Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN REKAYASA IDE

MK. KETERAMPILAN
PENDIDIKAN KONSEP PAUD

PRODI S1 PGSD

SKOR NILAI:

Strategi Pembelajar Dan Jenis Kegiatan


Pengembangan Yang Di Gunakan Di TK

Nama Mahasiswa : HUMAIROH PURBA

Nim : 1193311062

Jurusan : Pendidikan Pra dan Sekolah Dasar

Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Kelas : H PGSD

Dosen Pengampu : SANTA MURNI SITUMORANG, SE, M.pd

Mata Kuliah : Keterampilan Pendidikan Konsep PAUD

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
OKTOBER 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Tugas Rekayasa
Ide yang berjudul tentang “Strategi Pembelajar Dan Jenis Kegiatan Pengembangan Yang Di
Gunakan Di TK” yang tepat pada waktunya.
Saya ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu “SANTA MURNI
SITUMORANG, SE, M.pd” berkat arahan serta bimbingannya saya dapat menyelesaikan
tugas ini.
Saya menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna dan tidak terlepas dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu saya harapkan demi kesempurnaan tugas ini.
Saya harap Tugas ini dapat bermanfaat dalam memberikan informasi kepada kita
semua.

Medan, Oktober 2019

Penulis
Humairoh Purba

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...............................................................................................................i
Daftar Isi ........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1
A. Latar belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan masalah ..............................................................................................1
C. Tujuan ................................................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI ...............................................................................................2
A. Pengembangan kegiatan dengan cara terpadu ...................................................2
B. Pengembangan melalui kegiatan rutin ...............................................................4
C. Pengembangan melalui kegiatan terprogram .....................................................4
D. Pengembangan melalui kegiatan spontan ..........................................................5
E. Pengembangan melalui kegiatan keteladanan ...................................................5
BAB III REKAYASA IDE ............................................................................................7
BAB IV PENUTUP........................................................................................................10
A. Kesimpulan ........................................................................................................10
B. Saran ..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Usia taman kanak-kanak sering sekali juga disebut sebagai “the golden age” atau
masa emas (Masitoh, 2005). Oleh sebab itu pemerintah melalui Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 28 Ayat 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menetapkan bahwa “Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu pendidikan anak usia dini
yang diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi diri anak sesuai
dengan tahap perkembangannya”.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa belajar merupakan proses mental dan
emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang di katakan belajar bila fikiran dan
perasaanya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat di amati orang
lain,akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan (orang yang sedang belajar itu). Sedangkan
pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang harus di kuasai
siswa. Proses pembelajaran perlu di sesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa. Itu
sebabnya proses pembelajaran di taman kanak-kanak berbeda dengan proses belajar di
sekolah dasar atau denan tingkat pendidikan yang lainnya.
Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkapkan
batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran,
pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu siswa dalam memilih
tindakan yang tetap. Guru dapat terhindar dari tindakan-tindakan yang kelihatanya baik tetapi
nyatanya tidak berhasil meningkatkan proses belajar siswa. Selain itu dengan teori dan
prinsip-prinsip belajar ia memiliki dan mengembangkan sikap yang diperlukan untuk
menunjang peningkatan belajar siswa. Sedangkan mengetahui asas-asas pembelajaran pun tak
kalah pentingnya. Asas-asas pembelajaran juga dapat digunakan sebagai dasar untuk
pengembangan program pembelajaran inovatif.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana strategi pembelajar dan jenis kegiatan pengembangan yang di gunakan
di TK?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui strategi pembelajaran dan jenis kegiatan pengembangan yang
di gunakan di TK
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah keterampilan pendidikan konsep PAUD

