Anda di halaman 1dari 13

BAB I

SEJARAH PENCAK SILAT

1.1. PENCAK SILAT SEBAGAI SISTEM BELADIRI


Pencak Silat adalah sistem beladiri yang berasal dari budaya masyarakat Nusantara. Yang
dimaksud dengan Nusantara dalam tulisan ini adalah suatu wilayah di Asia Tenggara yang meliputi
Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam. Dalam substansinya yang utuh dan asli, Pencak
Silat memiliki dua dimensi sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya,
walaupun dapat dibedakan, yakni dimensi kejiwaan dan dimensi kejasmanian. Dimensi kejiwaan Pencak
Silat adalah ajaran budi pekerti luhur, sedangkan dimensi kejasmaniannya adalah teknik-teknik Pencak
Silat yang beraneka ragam dan berbeda-beda, yang masing-masing mempunyai sifat dan cara
pengkinerjaannya sendiri.
Pencak Silat dengan dimensi kejiwaan dan dimensi kejasmaniannya mengandung 4 nilai
sebagai satu kesatuan, yaitu nilai-nilai etis, teknis, estetis dan atletis. Manifestasi dari nilai-nilai tersebut
adalah empat aspek Pencak Silat sebagai satu kesatuan, yaitu aspek mental spiritual, beladiri, seni dan
olahraga. Keempat nilai dan aspek Pencak Silat tersebut merupakan sumber bagi lahir, tumbuh dan
berkembangnya empat cabang Pencak Silat yaitu Pencak Silat Mental-Spiritual, Pencak Silat Beladiri,
Pencak Silat Seni dan Pencak Silat Olahraga. Masing-masing memiliki aspek mental-spiritual, beladiri,
seni dan olahraga sebagai satu kesatuan tetapi dengan penekanan pada salah satu aspek sesuai
dengan sifat cabang Pencak Silat yang bersangkutan. Keempat cabang Pencak Silat ini, beserta aliran-
alirannya, dilestarikan, dikembangkan, dan dimasyarakatkan oleh perguruan-perguruan dan organisasi-
organisani Pencak Silat dalam bentuk pendidikan, pengajaran, dan pelatihan serta berbagai kegiatan
lainnya.
Dalam kaitannya dengan keanggotaannya dan skala kegiatannya, organisasi pencak silat terdiri
dari tiga macam golongan, yakni perguruan-perguruan pencak silat, organisasi nasional pencak silat dan
organisasi internasional pencak silat. Ketiga golongan organisasi ini mempunyai kurikulum yang saling
berkaitan dan sejalan.
Terdapat ribuan perguruan pencak silat yang tersebar diseluruh Indonesia. Salah satu ciri dari
perguruan-perguruan pencak silat tersebut adalah ke khas-an jurus-jurus yang dimiliki. Tentu saja jurus-
jurus tersebut berbeda nama maupun cara pelaksanaan pada masing-masing perguruan pencak silat.
Akan tetapi pada dasarnya hampir sebagian jurus-jurus pada tiap perguruan mempunyai kesamaan
meskipun disebutkan dengan nama yang berbeda.
Mulai tahun 1950 pencak silat sudah mulai diperkenalkan di sekolah-sekolah hingga akhirnya
pada PON I sampai PON VII pencak silat dipertandingkan sebagai salah satu cabang olahraga eksibisi.
Mulai PON VIII pencak silat akhirnya resmi di pertandingkan sebagai salah satu cabang olahraga yaitu
pencak silat tanding. Atas prakarsa beberapa tokoh pencak silat, mulai PON XV-2000 Surabaya pencak
silat terdiri dari 4 katagori yaitu katagori tanding, tunggal, ganda dan regu.
Ke empat katagori pertandingan tersebut diatur dalam peraturan pertandingan pencak silat yang
susun oleh seluruh pendekar dan pengurus provinsi IPSI seluruh Indonesia dalam musyawarah nasional
yang rutin dilakukan tiap 5 tahun sekali. Munas ini membahas tentang peraturan pencak silat yang
kiranya masih cocok diterapkan, ditambah ataupun diperbaharui demi perkembangan pencak silat.
Berdasarkan penjelasan dan gambaran dari beberapa konsep terkait dengan pencak silat
sehingga ada baiknya untuk memahami lebih dalam tentang pencak silat. Kebutuhan tentang
pengetahuan sejarah, pengertian, oraganisasi, teknik dasar, katagori pertandingan pencak silat, evaluasi
pencak silat serta peraturan pencak silat merupakan fundamental dalam pelestarian budaya bangsa dan
peningkatan prestasi pencak silat di masa yang akan datang. Setelah selesai mempelajari modul yang
disajikan diharapkan dapat menjelaskan dan menerapkan secara rinci tentang pengetahuan sejarah,
pengertian, oraganisasi, teknik dasar, katagori pertandingan pencak silat, evaluasi pencak silat serta
peraturan pencak silat.
Dalam buku ajar ini dijelaskan dan digambarkan beberapa materi pokok dari Teori Praktek
Pencak Silat yang terdiri dari 8 (delapan) modul dengan beban study 2 (dua) sks.

