Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERAN PENDIDIKAN ISLAM DI SEKOLAH DAN KELUARGA


Disusun untuk Menemenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam
Dosen Pengampu : M. Badrun Zaman S.H.I.,M.H

Disusun oleh Kelompok 7 :


1. Belinda Orva Linnisa Prayitno 61201200056
2. Ayip Febriansyah 61201200054
3. Sudarmaji 61201200078

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHADI SETIABUDI 2020/2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan tentang “ Peran Pendidikan Islam di
sekolah dan keluarga”.
Makalah ini disusun untuk tugas individu dan agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang pentingnya peran pendidikan agama islam untuk lingkungan keluarga dan sekolah.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan, bahasa, ataupun penulisannya.Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas dan
memberikan informasi untuk pembacanya untuk peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Penulis

26 April 2021

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ ii


DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3


A. Pengertian agama islam .............................................................................. 3
B. Peranan pendidikan agama islam dalam sekolah ....................................... 4
C. Peranan pendidikan agama islam dalam keluarga ...................................... 9

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 14


A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
B. Saran .......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 15

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan manusia, pendidikan memiliki peranan penting dalam
membentuk generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan dapat
menghasilkan manusia berkualitas, bertanggung jawab dan mampu meng-antisipasi
masa depan. Pendidikan dalam maknanya yang luas senantiasa menstimulir,
menyertai perubahan-perubahan dan perkembangan umat manusia. Selain itu, upaya
pendidikan senantiasa menghantar, membimbing perubahan dan perkembangan
hidup serta kehidupan umat manusia.
Dalam pandangan Islam, tanggung jawab pendidikan tersebut di-bebankan
kepada setiap individu. Dalam QS. al-Tahrim (66) 6 Allah swt ber-firman (wahai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka).
Dalam implementasinya, orang tualah sebagai penanggungjawab pendidikan di
lingkungan keluarga atau di rumahtangga; guru-guru dan pengelolah sekolah
termasuk pemerintah sebagai penanggungjawab pendidikan di lingkungan sekolah;
tokoh masyarakat dan selainnya sebagai penanggungjawab pendidikan di
lingkungan masyarakat. Ketiga pihak ini, masing-masing memiliki tanggung jawab
pendidikan secara tersendiri dalam lingkungannya masing-masing, namun tidaklah
berarti bahwa mereka hanya bertanggung jawab penuh di lingkungannya, tetapi juga
memiliki tanggung jawab yang signifikan dalam lingkungan pendidikan lainnya.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu pendidikan agama islam?


2. Bagaimana peranan pendidikan agama islam dalam sekolah?
3. Bagaimana peranan pendidikan agama islam dalam keluarga?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu pendidikan agama islam
2. Untuk mengetahui bagaimana peranan agama islam dalam sekolah
3. Untuk mengetahui bagaimana peranan agama islam dalam keluarga

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan Agama Islam


1. Pengertian Agama islam
Pendidikan agama islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran
agama islam, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain
dalam hubungannya dengan kerukunan antar ummat beragama hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa (kurikulum PAI, 3: 2002).
Menurut Zakiyah Dradjat pendidikan agama islam adalah suatu usaha untuk
membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaramn
islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang apada akhirnya dapat
mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup.
Menurut Dr. Armai Arief, M.A pendidkan islam yaitu sebuah proses yang
dilakukan untuk menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya; beriman dan
bertakwa kepada Tuhan serta mampu mewujudkan eksistensinya sebagai khalifah
allah di muka bumi, yang bersandar kepada ajaran Al-quran dan Sunnah, maka
tujuan dalam konteks ini berarti terciptanya insane-insan kamil setelah proses
berakhir.

