PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencak silat merupakan warisan nenek moyang Indonesia dan tradisi yang
mengakar bagi masyarakat Indonesia hingga saat ini. Sebagai warisan kebudayaan
asli sepatutnya dibanggakan dan dikembangkan sebagai aset budaya bangsa. Dari
Silat, silek, pencak silat, penca, menca, mamenca, atau apapun istilah lainnya
kini malah mulai ditinggalkan. Generasi muda saat ini merasa asing terhadap seni
beladiri sendiri yakni pencak silat. Citra dari keunikan dan kekhasan pencak silat
kini sebagai olahraga beladiri dari kampung. Banyak usaha yang telah dilakukan
anak negeri ini memperkenalkan pencak silat kepada dunia dan seperti yang kita
ketahui kini olah raga beladiri ini telah banyak digemari dan dipelajari di lebih dari
Pencak silat bukan hanya tentang olahraga dan beladiri saja, namun juga olah
perguruan secara khusus lebih menekankan pada aspek olah kanuragan lewat
latihan olah pernafasan secara bertahap. Tidak jarang pula olah kanuragan ini
tertentu terdapat tabuh iringan musik tradisional. Pada jalur kesenian ini terdapat
kaidah-kaidah gerak dan irama yang merupakan suatu pendalaman khusus yang
1
2
tidak bisa dipelajari secara instan. Hal ini membutuhkan latihan berulang-ulang
hingga terdapat keserasian antara irama musik dan gerakan tubuh individu
(Maryono, 2000:9).
mata sebagai seni tari, sangat tidak mirip sebagai olahraga maupun beladiri.
Misalnya tari Serampang Dua Belas di Sumatera Utara, tari Randai di Sumatera
Barat dan tari Ketuk Tilu di Jawa Barat. Para penari tersebut mampu
memperagakan gerakan tarian tersebut sebagai gerak beladiri yang efektif dan
daerah dan di tingkat pusat. Pada Pekan Olahraga Nasional ke-8 di Jakarta tahun
muncul adalah banyaknya aliran serta unsur-unsur yang bukan olahraga yang
pendekar dan pembina pencak silat serta usaha terus-menerus membuat saat ini
pencak silat pada umumnya pencak, dapat mempunyai pengertian gerak dasar
beladiri, yang terikat pada peraturan dan digunakan dalam belajar, latihan, dan
pertunjukan.
Kata silat memiliki arti gerak beladiri yang sempurna, yang bersumber pada
3
kerohanian yang suci murni, guna keselamatan diri atau bencana. Definisi pencak
silat selengkapnya yang pernah dibuat Pengurus Besar Ikatam Pemcak Silat
Pencak silat juga tidak kalah menarik dibandingkan dengan berbagai beladiri
yang berasal dari luar negeri seperti judo, karate, taekwondo, jeet kun do, dan wing
chun. Sekilas pencak silat seperti pendidikan olahraga pada umumnya yang
mengutamakan kegiatan dan kekuatan fisik saja, akan tetapi jika diteliti dan dikaji
secara mendalam ternyata pencak silat sarat akan aspek kehidupan manusia baik
sebagai individu maupun masyarakat. Hal ini ditegaskan oleh bapak Eddy M.
Nalapraya, ketua umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI),
pada buku Pencak Silat: Merentang Waktu,(2000) bahwa pencak silat memiliki
beladiri, seni tetapi juga sejarah, sosial, dan kemasyarakatan (Maryono, 2000:xii).
Salah satu aliran pencak silat yang tidak hanya menekankan pada aspek
olahraga saja ialah Ikatan Pencak Silat Nur Harias. Nur Harias didirikan pada
Nama Nur Harias mempunyai arti yaitu, Nur: cahaya dan Harias: padi unggul,
yang memakai prinsip ilmu padi yakni semakin berisi makin merunduk. Tujuan
awal didirikannya Nur Harias adalah pengebangan Islam lewat pencak silat (syiar)
(Sosiawan, 2012:31-32).
4
Saat ini banyak perguruan pencak silat yang berorientasi olahraga, seni,
beladiri, dan tenaga dalam berguguran sepi peminat dan mulai kehilangan murid.
Namun hal ini tidak terjadi pada Ikatan Pencak Silat Nur Harias yang memiliki
murid dan anggota yang tersebar di sebagian besar kabupaten di Jawa Timur dan
DKI Jakarta. Bahkan IPS Nur Harias mampu masuk ke perguruan tinggi negeri
Ada empat aspek utama dari pencak silat Nur Harias yaitu aspek beladiri,
aspek olahraga, aspek seni dan budaya, serta aspek pendidikan. Ikatan pencak silat
Nur Harias berkeyakinan bahwa apabila keempat aspek tersebut dikelola secara
baik akan timbul suatu aspek yang universal yaitu kehidupan. Melalui pencak silat
IPS Nur Harias berusaha menciptakan suatu sistem pendidikan yang memberikan
haluan dan pedoman hidup yang terintegrasi, beresonansi, berefleksi serta relevan
dengan kehidupan nyata sehari-hari yang kesemuanya itu terjalin dan terjamin
dalam pencak silatnya. Dalam perkembangannya, IPS Nur Harias berupaya untuk
terus menggali dan melestarikan budaya yang berkaitan erat dengan berupaya
hanya semata-mata untuk mengisi waktu luang sebagai pengurus takmir masjid.
(Alm), Rumiah, Pratiwi, dan Hermin yang semuanya merupakan mahasiswa dari
sembilan jurus dasar dengan menggunakan kuda-kuda yang sangat rendah disertai
pukulan yang kuat. Di dalam pencak silat, setiap melaksanakan jurus, lazim
Salah satu aliran silat yang diajarkan oleh Atho’illah adalah aliran pencak
silat Sumatra yang terkenal dengan kuda-kuda yang rendah dan dipadukan dengan
kelincahan kaki. Aliran silat Sumatra beliau pelajari semasa tugas sebagai anggota
ABRI di Aceh dan Medan. Di Indonesia bukan hanya aliran pencak silat Sumatra
yang dikenal, tetapi juga aliran Cimande, Cikalong, Mataram, dan Majapahit.
Salah satu aliran pencak yang terkenal ialah Cimande, yang dianggap sebagai
penca yang sudah lebih dahulu tersebar; Cikalong, yang diciptakan oleh Raden
Kosim (tinggal di Sabandar, Cianjur); penca Betawi; dan Sera. Di samping itu
masih ada aliran lain, misalnya, Timbangan (di Bandung), serta berbagai pecahan
Nur Harias menggunakan pencak silat sebagai sarana syiar Islam bukan hanya
mengajar murid yang beragama Islam atau aliran agama Islam tertentu, namun
juga murid yang beragama lain. Hal ini dikarenakan prinsip syiar adalah
menyebarkan wahyu Allah dan sunnah Rasulullah SAW kepada semua umat
manusia. Akan tetapi ada batasan bagi murid yang beragama lain yakni hanya
pemberian materi tingkat dasar saja karena pada tingkat tertentu anggota harus
mengucapkan dua kalimat Syahadat agar mampu menguasai jurus pamungkas Nur
Harias.
perguruan pencak silat dikarenakan pencak silat merupakan salah satu identitas
yang melekat di sebagian masyarakat. Eksistensi pencak silat sudah sangat kuat
dan berusaha agar tidak tergusur oleh beladiri dari luar Indonesia seperti karate,
kung fu, dan tae kwon do. Untuk alasan pemilihan lokasi penelitian yang ada di
6
sebagai beladiri yang wajib dikuasai sebagai sarana melindungi diri dari
yang didirikan pada tahun 1972 mampu bersaing dengan perguruan tradisional
lain. Alasan selanjutnya adalah masih sedikitnya literatur dan skripsi yang
Timur ini. Penulis ingin memberikan wawasan terkini dan teraktual mengenai
sejarah dan perkembangan Ikatan Pencak Silat Nur Harias melalui tulisan ini.
terdapat beberapa penelitian yang hampir mirip dengan penelitian ini seperti
dalam Pengembangan Organisasi Pencak Silat Nur Harias di Jawa Timur dengan
hasilnya menyatakan bahwa pada dasarnya Organisasi Pencak Silat Nur Harias
adalah organisasi yang baik, hanya saja para pengurus yang duduk di dalam
yang utama, yaitu dari iuran anggota mengalami hambatan. Sementara itu usaha
Penelitian selanjutnya dari Sri Ayu Fitria 2011 Prodi Pendidikan Sejarah,
masyarakat kurang menganggap pencak ssilat tersebut dan hanya menjadi sebuah
Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang dengan judul
Hati” dimunculkan oleh Ki Ageng Surodiwiryo tahun 1903, guru dari Hardjo
Oetomo. Tahun 1922 Hardjo Oetomo merintis pencak silat sendiri lepas dari
sebagai alat pejuang melawan Belanda bernama “Setia Hati Pencak Sport Club”.
Pada tahun 1948 berubah menjadi organisasi “Persaudaraan Setia Hati Terate”
melalui konferensi pertama PSHT. Keberadaan PSHT tidak terlepas dari tokoh-
tokoh pendiri serta perintis PSHT yaitu Hardjo Oetomo sebagai perintis, Soetomo
organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate dikenal dengan “Panca Dasar” yaitu
perkembangan PSHT masa kolonial yaitu “Setia Hati Pencak Sport Club” tahun
tahun 1942 berubah nama “Setia Hati Pemuda Sport Club”, selanjutnya masa
Persaudaraan Setia Hati Terate. Keberhasilan organisasi PSHT ini terbukti atas
yaitu: Malasyia, Timor Leste, Hongkong, Belanda, dan Moskow. Disamping itu
8
prestasi yang diraih PSHT antara lain: menyelenggarakan even Kejuaraan Setia
Hati Terate Cup (2 tahun sekali) se-Jawa Timur, dan keikutsertaan pada PON VII
B. Rumusan Masalah
ini adalah:
C. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
D. Manfaat Penelitian
berikut:
1. Manfaat Teoritis
sebagai literatur atau sumber referensi bagi rekan mahasiswa yang tertarik
2. Manfaat Praktis
kehidupan masyarakat.
b. Bagi pihak Ikatan Pencak Silat Nur Harias, untuk dapat lebih
1. Lingkup Spasial
Silat Nur Harias Cabang Surabaya, yaitu secara khusus adalah Sekretariat
2. Lingkup Temporal
2014. Alasan dari pengambilan tahun tersebut adalah pada tahun 1972
merupakan tahun berdirinya Ikatan Pencak Silat Nur Harias, dan juga
Nur Harias pada saat ini, penjelasannya berupa perubahan apa saja yang
terjadi dari Ikatan Pencak Silat Nur Harias tersebut dilihat pada tahun
3. Lingkup Formal
berdirinya Ikatan Pencak Silat Nur Harias di Surabaya ini. Peneliti juga
Silat Nur Harias di Surabaya ini mulai sejak tahun 1972 sampai 2014.
Pencak Silat Nur Harias sejak tahun 1972 sampai tahun 2014. Penelitian
ini juga akan mencari relevansi perkembangan Ikatan Pencak Silat Nur
F. Penegasan Istilah
menjadi besar (luas atau banyak), dalam hal ini berkaitan dengan
beladiri, seni, dan olahraga. Salah satu ajaran Ikatan Pencak Silat Nur
sebagai syiar Islam. Kata Nur berarti cahaya dan Arias (Harias, Jawa)
12
merupakan salah satu jenis padi di Sumatera Utara. Nur Harias mengambil
2012:32).
G. Kajian Pustaka
1. Sejarah Perkembangan
dari suatu objek, dan biasanya perubahan yang dicari tersebut sesuatu
rupa seperti yang tercanturn dalam senjata trisula pada lambang IPSI,
semua selamat tidak ada yang mendapat malapetaka, baik diri kita sendiri
tersebut antara lain Perisai Putih, Putra Putih, Perpi Harimurti, Perisai
dibagi dalam dua arti yang berbeda. Menurut guru pencak silat Bawean,
(IPSl) mengatakan :
15
teknik yang dipergunakan dalam bersilat. Ciri khas pencak silat yang
dan mengakar di seluruh pelosok tanah air juga menjadi bagian dari
2000:15 ).
serta budi pekertinya. Dalam hal ini, perguruan pencak silat dianggap
1997:97).
ilmu beladiri yaitu pencak silat. Berikut aliran pencak silat yang
terdapat di Indonesia.
a. Merpati Putih
(Rudianto, 1992:1).
juta orang lulusan serta yang masih aktif sekitar 100 ribu orang dan
(Mas Poeng) dan Budi Santoso Hadi Purnomo (Mas Budi) sebagai
b. Tapak Suci
silat juga memiliki ciri khas yang bisa menunjukkan identitas yang
c. Silat Betawi
(Maryono, 2000:13).
silat oleh Hardjo Oetomo dengan nama "Setia Hati Pencak Sport
Club". Aliran "Setia Hati" merupakan aliran yang diciptakan oleh guru
adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang dalam usaha
pelatihannya pada aspek beladiri atau aspek teknis pencak silat dengan
tujuan untuk mernbentuk kemahiran jurus beladiri yang tinggi tanpa atau
luhur. Contoh perguruan yang demikian antara lain pencak silat Cimande,
H. Metode Penelitian
proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa
kisah yang jelas dalam bentuk lisan maupun tulisan dalam buku atau artikel
dari masa lampau dan memang benar-benar apa yang nampaknya demikian,
dan bahwa imajinasinya ditujukan terhadap re-kreasi dan bukan kreasi. Limit-
limit itulah yang membedakan sejarah dari fiksi, puisi, drama, dan fantasi
yang sasaran kajian atau penelitian adalah gejala-gejala sebagai saling terkait
pemilihan topik, (2) pengumpulan sumber, (3) verifikasi ada kritik sumber
dan keabsahan sejarah, (4) interpretasi dan analisis, dan (5) historiogarif
1. Pemilihan Topik
a. Kedekatan Emosional
emosional peneliti terhadap daerah tersebut yang mana peneliti menimba ilmu
Selain itu peneliti juga merasa tertarik dengan sejarah Pencak Silat di Jawa
Timur. Oleh karena itu peneliti menuliskan mengenai Ikatan Pencak Silat Nur
tersebut.
b. Kedekatan Intelektual
peneliti memiliki ketertarikan pada pencak silat yang merupakan seni beladiri
asli Indonesia. Selain itu peneliti juga tertarik dengan kekhasan gerakan dan
dikarenakan Ikatan Pencak Silat Nur Harias ini sendiri memiliki sejarah
panjang dalam pendiriannya. Ditambah lagi Ikatan Pencak Silat Nur Harias
merupakan perguruan yang besar di Jawa Timur yang cukup memiliki banyak
22
murid dan anggota, meski tergolong masih baru namun Ikatan Pencak Silat
2. Heuristik
bahan disebut heristik (heuristik). Orang berusaha untuk sampai pada sumber
lebih dipentingkan daripada yang sudah terjalin menjadi sejarah. Bahan yang
sudah tersusun dalam sejarah sudah terjalin dengan tafsiran dan ulasan,
sehingga tidak murni lagi menjadi bahan. Dalam heuristik sekarang, studi
dalam bentuk ekstenso atau ikhtisar dan penyusunan ilmiah arsip yang
penelitian, maka terlebih dahulu kita harus mengecek apakah data yang kita
perlukan sesuai dengan persoalan yang kita hadapi. Data yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer
bisa didapatkan dari wawancara sementara itu data sekunder diperoleh dari
Sumber primer berarti kesaksian dari seorang saksi atau pelaku dalam
peristiwa tersebut atau pula dengan surat keputusan yang dibuat pada saat itu.
