Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

KENDO SEBAGAI TEMA UNTUK DESAIN KOLEKSI BUSANA

Oleh :

Zovanka Umaira

3180350030

FAKULTAS SENI RUPA

INSTITUT KESENIAN JAKARTA

JAKARTA

2023
DAFTAR ISI

1.1 Deskripsi Tema..........................................................................................................................3


1.2 Fenomena ...................................................................................................................................8
1.3 Inspirasi Desain .........................................................................................................................9
1.4 Tren .......................................................................................................................................... 10
1.5 Target Market ......................................................................................................................... 11
1.6 Style Dan Look ....................................................................................................................... 12
1.7 Rumusan Masalah .................................................................................................................. 14
1.8 Tujuan ...................................................................................................................................... 14
1.9 Manfaat .................................................................................................................................... 14
1.10 Kajian Pustaka ........................................................................................................................ 15
1.11 Ruang Lingkup Dan Batasan ................................................................................................ 16
1.12 Metodologi Penelitian ........................................................................................................... 16
1.13 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................................... 17
1.14 Hasil yang Diharapkan .......................................................................................................... 19

1. Latar Belakang
1.1 Tema
“KENDO”

Kendo merupakan Seni Bela Diri Pedang yang berasal dari Jepang. Kendo berasal
dari kata “ken” artinya pedang dan “do” yang artinya jalan. Arti keseluruhan untuk kata
Kendo adalah suatu jalan atau proses disiplin diri yang membentuk suatu pribadi samurai
yang berani dan loyal. Awalnya Kendo adalah cara untuk memanipulasi teknik pedang
(kenjutsu) yang tadinya menggunakan pedang asli (katana) menjadi pedang bambu
(shinai).

Olahraga Kendo memiliki 3 komponen yaitu cara tubuh mengendalikan pedang,


teknik serangan dan pikiran/sikap mental yang siap. Meskipun 3 komponen tersebut hanya
sebagai elemen dasar, namun penting bagi mereka yang mempelajari Kendo untuk
memahami dan menyadari bahwa Kendo lebih dari sekedar mengatasi lawan.

Saat ini Kendo bisa dikatakan sebagai olahraga modern namun olahraga Kendo
merupakan Tradisi budaya Jepang yang tidak boleh terputus. Motto asli Kendo adalah
“Kemenangan berarti bertahan hidup, kekalahan berarti kematian.” Kendo tidak hanya
membantu menghilangkan stres dan menimbulkan perasaan sejahtera fisik dan mental
tetapi juga mengajarkan ketegasan.

Seni Bela Diri Kendo dilakukan dengan tujuan yang berbeda-beda sesuai dengan
kondisi sosial yang berlaku di zaman nya. Meskipun orang-orang yang memilih Kendo
memiliki tujuan yang berbeda-beda namun, tujuan utama Kendo saat ini adalah
pengembangan tubuh dan pikiran yang sehat melalui pelatihan.

Meski telah melewati perkembangan, esensi Kendo tetap Konstan dalam


pertandingan: satu orang berhadapan dengan yang lain, siap dengan shinai, pikiran bertemu
pikiran dan lawan menyerang. Hal ini dapat melatih jiwa dan melakukan latihan dengan
benar, jujur dan penuh semangat maka terjadilah pemuliaan fitrah manusia.
Gambar 1.1 pertandingan kendo
Sumber : Jakarta Kendo Association Website

Awal nya terkesan paradoks, karena bagaimana sifat manusia bisa dimuliakan
dengan mencari lawan dan melakukan serangan? Memang benar Kendo bukan lah kegiatan
yang bisa kita lakukan sehari hari, tapi kita bisa menggambarkannya seperti tindakan
menyerang dan menangkis dilakukan dengan pemahaman tersirat bahwa sebenarnya tidak
ada seorang pun yang bemaksud membunuh atau melukai lawan. Sebaliknya, dalam
melakukan tindakan seperti itu, lawan-lawannya bersaing dan bekerja sama satu sama lain.
Hal ini menggambarkan cara untuk menghormati lawan dan mengenali sifat
kemanusiaannya sekaligus melawan dengan sekuat tenaga.
Banyak wanita yang telah lama tertarik pada seni bela diri seperti Judo dan Aikido, hal
itu didasari karen keinginan mereka untuk membekali diri dengan beberapa bentuk
keterampilan bela diri. Perlu di tekankan, bahwa Kendo yang dilakukan oleh perempuan
dalam segala hal sama persis dengan yang dilakukan laki-laki. Dasar dari Kendo bukanlah
kekuatan fisik tetapi waza (teknik seni) dan sikap mental yang baik.
Gambar 1.2 turnamen kendo
Sumber : Kendo Syracuse