1
BAB II
KAJIAN TEORI
A. PENGEMBANGAN KEGIATAN DENGAN CARA TERPADU
Karakteristik perkembangan anak TK bersifat holistic atau menyeluruh atau terpadu.
Artinya antara aspek perkembangan yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan, aspek
perkembangan yang satu mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aspek perkembangan lainnya,
sebagaimana dikemukakan oleh Bredekamp (1997), “Domains of children’s development is
one domain influence and is influenced by development in other domain.”
Pembelajaran yang cocok adalah pembelajaran terpadu dengan berbasis pada tema.
Eliason dan Jenkins (1994) menegaskan, bahwa dengan melalui tema dalam kurikulum
terpadu memudahkan anak dalam membangun konsep tentang benda atau peristiwa yang ada
di lingkungannya.”
Lebih jauh pembelajaran terpadu dapat menyentuh semua dimensi kecerdasan anak
(multiple intelligence), sehingga hakiki hak setiap anak terpenuhi karena ia memperoleh
layanan pendidikan yang menyentuh dan menyulut berbagai jenis inteligensi, yang mungkin
sebelumnya tertutup.
1. Batasan Dan Karakteristik Pembelajaran Berbasis Tema
1) Pengertian Pembelajaran Berbasis Tema
Tema adalah ide-ide pokok. Pembelajaran berbasis tema adalah salah satu pendekatan
pembelajaran yang didasarkan atas ide-ide pokok atau ide-ide sentral tentang anak dan
lingkungannya. Tema yang disajikan kepada anak harus dimulai dari hal-hal yang familiar
atau yang telah dikenal anak menuju yang lebih jauh, dimulai dari yang sederhana menuju
yang lebih kompleks.
Pembelajaran tematik adalah khas bagi anak usia dini, dari jenjang prasekolah sampai
kelas-kelas awal sekolah dasar. Semua kegiatannya melibatkan pengalaman langsung bagi
anak-anak serta memberikan berbagai informasi atau pemahaman tentang lingkungan sekitar
anak.

2) Karatkteristik Pembelajaran Berbasis Tema


Pembelajaran tema memiliki karakteristik yang khas dengan pembelajaran lainnya.
Secara rinci Barbara Rohde dan Kostelnik, et.al (1991) mengemukakan karakteristik
pembelajaran tersebut, sebagai berikut :
1. Tema memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang riil bagi anak untuk
menilai dan memanipulasinya.
2. Tema menciptakan kegiatan di mana anak menggunakan semua pemikirannya.
3. Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum anak.
4. Membantu anak-anak mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan baru yang didasarkan
pada apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan.

2
5. Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek perkembangan
kognitif, sosial, emosi dan fisik.

3) Prinsip-prinsip Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema


Pembelajaran terpadu yang berbasis tema akan efektif jika dalam pengembangan
perencanaan dan pelaksanaannya berpegang teguh pada prinsip-prinsipnya. Kostelnik (1999),
menyajikan sejumlah prinsip yang harus diperhatikan sekaligus dijalankan dalam
pengembangan pembelajarannya, antara lain adalah :
1. Tema harus berorientasi pada usia, perbedaan individu dan sosial anak.
2. Tema harus berkaitan langsung dengan pengalaman hidup nyata anak dan harus dibangun
berdasarkan apa yang telah mereka ketahui dan apa yang ingin mereka ketahui.
3. Setiap tema harus menyajikan konsep untuk diselidiki oleh anak.
4. Setiap tema harus didukung oleh suatu pengetahuan yang telah diteliti secara cermat.
5. Tema harus mengintegrasikan isi belajar ( pengetahuan sosial konvensional) dan proses
belajar (fisika, matematika, metakognisi) dan proses belajar khusus lainnya yang
dihubungkan dengan setiapbidang kurikulum.

4) Keunggulan-keunggulan Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema


Terdapat beberapa keunggulan dari pembelajaran ini, baik keunggulan secara umum,
maupun keunggulan terkait dengan bidang pengembangan sosio-emosi anak.
Keunggulan-keunggulan yang bersifat umum, diantaranya sebagai berikut :
1. Mendukung perkembangan konsep anak.
2. Tema mengintegrasikan isi dan proses belajar.
3. Pembelajaran tema memberikan kesempatan pada anak untuk memadukan informasi-
informasi secara terpadu dengan berbagai cara, apakah melalui kegiatan terstruktur atau tidak
terstruktur, kegiatan kelompok besar atau kelompokkecil, model interaksi aktif atau pasif.
4. Pembelajaran tema juga memungkinkan anak untuk mempelajari topik-topik yang khusus
secara lebih mendalam.