1.2. PENCAK SILAT PADA JAMAN PENJAJAHAN DAN JAMAN KEMERDEKAAN.


Pada jaman kuno nenek moyang Indonesia telah memiliki cara pembelaan diri yang ditujukan
guna melindungi diri dan mempertahankan kelangsungan hidupnya, keluarganya dan kelompoknya.
Berjuang untuk mendapatkan makanan, hidup merasa aman tentram, terlepas dari rasa takut terhadap
ancaman dan gangguan musuh-musuhnya, binatang buas atau ancaman alam sekitarnya.
Pencak Silat sudah ada sejak kejayaan kerajaan sriwijaya, sebagai bukti mereka memiliki
pendekar-pendekar dan prajurit-prajurit yang mahir dalam bela diri. Raden wijaya bersama pendekar dan
prajurit-prajuritnya dengan keampuhan siasat dan kemampuan bela dirinya dapat mengalahkan bela
tentara tartar sehingga dapat digempur kembali ke tiongkok. Selanjutnya raden Wijaya bersama para
pendekar dan prajuritnya mendirikan kejaraan majapahit yang merdeka dan berdaulat.

Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan belanda para pendekar dan
para pemudanya secara suka rela turut mengangkat senjata dengan kepandaian pencak silatnya untuk
merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa dan Negara. Kehidupan para pendekar dan murid-
muridnya sering berpindah tempat, begitu juga dengan mengajarkan pencak silat, hal ini erat dengan
kaitannya cara mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup. Inilah yang menyebabkan kreativitas mereka
dalam menciptakan ajaran-ajaran baru melahirkan aliran-aliran dan organisasi-organisasi pencak silat
yang tersebar di seluruh nusantara, seperti : Setia Hati, Setia Hati Teratai, Perisai Diri, Pencak Organisasi
dan lain sebagainya.

Pada tanggal 18 mei 1948 dibentuk “Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI)”, ketua
umumnya Bapak Mr. Wongsonegoro. Pada Kongres IPSSI I Bulan Desember 1950 nama Ikatan Pencak
Silat Seluruh Indonesia (IPSSI) diubah menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Pencak silat
diperlombakan pada PON III di Medan tahun 1953. PON V di Bandung tahun 1961, PON VII di Surabaya
tahun 1969 dan Mulai dipertandingkan dalam PON VIII di Jakarta 1973.

1. Sejarah Pencak Silat Zaman Kuno

Bangsa Primitif cara hidupnya berkelompok, terdiri dari beberapa keluarga, atau beberapa suku.
Mata pencahariannya berburu binatang guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan bercocok tanam
belum mereka kenal. Akibatnya apabila di daerah yang dihuni diperkirakan telah berkurang atau tidak
terdapat lagi hewan buruanya, maka kelompok keluarga tersebut terpaksa berpindah tempat. Oleh
karena itu sering terjadi bentrokan atau perang antar kelompok suku yang satu dengan kelompok suku
yang lain guna memperebutkan daerah yang subur binatang buruannya demi untuk mempertahankan
kelangsungan hidup kelompok atau sukunya. Berpindah tempat, berburu tidak terlepas dari gangguan
binatang buas atau kelompok suku lainnya. Oleh karena itu dibutuhkan kesigapan jasmani, keberanian,
keuletan, guna membela dirinya dari serangan binatang buas serangan lawannya.
Nusantara terdiri dari pulau-pulau yang jumlahnya 13.667 buah. Waktu dalam keadaan primitive
sebelum adanya hubungan satu pulau dengan pulau lainya para penduduk hidup hanya pada pulau-
pulau itu. Mereka membela diri dari serangan lawan-lawannya dengan cara yang sesuai dengan situasi
dan kondisi lingkungan alam pulau itu sendiri. Orang yang hidup di hutan-hutan memiliki cara membela
diri yang khusus untuk menghadapi binatang buas. Mereka menciptakan gerakan-gerakan bela diri
dengan cara meniru gerakan-gerakan binatang yang ada dialam sekitarnya, seperti : Gerakan Ular, Kera,
harimau, elang dan lain sebagainya. Orang-oramng yang tinggal di pegunungan dan yang tinggal
didaerah pantai mempunyai cara pembelaan diri dengan gerakan-gerakan yang sesuai dengan situasi
dan kondisi lingkungan alam sekitarnya. Selanjutnya cara pembelaan diri ini disebut “Pencak Silat”.

Setelah adanya hubungan antara satu pulau dengan pulau lainnya maka terjadilah pertukaran
kebutuhan-kebutuhan hidup dan kebudayaan, termasuk cara membela diri. Mereka saling menukar
kepandaiannya, sehingga dari sekian banyak macam aliran pencak silat menjadi beberapa macam aliran
saja, seperti aliran Sumatra, jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Pendekar-pendekar Pencak Silat
dengan keahliannya memadukan teknik dari berbagai aliran baru dengan teknik membela diri yang lebih
sempurna.

Menurut kodratnya manusia hidup untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, seperti


berjuang mencari makan, berusaha hidup aman dan tentram terlepas dari rasa takut terhadap gangguan-
gangguan musuhnya atau binatang-binatang buas. Sampai saat sekarang keadaan tersebut terus
berlangsung, hanya cara dan bentuknya yang berbeda dan di sesuaikan dengan kemajuan jaman.

Pengetahuan pembelaan diri atau ilmu bela diri berkembang terus sehingga menjadi kekuatan
utama berkembangnya kerajaan-kerajaan di Indonesia. Dengan demikian jelaslah bahwa Ilmu Bela diri
Pencak Silat berasal dari Indonesia bukan hasil tiruan dari ilmu bela diri asing.

Di Negara-negara tetangga terdapat juga ilmu bela diri yang mirip dengan pencak silat seperti:

• Pesilat di Filipina
• Kuntao, Butong di Cina
• Jeu jit Shu, Yudo, Karate, Kempo, Aikido, Kendo di Jepang.
• Taekwondo di Korea
• Thai Boxing di Muangthai
Ada yang berpendapat bahwa pencak silat Indonesia belajar dari Tiongkok. Hal ini tidak benar
karena semua aliran dari tiongkok atau cina berasal dari Siaw Liem Sie, sedangkan aliran Siaw Liem Sie
berasal dari Birma atau India Belakang.
Pendapat lain menyatakan bahwa yang membawa ilmu bela diri pencak silat ke Indonesia adalah
Pedagang-pedagang cina yang hendak ke India melalui Indonesia, maka terjadilah hubungan antara
bangsa-bangsa hingga terjadilah pertukaran kebudayaan dan hal ini adalah wajar. Dengan terjadinya
interaksi atau pertukaran kebudayaan secara timbal balik, maka pencak silat Indonesia berpengaruh
pada bela diri Cina dan India, sebaliknya ilmu bela diri Cina berpengaruh pada bela diri pencak silat.
Dengan demikian jelaslah bahwa pencak silat itu bukan berasal dari Cina utau India yang benar hanya
terjadi saling pengaruh-mempengaruhi antara kedua ilmu bela diri tersebut sehingga ada kemiripan.
2. Jaman Kejayaan Kerajaan-Kerajaan di Indonesia

1) Kerajaan Sriwijaya (tahun 392 – 1406)


Kerajaan Sriwijaya dahulu dikenal sebagai kerajaan yang luas jajahannya, dan memiliki armada
laut yang kuat dan disegani oleh Negara-negara lain. Pada kejayaan kerajaan sriwijaya para prajurit-
prajuritnya memiliki ketrampilan bela diri yang baik sehingga menyatukan kekuatan angkatan perang
kerajaan. Kerajaan sriwijaya memiliki guru-guru yang ahli dalam melatih ilmu bela diri, baik secara
perorangan maupun secara kelompok. Keterampilan bela diri dengan menggunakan senjata tajam
sangat ditekankan terutama untuk membentuk pasukan perang yang kuat dan ampuh.
Pada tahun 685 sampai tahun 695 seorang pendeta dari cina bernama I-tsing tinggal di sriwijaya
untuk menterjemahkan naskah ajaran Budha dari sansekerta. Para pemuda cina yang akan
melanjutkan pelajaran agama di nalanda (Pusat Agama Budha di Asia) harus mempersiapkan dirinya
terlebih dahulu selama beberapa tahun tinggal di sriwijaya, untuk menyempurnakan kemampuannya
tentang bahasa Sansekerta. Pada zaman I-tsing itu, hidup 7 orang guru agama Budha yang amat
terkenal, salah seorang diantaranya adalah Yakiyakerti yang berdiam di Sriwijaya. Kesemuanya ini
membuktikan betapa tingginya tingkat kebudayaan kerajaan Sriwijaya pada saat itu, terutama di bidang
sastra dan kerohanian, dengan demikian terjadi pertukaran kebudayaan antara bangsa-bangsa. Pada
umumnya para pendeta Budha pada saat itu mahir pula dalam ilmu bela diri Pencak Silat yang
merupakan bagian dari pendidikan kerohaniannya.

