Anda di halaman 1dari 25

PENGGUNAAN MEDIA PLASTISIN UNTUK MENINGKATKAN

KREATIVITAS ANAK USIA DINI PADA USIA 4-5 TAHUN DI PAUD IT


BUSTANUL MAARIF NEUHEUN KABUPATEN ACEH BESAR

Proposal Skripsi
diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan

oleh:
VIVI ERLYNA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PAUD


FALKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal

yang berjudul Mengembangkan Kemampuan Kreativitas Anak melalui Media plastisin.

Shalawat serta salam senantiasa dilimpahkan kepada nabi besar

Muhammad SAW. Dalam membuat proposal ini saya banyak mengalami hambatan

hambatan, namun berkat pengarahan dari berbagai pihak dan tak lepas dari

bimbingan Ibu selaku dosen bidang studi dan situs-situs internet sehingga kami

dapat menyelesaikan proposal ini. Kami mengucapkan terimakasih kepada rekan

rekan yang mau membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Semoga segala kebaikan dan perhatian yang telah diberikan kepada kami

mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Kami menyadari proposal

ini masih banyak kekurangan dalam pembuatannya maka dari itu kami sangat

mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan

proposal yang lainnya. Akhirnya segala daya dan upaya serta hasil kerja, saya

serahkan kepada Allah Swt.Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita

semua,amin

Banda aceh, Maret 2016

VIVI ERLYNA
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................

DAFTAR ISI.......................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................

1.1 Latar belakang masalah..............................

1.2 Rumusan masalah.......................................

1.3 Tujuan penelitian....................................

1.4 Manfaat penelitian.........................

1.5 Hipotesis .................................

1.6 Definisi istilah............................................

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian anak usia dini.........................................

2.2 Kreativitas..............................................................

2.3 Bermain...................................................................

2.4 Plastisin...................................................................

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Setting penelitian.............................................................

3.2 Subjek penelitian...........................................

3.3 Teknik pengumpulan data.............................

3.4 Teknik analisis data.............................................


3.5 Indikator kinerja............................................

3.6 Prosedur penelitian..................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang memiliki

karakteristik berbeda dengan anak usia dini lainnya. Usia dini merupakan fase

yang sangat fundamental bagi setiap individu, karena pada fase ini terjadi

pertumbuhan otak dan perkembangan kecerdasan yang sangat pesat. sehingga

pendidikannya pun perlu dipandang sebagai sesuatu yang dikhususkan

sebagaimana yang diamanatkan dalam UndangUndang No 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Disebutkan secara tegas dalam undang

undang tersebut bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam

tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Untuk mengembangkan kemampuan anak diperlukan strategi/metode

yang dapat menggerakkan kemampuan berpikir anak. Dalam hal ini, orang tua

dan guru perlu memfasilitasi kebutuhan anak dengan menyedia berbagai alat

permainan yang dapat mendukung perkembangan anak. Permainan dan alat

permainan tidak harus yang mahal atau bernilai tinggi ,tetapi juga harus sesuai

dengan perkembangan anak. Selain dapat mengembangkan kemampuan seni anak

bermain juga memberikan kebahagian yang tidak terhingga bagi anak.


Bermain, selain berfungsi penting bagi perkembangan pribadi juga memiliki

fungsi sosial dan emosional.melalui bermain anak memahami kaitan antara

dirinya dan lingkungan sosialnya, belajar bergaul dan memahami aturan ataupun

tatacara pergaulan. Melalui bermain pula anak merasakan berbagai pengalaman

emosi, sedih,senang,bergairah,kecewa,marah,bangga dan sebagainya. Selain itu,

kegiatan bermain bekaitan erat dengan perkembangan kognitif anak. Bermain

merupakan dunia anak. Bahwa bermain adalah sesuatu yang besar karena

bermain adalah bagian integral bagi kehidupan anak, bermain adalah alami,

menyenangkan, sukarela, spontanitas, dan tidak mengharapkan hasil. Maxim (

Ahmad , modul bermain dan permainan anak usia dini , 2012:2 )

Kreativitas yang harus dikembangkan pada diri anak menjadi suatu aspek

yang sangat penting , karena tidak ada satu anakpun yang lahir tanpa kreativitas.

