Anda di halaman 1dari 21

MINI RISET PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN JIWA

KEBERAGAMAAN ANAK

USIA 14-16 TAHUN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Psikologi Agama


Dosen Pengampuh : Ramadhan Lubis, M.Ag

Disusun Oleh :
KELOMPOK VIII
Muhammad Fathurrahman (0301203255)
Cici Rusmaida (0301203313)
Rizka Ardiyanti (0301191010)

JURUSAN/SEMESTER: PAI / VI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUMATERA UTARA MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur Alhamdulillah senantiasa kita panjatkan kepada Allah Subhanahu


WaTa’ala Tuhan seluruh alam yang maha rahman dan rahim yang mana telah
melimpahkan berkah dan nikmat kepada kita semua terutama nikmat yang paling besar
yaitu nikmat Iman,dan Islam. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan
kita, Nabi Muhammad Shallalahu‘alaihi Wassalam,

Dan terimakasih penulis sampaikan kepada dosen pengampuh mata kuliah


Psikologi Agama bapak Ramadhan Lubis, M.Ag yang telah membimbing pembuatan
mini riset ini sehingga dapat selesai dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan miniriset ini masih terdapat banyak
sekali kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
dapat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan penulisan selanjutnya.
Semoga mini riset ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca

Medan, 02 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah. .............................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................ 2
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ............................................................................ 3
A. Pengertian Pertumbuhan ..................................................................................... 4
B. Pengertian Perkembangan................................................................................... 5
C. Pengertian Jiwa Keberagamaan. ......................................................................... 6
D. Anak Usia 14-16 Tahun. ..................................................................................... 8
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 11
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ....................................................................... 11
B. Tempat dan waktu............................................................................................. 11
C. Sumber Data ..................................................................................................... 11
D. Instrument Pengumpulan Data ......................................................................... 12
E. Analisis Data ..................................................................................................... 13
BAB IV HASIL DAM PEMBAHASAN ................................................................... 14
A. Temuan Umum ................................................................................................. 13
B. Temuan Khusus ................................................................................................ 15
BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 17
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 17
B. Saran. ................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Anak dilahirkan dengan sistem penciptaan terbaik oleh Allah swt, ia telah
memiliki kemampuan bawaan yang bersifat laten. Potensi bawaan ini
memerlukan pengembangan melalui bimbingan dan pemeliharaan yang mantap
lebih-lebih pada anak usia dini. Perkembangan jiwa keagamaan pada anak hampir
sepenuhnya autoritas, maksudnya konsep keagamaan itu akan bekembang pada
diri mereka dipengaruhi oleh faktor dari luar diri mereka.

Fisik atau jasmani manusia baru akan berfungsi secara sempurna jika
dipelihara dan dilatih. Akal dan fungsi mental lainnya pun baru akan berfungsi
jika kematangan dan pemeliharaan serta bimbingan dapat diarahkan
kepadapengeksplorasian perkembangannya. Kemampuan itu tidak dapat dipenuhi
secara sekaligus melainkan melalui pentahapan. Demikian juga perkembangan
agama pada diri anak.

Menurut Zakiah masa pertumbuhan pertama (masa anak-anak) terjadi


pada usia 0-12 tahun.2 Bahkan, lebih dari itu menurutnya sejak masa kandungan
pun, kondisi dan sikap orang tua telah mempunyai pengaruh terhadap
pertumbuhan jiwa keagamaan anaknya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
kondisi jiwa beragama anak dapat berkembang sesuai dengan lingkungan anak
berada. Sesuai dengan prinsip pertumbuhannya, seorang anak yang tumbuh
dewasa, menurut Jalaluddin, memerlukan bimbingan sesuai dengan prinsip yang
dimilikinya, yaitu prinsip biologis, prinsip tanpa daya, dan prinsip eksplorasi.
Orang tua yang memiliki tanggung jawab terhadap pembinaan,
bimbingan, pengembangan serta pengarahan potensi yang dimiliki anak agar
mereka dapat berfungsi dan berperan sebagaimana hakikat kejadiannya, tentu
sangat perlu memahami secara serius perkembangan jiwa agama anak usia dini,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Jalaluddin bahwa pengaruh bimbingan Ibu
Bapak memiliki peran strategis dalam membentuk jiwa agama pada diri anak.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan Psikomotorik jiwa
keberagamaan anak usia 14-16 tahun?
2. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan kognitif jiwa keberagamaan
anak usia 14-16 tahun?
3. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan Afektif jiwa keberagamaan
anak usia 14-16 tahun?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
Psikomotorik jiwa keberagamaan anak usia 14-16 tahun.

2. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kognitif jiwa


keberagamaan anak usia 14-16 tahun.

3. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan Afektif jiwa


keberagamaan anak usia 14-16 tahun.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan memiliki kata asal “tumbuh”. Dalam KBBI sendiri, tumbuh


memiliki arti timbul (hidup) dan bertambah besar atau sempurna. Sehingga secara
istilah, pertumbuhan memiliki pengertian perubahan secara kuantitatif pada fisik
manusia karena beberapa faktor (faktor internal dan eksternal). Perubahan
kuantitaif sendiri dapat di ukur atau dinyatakan dalam satuan serta dapat diamati
secara jelas. Misalnya berupa pertambahan, pembesaran, perubahan ukuran dan
bentuk, hal yang tidak ada menjadi ada, kecil menjadi besar, sedikit menjadi
banyak, pendek menjadi tinggi, serta kurus menjadi gemuk.1

Telah disebutkan diatas, bahwa faktor pertumbuhan ada dua yakni faktor
internal meliputi gen, sel, atom, kromosom atau gizi. Kemudia yang kedua adalah
faktor ekseternal meliputi lingkungan sekitar baik pola hidup maupun olahraga.
Kedua faktir tersebut sama-sama berpengaruh dalam proses pertumbuhan
seseorang. Ketika yang optimal hanya salah satu faktor, maka hasil pertumbuhan
akan kurang maksimal. Sedangkan ketika kedua faktor tersebut dapat berjalan
beriringan dan maksimal, maka pertumbuhan seseorang juga akan berjalan
maksimal.

Karakteristik pertumbuhan adalah adanya perubahan secara kuantitas


yang meliputi jumlah, ukuran, bentuk, luas, tinggi serta berat pada fisisk
seseorang anak. Selain itu, setiap anak telah mengalami pertumbuhan sejak
bertemunya se telur dengan sel ovum dalam kandungan ibu sampai batas usia
tertentu, secara berangsur- angsur. Setiap anak mengalami fase-fase
pertumbuhan yang berbeda tetapi perbedaan tersebut tidak terlalu mencolok
ketika sang anak masuk kategori “normal” atau tidak berkebutuhan khusus terkait
gen atau sel. Perubahan pada pertumbuhan dapat diamati atau dianalisis
menggunakan alat ukur (timbangan untuk berat badan, alat ukur tinggi badan
untuk mengetahui perubahan tinggi badan) serta dapat dinyatakan dalam bentuk

1
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan), (Jakarta: PT Rineka Cipta,
1990) hal 41.
3
huruf atau satuan.

B. Pengertian Perkembangan

Perkembangan tentu memiliki perbedaan dengan peertumbuhan. Ketika


pertumbuhan identik dengan perubahan secara kuantitatif, maka perkembangan
sendiri identik dengan perubahan secara kualitatif. Berdasarkan KBBI,
perkembangan memiliki arti perihal berkembang. Kemudian arti bekembang
sendiri berdasarkan KBBI ialah pertambah, memekar atau membentang.

Dengan demikian dalam ilmu psikologi, perkembangan memiliki arti


perubahan secara kualitatif pada ranah jasmani dan rohani manusia yang saling
berkesinambungan menuju ke arah yang lebih baik atau ke arah yang sempurna.
Yang dimaksud perubahan fisik pada perkembangan manusia ialah mengacu pada
optimaliasasi fungsi-fungsi organ jasmaniah manusia, bukan pada pertumbuhan
jasmaniah itu sendiri. Sehingga dari sini dapat terlihat bahwa pertumbuhan dan
perkembangan adalah sesuatu yang berbeda tetapi saling berkesinambungan atau
berhubungan.2

