sampai teknik pembelaan diri.
Dibawah ini merupakan lima bentuk kuda-kuda dalam pencak silat, diantaranya adalah sebagai
berikut:

Posisi Kuda-Kuda Tengah.

Posisi Kuda-Kuda Samping.

Posisi Kuda-Kuda Depan.

Posisi Kuda-Kuda Belakang.

Posisi Kuda-Kuda Silang.

Pemebentukan Gerakan

Kemudian ada juga pembentukan gerakan yang merupakan dasar guna mewujudkan pembelaan
ataupun serangan kepada pihak lawan.

Dalam pembentukan gerakan ini juga diliputi oleh beberapa unsur, diantaranya adalah sebagai
berikut:

Pembentukan Arah

Yang sangat dibutuhkan pada waktu pembentukan gerakan adalah arah. Terdapat beberapa arah
yang perlu kamu pahami ketika belajar seni bela diri silat.

Dibawah ini terdapat 8 arah penjuru atau arah mata angin.

8 Penjuru mata angin merupakan sikap maupun pola langkah silat dengan membentuk 8 penjuru
dalam satu titik tumpu yang berada di tengah.

Arah 8 penjuru tersebut diantaranya yaitu:

Arah kebelakang

Arah serong kiri belakang

Arah samping kiri


Arah serong kiri depan

Arah depan

Arah serong kanan depan

Arah samping kanan

Arah serong kanan belakang.

Jurus Pencak Silat

jurus

Terdapat beberapa jurus yang dapat dilakukan dalam seni bela diri silat.

Salah satunya yaitu jurus 5 yang dimana jurus ini melambangkan kemajuan berkepribadian
Indonesia.

So, bagaimana cara untuk melakukan jurus 5 ini? Perhatikan baik-baik ulasan di bawah:

Dalam jurus 5, terdapat dua pola yang dipakai, yakni pola lantai lurus serta pola langkah berputar.

Berikut cara untuk melakukannya:

Langkahkan kaki kanan ke arah depan serta silangkan kedua tangan di depan dada. Jangan lupa
untuk tangan kanan ditaruh di atas.

Selanjutnya lakukan sikuan kiri dan juga menggunakan kuda-kuda tengah di tempat.

Lakukan juga tendangan di depan kanan dengan menggunakan tangan kanan untuk memukul pelan
pada paha. Sementara itu, tangan kiri disilangkan di depan kuda-kuda.

Pakai pasang di bawah dengan pososo duduk bertumpu di kaki kanan dengan tangan kiri terbuka di
bagian belakang badan.

Di bagian lain, tangan kanan juga akan disilangkan di depan dada.

Sesudah itu, lakukan juga tendangan ke arah samping di bawah kiri dengan posisi terbaring.

Sementara itu, posisikan tangan kiri di depan kepala dengan tangan kanan yang digunakan sebagai
tumpuan badan.
Posisikan kaki kiri di depan sempok dengan posisi tangan kanan menjunjung tinggi ke atas.
Junjungan tangan kanan ini merupakan wakil dari menjujung kebenaran.

Putar badan ke arah kanan dan lakukan tangkisan ke arah samping kanan. Kuda-kuda yang
digunakan dalam gerakan ini merupakan kuda-kuda depan kanan.

Peraturan Pertandingan Pencak Silat

peraturan pertandingan

Peraturan dala pertandingan pencak silat di Indonesia memuat mengenai berbagai ketentuan
bertanding.

Hal itu meliputi ketentuan kemenangan, ketentuan hukum pesilat, serta ketentuan penilaian.

Untuk lebih jelasnya, akan simak ulasan di bawah:

1. Ketentuan Bertanding

a. Pertandingan Pencak silat dyang ilakukan oleh dua pesilat yang saling berhadapan untuk mencapai
prestasi.

Melakukan pembelaan (hindaran, elakan serta tangkisan)

Melakukan serangan kepada sasaran (serangan dengan menggunakan tangan dan kaki)

Menjatuhkan lawan.