2. Tujuan dan fungsi pendidikan agama islam


a. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan islam merupakan hal yang dominan dalam
pendidikan, rasanya penulis perlu mengutip ungkapan breiter, bahwa
pendidikan adalah persoalan tujuan dan fokus. Mendidik anak berarti
bertindak dengan tujuan agar mempengaruhi perkembangan anak sebagai
seseorang secarah utuh. Secara umum, tujuan pendidikan agama islam terbagi
kepada: tujuan umum, tujuan sementara, tujuan akhir, dan tujuan operasional,
tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai denagan semua kegiatan
pendidikan baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan sementara

3
adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah
pengalaman tertentu yang direncanakan dalam sebuah kurikulum. Tujuan
akhir adalah tujuan yang dikehendaki agar peserta didik manusia-manusia
yang sempurna (insane kamil). Sedangkan tujuan operasional adalah tujuan
praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu.
Tujuan pendidikan agama islam dalam perspektif para ulama muslim.
• Menurut abdul rahman shaleh mengatakan mengatakan bahwa
pendidikan islam bertujuan untuk membentuk kepribadian sebagai
khalifah Allah swt, sekurang-kurangnya mempersiapklan diri kepada
tujuan akhir, yakni beriman kepada Allah dan tunduk serta patuh
secara total kepadanya.
• Menurut Imam Al-Gazali mengatakan ada dua tujuan utama yakni,
membentuk insan purna yang pada akhirnya dapat mendekatkan diri
kepada Allah swt. Dan membentuk insane purna untuk memperoleh
kebahagiaan dunia maupun akhirat.
• Menurut Hasan Lagulung dalan bukunya asas-asas pendidikan islam,
hasan lagulung mnjelaskan, bahwa tujuan pendidikan harus dikaitkan
dengan tujuan hidup manusia, atau lebih tegasnya, tujuan hidup untuk
menjawab persoalan, untuk apa kita hidup yakni semata-mata hanya
untuk menyembah kepada Allah swt.

B. Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Sekolah


Pendidikan secara kulturan pada umumnya berada dalam lingkup peran,
fungsi dan tujuan yang tidak berbeda. Semuanya hidup dalam upaya yang bernaksud
mengankat dan menegakkan martabat manusia melalui transmisi yang dimilikinya,
terutama dalam bentuk transfer of knowledge dan transfer of values. Dalam konteks
ini secara jelas juga menjadi sasaran jangkauan pendidikan islam, merupakan bagian
dari system pendidikan nasional, sekalipun dalam kehidupan bangsa Indonesia
tampak sekali eksistensinya secara cultural. Tapi secara kuat ia telah berusaha untuk
mengambil peran yang kompetitif dalam setting sosiologis bangsa, walaupun tetap
saja tidak mampu menyamai pendidikan umumn yang ada dengan otonomi dan

