Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN DAN JIWA KEAGAMAAN

Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Psikologi Agama

Dosen mengampuh : Alihot Sinaga, M. Sos

Nnn

Di susun oleh Kelompok 6

Leny andari
Arindi Frasella Nst
Luthfiyah Arifah Sipayung
Irfan Dmk

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM - A

STIT AL- HIKMAH KOTA TEBING TINGGI

2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah swt karena atas
limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya semata, penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan
judul: “ Pendidikan Dan Jiwa Keagamaan”. Shalawat dan salam semoga tetap
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, para keluarga, sahabat-sahabat dan pengikut-
pengikutnya sampai hari penghabisan.

Semoga dengan tersusunnya Makalah ini dapat berguna bagi semua dalam
memenuhi tugas dari mata kuliah psikologi agama dan semoga segala yang tertuang dalam
Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca dalam rangka
membangun khasanah keilmuan. Makalah ini disajikan khusus dengan tujuan untuk
memberi arahan dan tuntunan agar yang membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih
bermakna.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan belum sempurna. Untuk itu penulis berharap akan kritik dan saran yang
bersifat membangun kepada para pembaca guna perbaikan langkah-langkah selanjutnya.

Akhirnya hanya kepada Allah swt penulis kembalikan semua, karena


kesempurnaan hanya milik Allah swt semata.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tebing Tinggi, 10 November 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 2

A. Pengertian Pendidikan................................................................................................ 2
B. Pengertian Jiwa Keagamaan...................................................................................... 3
C. Pengaruh Pendidikan Terhadap Pembentukan Jiwa Keagamaan............................... 4
D. Peran Pendidikan Dalam Pembentukan Jiwa Keagamaan......................................... 4
E. Kontribusi Jiwa Keagamaan Dalam Pendidikan........................................................ 6

BAB III PENUTUP........................................................................................................ 7

A. KESIMPULAN......................................................................................................... 7
B. DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………… 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan dan kejiwaan agama adalah dua yang saling berkaitan dan penting dalam
kehidupan manusia. Pendidikan agama bertujuan untuk memberikan pemahaman yang
mendalam tentang keyakinana dan praktik agama tertentu. Sementara kejiwaan agama
berkaitan dengan pengembangan spiritual dan kesejahteraan emosional individu dalam
konteks agama.
Pendidikan merupakan usaha membuat manusia menjadi lebih dewasa dengan
berbagai cara. Dengan pendidikan manusia akan menjadi mengerti tugas-tugas yang harus
ia kerjakan, dan ia juga akan lebih dapat menyempurnakan dirinya sebagai manusia.
Meskipun para ahli masih belum memiliki kesepakatan tentang asal usul jiwa
keagamaan pada manusia, namun pada umumnya mereka mengakui peran pendidikan
dalam menanamkan rasa dan sikap keberagaman pada manusia. Dengan kata lain,
pendidikan dinilai, memiliki peran penting dalam upaya menanamkan rasa keagamaan
pada seseorang anak. Kemudian melalui pendidikan pula dilakukan pembentukan
keagamaan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian dari pendidikan?
2. Apa itu pengertian dari jiwa keagamaan ?
3. Apa pengaruh pendidikan terhadap pembentukan jiwa keagamaan ?
4. Apa peran pendidikan dalam pembentukan jiwa keagamaan ?
5. Apa saja kontribusi jiwa keagamaan dalam pendidikan ?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian pendidikan
2. Dapat mengetahui pengertian jiwa keagamaan
3. Dapat mengetahui pengaruh pendidikan terhadap pembentukan jiwa keagamaan
4. Dapat mengetahui peran pendidikan dalam pembentukan jiwa keagamaan
5. Dapat mengetahui kontribusi jiwa keagamaan dalam pendidikan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan
Kata “pendidikan” yang umum kita gunakan sekarang, dalam Bahasa arabnya adalah
“tarbiyah”, dengan kata kerja “rabba”.Kata“pengajaran” dalam Bahasa arabnya adalah
“ta’lim” dengan kata kerjanya “alama”. Pendidikan dan pengajaran dalam bahasa arabnya
“tarbiyahwata’lim” sedangkan “pendidikan Islam” dalam bahasa arabnya adalah
“tarbiyah Islamiyah”. Kata kerja rabba (mendidik) sudah di gunakan pada zaman nabi
Muhammad SAW (Drajat, 2000: 25).
Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara “pendidikan berarti daya Upaya untuk
memajukan perkembangan budi pekerti” (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani
anak – anak. Maksudnya adalah supaya dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu
kehidupan anak – anak, selaras dengan alamnya dan masyarakatnya. 1
Pendidikan ialah suatu aktivitas untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian
manusia yang berjalan seumur hidup. Pendidikan pada hakikatnya adalah pengembangan
potensi atau kemampuan manusia secara menyeluruh yang pelaksanaannya dilakukan
dengan cara mengajarkan pelbagai pengetahuan dan kecakapan yang dibutuhkan oleh
manusia itu sendiri.2 Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama.3
Definisi di atas telah menunjukkan bahwa pendidikan adalah suatu cara untuk
mendidik seorang agar mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan itu sendiri. Begitu juga
dengan pendidikan menurut Islam yaitu bimbingan yang diberikan kepada orang lain agar
berkembang sesuai dengan dasar-dasar ajaran Islam. Sebab dalam pendidikan Islam
terkandung arahan yang menunjukkan terhadap perbaikan sikap mental dan tingkah laku
yang sesuai dengan ajaran Islam baik itu untuk diri sendiri maupun orang lain. Dari sini
dapat dijelaskan bahwa pendidikan dalam Islam ialah bimbingan seorang pendidik
terhadap anak didik sesuai dengan ajaran Islam agar menjadi seorang muslim yang
seutuhnya.
1
Kamsi, N. (2017). Pengaruh Pendidikan Dan Kebudayaan Terhadap Jiwa Keagamaan. El-Ghiroh:
Jurnal Studi Keislaman, 12(1), hal. 30
2
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, cetakan XIV (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hal. 35.
3
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam,cetakan XI (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014), hal. 24.