23
Sumber data primer yang digunakan peneliti adalah Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pencak Silat Nur Harias yang ada di pusat
serta anak didik dari Atho’illah Iskandar yang masih ada dan paham tentang
sejarah dari Nur Harias. Daftar prestasi yang dihasilkan oleh IPS Nur Harias
Cabang Surabaya juga dapat menambah sumber primer mulai tahun 1972
hingga 2014.
mata dalam penelitian sejarah. Dalam penelitian ini sumber sekunder yang
murid dari Moh. Atho’illah Iskandar dan menjadi pengurus Ikatan Pencak
Silat Pusat. Penulis mengambil data sekunder berupa pustaka yakni buku
Atho’illah Iskandar)
pertama)
Kritik sejarah terbagi dalam kritik luar dan kritik dalam. Kritik luar
yaitu melukiskan masa lalu berdasarkan bahan yang ada padanya dan
a. Kritik Eksternal
berupa tulisan atau arsip adalah dengan melihat keaslian dari Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pencak Silat Nur Harias, apakah
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga tersebut tersebut benar-benar asli
dari masa awal pembentukan cabang tersebut ataukah itu baru dibuat baru-
baru ini saja. Cara melihat keasliannya dengan mengecek Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pencak Silat Nur Harias tersebut, karena
karakteristik dari tulisan lama tersebut lebih cenderung kusam dan diketik
dengan mesin tik dibandingankan dengan tulisan pada masa kini. Kritik
b. Kritik Internal
melakukan penyeleksian terhadap data yang telah didapat, hal ini dilakukan
data yang valid. Seperti misalnya dalam penelitian ini dalam melaksanakan
kritik sumber internal: bagi sumber lisan yang diperoleh dari hasil
wawancara, peneliti dapat melihat dari penekanan suara, mimik wajah, bicara,
26
ada kesamaan dari hasil informasi dari narasumber lain dan juga hasil
selaku anak pertama dari Atho’illah Iskandar dengan Syahrir Sanja dan Eko
Harianto selaku anak didik Atho’illah Iskandar angkatan pertama dan kedua.
4. Interpretasi
itu, tema pokok kajian merupakan kaidah yang dijadikan sebagai kriteria
dalam menggabungkan data sejarah. Data tidak penting yang tidak berkaitan
merekontruksi peristiwa sejarah, pada tahap ini dituntut kecermatan dan sikap
juga ditekankan dalam tahap ini. Akan tetapi apapun cara yang dipergunakan,
sumber, baik itu sumber primer maupun sumber sekunder yang sudah melalui
pencak silat yang hingga kini berkembang di hampir seluruh wilayah Jawa
Timur. Perintisan Nur Harias ini tidak terlepas dari peran M. Atho’illah
Iskandar serta para tokoh penerusnya. Kiprah IPS Nur Harias ini
besar wilayah di Jawa Timur. Tentu hal tersebut tidak terlepas dari struktur
organisasi besar IPS Nur Harias ini agar amanat-amanat dari pengurus pusat
5. Historiografi
penjelasan yang mengenai hal yang dikaji dalam bentuk tulisan yang
sesuai dengan kajian penelitian. Secara umum hasil penelitian ini ditulis
modifikasi sesuai dengan arahan dosen pembimbing. Selain itu peneliti juga
mendapatkan bantuan dari beberapa rekan dan pengajar atau dosen selain
pemikiran dari peneliti, dengan cara yang seperti itu dapat ditemukan
akan dibahas di bab II. Adapun di bab II juga akan membahas mengenai
keadaan Ikatan Pencak Silat Nur Harias pada masa perintisan dan sejarah
Harias setelah wafatnya guru besar Atho’illah Iskandar dan kiprah para
Harias akan dibahas dalam bab III. Penjelasan mengenai ajaran, tingkatan
pendidikan dan ciri khas gerakan Nur Harias akan dijelaskan dalam subbab
III. Penjelasan gerakan akan lebih baik dari seribu kata-kata, maka sebab itu
penulis akan memasukkan beberapa contoh gerakan khas dari Ikatan Pencak
di Surabaya akan dimasukkan pada bab IV. perkembangan ini akan dilihat
Surabaya pada tahun 1972 hingga 2014 terhadap nilai-nilai pendidikan yaitu
Pada bab V sebagai bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan
Pencak Silat Nur Harias di Surabaya pada tahun 1972 hingga 2014. Selain itu
pada bab ini terdapat saran yang ditujukan kepada peneliti selanjutnya.
30
BAB II
SURABAYA
Belum banyak sumber yang menyebutkan kapan secara pasti pencak silat
itu ada di Indonesia. Para peneliti mengira-ngira pencak silat muncul pada abad
ke-4, ke-7, dan ke-8 Masehi. Demikian pula mengenai siapakah yang pertama kali
pencak adalah gerak dasar beladiri yang teratur dan terikat oleh aturan dan
digunakan sebagai pertunjukan atau latihan. Pencak silat adalah gerak beladiri
yang tinggi disertai perasaan sehingga menjadi gerakan yang efektif dan
Sedangkan silat adalah gerak beladiri yang sempurna, bersumber pada kerohanian
arkeologi di daerah Jawa Tengah dari abad ke-8 Masehi, terdapat relief
pada 732 Masehi oleh kerajaan beragama Hindu Siwa diperintah oleh raja Sanjaya
senjata panah seperti dalam epos Ramayana. Akan tetapi gerakan prajurit ini sulit
ditafsirkan sebagai ilmu beladiri dari Melayu. Banyak ahli berpendapat pada
30
31
pendekar yang yakin bahwa induknya silat Melayu berasal dari Sumatera
2000:43).
seni dan artefak-artefak menunjukkan bahwa sekitar abad ke-8 Masehi, sistem
pertarungan awal ini dan mereka kembangkan menjadi gaya Indonesia. Salah satu
kerajaan besar yakni Sriwijaya di Sumatra, dari abad ke-7 hingga ke-14 Masehi
sesuai dengan situasi dan kondisi alam sekitarnya. Orang yang hidup di dekat
hutan-hutan mempunyai cara beladiri yang khas untuk menghadapi binatang yang
buas yang ada di hutan tersebut. Bahkan mereka juga menciptakan beladiri dengan
meniru-niru gerakan binatang yang ada di dalam sekitarnya, misalnya beladiri yang
langkah kaki yang kuat untuk menjaga agar tidak mudah jatuh selama bergerak di
tanah pegunungan yang tidak rata atau pada tanah yang miring. Oleh karena itu
orang yang berada di pegunungan menciptakan beladiri yang mempunyai ciri khas
32
kuda-kuda yang kokoh, tidak banyak bergerak dan serangan menggunakan tangan
lebih dominan. Sedangkan gerakan tangan lebih lincah, banyak ragamnya, dan
Penduduk yang hidup di daerah berawa, tanah datar, padang rumput biasa
menciptakan beladiri yang lebih banyak memanfaatkan kaki sebagai alat beladiri.
Kelincahan pergerakan kaki biasa digunakan untuk mengecoh lawan sebelum akan
menyerang musuh. Akhirnya setiap daerah mempunyai beladiri yang khas dan
berbeda dengan daerah lainnya, sehingga timbullah aliran beladiri beraneka ragam.
1. Sumatra: teknik kaki dan lengan (Gaya Harimau, Patai, Baru, dan
Kumango)
2. Jawa Barat: teknik tangan dan lengan (Gaya Tjimande, Tjingrik, dan
Mustika Kwitang)
3. Jawa Tengah: harmonisasi dari teknik lengan dan kaki (Gaya Setia Hati)
4. Jawa Timur, Bali, Madura: harmonisasi dari teknik lengan dan kaki
ditambah dengan metode tangkapan (Gaya Perisai Diri, Bhakti Negara, dan
Pamur)
Indonesia memiliki dasar gerakan yang lebih menekankan pada penggunaan kuda-
kuda yang kuat dan rendah. Ciri khas rendahnya kuda-kuda silat Sumatera tidak
gerakan yang sanggup membunuh lawan. Pada daerah pesisir Sumatera, gaya
33
pencak silat menggunakan kuda-kuda yang rendah dan teknik belaan tangan
kuda yang tinggi dan teknik belaan kaki mendominasi. Hal ini seperti pepatah
Minangkabau “Alam takambang menjadi guru” yang berarti alam adalah guru
Salah satu aliran yang terkenal mampu membunuh lawan dengan cepat
adalah pencak silat harimau. Gerakan pencak silat Harimau adalah aliran yang
terilhami pada gerakan Harimau ketika menyerang mangsa dan diturunkan secara
rahasia dan tidak sembarang orang bisa berguru, hanya anggota klan saja yang
diperbolehkan.
Pencak silat Harimau saat ini telah disebarkan secara umum namun
terbatas dan terkontrol. Datuk Edwel Gampo Alam sebagai ketua silat Harimau
yang memberi inisiatif agar silat Harimau disebarkan secara umum agar tetap
lestari sebagai khazanah kekayaan budaya bangsa. Bahkan silat Harimau dikenal
dunia melalui film Merantau dengan Iko Uwais dan Yayan Ruhian sebagai
pemeran pesilat Harimau. Gerakan-gerakan silat Harimau dapat dilihat pada awal
Pencak silat Jawa Barat terkenal akan kecepatan antisipasi dan serangan
tangan untuk menguasai musuh. Penca Jawa Barat dikembangkan oleh suku-suku
lokal dengan norma-norma sosial dan budaya yang spesifik. Bagi mereka pencak
silat adalah bagian dari jalan hidup sehingga diibaratkan seperti “darah dari tubuh
mereka”. Dalam bahasa mereka “penca” atau “maenpo” (dari kata men poho,
yang berarti bermain taktik) sebagai penanda empat gaya utama yakni Cimande,
Cikalong, Timbangan, Cikaret dan semua teknik yang diambil/ diilhami oleh
34
dominan pada gerakan tangan. Gan Salim Alkatiri adalah pencipta Maenpo
Peupeuhan dan mulai menyebarkan kepada pejuang muda Bandung di awal tahun
1940. Aliran Maenpo Peupeuhan merupakan perpaduan dari aliran Sabandar dan
Cikalong dari Cianjur. Teknik yang penting dan terkenal adalah Ibing yang
diciptakan oleh anaknya, Adung Rais pada awal tahun 1970-an. Ibing adalah
teknik pencak silat yang digunakan sebagai seni yang diiringi oleh petikan kecapi
dan suling khas Jawa Barat. Pertunjukan Ibing Maenpo Peupeuhan pernah muncul
di TV lokal Bandung.
Penca sebagai seni (ibing) telah dijadikan sumber inspirasi untuk tari-
tarian Sunda seperti jaepongan, ketu’tilu, dombret, dan cikeruhan dan juga tarian
penca” yang khusus untuk mengiringi penampilan penca dan terdiri dari dua set
drum (gendang anak dan kulantir), sebuah terompet (tetet), dan sebuah gong
(Maryono, 1999:2).
Sangat berbeda dengan di Jawa Timur dan Jawa Tengah, Suku Jawa secara
beberapa aliran pencak silat tradisional seperti Merpati Putih, Persaudaraan Setia
Hati Terate, Tapak Suci, dan lain sebagainya. Atraksi-atraksi seperti memecahkan
beton, balok es, dan besi aspek ilmu kebatinan tersebut sangat mendominasi.
pada abad ke-15 dan ke-16. Di dalam keraton, pencak silat bertransformasi dari
bentuk tersebut pada akhirnya menyebar keluar dinding keraton yang mana
Dari berbagai gaya pencak silat tersebut sangat dimungkinkan untuk saling
dengan aliran lainnya. Walaupun demikian gaya dasar dari aliran pencak silat
ilmu beladiri yang mahir, serta ditunjang dengan persenjataan yang lengkap akan
keemasannya sangat kuat dan tangguh dipimpin oleh raja Hayam Wuruk dengan
berkembang pesat, sehingga pada waktu itu hanya berkembang di pinggiran kota.
Banyak pahlawan nasional yang tangguh dalam ilmu beladiri pencak silat namun
belum ada persatuan dan kesatuan antar daerah satu dengan daerah lainnya.
Dimulai dengan adanya kesadaran politik baru pada awal abad ke-20 dan
peranan desa dan dibentuknya polisi desa. Memiliki pengaruh pada pola
pengajaran silat pada masa itu, silat sudah mulai diajarkan di sekolah-sekolah dasar
(Maryono, 2000:23).
Lain halnya pada penjajahan Jepang, pencak silat mendapat tempat untuk
bangsa dalam melawan penjajah baik Belanda maupun penjajah Jepang. Hal ini
melawan penjajah. Kemahiran ilmu beladiri pencak silat ini terus dipupuk guna
37
pencak silat pada waktu itu sibuk untuk menggembleng tentara dan rakyat, di
untuk beribadah juga digunakan untuk latihan beladiri pencak silat. Sebagai
contoh perang fisik bulan Nopember tahun 1945 di Surabaya dalam melawan
sekutu, banyak menampilkan pejuang yang gagah perwira dari Pondok Pesantren
Dari hasil yang diperoleh para pemimpin bangsa dan para pendekar pada
waktu itu menyadari bahwa pelajaran pencak silat berhasil memupuk semangat
juang dan menggalang persaudaraan yang erat. Oleh karena itu setelah proklamasi
kemerdekaan tahun 1945 dimana Belanda melancarkan lagi agresinya dua kali,
maka pencak silat dimanfaatkan lagi secara maksimal guna menghadapi serangan
Belanda. Pada masa pemberontakan politik PKI Madiun, dan Darul Islam atau
DI/TII, kemahiran beladiri pencak silat digunakan lagi dengan strategi Pagar
Betis, yaitu pengepungan pemberontak oleh para tentara bersama rakyat yang
Lahirnya Ikatan Pencak Silat Nur Harias tidak lepas dari perkembangan
dunia silat di Indonesia. Pencak silat yang semula hanya berkembang di kalangan
maupun antar aliran pencak silat. Dari situlah pendiri Ikatan Pencak Silat Nur
silaturrahmi baik melalui masjid atau surau maupun melalui pencak silat
khususnya Nur Harias yang Insyaallah tidak melenceng dari ajaran Al-Quran.
Pada tahun 1969 Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) memang sudah ada,
namun masih menutup diri karena falsafah dasar silat adalah tidak boleh pamer,
sombong dan warga silat bersembunyi untuk melakukan latihan. Namun pada
kenyataannya antar anggota dari aliran-aliran tersebut sering terjadi benturan fisik.