Gambar 1.3 pelindung kendo


Sumber : Kendo The Definitive Guide by Hiroshi Ozawa

Turnamen Kendo diadakan di arena yang berbentuk persegi seluas 9 hingga 11 meter.
Seragam dan atribut Kendo harus lengkap sebelum memulai pertandingan, diantaranya
Shinai (pedang bambu) yang memiliki ukuran 110cm hingga 118cm, Keiko-Gi (pakaian
utama), Hakama (rok panjang dan Bogu yang terdiri dari Do (pelindung tubuh), Men
(pelindung kepala hingga bahu), Tare (pelindung pinggang hinggan panggul) dan Kote
(sarung tangan).
Kendo berbeda dengan olahraga tarung Jepang lainnya seperti Gulat dan Judo, Kendo
tidak ada kelas yang membagi peserta berdasarkan berat dan ukuran. Kendo bertanding
menggunakan pedang bambu dan menyerang sisi badan yang menggunakan pelindung di
area yang sudah di tentukan. Area-area tersebut merupakan kaki (terutama pada laki-laki),
Do (pelingdung dada) dan Kote (sarung tangan). Para pemain menyerang dengan agresif
dan tegas.

Salah satu perbedaan utama antara kendo dan seni bela diri barat adalah penekanan
filosofis dan spiritual Kendo. Ketika kita memahami akar spiritual dan filosofinya Kendo
akan menjadi seni dan berkontribusi pada kehidupan kita, membantu memperoleh rahmat
dan harmoni. Tanpa wawasan Filososi Kendo, seseorang yang mempraktikannya bertahun-
tahun mungkin akan gagal mencapai kualitas yang disebut Kihin (karakter, kehalusan,
keanggunan dan ketegangan).

Masalah kesehatan terpenting dalam Kendo adalah pencegahan cedera. Sebelum


mengikuti pertandingan, peserta harus mendapatkan surat keterangan keikutsertaan dari
dokter dan keluarga. Dokter mungkin akan menyarankan pemeriksaan fisik, EKG dan
stress test treadmill untuk memastikan kondisi jantung peserta apakah mampu mengikuti
pertandingan atau tidak.
1.2 Fenomena

• Berani
Fenomena ini diambil karena olahraga Kendo dilakukan secara kasar dan membutuhkan
sikap yang berani. Sikap berani ini tentu saja sangat diharuskan agar saat pertandingan di
mulai dan berhadapan dengan lawan, seorang kendoka (yang melakukan kendo) akan lebih
percaya diri dan tidak gugup saat menyerang.

• Tradisi Budaya Jepang

Tradisi merupakan kebiasaan atau kegiatan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Olahraga Kendo merupakan tradisi budaya jepang yang tentu saja tidak boleh terputus,
karena olahraga Kendo bisa kita sebut sebagai identitas dari budaya Jepang itu sendiri.

• Agresif

Olahraga Kendo tentu saja membutuhkan fisik yang kuat karena pergerakan nya yang
cukup banyak. Saat pertandingan Kendo dimulai, gerakan seorang Kendoka (yang
melakukan kendo) harus agresif untuk mendapatkan poin dari lawannya.

• Spiritual

Fenomena ini hadir karena tujuan utama dari Olahraga Kendo bukan lah tentang
kekuatan fisik atau kekuasaan, melainkan tentang spirit yang menjadi tujuan utamanya.
Spritual tidak selalu dikaitkan dengan hal ke-agaman/ruh namun bisa dikaitkan dengan
jiwa raga yang damai. Seorang kendoka yang sangat serius melatih diri nya dengan Kendo
akan mencapai kekuatan spirit yang artinya dia akan menjadi pribadi yang lebih baik.
• Dinamis

Kendo mempunyai teknik atau gerakan-gerakan yang cukup banyak dan rumit. Setiap
pergerakan membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi untuk menjatuhkan lawan dan
mendapatkaan poin. Saat kendoka sudah memulai pertandingan di dojo, mereka akan
memperlihatkan teknik-teknik yang terlihat dinamis untuk mendapatkan poin.