Oleh karena itu, perkembangan fisik anak sangat penting untuk mengembangan

kreativitas. Bayi dan balita mengembangangkan otak dengan mengisap,

menggenggam, merayap, merangkak, memanjat, rasa kecap. Begitu pula bagi

anak usia 4-5 tahun anak mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan

gerakan yang rumit, melakukan gerakan manipulatif untuk menghasilkan suatu

bentuk dengan menggunakan berbagai media, mengeskspresikan diri dengan

berkarya seni menggunakan berbagai media. Maka dari itu anak harus

diprioritaskan kesehatannya agar seluruh panca indera dan motorik dapat bekerja

optimal.

Menurut Munandar ( Puspita:2015) bahwa bermain yang mampu melatih

kreativitas anak adalah dengan cara membangun atau menyusun. Salah satu

perminan yang bisa meningkatkan kreativitas adalah bermain plastisin. ketika


bermain plastisin anak dapat menyusun, membangun, ataupun membentuk

berbagai macam bentuk sesuai dengan kreativitas dan keinginan anak. Peran guru

dalam mengembangkan kreativitas anak sangatlah berperan penting untuk

mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak.

Plastisin merupakan suatu media yang sangat mudah digunakan karena

plastisin ialah benda lunak yang dapat di remas-remas, ditekan-tekan, dibentuk

sesuai dengan imajinasi dan keingainan anak. Selain itu juga plastisin ini sangat

mudah di dapatkan dan jika membuatnyapun tidak memerlukan biaya yang besar.

Dengan demikian anak dapat berkreasi bebas dengan membuat berbagai bentuk

misalnya : membuat binatang, buah-buahan, membangun rumah-rumahan, gedung

dan sebagainya. Sehingga dapat dipahami bermain plastisin dapat

mengembangkan aspek perkembangan anak, salah satu yaitu aspek kreativitas.

Rogers (munandar,1999:18) mengutarakan bahwakreativitas adalah

kecenderungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk

berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan

mengaktifkansmua kemampuan organisme. Hal tersebut didukung oleh Clark

moustakis (munandar,1999:18) bahwa kreativitas merupakan pengalaman

mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu

dalam hubungan dengan diri sendiri.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan di lapangan selama melakukan

proses belajar mengajar di Paud IT Bustanul Maarif neuheun, penulis melihat

kreativitas anak masih rendah, hal ini dilihat ketika anak bermain menggunakan

plastisin. masih banyak anak yang hanya mencontoh dan tidak berani membentuk
menggunakan plastisin. Dari 20 anak hanya 2 orang anak yang mampu

membentuk tanpa bantuan guru, sedangkan yang lain masih memerlukan bantuan

guru. Anak juga kurang tertarik bermain plastisin dan asyik main sendiri

dikarenakan keterbatasan media sehingga anak tidak dapat mengembangkan

kreativitasnya. Padahal jika anak mampu membentuk sendiri dapat meningkatkan

kreativitas anak sekaligus dapat menumbuhkan kepercayaan diri anak.

Dari pengamatan terhadap permasalahan yang ada di Paud IT Bustanul Maarif

neuheun langkah yang diambil oleh peneliti agar kreativitas anak meningkat

adalah bermain plastisin. plastisin tersebut dibuat oleh peneliti sekaligus sebagai

guru. Berdasarkan penjelasan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang Penggunaan Media Plastisin untuk Meningkatkan Kreativitas Anak

Usia Dini pada usia 4-5 tahun di Paud IT Bustanul Maarif Neuhen

Kabupaten Aceh Besar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang yang sudah di paparkan diatas, maka

peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimana

Penggunaan Media Plastisin dapat Meningkatkan Kreativitas Anak Usia Dini

pada usia 4-5 tahun di Paud IT Bustanul Maarif Neuhen Kabupaten Aceh

Besar?
1.3 Tujuan Penelitian

Untuk Meningkatkan kreativitas Anak Usia Dini pada usia 4-5 tahun di

paud It Bustanul Maarif Neuheun Kabupaten Aceh Besar Dengan Menggunakan

Media Plastisin.

1.4 Manfaat Penelitianan

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi Anak

pada khususnya dalam upaya Mengembangkan Kemampuan Anak Melalui

Media Platisin Usia Dini pada TK/PAUD.

