Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
berkat,rahmat,dan karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Manajemen Sumber Daya Manusia dengan
judulKarakteristik Proses Pengembangan, dan Tehnik Pengembangan
Tim.
Makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik meskipun ada kekurangan di
dalamnya.

Kami

sampaikan

terima

kasih

pada

Bapak

Evo

M.T

Damanik,SE,MM selaku Dosen mata kuliah Manajemen Pemasaran yang


telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Manajemen Sumber Daya
Manusia.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG........................................................................1
1.2. TUJUAN UMUM..............................................................................1
1.3. TUJUAN KHUSUS...........................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................2
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.

PENGERTIAN..................................................................................2
KARAKTERISTIK TIM...................................................................2
KARAKTERISTIK KESUKSESAN TIM........................................4
PROSES DAN TEKNIK PENGEMBANGAN TIM........................7
PENGEMBANGAN TIM.................................................................8
TEKNIK PENGEMBANGAN TIM.................................................9

BAB III CONTOH APLIKATIF TEAM BUILDING............................10


3.1. TIM PERTOLONGAN PERSALINAN..........................................10
BAB IV PENUTUP................................................................................11
4.1. KESIMPULAN................................................................................11
4.2. SARAN............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Suatu kelompok dikembangkan menjadi tim ketika tujuannya dipahami oleh
setiap anggota. Dalam sebuah tim yang efektif, setiap anggota menjalankan
peran khusus yang sesuai dengan bakat terbaik mereka. Ketika para anggota
tim tersebut mengintegrasikan keterampilan mereka dengan memberi
penekanan pada kekuatan dan kelemahan mereka maka tujuan tim umumnya
tercapai. Di sisi lain ketika individu dalam tim bermain secara individual,
mereka biasanya gagal. Sebagian besar kemenangan atau kekalahan
merupakan hasil dari kerja tim. Dalam olahraga, umpan balik sering terjadi
seketika jika kerja sama tim tidak berjalan, manajer tim yang baik dapat
mengidentifikasi dimana letak permasalahannya dan memprakarsai tindakan
perbaikan sampai hasil yang diharapkan tercapai (Maddux, 2001).
Kelompok yang dibentuk dalam dunia bisnis, kemasyarakatan, dan pemerintahan
dapat berfungsi lebih baik jika mereka bekerja sebagai tim. Dalam dunia
kerja banyak pemimpin tidak memahami cara mentransformasikan kelompok
mereka menjadi sebuah tim yang produktif. Hal ini mungkin disebabkan
karena umpan balik yang dihasilkan tidak bisa dinilai. Masalah dapat muncul
tanpa diketahui dan tindakan perbaikan biasanya terlambat dilakukan. Jika
seorang pemimpin tidak mengutamakan kerja sama tim, maka efektifitas tidak
akan terjadi.
1.2. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas untuk
memahami tentang team building, yang meliputi pengertian, karakteristik,
proses pengembangan, dan tehnik pengembangan tim.
1.3. Tujuan Khusus
1. Memahami pengertian team building
2. Menentukan karakteristik dari team building
3. Mengidentifikasi proses dan tehnik pengembangan team building

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
Team building adalah aktivitas kelompok yang memiliki interaksi tinggi untuk
meningkatkan produktivitas karyawan dalam menuntaskan tugas-tugas
terutama yang memiliki interdependensi dengan orang lain melalui
serangkaian aktivitas yang dirancang secara hati-hati untuk mencapai sasaran
yang telah ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan Johnson dan Johnson (2000) dan Robbins (2003), untuk
menyesuaikan tujuan dan masalah spesifik yang dihadapi tim, aktivitasaktivitas yang biasa dilakukan dalam team building adalah menekankan pada
aktivitas-aktivitas tertentu saja atau keseluruhan dari aktivitas berikut:
1. Penyusunan sasaran yang ditujukan untuk mengatasi perbedaan persepsi
tujuan tim, mengevaluasi efektivitas tim dalam menyusun prioritas dan
mencapai sasaran, mengidentifikasi area yang berpotensi menjadi masalah.
2. Membangun hubungan interpersonal antar anggota tim.Kompetensi yang
dibutuhkan adalah empati, komunikasi efektif, kesadaran sosial,
membangun hubungan, kepemimpinan dan kolaborasi.
3. Analisis peran yang bertujuan untuk mengklarifikasi dan mengidentifikasi
peran setiap anggota tim, memikirkan kembali mengenai pekerjaan mereka
yang sesungguhnya, dan tugas spesifik yang mereka harapkan untuk
dikerjakan.

