Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“PROFESIONAL GURU OLAHRAGA DAN KESEHATAN”


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Kependidikan

Dosen Pengampu:
Yusradinafi, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Muhammad Gilang Endar Saputra A1H121193


Eka Aprianto A1H121194
Pandu Hadi Yandra A1H121197
Doni Samuel A1H121111
Agung Tri Wahyudi A1H121100
Hanna Cyntia Rezky A1H121108
Muhamad Nurcholis Ramadhan A1H121094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul PROFESIONAL GURU OLAHRAGA DAN
KESEHATAN sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas kelompok Profesi
Kependidikan sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh Bapak Yusradinafi,
S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena pengetahuan
yang kami miliki masih minim, dan masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini. Untuk itu kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan dan penyampaian materi dalam makalah ini. Selanjutnya kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita serta dapat dipahami oleh pembaca.

Jambi, 11 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 3

1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 4

2.1 Profesionalisme Guru ............................................................................................. 4

2.2 PERAN DAN TUGAS GURU OLAHRAGA DAN KESEHATAN ..................... 5

2.3 KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI GURU OLAHRAGA DAN KESEHATAN


...................................................................................................................................... 6

2.4 Pengembangan Pendidikan Guru Pendidikan Jasmani ........................................... 7

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 9

3.1 KESIMPULAN ....................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada tahun 1998 Holton mengatakan bahwa globalisasi adalah satu kesatuan
dunia atau komunitas manusia yang di dalamnya secara regional, nasional, dan elemen-
elemen lokal diikat bersama dalam satu kesatuan yang saling mendukung (dalam Hong
F, 2003). Globalisasi yang termanifestasikan dalam strukturnya melibatkan semua
jaringan dengan tatanan global yang seragam dalam pola hubungan yang sifatnya
penetratif, kompetitif, rasional dan pragmatis (Semiawan CR, 1997) dalam berbagai
bidang kehidupan, terutama dalam dimensi kebugaran, kesehatan, ekonomi dan budaya.
Konsekuensinya adalah di dalam berbagai penyiapan sumber daya manusia (SDM)
harus bersifat realistis karena globalisasi menjadi tantangan yang terkait dengan daya
saing dan prakarsa, yaitu kemampuankemampuan yang belum menjadi ciri budaya
bangsa Indonesia, yang mementingkan keselarasan dan keserasian (Semiawan CR,
1997). Dalam menghadapi tantangan masa depan, perencanaan pengembangan
profesional guru pendidikan jasmani dan lembaga pendidikan tenaga kependidikan
(LPTK) harus diubah dari yang berwawasan mikro menjadi berwawasan makro,
antisipatif, ekstrapolatif, dan strategik (Depdikbud, 1995). Pendekatan makro berarti
memperluas cakupan wawasan dalam perencanaan pendidikan tenaga kependidikan
dengan meletakkan sistem pendidikan sebagai subsistem yang lebih luas, yaitu sistem
pembangunan ekonomi. Antisipatif berarti bahwa perencanaan pendidikan tenaga
kependidikan, termasuk guru pendidikan jasmani, bertumpu kepada tantangan-
tantangan yang akan terjadi di masa depan, baik yang bersifat internal ataupun
eksternal. Eksploratif berarti bahwa dalam perencanaan pendidikan guru pendidikan
jasmani harus bertumpu kepada kenyataan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai
pada saat sekarang beserta permasalahannya. Memperhatikan ketiga pendekatan
tersebut di atas, maka pendekatan strategik harus digunakan untuk memilih alternatif
rancangan yang paling menguntungkan dan efisien dalam mencapai peran dan target
yang telah ditetapkan (Depdiknas, 1995).

