KEBERAGAMAAN ANAK
Disusun Oleh :
KELOMPOK VIII
Muhammad Fathurrahman (0301203255)
Cici Rusmaida (0301203313)
Rizka Ardiyanti (0301191010)
JURUSAN/SEMESTER: PAI / VI
2023
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan miniriset ini masih terdapat banyak
sekali kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
dapat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penulisan selanjutnya.
Semoga mini riset ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak dilahirkan dengan sistem penciptaan terbaik oleh Allah swt, ia telah
memiliki kemampuan bawaan yang bersifat laten. Potensi bawaan ini
memerlukan pengembangan melalui bimbingan dan pemeliharaan yang mantap
lebih-lebih pada anak usia dini. Perkembangan jiwa keagamaan pada anak hampir
sepenuhnya autoritas, maksudnya konsep keagamaan itu akan bekembang pada
diri mereka dipengaruhi oleh faktor dari luar diri mereka.
Fisik atau jasmani manusia baru akan berfungsi secara sempurna jika
dipelihara dan dilatih. Akal dan fungsi mental lainnya pun baru akan berfungsi
jika kematangan dan pemeliharaan serta bimbingan dapat diarahkan
kepadapengeksplorasian perkembangannya. Kemampuan itu tidak dapat dipenuhi
secara sekaligus melainkan melalui pentahapan. Demikian juga perkembangan
agama pada diri anak.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan Psikomotorik jiwa
keberagamaan anak usia 14-16 tahun?
2. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan kognitif jiwa keberagamaan
anak usia 14-16 tahun?
3. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan Afektif jiwa keberagamaan
anak usia 14-16 tahun?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
Psikomotorik jiwa keberagamaan anak usia 14-16 tahun.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pertumbuhan
Telah disebutkan diatas, bahwa faktor pertumbuhan ada dua yakni faktor
internal meliputi gen, sel, atom, kromosom atau gizi. Kemudia yang kedua adalah
faktor ekseternal meliputi lingkungan sekitar baik pola hidup maupun olahraga.
Kedua faktir tersebut sama-sama berpengaruh dalam proses pertumbuhan
seseorang. Ketika yang optimal hanya salah satu faktor, maka hasil pertumbuhan
akan kurang maksimal. Sedangkan ketika kedua faktor tersebut dapat berjalan
beriringan dan maksimal, maka pertumbuhan seseorang juga akan berjalan
maksimal.
1
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan), (Jakarta: PT Rineka Cipta,
1990) hal 41.
3
huruf atau satuan.
B. Pengertian Perkembangan
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), hal 41.
3
Ibid., 42.
4
seseorang kearah yang lebih baik atau sempurna. Di dalam pengalam sendiri
terdapat pengetahuan, keamampua mengatasi masalah atau keterampilan serta
sikap.4
Perkembangan dalam diri seseorang sendiri berlangsung sejak anak
mulai lahir kedunia, karena ia belajar mengoptimalkan fungsi-fungsi organ
tubuhnya, meskipun dengan bantuan orang disekitarnya atau orangtua sampai si
anak meningal dunia. Dengan kata lain, perkembangan seseorang berlangsung
sepanjang hayat. Tetapi tiap anak memiliki tempo perkembangan yang
berbeda-beda. Bisa saja si A usia biologisnya adalah 10 tahun tetapi usia
psikologis atau usia perkembangannya masih 9 tahun atau 11 tahun atau mungkin
sesuai, yakni sama 10 tahun. Usia perkembangan seseorang dapat lebih cepat
atau lebih lambat dari usia biologisnya, hal ini terjadi karena berbedanya faktor-
faktor perkembangan yang memhampiri seseorang.5
Perkembangan memiliki sifat multidimensi, yakni integrasi anatara
fikiran, sosioemosi, kognitif, fungsi biologis serta intelegensi sosial. Karena
beberapa hal tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka perkembangan
secara psikologis akan terganggu, sehingga ada beberapa orang yang stres karena
tekanan fikiran atau terganggunya sosioemosi, fikiran dan intelegensi sosialnya.
Selain itu, perkembangan juga bersifat plastis atau kapasitas untuk berubah.
Perubahan dapat kearah yang lebih baik atu bahkan ke arah yang lebih buruk
tergantung faktor yang mendasari dan penyikapan seseorang terhadap masalah
yang dihadapi.