Karakteristik dari perkembangan ialah meliputi perubahan fungsi-fungsi


organ fisik, fungsi psikologis atau kepribadian, menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar, perkembangan bahasa, perkembangan pemikiran dan
perkembangan sosioemosi. Perkembangan memiliki 2 faktor yang
mempengaruhi, yakni fator internal yang terdiri dari usia dan bakat atau
kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemudian ada faktor eksternal yang
terdiri dari tentang proses pematangan (khususnya pematangan kognitif),3
proses belajar seseorang dalam kehidupan (pengalaman), serta lingkungan
sekitar Proses belajar seseorang dalam kehidupan serta lingkungan adalah salah
satu faktor terpenting dalam perkembangan, karena dengan belajar atau
aktivitas di dalam kehidupan seseorang pasti menemukan sebuah masalah yang
membutuhkan penyelesaian, sehingga disitu pengalaman baru akan muncul,
maka pengalaman dapat dijadikan sebagai “Guru” untuk pendewasaan

2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), hal 41.
3
Ibid., 42.
4
seseorang kearah yang lebih baik atau sempurna. Di dalam pengalam sendiri
terdapat pengetahuan, keamampua mengatasi masalah atau keterampilan serta
sikap.4
Perkembangan dalam diri seseorang sendiri berlangsung sejak anak
mulai lahir kedunia, karena ia belajar mengoptimalkan fungsi-fungsi organ
tubuhnya, meskipun dengan bantuan orang disekitarnya atau orangtua sampai si
anak meningal dunia. Dengan kata lain, perkembangan seseorang berlangsung
sepanjang hayat. Tetapi tiap anak memiliki tempo perkembangan yang
berbeda-beda. Bisa saja si A usia biologisnya adalah 10 tahun tetapi usia
psikologis atau usia perkembangannya masih 9 tahun atau 11 tahun atau mungkin
sesuai, yakni sama 10 tahun. Usia perkembangan seseorang dapat lebih cepat
atau lebih lambat dari usia biologisnya, hal ini terjadi karena berbedanya faktor-
faktor perkembangan yang memhampiri seseorang.5
Perkembangan memiliki sifat multidimensi, yakni integrasi anatara
fikiran, sosioemosi, kognitif, fungsi biologis serta intelegensi sosial. Karena
beberapa hal tersebut tidak berjalan dengan semestinya, maka perkembangan
secara psikologis akan terganggu, sehingga ada beberapa orang yang stres karena
tekanan fikiran atau terganggunya sosioemosi, fikiran dan intelegensi sosialnya.
Selain itu, perkembangan juga bersifat plastis atau kapasitas untuk berubah.
Perubahan dapat kearah yang lebih baik atu bahkan ke arah yang lebih buruk
tergantung faktor yang mendasari dan penyikapan seseorang terhadap masalah
yang dihadapi.
Perkembangan manusia bersifat konsektual maksudnya semua
perkembangan berlangsung dalam sebuah konteks atau setting atau latar tempat.
Misalnya di lingkungan sekolah, universitas, lingkungan kerja, keluarga,
masyarakat, kelompok teman sebaya, tempat ibadah, sebuah perkumpulan atau
komunitas, dan sebagainya. Manusia adalah makhluk yang sedang mengalami
peubahan di dalam dunia atau tempat yang mengalami perubahan. Dari sini

4
Ibid., 43.
5
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2017) hal 56.

5
akan berpenaruh normatif berdasarkan usia, sejarah dan non normatif atau sangat
individual. dalam pengaruh normatif usia ialah adanya masa pubertas dan
manepous yang berakibat pada psikologis seseorang (pubertas remaja anak lebih
cenderung ke teman sebaya dan masa manepous orangtua memiliki sifat sedikit
kekanak-kanakan), serta mencakup sosiobudaya dimana usia 6 tahun anak mulai
masuk usia sekolah atau masuk ke lembaga pendidikan formal dan orangtua usia
50 atau 60 tahun mengalami pensiun kerja. Sedangkan pengaruh normatif
berdasarkan sejarah, misalnya pada tahun sebelum 1945 mengalami masa
penjajahan, kemudian dari sini akan menjadi pembelajaran bagi generasi masa
itu, bahkan menjadi pelajaran juga bagi generasi selanjutnya. Kemudian
pengaruh non- normatif atau sangat individual, misalnya adanya tragedi yang
sangat pribadi (kematian orang tercinta atau orangtua ketika sang anak pada
masa kecil, kebakaran rumah, dan memenangkan undian). Dari peristiwa
individual ini tergantung setiap individu dalam mengatasi atau menyikapinya.
Serta tidak semua individu mengalami hal tersebut.6
C. Pengertian Jiwa Keberagamaan

