LAPORAN PENELITIAN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6
Kelas : Ekstensi H
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui:
Dosen Pembimbing
NIP.
i
KATA PENGANTAR
Penyusun bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya masih
memberikan kehidupan serta kesehatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
mini riset ini dengan tepat waktu.
Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada : Ibu Sani Susanti S.Pd, M.Pd
selaku dosen Keterampilan Dasar Pendidikan Luar Sekolah (PLS)
Penyusun memohon maaf apabila ada kekurangan dan keterbatasan pada laporan
makalah miniriset ini. Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dalam
penyempurnaan laporan ini. Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan........................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Batasan Masalah.................................................................................................2
D. Tujuan Penelitian...............................................................................................2
E. ManfaatPenelitian..............................................................................................2
B. Kerangka Berpikir...............................................................................................13
A. Desain Penelitian................................................................................................16
A. Hasil Penelitian.....................................................................................................19
BAB V PENUTUP........................................................................................................21
A. Kesimpulan.........................................................................................................21
B. Saran...................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................22
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULAN
Pendidikan luar sekolah sebenarnya bukanlah barang baru dalam khasanah budaya
dan peradaban manusia. Pendidikan luar sekolah telah hidup dan menyatu di dalam
kehidupan setiap masyarakat jauh sebelum muncul dan memasyarakatnya sistem
persekolahan. PLS mempunyai bentuk dan pelaksanaan yang berbeda dengan sistem yang
sudah ada di pendidikan persekolahan. PLS timbul dari konsep pendidikan seumur hidup
dimana kebutuhan akan pendidikan tidak hanya pada pendidikan persekolahan/pendidikan
formal saja. PLS pelaksanaannya lebih ditekankan kepada pemberian keahlian dan
keterampilan dalam suatu bidang tertentu.
Salah satu modal dasar persiapan tersebut adalah meningkatkan kualitas pendidikan.
Undang-Undang yang mengatur pendidikan adalah Undang-Undang NO 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menyatakan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, dasar-dasar, akhlak mulia serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana peran kursus mengemudi mobil dalam masyarakat?
2. Apa manfaat kursus mengemudi mobil dalam masyaraka?
C. BATASAN MASALAH
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui peran kursus mengemudi mobil dalam masyarakat
2. Untuk mengetahui hal yang belum diterapkan dalam peran kursus mengemudi
mobil dalam masyarakat
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Mengetahui bagaimana peran kursus mengemudi mobil dalam masyarakat
2. Mengetahui apa saja yang beum dilakukan dalam peran kursus mengemudi mobil
dalam masyarakat.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
Dikalangan masyarakat, program-program pendidikan nonformal sering di
koordinasikan dan dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Masyarakat. Tim pengerak
Pembina kesatuan pada tingkat kelurahan dibina oleh para lurah/kepala desa. Diluar
itu, organisasi-ogranisasi wanita seperti Dharma Wanita dalam program bakti sosial
kepada masyarakat sering kali melaksanakan program-program dalam bentuk paket
program pendidikan nonformal. Pendidikan non formal sifatnya lebih fleksibel dalam
arti luas waktu penyelenggaranya disesuaikan dengan kesempatan yang ada artinya
dapat beberapa bulan, tahun ataupun hari, sehingga dalam waktu yang cukup singkat
dapat digunakan untuk memperoleh kecakapan atau keterampilan yang dapat
digunakan dalam menopang kehidupannya.
4
penghargaan, dan/atau aktualisasi diri yang dimiliki saat ini dengan kebutuhan
tersebut yang hams atau diharapkan terpenuhi.
5
3. FUNGSI DAN TUJUAN PENDIDIKAN NONFORMAL
1) FUNGSI PENDIDIKAN NONFORMAL
6
(6) Terwujud keadilan gender dalam pelayanan pendidikan melalui peningkatan
kesetaraan antara penduduk laki-laki dan perempuan dalam akses, mutu, relevansi,
dan tata kelola pemerintahan bidang pendidikan.
(7) Terwujud kelembagaan dan unit-unit pelaksana teknis PNF, serta satuan PNF
lainnya yang terakreditasi dan mampu memberikan pelayanan pendidikan yang
bermutu, efisien, efektif dengan tata kelola yang akuntabel dan transparan.
