Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN TUGAS MANDIRI

DIKLAT MAHIR

KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

TAHUN 2023

LAMRIA TIURIDA SINAGA

NAMA TRAINING PROVIDER : ROSITA GULTOM

ALAMAT PROVIDER : DOLOKSANGGUL

TANGGAL PELAKSANAAN DIKLAT : 21 JULI S/D 05 AGUSTUS 2023

TANGGAL PELAKSANAAN TUGAS MANDIRI : 12 AGUSTUS S/D 12

SEPTEMBER 2023

TEMPAT PELAKSANAAN TUGAS MANDIRI : PAUD HUTAREA

ALAMAT TEMPAT TUGAS MANDIRI : DESA SION UTARA


LAPORAN
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK
MELALUI FINGER PAINTING DI PAUD
HUTAREA

DISUSUN OLEH :
LAMRIA TIURIDA SINAGA

PAUD HUTAREA
KECAMATAN PARLILITAN KAB HUMBANG HASUNDUTAN
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS MANDIRI


DIKLAT BERJENJANG TINGKAT MAHIR
BAGI PENDIDIK PAUD

Disusun oleh:

LAMRIA TIURIDA SINAGA

Diajukan sebagai persyaratan kelulusan

Diklat Berjenjang Tingkat Mahir

Doloksanggul,12 Agustus 2023


Ketua Pelaksana Disetujui Pendamping

(Rosita Gultom, S.Pd) (Fitriyani, M.Psi.)

Mengetahui,
Kepala / Ketua Training Provider

(Fitriyani, M.Pd)
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan yang maha kuasa,
atas berkat dan karuniaNya saya dapat melaksanakan tugas mandiri di Diklat
Tingkat Mahir di Paud Hutarea dengan baik.

Dengan terselenggarannya Diklat Mahir ini saya sangat merasakan


manfaat yang luar biasa karena banyak pengetahuan dan wawasan yang
diberikan para Narasumber hebat. Semoga ilmu dan materi yang kami peroleh
dapat kami aplikasi di lembaga tempat kami mengajar. Dan semoga ini menjadi
penyemangat kami dalam membimbing anak didik yang dipercayakan bagi
kami yang akan nantinya menjadi penerus bangsa yang terampil, cerdas dan
berakhlak mulia.

Akhir kata semoga laporan tugas mandiri ini bermanfaat dan dapat
diaplikasi di lembaga masing-masing yang membacanya..

Penyusun,

LAMRIA TIURIDA SINAGA


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................iii
BAB. I Pendahuluan............................................................................1
A. Latar belakang Masalah..................................1
B. Perumusan Masalah.......................................2
C. Tujuan Penelitian............................................2
D. Manfaat Penelitian..........................................2

BAB II Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis...........................4


A. Landasan Teori...............................................4
B. Uraian kegiatan................................................5
C. Hasil yang diperoleh........................................9
BAB III Metodologi Penelitian............................................................10

A. Model Penelitian............................................10

B. Setting Penelitian...........................................10
C. Siklus Penelitian.............................................10
D. Instrument Penelitian.....................................11

BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan........................................12


A. Hasil Penelitian...............................................11
B. Pelaksanaan Siklus........................................11
BAB V Kesimpulan Dan Saran...........................................................12
A. Kesimpulan....................................................12
B. Saran.............................................................12
LAMPIRAN-LAMPIRAN:
1. Jadwal kegiatan
2. Dokumentasi( foto kegiatan )
3. Instrumen
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bagian terpenting dalam komponen masyarakat Indonesia adalah anak,


karena mereka adalah pemilik masa kini dan masa depan bangsa, ditangan
anak bangsa akan diteruskan sejarah kehidupan manusia Indonesia
selanjutnya, begitu penting mereka dalam rantai kelangsungan tradisi suku
bangsa.1

Akan tetapi bagaimana kalau anak hanya asyik dengan perkembangan


teknologi yang namanya Hp,Gadget tanpa mampu mengasah kreativitas,
imajinasi dan motorik halusnya untuk terus maju dalam dunia pendidikan.

1
Alkitab
Rendahnya nilai kreativitas menggambar atau berkreasi pada kelompok
Bermain Hutarea mendorong saya untuk menggali motorik halus anak
melalui Finger Painting.

Perkembangan motorik halus, merupakan perkembangan gerak yang


meliputi otot kecil dengan koordinasi mata-tangan. Motorik halus meliputi
gerakan lembut yang menggunakan kelompok otot yang lebih kecil seperti
pada wajah, pergelangan tangan, atau jari-jari tangan dan kaki.

Metode pembelajaran untuk mengambangkan kreativitas anak


adalah metode yang dapat meningkatkan motivasi rasa ingin tahu dan
mengembangkan imajinasi anak. Metode pembelajaran yang mampu
mengembangkan kreativitas anak adalah yang mampu membuat sebuah
pertanyaan, mencari dan menemukan jawabannya, memecahkan
masalahnya, memikirkan kembali, membangun kembali dan menemukan
hal-hal baru2.

Proses pembelajaran pada anak KB hendaknya diselenggarakan


secara menyenangkan, inspiratif, kreatif, memotivasi anak agara anak
mampu berpartisipasi aktif dalam setiap kesempatan untuk berkreasi dan
motorik halus anak. Kreativitas adalah aktivitas yang berasal dari pikiran
yang menghasilkan sebuah produk. Kreativitas sangat penting dalam
perkembangan anak usia dini karena dengan kreatif, orang dapat
mewujudkan kemampuannya dengan memberikan kepuasan terhadap
individu.

Rendahnya kreativitas di KB Hutarea ini dibuktikan dengan hasil belajar


siswa yang menunjukkan bahwa siswa yang masih perlu bimbingan 70 %,
sedangkan 30 % siswa belum mampu menggambar dan berkreasi.