Maka dari itu H. M. Atho’illah Iskandar ingin mendirikan sebuh perguruan yang
Perguruan Pencak Silat Nur Harias dilahirkan oleh seorang dosen ilmu
Mei 1972. Pak Athok, demikian pendekar pendiri ini biasa disapa, mendirikan
menjadikan Bhinneka Tunggal Ika-nya segenap aliran dan beladiri nasional yang
persilatan. Hal ini dikarenakan beliau selain sebagai pendekar silat berkharisma,
tegap, dan gagah juga seorang pengajar di IKIP Surabaya (lihat foto 2.1).
pencak silat di berbagai daerah. Tokoh pendiri Ikatan Pencak Silat Nur Harias
adalah seorang veteran marinir berpangkat Mayor, tercatat sebagai atlit Dasa
Lomba PON di Medan dan menghabiskan waktunya sebagai pendidik dan pernah
pencak silat dari berbagai aliran yang ada di Indonesia. Seperti Mataram kuno,
Silat Melayu, Minang, dan Gayo. Hal ini dijelaskan oleh Eko Hariyanto selaku
“Latar belakang dari Nur Harias ini adalah berangkat dari Kasultanan
Mataram, beliau setidak-tidaknya ada sebuah unsur pencak silat yang
40
dibawa dari Kasultanan Mataram. Sampai pada suatu saat beliau ini
mengembara ke... ada tugas dari Departemen Pendidikan yang tugasnya itu
adalah ke arah Sumatera Utara. Dari bekal itu sebenarnya beliau terus
mengembangkan aliran Nur Harias ini” (wawancara, Jumat 20 Februari
2015 pukul 16.10)
“Nur Harias sendiri itu suatu aliran selektif yang diciptakan oleh beliau
diambil dari beberapa aliran, baik aliran silat Melayu yang ada di
Indonesia maupun dari wilayah-wilayah asing yang masuk, melebur, dan
berakulturasi dengan beladiri Indonesia..... Beliau (M. Atho’illah Iskandar)
menguasai aliran silat semua yang ada di Indonesia, karena beliau mantan
tentara yang bertugas pindah dari satu daerah ke daerah yang lain selalu
mencari induk-induk silat yang ada di daerah tersebut. Yang terlama di
Sumatera Utara yang dikenal dengan silat Gayo. Beliau masuk ke daerah
Minang hingga silat Jawa beliau bisa semua” (wawancara, Sabtu 21
Februari 2015 pukul 17.11)
menerangakan bahwa Atho’illah belajar dari beberapa guru dan aliran yang
mutasi dari militer dan menjadi dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan IKIP Surabaya
mengajar mata kuliah pencak silat dan ilmu filsafat. Selain menjadi dosen,
kegiatan sebagai takmir masjid, Atho’illah juga mengajarkan ilmu pencak silat
yang dikuasai.
41
pencak silat terlahir dari jalur pendidikan agar lebih mudah mengembangkannya.
terjadi di luar sekolah dimana pada saat latihan akan bersifat musiman
(wawancara tanggal 4 April 2015, pukul 13.30). Dari aturan yang mengikat itu
dimanfaatkan oleh Atho’illah Iskandar agar anggota yang cocok dengan Nur
Harias sampai kapanpun akan tetap menjadi anggota, tidak ada unsur paksaan atau
sebagai agama beliau yang juga tidak pernah memaksa seseorang masuk ke Nur
Harias.
orang yakni Syahrir Sanja, Alfiah Kawaru (Alm), Rumiah, Pratiwi, dan Hermin.
Iskandar mendirikan sebuah perguruan yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Nur
Harias (wawancara, Sabtu 21 Februari 2015 pukul 17.11). Dalam Anggaran Dasar
Ikatan Pencak Silat Nur Harias pasal 2 dijelaskan bahwa Nur Harias didirikan
pada tanggal 7 Mei 1972 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
Nama Nur Harias mempunyai arti yaitu, Nur: cahaya dan Harias: padi
unggul, yang memakai prinsip ilmu padi yakni semakin berisi makin merunduk.
Tujuan awal didirikannya Nur Harias adalah pengebangan Islam lewat pencak
silat (syiar). Ikatan pencak silat Nur Harias berkantor pusat di Surabaya dan telah
Ada empat aspek utama dari pencak silat Nur Harias yaitu aspek beladiri,
aspek olahraga, aspek seni dan budaya dan aspek pendidikan. Ikatan pencak silat
42
Nur Harias berkeyakinan bahwa apabila keempat aspek tersebut dikelola secara
baik akan timbul suatu aspek yang universal yaitu kehidupan. Melalui pencak silat
ikatan pencak silat Nur Harias berusaha menciptakan suatu sistem pendidikan
berefleksi dan relevan dengan kehidupan nyata sehari-hari yang kesemuanya itu
Atho’illah Iskandar
bahwa beladiri tetap populer meskipun mengalami persaingan ketat dari beladiri
yang berasal dari luar negeri seperti karate, judo, dan taekwondo. Tempat latihan
penduduk kota yang mengikuti pelatihan untuk menjadi juara, menjaga kesegaran
terhadap pencak silat sangat besar. Hal ini juga terjadi di dalam Ikatan Pencak
Silat Nur Harias pada masa Moh. Atho’illah Iskandar. Dari lima murid
berkembang menjadi sekitar 500 orang pada tahun pertama. 500 murid tersebut
merupakan gabungan aliran silat tradisional yang ada di Surabaya, Gresik, dan
sekitarnya.
lahir di Solo, 25 Juli 1927 dan wafat di Surabaya 31 Januari 1996. Atho’illah
adalah putra seorang pedagang berdarah biru dengan keturunan Indo-Jerman dari
43
ibu Hj. R.A. Siti Khodijah Fischer dan ayah M. Saleh Nur dari Persia. Atho’illah
menjalin silaturrahmi antar anggota dan keluarga aliran silat yang lain. Atho’illah
sendiri juga menyusun peraturan pertandingan olahraga pencak silat dan senam
silat guna memperkecil persaingan antar perguruan silat atau aliran akibat
egoisme perguruan. Pusat dan satu-satunya cabang sebelum tahun 1980 adalah di
dan bergabung ke Nur Harias. Calon muridlah yang harus mendatangi langsung
berjalan lambat. Akan tetapi dua murid Atho’illah Iskandar yakni Eko Hariyanto
dan Djarkoni diberi keleluasaan untuk mengenalkan Ikatan Pencak Silat Nur
Harias dengan masih dalam pengawasan Atho’illah. Eko Hariyanto dan Djarkoni
diminta oleh TVRI untuk tiap hari Minggu itu muncul secara rutin itu.
di TVRI itu supaya dikenal oleh masyarakat sekitar, itu telah mulai terbuka dan
Akhirnya ada beberapa yang bisa dikembangkan yang pertama ada di Ketintang
yang kedua ada di Madrasah semacam cikal-bakal Pagar Nusa, itu termasuk
binaan dari Nur Harias. Semakin berkembang akhirnya ada cabang di SMP 15
bagi para pendiri perguruan dan Ikatan Pencak Silat Indonesia. Hal ini
yang ada di Jawa Timur dan sebagai dewan pendekar dunia. Atho’illah Iskandar
Pencak Organisasi, Pagar Nusa dan lain sebagainya. Bahkan Atho’illah mengirim
atlit Ikatan Pencak Silat Nur Harias untuk dijadikan atlit dari Pagar Nusa.
45
Ikatan Pencak Silat Nur Harias cabang Sampang sekaligus salah satu anak didik
“Bapak Atho’ sebagai salah satu pelatih awal Pagar Nusa bahkan
mau ditunjuk sebagai ketua. Akan tetapi beliau menolak karena
sudah punya NH maka disarankan kepada Gus Maksum.”
(wawancara, Sabtu 21 Februari 2015 pukul 17.11)
Menggunakan metode dakwah dalam pencak silat adalah hal yang lumrah bagi
sebagian besar pencak silat yang ada di Indonesia. Para muballigh zaman praIslam
tidak jarang menggunakan beladiri sebagai sarana penyebaran Islam yang ampuh.
Melalui pencak silat, dakwah yang diterima diharapkan bebas dari hambatan baik
mencapai suatu tujuan tertentu, tujuan ini dimaksudkan untuk memberi arah atau
pedoman bagi gerak langkah kegiatan dakwah. Sebab tanpa tujuan yang jelas
maupun banyak orang. Indonesia sebagai negara dengan pemeluk agama Islam
bertahan dari tekanan luar maupun dari dalam. Salah satunya melalui pencak silat
46
yang merupakan beladiri asli Indonesia. Oleh muballigh pencak silat dapat
Meskipun Ikatan Pencak Silat Nur Harias adalah jalur dakwah dan pencak
beragama lain selain Islam untuk belajar pencak silat. Hal ini diterangkan oleh
Eko Hariyanto:
kenaikan tingkat bagi para muridnya. Para murid diwajibkan membaca syahadat
apabila hendak menerima ilmu pada tahapan tertentu. Metode lainnya yakni
mewajibkan anggota Ikatan Pencak Silat Nur Harias agar selalu berada pada
ajaran agama Islam. Semua ajaran agama Islam sudah ada di dalam kode etik
Setelah para murid Atho’illah lulus, masing-masing dari mereka ada yang
Syahrir Sanja mengajarkan Nur Harias SMAN 4 Malang, Djarkoni di SMPN 11 &
32 Surabaya, dan bahkan Eko Hariyanto mampu membawa Nur Harias masuk
Meskipun Ikatan Pencak Silat Nur Harias tergolong masih baru, namun
mampu melahirkan juara dunia pencak silat di dalam diri Djarkoni. Prestasi yang
47
diraih Djarkoni antara lain, pada event PON XI tahun 1985 meraih juara I.
Kejuaraan pencak silat dunia Kualalumpur Malaysia pada tahun 1987 dengan
meraih peringkat II disusul pada tahun 1991 di event kejuaraan pencak silat dunia
di Brunei Darussalam meraih gelar juara (Arief, 2012:34). Tahun 1995 susunan
kepengurusan berubah yang semula antara Pendekar Utama dan Ketua Umum
menjabat sebagai Pendekar Utama dan Alfiah K. Waru menjadi Ketua Umum dari
tahun 1995 hingga digantikan oleh Arif Suyono pada tahun 1999.
keluarga ada pertentangan apakah pihak keluarga atau orang lain yang
Oleh karena orang lain boleh meneruskan maka muncullah nama Eko
Hariyanto dan Djarkoni sebagai calon penerus Atho’illah Iskandar. Namun Eko
Hariyanto menolak karena kesibukan menjadi dosen IKIP Malang menyita waktu
dan tenaga. Begitu pula dengan Djarkoni menolak dengan alasan kesibukan
dicari orang yang bisa untuk membawai Nur Harias ini supaya jalurnya itu tetap
Jombang yang memegang jabatan dari tahun 2003 hingga saat ini (lihat foto 2.3).
Hingga pada saat Munas di Malang tahun 2013 masih Imam Suhardi yang
menjabat sebagai ketua Ikatan Pencak Silat Nur Harias dua periode. Pusat
pendiri dari cabang tersebut merupakan alumni IKIP Malang dan IKIP Surabaya
Harias di Sumenep tahun 1994, , Imam Suhandi dari Jombang, Solichul dari
Trenggalek, Abdur Razak di Mojokerto tahun 2008, Rova dari Tuban tahun 2009,
dan yang terbaru Muhyi di Gresik pada tahun 2014. Orientasi silat sebagai syiar
Prestasi pencak silat Nur Harias tidak berhenti sampai di situ saja. Pada era
prestasi di tingkat daerah maupun nasional. Mereka antara lain Bambang Dodik
dan Fready Abinuko yang telah mewakili UNESA di kejurnas antar mahasiswa.
Di pertandingan antar pelajar perguruan Nur Harias juga meraih prestasi yang
telah diraih oleh M. Fathurrahman dari SMP 15 Surabaya pada kelas 1 putra saat
event P2SP yang berlangsung pada akhir tahun 2011 (Sosiawan, 2012:34).
mendapat tantangan dan cobaan. Namun pada akhirnya Nur Harias mampu
melewati ujian tersebut dan tetap eksis di dunia persilatan. Tantangan yang
dihadapi oleh para pengembang ialah tantangan dari perguruan lain yang hendak
menghalang-halangi atau bahkan menuduh Ikatan Pencak Silat Nur Harias adalah
“Yang selama ini saya masuk, suara-suara sumbang memang ada. Kalau
buka perguruan itu pasti akan diganggu. Tetapi saya punya keyakinan
kalau NH berangkatnya baik, maka tahun 1989 saya memberanikan diri
untuk membuka (NH). Setelah berjalannya waktu tetap kita menjaga
hubungan dengan perguruan-perguruan lain. Bahkan kita selalu
memberikan solusi yang terbaik dengan perguruan lain.” (wawancara,
Jumat 20 Februari 2015 pukul 16.10)
dirinya diserang oleh sebagian besar pencak silat yang ada di Sampang. Namun
di Kabupaten Sampang adalah yang terpesat diantara cabang yang lain. Khusairi
juga dituduh sesat dan mengajarkan syirik oleh beberapa kyai Sampang. Namun
hal tersebut dapat diatasi dengan membuka semua ajaran Ikatan Pencak Silat Nur
50
Harias yang memang semua amalan, ajaran, dan perbuatannya sesuai dengan
Untuk membina silaturrahmi yang lebih erat lagi, maka para penerus
mengadakan suatu kompetisi yang bernama Nur Harias Cup (lihat tabel 2.1). Nur
Harias Cup mempertandingkan kategori tanding dan seni bagi seluruh cabang
Ikatan Pencak Silat Nur Harias. Latihan alam dan kenaikan sabuk juga dijadikan
wadah pengenalan antara pengurus pusat dengan daerah agar silaturrahmi tetap
satu tahun.
Foto 2.4 Alfiah K. Waru dalam acara Invitasi Nur Harias Cup 14 Februari
1988 Malang
(Sumber: Arsip IPS Nur Harias Surabaya, 1988)
penyamaan tekhnik dan ajaran Ikatan Pencak Silat Nur Harias. Hal ini dijadikan
51
sebagai wadah silaturrahmi antar cabang dan pengurus pusat. Dari Munas tersebut
juga ditentukan kepengurusan Ikatan Pencak Silat Nur Harias yang terbaru.
SURABAYA
Pada Anggaran Dasar Nur Harias bab II pasal 4 berbunyi Nur Harias
1945. Dengan menggunakan kedua asas tersebut semua kegiatan Ikatan Pencak
Silat Nur Harias haruslah tunduk dan patuh pada aturan pemerintah. Pasal 5 pada
adalah:
1. Membentuk warga Nur Harias menjadi warga negara Indonesia yang taqwa,
2. Memberi tuntunan, haluan, dan pedoman hidup kepada warga Nur Harias
52
53
1. Silaturahmi/persaudaraan
2. Menghindari permusuhan
3. Pantang surut
4. Menguasai lawan
6. Getap
menerima/melawan/mengadu kekuatan)
1. Tenang
2. Waspada
4. Mapan
Ikatan Pencak Silat Nur Harias memiliki motto “Hidup tanpa takut, mati
tanpa sesal”. Pesilat Nur Harias diwajibkan untuk tidak pernah gentar mengatakan
54
yang benar, musuh jangan dicari, bertemu musuh jangan lari, musuh lari kita
berhenti. Anggota Nur Harias juga harus melindungi dan memberi maaf kepada
musuh yang tidak berdaya. Ketika berada di gelanggang, prinsip terseebut harus
benar-benar diterapkan seperti tidak menyiksa lawan yang telah sekarat atau lebih
Komando tertinggi dalam Ikatan Pencak Silat Nur Harias berada di tangan
Ketua Umum. Semua keputusan baik ranting, cabang maupun pusat harus dengan
Tugas dari ketua umum Ikatan Pencak Silat Nur Harias ialah:
2. Mewakili Ikatan Pencak Silat Nur Harias ke dalam dan keluar sesuai dengan
3. Memelihara hubungan yang erat dengan Perguruan Pencak Silat, IPSI, dan
beladiri lainnya .