2
B. Pengertian Jiwa Keagamaan
Jiwa adalah roh manusia yang ada di dalam tubuh dan menyebabkan hidup 4 jadi,
manusia memiliki dua unsur yaitu roh dan jasad, dua hal ini saling berkaitan. Jasad
dikatakan hidup apabila roh sudah tercabut dari jasad maka manusia tersebut dikatakan
mati.
Jiwa sering juga di sebut dengan Rohani yang merupakan aspek individu dan bersikap
abstrak , immaterial, tidak dapat diamati dan kekal. Seorang filsuf klasik yaitu plato (427-
347) membagi jiwa menjadi tiga aspek kekuatan yaitu :
1. Pikir atau kognisi, yang berada di kepala
2. Kehendak yang berada di dada
3. Keinginan yang berada di perut 5
Tetapi pendapat-pendapat diatas sifatnya hanya teoritis, yang pada kenyataanya jiwa
itu sendiri tidak dapat dibagi-bagi. Pada prinsipnya antara jasad dan Rohani keduanya
merupakan satu kesatuan (saling berhubungan).
Perkembangan kejiwaan seseorang adalah sebuah bentuk kewajaran dan pasti terjadi
dalam diri seseorang. Oleh karena itu pendidikan merupakan suatu keniscayaan dalam
mengarahkan proses perkembangan kejiwaan. Terlebih lagi dalam lembaga pendidikan
Islam, tentu akan mempengaruhi bagi pembentukan jiwa keagamaannya. Jiwa keagamaan
ini perlu ditanamkan pada anak sejak usia dini. Tujuan pendidikan Islam adalah membina
manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai
hamba dan khalifah di muka bumi, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep
yang ditetapkan Allah swt. Atau dengan kata yang lebih singkat untuk bertaqwa kepada
Allah swt. Dengan demikian pendidikan harus mampu membina, mengarahkan dan
melatih potensi jasmani, jiwa, akal dan fisik manusia seoptimal mungkin agar dapat
melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi. Esensi pendidikan agama Islam
terletak pada kemampuannya untuk mengembangkan potensi anak agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa dan dapat tampil sebagai khalifatullah fi al-ardh. Esensi ini
menjadi acuan terhadap metode pembelajaran untuk mencapai tujuan yang maksimal. 6

4
Tim Penyusun Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi
Kedua, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), hal. 364
5
M. Ali Dam M. Asrori, Psikologi Remaja, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal.1
6
smail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, cetakan IV (Semarang: Rasail Media
Group, 2009), hal. 3

3
C. Pengaruh Pendidikan Terhadap Pembentukan Jiwa Keagamaan
Menurut Jalaluddin, Jiwa agama biasa juga disebut dengan psikologi agama.
Sedangkan secara umum psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa
manusia yang normal, dewasa dan beradab. Sedangkan menurut Robert H. Thouless,
psikologi sekarang dipergunakan secara umum untuk ilmu tentang tingkah laku dan
pengalaman manusia. Selanjutnya, agama juga menyangkut masalah yang berhubungan
dengan kehidupan batin manusia. Agama sebagai bentuk keyakinan, memang sulit diukur
secara tepat dan rinci. Akan tetapi Harun Nasutiaon mengemukankan pendapat tentang
pengertian agama, yaitu undang-undang atau hukum. Dengan demikian psikologi agama
menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat. Adalah mempelajari kesadaran agama pada seseorang
yang pengaruhnya terlihat dalam kelakuan dan tindak agama orang itu dalam hidupnya.7
Perkembangan kejiwaan seseorang adalah sebuah bentuk kewajaran dan pasti terjadi
dalam diri seseorang. Oleh karena itu pendidikan merupakan suatu keniscayaan dalam
mengarahkan proses perkembangan kejiwaan. Terlebih lagi dalam lembaga pendidikan
islam, tentu akan mempengaruhi bagi pembentukan jiwa keagamaan. Jiwa keagamaan ini
perlu ditanamkan pada anak sejak usia dini.8

