1
Ada dua katagori gempa yang terjadi pada gunung api :
Gempa vulkano-tektonik terjadi akibat perubahan tekanan pada batuan padat
yang oleh injeksi atau tarikan magma (Chouet, 1993). Gempa jenis ini dapat
menimbulkan tanah longsor dan retakan tanah yang luas. Gempa ini dapat
terjadi karena batuan bergerak untuk mengisi ruang-ruang dimana magma sudah
kosong. Gempa vulkano-tektonik bukan merupakan gejala gunung api akan
meletus tapi dapat terjadi sewaktu-waktu.
Gempa periode panjang ditimbulkan oleh injeksi magma ke dalam batuan di
sekitarnya, sehingga timbul tekanan terhadap batuan yang pada akhirnya timbul
gempa. Keaktifan gempa tipe ini menandakan bahwa gunung api akan meletus.
Para ahli menggunakan seismograf untuk mencatat signal dari gempa-gempa
yang disebut dengan tremor (getaran frekuensi tinggi ) (Chouet, 1993).
Gempa vulkanik sebenarnya terdiri atas beberapa tipe seperti pada tabel di bawah ini :
Tipe Gempa Keterangan
Frekuensi Frekuensi dominant berkisar antara 5-15 Hz.
Tinggi Disebabkan oleh sesar atau mendatar
Frekuensi Frekuensi dominant antara 1-5 Hz. Peneyebab
Rendah karena proses tekanan cairan (fluida)
Multifase Mengandung frekuensi rendah dan tinggi yang
merupakan proses kombinasi
Ledakan Disebabkan oleh letusan yang sifatnya explosive.
Sinyal mengandung gelombang udara juga
gelombang tanah.
Tremor Tremor adalah sinyal yang kontinyu dengan durasi
2
menit sampai beberapa hari. Frekuensi dominant 1-5
Hz
Periode Sangat Periodenya dari 3 sampai 20 detik yang disertai
Panjang dengan letusan gas belerang
Dangkal Proses bukan vulkanik yang dapat menimbulkan
gelombang gempa. Contoh, gerakan salju,.
3
magma menyebabkan tekanan terhadap batuan di sekitar kantong magma yang
menimbulkan getaran seismik. Dengan demikian bila gempa vulkanik meningkat dapat
ditandai bahwa gunung api akan meletus,walaupun hubungan ini tidak selalu terjadi.
4
Gempa vulkanik yang terjadi karena peningkatan kegiatan gunung api ternyata tidak
terlalu membahayakan karena kekuatannya tidak begitu besar. Selain itu gempa
vulkanik dapat dijadikan salah satu tanda gejala suatu gunung api akan meletus
walaupun tidak selalu terjadi hubungan seperti itu.
Gempa Vulkanik dapat menimbulkan Tsunami, Tsunami dapat dideteksi dengan
menerapkan Tsunami Risk Evaluation Through Seismic Moment from Realtime
Systems atau Tremors dan pengukuran pasang surut air laut lewat analisis gempa dan
tsunami. Melalui Tremors dapat diprediksi 15 menit sebelum tsunami datang sehingga
ada waktu untuk menyelamatkan diri bagi manusia. Tremors ini sudah ada di Samudra
Pasifik dan di Samudra Hindia yang berfungsi sejak tahun 2006. Indikasi lain yang
menunjukkan gejala tsunami adalah hewanhewan secara alami akan menjauhi pantai.
5
Gambar Korban Tsunami Aceh
Untuk mengetahui atau memprediksi waktu akan terjadinya letusan gunung api,
dilakukan pengukuran dan pemantauan aktivitas gunung berapi. Kegiatan yang
dilakukan, antara lain pengukuran gempa, pemantauan perubahan bentuk muka gunung,
pengukuran suhu air di kepundan gunung dan temperatur di puncak gunung, serta
mengamati perilaku hewan di sekitar gunung. Berdasarkan data ini maka perkiraan
waktu akan terjadi gunung api meletus dapat diketahui sehingga dapat dilakukan
tindakan penyelamatan. Pada tahun 2002 terdapat 129 gunung aktif, 15 di antaranya
termasuk gunung kritis untuk meletus. Gunung api ini tersebar di seluruh pulau
Indonesia.