4. Memimpin rapat-rapat Panitia Pusat Ikatan Pencak Silat Nur Harias dan rapat-
rapat lainnya sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, dan Anggaran Rumah
Di bawah ketua umum ada ketua I dan II sebagai perwakilan ketua apabila
berhalangan hadir dalam tugas ketua dan menjalin hubungan dengan dewan
pendekar, para ketua bidang dan sub bidang dan sekretaris umum. Jabatan
departemen (bidang-bidang).
Bidang-bidang yang ada di dalam Ikatan Pencak Silat Nur Harias adalah:
keanggotaan.
4. Koordinator Pendekar:
5. Kabid Pendidikan:
kurikulum.
6. Kepelatihan:
pencak silat.
7. Perwasitan/ Penjurian:
8. Mental Spiritual:
dana.
57
KETUA I & II
SEKRETARIS
PERWASITAN/
PENJURIAN
ANGGOTA
Dalam Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pencak Silat Nur Harias pasal 12
berikut:
Agung
58
Islam sebagai contoh poin pertama yakni mengabdi kepada Allah SWT, yang
kedua patuh pada pimpinan, dan yang ketiga berbakti kepada orangtua
(wawancara, Jumat 20 Februari 2015 pukul 16.10). Poin yang dimaksud adalah
lima janji anggota Nur Harias yang disebut dengan Panca Prasetya Nur Harias:
Sebagai pencak silat Islam, Ikatan Pencak Silat Nur Harias mengedepankan
pada pengabdian terhadap Allah SWT. Seluruh ajaran yang tidak sesuai
dengan perintah dan anjuran Tuhan melalui Al-Quran dan Al-Hadist dilarang
untuk dilakukan oleh setiap warga Nur Harias. Pada tingkatan tertentu,
Sebagai warga Nur Harias pantang untuk melawan perintah yang benar dari
Orangtua adalah tuhan yang nampak bagi kita di dunia. Tanpa doa restunya
segala sesuatu tidak akan terwujud. Guru sebagai pengganti orangtua disaat
kita menimba ilmu. Tanpa sosok guru kita tidak akan bisa melakukan apapun.
59
yang dilarang oleh agama. Apabila kita melaksanakan keduanya maka ridlho
agar kita mengambil segala sesuatu yang baik dan membuang jauh yang
buruk.
Ketika kita telah menjadi warga Ikatan Pencak Silat Nur Harias seutuhnya,
mengenal suku, ras, dan golongan. Dengan begitu akan tercipta harmonisasi
di dalam organisasi agar Nur Harias tetap jaya kedepannya (AD/ ART IPS
Silat Nur Harias sehingga kesan yang ditimbulkan baik. Anggota Ikatan Pencak
Silat Nur Harias juga diwajibkan menjaga hubungan dengan beladiri dan pencak
silat yang berbeda aliran. Anggaran Rumah Tangga IPS Nur Harias pasal 11
menjelaskan Nur Harias merupakan suatu paguyuban yang gotong royong dalam
suka dan duka. Setiap saat anggota Nur Harias terbuka pintu hatinya untuk saling
dari bentuk, corak, isi, dan tujuan pendidikan pencak silatnya (lihat gambar 3.1),
yaitu:
2. Latar belakang/dasar. Hitam: kekal abadi, tahan uji, menimbulkan yang haq.
3. Enam batang dan daun padi berwarna hijau, berbuah 21 butir berwarna
kuning: ilmu padi makin berisi makin merunduk. Enam batang daun: enam
dasar kepercayaan agama Islam yakni Rukun Iman. Warna hijau berarti lurus,
benar, dan baik. 21 butir padi berarti suka menolong, membela yang lemah,
bijaksana.
d. Putih: sempurna.
5. Bintang lima di ujung berwarna putih adalah lambang Nur Illahi yang
Pada masa awal perintisan Ikatan Pencak Silat Nur Harias, Atho’illah
Iskandar tidak ingin ajaran pencak silatnya tersebar dengan liar. Atho’illah
menginginkan agar orang atau calon muridlah yang harus mencarinya sendiri.
kuantitas.
Keanggotaan Ikatan Pencak Silat Nur Harias bersifat tunggal dan aktif.
pencak silat lain. Perangkapan keanggotaan dengan organisasi beladiri lain (bukan
Ikatan Pencak Silat Nur Harias mengenal tiga jenis keanggotaan yakni:
1. Anggota biasa ialah mereka yang telah memenuhi persyaratan sebagai anggota
2. Anggota khusus ialah mereka yang menjadi anggota karena simpati kepada
Nur Harias akan tetapi tidak ingin mendapatkan pembinaan teknis (misal:
b. Penasehat
c. Pembina
Pada saat ini, metode perekrutan anggota Ikatan Pencak Silat Nur Harias
melalui jalur pendidikan sebagai jalan yang utama. Hal ini dikarenakan sebagian
besar pelatih Ikatan Pencak Silat Nur Harias berasal dari kalangan guru khususnya
Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Bahkan pelatih Ikatan Pencak Silat Nur
Harias juga berasal dari kalangan dosen Universitas Negeri di Jawa Timur.
Setiap enam bulan sekali setiap anggota berhak mengikuti ujian kenaikan
tingkat dan sabuk apabila persyaratan usia, teknik dan perilaku telah terpenuhi.
Setiap setahun sekali pengurus Ikantan Pencak Silat Nur Harias mengadakan
latihan alam dan kenaikan tingkat di tempat yang berbeda. Bagi anggota yang
telah disahkan untuk naik tingkat akan mendapatkan sertifikat dan berhak
adalah:
63
Ikatan Pencak Silat Nur Harias menerapkan ujian kenaikan tingkat bagi
didapat. Tingkatan pendidikan yang ada di Ikatan Pencak Silat Nur Harias sebagai
berikut:
a. Pembekalan sikap
1) Salam
3) Duduk
4) Kuda-kuda
b) Belakang d) Silang
b. Pembekalan gerak
3) Serangan dasar
64
4) Langkah
a) Lurus c) Zig-zag
c. Pembentukan Fisik
1) Senam 4) Sprint
3) Jatuhan 6) Berkemah
d. Pembentukan Rohani
1) Berdoa 4) Sholat
2) Tafakur 5) Ceramah
a. Pembentukan Sikap
b. Pembagian Gerak
2) Tangkisan kaki
4) Serangan:
b) Kaki ganda
6) Senam silat
c. Pembentukan Jasmani
3) Jatuhan
d. Pembentukan Rohani
2) Tafakur 5) Sholat
a. Jurus I
b. Jurus II
c. Jurus III
d. Jurus IV
a. Jurus G
e. Supit belakang
f. Panggang ayam
g. Sangkul kanan
h. Bungkus
i. Supit udang
anom
f. Kuda binal
g. Sapu jagad
h. Jurus kaki
2) Tongkat
(sumber: Arsip UKM Pencak Silat Nur Harias Unesa tahun 2014)
Pada tingkat sabuk hitam, anggota Nur Harias mempunyai hak untuk
anggota untuk menjadi asisten pelatih dalam setiap latihan. Pada tingkat sabuk
biru seseorang sudah bisa mengajarkan semua ilmu pencak silat dan Nur Harias
menguasai bahan, tugas yang diberikan. Secara umum tingkat keempat dapat
dicapai dalam waktu empat tahun jika pertimbangan umur dan mental terpenuhi.
2. Ketahanan jasmani
3. Teknik beladiri:
a. Tangan kosong
b. Dengan senjata
4. Pencak silat
7. Seni gerak
9. Perwasitan
berikut:
1. Hindaran/ elakan
3. Tolakan
4. Tangkisan
69
6. Serangan
Methodik latihan:
2. Latihan inti:
d. Koreksi, diskusi
3. Latihan pembentukan
Harias tidak boleh menyimpang atau bertentangan dengan prinsip, sistem dan
metode Nur Harias. Teknik dan materi pembinaan yang baru harus mendapatkan
1. Salam perguruan
Salam perguruan adalah awalan pembukaan ketika akan latihan atau ketika
akan memulai pertandingan pencak silat. Setiap perguruan pencak silat memiliki
ciri khas tertentu dalam salam perguruan masing-masing. Begitu pula Ikatan
Pencak Silat Nur Harias yang memiliki salam perguruan tersendiri yang dibuat
oleh pendiri Moh. Atho’illah Iskandar. Berikut urutan gerakan salam perguruan
memohon kepada Allah swt. Makna gerakan ini adalah memohon kepada
mata mengikuti gerakan tangan yang akan menutup. Makna gerakan ini
adalah memasukkan semua rahmat dan ridho Allah swt ke dalam diri
gerakan ini adalah sebagai anggota Nur Harias harus selalu waspada akan
posisi semula. Posisi tangan tetap slewa dan posisi kaki mengikuti arah
kaki sempok. Makna gerakan ini adalah belajar dari alam sekitar dan
sebagai manusia ketika jaya tidak boleh sombong, karena tidak selamanya
depan dada seperti foto 3.6. Makna gerakan ini adalah manusia berasal
dari tanah dan ketika sang khalik memanggil maka raga ini akan kembali
h. Langkah terakhir adalah posisi kaki simpuh dengan posisi tangan di atas
paha dan arah mata menuju ke tanah. Pada posisi ini pesilat harus hening
dan berdoa agar proses latihan atau pertandingan berjalan dengan lancar
2. Sikap Pasang
pertandingan atau pertarungan. Ikatan Pencak Silat Nur Harias memiliki 12 sikap
pasang dengan ciri khas kuda-kuda yang rendah kecuali pasang garuda dan selalu
bergerak maju. Berikut rangkaian sikap pasang Ikatan Pencak Silat Nur Harias:
Sikap yang digunakan yakni kedua tangan dalam posisi slewa, arah kaki
serong 45° dan menggunakan kuda-kuda kiri depan. Kegunaan sikap ini
foto 3.10).
b. Sikap pasang yang kedua adalah Banteng. Dari posisi Prasaja, kaki kanan
ditarik sehingga hampir lurus dengan kaki kiri sehingga beban yang
awalnya bertumpu pada kaki kiri menjadi seimbang antara kaki kiri dan
kaki kanan. Sikap tangan kiri tetap slewa namun tangan kanan
membentuk dua gerakan. Ketika pada posisi pasang Banteng, kaki kanan
menutup pada kaki kiri lalu membentuk kuda-kuda samping kanan dan
posisi tangan berubah menjadi posisi tebah kanan. Tumpuan badan berada
d. Sikap pasang kelima adalah tapak liman. Proses gerakannya yakni dari
adalah kanan belakang sehingga beban bertumpu pada kaki kanan. Posisi
tangan yang awalnya slewa berubah menjadi seperti pada gambar 3.14.
pada posisi ini pesilat berada dalam posisi siap menerima serangan disertai
f. Sikap pasang ketujuh adalah Ratu Kalinyamat. Dari posisi sikap pasang
Mawar kaki kiri melangkah maju melalui belakang kaki kanan dengan
seimbang antara kaki kanan dengan kaki kiri. Posisi tangan membuka
seperti pada foto 3.16. pada posisi ini kaki kanan dapat digunakan sebagai
dilanjutkan dengan berputar ke arah kiri lalu tangan kiri digunakan untuk
menepis serangan yang ada di arah depan dan samping. Tangan digunakan
78
untuk melindungi serangan kepala yang datang dari arah depan. Pada
posisi ini pesilat dapat mengantisipasi serangan dari arah samping baik
h. Sikap pasang kesembilan adalah Putri Malu. Proses gerakanya dari posisi
memberikan sedikit celah agar dapat melihat serangan yang datang dari
arah depan. Tangan kanan menggunakan sikap slewa (lihat foto 3.18).
kuda rendah layaknya sikap pasang yang lain. Proses gerakannya dengan
cara menarik kaki kiri dari posisi pilin hingga atas rata-rata air
(membentuk sudut siku-siku). Sikap tangan dapat dilihat pada foto 3.19
cara menarik kaki kanan hingga menyentuh kaki kiri dilanjutkan dengan
3. Tangkisan
Nur Harias:
a. Tangkisan Mawar
dari serangan lawan. Tangan kanan melakukan tangkisan dan tangan kiri
Posisi tangan hampir sama dengan tangkisan mawar (lihat fot 3.23).
perkenaan pada lengan dan diarahkan keatas kepala sehingga kepala bisa
Tangan kiri harus siap mengantisipasi serangan dari arah depan (lihat foto
3.25).
e. Tangkisan Halilintar
ke samping atau mengarah keluar dari badan. Posisi badan agak miring,
tangan kanan melakukan tangkisan dan tangan kiri berada di depan dada
f. Tangkisan Kipas
dalam tubuh. Posisi tangan juga selalu siap melakukan antisipasi gerakan
h. Tangkisan Langit
i. Tangkisan Air
Tangkisan ini bisa juga disebut dengan sikut belakang, dengan posisi
Posisi kaki kuda-kuda kanan depan dan kedua tangan menyilang sebagai
antisipasi serangan dari atas. Perkenaan terjadi tepat di titik silang tangan
serangan dari arah depan. Tangan kanan membuang serangan ke arah luar
tubuh dan tangan kiri melindungi anggota badan bagian atas (lihat foto
3.33).
arah depan dan membuang serangan ke arah dalam. Dari posisi rajawali,
kedua tangan dalam keadaan tebah dan menangkis serangan dari depan,
atas dengan menggunakan kedua tangan sebagai alat penahan. Sikap kaki
pada sikap pasang. Perbedaan terjadi pada kedua tangan rapat yang
Tangkisan ini merupakan antisipasi serangan dari kedua sisi dengan kaki
dari kedua sisi dan lutut kaki kanan menyerang bagian ulu hati musuh
Tangkisan ini apabila ada serangan kaki dari arah samping. Kedua tangan
pada posisi wau-wau dan kaki menggunakan kuda-kuda kiri depan. Kaki
EDUKASINYA
Surabaya sebagai Ibukota Provinsi Jawa Timur telah memiliki perguruan pencak
silat yang lain misalnya Perisai Putih, Perisai Diri, Tapak Suci Muhammadiyah,
Pencak Organisasi, PSHT, dan lain sebagainya yang notabene lebih dahulu ada di
Kota Pahlawan ini. Berkat kharisma dari Atho’illah Iskandar pencak silat Nur
bahkan nasional. Pada perkembangan selanjutnya Ikatan Pencak Silat Nur Harias
sekarang ini citra (image) pencak silat sedang terus meningkat. Bersamaan dengan
itu, tidak ada lagi suara yang meremehkan atau merendahkan pencak silat.