4
dukungan yang lebih luas, dalam mewujudkan tujuan pendidikan secara nyata.
Sebagai pendidikan yang berlebel agama, maka pendidikan islam memiliki
transmisispritual yang lebih nyata dalam proses pengajarannya disbanding dengan
pendidikan umum, sekalipun lembaga ini juga memiliki muatan serupa.
Kejelasannya terletak pada keinginan pendidikan islam untuk mengembangkan
keseluruhan aspek dalam diri anak didik secara berimbang, baik aspek intelektual,
imajinasi dan keilmiahan, kulturan serta kepribadian. Karena itulah pendidikan islam
memiliki beban yang multi paradigm, sebab berusaha memadukan unsure profane
dan imanen, dimana dengan pemaduan ini, akan membuka kemungkinan
terwujudnya tujuan inti pendidikan islam yaitu melahirkan manusia-manusia yang
beriman dan berilmu pengetahuan, yang satu sama lainnya saling menunjang.
Antara ilmu pengetahuan dan pendidikan islam tidak dapat dipisahkan,
karena perkembangan masyarakat islam, serta tuntutannyadalam membangun
manusia seutuhnya (jasmani dan rohani) sangat ditentukan oleh kualitas dan
kuantitas ilmu pengetahuan yang dicerna melalui proses pendidikan. Proses
pendidikan tidak hanya menggali dan mengembangkan sains, tetapi juga, lebih
penting lagi yaitu dapat menemukan konsepsi baru ilmu pengetahuan yang utuh,
sehingga dapat membangun masyarakat islam sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan yang diperlukan.
Secara sederhana sekolah merupakan lembaga pendidikan, tempat peserta
didik melakukan interaksi proses belajar mengajar (menurut tingkatan atau jurusan
tertentu), secara formal batasan ini memberikan suatu lembaga pelaksa internalisasi
nilai-nilai dari suatu kebudayaan kepada peserta didik secara terarah dan memiliki
tujuan dalam perspektif pendidikan islam. Setidaknya ada dua sendi asasi bagi proses
tersebut.
1) Tujuan yang jelas sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT.
2) Memiliki kurikulum yang sistematism, dan memuat materi bagi terjadinya
proses berfikir dan bertingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai ilahiyah
kepada peserta didik.
Meskipun sekolah merupakan sarana transformasi kebudayaan suatu
mesyarakat, namun eksistensi kebudayaan secara umum, eksistensinya hanya
merupakan subculture dari totalitas kebudayaan manusia, kondisi ini menjadikan
5
sekolah sebagai lembaga yang paling besar peranannya dalam proses dinamika
budaya manusia. Hal ini desebabkan oleh tiga faktor :
1) Sekolah merupakan tempat berkumpulnya peserta didik yang berasal dari
latar belakang kebudayaan yang berbeda. dalam hal ini sekolah berfungsi
untuk mengakumulasi berbagai bentuk latar belakang kebudayaab berbagai
kebudayaan peserta didik dalam suatu bentuk sistem kebudayaan.
2) Eksistensi sekolah merupakan miniatur untuk melihat sejauh mana maju
mundurnya suatu negara.
3) Sekolah merupakan tempat dimana peserta didik menerima berbagai macam
bentuk keterampilan yang secara pragmatis dapat di pergunakan dalam
kehidupan nya.
Dalam konteks ini, ada delapan fungsi sekolah :
1) Yaitu untuk mempersiapak anak untuk suatu pekerjaan
2) Memberikan keterampilan dasar
3) Membuka kesempatan, memperoleh nasib
4) Menyediakan tenaga pembangunan
5) Membantu memecahkan masalah sosial
6) Mentransfer kebudayaan
7) Membentuk manusia sosial
8) Alat mentransfer kebudayaan.

a) Pentingnya Pendidikan Agama Islam Bagi Peserta Didik


Seseorang bayi yang baru lahir adalah makhluk Allah swt yang tidak
berdaya dan senantiasa memerlukan pertolongan untuk dapat melangsungkan
hidupnya di dunia ini. Maha bijaksana Allah swt yang telah menganugrahkan
rasa kasih sayang kepada semua ibu dan bapak untuk memelihara anaknya
dengan baik tampa mengharapkan imbalan.
Manusia lahir tidak mengetahui sesuatu apapun, tetapi dia anugrahi
oleh Allah swt pancaindra, pikiran, dan rasa sebagai modal untuk menerima
ilmu pengetahuan, memiliki keterampilandan mendapatkan sikap tertentu
melalui proses kematangan dan belajar terlebih dahulu. Mengenai
pentingnyabelajar menurut A. R. Shaleh dan Soependi Soeryadinata: anak
6
manusia tumbuh dan berkembang, baik pikiran, rasa, kemauan, sikap dan
tingkah lakunya. Dengan demikian sangat pital adanya faktor belajar.
Jadi pendidikan agama islam adalah ikhtiar manusia dengan jalan
bimbingan dan pimpinan untuk membantu dan mengarahkan fitrah agama si
anak didik menuju terbentuknya kepribadian utama sesuai dengan ajaran
agama. Oleh karena itu masalah akhlak atau budi pekerti merupakan salah
satupokok ajaran islam yang harus diutamakan dalam pendidikan agama
islam untuk ditanamkan atau diajarkan kepada anak didik.
Dengan melihat arti pendidikan islam dan ruang lingkupnya itu,
jelaslah bahwa dengan pendidikan islam kita berusaha untuk membentuk
manusia yang berkepribadian kuat dan baik (berakhlakul karimah)
berdasarkan pada ajaran agama islam. Oleh karena itu, pendidikan islam
sangat penting sebab dengan pendidikan islam, orang tua atau guru berusaha
secara sadar memimpin dan mendidik anak diarahkan kepada perkembangan
jasmani dan rohani sehingga mampu membentuk kepribadian yang utama
yang sesuai dengan ajaran agama islam.
Pendidikan agama islam hendaknya ditanamkan sejak kecil, sebab
pendidikan pada masa kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan untuk
pendidikan selanjutnya. Sebagaimana menurut pendapat Zakiyah Drajat
bahwa: “pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan,
pengalaman dan latihan yang dilaluinya sejak sejak kecil”.
Oleh karena itu dalam mewujudkan Tujuan Pendidikan nasional,
pendidikan agama islam di sekolah memegang peranan yang sangat penting.
Oleh karena itu pendidikan agama islam di Indonesia dimaksudkan ke dalam
kurikulum nasional yang wajib diikuti oleh semua anak didik mulai dari SD
sampai dengan perguruan tinggi. Pendidikan nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berahlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