2. Manfaat praktis

Bagi anak, Hasil penelitian ini diharapkan menjadi wawasan

pemikiran bagi Anak untuk mempermudahkan mengembangkan kemampuan

seni anak melalui media platisin. Hasil Penelitian ini juga bermanfaat untuk

melatih kemandirian anak sehingga anak bisa melanjutkan pendidikan

selanjutnya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi guru , hasil penelitian ini berguna untuk dapat meningkatkan

keterampilan guru saat mengelola pembelajaran serta menambahkan

arternative pilihan materi pembelajaran yang dapat memberi peningkatan

kreativitas pada anak. Di samping ini penelitian ini bermanfaat juga bagi

guru untuk mengetahui cara yang tepat untuk meningkatkan kreativitas anak

dan mempermudah dalam mengambil kebijakan atau metode yang akan

dilakukan pada proses pembelajaran berlangsung.


Bagi lembaga, penelitian ini berguna untuk menjadi masukan agar dapat

meningkatkan kinerja guru yang sekaligus juga dapat meningkatka kinerja

sekolah. Dengan adanya kinerja guru yang bagus maka dapat meningkatkan

lembaga itu sendiri.

Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan tentang

plastisin yang dapat menarik perhatian anak dan menyenangkan bagi anak dalam

mengembangkan kreativitas anak pada Paud IT Bustanul Maarif neuheun

1.5 Hipotesis tindakan

Berdasarkan rumusan masalah diatas yang menjadi hipotesis dari penelitian

ini adalah Bermain Plastisin dapat Meningkatkan Kreativitas Anak Di Paud IT

Bustanul Maarif Neuhen Kabupaten Aceh Besar.

1.6 Definisi istilah

Agar tidak terjadi permasalahan dalam penafsiran yang berbeda terdapat

istilah yang digunakan dalam penelitian ini, perlu diketahui istilah-istilah yang

penting yaitu:

1. Anak usia 4-5 tahun

Menurut UndangUndang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Disebutkan secara tegas dalam undang undang

tersebut bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia

enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani


agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Anak usia 4-5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias yang

kuat terhadap segala sesuatu. Maka dari itu pada penelitian ini peneliti

ingin meneliti anak pada umur 4 sampai 5 tahun yang sedang mengikuti

pendidikan taman kanak-kanak pada kelompok A.

2. Kreativitas

Kreativitas yang di maksud dalam penelitian ini adalah anak yang

sudah mampu menciptakan sesuatu bentuk yang berbeda dari plastisin.

Berdasarkan KD 4.7, anak bisa menyajikan hasil karya berupa macam-

macam bentuk dari plastisin.

3. Bermain

Bermain ialah pemicu kreativitas dan anak akan meningkatkan

kreativitasnya melalui bermain.

4. Plastisin

Plastisin ialah salah satu kerajinan tangan yang berbahan dari tepung

terigu, pewarna makanan, dan minyak makan. Plastisin tersebut di buat

oleh peneliti.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah anak yang sedang berada dalam rentang usia 0-6

tahun, yang merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses

perkembangan. Perkembangan anak merupakan proses perubahan perilaku dari

tidak matang menjadi matang,dari sederhana menjadi kompleks, suatu proses

evolusi manusia ketergantungan menjadi makhluk dewasa yang mandiri.

Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar

menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan, berfikir, perasaan,

dan interaksi baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan

hidupnya.

Proses pendidikan bagi anak usia 0-6 tahun dapat ditempuh di tempat

penitipan anak, kelompok bermain, di taman kanak-kanak atau Radathul Anfal.

Lembaga ini merupakan lembaga pendidikan yang ditujukan untuk melaksanakan

suatu proses pembelajaran agar anak dapat mengembangkan potensi-potensinya

sejak dini sehingga anak dapat berkembang secara wajar sebagai seorang anak.

melalui suatu proses pembelajaran sejak usia dini diharapkan anak tidak saja siap

untuk memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut, tetapi yang lebih utama agar

anak memperoleh rangsangan-rangsangan fisik-motorik, intelektual, sosial, dan

emosi sesuai dengan tingkat usianya.

Perkembangan anak berbeda dengan perkembangan anak remaja atau orang

dewasa. Karena , anak memiliki karakteristik tersendiri dana anak memiliki

dunianya sendiri. Untuk mendidik anak usia dini, perlu dibekali pemahaman
tentang dunia anak dan bagaimana proses perkembangan anak. Dengan

pemahaman ini diharapkan para pendidik anak usia dini memiliki pemahaman

yang lebih baik dalam menentukan proses pembelajaran ataupun perlakuan pada

anak yang dibinanya.

2.2 Kreativitas

a. Pengertian kreativitas

Kreativitas dalam kehidupan sehari-hari di definisikan sebagai prestasi

dalam membuat sesuatu yang baru, menemukan berbagai cara-cara dalam

menyelesaikan suatu masalah yang tidak dapat ditemukan orang lain, ide-ide baru

dan melihat adanya berbagai kemungkinan. Maka dari itu kreativitas adalah suatu

sikap, kondisi atau keadaan yang sangat khusus sifatnya dan hampir tidak

mungkin di rumuskan secara tuntas, kreativitas dapat didefinisikan dalam

berbagai macam pengertian,tergantung bagaimana cara orang tersebut

memandang kreativitas.

Menurut Semiawan (Rachamawati dan Euis, 2010:14) bahwa kreativitas

merupakan kemampuan untuk menghasilkan gagasan baru dan menerapkannya

dalam memecahkan masalah.

Adapun Rogers ( Utami munandar ,1999:18) mengutarakan bahwa

kreativitas merupakan kecenderungan untuk mengaktualisasi diri , mewujudkan

potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang untuk mengespresikan

dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.

Sedangkan Supradi ( Rachmawati dan Euis, 2010:130) mengutamakan

bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang


baru, baik berupa gagasan maupun karya yang relatif berbeda dengan apa yang

telah ada.

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat kita pahamai bahwa

kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang dapat melahirkan

gagasan,proses, metode ataupun produk baru yang efektif bersifat imajinasi,

estetis fleksibel dan berdaya guna dalam berbagai bidang untuk memecahkan

suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pentingnya Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Pada usia 4-5 tahun

Pengembangan kreativitas anak sangatlah perlu dikembangkan karena

setiap anak di lahirkan memiliki kreatif. Hal ini menunjukan bahwa pada dasarnya

anak sejak usia dini sudah memiliki sifat kreatif. Apabila kreativitas anak tidak di

kembangkan sejak dini maka kemampuan kecerdasan dan kelancaran berfikir

anak tidak berkembang karena dalam membuat suatu karya di perlukan

kemampuan kreativitas yang tinggi. Umumnya anak usia 3-4 tahun sangat suka

bertanya, dan dapat menciptakan apapun yang ia ingin melalui benda-benda

disekitarnya.

Terkadang kreativitas anak itu menjadi lambat perkembangannya,

disebabkan perlakuan orang tua atau pendidik. Sikap orang tua yang memberi

melarang kebebasan anak dapat membuat potensi kreatif anak itu terhambat

perkembangannya. Karena itu sangatlah penting untuk 1memupuk dan

mengembangkan secara benar potensi kreatif anak sejak usia dini. Untuk

menumbuh kembangkan potensi kreativitas anak. Maka pendidik ( orang tua dan

guru) perlu memperhatikan sifat-sifat alamiah ( natural ) anak, yaitu:

Rasa takjub
Daya khayal atau imanijasi
Rasa ingin tahu dan suka bertanya

2.3 Bermain

a. Pengertian Bermainam

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak atas dasar

keinginan sendiri dalam rangka mengungkapkan konflik dirinya yang tidak

disadari guna memperoleh kesenangan dan kepuasan. Wong dan foster

( Yulianty,2011:7)

Selain itu menurut Indra soefandi dan S.Ahmad Pramudya (2009:16)

bermain adalah suatu kegiatan yang menggunakan kemampuan-kemampuan

anak yang baru berkembang untuk menjejaki dirinya dan lingkungannya cara-

cara yang beragam.

Dari beberapa pendapat dapat dipahami bahwa bermain adalah suatu

kegiatan aktivitas yang dilakukan anak baik secara individu atau kelompok yang

memberi ekspresi perasaan, mengembangkan imajinasinya dan bseajar secara

menyenangkan. karena itu si pelaku sanga

b. Karakterisatik bermain

Menurut indra soefandi dan S.Ahmad Pramudya, (2009:18) ada beberapa

karakteristik dalam bermain, di antaranya:

Bermain menuntut pelaku aktif secara fisik dan mental


Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan, mengasyikkan,
dan menggairahkan. Karena itu, si pelaku sangat menikmati dalam
melakukan kegiatan bermain.
Bermain di lakukan bukan karena paksaan , melainkan karena
keinginan diri sendiri .
Dalam bermain, individu bertingkah laku secara spontan sesuai
dengan keinginannya.
Tanpa ada hal-hal lain, kegiatan bermain itu sendiri sudah sangat
menyenangkan bagi pelaku.
Makna dan kesan bermain sepenuhnya ditentukan oleh pelaku.
3. Plastisin

a. Pengertian Plastisin

Plastisin sebenarnya termasuk clay (dalam bahasa indonesia berarti tanah

liat) yang terbuat dari campuran tepung dan lem. Menurut Andri (2006:96) lilin

mainan atau plastisin adalah Benda padat yang dapat diubah bentuknya.

Pendapat tersebut sejalan dengan Panut ( 2007:10) plastisin (lilin main)

merupakan Bahan lunak yang dapat digunakan untuk membuat berbagai

bentuk.

Kerajinan plastisin merupakan kerajinan yang unik , karena bahan ini

dapat di bentuk menjadi berbagai kreasi dengan berbagai fungsi (Indra,2006).

Kreasi yang dapatkan dibuat dari plastisin bisa saja membuat miniatur

sayuran,buah-buahan,boneka, dan sebagainya.dan pastinya orang atau anak-anak

akan menyukai bentuk yang cantik dan menarik. Apalagi bentuk tersebut dibuat

dari tangan anak sendiri dari tangan anak iu sendiri akan memiliki makna yang

mendalam bagi anak.

b. Manfaat bermain plastisin untuk perkembangan Aspek motorik kasar dan

motorik halus

Saat dilahirkan, seorang bayi tidak berdaya karena ia belum mampu

menggunakan anggota tubuhnya untuk dimanfaatkan bagi kepentingan dirinya,

bayi yang baru lahir hanya dapat menangis sambil memgerak-gerakkan tangan

kakinya. Pada usia 3 bulan, ia mulai belajar meraih mainan yang ada di tempat

tidurnya dan untuk dapat meraih mainan yang tersebut, ia perlu belajar

mengkoordinasikan (menyelaraskan) gerakan mata dengan tangan. Awalnya


belum berhasil dilakukan, tapi lama kelamaan ia dapat meraih, bahkan pada

akhirnya bisa menggenggam mainan tersebut.

Usia sekitar 1 tahun misalnya , anak senang memainkan plastisin untuk

di pegang-pegannya . secara tidak langsung ia belajar melakukan gerakan-gerakan

motorik halus yang diperlukan hanya memegangnya saja.

Usia sekitar 2 tahun ia sudah dapat meremas plastisin hingga plastisin

lunak. Usia sekitar 3 tahun berhasil memisahkan plastisin menjadi beberapa

bagian. Usia 4 atau 5 tahun mulai membentuk plastisin dengan bentuk-bentuk

yang ia senangi dan memilih warna yang menari dari plastisin tersebut.

Aspek motorik kasar juga dapat dikembangkan melalui bermain plastisin.

Salah satu contoh, dengan membanting adonan plastisin dengan sekuat-kuat nya .
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Setting penelitian

a. Tempat penelitian : penelitian ini dilakukan di kelompok TK A Paud IT

Bustanul Maarif Aceh Besar dalam Mengembangkan Kemampuan

Anak Melalui Media Plastisin.

b. Waktu penelitian : penelitian ini dilaksanakan pada semester II dibulan

maret , tahun ajaran 2016/2017.

3.2 Subjek penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah peserta didik Tk A Paud IT

Bustanul Maarif Aceh Besar tahun 2016/2017 . peserta didik Tk A Paud IT

Bustanul maarif tahun 2016/2017 berjumlah 20 anak.

3.3 Teknik pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan yang sangat penting

dalam penelitian. Fokus pengumpulan data penelitian ini adalah partisipasi belajar

anak .dalam bermain plastisin. Untuk memperoleh data-data tersebut digunakan

beberapa teknik dan alat pengumpulan data diantaranya:

a. Observasi

Observasi merupakan teknik pengamatan dengan cara mengumpulkan data

dengan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung baik

dikels maupun diluar kelas. Teknik ini digunakan untuk mengamati kemampuan
guru dalam mengelola kelas pembelajaran dan aktivitas anak dalam melakukan

proses pembelajaran

b. unjuk kerja (performance test)

Digunakan untuk mengukur kerja anak di kelas, penilaian ini mencakup

hasil akhir serta proses pembelajaran. Dalam penelitian ini anak melakukan tugas

dalam perbuatan yang dapat diamati oleh pendidik, misalnya.dalam membentuk

plastisin dengan berbagai bentuk. Dalam hal ini yang harus dilakukan oleh

peneliti adalah mengukur dan melihat sejauh mana kemampuan anak .