D. Peran Pendidikan Dalam Pembentukan Jiwa Keagamaan


Sesuai dengan peran dan fungsinya, pendidikan merupakan jenjang setelah
pendidikan keluarga. pendidikan agama mempunyai peran yang sangat efektif dalam
perkembangan rasa keagamaan seseorang. Usia anak yang beranjak dewasa dibarengi
rasa keingintahuan yang menggebu menjadi pintu bagi penanaman nilai-nilai keagamaan.
Di antara pendidikan kelembagaan yaitu sekolah, yang dimaksud dengan pendidikan
sekolah di sini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur,
sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat, mulai dari
taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Ada beberapa karakteristik proses
pendidikan yang berlangsung di sekolah ini, yaitu: pendidikan diselenggarakan secara
khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarkis, usia anak didik di
suatu jenjang pendidikan relative homogen, waktu pendidikan relative lama sesuai
dengan program pendidikan yang harus diselesaikan, materi atau isi pendidikan lebih
banyak bersifat akademis dan umum, adanya penekanan tentang kualitas pendidikan
sebagai jawaban terhadap kebutuhan dimasa yang akan datang.
7
Quraish Shihab. Membumikan al Qur`an. Bandung : Mizan. 1992, hlm. 12
8
Sudarto, Pengaruh Pendidikan Terhadap Pembentukan Jiwa Agama, Jurnal Al- Lubab, Vol.4 No.
1(2018), hlm.25

4
Fungsi sekolah dalam kaitannya dengan pembentukan jiwa keagamaan pada anak,
antara lain sebagai pelanjut pendidikan agama di lingkungan keluarga atau membentuk
jiwa keagamaan pada diri anak yang tidak menerima pendidikan agama dalam
keluarga.dengan kata lain sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam mendidik
anak-anak. Dalam konteks ini guru agama harus mampu mengubah sikap anak didiknya
agar menerima pendidikan agama yang diberikannya.9 Dalam perspektif Islam, fungsi
sekolah sebagai media realisasi pendidikan berdasarkan tujuan pemikiran, aqidah dan
syari‟ah dalam upaya penghambaan diri terhadap Allah swt dan mentauhidkanNya
sehingga manusia terhindar dari penyimpangan fitrahnya. Artinya perilaku anak
diarahkan agar tetap mempertahankan naluri keagamaan tidak keluar dari bingkai
normativisme Islam.
Proses perubahan sikap dari tidak menerima ke sikap menerima berlangsung melalui
tiga tahap perubahan sikap. Proses pertama adalah adanya perhatian, kedua adanya
pemahaman, dan ketiga adanya penerimaan. Caranya yaitu pertama, pendidikan yang
diberikan harus dapat menarik perhatian peserta didik. Untuk menopang pencapaian itu,
maka guru agama harus dapat merencanakan materi, metode serta alat-alat bantu ynag
memungkinkan anak-anak memberikan perhatiannya. Kedua, para guru agama harus
mampu memberikan pemahaman kepada anak didik tentang materi pendidikan yang
diberikannya. Pemahaman ini akan lebih mudah diserap jika pendidikan agama yang
diberikan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Jadi, tidak terbatas pada kegiatan yang
bersifat hafalan semata. Ketiga, penerimaan siswa terhadap materi pendidikan agama
yang diberikan. Penerimaan ini sangat tergantung dengan hubungan antara materi dengan
kebutuhan dan nilai bagi kehidupan anak didik. Dan sikap menerima tersebut pada garis
besarnya banyak ditentukan oleh sikap pendidik itu sendiri, antara lain memiliki keahlian
dalam bidang agama dan memiliki sifat-sifat yang sejalan dengan ajaran agama seperti
jujur dan dapat dipercaya. Kedua ciri ini akan sangat menentukan dalam mengubah sikap
para anak didik.10
Menjadi guru adalah pekerjaan yang sungguh mulia. Ia bertanggung jawab tidak
hanya menjadikan para anak manusia pandai di bidang ilmu pengetahuan, tetapi juga
bermoral baik dalam kehidupan ini. Seorang anak manusia yang pada mulanya tidak
mengerti apa-

