ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tentang “ Peran Pendidikan Islam di
sekolah dan keluarga”.
Makalah ini disusun untuk tugas individu dan agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang pentingnya peran pendidikan agama islam untuk lingkungan keluarga dan sekolah.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya.Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas dan
memberikan informasi untuk pembacanya untuk peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
Penulis
26 April 2021
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia, pendidikan memiliki peranan penting dalam
membentuk generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat
menghasilkan manusia berkualitas, bertanggung jawab dan mampu meng-antisipasi
masa depan. Pendidikan dalam maknanya yang luas senantiasa menstimulir,
menyertai perubahan-perubahan dan perkembangan umat manusia. Selain itu, upaya
pendidikan senantiasa menghantar, membimbing perubahan dan perkembangan
hidup serta kehidupan umat manusia.
Dalam pandangan Islam, tanggung jawab pendidikan tersebut di-bebankan
kepada setiap individu. Dalam QS. al-Tahrim (66) 6 Allah swt ber-firman (wahai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka).
Dalam implementasinya, orang tualah sebagai penanggungjawab pendidikan di
lingkungan keluarga atau di rumahtangga; guru-guru dan pengelolah sekolah
termasuk pemerintah sebagai penanggungjawab pendidikan di lingkungan sekolah;
tokoh masyarakat dan selainnya sebagai penanggungjawab pendidikan di
lingkungan masyarakat. Ketiga pihak ini, masing-masing memiliki tanggung jawab
pendidikan secara tersendiri dalam lingkungannya masing-masing, namun tidaklah
berarti bahwa mereka hanya bertanggung jawab penuh di lingkungannya, tetapi juga
memiliki tanggung jawab yang signifikan dalam lingkungan pendidikan lainnya.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu pendidikan agama islam
2. Untuk mengetahui bagaimana peranan agama islam dalam sekolah
3. Untuk mengetahui bagaimana peranan agama islam dalam keluarga
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah
pengalaman tertentu yang direncanakan dalam sebuah kurikulum. Tujuan
akhir adalah tujuan yang dikehendaki agar peserta didik manusia-manusia
yang sempurna (insane kamil). Sedangkan tujuan operasional adalah tujuan
praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.
Tujuan pendidikan agama islam dalam perspektif para ulama muslim.
• Menurut abdul rahman shaleh mengatakan mengatakan bahwa
pendidikan islam bertujuan untuk membentuk kepribadian sebagai
khalifah Allah swt, sekurang-kurangnya mempersiapklan diri kepada
tujuan akhir, yakni beriman kepada Allah dan tunduk serta patuh
secara total kepadanya.
• Menurut Imam Al-Gazali mengatakan ada dua tujuan utama yakni,
membentuk insan purna yang pada akhirnya dapat mendekatkan diri
kepada Allah swt. Dan membentuk insane purna untuk memperoleh
kebahagiaan dunia maupun akhirat.
• Menurut Hasan Lagulung dalan bukunya asas-asas pendidikan islam,
hasan lagulung mnjelaskan, bahwa tujuan pendidikan harus dikaitkan
dengan tujuan hidup manusia, atau lebih tegasnya, tujuan hidup untuk
menjawab persoalan, untuk apa kita hidup yakni semata-mata hanya
untuk menyembah kepada Allah swt.
4
dukungan yang lebih luas, dalam mewujudkan tujuan pendidikan secara nyata.
Sebagai pendidikan yang berlebel agama, maka pendidikan islam memiliki
transmisispritual yang lebih nyata dalam proses pengajarannya disbanding dengan
pendidikan umum, sekalipun lembaga ini juga memiliki muatan serupa.
Kejelasannya terletak pada keinginan pendidikan islam untuk mengembangkan
keseluruhan aspek dalam diri anak didik secara berimbang, baik aspek intelektual,
imajinasi dan keilmiahan, kulturan serta kepribadian. Karena itulah pendidikan islam
memiliki beban yang multi paradigm, sebab berusaha memadukan unsure profane
dan imanen, dimana dengan pemaduan ini, akan membuka kemungkinan
terwujudnya tujuan inti pendidikan islam yaitu melahirkan manusia-manusia yang
beriman dan berilmu pengetahuan, yang satu sama lainnya saling menunjang.
Antara ilmu pengetahuan dan pendidikan islam tidak dapat dipisahkan,
karena perkembangan masyarakat islam, serta tuntutannyadalam membangun
manusia seutuhnya (jasmani dan rohani) sangat ditentukan oleh kualitas dan
kuantitas ilmu pengetahuan yang dicerna melalui proses pendidikan. Proses
pendidikan tidak hanya menggali dan mengembangkan sains, tetapi juga, lebih
penting lagi yaitu dapat menemukan konsepsi baru ilmu pengetahuan yang utuh,
sehingga dapat membangun masyarakat islam sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan yang diperlukan.
Secara sederhana sekolah merupakan lembaga pendidikan, tempat peserta
didik melakukan interaksi proses belajar mengajar (menurut tingkatan atau jurusan
tertentu), secara formal batasan ini memberikan suatu lembaga pelaksa internalisasi
nilai-nilai dari suatu kebudayaan kepada peserta didik secara terarah dan memiliki
tujuan dalam perspektif pendidikan islam. Setidaknya ada dua sendi asasi bagi proses
tersebut.
1) Tujuan yang jelas sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT.
2) Memiliki kurikulum yang sistematism, dan memuat materi bagi terjadinya
proses berfikir dan bertingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai ilahiyah
kepada peserta didik.
Meskipun sekolah merupakan sarana transformasi kebudayaan suatu
mesyarakat, namun eksistensi kebudayaan secara umum, eksistensinya hanya
merupakan subculture dari totalitas kebudayaan manusia, kondisi ini menjadikan
5
sekolah sebagai lembaga yang paling besar peranannya dalam proses dinamika
budaya manusia. Hal ini desebabkan oleh tiga faktor :
1) Sekolah merupakan tempat berkumpulnya peserta didik yang berasal dari
latar belakang kebudayaan yang berbeda. dalam hal ini sekolah berfungsi
untuk mengakumulasi berbagai bentuk latar belakang kebudayaab berbagai
kebudayaan peserta didik dalam suatu bentuk sistem kebudayaan.
2) Eksistensi sekolah merupakan miniatur untuk melihat sejauh mana maju
mundurnya suatu negara.
3) Sekolah merupakan tempat dimana peserta didik menerima berbagai macam
bentuk keterampilan yang secara pragmatis dapat di pergunakan dalam
kehidupan nya.
Dalam konteks ini, ada delapan fungsi sekolah :
1) Yaitu untuk mempersiapak anak untuk suatu pekerjaan
2) Memberikan keterampilan dasar
3) Membuka kesempatan, memperoleh nasib
4) Menyediakan tenaga pembangunan
5) Membantu memecahkan masalah sosial
6) Mentransfer kebudayaan
7) Membentuk manusia sosial
8) Alat mentransfer kebudayaan.
7
b) Fungsi pendidikan agama islam bagi sekolah
Fungsi Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah Abdul
Majid, dan Dian Andayani, dalam bukunya Pendidikan Agama Islam
Berbasis Kompotensi, yakni sebagai berikut:
• Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta
didik kepada Allah swt yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. Pada dasarnya kewajiban menanamkan keimanan dan
ketakwaan di lakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah
berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak
melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan
ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
• Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagian
hidup didunia dan di akhirat.
• Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam.
• Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
• Pencegahan, yaitu untuk menangkal, hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seutuhnya.
• Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
system dan fungsional.
• Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama islam agar bakat tersebut dapat
berkembangsecara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan bagi orang lain.
8
C. Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga
Lingkungan pertama dalam pendidikan islam adalah lingkungan keluarga
ajaran islam menekankan agar setiap manusia dapat memelihara keluarganya dari
bahaya api siksa neraka, juga termasuk menjaga anak dan harta agar tidak menjadi
fitnah yaitu dengan cara mendidik anak dengan sebaik-baiknya. Pendidikan anak
mutlak dilakukakan oleh orang tuanya untuk menciptakan pribadi anak yang
maksimal. Sebagaimana firman Allah dalam surat At-Tahrim ayat 6:
ياايها الذين امنوا قوا انفسكم واهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها ملئكة غالظ شداد اليعصون هللا ما
امرهم ويفعلون ما يؤمرون.
Artinya:
“wahai orang yang beriman! peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada allah terhadap apa yang dia perintahkan
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Dalam islam, keluarga dikenal dengan istilah usyrah, nasl, ‘ali, dan nasb.
keluarga dapat diperoleh melalui keturunan (anak, cucu), perkawinan (suami, istri),
persusuan, dan pemerdekaan. keluarga (kawula dan warga) dalam pandangan
antropologi adalah suatu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia sebagai
makhluk soaial yang memiliki tempat tinggal dan ditandai oleh kerja sama ekonomi,
berkembang, mendidik, melindungi, merawat, dan sebagainya. Anggota inti
keluarga adalah ayah, ibu, anak. Ayah merupakan sumber kekuasaan yang
memberikan pendidikan anakanya tentang manajemen dan kepemimipinan, sebagai
penghubung antara keluarga dan masyarakat dengan memberikan pendidikan
anaknya komunikasi terhadap sesamanya, memberi perasaan aman dan perlindungan,
sehingga ayah memberikan pendidikan sikap yang bertanggung jawab dan waspada.
Sedangkan ibu sebagai sumber kasih sayang yang memberikan pendidikan sifat
ramah tamah, mengasuh anak, pengasuh dan pemelihara keluarga yang memberikan
pendidikan berupa kesetiaan dan tanggung jawab, sebagai tempat pencurahan isi hati
yang memberikan pendidikan berupa sikap keterusterangan, terbuka, dan tidak suka
menyimpan derita atau rasa pribadi.
Sebagai pendidik anak-anaknya, ayah dan ibu mempunyai kewajiban dan
9
memiliki bentuk yang yang berbeda karena keduanya berbeda kodrat. Ayah
berkewajiban mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya melalui
pemanfaatan karunia Allah SWT dimuka bumi, dan selanjutnya dinafkahkan pada
anak-istrinya. Sedangkan ibu berkewajiban menjaga, memelihara, dan mengelola
keluarga dirumah suaminya, terlebih lagi mendidik dan merawat anak.
Anak merupakan amanat Allah SWT, bagi kedua orang tuanya. Ia
mempunyai jiwa yang suci dan cemerlang, apabila ia sejak kecil dibiasakan baik,
dididik, dan dilatih dengan kontinu, maka ia akan tumbuh dan berkembang menjadi
anak yang baik pula. Sebaliknya jika anak tidak dilatih ataupun di didik dengan baik
maka nantinya akan terbiasa berbuat buruk dan menjadikan ia celaka dan rusak.
Sebagai pendidikan yang pertama dan utama, pendidikan keluarga dapat mencetak
anak agar mempunyai kepribadian yang kemudian dapat dikembangkan dalam
lembaga-lembaga berikutnya. Sehingga wewenang lembaga-lembaga tersebut tidak
diperkenankan mengubah apa yang dimilikinya, tetapi cukup dengan
mengkombinasikan antara pendidikan yang diperoleh dari keluarga dengan
pendidikan lembaga tersebut, sehingga masjid, pondok, pesantren, dan sekolah
merupakan tempat peralihan dari pendidikan keluarga.
a) Dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak didik
Adapun dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak didik dari
orang tuanya adalah:
• Dasar pendidikan budi pekerti; memberi norma pandangan hidup
tertentu walaupun masih dalam bentuk yang sederhana kepada anak.
• Dasar penddikan sosial; melatih anak dalam tata cara bergaul yang
baik terhadap lingkungan sekitar.
• Dasar pendidikan intelek; anak diajarkan kaidah pokok dalam
percakapan, bertutur bahasa yang baik.
• Dasar pembentukan kebiasaan; pembinaan kepribadian yang baik dan
wajar, yaitu membiasakan anak untuk hidup teratur, bersih, tertib dan
disiplin.
• Dasar pendidikan agama; melatih dan membiasakan ibadah kepada
Allah SWT, sembari meningkatkan aspek keimanan dan ketakwaan
10
anaknya kepada-Nya.
b) Fungsi Keluarga Dalam Mendidik Anak
• Fungsi Proteksi (melindungi), dalam hal ini anak dalam keluarga
selalu mendapat perlindungan, perawatan, serta selalu dijaga dari
gangguan keamanan yang mengancam keselamatan jiwa dan raganya.
• Fungsi Rekreasi, yaitu keluarga sebagai pemberi rasa damai terhadap
anak, rasa tentram, gembira bersama, dengan anggota keluarga
lainnya, sehinngga kehidupan keluarga menjadi sarana hiburan bagi
anak.
• Fungsi Inisiasi (perkenalan) dalam hal ini anak diperkenalkan dengan
sejumlah nama-nama benda, binatang, dan orang yang ada
disekitarnya, seperti anggota family, para tetangga, dan anggota
masyarakat lainnya.
• Fungsi Sosialisai, dalam hal ini anak diwarisi nilai-nila, norma
kebiasaan dan adat istiadat yang dimiliki keluarga dan masyarakat.
• Fungsi Edukasi dalam hal ini anak diberi pengalaman belajar untuk
bisa berkembang seluruh daya dan potensinya sehingga nantinya akan
menjadi sosok manusia yang berkepribadian utuh. [5]
c) Peran Keluarga Dalam Mengasuh Anak
Beberapa peran keluarga dalam pengasuhan anak adalah sebagai
berikut:
1) Terjalinnya hubungan yang harmonis dalam keluarga melalui penerapan pola
asuh islami sejak dini, yakni;
• pengasuhan dan pemeliharaan anak dimula sejak pra konsepsi
pernikahan.
• pengasuhan dan perawatan anak saat dalam kandungan.
• memberikan pendidikan yang terbaik pada anak, terutaa pendidikan
agama.
2) Kesabaran dan ketulusan hati, sikap sabar dan ketulusan hati orang tua dapat
mengantarkan kesuksesan anak. Begitu pula memupuk kesabaran anak sangat
diperlukan sebagai upaya meningkatkan pengendalian diri. Kesabaran
11
menjadi hal yang penting dalam hidup manusia, sebab bila kesabaran
tertanam dalam diri seseorang dengan baik maka seseorang akan mampu
mengendalikan diri dan berbuat yang terbaik untuk kehidupannya.
3) Orang tua wajib mengusahakan kebahagiaan bagi anak dan menerima
keadaan anak apa adanya, mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT,
serta mengembangkan potensi yang dimiliki anak.
4) Mendisiplinkan anak dengan kasih sayang serta bersikap adil.
5) Komunikatif dengan anak. membicarakan hal yang ingin diketahui anak,
dengan menjawab pertanyaan anak secara baik.
6) Memahami anak dengan segala aktifitasnya, termasuk pergaulannya.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan tidak hanya dapat di tempuh di sekolah-sekolah umum atau yang
lainnya, namun, pendidikan juga bisa di tempuh di luar sekolah, seperti keluarga,
lingkungan atau masyarakat dan lain sebagainya. Karena disitu terdapat peserta
didik dan pendidikan yang berupa orang tua dan anak dalam keluarga. dan dari
sanalah mereka itu terdidik dan mendidik, hingga mereka itu terproduk menjadi
insan kamil di dunia dan akhirat. Dimana mereka mendapatkan suatu hal yang
baru, disitulah pendidikan itu berada.
Pendidikan di lingkungan keluarga itu penting sekali artinya dengan
berorientasi kepada firman Allah SWT dalam surat Al Luqman ayat 12 s/d 19,
sebab pendidikan di lingkungan keluarga itu adalah pendidikan pertama dan yang
utama, bisa memberi warna dan corak kepribadian anak. Seandainya orang tua
tidak menyempatkan diri untuk mendidik anak-anaknya di keluarga sehingga
terabai begitu saja karena kesibukan orang tua, maka hal ini akan membawa
pengaruh yang tidak baik terhadap perkembangan dan pendidikan anak.
B. Saran
1. Bagi penanggung jawab pendidikan dan dalam hal ini adalah pemerintah,
hendaknya mulai mereformulasi sistem pendidikan Islam dengan
mengimplementasikan strategi pendidikan Islam dengan mengedepankan
pertimbangan yang terbaik bagi negara tersebut agar kualitas peserta didik
lebih baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
Padil dan Triyo Suprayitno,. 2010. Sosiologi Pendidikan. Malang: UIN-Maliki Press.
Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan. Surabaya: Laksbang
Mediatama.
Basri, Hasan dan Beni Ahmad Saebani,. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka
Setia,
Mujib, Abdul. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.
15