1.3 Inspirasi Desain

Untuk menentukan inspirasi desain dibutuhkan 2 fenomena yang paling menonjol


dari uraian yang sudah dijelaskan dan fenomena yang terpilih adalah Tradisi dan Agresif.
Dua fenomena tersebut cukup kuat untuk menggambarkan wujud dari Seni bela diri Kendo.

Tradisi terinspirasi dari olahraga Kendo yang berasal dari Jepang, dimana warisan
tersebut merupakan tradisi yang tidak boleh terputus. Tradisi ini juga untuk menunjukan
bahwa Kendo merupakan olahraga asli dari Jepang. Tradisi dalam Kendo merupakan hal
yang cukup penting, karena akan diwariskan secara turun menurun.

Berani dalam Kendo diambil dari etika seorang kendoka. Seorang kendoka yang
benar-benar mendalami perannya dan memahami betul aliran zen buddhisme yang
menjadi acuan kendo, akan mendapatkan tujuan yang kuat untuk menjadi pribadi yang kuat
dan berani.
1.4 Tren

Dari kedua fenomena yang sudah dipilih maka busana ini akan hadir pada Fall Winter
Season 2023. Koleksi busana ini dihadirkan perkiraan bulan September 2023. Lokasi untuk
pemasaran merupakan tempat-tempat yang ramai seperti kota yang memiliki tingkat
konsumtif tinggi, sehingga berpengaruh untuk penjualan yang besar. Pemilihan kota juga
untuk memudahkan akses jual beli dalam perdagangan fashion.

Seperti yang sudah dijelaskan tentang fenomena dan inspirasi di atas, busana ini
mengacu pada Trend dengan judul "Co-Exist" yang diluncurkan oleh Indonesia Fashion
Chamber dan memiliki 4 pengelompokan yaitu The Survivors, The Soul Searchers, The
Saviors dan The Self Improvers.

Dari 4 kelompok tersebut yang mendekati untuk koleksi ini adalah The Saviors.
Kelompok The Saviors ini merupakan kelompok yang tidak peduli akan perbedaan, bahu-
membahu mengatasi rintangan, berani dan tegar. Busana yang dihasilkan pada trend ini
merupakan busana bernuansa maskulin, terdapat unsur budaya dengan warna shade. The
Saviors dengan sub tema urban nya yaitu Transcultural, Inventive, Valiant dan Humanism.
Tampilan nya yang maskulin cocok untuk inspirasi dan fenomena yang di angkat.
Gambar 1.4.1 pelindung kendo
Sumber : Fashion trend 2023/2024

Sub urban dari The Saviors yang berkaitan dengan Kendo ini adalah Humanism. Sub
tren ini terinspirasi dari pemikiran humanism yang artinya mengedepankan nilai dan
kedudukan manusia. The Saviors membangun masyarakat yang lebih manusiawi dan
sejahtera. Empati serta nilai-nilai etis yang dianut tercermin dari penampilan yang
bersahaja dan tidak berlebihan. Mereka banyak mengangkat bentuk-bentuk busana basic
yang sportif
1.5 Target Market

Target market yang dituju dari segi demografis adalah pria dan wanita yang sedang
memasuki usia dewasa sekitar 21-30 tahun, kelas menengah ke atas dan memiliki pekerjaan
di bidang event organizer, digital creative dan influencer. Target market yang dituju untuk
orang yang tertarik akan festival budaya dan mengunjungi pameran.

Secara Psikografi, target market yang dituju adalah orang yang memiliki pribadi yang
berani, open minded, mudah bersosialisasi dan menyukai hal-hal yang baru. Kesehariannya
suka membantu dan memiliki nilai toleransi yang tinggi.

