Anda di halaman 1dari 77

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
DAFTAR TABEL........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................5
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian...................................................6
D. Penelitian Relevan..........................................................................7

BAB II KAJIAN TEORI............................................................................10


A. Metode Mewarnai........................................................................10
1. Pengertian Metode Penelitian..................................................10
2. Kelebihan dan Kekurangan Kegiatan Mewarnai.....................12
3. Mengenal Warna......................................................................13
4. Teknik Mewarnai.....................................................................14
5. Langkah-langkah Mewarnai Gambar......................................15
6. Perlatan Mewarnai...................................................................17
B. Kreativitas Anak..........................................................................19
1. Pengertian Kreativitas Anak....................................................19
2. Ciri-ciri Kreativitas Anak........................................................21
3. Manfaat Kreatifitas Anak.........................................................23
4. Tujuan Peningkatan Kreativitas...............................................24
5. Indicator Kreativitas.................................................................24
6. Strategi Mengembangkan Kreativitas Anak............................25
C. Penerapan Metode Mewarnai dalam Mengembangkan
Kreativitas anak...........................................................................27
1. Manfaat Metode Mewarnai dalam Mengembangkan Kreatifitas
Anak.........................................................................................27
2. Tujuan Metode Mewarnai dalam Mengembangkan Kreatifitas
Anak.......................................................................................28
3. Faktor yang Mempengaruhi Kreatifitas Anak........................29
4. Langkah-langkah Metode Mewarnai Dalam Mengembangkan
Kreatifitas Anak.....................................................................31

ii
BAB III METODE PENELITIAN............................................................33
A. Jenis dan Sifat Penelitian............................................................33
1. Jenis Penelitian.........................................................................33
2. Sifat Penelitian.........................................................................34
B. Sumber Data.................................................................................35
C. Teknik Pengumpulan Data.........................................................35
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data............................................37
E. Teknik Analisis Data...................................................................38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..........................41


A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.........................................41
1. Profil RA Al-Amin Gersik Kediri............................................41
2. Sejarah RA Al-Amin................................................................42
3. Visi, dan Masa RA Al-Amin...................................................43
4. Data Guru RA Al-Amin...........................................................43
5. Data Siswa RA Al-Amin.........................................................45
6. Sarana dan Prasarana RA Al-Amin.........................................45
7. Struktur Oraganisasi RA Al-Amin...........................................46
8. Denah Lokasi Penelitian..........................................................47
B. Data Hasil Penelitian...................................................................48
1. Penerapan Metode Mewarnai dalam Mengembangkan
Kreatifitas Anak Kelompok B di RA Al-Amin.......................48
2. Faktor Pendukung Penerapan Metode Mewarnai Dalam
Mengembangkan Kreatifitas Anak Kelompok B di RA Al-
Amin........................................................................................58
3. Faktor Penghambat Penerapan Metode Mewarnai dalam
Mengembangkan Kreatifitas Anak Kelompok B di RA Al-
Amin........................................................................................60
C. Pembahasan..................................................................................64

BAB V PENUTUP.......................................................................................69
A. Kesimpulan...................................................................................69
B. Saran.............................................................................................70

Daftar Pustaka
Lampiran

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Guru RA Al-Amin........................................................................44


Table 4.2 Data Siswa RA Al-Amin..............................................................45
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana RA Al-Amin..............................................45
Tabel 4.4 Data Awal Perkembangan Kreatifitas Anak Kelompok B RA Al-
Amin.............................................................................................62

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi RA Al-Amin............................................47


Gambar 4.2 Denah Lokasi RA Al-Amin.....................................................48

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan proses pembinaan

tumbuh kembang anak dari lahir sampai usia enam tahun secara menyeluruh

yang meliputi aspek fisik dan non fisik dengan memberikan impuls pada

perkembangan jasmani, rohani, akal pikiran, motorik, sosial dan emosional

agar anak bisa tumbuh dan berkembang secara maksimal.1

Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

pendidikan Nasional pada Pasal 1 Ayat 14 menyatakan bahwa

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.2

Kegiatan belajar mengajar di Taman Kanak-kanak dilakukan dengan

memanfaatkan berbagai macam metode atau strategi yang dikembangkan oleh

para pendiddik. Salah satu metode yang dikembangkan yaitu melalui metode

mewarnai. Metode mewarnai merupakan metode yang memberikan

kesempatan pada anak dalam melakukan kegiatan mewarnai gambar

berdasarkan petunjuk langsung dari pendidik sehingga anak dapat memahami

1
Amin Nasir, ―Dinamika Pengembangan Sistem Pendidikan (Kerangka Dasar
Potensi Anak Usia Dini),‖ Thufula 2, no. 2 (2014): 237.
2
Sisdiknas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (Jakarta, 2003),

1
kegiatan mewarnai gambar secara nyata dan dapat dikerjakan dengan tuntas.

Kegiatan mewarnai gambar yang diselesaikan anak akan memperkecil

kemungkinan anak didik membuang-buang waktu dan tenaga untuk suatu

kegiatan yang tidak membuahkan hasil dan tidak bermakna bagi anak.

Metode mewarnai adalah kegiatan yang sangat favorit untuk anak-anak

terutama untuk anak yang baru belajar mengenal warna. Melalui metode

mewarnai anak diberi kebebasan dalam memilih warna dan

mengkombinasikan warna. Mewarnai juga menjadi media bagi mereka untuk

menuangkan segala imajinasi dan inspirasi tentang segala hal yang mungkin

pernah disentuh,dilihat atau yang mereka alami. 3 Metode mewarnai sebagai

alternative tindakan yang mengacu pada pemecahan masalah, yaitu

pembelajaran mewarnai adalah aktivitas yang menyenangkan untuk

anak,dengan metode mewarnai anak dapat mencoba berbagai warna yang ia

kenal.4

Melalui kegiatan metode mewarnai, anak dapat menuangkan

imajinasinya dalam goresan warna dan bentuk. Anak dapat memilih krayon

yang akan digoreskan dan menentukan bentuk-bentuk sederhana yang

ditambahkan pada sketa gambar.5 Menurut Pamadhi, Hajar Ada beberapa hal

yang bisa dilakukan dalam kegiatan mewarnai, yaitu: Melalui memberi

3
Lily Haryati, ―Pengaruh Kegiatan mewarnai Gambar Terhadap Kemampuan
Motorik Halus Anak Di Kelompok B2 Tk Bustanul Athfal Aisyiyah Iii Palu‖,‖ Mahasiswa Program
Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univrsitas
Tadulako, t.t., 2.
4
Siti Endang Susilowati, "Mewarnai Gambar dapat Meningkatkan Kemampuan Motorik
Halus pada Anak Kelompok B Tk Pertiwi Bergolo Kecamatan Ngawen kabupaten Blora
"(Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015), 6.
5
Susilowati, 7.

2
warna,dan menentukan warna untuk mencapai potensi yang berguna bagi

perkembangan pendidikan anak.6

Kegiatan mewarnai untuk anak sangat bermanfaat bagi perkembangan

motorik halus dan juga dapat mengembangkan kreativitas yang dimilikinya.

Kreativitas anak juga muncul saat dia berani dan mampu mengkombinasikan

berbagai paduan warna menjadi gradasi yang bervariasi, sehingga tercipta

hasil pewarnaan yang indah dan menarik. Munculnya kreativitas pada anak,

tentu tidak serta merta, namun dengan bimbingan guru, kegiatan mewarnai

dapat dijadikan media stimulasi kreativitas anak.7

Seiring dengan perkembangannya, anak diharapkan untuk kreatif dan

inovatif. Tidak hanya dalam kepandaian saja yang diperlukan, tetapi

kreativitas juga. Kreativitas merupakan suatu proses yang menciptakan

sesuatu hal yang baru bentuk gagasan atau susunan yang baru. 8 Menurut

Gordon dan Browne kreativitas ialah suatu potensi yang menciptakan ide baru

dengan ide yang sudah ada.9

Berdasarkan teori di atas, dapat peneliti simpulkan bahwa kreativitas

merupakan bagian integral dari kebanyakan program untuk anak berbakat.

Jika ditinjau dari sasaran atau program belajar anak didik, kreativitas disebut

sebagai prioritas, kreativitas memungkinkan penemuan-penemuan baru dalam

bidang tertentu.

6
Pamadhi Hajar, Seni Keterampilan Anak (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), 73.
7
Susilowati, Mewarnai Gambar Dapat Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Pada
Anak Kelompok B Tk Pertiwi Bergolo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora, 7.
8
Ahmad Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini (Jakarta: Kencana, 2011), 113.
9
Susanto, 114.

3
Kreativitas anak harus dipupuk dan dibina sejak dini untuk

mengembangkan potensi yang anak miliki. Pengembangan kreativitas

dilakukan melalui kegiatan mewarnai. Misalnya, kombinasi warna saat

mewarnai gambar, kesesuaian warna dengan benda aslinya, kerapian, arsiran,

kebersihan warna, dan ketajaman warna.

Berdasarkan Pra Survey yang peneliti lakukan pada hari Rabu tanggal

08 Januari 2020 melalui wawancara dengan Ibu wahidah salah satu guru yang

ada di RA Al-Amin, menunjukkan bahwa anak-anak mempunyai kemampuan

kreativitas yang kurang baik, misalnya saat anak mengerjakan tugas

keterampilan, ada anak yang mewarnai masih dibantu guru, selain itu anak

belum mampu dan berani mengungkapkan ide-ide yang ada dalam pikirannya

melalui mewarnai, dan membayangkan berdasarkan pengalaman yang mereka

lihat.10

Data awal mengenai kreativitas anak usia dini, menurut teori Guilford

terdapat indikator perkembangan kreativitas anak yaitu anak dapat

mengungkapkan sesuatu dari hasil pemikiran sendiri, sikap kemandirian,

membayangkan berdasarkan pengalaman yang mereka lihat.11

Diketahui dari hasil wawancara di RA Al-Amin untuk meningkatkan

kreativitas anak, pihak sekolah hanya menerapkan kegiatan, menggambar,

mewarnai, menjiplak, menggunting, melipat, meronce, menulis sehingga

kreativitas anak belum berkembang sesuai yang diinginkan.

10
Wahidah, Wawancara dengan guru RA Al-Aamin, 18 Januari 2023.
11
Nurhadi Santoso Eka Mustika, ―Pengembangan Kreativitas Siswa
Berdasarkan Implementasi Kurikulum 2013,‖ Pedagogik Vol. II, No. 1, t.t., 21.

4
Dari permasalahan diatas peneliti memilih metode untuk

mengembangkan kreativitas anak. Dalam hal ini metode yang peneliti

gunakan ialah metode mewarnai.

Peneliti memilih metode mewarnai untuk mengembangkan kreativitas

anak karena melalui mewarnai anak dapat berekspresi dan berkomunikasi

dalam menciptakan suasana yang aktif kemudian anak jadi kreatif dalam

melakukan kegiatan mewarnai tersebut.

Berdasarkan dari hasil penjelasan pemaparan latar belakang diatas

maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan

Metode Mewarnai Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Kelompok B Di

RA Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat.

B. Rumusan Masalah

Agar penelitian yang dilaksanakan dapat terarah dan mencapai hasil

yang diinginkan maka diperlukan pertanyaan yang menjadi dasar dan acuan

dalam pelaksanaan penelitian.

Adapun pertanyaan peneliti dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode mewarnai dalam mengembangkan

kreativitas anak kelompok B di RA Al-Amin Gersik Kediri Lombok

Barat?

2. Apa saja faktor pendukung dalam penerapan metode mewarnai dalam

mengembangkan kreativitas anak kelompok B di RA Al-Amin Gersik

Kediri Lombok Barat?

5
3. Apa saja faktor penghambat dalam penerapan metode mewarnai dalam

mengembangkan kreativitas anak kelompok B di RA Al-Amin Gersik

Kediri Lombok Barat?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini:

a. Untuk mengetahui penerapan metode mewarnai dalam

mengembangkan kreativitas anak kelompok B di RA Al-Amin Gersik

Kediri Lombok Barat.

b. Untuk mengetahui faktor pendukung penerapan metode mewarnai

dalam mengembangkan kreativitas anak kelompok B di RA Al-Amin

Gersik Kediri Lombok Barat.

c. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam penerapan metode

mewarnai dalam mengembangkan kreativitas anak kelompok B di RA

Al-Amin Gersik Kediri Lombok Barat.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini yaitu:

a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan informasi

bagipara pendidik Taman Kanak-Kanak dalam mengembangkan

kreativitas anak, melalui metode mewarnai.

b. Manfaat Praktis

6
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi beberapa pihak, sebagai

berikut:

1) Untuk peserta didik, mempermudah anak dalam mengembangkan

kemampuan kreativitas dalam pembelajaran.

2) Untuk pendidik, pendidik terampil dalam meningkatkan kreativitas

seni.

D. Penelitian Relevan

Penelitian relevan merupakan uraian secara sistematis mengenai hasil

penelitian terdahulu (prior research) tentang persoalan yang akan dikaji.