Manusia dilahirkan dalam keadaan lemah, fisik maupun psikis. Walaupun


dalam keadaan yang demikian ia telah memiliki kemampuan bawaan yang
bersifat laten. Potensi bawaan ini memerlukan pengembangan melalui bimbingan
dan pemeliharaan yang mantap lebih-lebih pada usia dini. Perkembangan jiwa
beragama pada anak-anak umumnya adalah perkembangan yang masih awal,
tetapi sebenarnya sebelum masa anak- anak pun seorang anak telah mendapatkan
sebuah pendidikan tentang keagamaan, yaitu dalam kandungan, masa pranatal dan
masa bayi.7 Walaupun pada saat itu penerimaan pendidikan agama itu belum
dapat diberikan secara langsung misalnya dalam kandungan, seorang janin hanya
bisa menerima rangsangan atau respon dari sang ibu, ketika ibu sedang sholat
mungkin atau mengerjakan perintah – perintah agama lainnya, begitu juga pada
saat bayi dilahirkan, ia hanya menerima rangsangan dari luar misalnya pada saat

6
John W. Santrock, Life Span Development-Perkembangan Masa Hidup, terj. Benedictine
Widyasinta,(Jakarta: Erlangga, 2012), hal 8.
7
Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 63-66

6
sang bayi di azan kan. nah dari itu kita bisa menyimpulkan bahwa masa anak-
anak bukan lah masa yang paling awal mendapatkan pendidikan keagamaan.

Timbulnya jiwa keagamaan pada anak kemantapan dan kesempurnaan


perkembangan potensi manusia yang dibawanya sejak lahir baik jasmani
maupun rohani memerlukan pengembangan melalui pemeliharaan dan latihan.
Jasmaninya baru akan berfungsi secara sempurna jika dipelihara dan dilatih. Akal
dan fungsi mental lainnya pun baru akan menjadi baik dan berfungsi
kematangan dan pemeliharaan serta bimbingan dapat diarahkan kepada
pengeksplorasian perkembangannya. Kesemuanya itu tidak dapat dipenuhi secara
sekaligus melainkan melalui pertahapan. Demikian juga perkembangan agama
pada anak. Menurut beberapa ahli anak dilahirkan bukanlah sebagai makhluk
yang religius. Anak yang baru dilahirkan lebih mirip binatang dan malahan
mereka mengatakan anak seekor kera lebih bersifat kemanusiaan daripada bayi
manusia itu sendiri. Selain itu ada pula yang berpendapat sebaliknya bahwa anak
sejak dilahirkan telah membawa fitrah keagamaan. Fitrah itu baru berfungsi
dikemudian hari melalui proses bimbingan dan latihan setelah berada pada tahap
kematangan.

Ada beberapa teori mengenai pertumbuhan agama pada anak antara lain :
1. Rasa ketergantungan (Sense of Depende)
Teori ini dikemukakan oleh Thomas melalui teori Four Wishes.
Menurutnya, manusia dilahirkan ke dunia ini memiliki empat keinginan,
yaitu:
a) Keinginan untuk perlindungan (security)
b) Keinginan akan pengalaman baru (new experience)
c) Keinginan untuk mendapat tanggapan (response)
d) Keinginan untuk dikenal (recognation)
Berdasarkan kenyataan dan kerjasama dari keempat keinginan itu,
maka bayi sejak dilahirkan hidup dalam ketergantungan. Melalui
pengalaman- pengalaman yang diterimanya dari lingkungan itu kemudian
terbentuklah rasa keagamaan pada diri anak.
2. Insting keagamaan

7
Menurut Woodworth, bayi yang dilahirkan sudah memiliki beberapa
instink diantaranya instink keagamaan. Misalnya insting social pada anak sebagai
potensi bawaannya sebagai makhluk homo socius, baru akan berfungsi setelah
anak dapat bergaul dan berkemampuan untuk berkomunikasi. Jadi insting
sosial itu tergantung dari kematangan fungsi lainnya. Demikian pula instink
keagamaan.8

Memahami konsep keagamaan pada anak-anak berarti memahami sifat


agama pada anak-anak. Sesuai dengan ciri yang mereka miliki, maka sifat agama
pada anak- anak tumbuh mengikuti pola ideas concept on outhority.