2) Kerajaan Majapahit (tahun 1292-1525)

Dalam sejarah bangsa Indonesia, belum pernah kerajaan-kerajaan di Nusantara Takluk atau
dijajah dan Mengirimkan Upeti Kepada Kaisar Tiongkok, walaupun banyak Negara-negara lain di Asia di
bawah kekuasaan kaisar yang terkenal yaitu pada jaman kekuasaan jengis khan dan Kubhilai Khan

Pada tahun 1292 kaisar Kubhilai Khan mengirim bela tentaranya yaitu tentara tartar yang
berkekuatan 20.000 orang prajurit ke singosari di Jawa Timur dengan maksud menghukum raja kerta
Negara yang telah enghinanya dengan melukai utusan bernama meng-Ki, maksudnya agar raja
kertanegara takluk dan tunduk kepada kaisar tiongkok itu. Dengan siasat dan kemampuan bela dirinya
Raden Wijaya bersama Para prajuritnya dapat memukul mundur tentara tartar yang jumlahnya ribuan itu
kembali ke tiongkok, sejak itu tidak pernah berusaha kembali untuk menaklukkan raden Wijaya. Raden
Wijaya dan Para prajuritnya kemudian mendirikan kerajaan Majapahit.

Kerajaan Majapahit terkenal karena pasukan pengawalnya yang di sebut bayangkari. Pasukan
ini merupakan himpunan para pendekar dan ksatria yang memiliki ilmu bela diri Pencak Silat yang
tangguh.

3 Jaman Penjajahan Belanda (tahun 1596 – 1942)

Semenjak penjajahan belanda datang ke Indonesia, semenjeak itu pula bangsa Indonesia
melakukan perlawanan terhadap penjajahan belanda. Bangsa Indonesia mengembangkan ilmu bela diri
Pencak Silat yang digunakan untuk melawan penjajah belanda. Dalam sejarah perjuangan bangsa
Indonesia melawan penjajah Belanda tercatat para pendekar yang mengangkat senjata antara lain :
• Pelembahan Senopati
• Sultan Agung
• Pangeran Diponegoro
• Teuku Chik Ditiro
• Teuku Umar
• Tuanku Imam Bonjol

Para pendekar wanitanya adalah :

• Sabal Nan Aluih


• Cut Nyak Dien
• Cut Mutiah
Penjajah belanda dengan kelicikannya menggunakan politik defied et empera sehingga
melemahkan sendi-sendi kekuatan bangsa. Dengan cara yang halus, kerajaan – kerajaan besar
dipengaruhi, kemudian ditaklukkan dan diarakan untuk kepentingannya.
Para Pejuang bangsa Indonesia terus berusaha dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa
melalui berbagai cara. Sendi-sendi kekuatan bangsa tetap di pelihara antara lain dengan terus
mengajarkan ilmu Bela Diri Pencak Silat walaupun gerakannya dibatasi dan diawasi secara ketat.
Pendidikan Pencak Silat hanya boleh diberikan pada kalangan tertentu, yaitu di sekolah pendidikan,
pegawai pemerintah, sekolah polisi dan pegawai sipil tertentu.
Hanya beberapa pendekar yang diijinkan untuk mengajarkan dan melatih pencak silat hal ini
disebabkan oleh perkumpulan-perkumpulan gerakan kemerdekaan bangsa Indonesia dilarang, oleh
karena itu maka para pemimpin pergerakan kemerdekaan mencari media lain, agar mereka dapat saling
bertemu. Salah satu cara atau media melalui perkumpulan-perkumpulan olahraga, perkumpulan
kesenian, dan perkumpulan Pencak Silat. Ilmu Bela diri Pencak silat masih terus diajarkan di pesantren-
pesantren. Hal ini merupakan bagian dari pendidikan jasmani dan pendidikan mental para santri dengan
tujuan memupuk rasa cinta budaya bangsa, dan untuk mempertebal keyakinan dalam memperjuangkan
kemerdekaan bangsa.
Salah satu perkumpulan pencak silat yang terkenal pada jaman penjajahan Belanda itu adalah
perkumpulan pencak oranisasi dibentuk pada tahun 1927 sebagai kenang-kenangan dan pengikat jiwa
partai ulama yang dilarang oleh pemerintah penjajah belanda. Melalui kegiatan pelatihan pencak silat ini
para pendekar yang patriotic dari berbagai aliran dihimpun, para siswanya di isi dengan iman yang teguh,
dihidupkan sifat patriotiknya untuk terus berjuang melawan kedholiman pemerintah penjajahan belanda.
Gerakan perkumpulan pencak silat ini pun dipandang membahayakan pemerintah belanda tetapi
karena tidak punya alas an yang cukup kuat untuk menyatakan bahwa perkumpulan pencak silat sebagai
perkumpulan pergerakan nasional, maka pemerintah penjajahan Belanda menjadi kehilangan akal
sehingga mengeluarkan peraturan larangan berkumpul lebih dari lima orang.
Sebelum larangan itu dikeluarkan para pejuang pergerakan nasional masih tetap berusaha
berkumpul dengan alasan latihan olahraga beladiri pencak silat, yang dilakukan di kebun-kebun atau di
lading-ladang. Karena bila dilakukan dirumah akan menarik perhatian pemerintah atau kaki tangan
pemerintah belanda.
Dengan adanya larangan berkumpul lebih dari lima orang tersebut, maka para pendekar atau
guru pencak silat jumlahnya makin lama makin sedikit, dan tidak dapat lagi menyebarluaskan
keahliannya denga terang-terangnya kepada orang banyak.
Biasanya para pendekar mengajarkan pencak silat kepada 2 atau 3 orang saja sampai lebih
kurang tahun 1930 hanya para guru pencak silat yang telah uzur usianya atau berusia 60 tahun ke atas
yang boleh menyebarkan keahliannya. Para guru pencak silat tersebut pada umumnya hanya
mempunyai murid tidak lebih dari 10 orang saja.