7
1. Kelompok Bermain (KB) adalah salah satu bentuk layanan PAUD bagi anak usia 3 – 6
tahun, yang berfungsi untuk meletakkan dasar-dasar ke arah perkembangan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan bagi anak usia dini dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya,
sehingga siap memasuki pendidikan dasar.
2. Taman Penitipan Anak (TPA) adalah wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan
anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama
orangtuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam menagsuh
anaknya karena bekerja atau sebab lain.
8
Salah satu penyebab ketidakberdayaan perempuan adalah ketidakadilan
gender yang mendorong terpuruknya peran dan posisi perempuan di masyarakat.
Perbedaan gender seharusnya tidak menjadi masalah sepanjang tidak menghadirkan
ketidakadilan gender. Namun perbedaan gender tersebut justru melahirkan berbagai
ketidakadilan, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Manifestasi ketidakadilan itu
antara lain (1) Marginalisasi karena diskriminasi terhadap pembagian pekerjaan
menurut gender, (2) Subordinasi pekerjaan (3) Stereotiping terhadap pekerjaan
perempuan, (4) Kekerasan terhadap perempuan, dan (5) Beban kerja yang berlebihan.
Oleh karena itu, ada beberapa komponen penting yang perlu diperhatikan
dalam upaya memberdayakan perempuan, yaitu (1) Organisasi dan kepemimpinan
yang kuat, (2) Pengetahuan masalah hak asasi perempuan, (3) Menentukan strategi,
(4) Kelompok peserta atau pendukung yang besar, dan (5) Komunikasi dan
pendidikan. Sementara itu, salah satu upaya dalam memberdayakan sumber daya
manusia, khususnya perempuan, adalah melalui penanaman dan penguatan jiwa dan
praktek kewirausahaan. Secara umum, ciri dan watak seorang wirausahawan adalah
(Kartini, 2001):
1. Memiliki kepercayaan diri dan optimis
2. Berorientasi pada kerja dan hasil
3. Berani mengambil resiko dengan perhitungan yang jelas
4. Memiliki jiwa dan sikap kepemimpinan
5. Memiliki kemampuan kreatif dan inovatif
6. Berorientasi ke masa depan
9
pembelajaran, merupakan cara untuk mengembangkan kemampuan seseorang dalam
menguasai dan menggunakan keterampilan membaca, menulis, berhitung, mengamati
dan menganalisis, yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari serta memanfaatkan
potensi yang ada di lingkungan sekitar.
Untuk mencapai hal tersebut, pendidikan keaksaraan diselengarakan dengan
prinsip ;
Ditujukan bagi peserta didik yang berasal dari masyarakat yang kurang
beruntung, tidak pernah sekolah, putus sekolah dan putus lanjut, serta usia produktif
yang ingin meningkatkanpengetahuan dan kecakapan hidupnya.
Definisi mengenai setara adalah sepadan dalam civil effect, ukuran, pengaruh,
fungsi, dan kedudukan. Lulusan program pendidikan kesetaraan memiliki hak yang
sama dengan pendidikan formal yaitu mereka bias melanjutkan ke jenjang berikutnya
yang lebih tinggi.
10
Diluar hal itu pengelolaan pendidikan kesetaraan di Indonesia sekarang begitu
menjamur, minat masyarakat mengikuti program inipun semakin meningkat. Program
Paket B pun memberi sumbangsih terhadap program wajar diknas secara nasional
mencapai sekitar 3% lulusan Paket A, B dan C terus meningkat.
Sejalan dengan perkembangan zaman, karakteristik sasaran, maka pendidikan
kesetaraanpun mulai memberikan variasi layanan untuk memberikan layanan bagi
masyarakat yang memang membutuhkan layanan pendidikan nonformal. Kini
pendidikan kesetaraanpun memberikan alternatif layanan seperti Pembelajaran
Langsung, Lumbung Belajar, Layanan Jemput Bola, Home schooling, dan E-
Learning.
Pembelajaraan langsung adalah tatap muka langsung antara tutor dan warga
baik secara perorangan maupun kelompok di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
(PKBM) atau lembaga penyelenggaraan lainnya.