Peneliti mengemukakan dan menunjukkan dengan tegas bahwa masalah yang

akan dibahas belum pernah diteliti atau berbeda dengan penelitian

sebelumnya.12

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Endang Mulyaningrum

dengan judul “Pengambangan Kemampuan Kreativitas Melalui

Media Mewarnai Gambar pada Anak Kelompok A TK Pertiwi I Metuk,

Mojosongo, Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui dengan penggunaan media mewarnai gambar binatang

dapat meningkatkan kreativitas anak. Metode penelitian yang digunakan

adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitiannya kelompok A.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, penilaian unjuk kerja,

catatan lapangan, wawancara serta dokumentasi. Hasil penelitian

12
Zuhairi, et.al, Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa IAIN Metro, 2018, 52.

7
menunjukkan bahwa peningkatan kreatvitas pada anak melalui media alat

peraga mewarnai gambar dapat meningkat.13

Kemudian, Penelitian yang dilakukan oleh Niluh Sri Murdian dengan

judul “Pengaruh Kegiatan Mewarnai Gambar dalam Meningkatkan Motorik

Halus Anak di Kelompok B Tk Jaya Kumara Desa Balinggi Jati Kecamatan

balinggi Kabupaten Parigi Moutong”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah ada pengaruh kegiatan mewarnai gambar dalam

meningkatkan motorik halus anak. Metode penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah kelompok B. Teknik

pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, dan pemberian

tugas. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh kegiatan mewarnai

gambar dalam meningkatkan motorik halus anak di kelompok B TK Jaya

Kumara Desa Balinggi Jati Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong.14

Berdasarkan penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

penelitian yang dilakukan oleh Endang Mulyaningrum berbeda

denganpenelitian yang dilakukan peneliti. Yaitu terdapat pada variable bebas,

metode penelitian, subjek peneliti, dan teknik pengumpulan data. Dan menurut

penelitian Niluh Sri Murdian terdapat pada variable terikat dan

teknikpengumpulan data. Sedangkan persamaannya dengan penelitian yang

dilakukan oleh Endang Mulyaningrum ialah terletak pada variable terikat. Dan

pada penelitian Niluh Sri Murdian terletak pada metode dan subjek penelitian.
13
Endang Mulyaningrum, ―Pengembangan Kemampuan Kreativitas Melalui
Media Mewarnai Gambar pada Anak Kelompok A Tk Pertiwi I Metuk, Mojosongo, Boyolali
Tahun Pelajaran 2013/2014‖ (Surakarta: Universitas Surakarta, 2014).
14
Niluh Sri Murdian, "Pengaruh Kegiatan Mewarnai Gambar dalam meningkatkan
Motorik Halus Anak di Kelompok B Tk Jaya Kumara Desa Balinggi Jati Kecamatan balinggi
Kabupaten Parigi Moutong" (Palu: Universitas Tadulako, 2013).

8
Namun, penelitian yang digunakan peneliti adalah penerapan metode

mewarnai dalam mengembangkan kreativitas anak kelompok B di RA Al-

Amin, metode penelitian kualitatif lapangan, sifat penelitiannya menggunakan

penelitian deskriptif, alat pengumpulan datanya menggunakan wawancara,

observasi dan dokumentasi.

BAB II

9
KAJIAN TEORI

A. Metode Mewarnai

1. Pengertian Metode Mewarnai

Metode merupakan cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk

mencapai maksud atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan

memanfaatkan metode secara akurat. Guru akan mampu mencapai tujuan

pengajaran.15

Metode merupakan suatu alat dalam pelaksanaan pendidikan, yakni

yang digunakan dalam penyampaian materi tersebut. 16 Sedangkan menurut

Samiudin metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui atau ditempuh

untuk mencapai tujuan.17

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode merupakan

suatu cara yang sistematis dan terpikir dengan baik untuk dilaksanakan

dalam mencapai tujuan.

Selanjutnya Kegiatan mewarnai adalah suatu kegiatan yang dapat

menumbuhkan bakat seni dari dalam diri anak. Selain megenal warna,

anak juga dapat mengenal objek yang di warnai dalam mewarnai anak

15
Mursid, Pengembangan Pembelajaran PAUD (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017),
26.
16
Siti Maesaroh, ―Peranan Metode Pembelajaran terhadap Minat dan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam,‖ Jurnal Kependidikan 1 No 1 (November 2013): 154.
17
Samiudin, ―Peran Metode untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran,‖ Jurnal Studi Islam
11 No 2 (Desember 2016): 114.

10
bebasuntuk mengapresiasikan segala imajinasi dan kemampuan pikir yang

dimiliki.

Pengertian Mewarnai secara harfiah adalah,


Membubuhkan warna atau cat pada suatu gambar. Mewarnai
menjadi bagian dari keterampilan yang sebaiknya dikuasi anak-
anak sejak usia dini karena memahami warna sama pentingnya
dengan menguasi berhitung.18

Kegiatan mewarnai merupakan kegiatan yang sangat digemari oleh

anak usia dini. Kegiatan mewarnai dapat menjadi media berekspresi anak,

dengan memilih warna-warna yang sesuai dengan keinginannya yang

mungkin akan berbeda dengan pilihan temannya yang lain.19

Anak gemar memberi warna dengan beragam media. 20 Pada

pernyataan diatas kegiatan mewarnai adalah suatu kegiatan yang sangat

menyenangkan untuk anak. Menyenangkan yang dimaksud terletak pada

cara memilih warna yang digunakan untuk mewarnai sebuah gambar

kosong.

Mewarnai merupakan kegiatan yang sangat disukai dan

mengasyikkan. Saat anak-anak mewarnai gambar, imajinasi dan kreativitas

mereka berkembang. Apalagi bila mereka diberi gambar-gambar pilihan

dengan penyajian yang menarik. Imajinasi dan kreativitas anak-anak akan

lebih terangsang. Oleh karena itu, kegiatan mewarnai sangat baik untuk

perkembangan kemampuan daya cipta atau kreativitas anak.21

18
Dwija Utama, ―Jurnal Pendidikan Dwija Utama,‖ Jurnal pendidikan, Agustus 2018, 7.
19
Nani Husnaini Jumrah, ―Kegiatan Mewarnai sebagai Stimulasi Perkembangan
Kognitif Anak Usia Dini,‖ Raudhatul Athfal: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini 3, no. 2
(Desember 2019): 113.
20
Hajar, Seni Keterampilan Anak, 74.
21
Aisyah, ―Permainan Warna Berpengaruh Terhadap Kreativitas Anak Usia Dini,‖ Jurnal
Obsesi 1, no. 2 (2017): 119.

11
Sedangkan kegiatan mewarnai gambar merupakan kegiatan yang

dilaksanakan memakai beragam macam media seperti krayon, spidol,

pensil warna, dan pewarna makanan.22

Dari beberapa pengertian di atas diambil kesimpulan bahwa

kegiatan mewarnai gambar adalah kegiatan yang cocok untuk

dipraktekkan bagi anak usia dini, karena kegiatan mewarnai dapat menjadi

media berekspresi anak, dan kegiatan yang menyenangkan. Media yang

digunakan dalam mewarnai seperti krayon, spidol, pensil warna dan

pewarna makanan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode

mewarnai adalah suatu cara yang memberikan kesempatan kepada anak

usia dini dalam kegiatan yang menyenangkan berdasarkan petunjuk guru

untuk mencapai tujuan.

2. Kelebihan dan Kekurangan Kegiatan Mewarnai

Dalam kegiatan mewarnai terdapat kelebihan dan kekurangan. Jadi

peneliti akan menjelaskan kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan

mewarnai.

Berikut kelebihan dari kegiatan mewarnai adalah:

a. Agar keterampilan motorik anak berkembang khususnya pada motorik

halus dan beberapa aspek perkembangan lainnya.

b. Mengungkapkan perasaan anak dan melatih anak untuk belajar fokus.

22
Nurul Fadillah, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Mewarnai
di Kelompok B TK Kklkmd Sedyo Rukun Bambanglipuro” (Bantul, 2014), 22.

12
c. Mengasah kemampuan anak dalam persipan menulis di jenjang

pendidikan selanjutnya.

Sedangkan kekurangan kegiatan mewarnai adalah sebagai berikut:

a. Kegiatan mewarnai merupakan kegiatan yang membutuhkan

konsentrasi untuk itu anak jadi kurang aktif.

b. Hubungan yang terjadi pada pendidik dan anak yang satu dengan anak

yang lain kurang karena terlalu konsentrasi pada gambar yang

diwarnai.

c. Anak akan jadi bosan karena terlalu sering melakukan kegiatan

mewarnai.23

3. Mengenal Warna

Anak suka dalam memberikan warna melalui berbagai macam

media saat anak sedang menggambar. Warna dapat dikelompokkan

menjadi 6 warna yaitu:

Warna primer dan warna sekunder. pertama, warna primer adalah

warna baku yang tidak dapat dibuat oleh percampuran warna yang lain.

Warna primer disebut juga warna dasar. Percampuran warna primer dapat

menghasilkan warna yang lain. Tiga warna primer, yaitu: merah kuning

dan biru. Kedua , warna sekunder adalah warna pencampuran 2 warna

primer. Warna sekunder terdiri dari : oranye (pencampuran merah dan

kuning), hijau (pencampuran warna biru dan kuning), ungu (pencampran

warna merah dan biru). Ketiga, warna tersier merupakan percampuran

warna sekunder dengan warna sekunder maupun pencampuran wara


23
Fadillah, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus‖, 24.

13
sekunder dengan warna primer.Keempat, warna kuartener merupakan

pencampuran warna tersier, pencampuran warna tersier dengan warna

sekunder maupun warna tersier dengan warna primer.Kelima, warna

primer additif adalah merah, hijau dan biru.jikaketiga warna ini di satukan

maka akan menghasilkanwarna putih. Keenam, warna netral adalah hitam

(gelap) dan putih (terang).24

Pencampuran warna menjadikan kreativitas, kognitif, dan motorik

halus anak meningkat apalagi jika dilakukan terus menerus maka anak

akan menjadi kreatif.

4. Teknik Mewarnai

Kegiatan mewarnai tidak sekedar mencoretkan alat warna dari

sebuah gambar. Melainkan memerlukan teknik – teknik mewarnai agar

gambar lebih menarik. Berikut ini adalah beberapa macam teknik umum

dalam proses mewarnai,

a. Teknik Blocking

Teknik bloking merupakan salah satu teknik dasar. Diterapkan dengan

cara memblok bidang warna dengan satu warna tertentu. Seperti

dengan warna langit biru, apel dengan warna merah.

b. Teknik Gradasi

Gradasi adalah teknik mewarnai dengan memberi urutan warna yang

seirama dan secara bertingkat. Contohnya, langit sore hari diberi warna

oranye tua, oranye, kuning, kuning muda dan putih.


24
Sri Hidayari, Robingatin, Wildan Saugi, ―Meningkatkan Kemampuan Mengenal
Warna Melalui Kegiatan Mencampur Warna DI TK Kehidupan Elfhaluy Tenggarong,‖ Yaa
Bunayya Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 4, no. 1 (Mei 2020): 25.

14
c. Teknik Kerik

Teknik kerik digunakan untuk memberi efek tertentu, dengan cara

menggoreskan alat kerik pada bidang gambar yang telah diwarnai

sebelumnya. Contohnya, warna daun pohon diblok dengan warna

kuning,lalu ditimpa dengan warna hijau, lalu digores dengan alat kerik

membentuk pola spiral untuk memberi efek rimbun pada de-daunan.

d. Grafitto

Teknik grafitto diterapkan dengan cara menimpa warna-warna dasar

dengan warna hitam. Kemudian dikerik untuk membentuk gambar atau

pola yang diinginkan. Teknik grafitto cukup sulit bagi anak usia TK,

karena warna hitam memerlukan perlakuan yang sangat hati-hati dan

teliti. Jika tidak, warna hitam akan mengotori area gambar.25

Untuk menghasilkan gambar yang bagus, di perlukan cara atau

tekniknya, tidak sekedar asal coret-coret ataupun sekedar polas-poles

warna.

5. Langkah-Langkah Mewarnai Gambar

Mewarnai gambar dapat dilakukan dengan baik, dengan bimbingan

dari pendidik, yaitu dengan menerapkan teknik mewarnai pada kertas

mewarnai. Sesuai dengan Permendikbud Nomor 58 Tahun 2009 tentang

Standar Pendidikan Anak Usia Dini:

Kemampuan mewarnai pada anak usia 4-5 tahun adalah anak dapat

mengungkapkan perasaan diri, menggunakan berbagai imajinasi dan

25
Erlangga Bagus sulistyo, Panduan Lengkap Mewarnai Dengan Krayon (Jakarta: Cikal
Aksara, 2018), 3.

15
menggunakan berbagai media menjadi karya seni, diantaranya: Dapat

mengungkapkan perasaan diri melalui kegiatan mewarnai secara detail,

dan dapat mewarnai gambar dalam bentuk sederhana.26

Banyak pengaruh dari pembelajaran mewarnai gambar bagi anak,

hendaknya pendidik membiasakan anak mewarnai gambar sejak dini,

dimulai dari gambar yang tidak susah agar anak mudah menerapkan warna

yang ingin di torehnya. Berikut adalah langkah-langkah dalam mewarnai

yang dapat di ajarkan pada anak:

a. Mengenalkan warna-warna dasar pada anak seperti, merah, kuning,

hijau, putih, hitam.

b. Mengajak anak mewarnai gambar sederhana contohnya gambar

segitiga, bujur sangkar, persegi panjang.

c. Kemudian bujuklah anak mewarnai yang ia gemari sehingga anak

tersebut akan termotivasi untuk mewarnai.

d. Jika anak menyukai robot atau mobil-mobilan maka ajaklah anak

untuk mewarnai gambar robot atau mobil-mobilan kesukaanya.

e. Saat anak merasa bahagia dengan kegiatan mewarnai maka

terapkanlah aturan untuk mewarnai dengan rapi jangan sampai keluar

garis, pahamkan pada anak jika mewarnai keluar garis akan

mengurangi keindahan.

f. Latih anak untuk mengombinasikan warna, lakukan percobaan tersebut

dengan anak sehingga anak merasa senang, jika anak mendapatkan

26
Permendikbud, Tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Uisa Dini
Nomor 137 Tahun 2014, 2014, 6.

16
warna baru dari percampuran warna terebut maka bisa memotivasi

anak untuk terus mewarnai.

g. Jika anak merasa bosan dengan kegiatan mewarnai maka jangan

memaksa anak untuk melakukan kegiatan tersebut. Kemudian jika

mood anak sudah kembali maka bujuklah anak untuk mewarnai lagi.27

Kegiatan mewarnai adalah kegiatan yang menyenangkan bagi

anak- anak. Kegiatan mewarnai juga dapat mengembangkan kreativitas

anak. Ketelatenan dan kesabaran anak juga akan terbentuk. Peran orang

tua dan guru dan memang sangat penting untuk tumbuh kembang anak.

ketika mewarnai alangkah baiknya anak didampingi agar lebih mengetahui

kemampuan anak. Selain itu guru dan orang tua dapat memberikan

keterangan seputar objek yang diwarnai dan membenarkan jika ada

masalah.