1
Ditinjau dari sudut profesi keguruan, tantangan yang paling besar pada era
globalisasi adalah adanya arus informasi yang semakin cepat, semakin akurat, dan
semakin beragam. Guru pendidikan jasmani merupakan salah satu komponen utama
dalam proses pendidikan. Oleh sebab itu, berusaha memahami tantangan dan masalah
yang akan dihadapi oleh guru pendidikan jasmani pada masa depan merupakan upaya
yang baik dalam rangka untuk mengembangkan profesionalisme guru pendidikan
jasmani pada masa mendatang.
Permasalahan yang dihadapi guru pendidikan jasmani dewasa ini dan pada masa
yang akan datang adalah dapatkah guru pendidikan jasmani mengangkat harkat dan
martabat profesinya sehingga guru pendidikan jasmani menjadi orang yang dapat
digugu dan ditiru ?
Guru olahraga dan kesehatan merupakan seorang profesional yang memiliki
peran penting dalam mengembangkan kesehatan dan kebugaran siswa. Guru ini tidak
hanya mengajar siswa tentang olahraga, tetapi juga memberikan pengetahuan dan
keterampilan untuk memelihara kesehatan dan kebugaran tubuh. Oleh karena itu, guru
olahraga dan kesehatan harus memiliki pengetahuan yang luas tentang anatomi,
fisiologi, psikologi, dan nutrisi untuk membantu siswa memahami dan mengaplikasikan
konsep-konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam makalah ini, akan dibahas tentang peran dan tugas guru olahraga dan
kesehatan serta kualifikasi dan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru olahraga dan
kesehatan sebagai tenaga pendidik yang profesional.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian profesionalisme guru?
2. Peran dan tugas guru olahraga dan kesehatan?
3. Kualifikasi dan kompetensi guru olahraga dan kesehatan?
4. Apa saja Pengembangan Pendidikan Guru Pendidikan Jasmani?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian profesionilsme guru dengan baik
2. Mengatahui peran dan tugas guru olahraga dan kesehatan
3. Mengetahui Kualifikasi dan kompetensi guru olahraga dan kesehatan
4. Memahami pengengembangan pendidikan guru jasmani

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profesionalisme Guru


Istilah profesionalisme berasal dari profession. Dalam Kamus InggrisIndonesia,
“profession berarti pekerjaan”1 .Arifin dalam buku Kapita Selekta Pendidikan
mengemukakan bahwa profession mengandung arti yang sama dengan kata occupation
atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau
latihan khusus2 .

Dalam buku yang ditulis oleh Kunandar yang berjudul Guru Profesional
Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan disebutkan pula bahwa
profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin
atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau
pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang
diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi, profesi adalah suatu pekerjaan
atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu.

Jasin Muhammad yang dikutip oleh Yunus Namsa, beliu menjelaskan bahwa
profesi adalah suatu lapangan pekerjaan yang dalam melakukan tugasnya memerlukan
teknik dan prosedur ilmiah, memiliki dedikasi serta cara menyikapi lapangan pekerjaan
yang berorientasi pada pelayanan yang ahli . Pengertian profesi ini tersirat makna
bahwa di dalam suatu pekerjaan profesional diperlukan teknik serta prosedur yang
bertumpu pada landasan intelektual yang mengacu pada pelayanan yang ahli2 .

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi


adalah suatu pekerjaan atau keahlian yang mensyaratkan kompetensi intelektualitas,
sikap dan keterampilan tertentu yang diperolah melalui proses pendidikan secara
akademis.

Dengan demikian, Kunandar mengemukakan profesi guru adalah keahlian dan


kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni
untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan.

4
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, profesi adalah suatu jabatan,
profesional adalah kemampuan atau keahlian dalam memegang suatu jabatan tertantu,
sedangkan profesionalisme adalah jiwa dari suatu profesi dan profesional. Guru sebagai
profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan
kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan
tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil guna.

2.2 PERAN DAN TUGAS GURU OLAHRAGA DAN KESEHATAN


Guru olahraga dan kesehatan memiliki peran penting dalam mengembangkan
kesehatan dan kebugaran siswa. Mereka harus mampu mengajar siswa tentang
kesehatan dan kebugaran serta memberikan pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk memelihara tubuh yang sehat. Berikut ini adalah beberapa tugas guru
olahraga dan kesehatan:

 Mengembangkan program olahraga dan kebugaran yang tepat

Guru olahraga dan kesehatan harus mampu mengembangkan program olahraga


dan kebugaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Program
tersebut harus mencakup berbagai jenis olahraga dan kegiatan fisik yang dapat
meningkatkan kesehatan dan kebugaran siswa.

 Mengajar siswa tentang anatomi, fisiologi, psikologi, dan nutrisi

Guru olahraga dan kesehatan harus memiliki pengetahuan yang luas tentang
anatomi, fisiologi, psikologi, dan nutrisi untuk membantu siswa memahami dan
mengaplikasikan konsep-konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Mereka
harus mampu memberikan informasi yang akurat dan relevan tentang topik-topik
tersebut.

 Mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam olahraga dan kegiatan fisik

Guru olahraga dan kesehatan harus mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam
olahraga dan kegiatan fisik. Mereka harus memotivasi siswa dan membantu mereka
untuk menemukan jenis olahraga yang mereka sukai.

