Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan belanda para pendekar dan
para pemudanya secara suka rela turut mengangkat senjata dengan kepandaian pencak silatnya untuk
merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa dan Negara. Kehidupan para pendekar dan murid-
muridnya sering berpindah tempat, begitu juga dengan mengajarkan pencak silat, hal ini erat dengan
kaitannya cara mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup. Inilah yang menyebabkan kreativitas mereka
dalam menciptakan ajaran-ajaran baru melahirkan aliran-aliran dan organisasi-organisasi pencak silat
yang tersebar di seluruh nusantara, seperti : Setia Hati, Setia Hati Teratai, Perisai Diri, Pencak Organisasi
dan lain sebagainya.
Pada tanggal 18 mei 1948 dibentuk “Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI)”, ketua
umumnya Bapak Mr. Wongsonegoro. Pada Kongres IPSSI I Bulan Desember 1950 nama Ikatan Pencak
Silat Seluruh Indonesia (IPSSI) diubah menjadi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Pencak silat
diperlombakan pada PON III di Medan tahun 1953. PON V di Bandung tahun 1961, PON VII di Surabaya
tahun 1969 dan Mulai dipertandingkan dalam PON VIII di Jakarta 1973.
Bangsa Primitif cara hidupnya berkelompok, terdiri dari beberapa keluarga, atau beberapa suku.
Mata pencahariannya berburu binatang guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan bercocok tanam
belum mereka kenal. Akibatnya apabila di daerah yang dihuni diperkirakan telah berkurang atau tidak
terdapat lagi hewan buruanya, maka kelompok keluarga tersebut terpaksa berpindah tempat. Oleh
karena itu sering terjadi bentrokan atau perang antar kelompok suku yang satu dengan kelompok suku
yang lain guna memperebutkan daerah yang subur binatang buruannya demi untuk mempertahankan
kelangsungan hidup kelompok atau sukunya. Berpindah tempat, berburu tidak terlepas dari gangguan
binatang buas atau kelompok suku lainnya. Oleh karena itu dibutuhkan kesigapan jasmani, keberanian,
keuletan, guna membela dirinya dari serangan binatang buas serangan lawannya.
Nusantara terdiri dari pulau-pulau yang jumlahnya 13.667 buah. Waktu dalam keadaan primitive
sebelum adanya hubungan satu pulau dengan pulau lainya para penduduk hidup hanya pada pulau-
pulau itu. Mereka membela diri dari serangan lawan-lawannya dengan cara yang sesuai dengan situasi
dan kondisi lingkungan alam pulau itu sendiri. Orang yang hidup di hutan-hutan memiliki cara membela
diri yang khusus untuk menghadapi binatang buas. Mereka menciptakan gerakan-gerakan bela diri
dengan cara meniru gerakan-gerakan binatang yang ada dialam sekitarnya, seperti : Gerakan Ular, Kera,
harimau, elang dan lain sebagainya. Orang-oramng yang tinggal di pegunungan dan yang tinggal
didaerah pantai mempunyai cara pembelaan diri dengan gerakan-gerakan yang sesuai dengan situasi
dan kondisi lingkungan alam sekitarnya. Selanjutnya cara pembelaan diri ini disebut “Pencak Silat”.
Setelah adanya hubungan antara satu pulau dengan pulau lainnya maka terjadilah pertukaran
kebutuhan-kebutuhan hidup dan kebudayaan, termasuk cara membela diri. Mereka saling menukar
kepandaiannya, sehingga dari sekian banyak macam aliran pencak silat menjadi beberapa macam aliran
saja, seperti aliran Sumatra, jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Pendekar-pendekar Pencak Silat
dengan keahliannya memadukan teknik dari berbagai aliran baru dengan teknik membela diri yang lebih
sempurna.
Pengetahuan pembelaan diri atau ilmu bela diri berkembang terus sehingga menjadi kekuatan
utama berkembangnya kerajaan-kerajaan di Indonesia. Dengan demikian jelaslah bahwa Ilmu Bela diri
Pencak Silat berasal dari Indonesia bukan hasil tiruan dari ilmu bela diri asing.
Di Negara-negara tetangga terdapat juga ilmu bela diri yang mirip dengan pencak silat seperti:
• Pesilat di Filipina
• Kuntao, Butong di Cina
• Jeu jit Shu, Yudo, Karate, Kempo, Aikido, Kendo di Jepang.
• Taekwondo di Korea
• Thai Boxing di Muangthai
Ada yang berpendapat bahwa pencak silat Indonesia belajar dari Tiongkok. Hal ini tidak benar
karena semua aliran dari tiongkok atau cina berasal dari Siaw Liem Sie, sedangkan aliran Siaw Liem Sie
berasal dari Birma atau India Belakang.
Pendapat lain menyatakan bahwa yang membawa ilmu bela diri pencak silat ke Indonesia adalah
Pedagang-pedagang cina yang hendak ke India melalui Indonesia, maka terjadilah hubungan antara
bangsa-bangsa hingga terjadilah pertukaran kebudayaan dan hal ini adalah wajar. Dengan terjadinya
interaksi atau pertukaran kebudayaan secara timbal balik, maka pencak silat Indonesia berpengaruh
pada bela diri Cina dan India, sebaliknya ilmu bela diri Cina berpengaruh pada bela diri pencak silat.
Dengan demikian jelaslah bahwa pencak silat itu bukan berasal dari Cina utau India yang benar hanya
terjadi saling pengaruh-mempengaruhi antara kedua ilmu bela diri tersebut sehingga ada kemiripan.
2. Jaman Kejayaan Kerajaan-Kerajaan di Indonesia
Dalam sejarah bangsa Indonesia, belum pernah kerajaan-kerajaan di Nusantara Takluk atau
dijajah dan Mengirimkan Upeti Kepada Kaisar Tiongkok, walaupun banyak Negara-negara lain di Asia di
bawah kekuasaan kaisar yang terkenal yaitu pada jaman kekuasaan jengis khan dan Kubhilai Khan
Pada tahun 1292 kaisar Kubhilai Khan mengirim bela tentaranya yaitu tentara tartar yang
berkekuatan 20.000 orang prajurit ke singosari di Jawa Timur dengan maksud menghukum raja kerta
Negara yang telah enghinanya dengan melukai utusan bernama meng-Ki, maksudnya agar raja
kertanegara takluk dan tunduk kepada kaisar tiongkok itu. Dengan siasat dan kemampuan bela dirinya
Raden Wijaya bersama Para prajuritnya dapat memukul mundur tentara tartar yang jumlahnya ribuan itu
kembali ke tiongkok, sejak itu tidak pernah berusaha kembali untuk menaklukkan raden Wijaya. Raden
Wijaya dan Para prajuritnya kemudian mendirikan kerajaan Majapahit.
Kerajaan Majapahit terkenal karena pasukan pengawalnya yang di sebut bayangkari. Pasukan
ini merupakan himpunan para pendekar dan ksatria yang memiliki ilmu bela diri Pencak Silat yang
tangguh.
Semenjak penjajahan belanda datang ke Indonesia, semenjeak itu pula bangsa Indonesia
melakukan perlawanan terhadap penjajahan belanda. Bangsa Indonesia mengembangkan ilmu bela diri
Pencak Silat yang digunakan untuk melawan penjajah belanda. Dalam sejarah perjuangan bangsa
Indonesia melawan penjajah Belanda tercatat para pendekar yang mengangkat senjata antara lain :
• Pelembahan Senopati
• Sultan Agung
• Pangeran Diponegoro
• Teuku Chik Ditiro
• Teuku Umar
• Tuanku Imam Bonjol