(Notosoejitno, 1997:176)
90
91
Atho’illah Iskandar adalah salah satu pencetus IPSI di Jawa Timur yang
para pendekar pesisir Jawa Timur. Ketika akan menciptakan peraturan pencak
Pencak Silat Nur Harias di sebuah masjid di Jalan Kawung, Surabaya. Selain itu
pencak silat masuk lagi dalam acara lomba karena belum berhasil dianggap
sistem peraturan yang diciptakan oleh Study Group, sebuah kelompok informal
Waspodo dan Rachmadi Djoko Suwignjo di bawah payung IPSI, yang kemudian
hari akan menjadi sebuah perguruan dengan nama lengkap Keluarga Pencak Silat
Study Group juga mendapatkan dukungan dari Atok Iskandar, dosen IKIP
sekali karena satu-satunya cabang hanya ada di Surabaya hingga tahun 1980 ya
Surabaya. Meskipun hanya satu ranting namun murid dari Atho’illah tersebar
Nur Harias tidak dapat berkembang secara luas pada awal perintisan
karena Atho’illah lebih mementingkan urusan umum dalam hal ini IPSI demi
akhirat nanti.
meresmikan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Ikatan Pencak Silat
Nur Harias yang pertama. AD/ART Nur Harias memuat aturan-aturan, jati diri
Atho’illah Iskandar serta Mars Ikatan Pencak Silat Nur Harias (lihat lampiran I
93
AD/ART). Berdasarkan Anggaran Dasar Nur Harias bab II pasal 4 berbunyi Nur
Indonesia 1945 maka organisasi ini telah legal dan berhak menjalankan roda
Indonesia.
Sanja selaku salah seorang dari lima murid pertama Atho’illah Iskandar. Syahrir
Sanja menyatakan bahwa setelah masuknya beberapa perguruan silat yang ada di
pedalaman, bertambah banyak lagi dalam kurun waktu dua tahun (1972-1974)
yang paling banyak bergabungnya perguruan berasal dari pedalaman daerah Jawa
Timur. Jumlah murid pada periode awal menurut Syahrir Sanja kurang lebih 500
dalam hal ini karena Atho’illah adalah pendekar yang bergerak dalam keilmuan
dan memang sudah teruji kependekarannya baik di wilayah Surabaya, Jawa Timur
bahkan Nasional.
menjadi 9 jurus wajib Nur Harias. Hanya sembilan jurus tersebut yang diajarkan
oleh Atho’illah Iskandar kepada para muridnya. Beberapa teknik tangkisan, sikap
pasang, arah mata angin dan lain sebagainya diajarkan namun masih berupa
Pratiwi dari cabang kota Surabaya yang pertama kali mewakili Nur Harias hingga
berlisensi Internasional yang dimiliki Nur Harias hingga saat ini. Sedikitnya
prestasi Ikatan Pencak Silat Nur Harias disebabkan oleh enggannya Atho’illah
berubah ketika didesak oleh Djarkoni dan Eko Hariyanto dan Ikatan Pencak Silat
yang dalam hal ini Djarkoni dan Eko Hariyanto sebagai pemeraga. Disitulah
muncul keinginan Atho’illah agar Nur Harias berkembang luas namun tetap
kemudian di STO (Sekolah Tinggi Olahraga) yang pada masa selanjutnya lebih
“...di Malang sebenarnya sudah ada namanya pak Syahrir guru SMAN
4 Malang. Beliau yang pertama mengembangkan di Malang. Kita
tunggu perkembangannya tidak pernah muncul di permukaan untuk
pertandingan-pertandingan IPSI yang diselenggarakan di Kota
Malang. Maka saya punya pikiran untuk mengembangkan di Malang,
lewat IKIP Malang (UM). Kami membuka angkatan pertama itu kita
punya murid 24 yang sekarang tersebar di masing-masing kabupaten,
kota madya di seluruh Jawa Timur” (wawancara Jumat, 20 Februari
2015 pukul 16.10).
pada tahun 1983. Perkembangan di Malang oleh Syahrir tidak diikuti dengan
prestasi sehingga Eko Hariyanto yang lulus pada tahun 1987 membuka
ranting di IKIP Malang yang pada tahun 1989. Murid awal Eko Hariyanto
1993 dan Yuli Sugiharto mahasiswa angkatan 1990 adalah orang yang
1994.
Imam Suhardi, mahasiswa IKIP Surabaya angkatan 1984. Imam Suhardi adalah
pendiri dari Ikatan Pencak Silat Nur Harias Cabang Jombang pada tahun 1988
tepatnya di SMPN Megaluh. Pada tahun 2003 Imam Suhardi menggantikan Alfiah
K. Waru sebagai Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Nur Harias. Selain di IKIP
Malang, Nur Harias mampu berkembang di SMAN 4, SMAN 10, SMAN 7, SMP
tanggal 28-29 Desember 1991 di IKIP Surabaya (lihat lampiran 4.1 & 4.2).
Foto 4.2 Musda I, (dari kiri ke kanan) Soeharno, Alfiah, & H.M.
Atho’illah Iskandar
(Sumber: Arsip IPS Nur Harias Surabaya, 1991)
tepatnya pada tanggal 27-29 Oktober 1995 bertempat di IKIP Surabaya (lihat foto
97
4.3 & 4.4). Musda kedua menghasilkan Anggaran Dasar dan Anggaran Dasar
Ikatan Pencak Silat Nur Harias yang mana memisahkan kedudukan antara H.
Moh. Atho’illah Iskandar sebagai Pendekar Utama Nur Harias dengan Alfiah K.
Pendekar Utama dan Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Nur Harias. Musda kedua
juga meresmikan jurus NH 36 sebagai jurus wajib Ikatan Pencak Silat Nur Harias
yang sebelumnya merupakan jurus milik Nur Harias Malang dengan Eko
paling unik. Pada saat mengembangkan Nur Harias, Djarkoni diremehkan oleh
para pesilat tarung bebas Ponorogo. Djarkoni menantang semua pesilat yangg ada
kesemuanya ikut dalam perguruan Nur Harias (wawancara Jumat, 4 April 2015
pukul 13.30).
cabang Sampang tidak terlepas dari kesediaan para senior dalam membina
dalam membayar iuran. Sumber dana diperoleh dari arisan anggota dan
kepada murid sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan tetangga sekitar
rumahnya di Bumi Sumekar Asri. Tempat latihan awal berada di lapangan GOR
Ahmad Yani Sumenep. Pada perkembangannya anak didik Yuli Sugiharto yakni
M. Yono, Agus Dwi S., Bambang D.Y., Nur Fendi A., Nur A. Amiriyadi, dan lain
Silat Nur Harias Cabang Sumenep mampu berkembang di beberapa sekolah dasar
Nur Harias mulai berprestasi ke kancah internasional berkat jasa dari Drs.
H. Djarkoni pesilat asal Ponorogo. Prestasi yang diraih Djarkoni antara lain,
kejuaraan pencak silat dunia Kualalumpur Malaysia pada tahun 1987 dengan
100
meraih peringkat II. Disusul pada tahun 1991 di event kejuaraan pencak silat
dunia di Brunei Darussalam meraih gelar juara. Pada event PON XI tahun 1985
Berikut beberapa prestasi Ikatan Pencak Silat Nur Harias Surabaya periode
1980-1996:
1. Juara Umum III Kejuaraan Pencak Silat Golongan Dewasa ke-8 tahun 1991
se-Kotamadya Surabaya.
2. Juara Umum II Invitasi Pencak Silat Remaja tahun 1992 Antarperguruan se-
Jawa Timur.
3. Juara Umum III Kejuaraan Pencak Silat Golongan Dewasa “Walikota Cup
Djarkoni untuk para atlit Ponorogo pada tahun 1985 yang dasarnya adalah karate
gerakan yang menunjukkan ciri-ciri pencak silat sebagai persiapan tanding anak
rangkaian Sikap Pasang dijadikan gerakan baku oleh Ikatan Pencak Silat Nur
Harias. Sikap pasang pada awalnya hanya ada 9 dan pada perkembangan
pukul 13.30).
Gerakan Nur Harias Tunggal, Nur Harias Ganda, Tangkisan dan Senam
Nur Harias diciptakan oleh Eko Hariyanto. Eko Hariyanto mendapat perintah
membuat gerakan yang setiap langkah terdiri dari tiga gerakan. Pembuatan
gerakan tersebut tercipta pada periode tahun 1984 hingga 1985 pada saat Eko
101
Hariyanto masih sebagai mahasiswa IKIP Surabaya. Eko Hariyanto adalah murid
kesayangan Atho’illah yang semasa hidup selalu diajak berkeliling Indonesia guna
sebagai peraga gerakan sikap Pasang, Delapan Penjuru Mata Angin yang terdiri
dari Arah Hindaran dan Tangkisan, sikap langkah dan materi-materi dasar untuk
tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas.
Pada dasarnya semua gerakan tersebut adalah gerakan dasar dari Ikatan Pencak
Silat Nur Harias. Kesemuanya tertera dalam buku yang dikarang oleh Atho’illah
Iskandar namun pada masa kini para penerbit buku pencak silat tidak menyertakan
bersama. Semua teknik dari Atho’illah Iskandar dan yang lain hanya merangkai
terciptalah gerakan khas Nur Harias. Penyamaan gerakan dan teknik perguruan
Hingga pada tahun 1995 Cabang IPS Nur Harias berjumlah 12 cabang
Tahun 1996 merupakan tahun berkabung bagi Ikatan Pencak Silat Nur
Harias dikarenakan pendiri dan Pendekar Utama yang disegani baik oleh pengikut
siapa yang akan meneruskan tongkat kepemimpinan Nur Harias. Eko Hariyanto
menjelaskan:
103
“.....setelah beliau wafat memang ada sebuah tarik ulur siapa nanti yang
akan menjadi penerus dari bapak H. Atho’illah Iskandar ini. Memang
kami sangat kehilangan dengan tidak adanya beliau karena beliaulah
orang yang berjasa di dalam memberikan ilmu kepada anak-anak
didiknya. Pada saat itu ada pertentangan di keluarga apakah harus
diteruskan oleh pihak keluarga ataukah diteruskan kepada anak
didiknya” (Jumat, 20 Februari 2015 pukul 16.10).
Iskandar. Juliana terlebih dahulu wafat pada tahun 1991 namun nisan Atho’illah
dan Juliana terpisah meski berada di TPU yang sama (lihat foto 4.2 & 4.3).
Foto 4.6 & 4.7 Makam Atho’illah Iskandar (kiri) dan Juliana Iskandar
(kanan)
(Foto oleh Mohammad Eric Zulkarnaen 2 Mei 2015)
Harias. Keputusan ini diambil karena baik Djarkoni, Eko Hariyanto, dan seluruh
sesepuh Nur Harias merasa tidak pantas dan akan memikul tanggungjawab yang
104
besar apabila menyandang status Pendekar Utama. Pernyataan ini dijelaskan oleh
Eko Hariyanto:
“Waktu itu memang saya ditawari tapi saya tidak mau lah hanya karena
memang tugas saya terlalu berat, dipilihlah walaupun dari banyak
pilihan sebenarnya. Yang pertama ya pak Djarkoni itu merupakan
pilihan, tetapi beliau memang tidak mau, pengertiannya karena punya
kesibukan selain mengajar dia juga mengurusi keluarganya. Itu
memang alasan yang real pada saat itu dikemukakan. Maka
dikumpulkanlah saat itu bagaimana sebaiknya, maka dicari orang yang
bisa untuk membawai NH ini supaya jalurnya itu tetap yang
dikehendaki oleh beliaunya bapak Atho’illah Iskandar” (wawancara
Jumat, 20 Februari 2015 pukul 16.10).
Periode 1996-2003 jabatan Ketua Umum Nur Harias dipegang oleh Alfiah
K. Waru alm. (1995-1998) dan Arif Suharno alm. (1998-2003) (lihat lampiran 4).
dikarenakan Nur Harias kehilangan sosok yang begitu dihormati dan ditaati oleh
semua anggota. Nur Harias lalu mengadakan Penataran Pelatih 21-23 Desember
1997 di Surabaya guna menciptakan bibit pelatih Nur Harias yang mampu
menyebarkan organisasi di daerah asal dimana calon pelatih tinggal (lihat foto
4.8).
IKIP Surabaya (lihat foto 4.9). Karya Syukur Mahasiswa adalah suatu acara
dimana anggota Nur Harias mengadakan pengobatan alternatif dan pijat refleksi
Foto 4.9 M. Khusairi dalam acara Karya Syukur Mahasiswa I th 1998 di Surabaya
(Sumber: Arsip IPS Nur Harias Unesa, 1998)
(KSM) yang dilaksanakan rutin sekali dalam setahun, Nur Harias juga
mengadakan pertandingan intern bertajuk Invitasi Pencak Silat Nur Harias Piala
Rektor Unesa atau biasa disebut dengan Nur Harias Cup (lihat foto 4.10).
Kegiatan Latihan Alam (Latam) dan kenaikan tingkat bagi anggota Nur
Harias juga rutin dilaksanakan setiap tahun dan biasanya dilaksanakan setelah
ujian sekolah atau pada saat libur sekolah agar tidak memberatkan anggota yang
Harias Surabaya sebatas intern organisasi. Berikut daftar Prestasi Nur Harias
1. Juara Umum Invitasi Pencak Silat Nur Harias Piala Rektor Unesa se-Jawa
2. Juara II Kategori Seni Ganda Putri Invitasi Pencak Silat Nur Harias Piala
3. Juara III Kelas A Remaja Putri Invitasi Pencak Silat Nur Harias Piala Rektor
Unesa se-Jawa Timur 26-28 Oktober 2001 Surabaya Invitasi Pencak Silat Nur
Harias Piala Rektor Unesa se-Jawa Timur 26-28 Oktober 2001 Surabaya
4. Juara III Kategori Seni Ganda Putri Invitasi Pencak Silat Nur Harias Piala
5. Juara II Kelas C Remaja Putri Invitasi Pencak Silat Nur Harias Piala Rektor
6. Juara III Kategori Seni Ganda Putri Invitasi Pencak Silat Nur Harias Piala
7. Juara II Kategori Seni Ganda Putri Invitasi Pencak Silat Nur Harias Piala
8. Juara III Kategori Seni Tunggal Putra Invitasi Pencak Silat Nur Harias Piala
Pasang Toya yang awalnya diilhami dari mimpi didatangi oleh Atho’illah
Iskandar setelah 30 hari kematiannya. Pada 100 hari pasca wafatnya Atho’illah,
108
Khusairi juga bermimpi lagi diajarkan jurus pamungkas Nur Harias. Pengalaman
Gedung Kenanga FIK Universitas Negeri Malang pada tahun 2013. M. Khusairi
tahun 1995. Teknik M merupakan singkatan dari teknik menyerang yang mana
dengan kaki sebagai alat penyerang yang utama. Pelatih atau assisten pelatih
Dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Nur Harias dimana
dikatakan bahwa ketua umum adalah pusat dari Ikatan Pencak Silat Nur Harias
dan dalam mengemban tugasnya sebagai ketua umum dibantu oleh anggota Ikatan
Pencak Silat Nur Harias yang telah dipilih untuk menjadi pembina di setiap
mengacu pada Musyawarah Nasional (MUNAS) IPSI dan program tetap intern
Ikatan Pencak Silat Nur Harias yang dibukukan, dan juga senantiasa adanya
Yulissari Iskandar, dalam perjalanannya selama ini Ikatan Pencak Silat Nur Harias
1. Pada sekolah tertentu di tiap-tiap cabang yang ada merupakan ekstra wajib.
2. Ikatan Pencak Silat Nur Harias terus mengikuti invitasi atau kejuaraan yang
wasit atau juri pencak silat dan mengadakan penataran organisasi pencak silat
mendirikan suatu yayasan Pra Sekolah Islam tanpa dipungut biaya bagi siswa
(lokasi: Jl. Pagesangan III C/U Surabaya) dan Karya Syukur Mahasiswa
Tahun 2013 diadakan Musyawarah Nasional Ikatan Pencak Silat Nur Harias
Tabel 4.2 Susunan Ketua Cabang Ikatan Pencak Silat Nur Harias masa bakti
2013-2017
No Nama Cabang
.