Dengan kondisi yang saat ini terjadi saya berharap dengan metode
Finger Painting yang akan saya gunakan di Kelompok Bermain Hutarea
bisa menarik minat dan kehausan anak dalam belajar. Salah satu area

2
Rachmawati, Kurniawati, Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak Kanak,
(Jakarta; Kencana Prenada Media, 2014)
terpenting dari psikologi anak dan pendidikan adalah masalah kreativitas
pada anak-anak, perkembangan kreativitas ini dan signifikan terhadap
perkembangan umum dan pematangan anak. Kita dapat
mengidentifikasikan proses kreatif pada anak-anak usia paling dini,
terutama dalam permainan mereka.3
Finger Painting merupakan salah satu teknik menggambar yang
dilakukan menggunakan jari tangan secara langsung sebagai pengganti
kuas. Teknik dalam melakukan finger painting ini menggunakan bahan
pewarna makanan, kemudian dicampur dengan tepung atau lem cair,
cara mencampurkannya yaitu mencampurkan bahan pewarna makanan
dan tepung atau lem cair pada mangkok, atau saat ini banyak di jual cat
khusus untuk finger painting. Dengan menggunakan metode ini, gerakan
yang dilakukan anak dapat melatih kemampuan motorik, memperkuat
dan melenturkan otot-ototnya.4 Kegiatan finger painting termasuk dalam
jenis kegiatan konstruktif, yakni kegiatan aktivitas bermain dengan teknik
melukis dengan mengoleskan cat pada kertas dengan jari, melalui
lukisan yang dibuat anak akan memberikan kesempatan pada anak
membangun imajinasi mereka maupun pengetahuan yang dimiliki
dengan media cair.
Dari beberapa permasalahan diatas saya ingin menggunakan metode
Finger Painting dalam meningkatkan kemampuan menggambar dan
untuk mengetahui adanya peningkatan kreativitas menggambar
menggunakan finger painting pada kelompok Bermain Hutarea

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah
yaitu:
1. Bagaimana penerapan metode Finger Painting dapat meningkatkan

3
Lev Semenovich Vygotsky, Imagination And Creativity in Chilhood, Journal Of Russian and East
European Psychology, Vol.42,2004
4
Febri Nuraini, (Upaya meningkatkan Kreativitas Melalui Finger Painting Pada Anak RA Sunan Averous
Bogoran Bantul), Jurnal PG PAUD,Vol 8,2015
kreativitas dan melatih motorik halus anak pada Kelompok bermain
Hutarea?
2. Bagaimana peningkatan kreativitas menggambar anak dan melatih
motorik halus dengan metode Finger Painting pada kelompok bermain
Hutarea?

C. Tujuan Penelitaan
Berdasarkan beberapa rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian
ini yaitu :
1. Upaya dalam meningkatkan kemampuan menggambar dan berkreasi
dengan menggunakan jemari pada kelompok Bermain Hutarea dan
meningkatkan motorik halus anak
2. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan menggambar
anak dengan metode Finger Painting pada kelompok Bermain Hutarea

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Dalam penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang positif.
Berikut ini adalah manfaat dari penelitian ini :
1. Bagi siswa
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kreatvitas dalam
menggambar dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri.
2. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memperbaiki dan meningkatkan kegiatan
pembelajaran yang telah ada di sekolah. Guru juga dapat berinovasi
dalam menyampaikan pembelajaran dan mengambil hikmah, guna
meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan
3 Bagi sekolah
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat memperbaiki kualitas dari
kegiatan belajar mengajar. Dari penelitian ini, masalah yang muncul pada
kegiatan pembelajaran dapat dikaji dan diteliti dengan tuntas
BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori
a. Pengertian Kreativitas
Kata Kreatif berasal dari bahasa Inggris “Create” yang berarti mencipta.
Kata sifatnya berupa “Creative” yang diartikan pandai mencipta. Menurut
Elizabeth B. Hurlock, kreativitas adalah kemampuan orang untuk
menghasilkan komposisi, produk atau gagasan apa saja yang pada
dasarnya belum diketahui pembuatnya.Sedangkan dalam kamus besar
Bahasa Indonesia, pengertian kreativitas adalah kemampuan untuk
menciptakan, daya cipta, perihal berkreasi dan kekreatifan.5
Menurut Torrance, kreativitas adalah kemampuan menciptakan sesuatu
yang baru, kemampuan memberikan gagasan baru, yang diterapkan
dalam pemecahan masalah.6
b. Ciri-ciri kreativitas
Menurut Supriyadi, bahwa ciri-ciri kreativitas dikelompokkan dalam dua
kategori yaitu kognitif dan non kognitif. Ciri kognitif diantaranya
fleksibelitas, orisionalitas, elaborasi, kelancaran. Sedangkan ciri non
kognitif yaitu, motivasi sikap dan kepribadian kreatif. Munandar
mengungkapkan bahwa ciri-ciri kreativitas adalah :
 Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
 Bebas dalam mengungkapkan pendapat.
 Memberi banyak masukan atau pendapat pada suatu
masalah.
 Sering memberi pertanyaan yang baik.
 Memiliki nilai estetika yang tinggi.
 Menonjol dalam bidang kesenian.
 Memiliki selera humor yang tinggi.
 Memiliki imajinasi yang tinggi.
 Mampu melihat suatu masalah dari berbagai sudut
pandang.
 Mampu mengungkapakan ide dalam memecahkan
masalah.
Jadi ciri kreativitas sangat beragam. anak yang kreatif memiliki potensi pada kepribadian
yang berpengaruh positif dan negatif. Ciri perilaku sosial individual anak kreatif
cenderung tidak toleransi terhadap temannya. Peran penting guru disini sebagai
pembimbing yang membantu anak dalam menyeimbangkan kepribadian, sehingga anak
menjadi lebih kreatif dalam berkembang secara optimal.

perilaku sosial individual anak kreatif cenderung tidak toleransi terhadap temannya.
Peran penting guru disini sebagai pembimbing yang membantu anak dalam
menyeimbangkan kepribadian, sehingga anak menjadi lebih kreatif dalam berkembang
secara optimal.