Perkembangan manusia bersifat konsektual maksudnya semua
perkembangan berlangsung dalam sebuah konteks atau setting atau latar tempat.
Misalnya di lingkungan sekolah, universitas, lingkungan kerja, keluarga,
masyarakat, kelompok teman sebaya, tempat ibadah, sebuah perkumpulan atau
komunitas, dan sebagainya. Manusia adalah makhluk yang sedang mengalami
peubahan di dalam dunia atau tempat yang mengalami perubahan. Dari sini
4
Ibid., 43.
5
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2017) hal 56.
5
akan berpenaruh normatif berdasarkan usia, sejarah dan non normatif atau sangat
individual. dalam pengaruh normatif usia ialah adanya masa pubertas dan
manepous yang berakibat pada psikologis seseorang (pubertas remaja anak lebih
cenderung ke teman sebaya dan masa manepous orangtua memiliki sifat sedikit
kekanak-kanakan), serta mencakup sosiobudaya dimana usia 6 tahun anak mulai
masuk usia sekolah atau masuk ke lembaga pendidikan formal dan orangtua usia
50 atau 60 tahun mengalami pensiun kerja. Sedangkan pengaruh normatif
berdasarkan sejarah, misalnya pada tahun sebelum 1945 mengalami masa
penjajahan, kemudian dari sini akan menjadi pembelajaran bagi generasi masa
itu, bahkan menjadi pelajaran juga bagi generasi selanjutnya. Kemudian
pengaruh non- normatif atau sangat individual, misalnya adanya tragedi yang
sangat pribadi (kematian orang tercinta atau orangtua ketika sang anak pada
masa kecil, kebakaran rumah, dan memenangkan undian). Dari peristiwa
individual ini tergantung setiap individu dalam mengatasi atau menyikapinya.
Serta tidak semua individu mengalami hal tersebut.6
C. Pengertian Jiwa Keberagamaan
6
John W. Santrock, Life Span Development-Perkembangan Masa Hidup, terj. Benedictine
Widyasinta,(Jakarta: Erlangga, 2012), hal 8.
7
Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 63-66
6
sang bayi di azan kan. nah dari itu kita bisa menyimpulkan bahwa masa anak-
anak bukan lah masa yang paling awal mendapatkan pendidikan keagamaan.
Ada beberapa teori mengenai pertumbuhan agama pada anak antara lain :
1. Rasa ketergantungan (Sense of Depende)
Teori ini dikemukakan oleh Thomas melalui teori Four Wishes.
Menurutnya, manusia dilahirkan ke dunia ini memiliki empat keinginan,
yaitu:
a) Keinginan untuk perlindungan (security)
b) Keinginan akan pengalaman baru (new experience)
c) Keinginan untuk mendapat tanggapan (response)
d) Keinginan untuk dikenal (recognation)
Berdasarkan kenyataan dan kerjasama dari keempat keinginan itu,
maka bayi sejak dilahirkan hidup dalam ketergantungan. Melalui
pengalaman- pengalaman yang diterimanya dari lingkungan itu kemudian
terbentuklah rasa keagamaan pada diri anak.