Lumbung Belajar adalah tempat disebut gudang ilmu, tempat yang dapat
disinggahi oleh warga belajar yang ingin mendapatkan pengetahuan dan keterampilan.
Jenis lumbung belajar juga di Nunukan, Entikong, dan Hongkong.
Layanan jemput bola adalah layanan pendidikan yang bersifat aktif, yang
bergerak mendatangi dan menjangkau peserta didik yang mengalami hambatan atau
kesulitan untuk datang ke tempat pembelajaran, biasanya juga tutor kunjungan. Tugas
tutor disini sangat berat, ia harus mendatangi warga yang ingin belajar yang lokasinya
cukup jauh, bahkan tutor menggunakan para layang untuk mencapai sasaran karena
letak geografis yang bergunung dan berlembahseperti di kawasan Indonesia Timur.
Home schooling adalah proses layanan pendidikan yang dilakukan secara
teratur, terarah, dan terencana dilakukan oleh orang tua/ keluarga di rumah atau di
tempat-tempat lain, dimana proses belajar berlangsung dalam suasana kondusif
dengan tujuan agar semua potensi anak yang unik dapat berkembang secara
maksimal.
E-Learning merupakan situs percontoh penggunaan teknologi komunikasi
untuk alternatif sistem belajar.
Diverifikasi layanan ini dilakukan sebenarnya untuk memberikan layanan
kepada masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam hal keterbatasan dari sisi
waktu, keterbatasan ekonomi, dan keterbatasan sosial.
Tugas Tutor (tenaga pengajar) dan penyelenggaraan pendidikan nonformal
sangat berat, bila melihat karakteristik sasaran pendidikan nonformal yang beragam,
11
apalagi anggaran untuk pendidikan nonformal di Indonesia cenderung tidak sebanding
dengan anggaran untuk pendidikan formal. Padahal pendidikan nonformal sendiri
memiliki andil besar dalam membantu pembangunan pendidikan di Indonesia. Seperti
dikatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nonformal sebagai penambah,
pengganti dan pelengkap pendidikan formal, tetapi pendidikan nonformal
memberikan warna tersendiri bagi lulusannya yaitu bagaimana memberdayakan diri,
untuk menolong diri sendirinya. Meskipun tantangannya kini semakin beragam dan
begitu kompleks.
12
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah suatu wadah yang
menampung berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat diarahkan pada
pemberdayaan potensi untuk menggerakkan pembangunan di bidang pendidikan,
sosial, ekonomi dan budaya. Tujuan PKBM adalah untuk memperluas kesempatan
warga masyarakat, khususnya yang tidak mampu untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan
bekerja mencari nafkah. Karena itu PKBM dapat menyelenggarakan berbagai
program pendidikan nonformal sesuai dengan kebutuhan dan potensi masyarakat
disekitarnya.
B. KERANGKA BERPIKIR
1. PENGERTIAN PELATIHAN
Secara teoritis, istilah pelatihan (training) adalah suatu proses dimana orang-
orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu pencapaian tujuan organisasi
(Mathis & Jackson, 2002:5). Secara terbatas, pelatihan menyediakan para pegawai
dengan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta ketrampilan yang
13
digunakan dalam melakukan pekerjaan mereka saat ini. Sementara batasan yang lebih
luas menyimpulkan bahwa pelatihan merupakan cakupan dari pengembangan serta
memfokuskan individu untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik bagi
pekerjaannya saat ini maupun masa yang akan datang.
Anwar Prabu (2003 : 24) mengemukakan bahwa pelatihan adalah proses
pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan
terorganisasi, pegawai non-manajerialnya mempelajari pengetahuan dan ketrampilan
teknis dalam tujuan terbatas.
Dengan demikian, istilah pelatihan ditujukan pada pegawai pelaksana untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan teknis.
2. TUJUAN PELATIHAN
14
4) Praktek. Mempraktekkan apa yang dipelajari jelas merupakan hal yang sangat
penting. Sedapat mungkin para pegawai yang dilatih bisa mempraktekkan ketrampilan
tersebut dalam suasana pekerjaan yang sebenarnya.
5) Perbedaan individual. Meskipun latihan secara kelompok sering mempunyai
kelebihan ekonomis, perlulah disadari bahwa pada hakekatnya pegawai itu berbeda
antara satu dengan lainnya. Karenanya latihan yang efektif hendaknya menyeuaikan
kecepatan dan kerumitan dengan kemampuan masing-masing individu.
Kursus mengemudi yang biasa dikenal “Driving Course” adalah suatu instansi
jasa yang memeberikan pelayanan dalam mengemudi mobil. Jika anda bisa
mengendarai mobil dengan baik dan memiliki mobil sendiri maka tidak ada salahnya
untuk menengok peluang usaha kursus setir mobil. Ditambah untuk membuka usaha
kursus seperti ini tidak diperlukan persyaratan khusus dan modal yang terlalu besar.
Apalagi kebutuhan seseorang untuk bisa mengendarai kendaraan roda empat dewasa
ini cukup pesat, dengan potensi konsumen yang bisa di raih, tentu tidak ada salahnya
untuk membuka usaha ini. Akan tetapi biasanya untuk membuka usaha semacam ini
membutuhkan perizinan tertentu, atau menghubungi instansi terkait (misalnya dinas
perhubungan dll.)
Mengemudi bukanlah suatu kegiatan yang mudah untuk dilakukan.Untuk
dapat mengemudi, kita harus belajar dari ahlinya. Memelajari mengemudi secara
otodidak dapat memakan waktu serta mempunyai risiko selama dalam proses belajar.
Banyak orang yang sudah mempunyai kemampuan membeli mobil, namun belum memiliki
kemampuan untuk mengemudi.Hal ini merupakan potensi pasar untuk membuka usaha
kursus mengemudi.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian, metode penelitian, dan memilih lokasi
untuk melakukan penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Metode Penelitian
3. Lokasi Penelitian
Lokasi observasi penelitian ini adalah di Kursus Rezeki Mengemudi Mobil Jl.
Pasar 3 Gg Kutilang No. 8A Medan Perjuangan.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada hari 05 November 2019 mulai pukul 15.00
WIB
16
Menurut Sugiyono (2017:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Sugiyono
(2011:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Pemilik dari Rezeki Mengemudi Mobil.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2017:61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian ini variabel yang digunakan terdiri dari satu variabel yaitu: Peran RMM
dalam meningkatkan kemampuan mengemudi dalam masyarakat.
Dari variabel yang disebutkan di atas maka dapat dibuat defenisi operasional
variabelnya yaitu: peran RMM dalam meningkatkan kemampuan mengemudi dalam
masyarakat.
17
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan (Sugiyono, 2017:308). Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan
pada pada penelitian ini yaitu menggunakan angket atau kuesioner dan observasi.
1. Jenis Data
Jenis data ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.
Sedangkan data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono
2017:308)
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Jenis data
sekunder yang digunakan pada penelitian ini adalah buku dan jurnal-jurnal yang
sesuai dengan judul penelitian ini.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes
pertanyaan berupa buku yang diajukan berupa pertanyaan.
18
BAB IV
A. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
19
B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Dari penelitian yang kami lakukan, diketahui bahwa peran kursus mengemudi
RMM sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari pertanyaan yang kami ajukan, pertanyaan
antara lain:
20
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penelitian yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa pemilik mobil
tersebut memberikan pelayanan yang baik dan nyaman kepada konsumen.
B. SARAN
21
22
DAFTAR PUSTAKA
http://asefriany.blogspot.com/2015/01/kursus-stir-mobil.html
http://mytugasmm.blogspot.com/2015/06/makalah-pendidikan-nonformal.html
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/7584/Bab%202.pdf?
sequence=10
http://intips-keuangan.blogspot.com/2013/10/tips-memulai-usaha-kursus-mengemudi.html
https://andriyani95.wordpress.com/2012/11/05/bisnis-dan-kewirausahaan-stir-mobil/
http://idebisnis-ideusaha.blogspot.com/2014/02/meraup-untung-dari-usaha-kursus-setir.html
Bambang Sarwoko, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Bandung. IKIP Semarang Press
23
LAMPIRAN