Ide keagamaan pada anak sepenuhnya autoritaruis, maksudnya konsep


keagamaan pada diri mereka dipengaruhi oleh faktor dari luar diri mereka. Hal
tersebut dapat dimengerti karena anak sejak usia muda telah terlihat, mempelajari
hal-hal yang berada diluar diri mereka. Mereka telah melihat dan mengikuti apa-
apa yang dikerjakan dan diajarkan orang dewasa dan orang tua mereka tentang
sesuatu yang berhubungan dengan kemashlahatan agama. Orang tua mempunyai
pengaruh terhadap anak sesuai dengan prinsif dengan eksplorasi yang mereka
miliki. Dengan demikian ketaatan kepada ajaran agama merupakan kebiasaan
yang menjadi milik mereka yang mereka pelajari dari para orang tua maupun
guru mereka. Bagi mereka sangat mudah untuk menerima ajaran dari orang
dewasa walaupun belum mereka sadari sepenuhnya manfaat ajaran tersebut.9

D. Anak Usia 14-16 Tahun

Pertumbuhan anak Tunas Remaja sering mengejutkan, karena tiba-tiba


tubuh mereka berubah cepat dan kita tidak lagi bisa mengenali mereka sebagai
anak-anak. Namun demikian di balik tubuh yang bertumbuh tersebut keadaan
kejiwaan mereka masih kekanak-kanakan. Hal ini sering membingungkan anak
Tunas Remaja, karena meskipun mereka tidak lagi dianggap anak-anak tapi
mereka belum bisa diterima di lingkungan orang dewasa.

8
Ibid., 67-68

9
M. Junaidi,, Perkembangan Jiwa Beragama Pada Masa Anak-anak. ( Al-Ikhtibar: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2020 )
801-808
8
Pertumbuhan fisik berkembang sangat pesat, sehingga mengakibatkan
ketidakstabilan. Mereka merasa resah karena hal tersebut, untuk itu mereka
membutuhkan perhatian dan pengertian, serta makanan yang bergizi. Berat dan
tinggi badan anak perempuan bertambah lebih cepat dari anak laki-laki. Rata-rata
anak perempuan memang memiliki kedewasaan fisiologis dua tahun lebih cepat
dibanding anak laki-laki. Baik laki-laki maupun perempuan pada usia ini amat
peka akan keadaan fisik mereka. Karena itu, dalam membina hubungan yang
sehat, jangan biarkan mereka (termasuk gurunya) membuat gurauan/ledekan
mengenai keberadaan fisik anak-anak ini.Sudah mulai mengalami proses
kematangan seksual, dimana anak perempuan mulai mengalami mensturasi. Guru
wanita sebaiknya mulai menyadari hal ini dengan memberikan waktu untuk
berbicara secara pribadi kepada mereka, karena sering mereka malu berbicara
tentang hal ini dengan orang tua mereka sendiri. Pita suara semakin dewasa, yang
menyebabkan suara anak laki-laki berubah. Besar kemungkinan sebagian anak
laki-laki merasa malu karenanya dan enggan untuk menyanyi. Untuk itu, guru
dengan bijaksana harus menyadari hal ini dan tidak memberi celaan kalau suara
mereka mengganggu dalam paduan suara. Sebaliknya berikan dorongan pada
mereka, tapi bukan dengan paksaan. Memasuki masa remaja, anak-anak ini tidak
lagi terlalu suka melakukan berbagai permainan/kegiatan yang menuntut aktivitas
seluruh anggota tubuh mereka (seperti layaknya dilakukan oleh anak-anak usia
pratama dan madya). Mereka sekarang cenderung menyukai permainan
kelompok, permainan yang mempunyai peraturan tertentu serta menuntut
ketrampilan. Ketrampilan, keahlian serta kemampuan fisik merupakan sesuatu
yang amat penting, terutama bagi anak laki-laki.