4 Jaman Penjajahan Jepang(tahun 1942-1945)


Pada permulaan masa penjajahan jepang, rakyat Indonesia merasa gembira karena merasa
lebih terbebas dari belenggu penjajahan belanda yang berlangsung tiga setengah abad. Oleh pemerintah
bela tentara jepang semangat keprajuritan bangsa Indonesia di bangun kembali dengan latihan-latihan
militer melalui wajib militer. Latihan-latihan bela diri, seperti juijitshu, sumo judo kendo di perkenalkan.
Selanjutnya pencak silatpun diperolehnya untuk diajarkan dimana-mana. Latihan bela diri pencak silat
dengan menggunakan bamboo runcing sebagai pengganti toya dihidupkan dan dikembangkan kembali,
senam missal pencak silat juga berkembang dengan baik, akan tetapi tidak ada kelanjutannya, mungkin
pada waktu itu di khawatirkan akan mendesak senam pagi atau taisho jepang.
Para pendekar dikumpulkan untuk di beri indoktridasi bersama-sama bangsa jepang, supaya
ikut serta dalam mempertahankan kejayaan Asia Timur Raya. Tetapi kenyataannya hanya demi
kepentingan tentara jepang sendiri. Hal itu dapat dipahami karena pada waktu perang dunia II bala
tentara jepang telah menguasai Negara-negara Asia dan Fasipik. Kekuasaan yang luas tersebut tidak
mungkin di pertahankanya sendiri hanya dengan bala tentaranya. Bala tentara jepang difokuskan
menghadapi lawannnya yang kuat yaitu tentara sekutu. Yang terdiri atas Amerika Serikat, Inggris
Australia, Belanda dan Cina. Oleh karena itu bala tentara Jepang mendidik bangsa-bangsa Asia yang
telah dijajahnya untuk turut serta membantu mempertahankan kekuasaannya. Di Indonesia pemerintah
Bala tentara Jepang mendidik bangsa Indonesia untuk menjadi heiho dan tentara pembela tanah air atau
di singkat PETA di bawah tekanan disiplin yang sangat keras bahkan tidak jarang melewati batas
perikemanusiaan. Adanya romusha atau kerja paksa di Negara Asia lainnya seperti Birma atau Indocina
merupakan bukti kekejaman penjajahan jepang.
Semua itu pada akhirnya menimbulkan rasa antipasti terhadap penjajah jepang dan
membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka. Semangat perlawanan terjadi
dimana-mana, terutama yang terkenal adalah “pemberontak PETA” yang dilakukan tentara pembela
tanah air di blitar jawa timur dipimpin oleh supriyadi (perwira PETA) dan hal tersebut mempercepat
proses kemerdekaan Indonesia.

5 Jaman Perjuangan Kemerdekaan (1945 – 1950)


Pada tanggal 15 agustus 1945 angkatan udara amerika serikat menjatuhkan bom atomya di kota
hirosima dan Nagasaki, sehingga bala tentara jepang menyerah tanpa syarat kepada tentara sekutu.
Kesempatan ini dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh bangsa Indonesia untuk mengambil alih
kekuasaan dari pemerintah penjajahan jepang, dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Bung Karno dan Bung Hatta
Seluruh rakyat Indonesia bangkit serentak mengangkat senjata mengepung pusat-pusat
pertahanantentara jepang dengan tujuan mengambil alih kekuasaan , hal ini dilakukan sebab bala tentara
jepang tidak mungkin begitu saja untuk menyerahkan kekuasaannyan kepada bangsa Indonesia, karena
terikat kepada tentara sekutu. Dengan kekalahan jepang terhadap tentara sekutu, maka seharurnya
pemerintah penjajah jepang menyerahkan Indonesia kepada tentara sekutu. Dalam hal ini pemerintah
jepang dalam keadaan kejepit. Di satu pihak harusnya menyerahkan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia di pihak lain menyerahkan Indonesia kepada pihak sekutu. Dikota-kota seluruh Indonesia
barisan pemuda Indonesia berusaha melakukan perundingan dengan bala tentara jepang yang ada
untuk menyerah tetapi banyak mengalami kegagalan, maka terjadilah penyerbuan para pemuda
kemarkas-markas tentara jepang dengan menggunakan senjata seadanya seperti : bamboo runcing,
rencong, pedang, kelewang, golok badik, clurit, belati, keris tombak dan sebagainya dengan tujuan untuk
merebut senjata yang sangat diperlukan dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Dibawah pimpinan beberapa orang bekas tentara heiho, Peta, Polisi dan Pendekar yang
menggunakan senjata seadanya para pemuda secara patriotic menyerang ke markas tentara jepang,
dalam memperebutkan senjata ini banyak pemuda-pemuda kita yang gugur sebagai pahlawan-pahlawan
kemerdekaan Indonesia.
Tentara jepang yang melihat kenyataan bahwa tidaklah mungkin untuk melawan seluruh rakyat
Indonesia, dan mereka sadar bahwa yang dipertahankan sudah tidak ada artinya lagi, maka mereka
segera menyerah dan di tawan oleh pemerintah republic Indonesia.
Adalah kenyataan sejarah bahwa yang ikut berjuang mempertahankan republic Indonesia
adalah mereka yang memupuk, mempertebal rasa cintanya kepada tanah air, memelihara kebudayaan
bangsanya, melalui seni budaya asli, seperti : wayang, tari, seni bela diri pencak silat serta taat dalam
menjalankan ajaran agamanya. Merekalah yang tergerak kabunya untuk turut serta memperjuangkan
kemerdekaan republic Indonesia dengan mengorbankan jiwa dan raganya,
Seni bela diri pencak silat adalah salah satu cara dalam menanamkan rasa cinta tanah air dan
mempertebal rasa percaya pada diri sendiri yang di perlukan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
serta untuk mempertahankan kemerdekaan republik Indonesia.
Dengan bermodalkan rasa cinta tanah air dan rasa percaya pada diri sendiri serta bermodalkan
senjata rampasan dari tentara jepang dan senjata seadanya barisan pemuda-pemuda Indonesia di
bawah pimpinan pejuang pergerakan Nasional dan bekas tentara Heiho, Peta dan Polisi, berjuang
mempertahakan kemerdekaan republic Indonesia dari serbuan tentara belanda (Nica).
Dimana-mana terjadi pertempuran antara pemuda-pemuda Indonesia dengan tentara belanda,
seperti di medan, Surabaya pertempuran 10 nopember 1945 (Hari Pahlawan), di Ambarawa 15
Desember 1945 (palagan Ambara) di Bandung 23 Oktober 1945 (Bandung lautan Api), di Bali 20
November 1946 (Puputan Margarana), di Sulawesi Desember 1946 (Korban 40000). Aksi militer Belanda
I di lawan oleh bangsa Indonesia dengan perang kemerdekaan I (21 juli 1946) dan aksi militer belanda II
lawan dengan perang kemerdekaan II (19 Desember 1948)
Perjuangan melawan tentara jepang dan tentara belanda (NICA) di lakukan oleh pemuda-
pemuda Indonesia dengan sukarela karena merasa ikut memiliki dan ikut bertanggung jawab atas tanah
air Indonesia tercinta.