Mengunci lawan.

b. Pertandingan pencak silat yang dilakukan dalam 3 babak, dangan masing-masing babak berdurasi
2 menit dan durasi istirahat antar babak adalah 1 menit.

c. Ketentuan Pertandingan

Setiap pembela dan serangan harus berpola dasi sikap awal, pasangan, langkah dan adanya
koordinasi dalam melakukan serangan ataupun pembelaan harus kembali pada sikap awal atau
pasang.
Serangan beruntun harus tersusun dengan teratur dan juga berangkai dengan berbagai cara ke arah
sasaran, sebanyak-banyaknya terdapat 4 jenis serangan.

Mematuhi segala ketentuan tentang sasaran, larangan-larangan dan juga kaidah pencak silat serta
ketentuan-ketentuan perwasitan umumnya.

d. Pertandingan pencak silat dipimpin oleh satu orang wasit serta lima orang juri.

2. Ketentuan-ketentuan Kemenangan

Peraturan pertandingan pencak silat meliputi ketentuan kemenangan sebagai berikut:

a. Menang angka, bila pertandingan selesai dalam 3 babak dan juri telah menetapkan satu
pemenang dengan jumlahh angka lebih banyak dari lawannya.

b. Menang teknik apabila lawan tidak dapat melanjutkan ke pertandingan sebab:

Menyatakan diri tidak bisa atau tidak mampu meneruskan pertandingan.

Atas keputusa dokter pertandingan, sebab kondisi atlet mungkin membahayakan.

Atas permintaan dari pelatih.

c. Menang mutlak, apabila lawannya jatuh dikarenakan serangan yang sah serta tidak sadar setelah
hitungan wasit hingga ke-10 dalam waktu 10 detik.

d. Menang diskualifikasi, apabila:

Lawan memperoleh peringatan ke-3 setelah mendaptkan peringatan ke-2.

Lawan melakukan pelanggaran yang berat dan diberikan hukuman langsung berupa diskualifikasi.

Lawan melakukan pelanggaran tingkat pertama serta lawan mengalami cedera dan tidak bisa
melanjutkan pertandingan atas keputusan dokter pertandingan.

e. Menang karena pertandingan tidak seimbang


f. Menang karena lawan tidak hadir dalam pertandingan atau mengundurkan diri.

3. Ketentuan Hukum Kepada Pesilat

Peraturan pertandingan pencak silat terdapay berbagai ketentuan hukum dalam pencak silat,
diantaranya sebagai berikut:

a. Teguran, diberikan apabila pesilat melakukan pelanggaran ringan.

Teguran I, nilai dikurangi satu (1)

Teguran II, nilai dikurangi dua (2)

b. Peringatan I, apabila pesilat mendapatkan teguran ke-3 dalam satu babak dikarenakan
pelanggaran ringan. Peringatan ini akan di kurangi lima (5)

c. Peringatan II, diberikan apabila pesilat mendapatkan Peringatan I, Peingatan II, dan nilai dikurangi
sepuluh (10)

d. Diskualifikasi diberikan apabila pesilat:

Memperoleh peringatan sesudah peringatan II.

Melakukan pelanggaran berat yang didorong oleh unsur kesengajaan dan bertentangan dengan
norma keolahragaan.

Melakukan pelanggaran tingkat pertama serta lawan cidera sehingga tidak dapat melanjutkan
pertandingan atas keputusan dokter perandingan.

4. Ketentuan Penilaian

Setelah belajar materi ini, pelajari juga Kasti yang tentunya lengkap dan pernah kami bahas
sebelumnya.

Ketentuan penilaian dalam peraturan pertandingan pencak silat ialah sebagai berikut:
a. Nilai 1 (satu)

Elakan atau tangkisan yang sukses dan disusul oleh serangan yang masuk dalam sasaran, atau teknik
jatuhan yang juga sukses.