1 Busiran Kota Surabaya
2 Nanik Agustina Malang
3 Saifud Jombang
4 Sulasmun, S.Pd Ponorogo
5 A. Fajrin Nur, S.E Sampang
6 M. Yono, S.pd Sumenep
7 Abd. Rozaq Mojokerto
8 Bycan Cerah H. S.Pd Gresik
9 Belia Rova, S.Pd Tuban
10 Agus Pramono, S.Pd Blitar
11 M. Khoirudin, S.Pd Sidoarjo
12 Deden Rohendi S.H Jakarta
(AD/ART Ikatan Pencak Silat Nur Harias, 2013:42)
Periode tahun 2000 mulai muncul kembali beberapa cabang Nur Harias.
Tahun 2007 Belia Rova mengembangakan Nur Harias di Tuban. Heru Prasetya
diraih yakni juara 1 dan juara 2 Kejurda Walikota Cup Mojokerto V dan beberapa
kejuaraan intern di Ikatan Pencak Silat Nur Harias (wawancara melalui SMS
Harias di Jember pada tahun 2007. Beberapa ranting di Jember yakni: SDN
MA Nuris Krajan dan SMA 1 Balung. Pada tahun 2012 Dina Dwi Anggraini
dibantu oleh Nur Ahmad Amiriyadi dan Mohammad Eric Zulkarnaen membuka
111
Raudlatul Hasan, SMK Tapen, SMK Nailul Huda Mrawan, SD Tapen 1 dan
pukul 20.00).
Jakarta. Tahun 2014 Cabang Gresik dikembangkan kembali oleh Drs. Bycan
Cerah dan Muhyi dari Sampang. Prestasi yang diperoleh yakni beberapa anggota
Nur Harias Gresik mampu mewakili Kabupaten Gresik pada tingkat Kejurda.
Cabang Blitar dikembangkan oleh Agus Pramono, S.Pd pada tahun 2010 dan
diasuh oleh Heru Mulyadi dari Malang (wawancara dengan Heri Mulyadi di
Sejak pusat perguruan Ikatan Pencak Silat Nur Harias berada di Jombang
membanggakan walaupun masih belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari segi
sendiri sudah ada 24 tempat latihan. Nur Harias juga mampu membuat padepokan
sendiri meskipun tidak semegah padepokan dari perguruan lain. Padepokan Nur
Dari segi prestasi sendiri, Ikatan Pencak Silat Nur Harias selalu mengirim
Ikatan Pencak Silat Nur Harias yang memiliki prestasi yang membanggakan:
Cabang: Surabaya
Prestasi:
b. Popda di Jombang tahun 2004 dan 2006 juara 1 kelas C Remaja Putri
Cabang: Malang
113
Prestasi:
c. Rektor Cup antar Perti UM tahun 1999 juara 1 kelas C dan menjadi
3. Nama : Asmu’i
Cabang: Sumenep
Prestasi:
Cabang: Sumenep
Prestasi:
d. Juara III Kejuaraan Pencak Silat Piala Walikota VII Antar Perguruan
Pada tahun 2010 Nur Harias Surabaya mengikuti event Invitasi Pencak
Silat Nur Harias Piala Rektor Unesa se-Jawa Timur dan memenangkan beberapa
penghargaan yakni:
1. Juara Lomba Atraksi Invitasi Pencak Silat Nur Harias Piala Rektor Unesa se-
2. Juara II Kelas A Pra Remaja Putri Invitasi Pencak Silat Nur Harias Piala
3. Juara III Kelas C Dewasa Putri Invitasi Pencak Silat Nur Harias Piala Rektor
Pelatihan Wasit Juri Pencak Silat 23-24 Mei 2014 Gedung H7 Unesa,
Ketintang
Diklat Anggota Baru 25-27 September Bumi Perkemahan
2014 Pacet, Mojokerto
Kejuaraan Pencak Silat Antar 09-11 Oktober GOR Bima Unesa
Mahasiswa Unesa 2014
Karya Syukur Mahasiswa 28-29 Oktober Lapangan bola volly
(Pengobatan Alternatif 2014 Unesa, Ketintang
Musyawarah Anggota 4-6 Desember 2014 Villa Wildan, Pacet
(Sumber: Arsip Ikatan Pencak Silat Nur Harias Surabaya 2014)
Harias, maka penulis mencoba menyusun tabel sebagai berikut (lihat tabel 4.4).
Tabel 4.4 Periodisasi Sejarah Perkembangan Ikatan Pencak Silat Nur Harias
di Surabaya
Surabaya
2000 Nur Harias Rektor Unesa Cup Universitas Negeri
Surabaya
26-28 Oktober Juara Umum Invitasi Pencak Silat Universitas Negeri
2001 Nur Harias Piala Rektor Unesa se- Surabaya
Jawa Timur
2003 Imam Suhardi menjabat sebagai Surabaya
Ketua Umuum Nur Harias
2003 Latihan alam dan kenaikan tingkat Wonosalam, Jombang
2008 Nur Harias Rektor Unesa Cup Sasana Budaya,
Malang
2010 Juara Lomba Atraksi Invitasi Pencak GOR Bima, Lidah
Silat Nur Harias Piala Rektor Unesa Wetan Surabaya
se-Jawa Timur
2013 Penataran Pelatih dan Musyawarah Gedung Kenanga
Daerah IPS Nur Harias Fakultas Ilmu
Keolahragaan UM
27-29 Nur Harias Rektor Unesa Cup Jombang
Desember 2013
6-9 Maret 2014 Latihan Kepemimpinan dan Wisma Cipunegara,
Manajemen Organisasi Surabaya
3-5 April 2014 Latihan alam & kenaikan tingkat Pondok Claket Indah,
Pacet
28-29 Oktober Karya Syukur Mahasiswa (KSM) Lapangan bola volly
2014 Ketintang, Unesa
4-6 Desember Musyawarah Anggota Villa Wildan Pacet
2014
Pencak silat tumbuh dan berkembang di tanah air sebagai hasil cipta
refleksi dari nilai-nilai masyarakat, pencak silat merupakan sebuah sistem budaya
identitas pencak silat dengan memberikan status dan peranan sosial yang bersifat
Terkait hal di atas, Ikatan Pencak Silat Nur Harias yang merupakan
perguruan yang bergerak dalam pencak silat bersifat silaturrahmi. Dalam menjaga
silaturrahmi Ikatan Pencak Silat Nur Harias menolak apa yang dinamakan
118
diskriminasi ras, golongan, dan agama. Mengenai pembedaan dalam materi yang
akan diterima oleh setiap anggota hal itu disebabkan oleh syarat-syarat tertentu
agar suatu ilmu itu bisa diperoleh. Peranan masyarakat sekitar juga sangat penting
para anggota Ikatan Pencak Silat Nur Harias karena bagaimanapun juga mereka
hidup pada lingkungan yang sama dan harus menjaga silaturrahmi dengan baik.
Respon masyarakat sekitar terhadap Ikatan Pencak Silat Nur Harias juga ditujukan
agar para anggota dapat menghindari konflik antar sesama ataupun dengan
perguruan silat yang lainnya. Sehingga jika hal tersebut terjadi tentu masyarakat
akan merasakan imbas dari kejadian perkelahian atau bentrok antar sesama
anggota Ikatan Pencak Silat Nur Harias atau dengan perguruan silat lainnya.
Terlepas dari peran Ikatan Pencak Silat Nur Harias sebagai perguruan
masyarakat yang mengikuti pencak silat di daerah lain juga melakukan kegiatan
arisan di antara sesama anggota pencak silat lainnya. Kegiatan arisan dalam
Prosedurnya sama dengan arisan biasa hanya ditambahkan dengan Istighosah dan
Madura menamakan kegiatan sosial ini dengan istilah berbeda dari daerah di
“kocoran” berasal dari nama jajanan khas dari Madura yakni ‘kocor’. Sedangkan
119
di Kabupaten Jember, arisan pencak silat disebut ‘pencak kopian’ karena biasanya
para anggota seusai memeragakan pencak silat lalu duduk bersama sambil minum
Berkaitan hal di atas, pencak silat mempunyai peran bagi sesama anggota
sesama anggota pencak silat. Kondisi demikian dapat mempererat tali silaturrahmi
perkumpulan arisan pencak silat memiliki persyaratan bahwa setiap anggota harus
bisa bermain pencak silat. Dalam arisan pencak silat ini tidak membedakan
pencak silat tetap diperbolehkan menjadi anggota dari perkumpulan arisan pencak
silat.
berjalan baik terbukti dengan perbedaan yang mereka miliki dapat bersatu dalam
kegiatan di luar pencak silat juga kegiatan masyarakat yang lain. Ikatan Pencak
Silat Nur Harias Cabang Sampang menerapkan sistem arisan guna mengisi kas
perguruan seperti yang diutarakan oleh M. Khusairi “Kita para anggota juga
mengadakan acara arisan yang disisipi istighosah. Yang menang arisan ini
biasanya memberi infaq sebesar 10 persen dari total uang yang didapatkan
melestarikan hasil budaya yang telah ada. Sehingga kita tidak kehilangan ciri khas
terompet, dan gong. Berbeda dengan pencak silat Betawi sendiri tidak
mengandung unsur seni gerak yang kaya, terutama dilihat dari unsur geraknya
sebagai tari. Sedangkan pencak silat Sunda atau Parahiyangan sangat kaya dengan
berbagai variasi gerak tari yang disebut sebagai ibingan. Pencak silat Betawi
terdiri atas gaya-gaya yang merupakan sikap dan gerak untuk menyerang dan
menunjukkan bahwa pencak silat mengandung unsur seni. Pencak silat seni dapat
juga dikatakan sebagai pencak silat beladiri yang indah. Pencak silat seni ini
dikembalikan ke asal dan aslinya menjadi pencak silat beladiri. Hal tersebut
disebabkan karena pencak silat seni memiliki gerakan yang sama dengan pencak
langkah, serangan dan belaan sebagai suatu kesatuan dalam unsur pencak silat
(Notosoejitno, 1997:81).
Pencak silat sebagai seni merupakan wujud kebudayaan dalam bentuk kaidah
gerak dan irama yang takluk pada keselarasan, keseimbangan, dan keserasian
antara wiraga, wirasa, dan wirasa. Pada beberapa daerah jurus-jurus seni diiringi
dengan tabuh iringan musik yang khas dan dipertunjukkan pada acara-acara sosial
Pencak silat sebagai seni budaya merupakan hasil cipta, karsa, dan karya
Indonesia, bahkan di beberapa daerah unsur seni tersebut jauh lebih menonjol,
Kelincahan dan gerak dinamis diiringi dengan instrumen musik daerah sungguh
sangat menarik dan memukau. Pencak silat mempunyai pandangan bahwa kita
boleh mempunyai lawan, akan tetapi jangan mempunyai musuh, tidak dibenarkan
(Iskandar, 1992:18-20)
Berbicara mengenai pencak silat tidak dapat dielakkan bahwa di Indonesia ini
terdapat berbagai jenis aliran atau gerakan pencak silat seperti: Perisai Diri, Setia
Hati Terate, Merpati Putih, Pagar Nusa, Nur Harias, dan lainnya. Sebagai bentuk
halnya dengan pencak silat yang berubah fungsi yaitu dijadikan sebagai sebuah
pertunjukan tetapi tidak meninggalkan unsur gerakan pencak silat itu sendiri.
generasi penerus kita agar mereka dapat menghayati dan memaknainya dalam
kehidupan keseharian. Pencak silat sebagai budaya telah lahir sejak nenek moyang
kita ada di Nusantara dan membuat beberapa aliran seperti Silat Minang,
terilhami dari gerakan hewan misalnya harimau, monyet, dan ular. Pencak silat
Berbeda pada kesenian jenis pencak silat Bandrong di Kota Cilegon yang
pertunjukan. Pencak silat Bandrong ini pada awal perintisannya dijadikan sebagai
alat perjuangan melawan Belanda. Pergeseran makna pencak silat Bandrong dari
tujuan awal sebagai beladiri berubah menjadi kesenian pencak silat yang
beladiri. Hal ini berarti pencak silat menjadi bagian dari masyarakat serta
senantiasa selalu aktual untuk dibicarakan, serta dituntut untuk selalu relevan
sumber daya manusia yang berkualitas. Sedangkan menusia yang berkualitas itu
sekaligus kepribadian anak manusia menjadi lebih baik. Oleh karena itu,
Pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan informal yang
pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,
lingkungan yang mempunyai peran serta kontribusi yang sangat besar dalam
dalam Perkembangan Ikatan Pencak Silat Nur Harias adalah pendidikan karakter.
yang meliputi: (a) agama; (b) Pancasila; (c) budaya; (d) tujuan pendidikan
terindentifikasi sejumlah nilai untuk pendidikan karakter dalam tabel 4.2 berikut,
yaitu:
NILAI DESKRIPSI
Religus Sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran
agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk
agama lainya.
Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan
agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya sendiri.
Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh
pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan
tugas, serta menyelsaikan tugas dengan sebaik-
baiknya.
Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai
sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
Semangat Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang
125
1. Religius
Iskandar dalam Islamisasi yakni bisa menumbuhkan sikap dan patuh terhadap
ajaran Agama Islam melalui pencak silat. Sebagai tokoh yang legendaris di
Pendekar Pemersatu Aliran IPSI, karena peran dan campur tangan dalam
126
29 Maret 2015). Nilai ini penting untuk dimiliki oleh seorang peserta didik supaya
tidak menyimpang dari agama yang dianutnya serta menjadi pribadi yang lebih
dewasa dan bijaksana. Setiap agama mengajarkan kepada para umatnya untuk
senantiasa melakukan kebaikan kepada setiap orang oleh karena itu nilai religius
harus ditanamkan kepada siswa supaya mempunyai karakter yang religius selalu
patuh terhadap agamanya. Disamping itu, melalui nilai religius ini akan
umatnya untuk senantiasa menjaga silaturahmi kepada sesama muslim oleh karena
itu peserta didik harus ditumbuhkan sikap saling hidup rukun dan toleran kepada
sesama manusia.
2. Jujur
Nilai jujur yang bisa diperoleh dalam Ikatan Pencak Silat Nur Harias ini
sebagai seorang pendekar selalu berusaha jujur dalam setiap tingkah laku dan
perbuatan. Atho’illah Iskandar selaku pendekar utama adalah pribadi yang jujur,
rendah hati, dan senantiasa berbuat baik kepada sesama yang diharapkan para
penerus mampu memiliki sikap tersebut. Nilai jujur ini harus dimiliki oleh para
pelajar yang notabene generasi penerus bangsa sehingga menanamkan nilai jujur
kepada para pelajar ini penting. Seorang pelajar seharusnya jujur dengan diri
sendiri dan orang lain, karena hal ini bisa mempengaruhi karakter atau watak
seseorang. Seseorang yang selalu berusaha jujur ini akan senantiasa mempunyai
kepribadian yang baik mempunyai banyak teman serta senantiasa dipercayai oleh
orang lain.