5) Pengembangan Domain Melalui Pembelajaran Tema


Pembelajaran tema memberikan kemungkinan untuk mengembangkan berbagai
kemampuan anak. Pembelajaran yang diorganisasikan melalui tema mengandung proses yang
dapat mengembangkan enam bidang pengembangan anak prasekolah, yaitu : estetika,
ketrampilan afektif, kognitif, fisik dan sosial (Kostelnik, 1991).
.

3
B. PENGEMBANGAN MELALUI KEGIATAN RUTIN
1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi

1) Pengertian
Perkembangan pada setiap anak dapat mengikuti suatu pola tertentu, yaitu suatu
perilaku yang teratur, disiplin, dan baku berdasarkan penciptaan kondisi-kondisi secara
optimal dalam lingkungannya. Artinya berbagai jenis dan pola perilaku tersebut dapat
dikembangkan melalui penjadwalan secara terus-menerus, hingga pola perilaku yang
diharapkan melekat pada anak secara kuat dan menjadi bagian perilaku positif yang
dimilkinya.
2) Tujuan dan Fungsi
Tujuan dari penyediaan program atau kegiatan rutin adalah menyediakan suatu bentuk
kegiatan yang dijadwalkan secara terus-menerus dan atau periodik yang diharapkan dapat
berfungsi dalam pembentukan kebiasaan yang diperlukan anak prasekolah atau TK dalam
berinteraksi, bersosialisasi dan bermasyarakat, sehingga pola perilaku tersebut dapat melekat
pada anak secara lebih wajar (alamiah), tetapi tetap terencana dan terukur ketercapaiannya

C. PENGEMBANGAN MELALUI KEGIATAN TERPROGRAM


1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi

1) Pengertian
Pelaksanaan pengembangan melalui kegiatan terprogram adalah kegiatan yang dibuat
secara terencana menjadi sasaran utama saat program itu dilaksanakan. Secara sederhana
terprogram maksudnya adalah kegiatan yang menjadi agenda dan dirancang dalam silabus
guru, baik untuk jangka waktu yang pendek maupun panjang, yaitu untuk satu hari, satu
minggu, satu bulan, maupun lebih lama lagi.
Untuk pengembangan program yang membutuhkan satu hari, dapat dimasukkan ke
dalam silabus harian (SKH), untuk program yang membutuhkan waktu satu minggu atau
lebih, dimasukkan ke dalam silabus yang lebih besar (misal SKM), dan seterusnya. Program
yang dikembangkan tentu mengacu pada kurikulum yang berlaku serta kebutuhan-kebutuhan
anak, baik secara umum maupun secara khusus.
2) Tujuan dan Fungsi
Secara umum tujuan penembangan pembelajaran secara terprogram, supaya segala
kemampuan yang dituangkan dalam kurikulum prasekolah dapat tercapai lebih optimal,
sistematis, efektif, dan efisien. Sehingga program ini berfungsi dalam mencapai kegiatan
yang lebih terukur, lebih produktif, dan lebih berkualitas. Adapun secara lebih khusus dengan
pengembangan yang bersifat terprogram ini adalah :
1. Anak dapat terfasilitasi secara lebih terarah dan professional dalam perkembangannya,
karena kegiatan berdasarkan rancangan yang telah dipersiapkan secara matang sebelumnya.
2. Kemajuan pengembangan anak lebih dapat terkontrol, terukur dan mengacu pada standar
perilaku dan emosi yang berdasarkan karakteristik anak usia prasekolah.

4
3. Berbagai bentuk gangguan perkembangan lebih mudah terdeteksi, sehingga berbagai
tindakan baik preventif maupun kuratif dapat segera ditangani secara cepat, tepat, dan baik.