55
Lev Semenovich Vygotsky, Imagination And Creativity in Chilhood, Journal Of Russian and East
European Psychology, Vol.42,2004
6
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),
c. Tujuan Peningkatan Kreativitas
Bagi anak usia dini, kreativitas sangatlah penting dan perlu di
pupuk sejak dini. Menurut Sumanto, pengembangan daya cipta memiliki
tujuan untuk agar anak-anak kreatif. Tujuan meningkatkan kreativitas
pada anak adalah sebagai berikut :
a) Mampu mengekspresikan diri melalui berbagai hasil karya
dengan menggunakan teknik yang dikuasai.
b) Mampu membuat anak lebih percaya diri.
c) Mengenalkan cara dalam menemukan pemecahan masalah.
d) Anak merasa memiliki kepuasan dalam diri terhadap apa yang
dilakukan dan sikap menghargai hasil karya orang lain.
B. Finger Painting
Finger Painting adalah kegiatan melukis atau menggambar
dengan menggunakan jari – jari tangan dan dengan cara menggoreskan
adonan warna secara langsung. Anak belajar bahwa mereka mampu dan
kegiatan ini sangat baik bagi koordinasi antara mata dan tangan anak,
kegiatan ini juga menyenangkan bagi anak, finger painting juga
didefinisikan sebagai teknik atau cara menggambar atau melukis yang
dilakukan secara langsung tanpa menggunakan alat kuas atau pensil.7
Permainan finger painting berasal dari kata “finger” yang artinya
jari dan “painting” yang artinya lukisan, jadi finger painting merupakan
kegiatan kreativitas menggambar atau melukis menggunakan jari tangan
sehingga menciptakan berbagai seni kreativitas. Pada kegiatan finger
painting ini anak diberi kebebasan menggambar atau melukis untuk
mengembangkan daya imajinasi anak melalui melukis menggunakan jari
tangan, sehingga anak dapat mengeksplorasikan hasil karya mereka.30

7
Widia Pakerti. Metode Pengembangan Seni (Universitas Terbuka, Jakarta : 2009) 8.36x
Dari uraian pendapat di atas disimpulkan bahwa metode finger painting
merupakan kegiatan menggambar atau melukis yang dilakukan dengan
jari secara langsung tanpa menggunakan alat kuas atau pensil. Pada
kegiatan pembelajaran finger painting, hal yang dapat dilakukan oleh
guru dalam menyemangati diri anak adalah bagaimana memotivasi dan
menumbuhkan rasa kepercayaan diri pada anak untuk dapat
memberanikan menyentuhkan jarinya secara langsung dengan cat
pewarna. Dalam kegiatan ini juga melatih aspek seni dan motorik
halusnya agar jari tangan anak lebih luwes dan lentur.
Kegiatan finger painting dapat melatih kemampuan aspek seni.
Anak dapat menggambar atau melukis, mencampurkan warna sesuai
dengan imajinasi mereka, melatih anak untuk lebih percaya diri. Kegiatan
menggambar menggunakan metode finger painting dapat menumbuhkan
kreativitas anak, hal yang dapat dilakukan guru, ialah :
1. Menjadi motivator untuk anak dalam mewujudkan dan
mengkomunikasikan ide mereka.
2. Membantu anak untuk memahami dalam berpikir dan bersikap, dan
bukan menghukumnya.
3. Memberikan rasa aman pada anak dalam mengekspresikan
kreativitasnya.
4. Mengakui dan menghargai ide – ide anak.
5. Memberikan kesempatan pada anak untuk mengkomunikasikan ide-ide
mereka
Finger Painting adalah kegiatan menggambar dan melukis
dengan menggunakan jari tangan secara langsung. Dalam kegiatan
finger painting ini juga digemari anak – anak, karena anak-anak secara
langsung bereksplorasi menggunakan jari tangannya. Kegiatan
pembelajaran ini dapat melatih kemampuan motorik halus dan kreativitas
anak. Namun ada beberapa hal yang harus diingat dalam melakukan
kegiatan finger painting pada anak usia dini, gunakanlah pewarna aman.
Manfaat dari finger painting untuk perkembangan anak usia dini adalah
 Membantu melatih motorik halusnya, melibatkan gerakan
otot kecil dan kematangan syaraf, meningkatkan
perkembangan sosial emosional.
 Mengenalkan pada anak konsep warna primer (merah,
kuning, biru ).
 Mengenalkan tentang bagaimana mencampurkan warna –
warna primer, sehingga dapat menjadi warna sekunder dan
warna tersier.
 Melatih kreatifitas dan imajinasi anak.
 Mengenalkan nilai estetika keindahan warna pada anak.
Kebebasan dalam menuangkan ide-ide ketika melakukan kegiatan
finger painting dapat mengasah kemampuan anak dalam berkreasi.
Dengan kegiatan finger painting, anak akan lebih menghargai karya seni.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Model Penelitian
Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan model Kurt
Lewin. Penelitian Tindakan Kelas model Kurt Lewin ini memiliki empat
komponen, yaitu :
1. Perencanaan (planning)
2. Pelaksanaan (acting)
3. Observasi atau pengamatan (observing)
4. Refleksi (reflecting)
Hubungan dari keempat komponen diatas dapat digambarkan dalam
bentuk dibawah ini :

Prosedur pelaksanaan untuk penelitian ini yaitu :