127
3. Disiplin
Nilai disiplin yang bisa diperoleh dari Ikatan Pencak Silat Nur Harias,
pesilat harus mampu mendisiplinkan diri agar dapat meraih apa yang diinginkan.
Sikap disiplin ini seharusnya bisa diteladani oleh semua orang baik generasi muda
maupun tua, akan tetapi lebih baik jika sejak dini seorang anak dilatih untuk
bersikap disiplin hal ini dilakukan supaya menjadi seorang pribadi yang bijak
karena bisa menerapkan sikap disiplin dalam dirinya sendiri. Nilai jujur ini harus
senantiasa ditanamkan oleh para pelajar supaya senantiasa tertib terhadap aturan
4. Kerja Keras
Nilai kerja keras yang bisa diperoleh dari Ikatan Pencak Silat Nur Harias
ini ditunjukkan dengan perilaku para penerus yang membuka cabang di beberapa
Kabupaten di pulau Jawa. Tantangan dan ujian dari penduduk setempat dihadapi
dengan baik sehingga Ikatan Pencak Silat Nur Harias masih bertahan hingga saat
ini. Hal ini dilakukan sebagai wujud kesetiaan penerus terhadap Atho’illah
Iskandar selaku Pendiri Ikatan Pencak Silat Nur Harias. Secara umum sebagai
pesilat hendaknya bekerja keras dalam latihan dan tidak boleh mengeluh agar
prestasi dapat diraih. Nilai kerja keras yang harus ditumbuhkan kepada para
pelajar ini harus senantiasa bekerja keras dalam mengerjakan tugas-tugas yang
penting dimiliki seorang pelajar supaya menjadi pribadi yang lebih baik dan bisa
menggapai cita-citanya.
5. Peduli Sosial
Nilai peduli sosial yang diperoleh Ikatan Pencak Silat Nur Harias adalah
tidak memberatkan anggota yang tidak mampu ketika akan ditarik iuran. Ketika
ada anggota yang terkena musibah maka semua ikut membantu agar diringankan
beban yang dihadapi. Sikap saling membantu sesama memberikan kita pelajaran
bahwa manusia senantiasa harus saling membantu kepada sesama manusia yang
membutuhkan dan tidak memilah-milah orang yng akan dibantu. Nilai peduli
sosial ini penting untuk ditanamakan kepada siswa supaya mempunyai sikap
6. Tanggung Jawab
Nilai tanggung jawab yang diperoleh dari Ikatan Pencak Silat Nur Harias
Iskandar ini selalu berusaha bertanggung jawab agar Nur Harias senantiasa berada
pada jalur yang benar karena akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT
kelak di akhirat. Ikatan Pencak Silat Nur Harias tidak mementingkan kuantitas
namun kualitas individu yang agamis dan berprestasilah yang diharapkan agar
pelajar yang notabene menjadi generasi penerus bangsa supaya para pelajar bisa
mempunyai watak atau karakter seperti yang ada di atas. Hal ini dikarenakan
penanaman pendidikan karakter terhadap para pelajar ini menjadi sangat penting
129
Nasional dinyatakan bahwa : (1) muatan lokal untuk setiap satuan pendidikan
berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal; (2)
dasar; (3) pengelolaan muatan lokal meliputi penyiapan, penyusunan, dan evaluasi
terhadap dokumen muatan lokal, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru; dan
(4) dalam hal seluruh kabupaten/kota pada 1 (satu) provinsi sepakat menetapkan 1
(satu) muatan lokal yang sama, koordinasi dan supervisi pengelolaan kurikulum
1. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan
budayanya.
umumnya.
Harias ini seharusnya bisa dijadikan sebagai salah satu muatan lokal dalam
pembelajaran di sekolah. Hal ini dilakukan supaya para pelajar yang notabene
para generasi muda bangsa Indonesia dan mayoritas bertempat tinggal di Jawa
Timur ini bisa mengetahui sejarah lokal yang ada di daerahnya sendiri yaitu
Surabaya. Ikatan Pencak Silat Nur Harias adalah pencak silat asli dari Surabaya,
Pencak Silat Nur Harias ini harus ada dalam proses pembelajaran sejarah di
perilaku teladan dari Drs. H. M. Atho’illah Iskandar yang masih disegani baik
oleh para pengikut perguruannya, pencak silat aliran lain dan para pengurus IPSI
pusat.
daerahnya sendiri terutama pencak silat yang ada di daerahnya. Ikatan Pencak
Silat Nur Harias mampu menciptakan pribadi yang tangguh dan berbudi pekerti
yang baik. Oleh karena itu, sejarah lokal mengenai perkembangan Ikatan Pencak
Silat Nur Harias khususnya pada masa Atho’illah Iskandar serta jasa-jasanya tidak
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ikatan Pencak Silat Nur Harias didirikan oleh seorang veteran marinir
dan dosen FPOK IKIP Surabaya pada 7 Mei 1972. Pendirian perguruan ini
sebagai jawaban atas tantangan kepada diri Atho’illah Iskandar yang ingin
membuat sebuah peraturan pencak silat namun masih belum memiliki massa.
Ikatan Pencak Silat Nur Harias adalah perguruan silat yang bergerak dalam misi
syiar agama Islam yang ringan dengan tetap menjalankan syariat Islam. Panca
Prasetya Nur Harias merupakan kode etik perguruan yang kesemuanya telah
Ikatan Pencak Silat Nur Harias memiliki motto “Hidup tanpa takut, mati
tanpa sesal”. Pesilat Nur Harias diwajibkan untuk tidak pernah gentar mengatakan
yang benar, musuh jangan dicari, bertemu musuh jangan lari, musuh lari kita
berhenti. Anggota Nur Harias juga harus melindungi dan memberi maaf kepada
musuh yang tidak berdaya. Ketika berada di gelanggang, prinsip terseebut harus
benar-benar diterapkan seperti tidak menyiksa lawan yang telah sekarat atau lebih
karena satu-satunya cabang tahun 1980 hanya ada Ketintang, Surabaya. Atho’illah
132
133
berbagai event skala nasional dan Internasional pada periode emas ini. Penyebaran
Ikatan Pencak Silat Nur Harias dimulai ketika TVRI meminta Atho’illah Iskandar
mempererat jalinan silaturrahmi maka dibuatlah acara bertajuk Nur Harias Cup
yang pada masa Atho’illah Iskandar digabung dengan ujian kenaikan sabuk.
pada periode ini ditandai oleh dilaksanakannya Acara Karya Syukur Mahasiswa I
tahun 1998 dan Penataran Pelatih pada tahun 1997. Dari segi prestasi Nur Harias
masa Atho’illah Iskandar. Prestasi Nur Harias Surabaya sebatas intern organisasi.
perpindahan pusat organisasi yakni dari Arif Suharno, Surabaya kepada Imam
Bondowoso. Dari segi prestasi Nur Harias mampu berbicara lagi pada event skala
Silat Nur Harias yaitu pendidikan karakter dan pengembangan muatan lokal.
Pencak Silat Nur Harias dan peranan kepemimpinan Atho’illah Iskandar yaitu
religius, jujur, disiplin, kerja keras, peduli sosial, dan tanggung jawab.
B. Saran
peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin dalam menulis skripsi ini. Bagi
peneliti selanjutnya yang tertarik meneliti tentang sejarah Ikatan Pencak Silat Nur
Harias bisa lebih mengembangkan lagi dan lebih baik dari peneliti sebelumnya.
Penelitian mengenai perkembangan Ikatan Pencak Silat Nur Harias tahun 1972
hingga 2014 ini masih banyak celah-celah yang dapat dijadikan obyek penelitian
eksistensi perguruan pencak silat yang ada di Surabaya dan seluruh perguruan
secara keseluruhan. Selanjutnya mengenai keadaan pencak silat pada masa transisi
kekuasaan di Indonesia masih belum terjawab dan menjadi celah bagi peneliti
selanjutnya untuk bisa mengungkap kondisi tersebut. Masih banyak lagi objek
kajian di Jawa Timur yang sangat menarik untuk dijadikan sebagai penelitian dan
135
Saran bagi Ikatan Pencak Silat Nur Harias agar para anggota lebih
menghormati dan mengenal para sesepuh Nur Harias seperti Syahrir Sanja, Nur
sesepuh lainnya. Seluruh elemen yang ada di Nur Harias harus saling bahu-
membahu guna kejayaan perguruan di masa depan. Seluruh anggota harus taat
pada aturan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Dasar IPS Nur Harias dan
patuh pada pimpinan sebagaimana dijelaskan dalam Panca Prasetya Nur Harias
ketiga yang berbunyi: “Patuh pada pimpinan dan menjunjung tinggi nama
perguruan”.
DAFTAR RUJUKAN
Harsono, T. B. 2003. Menggapai Jiwa Terate, Telaah Singkat Ilmu Setia Hati.
Madiun: Lawu Pos.
136
137
Prastopo. 1993. Studi Kasus dalam Pengembangan Organisasi Pencak Silat Nur
Harias di Jawa Timur. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ilmu
Pendidikan Program Pendidikan Olahraga Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Malang.
Rusyana, Y. 1996. Tuturan tentang Pencak Silat dalam Tradisi Lisan Sunda.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia dan Yayasan Asosiasi Tradisi Lisan.
Sudin, A. 2008. Guru Sejati: Bunga Rampai Telaah Ajaran Setia Hati Terate.
Madiun: Lawu Pos.
Leres : betul
Lurus : jujur
139
INDEKS
Atho’illah, 3, 4, 5, 22, 23, 25, 38, 39, 40, 41, 42, 44, 50, 60, 90, 92, 100, 110,
G (jurus), 65
Jurus, 1, 4, 5, 19, 65, 66, 67, 94, 99, 108, 109, 116, 117, 121
Nimpuno, 64
Pencak silat, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22,
25, 27, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47,
48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 67, 68, 69, 74, 82,
90, 91, 92, 93, 95, 96, 99, 100, 102, 103, 106, 108, 109, 110, 111, 112, 113,
114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, 126, 127, 128, 129,
131, 132
Perkembangan, 1, 2, 7, 8, 9, 10, 12, 21, 30, 31, 36, 37, 38, 43, 44, 49, 90, 92,
93, 121
Tangkisan, 62, 63, 64, 68, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89
140
LAMPIRAN
141
142
perintisan?
Iskandar?
selain Islam?
tahun 1972-2014
pergantian kepemimpinan?
luas?
202
aliran?
Lampiran 3 Transkip Wawancara
waktu bapak
Peneliti : Saya ingin bertanya mengenai sejarah Ikatan Pencak Silat Nur
Harias?
203
204
Narasumber: Baik mas Eric, kita mulai dari orang yang berjasa dalam pendirian
Latar belakang dari Nur Harias ini adalah berangkat dari Kasultanan
dibawa dari Kasultanan Mataram. Sampai pada suatu saat beliau ini
sebuah padi yang disebut dengan Arias. Jadi Arias adalah sebuah
Harias itu adalah adanya sebuah padi yang menunduk itu berasal dari
Harias?
Narasumber: Oke, karakteristik dari Ikatan Pencak Silat Nur Harias yang saya
lama saya belajar dari beliau tentang Nur Harias, saya memahami
Islam. Kita bisa melihat pada Panca Prasetya Nur Harias pada poin
Nur Harias tercermin dari sembilan jurus yang ada di Nur Harias.
Peneliti : Bagaimana kondisi Ikatan Pencak Silat Nur Harias pada awal
perintisannya bapak?
Narasumber: Oke, saya sedikit tahu karena saya mungkin angkatan kedua atau
dari Masjid bukan terbuka secara umum sebenarnya. Waktu itu saya
tertarik untuk mendalami apa itu pencak silat Nur Harias. Setelah
masuk, saya melihat bahwa perintisan pertama yang saya tahu persis
seiring dengan syiar agama Islam, beliau mengatakan seperti itu. Jadi
orang-lah yang ingin mencari kesana. Jadi tidak ada istilah pamflet,
itu tadi, kita menginginkan adaya “ayo dibuka secara terbuka, ini lho
rek ada NH”. Beliau tidak ingin seperti itu, justru mahasiswa atau
siapa pun yang ingin maka dia harus datang ke Masjid itu. Memang
pengembangan kemana-mana.
Harias selanjutnya?
nasional tapi secara rinci isi-isinya ada aliran-aliran dari NH. Saya,
masih dalam proses pengawasan beliau. Sebagai contoh pada saat itu
kami diminta oleh TVRI untuk tiap hari Minggu itu kita selalu
itu kita supaya dikenal oleh masyarakat sekitar, itu telah mulai
dari masyarakat sekitar baik itu SD, SMP, mulailah ada perintisan-
Djarkoni lulus, dan yang lain lulus maka mereka menyebar. Salah
Timur. Salah satu contoh di Jombang ada pak Imam, pak Yono, pak
Yuli, di Lamongan ada pak Syifa’udin dan yang terbaru yakni mas
kemudian turun ke saya kemudian pak Djarkoni, pak Arit dan pak
208
Narasumber: Jadi setelah beliau wafat memang ada sebuah tarik ulur siapa nanti
kepada anak didiknya. Itu pertentangan pada waktu itu. Jadi antara
lain yang merupakan cikal bakal dari angkatan dibawah saya. Waktu
itu memang saya ditawari tapi saya tidak mau lah hanya karena
Itu memang alasan yang real pada saat itu dikemukakan. Maka
yang bisa untuk membawai NH ini supaya jalurnya itu tetap yang
jabatan hingga saat ini. Hingga pada saat di Malang masih kita
Harias?
Narasumber: Silaturrhami dari Ikatan Pencak Silat Nur Harias itu sebuah harapan
Ikatan Pencak Silat Nur Harias ini bahwa kita diharapkan selalu
saja cukup tapi waktu itu saya berharap orang-orang pusatlah yang
diklat, itu bagian silaturrahmi dan yang paling rutin adalah di latihan.
di poin 5.
masyarakat?
Narasumber: Oke, kita pernah membantu ketika Ketintang itu melakukan kerja
Narasumber: yang selama ini saya masuk, suara-suara sumbang memang ada.
Kalau buka perguruan itu pasti akan diganggu. Tetapi saya punya
perguruan lain. Sebagai contoh pada saat itu kita punya pesilat bagus
PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) dan wakil dari IKIP yang
harus mewakili adalah juara. Betul Lis menang dan harus mewakili
itu tetap masuk dalam utusan IKIP ke Rektor Cup. Itu kan
dengan perguruan yang lain. Bahkan saya sering denger dari PSHT
perguruan lain. Bahkan yang memenangkan Lis pada saat itu Mas
Sarjono dari perguruan lain dengan skor tipis 3-2. Kayaknya ada
sebuah respek dari perguruan lain bahwa kalau dengan NH ini segan
yang ikut latihan dengan PSHT yang dilatih oleh mas Indra, mas Edi,
Solichul itu ada gangguan dari pihak-pihak pesilat yang lain. Tapi
sekarang sudah tidak ada. Ini menunjukkan bahwa kita bisa menjalin
hubungan yang baik dengan perguruan yang lain. Bisa ambil contoh
PSHT yang besarnya seperti itu namun di wilayah Madiun masih ada
1989 tidak ada pertentangan baik dari Perisai Diri, Tapak Suci,
PSHT, dengan Karate (INKAI) dan Tae Kwon Do juga bagus itu
kita tidak menutup orang-orang dari agama lain untuk belajar NH.