D. PENGEMBANGAN MELALUI KEGIATAN SPONTAN


1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi

1) Pengertian
Karakteristik anak yang yang masih rendah konsentrasinya, bersifat spontan,
egosentris, dan masih labil emosi, serta masih terbatas keterampilan sosialnya, akan
menjadikan pembelajaran dengan mereka menjadi sangat tinggi dinamikanya. Dengan ciri-
ciri anak seperti itu akan banyak sekali hal-hal yang tidak diduga-duga muncul dalam
pembelajaran. Seperti, saat proses pembelajaran berlangsung tiba-tiba terdengar suara
pesawat terbang melintas diatas gedung sekolah. Mereka semua langsung menuju jendela dan
pintu untuk melihatnya, ada yang melambai, ada yang berteriak, dan sebagainya. Alhasil
mereka melupakan pelajaran dan merka akan langsung bertanya-tanya seputar pesawat
terbang. Bagaimana guru dapat mengoptimalkan kegiatan spontan anak sehingga menjadi
sebuah pembelajaran yang bermakna?
1. Guru harus memiliki kepekaan (sensitivity) yang cukup tinggi atas perilaku spontan yang
dimunculkan anak.
2. Guru hendaknya memiliki kemampuan mereaksi perubahan pembelajaran secara cepat,
semacam kemampuan darurat untuk merubah kondisi dan setting pembelajaran (emergent
teaching) yang cepat, tepat dan sesuai dengan kebutuhan perilaku spontan yang akan
berkembang.
3. Bersikaplah positif terhadap segala ekspresi emosi anak, sehingga akan lebih adil dalam
menyikapi berbagai fenomena yang dimunculkan oleh anak.
4. Mampu mengendalikan pembelajaran pada kondisi yang wajar dan normal yang diterima
oleh anak, sehingga gangguan belajar tidak berlangsung lama.
2) Tujuan dan Fungsi
Secara umum tujuan dari pembelajaran spontan adalah untuk meningkatkan apresiasi
anak terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam setiap bidang pengembangan, karena
pembelajaran disajikan dengan kejadian yang sangat nyata dan diminati oleh anak.
Pembelajaran yang baik akan berfungsi secara efektif dalam memenuhi kepuasan, menjaga
minat dan motivasi, serta meningkatkan kebermaknaan belajar.

E. PENGEMBANGAN MELALUI KEGIATAN KETELADANAN


1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi

1) Pengertian
Pembelajaran dengan teladan adalah pembelajaran melalui contoh-contoh yang baik,
dapat diterima oleh masyarakat, sesuai dengan standar dan sistem nilai yang berlaku. Dengan

5
demikian, contoh menjadi orang baik, seharusnya disahului oleh para guru, karena metode ini
efektif melalui proses peniruan dan percontohan.
2) Tujuan dan Fungsi
Tujuan dari pembelajaran teladan adalah untuk mengarahkan anak pada berbagai
contoh pola perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat, dengan cara menampilkannya
langsung dihadapan atau dalam kehidupan bersama anak. Pembelajaran teladan disajikan
secara wajar dan alamiah, sehingga fungsi pembelajaran ini untuk membentuk karakter dan
perilaku dasar yang dapat diterima menjadi efektif.

6
BAB III
REKAYASA IDE

Kepala sekolah yang kreatif tidak sekedar meminta guru untuk melakukan inovasi
kelas,kepala sekolah juga bertindak kreatif kemudian mempraktikannya dalam pengelolaan
kelas dan sekolah secara umum.

Mengapa perlu adanya kreatif? Sering terjadi bahwa kepala sekolah sendiri tidak
membenahi diri tetapi dia hanya menuntut kepada para gurunya untuk berbuat sesuai
ketentuan yang diinginkannya. Suatu lembaga merlukan lider yang penuh kreatifitas,ide,dan
inovatif demi lembaga yang dipimpinnya. Seorang guru juga harus membangun interaksi
dengan lingkungan sekolah. Oleh karena itu perlunya sosok kepala sekolah yang kreatif.

Apa kreatif itu? Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menciptakan ide-ide
asli/adaptif fungsi kegunaannya secara penuh untuk berkembang. Kreatifitas adalah
kemampuan untuk menentukan pertalian baru, melihat subjek dari perspektif baru, dan
menentukan kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam
pikiran. Kreatifitas adalah suatu kemampuan berpikir ataupun melakukan tindakan yang
bertujuan untuk mencari pemecahan sebuah kondisi ataupun permasalahan secara cerdas,
berbeda, tidak umum, orisinil, serta membawa hasil yang tepat dan bermanfaat.