Serangan tangan yang masuk pada sasaran.

b. Nilai 2 (dua)

Serangan kaki yang masuk pada sasaran.

c. Nilai 3 (tiga)

Menjatuhkan lawan.

d. Nilai 4 (empat)

Mengunci lawan.

e. Selain nilai-nilai di atas juga diberikan nilai kerapian teknik. Yakni penilaian atas kaidah-kaidah
permainan pencak silat, dengan nilai terendah yaitu 2 (dua) dan nilai tertinggi yaitu 5 (lima) dalam
setiap babak.

5. Sasaran yang dapat diserang yaitu bagian tubuh, kecuali leher ke atas dan kemaluan, diantaranya:

Dada

Perut

Pinggang kiri dan kanan

Punggung

Sementara itu, tungkai dan tangan bisa dijadikan sasaran serangan dengan menjatuhkan dan juga
melakukan kuncian, namun tidak memiliki nilai sebagai serangan perkenaan.

Tujuan Pencak Silat

tujuan

Pencak silat ini mempunyai lima aspek penting yang menjadi tujuan dari pencak silat itu sendiri.
Dimana kelima dari aspek dan tujuan tersebut saling berhubungan satu sama lain sehingga menjadi
satu kesatuan yang utuh.

Berikut ini merupakan beberapa tujuan dari pencak silat berdasarkan 5 aspek penting yang ada di
dalamnya:

1. Pengembangan Pendidikan Mental-Spiritual

Tujuan pertama dari pencak silat yaitu untuk pengembangan pendidikan mental spiritual, termasuk
dalam mewujudkan budi pekerti luhur kepada setiap pengikutnya.

Pencak silat juga mengajarkan tentang pengenalan terhadap diri sendiri sebagai seorang makhluk
yang percaya kepada adanya Tuhan Yang Maha Esa.

Oleh karena itu, pencak silat bukan hanya suatu pembinaan dengan tujuan aspek seni, bela diri,
ataupun olah raga saja.

Tetapi juga memiliki tujuan untuk mengembangkan watak luhur, kepribadian, karakter, sikap ksatria,
percaya diri, dan juga takwa terhadap Tuhan yang Maha Esa.

Tujuan pengembangan dari pendidikan mental spiritual juga bisa disimpulkan seperti di bawah:

Peningkatan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan juga berbudi luhur untuk setiap
pengikutnya.

Menciptakan rasa tenggang rasa, percaya kepada diri sendiri, dan juga disiplin yang tinggi.

Membangun rasa cinta terhadap bangsa serta tanah air, dengan didukung kehadiran pencak silat
sendiri sebagai salah suatu bela diri tradisional Indonesia.

Meningkatkan rasa persaudaraan, pengendalian diri, dan juga tanggung jawab sosial yang tinggi.

Membangung rasa solidaritas sosial, keinginan untuk kemajuan, kejujuran, kebenaran, dan keadilan
bagi para pengikutnya.
2. Pengembangan Aspek Bela Diri

Pencak silat sebagai salah suatu bela diri sehingga bertujuan untuk mengembangkan aspek bela diri
dalam mengembangkan keterampilan, sikap, kepribadian, dan juga rasa kebangsaan.

Yang mana hal-hal itu memang harus dikuasai di dalam ilmu bela diri pencak silat supaya para
pengikutnya bisa terbentuk sebagai seorang manusia seutuhnya, yang berarti terbentuk secara
jasmani dan juga rohani.

Tujuan dari pengembangan aspek bela diri pada pencak silat dapat disimpulkan dengan tujuan
sebagai berikut:

Untuk meningkatkan efektifitas dan juga keterampilan dalam hal bela diri dan juga menjaga
keselamatan serta harga diri baik bagi para pengikutnya ataupun bagi bangsa dan juga negara.

Meningkatkan sikap tanggap, cermat, dan peka dalam menanggapi ataupun memahami segala
permasalahan yang dihadapi.

Meningkatkan ketangguhan ataupun keuletan dalam pengembangan kemampuan dasar dari dalam
diri individu masing-masing.

3. Pengembangan Seni

Sebagai salah satu seni bela diri, pencak silat juga mempunyai tujuan untuk pengembangan seni
maupun kebudayaan daerah.