Baik yang pernah terjadi di Surabaya dan di Malang. Itu yang saya
Hindu, dia tetep belajar sesuai dengan apa yang pendekar kita
setengah hati maka saat pengisian tidak muncul, tapi kita tetep
NH tetapi tidak sampai pada tataran yang tinggi seperti mas Eric
alami. Di Malang juga saya melatih orang bule dari Jerman, Mas
Jono (Pepijn van Dijk) dari Belanda namun tidak sampai pada
Narasumber: Oke, sebenarnya ajaran dari NH itu sudah Islam sebagai contoh poin
pertama yakni mengabdi kepada Allah SWT, yang kedua patuh pada
pimpinan, dan yang ketiga berbakti kepada orang tua. Itu kan
Peneliti : Cukup sekian bapak, terima kasih atas waktunya dan mohon maaf
mengganggu
Narasumber: Ya, baik mas Eric. Moga-moga ini bisa memberikan manfaat bagi
mas Eric dan menjadi bacaan yang sangat menarik setelah menjadi
skripsi
Informan
Harias.
Harias?
Narasumber: Latar belakang berdirinya Ikatan Pencak Silat Nur Harias dicetuskan
yang selain dari pencak silat yang sudah ada, dengan menampilkan
silat secara nasional. Nur Harias sendiri itu suatu aliran selektif yang
diciptakan oleh beliau diambil dari beberapa aliran, baik aliran silat
(Jiujitsu, Aikido Karate, Judo) itu sudah ada di dalam pelajaran silat
ini berdiri pada 7 Mei 1972. Murid awal bukan dari nol, tetapi orang-
yang diberi nama Ikatan Pencak Silat Nur Harias. Beliau menguasai
tentara yang bertugas pindah dari satu daerah ke daerah yang lain
ajaran agama bahwa ilmu yang baik itu harus diamalkan jangan
Peneliti : Bagaimana keadaan Ikatan Pencak Silat Nur Harias pada masa
perintisan?
Narasumber: Tidak ada kendala dalam perintisan Nur Harias, betul-betul murni
Iskandar?
Narasumber: Karena diperkuliahan ada silat, gurunya pak Atho’. Ada dialog tanya
jawab antara calon murid dengan pak Atho’ yang memang kepingin
belajar silat. Termasuk ada muridnya yang ingin menjadi polisi maka
atas informasinya
Peneliti : Wassalamualaikum
Narasumber : Waalaikumsalam
Informan
Harias?
Informan: Karena banyaknya tuntutan beliau pak Atho’ Iskandar sebelum haji
sebagai dosen STO juga pembina pencak silat di Jawa Timur untuk
“tantangan” dari perguruan lain yang dalam hal ini geng-gengan kalau
ada sesuatu yang muncul berbau silat langsung diserang. Lah untk
iku wong anyar kok wani-wani nggawe ngunu istilah pondok wong
ngak duwe santri kok. Dan pada dasarnya beliau juga senang
Peneliti : Karakteristik dari Ikatan Pencak Silat Nur Harias itu bagaimana ya
bu?
Informan: Nur harias itu sebenarnya bukan aliran. Karena pendiri Nur Harias
sendiri, dari beberapa syeh juga belajar, bugis, makasar akhirnya juga
Peneliti : Bagaimana kondisi Ikatan Pencak Silat Nur Harias pada masa awal
perintisan?
221
Informan : Yai itu, hanya antara bapak dan anak tok. Ketika bapak ngomong
dari hewan dan alam. Saya bertanya kepada bapak apakah bapak siap
Bapak itu ketua umum IPSI di Jawa Timur, jadi ya selain sebagai
pendekar dan dosen satu-satunya yang ilmiah itu pak Atho’ yang ilmu
Oleh perguruan Tapak Suci dan Perisai Diri itu beliau diprotes
Harias itu justru setelah kita mengikuti event-event yang ada di IPSI.
akhirat.
Informan : Begini, zaman dahulu seorang yang disebut dengan pendekar diuji
lainnya. Konotasi pendekar kan rambut panjang, mata tajam dan lain
penguasa di daerah tersebut beliau tidak pernah kalah dan suatu hari
tetapi kemeriahan disambut seperti raja. Jadi dari kepala desa hingga
belum ada pendekar seperti pak Atho’, setiap ulang tahun IPSI 18 Mei
Koesoepangat dan yang terakhir bukan dari Tapak Suci dan lainnya,
Peneliti : Bagaimana pendapat ibu mengenai anggota lain yang beragama lain?
Informan : Tidak apa, sejak awal non muslim boleh masuk tapi pada saat
mereka tidak bisa ikut. Disitulah syiarnya Nur Harias yang halus dan
223
ditulis, yang dibutuhkan adalah istiqamah. Jadi kalau ada non muslim
Informan :Pada sekolah tertentu di tiap-tiap cabang yang ada merupakan ekstra
wajib. Ikatan Pencak Silat Nur Harias terus mengikuti inventasi atau
Ikatan Pencak Silat Nur Harias dibentuk koperasi. Nur Harias juga
tanpa dipungut biaya bagi siswa (lokasi: Jl. Pagesangan III C/U
Atho’?
Informan : Kalau urutan rantingnya saya tahu, tapi tidak tahu tahun
Taruna Jaya.
Peneliti : Cukup sekian ibu wawancaranya. Saya mau undur diri kembali ke
Malang. Assalamualaikum
Informan
225
Pekerjaan: Kepala Sekolah SMPN 1 Jombang & Ketua Umum Nur Harias
Waktu Wawancara: Senin, 9 Maret 2015 pukul 10.00 dan Jumat, 4 April 2015
pukul 13.15
Atho’illah Iskandar?
Informan: Sebelum saya sudah ada pak Alfiah K. Waru dan pak Arif di Surabaya
Daerah)
Penulis : Bagaimana perkembangan Ikatan Pencak Silat Nur Harias dari tahun
misalnya Jakarta dan beberapa cabang sudah ada namun belum resmi.
beberapa di tingkat nasional. Kalau yang dulu sudah ada pak Djarkoni
yang telah terkenal (sebagai juara dunia). Yang dari Madura juga
Penulis : Terus pak bagaimana hubungan antara pengurus pusat dengan pencak
Informan: Hubungan dengan perguruan-perguruan lain itu sangat baik. Dan tidak
baik.
masyarakat luas?
227
Informan: Peranan Nur Harias di masyarakat yang jelas sesuai dengan tujuan dari
Nur Harias bahwa kita ini ingin membentuk manusia yang seutuhnya
sehat jasmani dan rohani yang punya landasan agama yang kuat adalah
yang paling penting sesuai dengan motto Nur Harias “Hidup tanpa
Motto, tujuan Nur Harias sudah ada di Anggaran Dasar semua jadi yang
utama itu. Kenapa yang utama? Karena itulah yang ditanamkan oleh
Karena kita ini dididik dari perguruan tinggi yang sebagian besar guru
lima anak buah. Dan dari lima anak buah ini yang harus memiliki juga
Atho’ yang seandainya itu diterapkan betul-betul di Nur Harias itu akan cepet kita
Wawancara lanjutan di kediaman bapak Imam Suhardi pada ba’da Shalat Jumat, 4
Informan: Mengenai asal usul bapak saya sendiri masih belum mengerti tentang
garis keturunan beliau, mungkin ibu Lis (Yulissari Iskandar) tahu asal
usul bapak Atho’illah. Yang jelas beliau masih ada garis keturunan dari
pada masa penjajahan dulu. Bapak itu memiliki dua orang kakak yang
dengan tiga orang yang saya ketahui terakhir bernama Habib Ali pendiri
kakaknya itu pas waktu diajari ilmu ghaib (kebatinan) bapak itu tidak
bisa. Gurunya menjelaskan bahwa ilmu itu tidak cocok untuk bapak.
Meskipun tidak bisa menguasai ilmu ghaib dari gurunya, hanya beliau-
Penulis : Menurut ibu Lis, bapak dulu merupakan ketua IPSI Surabaya. Apakah
benar pak?
Informan: Lho iya toh mas, malahan bapak itu perintis IPSI di Jawa Timur. Bapak
agar disusunya peraturan yang mengikat para atlit pencak silat. Hal ini
massa. Maka berangkat dari hal itu beliau mendirikan perguruan Nur
Harias ini.
Penulis : Bisa diceritakan mengenai pengalaman pak Imam selama diajar oleh
pak Atho’?
Informan: Dulu pas waktu di Masjid (Ketintang, Unesa) saya sering tidur-tiduran
dan biasanya bapak itu dulu sering di masjid juga karena rumahnya
kepada saya. Bapak itu kalau ingin mengejarkan sesuatu tidak langsung
tersebut. Misalnya pada saat perjalanan pulang naik kereta dari Jakarta
bapak itu tidak memiliki uang sama sekali. Tapi entah mengapa tiba-
tiba di sakunya itu ada uang dan anehnya lagi pas dengan biaya kereta.
amalannya? Beliau menjawab uang dan semuanya ini hanya titipan dan
bisa seperti itu. Kuncinya memberikan apapun yang paling kita sukai
kepada orang lain yang menginginkan. Pernah suatu waktu bapak itu
punya celana baru. Ada seorang temannya memuji celana bapak dan
bapak yang hanya memiliki dua buah celana memberikan celananya itu.
Informan: Bapak dulu selain menjadi dosen, juga pernah menjabat dekan Fakultas
karena terlalu jujur, beliau tidak pernah meminta uang lain selain dari
meminta uang yang lebih, hal ini membuat para bawahannya memusuhi
Penulis : Bagaimana kedaan Nur Harias pada masa pak Alfiah K. Waru?
Informan: lho iku pas zaman jaya-nya pak Eko (Hariyanto), mas Djarkoni, pak
Imam Hidayat, almarhumah pak Gatot dan lain-lain. Kita itu ditakuti
dulu karena memiliki petarung yang kuat seperti beliau-beliau itu. Sejak
pak Alfiah K. Waru menjabat ketua umum jabatan Pendekar Utama dan
Ketua Umum Nur Harias dipisah. Kalau pada masa pak Atho’illah
pak Atho’ kita membentuk dewan pendekar yang terdiri dari ketua dan
Informan: Rangkaian sikap pasang itu diciptakan oleh mas Djarkoni dan karena
cocok maka dijadikan teknik Nur Harias. Rangkaian sikap pasang itu
dibuat untuk para atlit Ponorogo yang dasarnya adalah karate yang
Tangkisan dan Senam NH itu diciptakan oleh pak Eko. Sebenarnya dari
bersama. Jadi semua teknik dari pak Atho’, yang lain hanya merangkai
olahraga tingkat SD, SMP dan SMA itu yang membuat itu bapak Atho’
paling bawah.
Informan: Perkembangan di Jombang itu dimulai pada waktu saya lulus tahun
jalur pendidikan. Dari segi prestasi kita punya Vika, Nike, Masayu, dan
namun diremehkan disana. Pada waktu itu ada sabung bebas dan mas
dan semuanya itu ikut Nur Harias. Bapak berkeinginan pencak silat Nur
mengikat, tidak seperti yang terjadi di luar sekolah dimana pada saat
Informan: Zaman pak Atho’ dulu sudah ada yang namanya pertandingan bertajuk
ujian sabuk dan empat harinya itu untuk Nur Harias Cup. Karena kita
dan Nur Harias Cup kemudian dipisah. Terakhir kali pelaksanaan Nur
Penulis : Bagaimana sistem pendanaan di Ikatan Pencak Silat Nur Harias ini?
Informan: Kalau di sini dana diperoleh dari ujian sabuk dan infak anggota tiap
bulan dan tiap tahun. Yang tiap tahun itu anggota kita yang bekerja di
luar negeri seperti Malaysia itu alhamdulillah mereka masih loyal dan
mengirim dana kepada Nur Harias. Kalau di tiap daerah itu tidak jalan
mas. Kalau ada acara pertandingan atas nama perguruan itu para
meminta dana itu sulit, ditambah lag i kita dilarang meminta dana dari
murid sekolah.
Penulis : Apakah permasalahan dana ini akan dibahas pada Musda yang
selanjutnya ya pak?
233
Informan: Oh iya tentu itu akan dibahas. Alhamdulillah dari semua dana dari
donatur itu telah kita belikan sebidang tanah yang insyaallah akan
Informan: Iya sama-sama. Kalau ada informasi yang diperlukan bisa langsung
Informan
Pekerjaan: Guru dan pembina Ikatan Pencak Silat Nur Harias Cabang Sampang
Informan: Mulai dari awal saya masuk IKIP Malang tahun 1987 saya masuk NH
pada tahun 1989. Setelah lulus saya masih berada di Malang sebagai
Sumenep ada Yuli Sugiharto yang membuka cabang pada tahun 1994.
Informan: Tentu, cobaan misalnya pernah saya dianggap mengajarkan aliran sesat
di Sampang oleh para kyai disini. Ya saya lalu membuka semua isi dari
Nur Harias itu apa, bacaan-bacaannya bagaimana dan yang pasti sesuai
dengan syariat agama Islam. Pernah juga saya diserang dan dikelilingi
oleh pencak silat dari aliran lain tapi tidak satupun yang bisa mendekati
atau bahkan menyentuh saya. Intinya kita harus yakin bahwa kita
Peneliti : Apakah pada tahun 1998 Nur Harias mengalami hambatan karena
Informan: Tidak ada masalah, normal dan stabil. Nur Harias sendiri tidak masuk
Informan: Pak Atho’ adalah orang yang ikut mendirikan PO yang diasuh oleh
dalam pendirian perguruan Pamur, PO, Pagar Nusa dan lain sebagainya.
Dan juga beliau adalah Dewan Pendekar Dunia. Tapi orang-orang saat
236
Informan: Saya menciptakan tekhnik 10 Pasang Toya yang awalnya diilhami dari
beliaunya meninggal dan pada 100 harinya beliau saya bermimpi lagi
Peneliti : Bagaimana sistem dana yang ada di Nur Harias Cabang Sampang?
Informan: Dana kita dapatkan dari iuran anggota walaupun pada kenyataannya
lemaebu kellar, mon majer saebu saminggu tak kellar (jajan sehari lima
ribu mampu, kalau bayar seribu setiap minggu tidak mampu. Kita tidak
mereka akan kabur dan tidak mau latihan lagi gara-gara uang seribu itu.
Sistem yang sama diterapkan pada acara diklat dan kenaikan tingkat.
persen dari total uang yang didapatkan kepada kas perguruan. Untuk
anak. Nur Harias kalau disisipi dengan bisnis itu nggak akan jalan. Dulu
seberapa besar ilmu Nur Harias. Dulu juga pas NH Cup di Malang
malah yang dari Surabaya ngambil alih semua dana dan tidak
Informan
M. Khusairi, S.Pd.
238
240