Secara Geografis, target market yang dituju berdomisili tidak jauh dari perkotaan dan
suka beraktivitas di kota besar. Perkotaan yang besar memudahkan akses jual beli untuk
para konsumen. Koleksi ini bisa digunakan untuk acara semi formal seperti seminar,
dengan iklim sedang. Kemungkinan koleksi ini akan launching di negara Jepang.
1.6 Style dan Look

Berdasarkan target market yang sudah dijelaskan, maka busana ini memilih style Sporty
Casual dan Edgy Look. Hal tersebut mengacu pada target market yang dituju, bisa dilihat
dari kepribadian dan alokasi penjualan. Style Sporty Casual menggambarkan konsumen
yang senang beraktivitas dengan penampilan yang menarik juga dinamis dan Edgy look
berpacu pada trend The Saviors, dimana trend ini memiliki sifat yang berani sehingga
cocok untuk gender yang dituju yaitu pria dan wanita.

Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas yang sudah dihubungkan menjadi satu
kesatuan maka judul karya busana yang akan diciptakan adalah Kaizen. Kaizen diambil
dari 2 kata Jepang yang digabungkan. Kata “kai” artinya perubahan dan kata “zen” artinya
baik. Bila digabungkan berarti perubahan yang baik. Hal ini berkaitan dengan perubahan
yang baik atau suatu improvisasi yang terjadi sebelum muncul nya seni beladiri Kendo.

1.7 Rumusan Masalah

Berdasarkan tema yang di angkat, maka dipilihlah dua fenomena yang dihadirkan yaitu
Tradisi dan Agresif. Kedua fenomena tersebut cukup mendeskripsikan tema Olaharaga
Kendo. Terdapat rumusan masalah dalam penelitian ini, diantaranya

1. Bagaimana tema Kendo ini bisa menjadi acuan untuk konsep penciptaan busana
yang dikaitkan dengan Tren The Saviors ?

2. Bagaimana merealisasikan Konsep Kendo Konsep Kendo untuk dijadikan busana


dengan judul Bushimaru?
1.8 Tujuan

Adapun tujuan untuk penelitian ini sebagai berikut

1. Mengenalkan Seni Bela Diri Kendo kepada masyarakat untuk mengetahui etika
yang selalu diterapkan budaya Jepang.
2. Mengangkat tema seni bela diri Kendo yang akan diwujudkan menjadi busana
dengan mengambil fenomena-fenomena yang terdapat dalam uraian tersebut.

1.9 Manfaat Penulisan

1.9.1 Manfaat Bagi Masyarakat

Memberikan informasi tentang etiket budaya Jepang melalui seni bela diri Kendo
dan memberikan gaya busana yang terinspirasi dari seni bela diri Kendo.

1.9.2 Manfaat Bagi Mahasiswa

Memberikan refrensi tentang seni bela diri Kendo yang akan diwujudkan ke
dalam busana.

1.9.3 Manfaat Bagi Peneliti

Menambah ilmu untuk peneliti dalam penyusunan karya dan menambah


refrensi desain yang terkait dengan seni bela diri Kendo.
1.9.4 Manfaat Bagi Institusi

Dapat digunakan sebagai refrensi untuk mengembangkan suatu karya desain


yang berkaitan dengan tema Kendo.

1.10 Kajian Pustaka

Penulisan ini menggunakan referensi dan teori-teori yang mengangkat tema juga
mendukung proses pengembangan koleksi. Beberapa data diambil dari journal dan E-
book, diantaranya :

Kend The Definitive Guide by Hiroshi Ozawa. Pada buku ini dijelaskan sejarah sebelum
munculnya Seni Bela Diri Kendo. Penjelasan yang tertera dijabarkan berdasarkan era yang
terjadi.

The Shambhala guide to Kendo 1st Shambhalaby Minoru Kiyota. Buku ini menjelaskan
etiket yang dipegang teguh oleh samurai. Budaya Jepang kental akan sikap disiplin dan ini
lah yang menjadi identitas Jepang.

This is kendo the art of Japanese fencing by Junzo Sasamori. Isi dari buku ini adalah
peraturan yang terdapat di pertandingan. Untuk memulai pertandingan, seorang kendoka
harus memenuhi peraturan yang sudah ada.