1.3 PERKEMBANGAN PENCAK SILAT DI INDONESIA DAN MANCANEGARA


1. Penyebaran Pencak Silat
Jika ditelisik lebih jauh, sebenarnya pencak silat ini tersebar melalui leluri atau dari mulut ke
mulut yaitu secara lisan. Seperti dari guru ke muridnya contohnya. Sehingga tak heran jika kita sulit
menemukan sejarah tertulis mengenai pencak silat ini. Bahkan ada yang mengatakan bahwa
sejarah pencak silat ini telah tersebar melalui berbagai kisah seperti beberapa legenda di berbagai
daerah, seperti dari daerah satu ke daerah lain dan menyeluruh ke tanah air nusantara. Jadi, tak
heran jika dulu di masa kerajaan Majapahit atau Sriwijaya sangat pandai dalam bertarung. Karena
mereka semua khususnya para prajurit perang telah disiapkan ilmu pencak silat yang tinggi agar
mereka dapat bertarung dengan musuh dengan kemahirannya.Contohnya adalah legenda dari
Minangkabau yang mengatakan silat dengan bahasanya yaitu ‘silek’. Masyarakat Minangkabau
meyakini bahwa pencak silat ini telah diciptakan oleh Datuk Suri Draja dari Priangan, Tanah Datar
yang berada di kaki Gunung Marapipada. Datuk Suri menciptakan dan mulai menyebarkan tradisi
silat ini pada abad ke-11. Dan pencak silat pun akhirnya tersebar ke seluruh tanah nusantara
termasuk Indonesia. Tanah Nusantara ini di antaranya Indonesia, Myanmar, Malaysia, Brunei
Darussalam, sebagian Singapura, dan Negara-negara lainnya yang berada di benua Asia bagian
Tenggara.
Lalu, seiring berjalannya waktu, silek atau silat ini mulai dibawa dan dikembangkan ke berbagai
Negara yaitu tanah Asia Tenggara oleh para perantauan Minang. Mungkin Anda pernah mendengar
kisah ‘Silat Cimande’. Kisah yang menceritakan tentang seorang perempuan yang melakukan silat
dengan meniru dua hewan yaitu monyet dan harimau. Dan masih banyak lagi para tokoh silat
lainnya. Tentunya di setiap daerah pasti memiliki tokoh silat masing-masing dengan berbagai
keahlian dan jurus silat yang dimiliki para tokoh silat daerah atau biasa disebut sebagai pendekar.
Para pendekar tersebut contohnya adalah Si Pitung dari Betawi, Hang Tuah, dan Gajah Mada dari
Jawa, dan masih banyak lagi pendekar-pendekar sebagai tokoh silat di daerahnya masing-masing
yang memiliki keahlian berbeda-beda pula.
Donald F. Draeger yang merupakan salah seorang peneliti silat ini telah berpendapat bahwa
bukti dari adanya pencak silat ini bisa dilihat dari beberapa artefak senjata yang telah ditemukannya.
Senjata-senjata yang ditemukan ini telah dipercaya berasal dari masa klasik yaitu pada masa Hindu-
Budha di tanah Nusantara. Bahkan ia juga mengakui terdapat adanya sejarah pencak silat ini
melalui relief yang membentuk orang dengan gaya kuda-kudanya di Candi Prambanan dan Candi
Borobudur.
Draeger menuliskan di bukunya bahwa senjata dan seni pencak silat tidak dapat dipisahkan.
Bahkan ia menuliskan bahwa pencak silat bukan hanya olah tubuh saja, melainkan juga harus
memiliki hubungan yang erat secara spiritual dengan adat dan kebudayaan di tanah nusantara ini.
Hal inilah mengapa pencak silat bukan hanya sebagai cabang olahraga saja, melainkan juga masuk
dalam cabang kesenian juga yaitu seni bela diri. Terdapat ilmu beladiri dari Cina dan India dalam
Silat – Sheikh Shamsuddin (2005). Pendapat tersebut telah dibuktikan karena adanya pengaruh
dari kebudayaan Cina dan India pada masa kebudayaan Melayu. Kebudayaan itu telah dibawa oleh
para pedagang dan juga para perantau dari India, Cina, dan juga dari Negara-negara lainnya.