2.2. Karakteristik Tim


Buller (1986, dalam Spector, 2000) menyatakan bahwa ada tiga karakteristik dari
team building, yaitu:
1. Team building merupakan aktivitas terencana yang terdiri dari satu atau
lebih latihan atau pengalaman yang dirancang untuk mencapai sasaran
tertentu.

2. Team building biasanya difasilitasi oleh konsultan atau trainer yang


berkualitas, dan akan sulit bagi tim untuk melaksanakannya jika trainer
adalah bagian dari pengalaman.
3. Team building biasanya melibatkan tim dimana anggota timnya memiliki
keterlibatan dalam pekerjaan masing-masing kriteria untuk menyusun.
Keriteria Tim bulding menurut Michael A. 1988:
1. Tujuan
a.Tujuan dari tim harus jelas ditentukan
b. Tim tsb (mereka) harus saling menginspirasi, siap menerima tantangan
dan bagian tim tsb merasa penting.
c. Tim tsb harus berbeda agar dapat diidentifikasi dari tim kerja yg lain.
d. Tim tsb harus mempunyai hasil yg terukur dengan jelas
e. Tugas yg dirancang di tim tsb harus komplit/ lengkap supaya tiap
anggota tim bisaterlibat dari awal sampai akhir proses.
2. Tanggung Jawab
Tim harus mampu mendelegasikan tanggung jawab untuk mencapai
tujuannya. Hal ini termasuk tanggungjawab utk mendesain metode untuk
mencapai hasilnya. Tim harus diperkuat untuk membentuk obyektifitas,
memilih strategi untuk mencapainya,menentukan metode kerja dan
mengimplementasikan inovasi yg mereka kembangkan.
3. Memperkuat Tim
Suatu tim membutuhkan kelompok kerja yg saling berinteraksi dengan dekat
agar menjadi sukses. Tim itu harus mempunyai sumber-sumber, informasi
dan kekuatan untuk membuat suatu perbedaan ukuran.Suatu tim hanya
perlu jumlah anggota yg sdikit untuk menjalankan tugas secara efektif.
Tapi bagaimanapun juga, asal dari tugas harus menunjukkan ukuran yg
optimum.
4. Kebutuhan Komunikasi
3

Bila mendesain suatu tim, penting untuk mempertimbangkan lokasi.


Terbatasnya komunikasi oleh karena geografi dan pertemuan sebagai
contoh organisasi dg tempat yg berbeda dapat membuat sangat sulit bagi
tim itu untuk bekerja secara efektif penggunaan dari telekonfrensi dan
konfrensi komputer mengurangi masalah.

5. Identitas
Artribut dari suatu tim harus terlihat keseluruhan di dalam atau diluar tim, tim
harus mempunya sesuatu yg berbeda. Oleh karena itu sangat membantu
jika ada alasan yg jelas, hal itu tercermin dari tugas tugas tim yg jelas.
Tugas obyektif yg jelas mencerminkan identitas dari tim tersebut.
6. Keanekaragaman
Adalah penting utk menciptakan suatu tim yang mempunyai perbedaan
yang cukup diantara anggota - anggotanya untuk membangun inivasi,
tetapi jangan terlalu banyak perbedaannya, tim- tim tersebut tidak akan
setuju untuk bekerja sama.

.3

Karakteristik Kesuksesan Tim

Untuk mencapai kesuksesan, tim mempunyai 10 karakteristik yaitu :


1. Partisipasi kepemimpinan
Pemimpin tim memperlihatkan gaya yang berbeda dibandingkan dengan
mereka yang hanya puas mengelola kelompok. Gaya ini dibentuk
selama bertahun tahun dari segenap pengalaman hidup individu dan
nilai yang mereka anut. Pemimpin dalam tim dapat membuat orang lain
terlibat dan memiliki ikatan, dan memudahkan tim melihat kesempatan
dalam kerja tim. Pemimpin berpartisipasi sebagai salah seorang anggota

kelompok, dan mendapat perlakuan yang sama dengan anggota yang


lainnya.
2. Hubungan yang kooperatif
Setiap anggota tim berupaya membuat dan mempermudah pemecahan
masalah. Maka setiap anggota tim mempunyai itikad yang baik, karena
mereka mencoba untuk mencapai hal yang dianggap sebagai tujuan
yang terbaik.
3. Suasana yang kondusif
Hasil yang lebih baik dapat dicapai sebuah tim yang terlibat dalam teknik
pemecahan masalah. Anggota tim memiliki komitmen yang untuk
mencari kemungkinan solusi terbaik daripada hanya memaksakan
pandangan individual. Anggota tim siap mememberikan kontribusi
berdasarkan pengalamannya dan mendengarkan kontribusi anggota
lainnya, serta mendorong dan mendukung rekan kerjanya yang enggan
menyumbangkan ide.
4. Partisipasi seimbang
Dalam hal ini pemimpin dan semua anggota tim terlibat dalam penetapan
sasaran dan standart kerja serta rencana tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan. Pemimpin memastikan sasaran tim dapat dicapai,
tetapi cukup memberikan tantangan untuk memenuhi kebutuhan
organisasi dan memberikan rasa berprestasi.Sementara anggota tim
membantu menetapkan sasaran kinerja dan standartnya untuk mencapa
tujuan

.Melaporkanperkembanganpekerjaan.Mencari

panduan

dan

bantuan ketika diperlukan. Menyesuaikan rencana jika dibutuhkan.


5. Saling menghargai
Pengendalian diri harus dijalankan oleh setiap anggota tim, dan saling
menghargai satu sama lain supaya terpenuhi kebutuhan tim sebagai
anggota maupun sebagai individu.
6. Pengelolaan konflik
Dalam tim terdiri atas orang orang yang berbeda latarbelakang, yang
berpotensi menimbulkan konflik. Pandangan yang saling bertentangan
satu sama lain jika dikelola dengan baik justru akan menciptakan suatu

keputusan yang lebih baik. Sebuah tim dapat mengembangakan


kapasitas menangani konflik melalui berbagai cara misalnya berdiskusi
terbuka tentang konflik itu.
7. Tujuan yang jelas
Setiap tim memberikan suatu arah, batasan mengenai rencana yang ingin
dicapai, suatu tim harus mempunyai tujuan yang jelas untuk mencapai
rasa kepuasan dan kesejahteraan dalam sebuah tim.
8. Visi misi peran
Untuk mencapai tujuan, anggota tim mempunyai tugas yang berbeda
beda dengan standartnya masing masing, penugasan tersebut terkait
satu sama lain, dan keberhasilan tim tergantung pada upaya kerjasama.
Dalam tim yang sukses syarat kinerja tugas dan kepuasan social
dipenuhi oleh munculnya dua jenis peran yaitu spesialis tugas dan
sosioemosional.
Orang orang yang memainkan peran spesialis tugas menghabiskan
waktu dan energi untuk membantu tim meraih tujuannya. Mereka sering
memperlihatkan perilaku berikut :
a. Memprakarsai ide
b. Memberikan opini
c. Mencari informasi
d. Meringkas
e. Memberi semangat
Orang orang yang menggunakan peran sosioemosional mendukung
kebutuhan emosional para anggota tim dan membantu menguatkan
kesatuan social. Mereka memperlihatkan perilaku berikut :
a. Mendorong
b. Berpadu
c. Mengurangi Ketegangan
d. Mengikuti
e. Berkomprom
9. Komunikasi terbuka dan utuh

Berkomunikasi yang secara utuh dan terbuka adalah menyambut baik


pertanyaan pertanyaan, memperbolehkan tim untuk melakukan
penyaringan informasi sendiri. Untuk mengumpulkan, menolah,dan
memberikan informasi untuk kepentingan organisasi menggunakan
komunikasi. Komunikasi yang terbuka sangat dianjurkan dan anggota
tim didorong untuk kritis terhada ide ide yang di lontarkan sebagai
upaya untuk menguji mafaatnya terhadap pemecahan masalah.
10. Pengambilan keputusan yang efektif
Perbedaan pendapat bisa didiskusikan dan dicarikan jalan keluarnya, tim
menghindari pengambilan keputusan dengan cara mengundi, menyama
ratakan dan pemungutan suara berdasarkan suara terbanyak.
2.4. Proses dan Tehnik Pengembangan Tim
Jenis Tim dan Proses pengembangannya
Ada beberapa jenis tim :
1. Tim Formal
Tim formal diciptakan oleh organisasi sebagai bagian dari struktur formal
organisasi. Dua jenis tim formal yang paling umum adalah tim vertikal
dan tim horizontal.
2. Tim Vertikal
Tim vertikal terdiri dari seorang manajer dan para bawahannya dalam
rantai komando formal. Terkadang tim ini disebut tim fungsional atau
tim komando. Setiap tim diciptakan oleh organisasi untuk mencapai
tujuan tujuan tertentu lewat aktifitas dan interaksi bersama para
anggota.
3. Tim Horizontal
Tim horizontal terdiri atas karyawan karyawan dari tingkat hierarkis yang
hampir sama, tetapi dari bidang keahlian yang berbeda. Dua jenis tim
horizontal yang paling umum adalah angkatan tugas dan komite.
4. Tim dengan Tujuan Khusus
Tim dengan tujuan khusus adalah tim yang diciptakan diluar organisasi
formal untuk mengerjakan proyek kepentingan atau kreatifitas khusus.

Tim dengan tujuan khusus masih merupakan bagian dari organisasi


formal dan memiliki struktur laporannya sendiri.
5. Tim dengan Kepemimpinan Mandiri
Tim yang dibentuk dalam satu departemen yang sama dan anggotanya
adalah untuk mendiskusikan cara-cara peningkatan kualitas, efisiensi
dll. Kepemimpinan mandiri biasanya terdiri dari 5 sampai 20 pekerja
dengan lebih dari satu keterampilan yang menggilir pekerjaan untuk
menghasilkan produk atau layanan yang menyeluruh atau setidaknya
satu aspek menyeluruh atau bagian dari sebuah produk atau layanan.

2.5. Pengembangan Tim


1. Forming
Pemimpin dan anggota tim yang efektif yang bersedia untuk berpartisipasi dalam
pola kepemimpinan dan kejelasan realita kerja yang tegas. Agar setiap anggota
dapat berkontrobusi dan berdiskusi bagaimana tentang kepemimpinan tim
yang akan berkembang Kekompakan tim sejauh mana para anggota tertarik
pada tim dan termotivasi untuk tinggal didalamnya.
Faktor faktor yang menentukan kekompakan tim :
a. Interaksi tim. Hubungan yang lebih baik antara anggota tim dan semakin
banyak waktu yang dihabiskan bersama, semakin kompak tim tersebut
b.

Konsep tujuan yang sama. Anggota tim sepakat dengan tujuan dan
menjadikan lebih kompak

c.

Ketertarikan pribadi terhadap tim. Para anggota memiliki sikap dan nilai yang
serupa dan senang berkumpul.

Norming dan Storming


Norma tim adalah standar perilaku yang sama sama dimiliki oleh para anggota
tim dan membimbing perilaku mereka. Norma bersifat informal. Norma juga
tidak tertulis, seperti halnya peraturan dan prosedur. Pada fase storming terjadi
argumen dan diskusi untuk semua hal yang pada fase forming tidak pernah
dibicarakan sehingga ada kemungkinan timbulnya konflik.

2.

Performing

Pada tahapan ini, saatnya tim bertindak dan memproses ide , masukan sesuai
dengan kesepakatan. Dan memecahkan masing masing nilai untuk
berkolaborasi. Selama tingkat pelaksanaan, penekanan utama ada pada
pemecahan masalah dan penyelesaian tugas yang diberikan. Selama tingkat ini
pemimpin harus berkonsentrasi terhadap pelaksanaan kinerja tugas yang
tinggi. Spesialis sosioemosional dan spesialis tugas harus memberikan
kontribusi.
3.

Reforming

Kelompok kerja yang stabil sering mengembangkan kebiasaan bekerja

yang

sesuai dengan tugas masing masing anggota dengan demikian bisa menjadi
organisasi yang baik. Jika suatu keuntungan menurun tuntunan yang berbeda
pada kelompok atau yang hanya menyelesaikan pekerjaan yang asli akan
membuat penilaian ulang dan bahkan pemburan suatu tim tersebut.
4.

Adjourning

Ketika putus tim, meluangkan waktu untuk merayakan prestasi. Setelah semua,
Anda mungkin bekerja dengan beberapa orang lagi, dan ini akan menjadi jauh
lebih mudah jika orang melihat pengalaman masa lalu positif.
2.6. Teknik Pengembangan Tim
Secara spesifik, membangun sebuah tim artinya harus mengembangkan
semangat, saling percaya, kedekatan, komunikasi, dan produktivitas.
a. Semangat : Muncul karena masing-masing anggota percaya bahwa mereka
memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas. Makin tinggi tingkat
kepercayaan mereka atas kemampuannya, makin besar pula motivasi mereka
untuk menyelesaikan tugas dengan baik.
b. Saling percaya : Rasa saling percaya antar sesama anggota merupakan syarat
mutlak yang harus dimiliki oleh setiap anggota tim, agar tim mampu bekerja
secara efektif.
c. Kedekatan : Kedekatan antar anggota merupakan perasaan yang mampu
menyatukan anggota secara sukarela.

d. Komunikasi : Semua anggota harus mempunyai kemampuan untuk


mengembangkan hubungan antar pribadi secara baik, bicara secara terbuka
satu sama lain, memecahkan konflik yang ada, dan secara bersama
menghadapi masalah.
e. Produktivitas : Tim seyogianya dapat menyelesaikan tugas yang tidak
mungkin dilaksanakan perorangan. Melalui saling berbagi sumber daya,
ketrampilan, pengetahuan, kepemimpinan, maka tim berpotensi sangat lebih
efektif daripada perorangan. (Maddux, 2001).

BAB III
CONTOH APLIKATIF TEAMBUILDING DALAM KESEHATAN
3.1. Tim Pertolongan Persalinan
Ketua Tim (Dokter operator) : dokter obgyn (kandungan)
Tugas : - Pimpinan pada saat menolong persalinan
-

Bertanggung jawab terhadap kondisi ibu

Pengambil utama keputusan tindakan, terutama untuk kondisi ibu

Penolong persalinan (proses kelahiran bayi, heacting/penjahitan, advice


kepada bidan)
Anggota Tim :

Dokter anak
Tugas : - Bertanggung jawab terhadap kondisi bayi

Memberi advice kepada perawat bayi untuk tindakan dan perawatan bayi

Konseling kepada orang tua bayi tentang kondisi dan perawatan bayi

Bidan
Tugas : merawat kondisi ibu sebelum, selama, dan sesudah proses persalinan.
Melaporkan hasil observasi dan perawatan kepada dokter obgyn tentang
kondisi ibu. Mendampingi ibu selama proses persalinan, injeksi obat, infus,

10

dan lain-lain. Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk penanganan lanjut.