1. Perencanaan
Perencanaan dilakukan untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan
untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Permasalahan peneliti
difokuskan kepada hasil belajar siswa terhadap konsep dasar materi
persiapan kemerdekan indonesia. Untuk memudahkan siswa dalam
memahami materi persiapan kemerdekaan indonesia, maka diputuskan
untuk menyusun rancangan pembelajaran dengan menggunakan metode
role playing termasuk penyusunan intrumennya.
2. Tindakan (Acting).
Tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang
sudah rencanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa
yang diajarkan atau dibahas dan sebagainya.
3. Observasi/ Pengamatan (Observing)
Observasi merupakan upaya untuk mengamati pelaksanaan tindakan,
seluruh kegiatan diobservasi dengan menggunakan instrument yang telah
disiapkan. Observasi adalah semua kegiatan yang ditunjukan untuk
mengenai, merekam dan mendokumentasi setiap indikator dari proses dan
hasil yang dicapai.
4. Refleksi
Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi ialah perbuatan
merenung atau memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang dilakukan
oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengansuatu PTK yang
dilaksanakan.Refleksi memiliki peranan yang sangat penting dalam
menentukan keberhasilan PTK. Refleksi sebagai upaya evaluasi terkait
dengan PTK yang telah dilaksanakan. Refleksi juga digunakan oleh peneliti
untuk memperbaiki rencana pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran.

B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak yang terlibat penuh serta cukup lama
dan intensif menyatu dalam proses pelaksanaan suatu penelitian Subjek
penelitian ini adalah Peserta didik dan guru KB Hutarea
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas KB Hutarea Desa Baringin Natam
Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan, pada tanggal 20
Agustus 2022

C. Siklus Penelitian
a. Perencanaan Tindakan
 Membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)
 Membuat lembar kerja anak
 Membuat instrument penilaian hasil belajar.
 Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan pada
penelitian tindakan kelas.
 Menetapkan indikator pencapaian.

D. Instrumen Penelitian
Pada umumnya suatu penelitian adalah dengan menggunakan
intrumen. Instrumen memegang peranan yang penting dan sangat
strategis dalam menentukan kualitas suatu penelitian, karena validasi
data yang diperoleh akan sangat ditentukan mutu atau validasi yang
digunakan. Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
dalam rangka pengumpulan data.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Paud Hutarea Desa Baringin
Natam Kecamatan Parlilitan Kabupaten Humbang Hasundutan. Paud Hutarea
berdiri pada tahun 2010 yang dinaungi oleh pemerintah desa. Jumlah peserta

didik pada awal pembukaan hanya 12 anak tetapi seiring berjalannya waktu
peserta didik Paud Hutarea terus bertambah hingga saat ini. Dan Penelitian ini
dilaksanakan di Paud Hutarea dengan jumlah peserta didik 32 anak, Paud
Hutarea memiliki halaman sekolah yang digunakan sebagai arena bermain
anak dan terdapat beberapa alat permainan luar, seperti: perosotan dan
ayunan dan sekolah ini memiliki 1 ruang kelas yang lumayan luas, yang di
dalamnya terdapat sebuah almari guru, meja dan kursi guru, serta meja dan
kursi untuk anak yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah anak di dalam
kelas. Meskipun terdapat sarana dan prasarana yang memadai untuk
pembelajaran, guru lebih sering mengajak anak untuk belajar secara duduk
melingkar dengan menggunakan tikar.

B. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan penelitian Siklus I dimulai pada tanggal 29 Agustus 2022
sampai 2 September 2022. Penelitian Siklus I dilakukan dalam 3 kali pertemuan
dengan tema Hasil Kebunku. Berdasarkan kesepakatan guru dan peneliti,
penelitian dilakukan sesuai dengan RKH yang telah dibuat sehingga
pembelajaran dapat berjalan efektif. Anak melakukan kegiatan finger painting
dengan bidang dasaran kertas HVS, dengan rincian sebagai berikut :
o Pertemuan Pertama dengan menggunakan Pewarna makanan
warna hijau, merah dan cokalat.
o Pertemuan kedua dengan menggunakan pewarna makanan
warna kuning, hijau, merah, dan ungu .
o Pertemuan ketiga dengan menggunakan pewarna makanan
warna Hitam, hijau, merah, dan ungu
. Perencanaan Siklus I Pada tahap perencanaan pada Siklus I ini meliputi:
1) Melakukan koordinasi dengan guru kelas tentang kegiatan yang akan
dilakukan untuk meningkatkan kreativitas anak melalui kegiatan finger
painting di Kelompok A.
2) Guru kelas bertindak sebagai pelaksana tindakan dan peneliti sebagai
observer. Membuat rencana kegiatan harian (RKH) yang akan
digunakan guru sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan

pembelajaran.
3) Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan finger
painting. Menggunakan bidang dasaran berupa kertas HVS dan kertas
gambar serta menyiapkan pewarna makanan dengan 3 warna , yaitu
Coklat, hijau, merah,
4) Menyiapkan lembar pengamatan dan wawancara untuk mengetahui
tingkat perkembangan kreativitas anak melalui kegiatan finger painting.

Observasi atau pengamatan dilakukan oleh peneliti selama


penelitian berlangsung. Observasi dilakukan terhadap guru dan anak,
baik sebelum, saat, maupun sesudah kegiatan finger painting
berlangsung. Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti
terhadap kegiatan finger painting sebagai upaya meningkatkan
kreativitas anak pada Siklus I dapat dilihat sebagai berikut:
1. Aktivitas Guru Berdasarkan pengamatan pada Siklus I, aktivitas
guru dalam melaksanakan kegiatan finger painting sebagai upaya
untuk meningkatkan kreativitas sudah sesuai. Pada kegiatan awal
guru sudah melakukan tanya jawab tentang tema dan
menjelaskan kegiatan pada hari itu tanpa memberikan contoh
pada anak. Pada kegiatan inti guru menunjukkan alat dan bahan
yang akan digunakan untuk kegiatan, guru juga membuat
peraturan selama kegiatan berlangsung agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai. Selain itu, guru membagi anak dalam kelompok
kelompok kecil untuk berbagi bubur warna dan melakukan tanya
jawab dengan anak tentang hasil karya anak. Pada kegiatan akhir
guru memberikan pesan-pesan moral pada anak dan menjelaskan
kegiatan yang akan dilakukan esok hari.
2. Aktivitas Anak Pada Siklus I ini peneliti melakukan pengamatan
pada anak dari kegiatan awal sampai akhir kegiatan
pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas anak
dalam pembelajaran Siklus I, kreativitas sudah meningkat. Akan
tetapi masih perlu dimaksimalkan. Hal ini terjadi karena anak
masih belum terbiasa untuk mengerjakan kegiatan sesuai dengan
ide anak sendiri. Anak sehari-hari terbiasa dengan kegiatan yang
dicontohkan oleh guru, maka saat anak dibebaskan untuk
membuat karya sesuai dengan ide anak sendiri, anak masih
kebingungan untuk menemukan ide.
3. Hasil Pengamatan Hasil pengamatan pada Siklus I menunjukkan
bahwa telah terjadi peningkatan kreativitas anak apabila
dibandingkan dengan kegiatan pra tindakan.
Maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas anak sudah meningkat,
namun demikian masih belum mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditentukan pada penelitian ini. Maka dari itu perlu dilanjutkan pada siklus
berikutnya untuk dapat mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan yang
ditentukan oleh peneliti.Refleksi dilakukan oleh peneliti dan guru dengan
melihat perbandingan antara data sebelum dilakukan tindakan dan setelah
dilakukan tindakan pada Siklus I. Kreativitas anak Siklus I telah mengalami
peningkatan. Akan tetapi prosentase keberhasilan belum mencapai 80% sesuai
dengan yang ditentukan peneliti. Hal ini terjadi karena ada beberapa kendala
yang dihadapi dalam Siklus I.
Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam Siklus I adalah sebagai berikut:
1) Pada saat melakukan kegiatan finger painting menggunakan bidang
dasaran kertas HVS yang tipis sehingga mudah sobek saat anak
menggunakannya untuk mencampur warna.
2) Anak kurang termotivasi dalam mengerjakan kegiatan finger painting
karena belum ada penghargaan atas kerjanya dalam kegiatan finger
painting. Dengan memperhatikan kendala-kendala diatas maka
peneliti dan guru berdiskusi untuk mencari solusi agar kegiatan
pembelajaran pada Siklus II dapat berjalan dengan lancar dan dapat
meningkatkan kreativitas anak.
Solusi dari beberapa kendala tersebut yaitu:
 Pada siklus II bidang dasaran yang digunakan untuk kegiatan anak
diganti dengan kertas bufalo dan kain. Kertas bufalo dan kain dipilih
karena lebih tebal daripada kertas HVS sehingga tidak mudah
sobek.
 Untuk meningkatkan motivasi anak peneliti memberikan reward agar
anak semakin termotivasi untuk mengikuti kegiatan Finger painting.
Reward diberikan setiap hari di akhir kegiatan
Pembahasan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan kegiatan
pra tindakan. Pada kegiatan pratindakan, prosentase kemampuan kerjasama
secara keseluruhan adalah 48,66%. Sebagian besar anak masih memerlukan
bimbingan untuk mengoptimalkan kreativitas anak dalam memberikan ide
gambar dan warna, melakukan pencampuran warna, memodifikasi gambar,
membuat karya dari ide anak sendiri, menghasilkan karya yang berbeda, serta
mengembangkan ide dari karyanya. Kondisi tersebut tidak sesuai dengan
pendapat Tri Wahyulis (2011) yang menyatakan bahwa :
PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik
halus dan kasar), kecerdasan dalam daya pikir dan daya cipta, kecerdasan
sosial emosional (sikap dan perilaku serta baragama), serta kecerdasan
bahasa dan komunikasi.
Menurut pendapat tersebut, kreativitas memiliki aspek adanya daya pikir dan
daya cipta, serta dapat melakukan komunikasi. Namun dalam kenyataannya di
Paud Hutarea, aspek daya pikir dan daya cipta belum muncul. Hal tersebut
dikarenakan, guru tetap memberikan contoh pada anak saat kegiatan yang
dapat mendorong anak untuk berkreasi sehingga anak meniru apa yang guru
lakukan. Padahal pada usia TK, menurut Erik H. Erikson dalam Ernawulan
(2010: 5) pada periode ini anak harus didorong untuk mengembangkan
prakarsa, seperti kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang
dilihat, didengar dan dirasakan. Jika anak tidak mendapat hambatan dari
lingkungannya, maka anak akan mampu mengembangkan prakarsa, dan daya
kreatifnya, dan hal-hal yang produktif dalam bidang yang disenanginya. Artinya,
pembelajaran yang dilakukan guru harus lebih memberikan kesempatan pada
anak untuk aktif mengajukan pertanyaan dan memberikan pendapat sesuai
dengan imajinasi anak. Pembelajaran yang demikian berhubungan dengan
aspek kreativitas lain, yaitu komunikasi. Pembelajaran yang memberikan
kesempatan pada anak untuk bertanya maupun berpendapat mendorong
kelancaran anak dalam menyampaikan ide anak. Kondisi inilah yang memicu
peneliti untuk melakukan tindakan sebagai upaya meningkatkan kreativitas
anak. Upaya meningkatkan kreativitas anak dilakukan peneliti menggunakan
kegiatan finger painting.
Witarsono dalam Risanti (2009: 2) mengemukakan bahwa finger painting
adalah melukis dengan jari, melatih perkembangan imajinasi, memperhalus
motorik halus dan mengarah bakat seni khususnya seni rupa.
Sementara itu Downs (2008: 37) menambahkan bahwa finger painting
merupakan alat bantu media untuk mengekspresikan seni dan memberikan
peluang bagi anak untuk menuangkan ide-idenya secara bebas dan
meningkatkan kepercayaan diri anak. Berdasarkan kedua pendapat di atas
maka, finger painting bukan hanya dinilai dari karya yang dihasilkan melainkan
juga pada proses anak dalam mencari ide untuk menghasilkan sebuah karya.
Oleh sebab itu, kegiatan finger painting sesuai untuk meningkatkan kreativitas
anak, karena ada aspek-aspek kreativitas yang muncul pada kegiatan finger
painting. Aspek kreativitas pada penelitian ini terdiri dari: kelancaran,
kelenturan, keaslian, dan elaborasi. Kegiatan finger painting memberikan
kesempatan pada anak untuk berimajinasi dalam menentukan gambar apa
yang akan anak lukis sehingga mendapatkan ide gambar maupun ide warna
yang termasuk dalam aspek kelancaran. Kemudian, saat anak melakukan
kegiatan finger painting dengan berbagai bahan dan alat yang disediakan, anak
dapat melakukan pencampuran warna dan memodifikasi gambar yang
termasuk dalam aspek kelenturan. Aspek lain dalam kreativitas adalah
keaslian. Keaslian pada pada kegiatan finger painting dapat berkembang
karena anak telah mampu memberikan ide sendiri sehingga menghasilkan hasil
karya yang orisinil dan berbeda. Kegiatan finger painting juga memberikan
kesempatan pada anak untuk mengembangkan ide anak untuk menghasilkan
karya yang lain sesuai dengan keinginan anak. Saat melakukan kegiatan finger
painting anak terlibat secara aktif untuk memberikan ide-ide dan saat membuat
karya. Kegiatan finger painting sesuai dengan prinsip pembelajaran aktif..
Strategi pembelajarannya menekankan anak aktif mengkonstruksi sendiri
pengetahuan melalui berbagai kegiatan seperti observasi, percobaan, atau
diskusi memecahkan permasalahan dalam proses pembelajaran (Pratiwi
Pujiastuti, 2000: 2). Pada kegiatan finger painting, anak membangun sendiri
ide-ide anak dari pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki anak dan
melakukan percobaan melalui percampuran warna. Lebih lanjut, Haryanto
dalam Pratiwi Pujiastuti (2000: 7) agar anak terlibat aktif dalam pembelajaran
maka guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga anak aktif
bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan pendapat. Guru selalu
menanyakan pada anak tentang ide gambar dan ide warna yang anak pilih
dalam kegiatan finger painting yang menstimulasi anak untuk mengemukakan
pendapatnya.
Pendapat yang sama dikemukakan oleh Yeni Rachmawati dan Euis
Kurniati, bahwa salah satu cara untuk mengembangkan kreativitas anak adalah
dengan pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Belajar aktif merupakan
proses dimana anak melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya, dengan
cara mengobservasi, mendengarkan, mencari tahu, menggerakkan badan,
melakukan aktivitas sensori, dan atau mencipta dari bahan-bahan di sekitarnya.
Pendekatan belajar aktif sangat mendorong program kreativitas bagi anak,
karena anak diberikan keleluasaan untuk mencari dan menemukan sendiri
berbagai macam ilmu pengetahuaannya melalui pengalaman, informasi, dan
mampu menghasilkan produk kreatif (Yeni Rachmawati & Euis Kuniati, 2010:
30). Dengan demikian, kreativitas akan muncul saat anak berperan aktif dalam
pembelajaran. Peran aktif anak akan muncul saat pembelajaran dirancang
untuk mengaktifkan siswa, dalam pembelajaran kreativitas melalui finger
painting anak telah aktif anak bertanya, menyampaikan ide, yang kemudian
dituangkan menjadi sebuah hasil karya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kreativitas anak
Paud Hutarea dapat ditingkatkan melalui kegiatan finger painting.
Penelitian ini berhasil meningkatkan kreativitas anak untuk memberikan
ide gambar dan warna, melakukan pencampuran warna dan
memodifikasi gambar, membuat karya dari ide anak sendiri dan
menghasilkan karya yang berbeda, serta mengembangkan ide dari
karyanya. Data pada pratindakan yang menunjukkan prosentase
kreativitas anak adalah 48,65%. Pada Siklus I prosentase kemampuan
kerja sama anak meningkat menjadi64,95%. Pada Siklus I prosentase
kemampuan kerja sama anak meningkat menjadi 87,05%. Kegiatan yang
diberikan dalam penelitian ini berupa finger painting dengan bidang
dasaran kertas bufalo dan kain mori putih serta pewarna makanan.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam kegiatan finger painting
yaitu:
 Guru membagi anak menjadi 3-4 kelompok kecil
 Guru menunjukkan alat dan bahan yang digunakan pada
anak, lalu membaginya pada anak.
 Guru bersama-sama dengan anak membuat peraturan
selama kegiatan finger painting berlangsung.
 Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang
gambar yang akan anak buat kemudian anak melakukan
finger painting
 Setelah selesai melakukan kegiatan finger painting guru
memberi reward kepada anak.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyampaikan saran


sebagai berikut:
 Dalam kegiatan finger painting hendaknya guru menyediakan warna-
warna dasar dan menggunakan bidang dasaran yang tidak mudah
sobek dan tebal.
 Dalam kegiatan finger painting hendaknya guru membentuk kelompok
dengan melibatkan anak. Dengan melibatkan anak dalam pembentukan
kelompok, diharapkan anak dapat lebih mudah diatur untuk duduk.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alkitab
2. Rachmawati, Kurniawati, Strategi Pengembangan Kreativitas
pada Anak Usia Taman KanakKanak, (Jakarta; Kencana
Prenada Media, 2014
3. Lev Semenovich Vygotsky, Imagination And
Creativity in Chilhood, Journal Of Russian and East
European Psychology, Vol.42,2004
4. Lev Semenovich Vygotsky, Imagination And Creativity in
Chilhood, Journal Of Russian and East European
Psychology, Vol.42,2004
5. Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
6. Widia Pakerti. Metode Pengembangan Seni (Universitas Terbuka,
Jakarta : 2009)
7. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. (2003). Penelitian
Tindakan Kelas.
8. Yeni Rachmawati & Euis Kuniati, 2010: 30
9. Pratiwi Pujiastuti, 2000: 2
LAMPIRAN TUGAS MANDIRI

DIKLAT BERJENJANG TINGKAT MAHIR

PTK PAUD
INSTRUMEN PENILAIAN LAPORAN PENELITIAN
TINDAKAN KELAS (PTK)

NO KOMPONEN KRITERIA BOBOT SKOR BXS


Maksimal 15
1. Judul kata,menggambarkanm 5 1234
asalah yang dibahas
Masalah nyata
dalam pembelajaran/pelaya 1234
2. Pendahuluan nan penyebab masalah 15
jelas
Rumusan masalah
jelastindakan
3. Rumusan dan untuk pemecahan 20 1234
pemecahan masalah masalahsesuai dengan
masalah
Sesuai dengan rumusan
4. Tujuan 5
masalah 1234
Jelas manfaatnya
5. Manfaat pengembangan inovasi 5 1234

6. Kajian Pustaka Relevan 10 1234

Jelas subjek, tempat


danwaktu ada 20
7. Prosedur 1234
perencanaanrinci langkah-
langkah jelas siklusnya
8. Penutup (Simpulan Jelas
10 1234
dan Saran)
9. Lampiran
Lengkap 15 1234

Jumlah (B x S)
Nilai

Ket :

Nilai = skor rata-rata x 100


4
JURNAL HARIAN PESERTA

Nama Peserta : LAMRIA TIURIDA SINAGA


Lembaga : Paud Hutarea
Alamat : Desa Sion Utara

TANGGAL Catatan Pendamping Paraf


& Pendampin
NO. KEGIATAN HASIL
g
WAKTU

1 Rabu, Melakukan Lembaga Paud Hutarea


Observasi dan
14 Agustus mengindentifikasi
2023 tempat
pelaksanaan
Tugas Mandiri

2 Kamis, 15 Mengidentifikasi Masih kurang digunakan


Agustus PTK
2023

3 Jumat, 16 Mengidentifikasi Menarik minat anak


Agustus minat anak
2023 melalui Finger
Painting

4 Senin , 21 Mengobservasi Berjalan dengan baik


Agustus pengelolaan paud
2023

5 Selasa, Mengidentifikasi Anak sudah tertarik


Agustus keberhasilan dengan kegiatan Finger
2023 penggunaan paint
Finger paint

Sion Utara, 12 September 2023


Peserta

LAMRIA TIURIDA SINAGA


SURAT KETERANGAN TELAH MENGIKUTI DIKLAT
Nomor:..............................

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ................................................

Jabatan : .................................................

Alamat : .....................................................

Menyatakan bahwa:

Nama ( Peserta ) : LAMRIA TIURIDA SINAGA

Lembaga PAUD : Hutarea

Alamat : Desa Hutarea

Pada saat dikeluarkan surat keterangan ini, yang bersangkutan adalah benar telah
mengikuti Diklat Berjenjang Tingkat Mahir yang berlangsung dari tanggal 21 Agustus
s/d 05 Agustus 2023 di Kota/Kabupaten/Propinsi Humbang Hasundutan Provinsi
Sumatera Utara . Surat keterangan ini dipergunakan sebagai bukti kelengkapan
bahwa yang persangkutan telah mengikuti Kegiatan secara Virtual pada Diklat
Tingkat Mahir.

Demikian agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Sion Utara, 13 September 2023

Ketua Provider Ketua Panitia

Fitriyani,M.Pd Rosita Gultom,S.Pd


Surat Pengantar Tugas Mandiri

Doloksanggul, 13 September 2023

Nomor : ....................................... Kepada :

Sifat : Penting. Yth. Kepala Paud

Hutarea Lampiran :-
Perihal : Surat Pengantar Pelaksanaan Di Desa Hutarea
Tugas Mandiri

Dikrim dengan hormat berkas surat keterangan bahwa peserta telah mengikuti

kegiatan tatap muka dalam diklat berjenjang tingkat Mahir selama 64 jam

pelajaran. Peserta diklat segera akan melaksanakan Kegiatan Tugas Mandiri di

Lembaga yang Bapak/Ibu Pimpin, atas nama :

Nama ( Peserta ) : LAMRIA TIURIDA SINAGA

Lembaga PAUD : Hutarea

Alamat : Desa Hutarea

Demikian surat pengantar disampaikan untuk mendapatkan penyelesaian


lebih lanjut.

Ketua Provider Ketua Panitia

Fitriyani,S.Pd Rosita Gultom, S.Pd


STANDAR KOMPETENSI GURU PENDAMPING
( PERMENDIKBUD 137 TAHUN 2014 )

KOMPETENSI (4) SUB KOMPETENSI (12) INDIKATOR (48)

PEDAGOGIK 3 SUB KOMPETENSI 14 INDIKATOR

KEPRIBADIAN 3 SUB KOMPETENSI 12 INDIKATOR

SOSIAL 2 SUB KOMPETENSI 6 INDIKATOR

PROFESIONAL 5 SUB KOMPETENSI 20 INDIKATOR

KOMPETENSI GURU PENDAMPING PAUD

Kompetensi Sub kompetensi

I. Pedagogik

1. Menyusun rencana kegiatan tahunan, semesteran, bulanan,


A. Merencanakan
mingguan, dan harian
kegiatan program
2. Menetapkan kegiatan bermain yang mendukung tingkat pencapaian
pendidikan,
perkembangan anak
pengasuhan, dan
3. Merencanakan kegiatan pendidikan, pengasuhan dan perlindungan
perlindungan
yang disusun berdasarkan kelompok usia

1. Mengelola kegiatan sesuai dengan rencana yang disusun berdasarkan


B. Melaksanakan proses
kelompok usia
pendidikan,
2. Menggunakan metode pembelajaran melalui bermain sesuai dengan
pengasuhan, dan
karakteristik anak
perlindungan
3. Memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan kegiatan dan
kondisi anak
4. Memberikan motivasi untuk meningkatkan keterlibatan anak dalam
kegiatan
5. Memberikan bimbingan sesuai dengan kebutuhan anak
6. Memberikan perlindungan sesuai usia dan kebutuhan anak
Kompetensi Sub kompetensi
1. Memilih cara-cara penilaian yang sesuai dengan tujuan yang akan
C. Melaksanakan
dicapai
penilaian terhadap
2. Melalukan kegiatan penilaian sesuai dengan cara-cara yang telah
proses dan hasil
ditetapkan
pendidikan,
3. Mengolah hasil penilaian
pengasuhan, dan
4. Menggunakan hasil-hasil penilaian untuk berbagai kepentingan
perlindungan
pendidikan
5. Mendokumentasikan hasil-hasil penilaian
II. Kompetensi Kepribadian
1. Menyayangi anak secara tulus
A. Bersikap dan
2. Berperilaku sabar, tenang, ceria, serta penuh perhatian
berperilaku sesuai
3. Memiliki kepekaan dan responsif terhadap perilaku anak
dengan kebutuhan
4. Menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif,
psikologis anak
dan bijaksana
5. Berpenampilan bersih, sehat, dan rapi
6. Berperilaku sopan santun, menghargai, dan melindungi anak

1. Menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan


B. Bersikap dan
yang dianut, suku, budaya, dan jender
berperilaku tepat
2. Bersikap tepatsesuai dengan norma agama yang dianut,
sesuai dengan norma
hukum, dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat
agama, budaya dan
3. Mengembangkan sikap anak didik untuk menghargai agama dan
keyakinan anak
budaya lain
1. Berperilaku jujur
C. Menampilkan diri
2. Bertanggungjawab terhadap tugas
sebagai pribadi yang
3. Berperilaku sebagai teladan
berbudi pekerti luhur

III. Kompetensi Profesional


1. Memahami kesinambungan tingkat perkembangan anak usia
A. Memahami
lahir 6 tahun
tahapan
2. Memahami standar tingkat pencapaian perkembangan anak
perkembangan
3. Memahami bahwa setiap anak mempunyai tingkat kecepatan
anak
pencapaian perkembangan yang berbeda
4. Memahami faktor penghambat dan pendukung tingkat
pencapaian perkembangan

1. Memahami aspek-aspek perkembangan fisik-motorik, kognitif,


B. Memahami
bahasa, sosial-emosi, moral agama dan seni
pertumbuhan
2. Memahami faktor-faktor yang menghambat dan mendukung
Kompetensi Sub kompetensi
dan aspek-aspek perkembangan di atas
perkembangan 3. Memahami tanda-tanda kelainan pada tiap aspek pertumbuhan
anak dan perkembangan anak
4. Mengenal kebutuhan gizi anak dan makanan yang aman sesuai
dengan usia
5. Memahami cara memantau status gizi, kesehatan dan
keselamatan anak
6. Mengetahui pola asuh yang sesuai dengan usia anak
7. Mengenal keunikan anak

1. Mengenal cara-cara pemberian rangsangan dalam pendidikan,


C. Memahami
pengasuhan, dan perlindungan terhadap kekerasan dan
pemberian
diskriminasi
rangsangan
2. Memiliki keterampilan dalam melakukan pemberian rangsangan
pendidikan,
pada setiap aspek perkembangan
pengasuhan,
3. Memiliki ketrampilan dalam pengasuhan dan perlindungan
dan
terhadap kekerasan dan diskriminasi
perlindungan

D. Membangun 1. Mengenal faktor-faktor pengasuhan anak, sosial ekonomi


kerjasama keluarga, dan sosial kemasyarakatan yang mendukung dan
dengan orang menghambat perkembangan anak
tua dalam 2. Mengkomunikasikan program program PAUD (pengasuhan,
pendidikan, pembelajaran, dan perlidungan anak) kepada orang tua
pengasuhan, 3. Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam program di
dan satuan/program PAUD
perlindungan 4. Meningkatkan kesinambungan progran PAUD dengan
anak lingkungan keluarga

1. Berkomunikasi secara empatik dengan orang tua peserta didik


E. Berkomunikasi
2. Berkomunikasi efektif dan empatik dengan anak didik, baik secara fisik,
secara efektif
verbal maupun non verbal

IV. Sosial
1. Menyesuaikan diri dengan teman sejawat
A. Beradaptasi dengan
2. Menaati aturan lembaga
lingkungan
3. Menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar
4. Akomodatif terhadap anak didik, orang tua, teman sejawat
dari berbagai latar belakang budaya dan sosial ekonomi
Kompetensi Sub kompetensi
1. Berkomunikasi secara empatik dengan orang tua peserta didik
B. Berkomunikasi secara
2. Berkomunikasi efektif dan empatik dengan anak didik, baik
efektif
secara fisik, verbal maupun non verbal

Anda mungkin juga menyukai