 Memantau perkembangan fisik siswa

5
Guru olahraga dan kesehatan harus memantau perkembangan fisik siswa secara
teratur. Mereka harus mengukur kemajuan siswa dalam berbagai aspek kebugaran
fisik dan memberikan umpan balik yang sesuai.

 Membantu siswa mengatasi cedera atau masalah kesehatan terkait olahraga.


Guru olahraga dan kesehatan harus mampu membantu siswa mengatasi

2.3 KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI GURU OLAHRAGA DAN


KESEHATAN
Untuk menjadi seorang guru olahraga dan kesehatan yang profesional, ada
beberapa kualifikasi dan kompetensi yang harus dimiliki. Berikut ini adalah beberapa
kualifikasi dan kompetensi yang penting untuk seorang guru olahraga dan kesehatan:

1. Pendidikan dan Pelatihan

Seorang guru olahraga dan kesehatan harus memiliki gelar sarjana dalam bidang
pendidikan jasmani dan kesehatan atau bidang terkait lainnya. Selain itu, mereka harus
mengikuti pelatihan atau sertifikasi tambahan yang diperlukan untuk memperoleh
kualifikasi yang lebih tinggi.

2. Pengetahuan dan Keterampilan

Seorang guru olahraga dan kesehatan harus memiliki pengetahuan dan


keterampilan yang luas tentang anatomi, fisiologi, psikologi, nutrisi, dan teknik-teknik
olahraga. Mereka harus mampu mengajar siswa dengan metode yang efektif dan
memotivasi siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan fisik.

3. Komunikasi dan Kolaborasi

Seorang guru olahraga dan kesehatan harus memiliki kemampuan komunikasi


yang baik dan dapat bekerja sama dengan siswa, orang tua, dan staf sekolah. Mereka
harus mampu berkomunikasi dengan jelas dan efektif dan bekerja sama dengan orang
lain untuk mencapai tujuan yang sama.

6
4. Kepemimpinan dan Motivasi

Seorang guru olahraga dan kesehatan harus memiliki kemampuan


kepemimpinan yang baik dan dapat memotivasi siswa untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Mereka harus menjadi contoh yang baik dan mendorong siswa untuk
mencapai prestasi yang lebih tinggi dalam olahraga dan kegiatan fisik.

5. Etika dan Profesionalisme

Seorang guru olahraga dan kesehatan harus mematuhi kode etik dan standar profesional
dalam prakteknya. Mereka harus memperlakukan semua siswa dengan adil dan sama
serta menjaga privasi siswa. Mereka harus memenuhi tugas-tugas mereka dengan
integritas dan menghindari praktek-praktek yang tidak etis.

2.4 Pengembangan Pendidikan Guru Pendidikan Jasmani


Dalam rangka mengantisipasi tantangan yang dihadapi pada masa depan dan
memperhatikan permasalahan yang dihadapi masa kini, maka perlu dilakukan orientasi
ulang terhadap upaya pengembangan pendidikan guru pendidikan jasmani.

Pertama, hanya lulusan (out put) yang bermutu dapat mempunyai nilai
kompetitif tinggi (Sumantri HM, 1997). Lulusan yang demikian ini, hanya dapat
dihasilkan oleh tenaga guru pendidikan jasmani yang sudah terampil serta mempunyai
pengalaman di lapangan yang didasari dengan konsepilmu pengetahuan yang kuat.
Proses pendidikan di LPTK, harus dikaitkan dan disepadankan (link and match) dengan
keterampilan praktik yang dialami di dunia pendidikan yang sebenarnya. Kebutuhan
untuk keterkaitan dan kesepadanan ini menjadi sangat penting pada jenis-jenis
pekerjaan seperti guru pendidikan jasmani.

Kedua, untuk mengantisipasi pemenuhan kebutuhan guru yang berubah selaras


dengan pergeseran struktur demografi ataupun kebutuhan struktur tenaga kerja dan
perkembangan iptek, maka upaya untuk membuat sistem pendidikan guru yang lebih
fleksibel yang mampu menghadapi tantangan pasang surutnya kebutuhan akan guru
pendidikan jasmani yang diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS), sangat
diperlukan untuk menekan terjadinya pemborosan.

7
Ketiga, mengingat sumber daya yang dapat disediakan oleh pemerintah terbatas,
sementara itu mutu harus ditingkatkan, maka peranan swasta dan partisipasi masyarakat
perlu juga ditingkatkan untuk membantu upaya pengembangan lembaga pendidikan
tenaga kependidikan.