Kepala sekolah yang kreatif memiliki ciri sebagai berikut.

(1) Mampu menciptakan ide baru


(2) Suka melakukan eksperimen
(3) Mengembangkan inovasi pembelajaran.
(4) Mengembangkan lingkungan sekolah yang kondusif.
(5) Mengembangkan profesional guru dan tenaga kependidikan.
(6) Menggalang parsipasi masyarakat.

Mengembangkan inovasi pembelajaran. Mengembangkan inovasi pembelajaran


dilakukan pada tataran menumbuhkan efektiv atas hasil, bukan penambahan jam
pelajaran.Inovasi pembelajaran bisa dilakukan, misalnya terhadap metode atau strategi
pembelajaran yang digunakan. Mengembangkan lingkungan sekolah yang kondusif. Penataan
lingkungan sekolah, kebersihan kesantunan warga sekolah, keakraban, kekeluargaan akan

7
menciptakan kondisi yang kondusif dan harmonis. Kondisi kondusif dapat diciptakan melalui
mengembangkan kegiatan-kegiatan belajar yang menantang,edukatif, kreatif dan
menyenangkan. Mengembangkan propfesionalisme guru dan tenaga kependidikan. Seorang
guru yang memiliki kompetensi profesional adalah guru menguasai meteri keilmuan secara
mendalam sekaligus menguasai kurikuklum serta perangkatnya, hingga pada kesiapan
pembelajaran. Kepala sekolah memberi kesempatan kepada gurunya untuk mengikuti
pendidikan atau pelalatihan. Menggalang partisipasi masyarakat. Masyarakat yang bijak
menyadari bahwa masyarakat tidak akan pernah maju tanpa keberadaa sekolah. Kepala
sekolah yang kreatif akan selalu berupaya menggalang partisipasi masyarakat. Inovasi yang
dimunculkan terkait dengan kehadiran sekolah dan masyarakat di sekitarnya. Partisipasi
masyarakat diharapkan memberikan kontribusi pemikiran, tenaga, waktu,dan dana. Langkah-
langkah kepala sekokah untuk kreatif.

Langkah-langkah kepala sekolah untuk kreatif sebagai berikut.

(1) Memiliki visi untuk berubah.


(2) Tidak merasa takut adanya perubahan.
(3) Berpikir seperti investor yang berani mengambil resiko.
(4) Memiliki usulan yang dinamis.
(5) Kolaborasi.
(6) Siap menerima kegagalan.

Memiliki visi untuk berubah. Kepala sekolah harus memiliki visi untuk
disebarluaskan dan meyakinkan orang lain menjadi sosok yang bisa menemukan cara yang
kreatif untuk memperoleh kesuksesan. Tidak merasa takut adanya perubahan. Kepala sekolah
berani menghadapi perubahan yang signifikan tentang dunia pendidikan masa kini. Berpikir
seperti investor yang berani mengambil resiko. Kepala sekolah harus berani mencari
keseimbangan kegagalan dan kesuksesan. Senang mempertimbangkan berbagai usulan
gagasan, tetapi tetap nyaman dengan berbagai pemikiran yang menggambarkan kemungkinan
kegagalan-kegagalan yang mungkin terjadi.

Memiliki rencana usulan yang dinamis. Kepala sekolah memiliki usulan yang mudah
dilakukan sumbernya tersediadan rencana itu responsif, terbuka semua kalangan. Kepala
sekolah harus brinteraksi dan kolaborasi dengan pihak lain, organisasi masyarakat sebagai
mitra. Sehingga bisa bertukar pengalaman dan keterampilan. Kepala sekolah harus siap
menerima kegagalan untuk mendorong kreatifitas. Kegagalan merupakan langkah awal dari

8
perjalanan menuju kesuksesan. Kiat- kiat kepala sekolah yang inovatif dalam memotivasi
guru.

Kepala sekolah berperan aktif dalam kreatifitas untuk memotivasi guru yaitu:

(1) Turut serta dalam menyusun silabus, RPP, dan perangkat pembelajaran.
(2) Memberikan penghargaan kepada guru yang bersusah payah menyusun materi
pembelajaran.
(3) Menghargaim guru yang berprestasi dengan meberikan reward.
(4) Memberikan petunjuk bagaimana menggunakan metode yang baik.
(5) Menunjukan kesalahan dengan bahasa yang santun, tidak menyinggung perasaan.
(6) Memberi kesempatan guru untuk menyampaikan permasalahannya untuk
dipecahkan secara bersama.
(7) Menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan guru.

9
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Strategi pembelajaran adalah segala usaha guru untuk menerapkan berbagai metode
pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Belajar adalah proses perubahan
perilaku berdasarkan pengalaman dan latihan. Prinsip-prinsip belajar merupakan suatu
ketentuan yang harus dilakukan anak ketika ia belajar.

B. SARAN

1. Guru hendaknya memberikan stimulus-stimulus yang menarik untuk anak dan


memberikan motivasi positif kepada anak agar anak bersemangat dalam kegiatan
bermain sambil belajar.
2. Guru harus lebih kreatif dalam mengkondisikan anak secara optimal, agar anak dapat
mengikuti arahan guru dan aturan permainan secara baik.
3. Sikap guru harus lebih responsif dan ekspresif terhadap karya anak, karena dengan
respon dan ekspresi yang ditunjukan akan membawa anak lebih bersemangat.
4. Pembelajaran pada anak usia dini harus diciptakan menyenangkan, bebas, tidak terikat
dan aktif. Agar pembelajaran pada anak usia dini bisa optimal, maka pembelajaran harus
melibatkan anak secara aktif. Dan pembelajarannnya harus menarik agar anak tertarik
untuk belajar.

10
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. Naskah Akademi KBK. Jakarta. Pusat Kurikulum.

Depdiknas. Pelayanan Profesional  KBK: Semua Model &Bidang Pengembangan. Jakarta.


Pusat Kurikulum.

Elizabeth B. Hurlock.1996. psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga.

11
Kelompok v
INSTRUMEN MINIRISET TAMAN KANAK-KANAK A

Nama Sekolah :

Alamat Sekolah :

Nama Ketua Yayasan :

Nama Pendidik :

Nama Kelompok : 1. Emmelo Theresya

2. Febry Andani Nasution


3. Humairoh Purba
4. Tina Tri Lestari

Hari dan Tanggal Penelitian :


Berikut ini adalah beberapa pertanyaan kepada Bapak/Ibu untuk membantu proses
penelitian:

HASIL

No DESKIPTOR YA TIDAK KETERANGAN


1. Peserta didik terbiasa menggerakkan
tubuhnya melalui olahraga seperti
senam,dsb.
2. Peserta didik dapat mengikuti gerakan
yang dicontohkan oleh guru

3. Peserta didik dapat dapat menari


mengikuti irama lagu yang diputar
dalam permainan yang diputar
4. Peserta didik dapat membuat bentuk-
bentuk sederhana menggunakan alat
gambar
5. Peserta didik dapat menggambar bebas
menggunakan alat gambar

6. Peserta didik cenderung bersikap


tenang saat diberi arahan oleh guru
7. Peserta didik dapat membuat suatu
karya dengan melipat kertas
8. Peserta didik dapat menyebutkan huruf
alphabet secara berurutan
9. Peserta didik suka menyapa atau
bercanda tawa dengan guru
10. Peserta didik dapat menyebutkan
berbagai macam nama hewan
11. Peserta didik dapat menyebutkan benda-
benda apa jaa yang ada di dalam kelas.

Anda mungkin juga menyukai

  • Projek PLS
    Projek PLS
    Dokumen12 halaman
    Projek PLS
    Humairoh Purba
    Belum ada peringkat
  • CJR PLS
    CJR PLS
    Dokumen18 halaman
    CJR PLS
    Humairoh Purba
    Belum ada peringkat
  • MR Pls
    MR Pls
    Dokumen28 halaman
    MR Pls
    Humairoh Purba
    Belum ada peringkat
  • CBR Paud
    CBR Paud
    Dokumen16 halaman
    CBR Paud
    Humairoh Purba
    Belum ada peringkat
  • CJR Paud
    CJR Paud
    Dokumen18 halaman
    CJR Paud
    Humairoh Purba
    Belum ada peringkat