1.11 Ruang Lingkup Dan Batasan

Koleksi ini menghadirkan busana yang terinspirasi dari Seni Bela Diri Kendo dan
mengacu pada trend The Saviors dengan sub urban Inventive dan Valiant. Koleksi busana
ini dijabarkan menjadi beberapa segmentasi, diantaranya
1.11.1 Faktor Demografis

▪ Usia : 25-30 tahun


▪ Gender : Wanita
▪ Ekonomi : Kelas Mengengah Atas
▪ Pekerjaan : Karir
▪ Kewarganegaraan : WNI/WNA

1.11.2 Faktor Psikografis

▪ Gaya Hidup : Minimalis, aktif, modern


▪ Rutinitas :Mengikuti acara yang berkaitan dengan festival
budaya, menjalani pekerjaan sebagai wanita karir

1.12 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan peneliti adalah metode penelitian kulitatif. Metode kualitatif
merupakan meteode penelitian yang berfokus pada fenomena dan keadaan di tempat secara
langaung. Berikut adalah beberapa teknik yang terdapat pada metode kualitatif.

a. Pendekatan Penelitian

Untuk pendeketana penelitian, peneliti perlu melakukan observasi dan eksplorasi.

b. Objek yang di teliti

Perancangan koleksi busana yang terinspirasi dari Seni Bela Diri Kendo.

c. Tahap Penelitian
Tahap penelitian yang dilakukan peneliti diantaranya melakukan observasi,
wawancara dan dokumentasi.

1.13 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sangat penting dalam penelitian. Terdapat banyak cara dalam
pengumpulan data. Peneliti harus mengumpulkan data yang cukup jelas dan valid. Teknik
yang digunakan peneliti diantaranya

1. Observasi

Peneliti dapat melakukan metode ini dengan cara mengunjungi tempat terkait
secara langsung, merasakan suasana nya dan melihat langsung keadaan latihan
Kendo.

2. Wawancara

Teknik ini melakukan sesi tanya jawab terhadap pihak terkait mengenai tema
yang akan diangkat. Wawancara ini dapat dilakukan secara online maupun bertemu
langsung.

3. Dokumentasi

Teknik ini mengumpulkan data melalui gambar yang lebih memperlihatkan


visual dari tema yang diangkat. Pengumpulan data ini berguna karena akan
dijadikan referensi untuk mengembangkan koleksi busana.
1.14 Hasil Akhir Yang Diharapkan

Koleksi busana ini terisnpirasi dari Seni Bela Diri Kendo. Seni Bela Diri Kendo
memiliki beberapa fenomena diantaranya Berani, Tradisi, Agresif dan Spiritual. Dari ke
empat fenomena yang ada, terpilih nya dua fenomena yang akan dijadikan sebagai inspirasi
desain yaitu Tradisi dan Agresif.

Koleksi busana ini akan launching di Jakarta tahun 2024 bulan September. Tren yang
diambil adalah The Saviors dengan sub tren Inventive dan Valiant. Target market yang
dituju merupakan wanita karir dewasa muda usia 25-30 tahun, tinggal di daerah urban/sub
urban dengan iklim sedang dan memiliki kepribadian yang mudah bersosialisasi namun
cenderung selektif. Konsumen yang dituju memiliki ketertarikan akan festival budaya,
pameran seni dan senang bereksplorasi. Desain yang akan diciptakan sesuai uraian di atas
akan ditampilkan dalam Style Sporty Arty dan Warrior Look.

Hasil akhir yang diharapkan adalah busana siap pakai yang merepresentasikan tentang
Seni Bela Diri Kendo dimana seni bela diri tersebut masih memegang tradisi Jepang.
Harapan lainnya jika proyek ini terlaksanakan, semoga penelitian ini bisa dijadikan
referensi untuk mahasiswa lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hiroshi Ozawa (1997) Kendo: The Definitive Guide


Jinichi Tokeshi (2003) Kendo: Elements, Rules, and Philosophy (Latitude 20 Book)
Minoru Kiyota (2002) The Shambhala guide to Kendo
Junzō Sasamori (1964) This is kendo: the art of Japanese fencing
Hastangka1 , Rahma Fitriana2 Latifa Nuraini3 “FILOSOFI KENDO
MASYARAKAT JEPANG: ADAPTASI DAN REMODELING PENDIDIKAN DAN
PEMBANGUNAN KARAKTER BAGI GENERASI MUDA DI INDONESIA” jurnal
(31 Oktober 2022)

Anda mungkin juga menyukai