Keempat, dengan meningkatnya jumlah penduduk di perkotaan dan


menurunnya jumlah penduduk di pedesaan, maka pendekatan pemetaan sekolah dan
kebutuhan guru termasuk guru pendidikan jasmani yang selama ini dipergunakan perlu
dirubah. Perencanaan pendidikan guru termasuk guru pendidikan jasmani diintegrasikan
dengan sistem pemetaan pengembangan perkotaan termasuk pemukiman penduduk
pada masa mendatang.

Kelima, untuk mengisi kebutuhan akan guru pendidikan jasmani di daerah


terpencil dan di desa-desa yang semakin langka penduduknya, perlu dirancang program
pendidikan guru pendidikan jasmani yang dapat menghasilkan guru pendidikan jasmani
yang profesional yang dapat menjadi tutor pada SLTP terbuka (Jalal, 1997).

Keenam, perencanaan pendidikan guru pendidikan jasmani pada masa


mendatang dituntut tidak hanya berorientasi kepada upaya untuk memberikan
kesempatan memperoleh pendidikan, tetapi bagaimana dapat memberikan layanan
pendidikan yang bermutu pada masa mendatang (Lawson, 2003).

Ketujuh, pendidikan guru pendidikan jasmani memerlukan biaya yang mahal,


sementara itu keuntungan baliknya baru dapat diperoleh beberapa tahun lagi (Nurhadi,
1997). Investasi di bidang pendidikan pada masa depan akan dituntut seefisien
mungkin. Ini berarti, walaupun pendekatan tuntutan akan tenaga kerja dipergunakan
dalam perencanaan pendidikan guru pendidikan jasmani di jenjang pendidikan tinggi,
perlu estimasi besaran nilai balik dari investasi yang telah dilakukan perlu
dipertimbangkan.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Guru pendidikan jasmani merupakan salah satu komponen utama dalam proses
pendidikan. Oleh sebab itu, berusaha memahami tantangan dan masalah yang akan
dihadapi oleh guru pendidikan jasmani pada masa depan merupakan upaya yang baik
untuk mengembangkan profesionalisme guru pendidikan jasmani di era globalisasi.

Peningkatan peranan dan pengembangan profesionalisme guru pendidikan


jasmani, di samping bergantung kepada program yang dibuat dan dilaksanakan oleh
pemerintah ataupun masyarakat, pada akhirnya lebih banyak bergantung kepada inisiatif
dan kemauan guru itu sendiri untuk meningkatkannya. Tanpa kemauan dan penghayatan
yang kuat serta kecintaan yang mendalam terhadap profesi yang ditekuninya, maka
hampir dapat dipastikan akan susah terjadinya perkembangan suatu profesionalisme.

Untuk mengantisiPasi permasalahan yang dihadapi guru pendidikan jasmani di


era globalisasi agar dapat mengangkat harkat dan martabat profesinya, maka upaya
untuk meningkatkan peranan dan pengembangan profesionalisme guru pendidikan
jasmani, merupakan upaya yang perlu dilakukan secara bersamasama baik oleh unsur
pemerintah, masyarakat, ataupun individu guru pendidikan jasmani itu sendiri.

9
DAFTAR PUSTAKA

Barrette GT. 2003. Sport and Integration Social. Paper in International Conference on
Sport and Sustainable Development, Yogyakarta.

Bart Crum. 2003. Physical Education and School Sport and the Multiformity of
Movement Culture. Paper in International Conference on Sport and Sustainable
Development, Yogyakarta.

Depdikbud. 1995. Program-Program Prioritas Pembangunan Pendidikan Dalam


Repelita VI, Jakarta.

Nurhadi MA. 1995. Masalah dan Tantangan Pendidikan Bagi Perencanaan


Pengembangan Guru dan Lembaga Pendidikan Guru. Disampaikan pada
Seminar Tentang Guru dan Pendidikan Guru, Singaraja Bali.

Tirta N. 1997. Profesionalisme Guru (Suatu Tantangan Perubahan). Makalah Studium


General/Seminar Dalam Rangka Dies Natalis IV dan Wisuda VII STKIP,
Singaraja.

Fasli Jalal. 1997. Identifikasi dan Pengembangan Indikator Kualitas Sumber Daya
manusia Dalam Kaitannya Dengan Pemberdayaan Pendidikan Jasmani dan
Olahraga di Lembaga Pendidikan. Makalah disampaikan pada Konferensi
Nasional Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Bandung.

Rusli Lutan. 2001. Pencarian Konsep dan Wilayah Bookman Old Style Tubuh Ilmu
Keolahragaan. Program Pendidikan Olahraga, Program Pascasarjana,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

10

Anda mungkin juga menyukai