9
Jalaluddin, Psikologi Agama (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2007), hal. 257.
10
Ibid

5
apa, di hadapan seorang guru dididik untuk memahami kehidupan secara lebih baik
dan mengenal dunia. Di pundaknyalah ada tugas dan tanggung jawab keberlangsungan
masa depan generasi yang lebih cerdas dan berperadapan.11

E. Kontribusi Jiwa Keagamaan Dalam Pendidikan


Education (pendidikan) dan jiwa keagamaaan sangat terkait, karena pendidikan tanpa
agama ibaratnya bagi manusia akan pincang. Sedang jiwa keagamaan yang tanpa melalui
menegemant pendidikan yang baik, maka juga akan percuma. Diantara kegunaan jiwa
bragama yaitu sejalan dengan ruang lingkup kajiannya telah banyak memberi sumbangan
dalam emecahkan persoalan kehidupan manusia kaitannya dengan agama yang dianutnya,
perasaan keagamaan itu dapatmempengaruhi ketentraman batinnya baik konflik itu terjadi
pada diri seseorang hingga ia menjadi lebih taat menjalankan ajaran agamanya maupun
tidak.
Jiwa beragama dapat di manfaatkan dalam berbagai lapangan kehidupan seperti dalam
bidang pendidikan, psikoterapi dan dalam lapangan lain dalam kehidupan. Di bidang
industri, psikologi juga dapat dimanfaatkan. Misalnya, adanya ceramah agama islam guna
untuk menyadarkan para buruh dari perbuatan yang tak terpuji dan merugikan
perusahaan.Dalam banyak kasus, pendekatan psikologi agama, baik langsung maupun
tidak langsung dapat digunakan untuk membangkitkan perasaan dan kesadaran beragama.
Selain itu dalam pendidikan psikologi agama dapat difungsikan pada pembinaan moral
dan mental keagamaan peserta didik.
Ajaran agama Islam berintikan keyakinan (aqidah), ibadah, syariah dan akhlak yang
sangat membantu dalam mengatasi kehidupan remaja yang serba kompleks. Sebagaimana
telah dikemukakan bahwa tujuan utama dari pendidikan dalam keluarga adalah
penanaman iman dan moral terhadap diri anak.

11
Akhmad Muhaimin Azzet, Menjadi Guru Favorit, cetakan I (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hal.
13.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran pendidikan dalam mempengaruhi sikap dan jiwa keagamaan seseorang sangat
besar. Hal itu ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari yang tampak riil. Karena pada
dasarnya seorang manusia itu dilahirkan dengan membawa potensi dasar, dan selanjutnya
potensi tersebut dikembangkan dengan pendidikan. Pentingnya pendidikan dalam
mempengaruhi jiwa keagamaan seseorang dapat diibaratkan seseorang yang tanpa
pendidikan akan sama seperti binatang bahkan akan lebih jelek akhlaknya dari pada
binatang.
pendidikan mempunyai pengaruh besar terhadap jiwa keagamaan yang timbul pada
seseorang. Karena jiwa keagamaan yang dimiliki seseorang paling besar dipengaruhi oleh
faktor pendidikannya. Perkembangan kejiwaan seseorang adalah sebuah bentuk
kewajaran dan pasti terjadi dalam diri seseorang. Oleh karena itu pendidikan merupakan
suatu keniscayaan dalam mengarahkan proses perkembangan kejiwaan. Jiwa keagamaan
ini perlu ditanamkan pada anak sejak usia dini. Pendidikan agama adalah bentuk
pendidikan nilai, karena itu maksimal dan tidaknya pendidikan agama tergantung dari
faktor yang dapat memotivasi untuk memahami nilai agama. Semakin suasana pendidikan
agama membuat betah maka perkembangan jiwa keagamaan akan dapat tumbuh dengan
optimal. Jiwa keagamaan ini akan tumbuh bersama dengan suasana lingkungan
sekitarnya. Apabila jiwa keagamaan telah tumbuh maka akan terbentuk sikap keagamaan
yang termanifestasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

7
DAFTAR PUSTKAKA

Busthomi, Y., & A’dlom, S. (2019). Pengaruh Pendidikan Terhadap Jiwa Keagamaan. Jurnal
Ats-Tsaqofi, 1(1).
Kamsi, N. (2017). Pengaruh Pendidikan Dan Kebudayaan Terhadap Jiwa Keagamaan. El-
Ghiroh: Jurnal Studi Keislaman, 12(1).
Muhibbin Syah, (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, cet. XIV
Tafsir Ahmad, (2014). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, cet.XI
Sudarto, (2018). Pengaruh Pendidikan Terhadap Pembentukan Jiwa Agama, Jurnal Al-
Lubab, Vol.4 No.1
M. Asrori Dam M. Ali Dam, (2004). Psikologi Remaja, Jakarta: Bumi Aksara.
Jalaluddin, (2007). Psikologi Agama, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai