Anda di halaman 1dari 1

Agus Janji Kurangi 30 Persen Uang Operasional jika

Terpilih Jadi Gubernur DKI


Senin, 31 Oktober 2016 | 06:49 WIB

KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG Pasangan cagub-cawagub nomor urut 1,


Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, berdiri di atas kendaraan saat konvoi
mendeklarasikan kampanye damai di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (29/10/2016).
Acara ini diisi dengan penandatangan prasasti damai dan arak-arakan kendaraan hias.

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono,


berjanji akan mengurangi 30 persen uang operasional gubernur tiap bulannya jika dirinya
terpilih pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Agus berpandangan, biaya operasional Gubernur
DKI jumlahnya terlalu besar.

"Lebih baik, kami alokasikan anggarannya untuk program pro rakyat lainnya," kata Agus,
saat menyampaikan pidato politik, di Jakarta Theatre, Jakarta Pusat, Minggu (30/10/2016).

Adapun uang atau tunjangan operasional merupakan fasilitas yang didapat oleh gubernur
selain gaji pokok. Nilainya sebesar 0,1-0,15 persen dari total pendapatan asli daerah (PAD)
DKI tiap bulannya.

Tunjangan operasional yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 69 Tahun 2010
mengatur soal insentif serta PP Nomor 109 Tahun 2000 mengatur tunjangan operasional.

Adapun tunjangan operasional itu dalam bentuk insentif pajak dan retribusi. Jumlah uang
operasional yang diterima Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat menjabat Gubernur DKI
Jakarta mencapai puluhan miliar rupiah.
Uang operasional itu juga digunakan Ahok untuk mengirim bunga pernikahan, memberi
angpau pernikahan, membayar gaji staf ahli, hingga menebus ijazah warga yang mengadu
padanya. Dia juga memberikan uang operasionalnya kepada sekretaris daerah dan para wali
kota. Besarannya, Rp 100 juta per bulan untuk sekda dan Rp 50 juta per bulan untuk para
wali kota.

Penulis : Kurnia Sari Aziza


Editor : Indra Akuntono

Anda mungkin juga menyukai