6. Peralatan Mewarnai

Kegiatan mewarnai memerlukan beberapa peralatan yang harus

tersedia, yaitu:

a. Buku gambar atau lembar sketsa gambar

Sketsa gambar dapat menggunakan buku gambar yang terdiri dari

beberapa halaman dengan sketsa gambar yang akan diwarnai. Sketsa

gambar juga dapat berupa satu lembar kerja yang terpisah. Ukuran

gambar pada umumnya, berukuran A4. Namun, terkadang juga

menggunakan ukuran A5 dan A3.


27
Pondok Pesantren Darunnajah, “Ajari Anak Mewarnai Dengan Baik”,
www.google.co.id/amp/s/darunnajah.com/ajari-anak-mewarnai-dengan-baik/amp/, diunduh pada
2 November 2020

17
b. Pensil

Pensil digunakan untk membuat pola gambar awal yang akandiwarnai.

Namun, anak usai dini biasanya mewarnai sketsa gambar yangtersedia.

Kecuali saat mereka belajar menggambar dengan pola yang sangat

sederhana, anak-anak juga dapat mewarnai hasil karyanya.

c. Spidol

Fungsi spidol adalah untuk menebalkan pola gambar yang telah dibuat

sebelumnya.

d. Krayon

Krayon merupakan alat primer yang diperlukan untuk mewarnai. Ada

dua jenis krayon yaitu wax dan oil pastel untuk mewarnai gambar. Oil

Pastel bersifat lembut dan mudah bercampur dengan warna lain. Pada

umumnya krayon terdiri paket warna 12, 20, 24, 30, 36, 40, dan 48.

e. Tisu

Tisu berfungsi untuk membersihkan ujung krayon yang telah

digunakan seblumnya, agar bersih dan tidak ada remah krayon yang

menempel dan mengotori bidang lainnya. Tisu juga dapat digunakan

sebagai alas tangan, agar gambar tidak kotor saat proses mewarnai

f. Alat kerik

Alat kerik berfungsi untuk membuat pola pada gambar yang telah

diwarnai, khususnya pada teknik grafitto. Dengan menggoreskan alat

kerik, anak dapat membuat pola rumput, rambut, daun atau kayu pola-

pola yang lebih rumit, tergantung pada tingkat kemampuan anak.28


28
Bagus sulistyo, 2.

18
Setelah semua peralatan tersedia maka guru siap untuk

mempraktikkannya kepada siswa, untuk mewarnai gambar dengan baik

dan benar.

B. Kreativitas Anak

1. Pengertian Kreativitas Anak

Kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk membuat

kombinasi baru.29 Kreativitas termasuk salah satu aspek yang ditekankan

dalam pendidikan anak usia dini.30 Banyak yang mendefinisikan bahwa

kreativitas sebagai daya cipta dalam mewujudkan hal-hal baru. Apa yang

diwujudkan tidak perlu hal yang baru, tetapi merupakan kombinasi yang

sudah ada sebelumnya.

Menurut Rogers kreativitas merupakan munculnya suatu produk

baru yang tumbuh dari keunikan individu di satu pihak serta dari kejadian,

orang-orang dan keadaan hidupnya disisi lain.31

Menurut Mulyasa kreativitas merupakan kemampuan anak usai

dini dalam mengembangkan berbagai potensi dan kualitas pribadinya.

Kreativitas dapat menghasilkan ide-ide baru, penemuan baru dan teknologi

baru.32

29
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah (Jakarta: PT
Grasindo, 1999), 47.
30
Andini Widyastuti, Seabrek Kesalahn Guru PAUD Yang Sering Diremehkan
(Yogyakarta: Diva Press, 2016), 129.
31
Widyastuti, 129.
32
Mulyasa, Manajemen PAUD (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), 93.

19
Menurut Nur Solikhin kreativitas merupakan kemampuan

menghasilkan sesuatu yang baru dan orisinal. Kreativitas merupakan

keahlian untuk menemukan sesuatu yang baru.33

Utami Munandar mendefinisikan kreativitas adalah kemampuan

untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-

unsur yang ada.34

Kreativitas yang berkembang baik akan melahirkan cara pikir

dalam mengenali permasalahan yang ada35

Firman Allah yang berkaitan dengan berfikir terdapat dalam Al-

Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 219 :

9‫ن‬9ۙ َ 9‫و‬9ْ 9‫ ُر‬9‫ َّك‬9َ‫ ف‬9َ‫ ت‬9َ‫ ت‬9‫ ْم‬9‫ ُك‬99َّ‫ ل‬9‫ َع‬9َ‫ ل‬9‫ت‬ ‫هّٰللا‬ 9َ 9ِ‫ ل‬9‫ذ‬9ٰ 9‫َك‬
ِ 9‫ي‬9ٰ 9ٰ ‫اْل‬9‫ ا‬9‫ ُم‬9‫ ُك‬9َ‫ ل‬9ُ 9‫ن‬9ُ 9ِّ‫ ي‬9َ‫ ب‬9ُ‫ ي‬9‫ك‬
Artinya: ―Demikian Allah menerangkan ayat-ayat-Nya

Kepadamu supaya kamu berfikir‖. (Al-Baqarah: 219)36

Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa dalam hal

kreativitas islam memberikan kemudahan pada umatnya untuk berkreasi

dengan akal pikirannya dan dengan hati nuraninya dalam menyelesaikan

persoalan- persoalan di dalam hidupnya. Bahkan dalam al-Qur’an tercatat

lebih dari 640 ayat mendorong pembacanya untuk berfikir kreatif.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas peneliti dapat

menyimpulkan bahwa kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk

33
Nur Solikhin, Rumahku Madrasahku (Yogyakarta: Laksana, 2018), 166.
34
Munandar, Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah, 47.
35
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2011),
68.
36
H. Zaini Dahlan, Qur’an Karim Dan Terjemahan Artinya (Yogyakarta: UII Press
Yogyakarta, 2009), 60.

20
menemukan sesuatu hal yang baru, yang mencerminkan kelancaran,

keluwesan dan orisinilitas dalam berfikir serta menghasilkan ide yang baru

akantetapi tidak harus baru, bahkan bisa juga yang telah ada sebelumnya.

2. Ciri-Ciri Kreativitas Anak

Menurut pendapat Munandar, ciri-ciri dari kreativitas adalah

kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas, elaborasi, atau perician. Ciri-ciri ini

merupakan ciri-ciri kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan

berpikir seseorang, dengan kemampuan berpikir kreatif.37

Menurut Gulford sifat yang menjadi ciri kemampuan berpikir

kreatif, yakni :

a. Kelancaran merupakan kemampuan untuk menghasilkan banyak ide

b. Keluwesan merupakan kemampuan untuk menyampaikan bermacam-

macam pemecahan masalah

c. Keaslian merupakan memecahkan ide dengan cara yang asli.

d. Elaborasi adalah mendeskripsikan sesuatu secara perinci.

e. Perumusan kembali mempelajari suatu persoalan berdasarkan

pandangan yang berbeda dengan apa yang telah diketahui oleh banyak

orang.38

Menurut pendapat Munandar, ciri-ciri kreativitas anak adalah

sebagai berikut:

37
As’adi Muhammad, Deteksi Bakat & Minat Anak Sejak Dini (Yogyakarta: Garailmu,
2010), 182.
38
Susanto, Perkembangan Anak Usia Dini, 117–18.

21
a. Upaya rasa ingin tahu, meliputi suatu dorongan untuk mengetahui

lebih banyak, mengajukan banyak pertanyaan dan selalu

memperhatikan orang lain.

b. Bersifat imajinatif, meliputi kemampuan unuk memperagakan atau

membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah terjadi, atau

menggunakan khayalan tetapi mengetahui perbedaan antara khayalan

dan kenyataan.

c. Merasa tertantang oleh kemajemukan, meliputi dorongan unuk

mengatasi masalah-masalah yang sulit, merasa tertantang oleh situasi-

situasi yang rumit serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.

d. Sikap berani mengambil resiko, meliputi keberanian memberikan

jawaban meskipun belum tentu benar dan tidak takut gagal.

e. Sikap menghargai, meliputi tindakan dapat menghargai bimbingan dan

pengerahan dalam hidup, serta menghargai kemampuan dan bakat-

bakat sendiri yang sedang berkembang.39

Dari ciri-ciri disimpulkan betapa banyaknya kepribadian orang

yang kreatif. Oleh karena itu, pendidik memiliki peran penting sebagai

pembimbing dalam membantu anak untuk menyamakan perkembangan

kepribadiannya melalui pendalaman dengan memberikan pembelajaran

yang merangsang kreativitas anak sehingga anak kreatif dan berkembang

secara maksimal.

3. Manfaat Kreativitas Anak

39
Dian Miranda, ―Upaya Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini
di Kota Pontianak,‖ Jurnal Pembelajaran Prospektif 1, no. 1 (2016): 62.

22
Kreativitas memiliki banyak manfaat besar bagi kehidupan anak

kelak dikemudian hari. Sebab didalam jiwa seorang anak yang kreatif

memiliki nilai-nilai kreativitas, yaitu:

a. Kreativitas memberi kesenangan dan kepuasan pribadi yang sangat

besar penghargaan yang mempunyai pengaruh nyata terhadap

perkembangan kepribadiannya.

b. Bagi anak kreatif itu sangat penting karena menambah bumbu dalam

permainannya yang merupakan pusat kegiatan hidup mereka. Anak

akan merasa lega dan bahagia jika kreativitas dapat membuat

permainan yang menyenangkan.

c. Prestasi merupakan kepentingan utama dalam penyesuaian hidup

mereka, maka kreativitas membantu mereka untuk mencapai

keberhasilan dibidang yang berarti bagi mereka.

d. Kreativitas memberi rasa puas dalam memainkan peran sebagai

pemimpin, hal ini akan menjamin adegan penyesuaian sosial dan

pribadi yang baik.40

4. Tujuan Peningkatan Kreativitas

Menurut Triantoro tujuan kreativitas merupakan perwujudan dari

kebutuhan tertinggi manusia, yaitu aktualisasi diri, menemukan cara-

40
Masganti, Khodijah, dkk, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini (Teori dan
Praktik) (Medan: Perdana Publishing, 2016), 25.

23
carabaru dalam memecahkan masalah, meningkatkan peradaban manusia

berkembang dengan pesat.41

Menurut pendapat Yeni tujuan meningkatkan kreativitas pada anak

ialah sebagai berikut :

a. Memberi rangsangan mental baik pada aspek kognitif

maupun kepribadian serta suasana psikologis.

b. Anak dapat percaya diri.

c. Menciptakan lingkungan kondusif untuk memudahkan anak dengan

apapun yang dilihatnya.42

Dari pembahasan diatas, tujuan utama dalam pengembangan

kreativitas yaitu untuk memenuhi kebutuhan pokok untuk menjadi

manusia yang dapat mengaktualiasikan dirinya dilingkungan sekitarnya.

5. Indikator kreativitas

Menurut pendapat Uno terdapat beberapa indikator kreativitas anak

sebagai berikut:

a. Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam

b. Sering mengajukan pertanyaan

c. Memberikan ide terhadap masalah

d. Tidak malu dalam mengungkapkan pendapat

e. Menghargai keindahan

f. Memilikii pendapat dan mampu untuk menyatakannya

41
Nurhayati, ―Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini Dengan Bereksplorasi
Melalui Koran Bekas di TK Aisyiyah Duri,‖ Jurnal Pesona PAUD 1 No 1 (t.t.): 3.
42
Elvida, ―Peningkatan Aktivitas Anak dengan Menggunakan Bahan Sisa Di
Taman

24
g. Mempunyai rasa humor yang tinggi

h. Memiliki imajinasi yang kuat

i. Dapat mengajukan gagasan pemecahan masalah yang berbeda dari

orang lain.

j. Mampu dalam bekerja sendiri

k. Senang mencoba sesuatu yang baru

1. Mampu mengembangkan suatu.43

Berdasarkan pemaparan di atas, ada beberapa indikator kreativitas

anak yang dapat mempengaruhi kreativitas anak. Indikator yang

peneliti gunakan ialah anak dapat mengungkapkan sesuatu dari hasil

pemikiran sendiri, sikap kemandirian, membayangkan berdasarkan

pengalaman yang mereka lihat.

6. Strategi Mengembangkan Kreativitas Anak

Menurut Rahmawati terdapat beberapa strategi dalam membantu

anak untuk mengembangkan kreativitasnya, yaitu:

a. Pengembangan kreativitas dengan menciptakan produk, bertujuan

untuk mengembangkan kreativitas pada anak dan kognitif anak dalam

menciptakan produk dengan mengajak anak membentuk sesuatu secara

bebas.

b. Mengajak anak untuk bereksplorasi agar dapat mengembangkan

kreativitasnya, karena anak bisa belajar secara langsung dari

pengalamannya.