2. Persebaran Pencak Silat Di Tanah Melayu


Saat pencak silat mulai tersebar di tanah Melayu, pencak silat pun berkembang dengan
berbagai nama dan aliran yang berbeda-beda. Seperti halnya di Malaysia dan Singapura, silat lebih
dikenal dengan aliran gayong dan cekak. Di Negara Thailand, pencak silat memiliki nama ‘bersilat’,
sedangkan di Negara Filipina diberi nama ‘pasilat’. Walaupun demikian, istilah ‘silat’ lebih dikenal
banyak orang di berbagai pelosok Asia Tenggara. Hal inilah yang menyebabkan bahwa pencak silat
merupakan tradisi yang tersebar dari Sumatera ke berbagai Negara.
Sejarah pencak silat pun mulai tertulis sejak abab ke-14 yang dikarenakan oleh pengaruh
dari para penyebar agama di tanah Nusantara atau Nuswantara ini. Pada masa itu, pencak silat
menjadi pelajaran utama dalam beragama sebagai perlindungan diri ketika menghadapi perang.
Karena pada masa itu, masih terdapat berbagai perang karena perebutan wilayah dan politik juga
kekuasaan. Pelajaran bela diri pencak silat pun juga diajarkan di berbagai surau atau mushalla dan
juga tempat-tempat agama seperti madrasah dan pesantren. Biasanya mereka berlatih pencak silat
setelah atau sebelum mereka mengaji. Itu sebabnya silat diklaim sebagai ilmu bela diri yang
merupakan bagian dari latihan spiritual mereka. Dan latihan ini biasa disebut sebagai ‘menyemesta’
atau bersatu dengan alam. Maka, tak heran jika banyak jurus yang dilahirkan dari alam seperti
hewan, tumbuhan, bahkan bencana sekalipun.
Hingga seiring berjalannya waktu, pencak silat mulai dijadikan ilmu pendidikan bukan hanya
sebagai bela diri melainkan juga sebagai bela Negara dalam mengadapi musuh dari Negara lain.
Yang awalnya pencak silat ini hanya sebagai ilmu bela diri dan seni tradisi kebudayaan saja.
Saat ini, pencak silat telah diakui sebagai budaya suku Melayu yang terdiri dari daerah pesisir pulau
Sumatera dan Semenanjung Malak, juga berbagai suku lainnya yang menggunakan lingua
franca (bahasa pegaulan) Melayu di berbagai daerah seperti Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan
pulau-pulau lainnya yang berada di lingkaran Nusantara.
Seni bela diri pencak silat mulai berkembang dan terus berkembang hingga terbentuk
menjadi beberapa organisasi pencak silat di Nusantara yang di antaranya adalah Ikatan Pencak
Silat (IPSI) yang berada di negara Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA)
yang berada di Negara Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) yang berada di Negara
Singapore, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) yang berada di Negara Brunei
Darussalam. Maka tak heran jika mulai tumbuh dan terbentuk berbagai bahkan puluhan perguruan
pencak silat di belahan dunia lainnya seperti Negara Amerika Serikat dan Eropa. Hingga kini,
pencak silat yang awalnya hanya sebagai ilmu bela diri yang tergolong ilmu spiritual dan seni tradisi
saja, kini pencak silat telah diklaim secara resmi masuk dalam cabang ilmu olah raga hingga
berskala internasional. Dan pada akhirnya pencak silat pun masuk dalam pertandingan SEA
Games.

3. Perkembangan Pencak Silat di Dunia


Pada abad ke-20 Masehi, pencak silat semakin berkembang pesat hingga mendunia dan
telah resmi menjadi cabang ilmu olahraga kompetisi yang di bawahi oleh Persekutuan Pencak Silat
Antara Bangsa (PERSILAT) atau The International Pencak Silat Federation. Sehingga, pencak silat
telah dipromosikan oleh PERSILAT ke berbagai Negara hingga ke lima benua agar pencak silat
masuk dalam cabang olahraga yang dapat dijadikan cabang olahraga yang masuk dalam
Olimpiade. Sehingga dengan kata lain, PERSILAT telah mempromosikan pencak silat ini untuk
dijadikan kompetisi olahraga berskala internasional. Sehingga terdapat ketentuan dan kebijakan
bahwa anggota yang mengikuti kompetisi pencak silat internasional ini merupakan anggota yang
telah diakui oleh PERSILAT. Maka dari itu, beberapa federasi pencak silat telah bekerjasama
dengan PERSILAT untuk mendirikan Federasi Pencak Silat Eropa. Federasi tersebut telah
menghasilkan Kejuaraan Dunia Pencak Silat pertama di luar Asia pada tahun 1986 yang
menggunakan tempat di kota Wina Negara Austria.
Pencak silat mulai diperkenalkan sebagai bagian dari program pertunjukkan Asian Games
pada tahun 2002 yang diselenggarakan di kota Busan Negara Korea Selatan. Asian Games tersebut
merupakan Asian Games pertama kali yang memasukkan pencak silat sebagai bagian dari program
acara tersebut. Dan pada bulan Desember 2002 merupakan Kejuaraan Pencak Silat Dunia terakhir
yang diadakan di kota Penang Negara Malaysia.
PERSILAT bukan hanya berusaha memasukkan pencak silat sebagai pertandingan olahraga
saja, melainkan juga mengupayakan untuk tidak melupakan tradisi lama dengan memperkenalkan
beberapa aliran tua yang salah satunya adalah ‘Silek’ ke berbagai Negara di belahan dunia. Dan
aliran-aliran atau berbagai gaya yang disebarkan ada ratusan bahkan ribuan yang berhasil diajarkan
dan diperkenalkan di berbagai perguruan Negara-negara asing.

Anda mungkin juga menyukai