Penilaian yang dilakukan pada tahap pertama peneliti meminta anak

membentuk menggunakan plastissin . lalu meminta anak untuk menunjukkan hasil

yang di buat dengan menggunakan plastisin dan menjelaskan bentuk apa yang di

buat anak. dan pada tahap ke dua peneliti memberi penilaian terhadap hasil kerja

anak.

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik analisis deskriptif dengan tidak mengabaikan kuantitatif.

Teknik ini menggunakan kata-kata untuk menjelaskan, menggambarkan kegiatan-

kegiatan yang terjadi didalam kelas saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Setelah semua hasil data terkumpul, maka untuk mendeskripsikan data

penelitian dilakukan perhitungan sebagai berikut;

1. Analisis kemampuan anak

Di PAUD keberhasilan anak dapat dikembangkan dengan tanda bintang


Dengan ketentuan sebagai berikut:

- (BM) : belum muncul

- (MM) : mulai muncul

- (BSH) : berkembang sesuai harapan

- (BSB) : berkembang sangat baik

2. Data aktivitas dan anak selama pembelajaran dengan menggunakan strategi

sains, dianalisis dengan statistic descriptive persentase, yaitu;


P= 100% Anas Sudijono (Masna, 2014: 22)

Keterangan:

P= Angka persentase

F=Frekuensi jawaban aktivitas guru

N=Jumlah aktivitas guru dan anak

3.5 Indikator kinerja

Adapun yang menjadi indikator kinerja untuk mengukur keberhasilan

dalam penelitian ini adalah:

1. (BB): Belum Berkembang.

Jika anak belum mampu membentuk dengan menggunakan plastisin.

2. (MB): Mulai Berkembang

Jika anak sudah mulai mampu membentuk dengan menggunakan plastisin.

3. (BSH):Berkembang Sesuai Harapan

Jika anak sudah mampu membentuk satu bentuk menggunakan plastisin .


4. (BSB):Berkembang Sangat Baik

Jika anak sudah mampu membentuk berbagai bentuk dengan menggunakan

plastisin tanpa bantuan guru.

3.6 Prosedur Penelitian

Bagan siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan

Siklus I Refleksi Pengamatan

Permasalahan
Perencanaan Pelaksanaan
baru hasil
refleksi

Refleksi Pengamatan
Siklus II

Apabila Dilanjutkan ke siklus


permasalahan berikutnya
belum
terselesaikan

Gambar 1 : Bagan Siklus Penelitian

Model Suhardjono

Sumber : Arikunto (2011 : 74 )


Kemmis, S and Taggart (1998:47 dalam Masna, 2014: 23) Skema Penelitian

Tindakan Kelas Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi anak dalam

kemampuan kognitif, dilakukan prosedur kerja tindakan dalam tiga siklus

kegiatan, yaitu siklus 1, siklus 2, siklus 3. Adapun tahapan dalam penelitian

tindakan kelas ini menurut mulai dari tahap perencanaan (rencana tindakan),

implementasi (pelaksanaan tindakan), observasi dan refleksi yang diikuti dengan

perencanaan ulang Soedarsono (1997: 12 dalam Masna, 2014: 23)

Secara garis besar untuk siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Siklus I :

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan siklus I yang harus dilakukan oleh guru adalah;

1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)


2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH)
3) Membuat instrumen/alat untuk mengumpulkan data yaitu lembaran
pengamatan aktifitas guru, lembaran pengamatan aktifitas anak dan
lembaran penilaian .
4) Menyiapkan media yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran,
yaitu plastisin.

b. Pelaksanaan

Selanjutnya guru melakukan tindakan pelaksanaan tindakan kelas, yaitu

melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan yang telah dijabarkan dari