Inilah usia dimana seorang anak memiliki kepekaan intelektual yang


tinggi, suka mengadakan eksplorasi, diliputi perasaan ingin tahu, dan amat
berminat terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya. Penting bagi guru
untuk merancang berbagai program/aktivitas menarik yang mampu merangsang
daya pikir serta kreativitas mereka. Pada usia ini, seorang anak senang berdebat
dan mengkritik. Mungkin kalimat yang diucapkannya kedengaran kurang sopan,
namun demikianlah caranya mencari tahu mengenai dunia sekitarnya. Guru

9
sebaiknya tidak mudah tersinggung dan marah, melainkan belajar untuk
memahami dan mengenali maksud pertanyaan di balik kalimat mereka yang
mungkin kedengaran sangat tidak sopan. Menuntut segala sesuatu yang logis
dan bisa diajak berpikir secara serius.10

10
https://www.academia.edu/36463216/MAKALAH_PERKEMBANGAN_PESERTA_DIDIK
_US IA_12_14_TAHUN (Diakses pada tanggal 12 Oktober 2022 pukul 12.06)

10
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam rangka menggali data yang diperlukan penelitian ini,maka kami
menggunakan cara pendekatan field study, maksudnya dalam penelitian ini, penulis
mengadakan riset dilapangan, yaitu dibuat berdasarkan observasi dan ditulis dalam
bentuk akademik. Sedangkan untuk jenis metode penelitiannya ialah penelitian
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah kegiatan pengumpulan data dalam rangka menguji
hipotesis atau menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang
berjalan dari pokok suatu penelitian. Traves menyatakan bahwa tujuan utama dalam
penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara
berjalan pada saat penelitian dilakukan,dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejela
tertentu.
B. Tempat dan Waktu
Alamat : Jl. Titi Merah Desa Klambir Lima Kampung Kec. Hamparan Perak

Tanggal : Senin, 1 Mei 2023

Waktu : 14.00 s/d selesai

C. Sumber Data
Dalam penelitian kali ini, peneliti memerlukan sumber data mengenai
Pertumbuhan Dan Pertumbuhan Anak Usia 14-16 tahun. Data yang didapat dari
penelitian ini adalah data langsung, yaitu melalui teknik wawancara kepada anak yang
bersangkutan langsung. Adapun data diri dari narasumber diantaranya, yaitu :
Nama : Rio Gunawan
Ttl : Langkat, 25 Oktober 2008

Umur : 15 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. Titi Merah Desa Klambir Lima Kampung Kec. Hamparan Perak

Agama : Islam
Nama Ayah : Indra Wibawa

Nama Ibu : Ningsih

11
D. Instrumen Pengumpulan Data
Tenik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utamadalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui tehnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapat
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat
dilakukan dalam berbagai setting, sumber dan cara. Adapun metode
pengumpulan data dalam penelitianini adalah sebagai berikut:
1. Metode Observasi
Metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Metode ini
digunakan untuk memperoleh data di lapangan yang berkaitan tentang
pertumbuhan dan perkembangan jiwa keberagamaan anak usia 14-16 tahun di
Jl. Titi Merah Dusun 2 Desa Klambir Lima Kampung Kec. Hamparan Perak
2. Metode Wawancara
Metode Interview (wawancara) adalah bentuk komunikasi antara dua orang,
melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang
lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan beradasarkan tujuan
tertentu. Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai seorang anak laki-laki
berusia 14 tahun.

3 . Metode Dokumentasi

12
E. Analisis Data

1. Totalitas data
Nama : Rio Gunawan
Ttl : Langkat, 25 Oktober 2008
Umur : 15 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Titi Merah Desa Klambir Lima Kampung Kec.
Hamparan Perak
Agama : Islam
Nama Ayah : Indra Wibawa
Nama Ibu : Ningsih
2. Penyajian Data

30% 30%

25%

Kognitif Afektif Psikomotorik

Dari data diagram di atas terlihat bahwa jiwa keagamaan anak dalam
pengetahuankognitif lebih besar dari pada pengetahuan afektif dan psikomotorik
pada anak karena anak lebih menguasai pengetahuan agamanya dibandingkan
dengan sikap danketerampilannya terhadap jiwa keagamaannya.