Dimana pencak silat sendiri harus mampu mengikuti ketentuan estetika seperti wiraga, wirama,
serta wirasa menjadi satu kesatuan yang utuh.

Oleh karena itu, pencak silat bertujuan untuk mengembangkan seni maupun kebudayaan yang
berarti juga adanya tujuan untuk pengembangan keterampilan dalam gerak yang serasi, unik, serta
menarik berdasar pada kecintaan terhadap budaya bangsa.

Tak hanya itu, tujuan dari pengembangan seni juga untuk:


Menanggulangi sekaligus mengurangi pengaruh budaya asing yang bersifat negatif, serta untuk
mendorong terbentuknya sikap untuk dapat menyaring budaya asing yang positif serta berguna
dalam pembangunan budaya bangsa.

Mengembangkan nilai-nilai pencak silat yang disesuaikan dengan penerapan nilai-nilai kepribadian
yang ada dalam Pancasila.

Pengembangan nilai-nilai budaya luhur demi memperkuat kepribadian kebudayaan bangsa


Indonesia.

4. Pengembangan Olahraga

Dalam beberapa aspek, pencak silat juga diartikan dalam aspek olahraga.

Sehingga memiliki tujuan untuk pengembangan olahraga dimana gerakan-gerakan efektif yang ada
dalam pencak silat bertujuan juga untuk mengembangkan kesehatan jasmani dan juga rohani.

Kondisi tersebut juga dikarenakan pencak silat memakai otot-otot tubuh sekaligus keseimbangan
dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam waktu yang singkat namun tepat.

Sehingga, pencak silat ini untuk pengembangan olahraga juga memiliki tujuan yang lain, seperti:

Mendorong timbulnya sifat sportivitas untuk para pengikutnya.

Meningkatkan prestasi dengan melalui berbagai pertandingan-pertandingan olahraga pencak silat.

Meningkatkan kebiasaan hidup sehat dengan melalui olahraga pencak silat.

5. Pengembangan Pendidikan

Pencak silat juga mempunyai beberapa tujuan untuk pengembangan pendidikan, diantaranya adalah
sebagai berikut:

Meningkatkan ilmu pengetahuan yang lebih dalam.

Membentuk sikap yang lebih positif dan juga efektif serta bermanfaat juga di dalam usaha
penyesuaian terhadap lingkungan disekitarnya.

Membantu untuk membentuk keterampilan.


Contohnya dalam mengambil keputusan dan memecahkan permasalahan yang sedang dialami.

Meningkatkan fungsi organ tubuh, sebab dalam pencak silat yang termasuk dalam bagian dari
olahraga juga menggunakan kemampuan otot serta kekuatan tubuh dan juga keseimbangan.

Seperti halnya yang sangat bermanfaat bagi fungsi organ di dalam tubuh.

Selain kelima tujuan di atas yang didasarkan kepada beberapa aspek penting kehidupan diatas.

Terdapat pula beberapa tujuan pencak silat secara umum.

Diantaranya:

Sebagai suatu wadah untuk menyalurkan hobi serta minat yang berhubungan dengan bela diri.

Membentuk suatu masyarakat dengan jiwa yang sehat, pemikiran cerdas, serta meningkatkan
prestasi dalam masyarakat.

Mendidik sekaligus membentuk kepribadian yang ksatria, berani, adil, disiplin, dan juga memiliki
sikap bertanggung jawab yang tinggi.

Mendorong sekaligus menggerakkan masyarakat supaya lebih bisa menghargai seni dan kebudayaan
bangsa Indonesia sendiri.

Mendorong munculnya suatu pemahaman bahwa pencak silat adalah suatu kebutuhan hidup.

Mendidik generasi muda supaya bisa memanfaatkan waktu dengan lebih baik serta tidak terjerumus
di dalam pergaulan bebas ataupun terpengaruh dengan budaya asing yang bersifat negatif.

Demikianlah ulasan kali ini, semoga dapat membantu kegiatan belajar kalian ya.

Anda mungkin juga menyukai