RPPM dan dituangkan dalam bentuk RPPH. Kegiatan peneliti pada tahap ini

sebagai berikut:

a. Guru memperkenalkan atau memperlihatkan sambil menjelaskan


kepada apa itu plastissin dan kegunaannya.
b. Kemudian, guru menjelaskan bagaimana cara memainkan plastisin
dan membentuknya.
c. Pada tahap ini, guru meminta kepada anak untuk menceritakan
kembali apa yang dilakukan oleh anak dalam proses pembelajaran
sebelumnya, menyebutkan bentuk apa yang dapat dibuat oleh anak.
Data yang diperoleh dalam proses kegiatan ini dicatat cermat. Hal ini
dilakukan agar memudahkan guru di dalam melakukan observasi
(pengumuman).

c. Observasi (pengamatan)

Pada tahap ini tim kolaborasi dan peneliti mengamati segala proses

pembelajaran yang berlangsung. Setiap kegiatan yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung, mulai dari perilaku, sikap anak dan daya tangkap yang

diserap oleh anak. Apakah siklus pertama ini anak sudah dapat mengetahui sebab

akibat, memahami dan melakukan percobaan dengan benar. Pengamatan yang

dilakukan pada siklus I sangat berpengaruh pada penyusun tindakan yang akan

dilakukan pada siklus ke II atau siklus berikutnya. Hasil pengamatan siklus I

diskusikan dengan guru mitra (tim kolaborasi yang telah ditentukan).

d. Refleksi

Setelah kegiatan pelaksanaan dan pengamatan selesai dilakukan oleh

peneliti, langkah selanjutnya. Refleksi dilakukan untuk mengingat dan

merenungkan kembali serta melakukan tinjauan ulang terhadap keberhasilan dan

kegagalan yang terjadi pada proses pembelajaran yang telah berlangsung. Kalau

pada siklus pertama masih ada kekurangan, maka akan direfleksikan untuk

perbaikan pada siklus II. Berdasarkan hasil refleksi inilah peneliti bersama dengan

guru tim kolaborasi menyusun rencana dan rancangan penelitian untuk siklus II.

Begitulah seterusnya apabila siklus II menemui kekurangan dilanjutkan pada

siklus III sampai tujuan yang diinginkan tercapai.


3.7. Rincian Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Penulis merencanakan jadwal penelitian ini selesai dalam rangka waktu 3

bulan dengan perincian sebagai berikut:

Tahun 2017
No. Rencana Kegiatan Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
Identifikasi masalah
Menyepakati jadwal tugas
Menyusun instrument
Seminar konsep pelaksanaan

2. Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan alat
Melakukan tindakan siklus I
Melakukan tindakan siklus II
Melakukan tindakan siklus III

3. Persiapan Laporan
Menyusun Konsep laporan
Seminar hasil penelitian
Perbaikan hasil laporan
Sidang
Catatan :

Jadwal ini bisa berubah sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad,Anizar. Harun,yusuf. Modul pertumbuhan dan perkembangan anak usia


dini.

Akbar-Hawadi, R. (2001). Psikologi Perkembangan Anak Mengenal Sifat, Bakat,


dan Kemampuan Anak. Jakarta: Grasindo

Arikunto,S.Suhardjono,Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi


Aksara

Hartati, Laelun. (2011). Pengaruh Bermain Playdough Terhadap Kreativitas


Anak TK. Jurnal Psikologi. 4 (2), 97-111

Http://adisupri yenti 13@gmail.1.com/2015/12/Meningkatkan kreativitas seni


anak.html.

Hurlock, Elizabeth. (1987). Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta: Erlangga. Alih
Bahasa: dr. Med. Meitasari Tjandrasa.

Munandar,U. (1999). Kreativitas dan Keberbakatan. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

Munandar,U. (2012). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka


Cipta

Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2002). A Childs World: Infancy
Through Adolescence. McGraw-Hill.

Rachmawati, Y. & Kurniati, E. (2005). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada


Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Prenada Media Group.

Santrock, J.W. (2007). Perkembangan Anak: Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Sari, Dynna. W.P. (2013). Pengaruh Bermain Plastisin Terhadap
Kreativitas Anak Usia 4-5 Tahun Ditinjau dari Bermain Secara Individual
dan Kelompok. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. 2 (3),
218-225.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
.
Supriadi, Dedi. (1994). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK.
Bandung: Alfabeta.

Tedjasaputra, M.S. (2001). Bermain, Mainan, dan Permainan untuk PAUD.


Jakarta: Grasindo
.

Anda mungkin juga menyukai