2. Insting keagamaan
7
Menurut Woodworth, bayi yang dilahirkan sudah memiliki beberapa
instink diantaranya instink keagamaan. Misalnya insting social pada anak sebagai
potensi bawaannya sebagai makhluk homo socius, baru akan berfungsi setelah
anak dapat bergaul dan berkemampuan untuk berkomunikasi. Jadi insting
sosial itu tergantung dari kematangan fungsi lainnya. Demikian pula instink
keagamaan.8
8
Ibid., 67-68
9
M. Junaidi,, Perkembangan Jiwa Beragama Pada Masa Anak-anak. ( Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2020 )
801-808
8
Pertumbuhan fisik berkembang sangat pesat, sehingga mengakibatkan
ketidakstabilan. Mereka merasa resah karena hal tersebut, untuk itu mereka
membutuhkan perhatian dan pengertian, serta makanan yang bergizi. Berat dan
tinggi badan anak perempuan bertambah lebih cepat dari anak laki-laki. Rata-rata
anak perempuan memang memiliki kedewasaan fisiologis dua tahun lebih cepat
dibanding anak laki-laki. Baik laki-laki maupun perempuan pada usia ini amat
peka akan keadaan fisik mereka. Karena itu, dalam membina hubungan yang
sehat, jangan biarkan mereka (termasuk gurunya) membuat gurauan/ledekan
mengenai keberadaan fisik anak-anak ini.Sudah mulai mengalami proses
kematangan seksual, dimana anak perempuan mulai mengalami mensturasi. Guru
wanita sebaiknya mulai menyadari hal ini dengan memberikan waktu untuk
berbicara secara pribadi kepada mereka, karena sering mereka malu berbicara
tentang hal ini dengan orang tua mereka sendiri. Pita suara semakin dewasa, yang
menyebabkan suara anak laki-laki berubah. Besar kemungkinan sebagian anak
laki-laki merasa malu karenanya dan enggan untuk menyanyi. Untuk itu, guru
dengan bijaksana harus menyadari hal ini dan tidak memberi celaan kalau suara
mereka mengganggu dalam paduan suara. Sebaliknya berikan dorongan pada
mereka, tapi bukan dengan paksaan. Memasuki masa remaja, anak-anak ini tidak
lagi terlalu suka melakukan berbagai permainan/kegiatan yang menuntut aktivitas
seluruh anggota tubuh mereka (seperti layaknya dilakukan oleh anak-anak usia
pratama dan madya). Mereka sekarang cenderung menyukai permainan
kelompok, permainan yang mempunyai peraturan tertentu serta menuntut
ketrampilan. Ketrampilan, keahlian serta kemampuan fisik merupakan sesuatu
yang amat penting, terutama bagi anak laki-laki.
9
sebaiknya tidak mudah tersinggung dan marah, melainkan belajar untuk
memahami dan mengenali maksud pertanyaan di balik kalimat mereka yang
mungkin kedengaran sangat tidak sopan. Menuntut segala sesuatu yang logis
dan bisa diajak berpikir secara serius.10
10
https://www.academia.edu/36463216/MAKALAH_PERKEMBANGAN_PESERTA_DIDIK
_US IA_12_14_TAHUN (Diakses pada tanggal 12 Oktober 2022 pukul 12.06)
10
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam rangka menggali data yang diperlukan penelitian ini,maka kami
menggunakan cara pendekatan field study, maksudnya dalam penelitian ini, penulis
mengadakan riset dilapangan, yaitu dibuat berdasarkan observasi dan ditulis dalam
bentuk akademik. Sedangkan untuk jenis metode penelitiannya ialah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah kegiatan pengumpulan data dalam rangka menguji
hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang
berjalan dari pokok suatu penelitian. Traves menyatakan bahwa tujuan utama dalam
penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara
berjalan pada saat penelitian dilakukan,dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejela
tertentu.
B. Tempat dan Waktu
Alamat : Jl. Titi Merah Desa Klambir Lima Kampung Kec. Hamparan Perak
C. Sumber Data
Dalam penelitian kali ini, peneliti memerlukan sumber data mengenai
Pertumbuhan Dan Pertumbuhan Anak Usia 14-16 tahun. Data yang didapat dari
penelitian ini adalah data langsung, yaitu melalui teknik wawancara kepada anak yang
bersangkutan langsung. Adapun data diri dari narasumber diantaranya, yaitu :
Nama : Rio Gunawan
Ttl : Langkat, 25 Oktober 2008
Umur : 15 Tahun
Alamat : Jl. Titi Merah Desa Klambir Lima Kampung Kec. Hamparan Perak
Agama : Islam
Nama Ayah : Indra Wibawa
11
D. Instrumen Pengumpulan Data
Tenik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utamadalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapat
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat
dilakukan dalam berbagai setting, sumber dan cara. Adapun metode
pengumpulan data dalam penelitianini adalah sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Metode ini
digunakan untuk memperoleh data di lapangan yang berkaitan tentang
pertumbuhan dan perkembangan jiwa keberagamaan anak usia 14-16 tahun di
Jl. Titi Merah Dusun 2 Desa Klambir Lima Kampung Kec. Hamparan Perak
2. Metode Wawancara
Metode Interview (wawancara) adalah bentuk komunikasi antara dua orang,
melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang
lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan beradasarkan tujuan
tertentu. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai seorang anak laki-laki
berusia 14 tahun.
3 . Metode Dokumentasi
12
E. Analisis Data
1. Totalitas data
Nama : Rio Gunawan
Ttl : Langkat, 25 Oktober 2008
Umur : 15 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Titi Merah Desa Klambir Lima Kampung Kec.