3. Pengambilan Kesimpulan

Dari hasil wawancara yang sudah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa jiwa
keberagamaan anak usia 14-16 tahun sudah banyak mengetahui tentang ilmu dasar
agama, bahkan untuk anak usia 14-16 dengan kemampuan kognitif yang baik ini
sudah sangat baik untuk anak seusianya. Akan tetapi untuk anak 14-16 tahun anak
tersebut mungkin sesekali masih belum bisa mengontrol emosinya.

13
BAB IV

Hasil dan Pembahasan

A. Temuan Umum

Mengenai temuan umum bahwa hasil profil dari anak usia 14-16 tahun adalah
sebagaiberikut :
Nama : Rio Gunawan
Ttl : Langkat, 25 Oktober 2008
Umur : 15 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl.Titi Merah Desa Klambir Lima Kampung Kec.
Hamparan Perak
Agama : Islam
Nama Ayah : Indra Wibawa
Nama Ibu : Ningsih
B. Temuan Khusus

1. Apakah Rio sudah bisa sholat?

➢ Sudah.

2. Sudah sholat lima waktu?

➢ Belum, masih ada sholat yang sekali- sekali yang saya tinggalkan.

3. Apakah Rio sholat di Masjid atau dirumah?


➢ Kadang di Masjid kadang dirumah .
4. Kalau mau sholat tunggu disuruh dulu atau ketika dengar azan langsung sholat?

➢ Kadang ketika teman ada yang ke mesjid saya ikut kak tanpa disuruh,
kadang juga masih disuruh orang tua.
5. Apakah Rio bisa mengaji?

➢ Bisa.
6. Apakah ada surah-surah Al-Quran yang sudah dihapal?

➢ Ada, saya sudah hafal beberapa surah di Juz 30.

7. Apakah sudah bisa membaca Al-Quran dengan benar seperti panjang pendeknya
sudah bisa?
➢ Sudah, kalau panjang pendeknya, qolqolah juga saya sudah bisa, tetapi untuk

14
membaca Al-Quran yang benar-benar ketentuannya itu belum bisa.
8. Apakah Rio hafal doa-doa ketika memulai kegiatan itu doanya apa saja?

➢ Doa makan, doa selesai makan, doa mau tidur,doa bangun tidur, doa masuk wc,
doa keluar wc, doa mau belajar, doa selesai belajar, dan doa sebelum keluar
rumah.
9. Ketika puasa Ramadhan Rio puasa nya sudah full atau masih setengah hari?

➢ Kalau puasa saya sudah full. Akan tetapi ada di beberapa hari yang saya masih
belum full.
10. Apakah Rio mengetahui apa saja rukun iman dan rukun islam?

➢ Tau. Saya sudah hapal itu dari waktu sekolah dasar.

11. Apakah Rio ketika disuruh pergi ngaji atau sholat Rio pernah marah atau melawan
karena tidak mau disuruh ?
➢ Pernah, kadang ketika saya sedang bermain dengan teman atau bermain
Handphone itu saya disuruh ngaji kadang saya juga pernah males, jadi kadang
saya marah.
C. Pembahasan
a. Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif Jiwa Keberagamaan anak usia 14-16
tahun

Kognitif adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan proses belajarmengajar


untuk memahami dan mengenali peristiwa. Pada kali inilah proses praktik
penelitian kecerdasan kognitif berperan saat mengolah pengetahuan. Berdasarkan
definisi tersebut ternyata anak sudah bisa membaca Al-Quran, melaksanakan sholat
lima waktu dan sudah menghafal doa-doa sebelum melakukan kegiatan, seperti doa
makan, doa selesai makan, doa mau tidur, doa bangun tidur, doa masuk wc, doa
keluar wc, doa mau belajar, doa selesai belajar, dan doa sebelum keluar rumah.