Menjalankan advice dokter obgyn.
-

Perawat bayi
Tugas: persiapan dan perawatan bayi baru lahir. Melaporkan hasil observasi
dan perawatan bayi kepada dokter anak tentang kondisi bayi selama dirawat
di RS. Kolaborasi dengan dokter anak untuk penanganan lanjut. Menjalankan
advice dokter anak.
Di ruang bersalin, pada umumnya mempunyai tim yang terdiri dari dokter
obgyn, dokter anak, bidan, dan perawat bayi, yang masing-masing personal
mempunyai tugas sesuai profesinya. Seorang dokter kandungan, selaku dokter
operator atau kepala tim tersebut, yang harus terampil dan bertanggung jawab
atas keputusan suatu tindakan medis, mengkoordinasikan upaya tim serta
mengawasi jalannya tindakan medis tersebut.
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang berinteraksi
dan mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki
tiga komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau lebih. Kedua, orang
orang dalam sebuah tim memiliki interaksi. Ketiga, orangorang dalam sebuah
tim memiliki tujuan kerja yang sama
Karakteristi dalam tim adalah tim mempunyai tujuan, tanggungjawab, dapat
memperkuat

tim,

keanekaragaman.

mempunyai
Untuk

ukuran,

pencapaian

komunikasi,
kesuksesan

identitas,
tim

dan

mempunyai

beberapakriteria tersendiri yatu partisipasi kepemimpinan, hubungan yang


kooperatif, suasana yang kondusif, partisipasi seimbang, saling menghargai,
pengelolaan konflik, tujuan yang jelas, visi misi peran, komunikasi terbuka
dan utuh, dan pengambilan keputusan yang efektif.
Untuk mencapai tim yang berkinerja tinggi maka dalam sebuah tim tersebut
melalui beberapa proses yaitu forming, norming dan storming, perfoming,
reforming. Selain itu untuk menjadi tim yang efektif sebuah tim harus

11

mempunyai teknik pengembangan tim antara lain semangat, saling percaya,


kedekatan, komunikasi, produktivitas.
4.2. Saran
Dari pembahasan dan kesimpulan yang telah penulis sampaikan, penulis
menyarankan agar dalam upaya untuk peningkatan kinerja tim maka perlu
kerjasama tim dan partisipasi dari seluruh anggotanya. Untuk membangun tim
yang baik, maka perlu ada ikatan hati antar anggotanya sesuai dengan norma
tim, sehingga sangat penting membangun visi dan misi bersama dalam tim.

DAFTAR PUSTAKA
Maddux Robert B. 2001. Team Building. jakarta: Erlangga
West Michael A and Markiewicz A. Lynn. 2000.Building Team Based
Workin..Australia: A BPS Blackwell Book
Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: CV ANDI.
(http://www.mitrais.co.id/medical/news/Pages/Kesuksesan-ImplementasiMMSV50-di-Rumah-Sakit-Sorowako.aspx (Diakses tanggal 19 september
20013)
Clauwson G. James.2003. Level Three Leadership.America: Pearson
Education Inc.
Biech Elaine.2001.Successful Team Building Tools.America: John wiley &
Sons, Inc.
Hasibuan, Malayu S.P. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia edisi revisi.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Montebello R. Anthony.2001.Work Teams That Work. Mumbai : First Jaico
Paperback Impresion.

12

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-linda3.pdf. (diakses tanggal 16


september 2013)
http://sukardihs.wordpress.com/2008/08/06/kerja-sama-tim-dalam-organisasi/
(diakses tanggal 16 september 2013)
http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/psikologisosial/partisipasi-warga-negara (diakses tanggal 16 september 2013)
http://groups.yahoo.com/group/manajemen/message/17057 (diakses tanggal
16 september 2013)
Ristiyaheralita.blogspot.com/2010/11/definisi-team-building.html

(diakses

tanggal 18 september 2013)


http: respository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34112/4/chapter%252011.pdf
(diakses tanggal 29 september 2013)

13

Anda mungkin juga menyukai