Hamparan Perak
Agama : Islam
Nama Ayah : Indra Wibawa
Nama Ibu : Ningsih
2. Penyajian Data
30% 30%
25%
Dari data diagram di atas terlihat bahwa jiwa keagamaan anak dalam
pengetahuankognitif lebih besar dari pada pengetahuan afektif dan psikomotorik
pada anak karena anak lebih menguasai pengetahuan agamanya dibandingkan
dengan sikap danketerampilannya terhadap jiwa keagamaannya.
3. Pengambilan Kesimpulan
Dari hasil wawancara yang sudah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa jiwa
keberagamaan anak usia 14-16 tahun sudah banyak mengetahui tentang ilmu dasar
agama, bahkan untuk anak usia 14-16 dengan kemampuan kognitif yang baik ini
sudah sangat baik untuk anak seusianya. Akan tetapi untuk anak 14-16 tahun anak
tersebut mungkin sesekali masih belum bisa mengontrol emosinya.
13
BAB IV
A. Temuan Umum
Mengenai temuan umum bahwa hasil profil dari anak usia 14-16 tahun adalah
sebagaiberikut :
Nama : Rio Gunawan
Ttl : Langkat, 25 Oktober 2008
Umur : 15 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl.Titi Merah Desa Klambir Lima Kampung Kec.
Hamparan Perak
Agama : Islam
Nama Ayah : Indra Wibawa
Nama Ibu : Ningsih
B. Temuan Khusus
➢ Sudah.
➢ Belum, masih ada sholat yang sekali- sekali yang saya tinggalkan.
➢ Kadang ketika teman ada yang ke mesjid saya ikut kak tanpa disuruh,
kadang juga masih disuruh orang tua.
5. Apakah Rio bisa mengaji?
➢ Bisa.
6. Apakah ada surah-surah Al-Quran yang sudah dihapal?
7. Apakah sudah bisa membaca Al-Quran dengan benar seperti panjang pendeknya
sudah bisa?
➢ Sudah, kalau panjang pendeknya, qolqolah juga saya sudah bisa, tetapi untuk
14
membaca Al-Quran yang benar-benar ketentuannya itu belum bisa.
8. Apakah Rio hafal doa-doa ketika memulai kegiatan itu doanya apa saja?
➢ Doa makan, doa selesai makan, doa mau tidur,doa bangun tidur, doa masuk wc,
doa keluar wc, doa mau belajar, doa selesai belajar, dan doa sebelum keluar
rumah.
9. Ketika puasa Ramadhan Rio puasa nya sudah full atau masih setengah hari?
➢ Kalau puasa saya sudah full. Akan tetapi ada di beberapa hari yang saya masih
belum full.
10. Apakah Rio mengetahui apa saja rukun iman dan rukun islam?
11. Apakah Rio ketika disuruh pergi ngaji atau sholat Rio pernah marah atau melawan
karena tidak mau disuruh ?
➢ Pernah, kadang ketika saya sedang bermain dengan teman atau bermain
Handphone itu saya disuruh ngaji kadang saya juga pernah males, jadi kadang
saya marah.
C. Pembahasan
a. Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Jiwa Keberagamaan anak usia 14-16
tahun
15
ketika disuruh orangtua nya yang seperti dikatakannya kadang ketika dia sedang
bermain dengan teman atau bermain Handphone itu dia disuruh ngaji dia terkadang
membantah karena malas hendak pergi mengaji. Tetapi ia juga terkadang pergi
sholat ke mesjid tanpa disuruh dulu oleh orang tuanya.
16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami menyadari bahwa mini riset ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mohon
maaf sebesar – besarnya. Terima kasih kepada dosen pembimbing yang memberikan
tugas mini riset ini kepada kami. Karena, dapat membuat kami memahami dalam
pembuatan mini riset dan semoga mini riset ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
17
DAFTAR PUSTAKA
Syah, Muhibbin (2004) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi,
Bandung:PT Remaja Rosdakarya,
Junaidi M., (2020), Perkembangan Jiwa Beragama Pada Masa Anak-anak. Al-Ikhtibar:
JurnalIlmu Pendidikan,
https://www.academia.edu/36463216/MAKALAH_PERKEMBANGAN_PESERTA_DIDIK_
US IA_12_14_TAHUN (Diakses pada tanggal 12 Oktober 2022 pukul 12.06)
18