b. Pertumbuhan dan Perkembangan Afektif Jiwa Keberagamaan Anak Usia 14-16


tahun

Afektif merupakan tujuan-tujuan yang berkenaan dengan kondisi emosi


seseorang. Dalam hal ini ranah afektif dimaksudkan untuk menggugah emosi siswa
agar ikut berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan definisi
tersebut ternyata anak terkadang masih belum bisa mengontrol emosinya sendiri

15
ketika disuruh orangtua nya yang seperti dikatakannya kadang ketika dia sedang
bermain dengan teman atau bermain Handphone itu dia disuruh ngaji dia terkadang
membantah karena malas hendak pergi mengaji. Tetapi ia juga terkadang pergi
sholat ke mesjid tanpa disuruh dulu oleh orang tuanya.

c. Pertumbuhan dan Perkembangan Psikomotorik Jiwa Keberagamaan Anak usia 14-


16 tahun

Psikomotorik merupakan salah satu cara untuk mengukur kemampuan atau


keterampilan seorang anak. Ranah ini masuk dalam penilaian praktek yang ada
dalam pembelajaran dan arti Pendidikan Psikomotor adalah salah satu ranah yang
menilai keterampilan (skill) atau kemampuan melakukan sesuatu setelah seseorang
menerima pembelajaran pada bidang tertentu. Hasil belajar motorik akan terlihat
ketika seseorang telah menerima pembelajaran dan telah dinilai secara kognitif.
Berdasarkan definisi tersebut ternyata anak tersebut sudah mampu membaca Al-
Quran serta panjang pendek dalam membaca Al-Quran juga sudah ia pahami.

16
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Kognitif adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan proses belajar


mengajar untuk memahami dan mengenali peristiwa. Pertumbuhan dan
Perkembangan kognitif jiwa keberagaman pada anak usia 14-16 tahun dapat
dilihat ketika anak tersebut bisa membaca Al-Quran, melaksanakan sholat lima
waktu dan sudah bisa menghafal doa- doa sebelum melakukan kegiatan.

2. Afektif merupakan tujuan-tujuan yang berkenaan dengan kondisi emosi


seseorang. Anak usia 14-16 tahun biasanya masih belum bisa mengontrol
emosinya sendiri. Pertumbuhan dan perkembangan afektif jiwa keberagaman
anak usia 14-16 tahun dapat dilihat ketika seorang anak disuruh orangtua nya
untuk pergi mengaji namun dia terkadang membantah karena malas untuk pergi
mengaji. Tetapi terkadang dia juga pergi sholat ke mesjid tanpa disuruh terlebih
dahulu oleh orang tuanya.
3. Psikomotorik merupakan salah satu cara untuk mengukur kemampuan atau
keterampilan seorang anak. Pertumbuhan dan Perkembangan psikomotorik jiwa
keberagaman anak usia 14-16 tahun dapat dilihat ketika anak tersebut sudah
mampu membaca Al-Quran serta panjang pendeknya dan juga dapat
memahami isi dari Al-Qur'an.

B. Saran
Kami menyadari bahwa mini riset ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mohon
maaf sebesar – besarnya. Terima kasih kepada dosen pembimbing yang memberikan
tugas mini riset ini kepada kami. Karena, dapat membuat kami memahami dalam
pembuatan mini riset dan semoga mini riset ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA

Soemanto Wasty, ( 1990) Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan),


Jakarta: PT Rineka Cipta,

Syah, Muhibbin (2004) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru Edisi Revisi,
Bandung:PT Remaja Rosdakarya,

Santrock, John W. ( 2012), Life Span Development-Perkembangan Masa Hidup, terj.


Benedictine Widyasinta, Jakarta: Erlangga,

Jalaluddin, (2003), Psikologi Agama Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

Junaidi M., (2020), Perkembangan Jiwa Beragama Pada Masa Anak-anak. Al-Ikhtibar:
JurnalIlmu Pendidikan,

https://www.academia.edu/36463216/MAKALAH_PERKEMBANGAN_PESERTA_DIDIK_
US IA_12_14_TAHUN (Diakses pada tanggal 12 Oktober 2022 pukul 12.06)

18

Anda mungkin juga menyukai