43
Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta: Rineka Cipta,
2009), 71.

25
c. Mengajak anak melakukan kegiatan eksperimen untuk belajar

memecahkan masalah.

d. Pengembangan kreativitas melalui kegiatan proyek dilakukan secara

berkelompok untuk membuat sebuah hasil karya.

e. Pengembangan melalui bahasa adalah kegaiatan yang dilakukan

dengan cara mendongeng, menceritakan pengalaman yang pernah

didengarkan.

f. Pengembangan kreativitas melalui imajinasi, karena strategi ini sudah

melekat dalam diri anak, sehingga kegiatan yang melibatkan imajinasi

anak akan membantu anak dalam mengembangkan kreativitas.44

Dari beberapa cara diatas disimpulkan bahwa cara tersebut dapat

pendidik dan orang tua terapkan di sekolah ataupun di rumah. Anak yang

ingin mengembangkan kreativitasnya diberikan waktu dan kebebasan agar

anak tersebut tidak merasa terkekang maupun dituntut untuk menghambat

gagasan anak.

C. Penerapan Metode Mewarnai dalam Mengembangkan Kreativitas Anak

1. Manfaat Metode Mewarnai Dalam Mengembangkan Kreativitas

Anak
44
Balandina Dedeturu, Lanny Wijayaningsih, ―Meningkatkan Kreativitas Anak Usia 5-6
Tahun melalui Media Magic Puffer Ball,‖ Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikam Anak Usia Dini 3, no. 1
(2009): 234.

26
Pembelajaran dan penghayatan seorang anak, keduanya berfungsi

membantu untuk mengembangkan kecerdasan otak anak, khususnya dalam

melatih seni. Mewarnai sangat baik jika dikenalkan sejak dini. Agar

kreativitas anak berkembang dengan baik, jangan pernah melarang anak

untuk mengeluarkan imajinasinya dalam segi pewarnaan.

Agar mendapatkan hasil yang lebih baik pada awal mewarnai, kita

dapat mengarahkan mereka untuk belajar mengenal mewarnai terlebih

dahulu. Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh anak dari kegiatan ini:

a. Dengan metode mewarnai, anak akan mengenal warna-warna yang

berbeda.

b. Membantu perkembangan psikologi anak.

c. Mengasah kemampuan motorik halus anak melalui kegitan mewarnai.

d. Melatih konsentrasi, ketekunan, dan kesabaran anak.

e. Anak juga bisa mengenali berbagai objek (bentuk gambar) yang ia

warnai.

f. Imajinasi dan kreativitas anak menjadi terasah45

Maka dapat peneliti simpulkan bahwa metode mewarnai gambar

mempunyai banyak manfaat bagi semua aspek perkembangan anak salah

satunya dalam mengembangkan kreativitas anak.

2. Tujuan Metode Mewarnai Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak

Mewarnai merupakan sutau kegiatan yang digemari oleh anak.

Pada kegiatan mewarnai, anak dapat menyalurkan segala imajinasi yang

45
Adi D. Tilong, 49 Aktivitas Pendongkrak Kinerja Otak Kanan Dan Kiri Anak
(Yogyakarta: Laksana, 2016), 78–79.

27
iamiliki. Gambar yang di hasilkan anak dapat menunjukkan suasana hati

anak.

Bidang pengembangan dasar seni dapat diberikan melalui kegiatan

mewarnai gambar. Adapun tujuannya antara lain:

a. Mengembangkan ekspresi melalui media gambar, melatih konsentrasi

dan ingatan anak. Anak dapat memperhatikan dengan seksama dan

mudah mengingatnya karena melihat langsung.

b. Megembangkan fantasi, imajinasi dan kraesi.

c. Melatih otot – otot tangan/jari, koordinasi otot dan mata. Dengan

mewarnai gambar dapat mempersiapkan pendidikan pada anak yang

berkebutuhan khusus.

d. Memupuk perasaan estetika, memupuk ketelitian, kesabaran, dan

kerapihan. Anak menjadi lebih teliti, sabar dan rapih dalam bekerja

dan bertindak.

e. Melatih pengamatan. Anak mengamati secara langsung bagaimana

cara mewarnai dengan tepat.

f. Mewarnai gambar dapat menjadi media kreativitas pada anak, untuk

gambar yang sama anak hasil yang dapat membuat hasil yang berbeda

– beda karena setiap anak menyukai komposisi warna yang berbeda.46

Dari penjelasan di atas ada beberapa tujuan. Tidak cuma dalam

mengembangkan kreativitas anak saja tapi mengembangkan motorik anak,

imajinasi anak, melatih pengamatan dan ekspresi anak. Anak dapat

46
Utama, ―Jurnal Pendidikan,‖ 74.

28
menuangkan semua ide mereka dengan tidak langsung serta dapat melatih

kepekaan dan ketajaman pola pikir anak.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas Anak

Setiap anak mempunyai potensi kreatif di dalam dirinya walaupun

memang tingkat kreativitasnya berbeda-beda tetapi apabila potensi

tersebut tidak digali dan diasah sejak dini maka tidak akan

maksimal.47Oleh karena itu, peneliti akan memaparkan faktor-faktor yang

mempengaruhi kreativitas anak.

Adapun faktor pendukung kreativitas anak menurut Hurlock, yaitu:

a. Waktu

Untuk menjadi kreatif, kegiatan anak seharusnya jangan diatur

sedemikian rupa sehingga hanya sedikit warktu bebas bagi mereka

untuk bermain-main dengan gagsan-gagasan dan mencoba dalam hal

baru.

b. Dorongan

Terlepas dari seberapa jauh prestasi anak memenuhi standar orang

dewasa, mereka harus di dorong untuk kreatif dan bebas dari ejekan

dan kritik yang seringkali dilontarkan pada anak yangv kreatif.

c. Sarana

47
Novi Mulyani, Perkembangan Dasar Anak Usia Dini (Yogyakarta: Gava Media, 2018),
168.

29
Sarana untuk bermain dan kelak sarana lainnya yang harus disediakan

untuk merangsang dorongan eksperimentasi dan eksplorasi yang

merupakan unsur penting dari semua kreativitas.

d. Lingkungan

Lingkungan rumah dan sekolah harus merangsang kreativitas dengan

memberikan bimbingan dan dorongan untuk menggunakan sarana

yang akan mendorong kreativitas anak.

e. Hubungan anak dan orang tua yang tidak posesif

Orang tua yang tidak terlalu melindungi atau terlalu posesif terhadap

anak, mendorong anak untuk mandiri dan percaya diri, dua kualitas

yang sangat mendukung kreativitas.48

Dari faktor pendukung kreativitas anak di atas, banyak hal yang

mempengaruhinya. Bukan hanya terletak pada potensi yang terdapat di

didalam diri seorang individu tersebut, tetapi juga peranan orang tua, guru

serta lingkungan masyarakat dimana anak bertempat tinggal memiliki

pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan jati diri.

Sedangkan faktor penghambat perkembangan kreativitas anak

menurut Campbell , yaitu :

a. Takut gagal.

b. Belum berani dalam menggunakan imajinasi.

c. Terlalu mengharapkan hadiah.

d. Adanya tekanan sosial.

48
Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini (Teori dan Praktik), 12.

30
e. Tidak menghargai dunia fantasi.49

Berdasarkan uraian diatas maka seorang pendidik harus bisa dalam

memilih suasana dan kondisi agar anak dapat menerima pembelajaran

kreativitas dengan baik, sehingga anak dapat memunculkan kreativitas dan

merangsang pertumbuhannya.

4. Langkah-Langkah Metode Mewarnai Dalam Mengembangkan

Kreativitas Anak

Metode mewarnai adalah carapendidik dalam mengembangkan

kreativitas anak. Dalam menyampaikan kegiatan mewarnai pendidik

memberikan petunjuk langsung kepada siswa agar siswa dapat

memahamikegiatan mewarnai tersebut dengan nyata dan dapat dikerjakan

secara optimal.

Adapun alat yang digunakan dalam mewarnai adalah krayon,

spidol, pensil warna dan pewarna makanan. Sedangkan langkah yang

dapat di terapkan dalam menyampaikan materi-materi mewarnai di

sekolah antara lain:

a. Guru menyiapkan bahan-bahan kegiatan yang akan dilaksanakan,

adapun bahan-bahan yang disiapkan : kertas LKA (lembar kerja anak)

yang mana berisi gambar yang akan diwarnai, dan pewarna yang akan

digunakan baik itu krayon, pensil warna, dan pewarna lainnya.

b. Guru mengumpulkan anak-anak untuk diberikan penjelasan dan

pengarahan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Dalam

49
Miranda, ―Upaya Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini di
Kota Pontianak,‖ 63.

31
memberikan penjelasan dan pengarahan pada anak, harus sederhana

tetapi jelas.

c. Guru menentukan kelompok-kelompok anak serta pembimbingnya.

d. Membaca doa bersama.

e. Kegiatan mewarnai. Anak bekerja sendiri tanpa bantuan guru, yang

mana pada kegiatan ini guru hanya mengawasi sehingga hasilnya dapat

dilihat sesuai dengan perkembangan anak itu sendiri.

Dalam pelaksanaan penerapan langkah-langkah di atas diharapkan

dapat memberikan pengembangan kreativitas anak kearah yang lebih baik.

Pendidik harus mengawasi keberhasilan anak di sekolah yangbergantung

pada kepandaian mereka dalam mengajar dan mendidik anak, serta

pengetahuan mereka dalam ilmu psikologi anak.

Jika hal tersebut diterapkan dalam proses belajar mengajar, maka

akan tercipta suatu hubungan yang penuh kasih sayang antar pendidik

dengan anak dikarenakan pendidik paham akan kondisi anak yang

membutuhkan perhatian dan kasih sayang, bukan perintah, bentakan,

ataupun cacian. Dalam hal ini akan membantu mempermudah

pentransferan dan pemasukan ilmu dari pendidik kepada anak.

Dikarenakan anak tidak akan merasa takut dalam mengutarakan kesulitan-

kesulitan dalam belajarnya.

BAB III

32
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sifat Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada latar alamiah

dengan menggunakan metode ilmiah dan dilakukan dengan orang atau

peneliti yang tertarik secara ilmiah, untuk mendapatkan data yang

berhubungan dengan permasalahan yang dirumuskan dan memudahkan

pelaksanaan penulisan serta mencapai tujuan yang telah ditentukan, maka

dalam penelitian ini peneliti memilih penelitian kualitatif yaitu penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, motivasi, tindakan dan lain-lain.50

Penelitian kualitatif merupakan multi-metode didalam suatu fokus

yang dikendalikan oleh masalah yang diteliti. Penggunaan multi-metode

atau yang lebih dikenal dengan triangulasi mencerminkan suatu upaya

untuk mendapaatkan pemahaman yang lebih mendalam dan utuh

mengenai suatu fenomena.51

Penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian lapangan (field

research), hal ini dilakukan untuk menjelaskan berbagai macam

persoalan- persoalan yang berkenan dengan pokok permasalahan yang

dikaji.

50
Lexy J Moleong, Metodologi Penulisan Kualitatif (Bandung: Rosdakarya, 2009), 6.
51
Moleong, Metodologi Penulisan Kualitatif.

33
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang yang diamati.52

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk mempelajari dan

memahami mengenai apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya

mengenai sikap, tingkah laku dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk

kata-kata dan bahas dalam konteks khusus yang alamiah dengan

memanfaatkan metode alamiah.

2. Sifat Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu data yang

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.

Demikian laporan ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran

penyajian laporan. Data diperoleh dari naskah wawancara, catatan,

lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan

dokumen resmi lainnya.53

Maka dalam penelitian ini menulis mencari dan mengumpulkan

informasi serta data-data yang berkaitan dengan subjek dan objek

penelitian yang berisi tentang keterangan mengenai penerapan metode

mewarnai dalam mengembangkan kreativitas anak kelompok B di RA Al-

Amin Gersik Kediri Lombok Barat.

52
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan dan Praktik (Jakarta:Bina Aksara,
2007), 115.
53
Moleong, Metodologi Penulisan Kualitatif, 11.

34
B. Sumber Data

Sumber data utama penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan.

Selebihnya adalah data tambahan seperti dokumentasi dan lain-lain.

Pengumpulan sumber data dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dua

macam yaitu:

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber informasi yang langsung

mempunyai wewenang dan bertanggung jawab terhadap pengumpulan

atau pun penyimpanan data.54 Sumber primer yaitu sumber data yang

langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya. Dalam hal

ini yang menjadi sumber data primer adalah kepala sekolah, guru kelas

dan wali murid RA Al-Amin.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari atau berasal

dari bahan kepustakaan. Maksud dari sumber kepustakaan tersebut adalah

buku yang relevan dengan penerapan metode mewarnai dalam

mengembangkan kreativitas anak kelompok B di RA Al-Amin. Antara lain

buku metode mewarnai. Buku kreativitas anak, dan buku pendukung

lainnya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang objektif dan valid, berkaitan penerapan

metode mewarnai dalam mengembangkan kreativitas anak kelompok B di RA

Al-Amin. maka digunakan beberapa metode ilmiah sebagai landasan untuk


54
Edi Kusnadi, Metode Penelitian, (Jakarta: Ramayana Pers, 2008), 55.

35
mencari pemecahan terhadap permasalahan tersebut. Teknik pengumpulan

data yang digunakan ialah:

1. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog atau Tanya jawab yang dilakukan

oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dengan narasumber baik

secara langsung maupun tidak secara langsung.55

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara secara mendalam. Wawancara akan ditujukan kepada kepala

sekolah, guru kelas dan wali murid RA Al-Amin, tentang bagaimana

penerapan metode mewarnai dalam mengembangkan kreativitas anak

kelompok B di RA Al-Amin.

2. Observasi

Observasi merupakan metode atau cara menganalisis dan

mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan

melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. 56 Hasil

pengamatan dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.57

Pada metode ini, peneliti menggunakan pengamatan secara

langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan tanpa perantara terhadap

obyek yangditeliti. Metode ini digunakan peneliti untuk mengamati

tentang keadaan obyek penelitian dan saranan prasana serta semua fasilitas

yang menunjang proses belajar mengajar anak di RA Al-Amin.

55
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
ilmiah(Jakarta: Prenada Media Grup, 2013), 138.
56
Ngalim Purwanto, Prinsip Prinsip dan Teknis Evaluasi Pembelajaran (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, t.t.), 149.
57
H. Nindia Yuli Wulandana, Evaluasi Pendidikan (Yogyakarta: Kaukaba, 2015), 61.

36
3. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mengumpulkan data dari sejumlah data

yang tersedia yang biasanya berupa tulisan, benda, laporan dan catatan

harian.58 Dalam metode dokumentasi ini peneliti memperoleh data tentang

sejarah singkat berdirinya RA Al-Amin, Visi dan Misi RA Al-Amin,

denah lokasi, sarana dan prasarana, buku-buku nilai, data siswa, dan guru

di RA Al-Amin.

D. Teknik Penjamin Keabsahan Data

Teknik penjamin keabsahan data guna memeriksa keabsahan data

penerapan metode mewarnai dalam mengembangkan kreativitas anak

kelompok B di RA Al-Amin, berdasarkan data yang terkumpul, selanjutnya

ditempuh beberapa teknik keabsahan data mutlak diperlukan dalam penelitian

kualitatif, oleh karena itu, lakukan pengecekan keabsahan data.

Adapun dalam teknik penjamin keabsahan data, merupakan hal yang

sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Untuk Mencapai apa yang

diharapkan oleh peneliti, maka digunakan teknik-teknik pemeriksaan data

yang memuat tentang usaha-usaha peneliti untuk memperoleh keabsahan data,

untuk itu perlu diteliti kredibilitasnya, dengan menggunakan teknik-teknik

sebagai berikut :

a. Perpanjangan Pengamatan

b. Peningkatan Ketekunan Pengamatan

c. Triangulasi

58
Koentjoroningrat, Metode Penelitian Masyarakat (Jakarta: Gramedia, 1976.), 63.

37
d. Pengecekan Teman Sejawat

e. Pengecekan anggota

f. Analisis Kasus Negatif

g. Kecukupan Referensial59

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis

catatan hasil wawancara, observasi dan yang lainnya untuk

meningkatkanpemahaman tentang obyek dan menyajikan sebagai penemuan

tentang suatu hal bagi orang lain.60

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman yang dimulai dengan

reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan/verifikasi:

Gambar 3.2

1. Reduksi Data

59
Nusa Putra Ninin Dwilestari, Penelitian Kualitatif PAUD, (Jakarta: Rajawali Pers,
2016), 88.
60

38
Reduksi data adalah kegiatan menyajikan data inti pokok,

sehingga dapat memberikan gambar yang lebih jelas dan tajam

mengenai hasil pengamatan, wawancara, serta dokumentasi. Reduksi

data dalam penelitian ini dengan cara menyajikan data inti atau pokok

yang mencakup keseluruhan hasil penelitian, pemuatan,

penyederhanaan, dan transformasi data kasar yang diperoleh dari

catatan lapangan, jumlahnya cukup banyak,maka perlu dicatat secara

teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan semakin lama peneliti

kelapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan

rumit. Untuk itu perlu dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Berarti mereduksi data ialah merangkum, memfokuskan pada hal-hal

yang penting.61

Data yang terkumpul demikian banyak dan kompleks serta

masih tercampur aduk, kemudian direduksi. Reduksi data merupakan

aktivitas memilih data. Data yang dianggap relevan dan penting, dicari

tema dan polanya. Dengan demikian data yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Data display (penyajian data) dalam Penulisan kualitatif,

penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.62 Penyajian data

61
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, 338.
62
Sugiono,341.

39
dilakukan agar data hasil reduksi terorganisasi, tersusun rapi dalam

pola hubungan sehingga memudahkan untuk dipahami. Pelaksanaan

penelitian bahwa penyajian- penyajian yang lebih baik merupakan cara

yang utama bagi analisis kualitatif yang valid.

Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif,

bagan, hubungan serta diagram alur. Penyajian data dalam bentuk

tersebut untuk mempermudah peneliti dalam memahami apa yang

terjadi. Pada langkah inidisimpulkan dan dilakukan pemilihan makna

tertentu untuk menjawab masalah penelitian.

3. Menarikan Kesimpulan

Verifikasi atau penarikan kesimpulan adalah usaha untuk

mencari atau memahami makna atau arti, ketentuan, pola-pola,

penjelasan, atau sebab akibat, atau penarikan kesimpulan, sebenarnya

hanyalah sebagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh.

Dalam menarik kesimpulan, penulis menggunakan metode berpikir

induktif. Berpikir Induktif ialah berangkat dari fakta dan peristiwa

yang kongkrit, kemudian fakta dan peristiwa yang khusus itu ditarik

generalisasi-generalisasi yang bersifat umum‖.63

BAB IV

63
Moleong, ,Metodologi Penulisan Kualitatif,41.

40
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil RA Al-Amin Gersik Kediri

Raudhatul Athfal Al-Amin merupakan lembaga pendidikan formal

(pendidikan anak usia 4-6 tahun) yakni pendidikan sebelum anak

memasuki sekolah dasar yang berada dibawah naungan Kemanterian

Agama dan telah memiliki izin operasional. Berikut profil RA AL-Amin:

Identitas Sekolah

1. Nama TK / RA Al-Amin

2. Nomor Statistik TK / RA 01.2.52.02.08.002

Alamat TK / RA Jln.Tgh. Abdul Karim, kecamatan

Kediri, NTB

Otonomi Daerah / NPSN -

Kecamatan Kediri

3. Kabupaten / Kota Lombok Barat

Propinsi NTB

Kode Pos 83362

4. Status TK / RA Swasta

5. Nama Yayasan Al-Amin

6. No Akta Pendirian Terakhir -

7. Tahun Berdiri TK / RA 2000

41
8. Status Akreditas / Tahun Terakreditasi / 2007

2. Sejarah RA AL—Amin

Raudhatul Athfal Al-Amin berdiri sejak tahun 2000 dan berlokasi

di Jl. Abdul Karim,kecamatan Kediri kabupaten Lombok barat. Raudhatul

Athfal Al-Amin adalah salah satu program pendidikan prasekolah untuk

anak usia 4-5 tahun dan 5-6 tahun yang diselenggarakan oleh ketua

Yayasan Al-Amin di latar belakangi oleh kepedulian semua keluarga

Yayasan Al-Amin. Hal ini didasari dari rasa tanggung jawab akan

pentingnya arti sebuah perkembangan potensi yang dimiliki anak sebagai

tunas bangsa yang diharapkan mampu menjadi penerus generasi bangsa ini

dan juga lahir dari wujud adanya kecintaan dunia pendidikan anak yang

semakin hari semakin menurun.

Disamping itu pula penyelenggaraan pendidikan anak usia dini

adalah salah satu bentuk dari perwujudan Undang-Undang No: 20 tahun

2003, tentang Pendidikan Nasional yang telah mengatakan bahwa

pendidikan kepada seluruh rakyat Indonesia sejak usia dini. Oleh karena

itu penyelenggaraan Raudhatul Athfal Al-Amin merupakan sebuah upaya

kesejahteraan anak yang ditunjukkan untuk menumbuhkan potensianak

secara optimal sehingga anak siap menghadapi perkembangan selanjutnya.

3. Visi, dan Misi RA Al-Amin

a. Visi

42
Terwujudnya lembaga pendidikan islam yang mampu mencetak

generasi yang berbudi luhur,cerdas, terampil, sehat, mandiri dan

bertanggung jawab.

b. Misi

1) Membentuk perkembangan anak ke arah pembentukan ahklak dan

kepribadian muslim.

2) Menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan

berkualitas.

3) Meningkatkan kesehatan jasmani anak.

4) Mengenalkan peraturan dan menanamkan di siplin pada anak.

5) Membantu melatih kemandirian anak dan bertanggung jawab sejak

dini.

4. Data guru RA Al-Amin

Jumlah guru Raudhatul Athfal AL-Amin berjumlah 8 guru dengan

satu kepala sekolah. Guru yang ada di Raudhatul Athfal Al-Amin enam

diantaranya sudah berpendidikan S1, sedangkan dua diantaranya masih

dalam proses melanjutkan pendidikan. Adapun data guru dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.1
Guru RA Al-Amin

43
Pendidikan Mengajar
No Nama Gty
Terakhir Kelompok

1. Sri Astuti, S.Pd.I GTY S1 KepalaSekolah

2. Aprianti,S.Pd.I GTY S1 KelompokA1

3. Wahidah,S.Pd.I GTY S1 KelompokB2

4. Lasmini,S.Pd.I GTY S1 KelompokB1

5. Juniati, GTY S1 KelompokB2

6. Fauziah,S.Pd.I GTY S1 KelompokA1

7 Miftahul Jannah GTY - Kelompok A1

8 Maesarah GTY - Kelompok B2

Sumber : Dokumentasi RA Al-Amin

Keterangan

Kelompok A : Usia 4-5 Tahun

Kelompok B : Usia 5-6 Tahun

GTY : Guru Tetap Yayasan

Dari tabel diatas guru RA Al-Amin mempunyai tugas pokok

masing-masing dalam pembelajaran yang berlangsung dan mempunyai

kompetensi yang layak dalam pembelajaran. Pada penelitian ini yang

diteliti adalah guru kelas kelompok usia 5-6 tahun.

5. Data Siswa RA Al-Amin

44
Kegiatan belajar mengajar di Raudhatul Athfal Al-Amin tidak

terlepas dari peserta didik. Adapun data siswa dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 4.2
Data Siswa RA Al-Amin
No KelompokUsia Kelas Jumlah

A1 22Anak

A2 25 Anak

1. Usia4-5Tahun

B1 20Anak

B2 27Anak
Usia5-6Tahun
2.

Jumlah 103 Anak

Sumber: Dokumentasi RA Al-Amin

6. Sarana dan Prasarana RA Al-Amin

Raudhatul Athfal Al-Amin juga memiliki sarana dan prasarana

yang cukup guna mendukung jalannya proses belajar dan mengajar,

sebagaimana pada tabel berikut:

Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana RA Al-Amin
No Jenis Jumlah

1. RuangKantor 1

2. RuangKelas 4

3. Toilet 1

45
4. AreaBermain 1

5. PapanTulis 4

6. AlatShalat SetiapAnak

7. Krayon 54

8. PensilWarna 54

Sumber: Dokumentasi Raudhatul Athfal Al-Amin

7. Struktur Organisasi RA Al-Amin

Dalam suatu lembaga perlu adanya struktur organisasi yang jelas.

Dengan adanya struktur organisasi yang jelas maka semua anggota dapat

mengetahui kedudukan dan tanggung jawab masing-masing. Adapun

struktur organisasi RA Al-Amin sepeti berikut:

46
Gambar 4.1
Struktur Organisasi RA Al-Amin
KEMENAG GERUNG LOBAR

KETUAYAYASAN
Parhan,ST

KEPALARA
Sri Astuti,S.Pd.I

SEKRETARIS BENDAHARA
Fauziah,S.Pd.I Lasmini, S.Pd.I
DEWANGURU
Lasmini, S.Pd.I Wahidah, S.Pd.I Aprianti, S.Pd.IJuniati, S.Pd
Fauziah, S.Pd.I Miftahul Jannah mm,MMMm MMMM Maesarah

PESERTADIDIK

Sumber: Dokumentasi Raudhatul Athfal Al-Amin

8. Denah Lokasi Penelitian

Raudhatul Athfal Al-Amin beralamat di Jl.Tgh. Abdul

Karim ,Gelogor, Kecamatan Kediri kabupaten Lombok Barat. Adapun

denah lokasi Raudhatul Athfal Al-Amin seperti pada Gambar 4.2 sebagai

berikut:

47
Gambar 4.2
Denah Lokasi RA Al-Amin

B. Data Hasil Penelitian

1. Penerapan Metode Mewarnai dalam Mengembangkan Kreativitas

Anak Kelompok B di RA Al-Amin

Sebelum membahas penerapan metode mewarnai dalam

mengembangkan kreativitas anak kelompok B maka terlebih dahulu

peneliti menguraikan hasil wawancara terkait penerapan metode mewarnai

dalam mengembangkan kreativitas anak kelompok B di RA Al-Amin

sebagai berikut:

Sebagaimana hasil wawancara dengan Ibu Sri Astuti, S.Pd.I selaku

Kepala RA, yaitu:

48
―Kegiatan mewarnai untuk pelaksanaannya dilakukan tiga
sampai empat kali dalam seminggu. Semisalnya hari kamis materi
pembelajarannya khusus tentang seni. Seperti mewarnai, meronce,
finger painting dll. Guru memberi gambar sesuai dengan tema.
Untuk kelas B dalam kegiatan mewarnai guru hanya
mengarahkan.64

Selanjutnya Ibu Wahidah, S.Pd.I selaku guru kelas menyatakan

sebagai berikut:

―Dalam proses pembelajaran khususnya kegiatan metode


mewarnai tidak dilakukan setiap hari. Akan tetapi seminggu itu
bisa tiga sampai empat kali misal seperti hari kamis guru
menerapkan pembelajaran tentang seni. Seperti meronce, mewarnai
dll. Penerapannya dalam kegiatan mewarnai yaitu guru
memberikan kertas hvs yang sudah di print gambarnya, anak
tinggal mewarnai serta menambahkan gambar sendiri atau
imajinasi yang mereka miliki. Tetapi terkadang anak mewarnai di
majalah sesuai dengan tema.65

Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa penerapan metode mewarnai dalam mengembangkan

kreativitas anak kelompok B menunjukkan hasil yang baik. Proses

pembelajaran kegiatan mewarnai dilakukan tiga sampai empat kali dalam

seminggu. Setiap hari kamis, guru kelas B memberikan materi terkait

pembelajaran seni. Untuk penerapan kegiatan mewarnai guru memberikan

kertas HVS yang sudah ada gambarnya lalu gambar tersebut diwarnai oleh

anak dan anak memberi tambahan gambar sendiri. Selain menggunakan

kertas HVS anak juga mewarnai di majalah yang sudah disediakan oleh

sekolah sesuai dengan tema.

64
Sri Asuti, Wawancara Kepala RA Al-Amin, 10 juli 2023
65
Wahidah, Wawancara dengan Guru Kelas Kelompok B RA Al-Amin ,10 juli 2023.

49
Adapun langkah-langkah penerapan metode mewarnai dalam

mengembangkan kreativitas anak Kelompok B di RA Al-Amin

diantaranya:

a. Menyiapkan bahan ajar yang akan disampaikan

Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru terlebih dahulu

menyiapkan media pembelajaran yang akan disampaikan ke peserta

didik.

Hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru kelas B di

RA Al--Amin, Ibu Wahidah, S.Pd.I mengatakan bahwa kegiatan awal

guru terlebih dahulu menetapkan dan menyiapkan bahan ajar yang

akan digunakan saat pembelajaran. Adapun bahan yang disiapkan

antara lain kertas LKA (Lembar Kerja Anak) yang berisi gambar yang

akan di warnai, pewarna yang akan digunakan seperti krayon, pensil

warna.

b. Menjelaskan kegaiatan yang akan dilaksanakan

Sebelum anak mengerjakan kegiatan mewarnai guru memberikan

penjelasan dan pengarahan tentang kegiatan mewarnai yang akan

dilaksanakan. Hal ini penting dilakukan agar dalam mengerjakan

kegiatan mewarnai anak lebih mengerti yang akan dikerjakan. Dalam

memberikan penjelasan dan pengarahan pada anak, harus sederhana

tetapi jelas.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru

kelas B di RA Al-Amin, Ibu Wahidah, S.Pd.I. mengatakan bahwa pada

50
tahap ini guru memberikan contoh cara mewarnai dengan baik dan

benar menggunakan media krayon. Begitu juga dengan kegiatan

mewarnai di lembar kerja anak, guru menjelaskan gambar yang akan di

warnai anak, selanjutnya memperkenalkan alat dan bahan serta

menjelaskan warna pada gambar.

c. Pembagian kelompok

Membagi anak ke dalam beberapa kelompok dan

pembimbingnya agar anak terawasi oleh pembimbingnya masing-

masing. Hal ini sangat mempengaruhi kelancaran dalam pelaksanaan

kegiatan mewarnai. Dengan demikian anak dapat saling bekerja sama

antar kelompok. Pada dasarnya kegiatan dalam berkelompok bertujuan

untuk memupuk rasa kerjasama antar anak.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru

kelas B di RA Al-Amin, Ibu Wahidah, S.Pd.I. mengatakan pada tahap

ini guru membagi anak menjadi 3 kelompok yang terdiri 5 orang

perkelompok. Dengan dibaginya kelompok ini anak dapat bekerja

sama dengan temannya, melatih anak untuk mau berbagi dengan

temannya dan anak terawasi oleh pembimbingnya.

d. Membaca doa bersama

Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran anak terlebih dahulu

membaca doa bersama. Doa bersama perlu dilakukan agar dimudahkan

kegiatan proses pembelajaran dan memohon kepada Allah SWT agar

51
terhindar dari halangan-halangan yang mengganggu proses kegiatan

mewarnai.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru

kelas B di RA Al-Amin, Ibu Wahidah, S.Pd.I. mengatakan pada tahap

ini guru mengajak anak untuk berdoa terlebih dahulu sebelum

melakukan pembelajaran. Tujuannya agar anak terhindar dari segala

sesuatu yang mengganggu kegiatan mewarnai.

e. Kegiatan mewarnai

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru

kelas B di RA Al-Amin, Ibu Wahidah, S.Pd.I mengatakan bahwa

setelah semua langkah-langkah selesai diterapkan maka langkah

terakhir ialah anak mulai melakukan tugasnya masing- masing yaitu

kegiatan mewarnai. Anak bekerja sendiri tanpa bantuangurunya, pada

kegiatan ini guru hanya mengawasi dengan memberikan arahan dan

bimbingan kepada anak sehingga hasilnya dapat dilihat sesuai dengan

perkembangan dan kemampuan anak itu sendiri.

Untuk kegiatan mewarnai di RA Al-Amin guru menerapkan

beberapa teknik mewarnai diantaranya teknik blocking yaitu teknik

dasar contohnya seperti anak mewarnai warna langit biru dan apel

warna merah. Selanjutnya teknik yang digunakan ialah teknik gradasi

contohnya anak mewarnai gambar langit sore hari diberi warna oranye

tua, oranye, kuning, kuning muda dan putih.

52
Guru telah menyiapkan bahan ajar yang untuk diperlukan dalam

kegiatan mewarnai, guru menjelaskan cara mewarnai pada masing-

masing kelompok, setelah itu guru mempersilahkan anak untuk

mengerjakan kegiatan mewarnai di tempat yang telah di sediakan. Saat

anak mulai mengerjakan, guru hanya mengawasi dengan memberikan

arahan dan bimbingan kepada anak, agar anak dapat mengembangkan

kreativitasnya tanpa harus dibatasi oleh guru.

Pada penjelasan diatas, sebelum melaksanakan pembelajaran guru

membuat langkah-langkah pembelajaran agar dapat mempermudah dalam

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara, guru memulai

pembelajaran dengan menyiapkan bahan ajar seperti kertas LKA (Lembar

Kerja Anak) yang berisi gambar yang akan di warnai, pewarna yang akan

digunakan seperti krayon, pensil warna. Menjelaskan kegiatan yang akan

dilaksanakandengan menggunakan media krayon, pembagian kelompok,

doa bersama dan kegiatan mewarnai dimulai dengan teknik blocking dan

gradasi.

Kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk menemukan

sesuatu hal yang baru. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan

kepala RA Al-Amin terkait apa yang diketahui tentang kreativitas.

Sebagaimana yang dikatakan ibu Sri Astuti, S.Pd.I selaku Kepala

RA, yaitu:

―Menurut saya kreativitas itu ialah hasil dari sebuah karya


dengan menemukan hal yang baru. Anak bisa dikatakan kreatif

53
kalau mewarnainya sesuai dengan keadaan sebenarnya. Anak tidak
bisa diminta untuk mewarnai sesuai dengan keinginan guru nya.
Kreatif dan motorik anak berkembang dari hasil karya anak
sendiri.66

Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa kreativitas menurut kepala RA Al-Amin ialah hasil dari

sebuah karya anak dengan menemukan sesuatu hal yang baru. Anak

dikatakan kreatif jika mewarnainya sesuai dengan keadaan tetapi guru

tidak bisa minta anak untuk mewarnai sesuai dengan keinginan guru. Jadi

anak akan mewarnai sesuai dengan imajinasinya sendiri dengan

memberikan argumen kepada gurunya terkait hasil yang diwarnainya.

Media pembelajaran sangat diperlukan dalam meningkatkan

kreativitas anak. Hal ini dapat membantu guru dalam memudahkan anak

memahami bahan ajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala RA

dan Guru Kelas RA Al-Amin tentang media yang digunakan dalam

penerapan metode mewarnai.

Sebagaimana yang dikatakan Ibu Sri Astuti, S.Pd.I selaku Kepala

RA, yaitu:

―Pada saat mewarnai media yang digunakan ialah Krayon,


pensil warna,dan lembar yang berisi gambar yang sudah disiapkan
dari sekolah. Saat proses pembelajaran guru mengarahkan anak
mewarnai gambar sesuai dengan tema.67

Selanjutnya Ibu Wahidah, S.Pd.I selaku guru kelas menyatakan

sebagai berikut:

―Media yang kami gunakan dalam kegiatan mewarnai ialah


krayon dan pensil warna dan.Tetapi yang biasa kami gunakan
66
Sri Astuti, Wawancara Kepala RA Al-Amin.
67
Sri Astuti.

54
media krayon. Di kelompok B kegiatan mewarnai dilaksanakan
setiap tiga sampai empat kali dalam seminggu.68

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala RA dan Guru

Kelas di RA Al-Amin dapat disimpulkan bahwa media yang digunakan

saat mewarnai ialah krayon dan pensil warna. Namun yang sering

digunakan saat pembelajaran ialah media krayon.Dan untuk kegiatan

mewarnai dilaksanakan sesuai dengan tema.

Dari hasil wawancara sebagaimana yang telah dikemukakan di atas

maka temuan peneliti adalah bahwa penerapan metode mewarnai dalam

mengembangkan kreativitas anak berkembang dengan baik. Berikut hasil

wawancara dengan Guru Kelas dan Wali Murid Kelompok B di RA Al-

Amin tentang perkembangan kreativitas anak setelah diadakan kegiatan

mewarnai.

Menurut Ibu Sri Wahidah, S.Pd.I. mengatakan sebagai berikut:

―Kegiatan mewarnai merupakan kegiatan yang 80%


sangat disenangi oleh anak. Perkembangan kreativitas anak dalam
kegiatan mewarnai sangat pesat tidak hanya kreativitas tetapi
motorik halus dan kognitif anak juga dapat berkembang. 80%
perkembangan kreativitas anak dalam kegiatan metode mewarnai.69

Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan orang tua anak

kelompok B dengan Ibu mustianah sebagai berikut:

―Pengembangankreativitas anak dalam kegiatan mewarnai


sudah berjalan dengan baik. Ketika anak sudah dirumah, anak
meminta kepada saya untuk mewarnai lagi. Saya tidak pernah
memaksaapa yang ingin dilakukan anak.70

68
Wahidah, Wawancara dengan Guru Kelas Kelompok B RA Al-Amin
69
Wahidah.
70
Mustianah, Wawancara dengan Wali Murid Kelompok B di RA Al-Amin

55
Anak sangat menyukai adanya kegiatan mewarnai dengan

menggunakan metode mewarnai dapat mengembangkan kreativitas anak,

anak semakin senang, aktif dan menuangkan imajinasinya melalui

kegiatan mewarnai. Orang tua ikut berperan dalam proses pengembangan

kreativitas anak. Orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk

berkreasi.

Selanjutnya tugas penting seorang guru ialah penilaian.penilaian

perkembangan kreativitas dalam metode mewarnai anak Kelompok B di

RA Jauharotul Mualimin menurut Ibu Wahidah, S.Pd.I sebagai berikut:

―Penilaiannya dilihat dari cara anak melakukan kegiatan


mewarnai, warna jangan jadi patokan saat anak mewarnai dan
berdasarkan imajinasi anak. Contoh saat anak mewarnai gambar
rumah warna hitam maka guru tidak bisa menilai hasil anak tidak
bagus. Karena saat guru menanyakan kepada anak kenapa rumah
nya warna hitam maka anak menjelaskan kemarin saya melihat ada
rumah kebakaran bu guru warna nya seperti ini. Dalam mewarnai
anak memiliki alasan sendiri dan imajinasinya main, jadi guru
harus paham. Anak didekati dan ditanya mengapa ia mewarnai
seperti ini. Setelah memberi keterangan maka guru bisa menilai
dalam mewarnai. Penilaian nya tidak hanya kerapihan, tetapi
pengetahun berdasarkan imajinasi dan Belum Berkembang (BB),
Mulai Berkembang (MB), Berkembang Sesuai Harapan (BSH),
Berkembang Sangat Baik (BSB).71

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru, beliau

mengatakan bahwa Penilaian perkembangan kreativitas dalam metode

mewarnai tidak hanya dari kerapihan tetapi dari cara anak mewarnai,

berdasarkan imajinasi anak dan Belum Berkembang (BB), Mulai

Berkembang (MB), Berkembang Sesuai Harapan (BSH), Berkembang

Sangat Baik (BSB).

71
Wahidah.

56
Kegiatan mewarnai merupakan kegiatan yang sangat di senangi

oleh anak. Berikut hasil wawancara peneliti dengan Ibu endang selaku

wali murid Kelompok B terkait sikap anak setelah diadakan kegiatan

mewarnai dalam mengembangkan kreativitas anak Kelompok B.

Sebagaimana yang dikatakan Ibu Endang selaku wali murid

kelompok B, yaitu:

―Anak saya sangat senang sekali dengan kegiatan mewarnai.


Ketika anak sampai dirumah, anak dengan antusias menceritakan
tentang kegiatannya hari ini dan anak pun menunjukkan hasil
karyanya kepada saya.72

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan wali murid, beliau

mengatakan bahwa respon anak terkait kegiatan mewarnai dalam

mengembangkan kreativitas anak sangat antusias sekali. Pada saat sampai

dirumah anak dengan senangnya menceritakan kepada orang tuanya terkait

kegiatan mewarnai tersebut.

Saat anak-anak mewarnai gambar, imajinasi dan kreativitas mereka

berkembang. Apalagi bila mereka diberi gambar-gambar pilihan dengan

penyajian yang menarik. Imajinasi dan kreativitas anak-anak akan lebih

terangsang. Berikut hasil wawancara peneliti dengan Ibu Mustianah dan

Ibu Endang terkait apakah anak sudah berkreasi dengan kegiatan

mewarnai.

Sebagaimana yang dikatakan Ibu Mustianah selaku wali murid

kelompok B, yaitu:

72
Endang, Wawancara dengan guru RA Al-Amin,17 juli,2023

57
―Menurut saya, anak sudah berkreasi dalam kegiatan mewarnai,
Anak mewarnai gambar berdasarkan imajinasinya sendiri.
Contohnya saat mewarnai gambar apel dengan warna hijau.73
Selanjutnya Ibu Endang selaku wali murid kelompok B,

menyatakan sebagai berikut:

―Ketika dalam kegiatan mewarnai, biasanya anak mewarnai


gambar yang sudah ada gambarnya lalu anak tinggal mewarnai dan
anak pun menambahkan gambar sendiri berdasarkan imajinasinya.
Saya tidak pernah membatasi apa yang dilakukan anak.74

Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

kegiatan mewarnai anak sudah berkreasi. Dalam mengembangkan

kreativitas anak tidak hanya dilakukan di sekolah saja, namun perlu

adanya pemberian stimulus di rumah juga oleh orang tua.

2. Faktor Pendukung Penerapan Metode Mewarnai Dalam

Mengembangkan Kreativitas Anak Kelompok B Di RA Al-Amin

Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila terpenuhi

semua komponen yang berkaitan dengan pembelajaran yaitu berkaitan

dengan faktor pendukung dan penghambat. Hal ini berdasarkan dengan

hasil wawancara dengan Ibu Wahidah, S.Pd.I selaku guru kelas di RA Al-

Amin yang memaparkan sebagai berikut:

a. Fasilitas

Sekolah dan prasarana sekolah lainnya seperti gedung sekolah,

ruang sekolah, meja, kursi, alat tulis dan peralatan mewarnai. Sebagai

faktor pendukung dalam proses pembelajaran terutama pada kegiatan

mewarnai.

73
Mustianah, Wawancara dengan Wali Murid Kelompok B di RA Al-Amin.
74
Endang, Wawancara dengan wali murid RA AL-Amin.

58
Menurut Ibu Wahidah, S.Pd.I selaku guru kelas, mengungkapkan

bahwa:

―Menurut saya fasilitas merupakan sarana pendukung yang sangat


berpengaruh agar terlaksananya kegiatan pembelajaran khususnya
kegiatan mewarnai.75

Berdasarkan pendapat di atas dapat peneliti simpulkan bahwa

fasilitas sekolah dan prasarana sekolah seperti gedung sekolah, ruang

sekolah, meja, kursi, alat tulis dan peralatan mewarnai sangat berperan

penting dalam kelangsungan proses belajar mengajar.

b. Media dan metode yang digunakan

Penggunaan media bagi anak diperlukan untuk meningkatkan

pemahaman anak. Seperti yang diungkapkan Ibu Wahidah, S.Pd.I

selaku guru kelas menyatakan bahwa:

―Penggunaan media sangat efektif digunakan saat


proses pembelajaran karena anak akan merasa sulit memahami jika
tidak menggunakan media. Dan guru pun akan merasa terbantu
dengan adanya media tersebut.76

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan

menggunakan media saat proses pembelajaran khususnya kegiatan

mewarnai dinilai sangat efektif. Hal ini dapat membantu guru dalam

memudahkan anak untuk lebih cepat memahami materi ajar karena

dinilai lebih efektif dan efisien serta praktis dalam pemanfaatnnya.

Metode pembelajaran ialah jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan yang ditentukan. Seperti yang diungkapkan Ibu

Wahidah, S.Pd.I selaku guru kelas menyatakan bahwa:


75
Wahidah, Wawancara dengan Guru Kelas Kelompok B RA Al-Amin
76
Wahidah, Wawancara dengan Guru Kelas Kelompok B RA Al-Amin

59
―Saat anak kurang focus, dalam pembelajaran berlangsung, guru
mulai mendekati, memberikan perhatian, pengertian, memberikan
permainan yang bisa menghasilkan pemahaman anak sehingga
anak bisa fokus dan mengembangkan imajinasinya.77

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

Imajinasi anak dapat berkembang dengan adanya perhatian sehingga

jika anak tidak fokus maka perlu adanya pendekatan, perhatian,

pengertian dan penggunaan media yang efektif.

3. Faktor Penghambat Penerapan Metode Mewarnai Dalam

Mengembangkan Kreativitas Anak Kelompok B Di RA Al-Amin

Dalam penerapan metode mewarnai dalam mengembangkan

kreativitas anak kelompok B masih ada kendala yang dihadapi oleh peserta

didik. Adapun Faktor penghambat yang dihadapi adalah sebagai berikut.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru Kelas RA Al-Amin tentang

faktor penghambat penerapan metode mewarnai dalam mengembangkan

kreativitas anak kelompok B

Menurut Ibu Wahidah, S.Pd.I. mengatakan sebagai berikut:

―Kendala yang dihadapi ialah terdapat pada sebagian anak laki-


laki. Kurangnya minat anak laki-laki dalam pembelajaran
mewarnai. ketika guru memberi tugas mewarnai, sebagian anak
laki-laki lebih asyik dengan sendiri tanpa memperhatikan
gurunya.78
Minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu. Jika seorang anak tidak memiliki

minat untuk melakukan sesuatu maka anak tidak bersemangat atau bahkan

tidak mau belajar.

77
Wahidah
78
Wahidah

60
Selanjutnya faktor penghambat menurut Ibu Wahidah, S.Pd.I.

sebagai berikut:

―Berhenti memaksa anak dalam mengerjakan kegiatan mewarnai


ataupun dalam hal lain, segala Sesuatu yang sifatnya memaksa
akanmembuat anak terbebani. Anak mungkin saja mengerjakan
tugas yang diberikan gurunya khususnya kegiatan mewarnai, tetapi
untuk bahagia belum tentu. Guru harusmemahami kondisi anak,
jangan hanya berfokus pada hasil, tetapi yang tepenting ialah
prosesnya.79

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru diatas, beliau

mengatakan bahwa terdapat faktor penghambat dalam penerapan metode

mewarnai dalam mengembangkan kreativitas anak kelompok B yaitu

terdapat pada minat peserta didik dan berhenti dalam memaksa anak. Jika

seorang anak tidak memiliki minat untuk melakukan sesuatu maka anak

tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Begitu juga dengan

memaksa anak, segala sesuatu yang sifatnya memaksa akan membuat anak

terbebani. Seorang guru harus bisa memahami kondisi anak, ketika anak

belajar dengan proses menyenangkan maka minat belajar anak akan

tumbuh sehingga anak bisa melakukan tugas yang diberikan gurunya

dengan perasaan yang bahagia.

Berikut ini dipaparkan hasil prasurvey perkembangan kreativitas anak

kelompok B RA AL-AMIN Gersik Kediri.

Tabel 4.4
79
Wahidah

61
Data Awal Perkembangan Kreativitas Anak Kelompok B RA Al-Amin
IndikatorPencapaian
No Nama Perkembangan Keterangan
1 2 3
1 Kholif MB MB MB MB
2 Naila BSH MB MB MB
3 Ihwa MB BSH BSH BSH
4 Afwa MB MB BSH MB
5 Raden MB BSH MB MB
6 Salim BSH MB MB MB
7 Arkan BSH MB BSH BSH
8 Fifit MB BSH BSH BSH
9 Aslam BSH MB BSH BSH
10 Abidzar BSH MB BSH BSH
11 Aura BSH MB MB MB
12 Merry BSH MB MB MB
13 Nara MB MB MB MB
14 Nandini BSH MB MB MB
15 Atika MB MB BSH MB
16 Uwais BSH BSB BSH BSH
17 Akifa MB BSH BSB BSH
18 Mutia BSB BSH BSH BSH
19 Inaya MB MB MB BSB
20 Aisyah MB BSH MB BSH
Sumber:HasilPrasurveyPerkembanganKreativitasAnakdiRA A l - A m i n

Keterangan Angka:
1. Anak dapat mengungkapkan sesuatu dari hasil pemikiran sendiri

2. Sikap kemandirian

3. Membayangkan berdasarkan pengalaman yang mereka lihat.

62
Keterangan Huruf:

1. BB (Belum Berkembang), apabila anak belum memperlihatkan tanda

tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator dengan skor 50-59

dengan ciri bintang satu.

2. MB (Mulai Berkembang), apabila anak sudah mulai memperlihatkan

adanya tanda-tanda awal yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum

konsisten dengan skor 60-69 dengan ciri bintang dua.

3. BSH (Berkembang Sesuai Harapan), apabila anak sudah mulai

memperlihatkan berbagai tanda-tanda perilaku yang dinyatakan dalam

indikator dan mulai konsisten dengan skor 70-79 dengan ciri bintang tiga.

4. BSB (Berkembang Sangat Baik), apabila anak terus menerus

memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara

konsisten dengan skor 80-100 dengan ciri bintang empat.

Dari jumlah 20 anak dalam satu kelas terdapat 13 anak yang mulai

berkembang dalam menyelesaikan tugas mewarnai yang pada umumnya anak

senang bertanya, senang mencoba hal-hal baru. Namun pada kelas tersebut

anak kurang berani dalam bertanya dan takut dalam menjawab pertanyaan

yang di ajukan oleh gurunya. Disamping itu anak masih dibantu guru dalam

mengerjakan sesuatu terutama pada kegiatan mewarnai, anak selalu menunggu

contoh dari guru, mereka mau mencontoh tetapi tidak mau membuat

sendiriyang berbeda dan anak belum berani dalam mengungkapkan sesuatu

dari hasil pemikirannya sendiri.

C. Pembahasan

63
Pada penelitian mendeskripsikan tentang hasil dari pengolahan dan

analisis data yang diperoleh peneliti maka data yang didapatkan melalui

beberapa teknik seperti wawancara, observasi dan dokumentasi. Peneliti

melakukan dokumentasi sebagai metode yang mendukung untuk melengkapi

data yang peneliti tidak dapatkan ketika melakukan wawancara.

Kegiatan metode mewarnai dalam meningkatkan kreativitas anak di

RA Al-Amin ternyata menghasilkan perkembangan kreativitas yang baik.

Pada penelitian ini peneliti mengambil salah satu kelas sebagai sampel yaitu

kelompok usia 5-6 tahun (B1) yang berjumlah 29 peserta didik.

Penerapan metode mewarnai dalam mengembangkan kreativitas anak

kelompok B menunjukkan hasil yang baik. Proses pembelajaran khususnya

kegiatan mewarnai dilakukan setiap hari dengan dibagi kelompok. Setiap hari

kamis, guru kelas B memberikan materi terkait pembelajaran seni. Untuk

penerapan kegiatan mewarnai guru memberikan kertas HVS yang sudah ada

gambarnya lalu gambar tersebut diwarnai oleh anak dan anak memberi

tambahan gambar sendiri. Selain menggunakan kertas HVS anak juga

mewarnai di buku paket yang sudah disediakan oleh sekolah sesuai dengan

tema. Guru berperan aktif dalam setiap perkembangan anak khususnya dalam

kegiatan mewarnai.

Sebelum melaksanakan pembelajaran guru membuat langkah-langkah

pembelajaran agar dapat mempermudah dalam mencapai tujuan

pembelajaranyang telah ditetapkan. guru memulai pembelajaran dengan

menyiapkan bahan ajar seperti kertas LKA (Lembar Kerja Anak) yang berisi

64
gambar yang akan di warnai, pewarna yang akan digunakan seperti krayon,

pensil warna. Menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

menggunakan media krayon, pembagian kelompok, doa bersama dan kegiatan

mewarnai dimulai dengan teknik blocking dan gradasi. Saat anak mulai

melakukan kegiatan mewarnai, Anak sudah mampu mengungkapkan sesuatu

dari hasil pemikirannya sendiri. Seperti mewarnai sesuatu sesuai dengan apa

yang dilihatnya.

Sebagian besar anak senang berimajinasi, mengerjakan tugas yang

diberikan guru nya dengan sendiri. Saat kegiatan mewarnai sebagian besar

anak tidak meniru hasil temannya, walaupun masih ada beberapa anak yang

meniru hasil temannya. Dengan diterapkannya langkah-langkah penerapan

metode mewarnai dalam mengembangkan kreativitas anak telah menunjukkan

hasil yang optimal.

Kreativitas menurut kepala RA Al-Amin ialah hasil dari sebuah karya

anak dengan menemukan sesuatu hal yang baru. Anak dikatakan kreatif jika

mewarnainya sesuai dengan keadaan tetapi guru tidak bisa minta anak untuk

mewarnai sesuai dengan keinginan guru. Jadi anak akan mewarnai sesuai

dengan imajinasinya sendiri dengan memberikan argumen kepada gurunya

terkait hasil yang diwarnainya.

Media pembelajaran sangat diperlukan dalam meningkatkan kreativitas

anak. Hal ini dapat membantu guru dalam memudahkan anak

memahamibahan ajar. Media yang digunakan saat mewarnai ialah krayon,

pensil warna dan media pasir. Namun yang sering digunakan saat

65
pembelajaran ialah media krayon. Penggunaan media pasir hanya sebagai

selingan supaya anak tidak jenuh saat mewarnai selalu menggunakan media

krayon. Dan untuk kegiatan mewarnai dilaksanakan sesuai dengan tema.

Setelah diadakan kegiatan mewarnai dapat memberikan hasil yang

baik terhadap perkembangan kreatvitas anak sehingga anak semakin senang

dalam mewarnai dan semakin baik perkembangan kreativitasnya. Orang tua

ikut berperan dalam proses pengembangan kreativitas anak. Orang tua

memberikan kebebasan kepada anak untuk berkreasi.

Selanjutnya tugas penting seorang guru ialah penilaian. Dengan

adanya penilaian perkembangan kreativitas dalam metode mewarnai guru

dapat memantau kemajuan dan perkembangan anak serta cara guru dalam

memberikan penilaian tidak hanya dari kerapihan tetapi dari cara anak

mewarnai, berdasarkan imajinasi anak dan berdasarkan Belum Berkembang

(BB), Mulai Berkembang (MB), Berkembang Sesuai Harapan (BSH),

Berkembang Sangat Baik (BSB).

Hal ini membuktikan bahwa penerapan metode mewarnai dalam

mengembangkan kreativitas anak di Kelompok B menunjukkan hasil yang

baik. Guru kelas telah menerapkan metode mewarnai di RA Jauharotul

Mualimin Gayau Sakti. Hasil pencapaian guru dalam pengembangan

kreativitas anak di RA Jauharotul Mualimin Gayau Sakti telah mengacu pada

pedoman wawancara, yaitu anak dapat mengungkapkan sesuatu dari

hasilpemikiran sendiri, sikap kemandirian anak dalam mengerjakan tugas,

66
membayangkan berdasarkan pengalaman apa yang mereka lihat. Hal ini dapat

dilihat setelah anak mengikuti berbagai kegiatan tersebut.

Melalui kegiatan mewarnai anak memiliki kemampuan kreativitas

yang baik, dilihat dari cara anak menuangkan imajinasi nya dalam kegaitan

tersebut. Dalam mengembangkan kreativitas anak tidak hanya dilakukan di

sekolah saja, namun perlu adanya pemberian stimulus di rumah juga oleh

orang tua.

Dalam proses belajar mengajar akan selalu ada faktor-faktor yang

mendukung dan menghambat. Faktor yang sangat mendukung adalah fasilitas,

fasilitas sekolah dan prasarana sekolah seperti gedung sekolah, ruang sekolah,

meja, kursi, alat tulis dan peralatan mewarnai sangat berperan penting dalam

kelangsungan proses belajar mengajar. Fasilitas belajar yang mendukung

kegiatan belajar anak didik akan menyebabkan proses belajar mengajar

menyenangkan dan memperoleh hasil belajar yang di harapkan. Fasilitas dapat

disamakan dengan sarana.

Selanjutnya faktor pendukung selain fasilitas adalah media dan metode

yang digunakan. Dalam hal ini dengan menggunakan media saat proses

pembelajaran khususnya kegiatan mewarnai dinilai sangat efektif. Hal ini

dapat membantu guru dalam memudahkan anak untuk lebih cepat memahami

materi ajar karena dinilai lebih efektif dan efisien serta praktis dalam

pemanfaatnnya. Dengan adanya metode, Imajinasi anak dapat berkembang

dengan adanya perhatian sehingga jika anak tidak fokus maka perlu adanya

pendekatan, perhatian, pengertian dan penggunaan media yang efektif.

67
Selain faktor pendukung seperti yang telah disebutkan sebelumnya,

terdapat juga faktor yang menjadi penghambat, yaitu terdapat pada minat

peserta didik dan berhenti dalam memaksa anak. Jika seorang anak tidak

memiliki minat untuk melakukan sesuatu maka anak tidak bersemangat atau

bahkan tidak mau belajar. Begitu juga dengan memaksa anak, segala sesuatu

yang sifatnya memaksa akan membuat anak terbebani. Seorang guru harus

bisa memahami kondisi anak, ketika anak belajar dengan proses

menyenangkan maka minat belajar anak akan tumbuh sehingga anak bisa

melakukan tugas yang diberikan gurunya dengan perasaan yang bahagia.

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang ada ialah hak

anak adalah bermain. Orang tua dan guru berperan penting dalan

meningkatkan minat belajar anak sejak dini melalui metode-metode yang

tepat. Jangan sampai membuat anak merasa terbebani dalam proses belajarnya

sehingga timbul rasa bosan pada anak. Dalam hak bermain anak dapat

dilakukan meletakkan dalam proses belajar seperti mewarnai, menggambar,

bernyanyi, bercerita dan lain-lain. Anak memilih sendiri permainan yang ia

suka tanpa paksaan.

68
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian-uraian yang dikemukakan pada bab sebelumnya

maka pada bab ini peneliti akan mengemukakan beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Penerapan metode mewarnai dalam mengembangkan kreativitas anak

kelompok B di RA Al-Amin menunjukkan hasil yang baik. Setelah

diadakan kegiatan mewarnai menggunakan media krayon, pensil warna

dengan teknik blocking dan gradasi dapat memberikan hasil yang baik

terhadap perkembangan kreatvitas anak sehingga anak semakin senang

dalam mewarnai dan semakin baik perkembangan kreativitasnya.

2. Faktor pendukung Penerapan metode mewarnai dalam mengembangkan

kreativitas anak kelompok B di RA Al-Amin yaitu fasilitas, fasilitas

sekolah dan prasarana sekolah seperti gedung sekolah, ruang sekolah,

meja, kursi, alat tulis dan peralatan mewarnai. Fasilitas belajar yang

mendukung kegiatan belajar anak akan menyebabkan proses belajar

mengajar menyenangkan dan memperoleh hasil belajar yang di harapkan.

Media, dapat membantu guru dalam memudahkan anak untuk lebih cepat

memahami materi ajar karena dinilai lebih efektif dan efisien serta praktis

dalam pemanfaatnnya. Dan metode, imajinasi anak dapat berkembang

dengan adanya perhatian sehingga jika anak tidak fokus makaperlu adanya

pendekatan, perhatian, pengertian dan penggunaan media yang efektif.

69
3. Faktor penghambat Penerapan metode mewarnai dalam mengembangkan

kreativitas anak kelompok B di RA Al-Amin yaitu terdapat pada minat

peserta didik dan berhenti dalam memaksa anak. Jika seorang anak tidak

memiliki minat untuk melakukan sesuatu maka anak tidak bersemangat

atau bahkan tidak mau belajar. Begitu juga dengan memaksa anak, segala

sesuatu yang sifatnya memaksa akan membuat anak terbebani.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, maka peneliti

dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Diharapkan metode mewarnai dapat dijadikan alternatif untuk

meningkatkan perkembangan kreativitas anak.

2. Guru masih harus banyak belajar agar menjadi guru yang professional,

kreatif dan menyenangkan.

3. Guru yang kreatif dan menyenangkan tidak perlu banyak mengeluarkan

biaya dan tenaga dalam mengembangkan kreativitas anak karena guru

dapat menggunakan sarana dan prasarana disekitar lingkungan sekolah.

70
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah. ―Permainan Warna Berpengaruh Terhadap Kreativitas Anak Usia


Dini.‖ Jurnal Obsesi 1, no. 2 (2017).
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Pendekatan dan Praktik. Jakarta: Bina
Aksara, 2007.
Astuti, Sri. Wawancara Kepala RA Al-Amin, 12 februari 2023.
Bagus sulistyo, Erlangga. Panduan Lengkap Mewarnai Dengan Krayon. Jakarta:
Cikal Aksara, 2018.
Balandina Dedeturu, Lanny Wijayaningsih. ―Meningkatkan Kreativitas Anak
Usia 5-6 Tahun melalui Media Magic Puffer Ball.‖ Jurnal Obsesi : Jurnal
Pendidikam Anak Usia Dini 3, no. 1 (2009).
Dahlan, H. Zaini. Qur’an Karim Dan Terjemahan Artinya. Yogyakarta: UII Press
Yogyakarta, 2009.
Eka Mustika, Nurhadi Santoso. ―Pengembangan Kreativitas Siswa Berdasarkan
Implementasi Kurikulum 2013.‖ Pedagogik Vol. II, No. 1, t.t.
Elvida. ―Peningkatan Aktivitas Anak dengan Menggunakan Bahan Sisa Di
Taman Kanak-Kanak Aisyiyah 2 Duri.‖ Pesona PAUD 1, no. 1 (t.t.).
Fadillah, Nurul. Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan
Mewarnai di Kelompok B TK Kklkmd Sedyo Rukun Bambanglipuro”.
Bantul, 2014.
Hajar, Pamadhi. Seni Keterampilan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka, 2010.
Haryati, Lily. ―Pengaruh Kegiatan mewarnai Gambar Terhadap Kemampuan
Motorik Halus Anak Di Kelompok B2 Tk Bustanul Athfal Aisyiyah Iii
Palu‖.‖ Mahasiswa Program Studi PG PAUD, Jurusan Ilmu Pendidikan,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univrsitas Tadulako, t.t.
Wahidah. Wawancara dengan Guru Kelas Kelompok B RA Al-Amin 8 februari
2023.
———. Wawancara dengan guru RA Al--Amin, 14 Januari 2023.
Jahja, Yudrik. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group,
2011.
Jumrah, Nani Husnaini. ―Kegiatan Mewarnai Sebagai Stimulasi Perkembangan
Kognitif Anak Usia Dini.‖ Raudhatul Athfal: Jurnal Pendidikan Islam
Anak Usia Dini 3, no. 2 (Desember 2019).
Koentjoroningrat. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia, 1976.
Kusnadi, Edi. Metode Penelitian. Jakarta: Ramayana Pers, 2008.

71
Maesaroh, Siti. ―Peranan Metode Pembelajaran terhadap Minat dan Prestasi
Belajar Pendidikan Agama Islam.‖ Jurnal Kependidikan 1 No 1
(November 2013).
Masganti, Khodijah, dkk. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini (Teori dan
Praktik). Medan: Perdana Publishing, 2016.
Miranda, Dian. ―Upaya Guru Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia
Dini di Kota Pontianak.‖ Jurnal Pembelajaran Prospektif 1, no. 1 (2016).
Moleong, Lexy J. , Metodologi Penulisan Kualitatif. Bandung: Rosdakarya, 2009.
Muhammad, As’adi. Deteksi Bakat & Minat Anak Sejak Dini.
Yogyakarta: Garailmu, 2010.
Mulyani, Novi. Perkembangan Dasar Anak Usia Dini. Yogyakarta: Gava Media,
2018.
Mulyaningrum, Endang. “Pengembangan Kemampuan Kreativitas Melalui Media
Mewarnai Gambar Pada Anak Kelompok A Tk Pertiwi I Metuk,
Mojosongo, Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014.” Surakarta:
Universitas Surakarta, 2014.
Mulyasa. Manajemen PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.
Munandar, Utami. Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah.
Jakarta: PT Grasindo, 1999.
Murdian, Niluh Sri. Pengaruh Kegiatan Mewarnai Gambar Dalam meningkatkan
Motorik Halus Anak Di Kelompok B Tk Jaya Kumara Desa Balinggi Jati
Kecamatan balinggi Kabupaten Parigi Moutong. Palu: Universitas
Tadulako, 2013.
Mutmainah, Sofie. Wawancara dengan Wali Murid Kelompok B di RA Jauharotul
Mualimin, 23 November 2022.
Nasir, Amin. ―Dinamika Pengembangan Sistem Pendidikan (Kerangka Dasar
Potensi Anak Usia Dini).‖ Thufula 2, no. 2 (2014).
Ninin Dwi lestari, Nusa Putra. Penelitian Kualitatif PAUD,. Jakarta: Rajawali
Pers, 2016.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
ilmiah. Jakarta: Prenada Media Grup, 2013.
Nurhayati. ―Peningkatan Kreativitas Anak Usia Dini Dengan
Bereksplorasi Melalui Koran Bekas di TK Aisyiyah Duri.‖ Jurnal Pesona
PAUD 1 No 1 (t.t.).
Permendikbud. Tentang Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Uisa
Dini Nomor 137 Tahun 2014, 2014.

72
Purwanto, Ngalim. Prinsip Prinsip dan Teknis Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, t.t.
Ramadani, Riski. Wawancara dengan guru RA Jauharotul Mualimin, 23
November 2020.
Samiudin. ―Peran Metode untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran.‖ Jurnal Studi
Islam 11 No 2 (Desember 2016).
Sisdiknas. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta,
2003.
Solikhin, Nur. Rumahku Madrasahku. Yogyakarta: Laksana, 2018.
Sri Hidayari, Robingatin, Wildan Saugi. ―Meningkatkan Kemampuan Mengenal
Warna Melalui Kegiatan Mencampur Warna DI TK Kehidupan Elfhaluy
Tenggarong.‖ Yaa Bunayya Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 4, no. 1
(Mei 2020).
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2011.
Susanto, Ahmad. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana, 2011.
Susilowati, Siti Endang. Mewarnai Gambar Dapat Meningkatkan
Kemampuan Motorik Halus Pada Anak Kelompok B Tk Pertiwi Bergolo
Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 2015.
Tilong, Adi D. 49 Aktivitas Pendongkrak Kinerja Otak Kanan Dan Kiri Anak.
Yogyakarta: Laksana, 2016.
Utama, Dwija. ―Jurnal Pendidikan Dwija Utama.‖ Jurnal pendidikan, Agustus
2018.
Widyastuti, Andini. Seabrek Kesalahn Guru PAUD Yang Sering Diremehkan.
Yogyakarta: Diva Press, 2016.
Yuli Wulandana, H. Nindia. Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Kaukaba, 2015.
Zuhairi, et.al. Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa IAIN Metro, 2018.

73

Anda mungkin juga menyukai