7
b) Fungsi pendidikan agama islam bagi sekolah
Fungsi Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah Abdul
Majid, dan Dian Andayani, dalam bukunya Pendidikan Agama Islam
Berbasis Kompotensi, yakni sebagai berikut:
• Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta
didik kepada Allah swt yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. Pada dasarnya kewajiban menanamkan keimanan dan
ketakwaan di lakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah
berfungsi untuk menumbuh kembangkan lebih lanjut dalam diri anak
melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan
ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
• Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagian
hidup didunia dan di akhirat.
• Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam.
• Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik
dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran dalam
kehidupan sehari-hari.
• Pencegahan, yaitu untuk menangkal, hal-hal negatif dari
lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan
dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia
Indonesia seutuhnya.
• Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
system dan fungsional.
• Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus di bidang agama islam agar bakat tersebut dapat
berkembangsecara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan bagi orang lain.

8
C. Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga
Lingkungan pertama dalam pendidikan islam adalah lingkungan keluarga
ajaran islam menekankan agar setiap manusia dapat memelihara keluarganya dari
bahaya api siksa neraka, juga termasuk menjaga anak dan harta agar tidak menjadi
fitnah yaitu dengan cara mendidik anak dengan sebaik-baiknya. Pendidikan anak
mutlak dilakukakan oleh orang tuanya untuk menciptakan pribadi anak yang
maksimal. Sebagaimana firman Allah dalam surat At-Tahrim ayat 6:

‫ياايها الذين امنوا قوا انفسكم واهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها ملئكة غالظ شداد اليعصون هللا ما‬
‫امرهم ويفعلون ما يؤمرون‬.
Artinya:
“wahai orang yang beriman! peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada allah terhadap apa yang dia perintahkan
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Dalam islam, keluarga dikenal dengan istilah usyrah, nasl, ‘ali, dan nasb.
keluarga dapat diperoleh melalui keturunan (anak, cucu), perkawinan (suami, istri),
persusuan, dan pemerdekaan. keluarga (kawula dan warga) dalam pandangan
antropologi adalah suatu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia sebagai
makhluk soaial yang memiliki tempat tinggal dan ditandai oleh kerja sama ekonomi,
berkembang, mendidik, melindungi, merawat, dan sebagainya. Anggota inti
keluarga adalah ayah, ibu, anak. Ayah merupakan sumber kekuasaan yang
memberikan pendidikan anakanya tentang manajemen dan kepemimipinan, sebagai
penghubung antara keluarga dan masyarakat dengan memberikan pendidikan
anaknya komunikasi terhadap sesamanya, memberi perasaan aman dan perlindungan,
sehingga ayah memberikan pendidikan sikap yang bertanggung jawab dan waspada.
Sedangkan ibu sebagai sumber kasih sayang yang memberikan pendidikan sifat
ramah tamah, mengasuh anak, pengasuh dan pemelihara keluarga yang memberikan
pendidikan berupa kesetiaan dan tanggung jawab, sebagai tempat pencurahan isi hati
yang memberikan pendidikan berupa sikap keterusterangan, terbuka, dan tidak suka
menyimpan derita atau rasa pribadi.
Sebagai pendidik anak-anaknya, ayah dan ibu mempunyai kewajiban dan
9
memiliki bentuk yang yang berbeda karena keduanya berbeda kodrat. Ayah
berkewajiban mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan keluarganya melalui
pemanfaatan karunia Allah SWT dimuka bumi, dan selanjutnya dinafkahkan pada
anak-istrinya. Sedangkan ibu berkewajiban menjaga, memelihara, dan mengelola
keluarga dirumah suaminya, terlebih lagi mendidik dan merawat anak.
Anak merupakan amanat Allah SWT, bagi kedua orang tuanya. Ia
mempunyai jiwa yang suci dan cemerlang, apabila ia sejak kecil dibiasakan baik,
dididik, dan dilatih dengan kontinu, maka ia akan tumbuh dan berkembang menjadi
anak yang baik pula. Sebaliknya jika anak tidak dilatih ataupun di didik dengan baik
maka nantinya akan terbiasa berbuat buruk dan menjadikan ia celaka dan rusak.
Sebagai pendidikan yang pertama dan utama, pendidikan keluarga dapat mencetak
anak agar mempunyai kepribadian yang kemudian dapat dikembangkan dalam
lembaga-lembaga berikutnya. Sehingga wewenang lembaga-lembaga tersebut tidak
diperkenankan mengubah apa yang dimilikinya, tetapi cukup dengan
mengkombinasikan antara pendidikan yang diperoleh dari keluarga dengan
pendidikan lembaga tersebut, sehingga masjid, pondok, pesantren, dan sekolah
merupakan tempat peralihan dari pendidikan keluarga.
a) Dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak didik
Adapun dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak didik dari
orang tuanya adalah:
• Dasar pendidikan budi pekerti; memberi norma pandangan hidup
tertentu walaupun masih dalam bentuk yang sederhana kepada anak.
• Dasar penddikan sosial; melatih anak dalam tata cara bergaul yang
baik terhadap lingkungan sekitar.
• Dasar pendidikan intelek; anak diajarkan kaidah pokok dalam
percakapan, bertutur bahasa yang baik.
• Dasar pembentukan kebiasaan; pembinaan kepribadian yang baik dan
wajar, yaitu membiasakan anak untuk hidup teratur, bersih, tertib dan
disiplin.
• Dasar pendidikan agama; melatih dan membiasakan ibadah kepada
Allah SWT, sembari meningkatkan aspek keimanan dan ketakwaan

10
anaknya kepada-Nya.
b) Fungsi Keluarga Dalam Mendidik Anak
• Fungsi Proteksi (melindungi), dalam hal ini anak dalam keluarga
selalu mendapat perlindungan, perawatan, serta selalu dijaga dari
gangguan keamanan yang mengancam keselamatan jiwa dan raganya.
• Fungsi Rekreasi, yaitu keluarga sebagai pemberi rasa damai terhadap
anak, rasa tentram, gembira bersama, dengan anggota keluarga
lainnya, sehinngga kehidupan keluarga menjadi sarana hiburan bagi
anak.
• Fungsi Inisiasi (perkenalan) dalam hal ini anak diperkenalkan dengan
sejumlah nama-nama benda, binatang, dan orang yang ada
disekitarnya, seperti anggota family, para tetangga, dan anggota
masyarakat lainnya.
• Fungsi Sosialisai, dalam hal ini anak diwarisi nilai-nila, norma
kebiasaan dan adat istiadat yang dimiliki keluarga dan masyarakat.
• Fungsi Edukasi dalam hal ini anak diberi pengalaman belajar untuk
bisa berkembang seluruh daya dan potensinya sehingga nantinya akan
menjadi sosok manusia yang berkepribadian utuh. [5]
c) Peran Keluarga Dalam Mengasuh Anak
Beberapa peran keluarga dalam pengasuhan anak adalah sebagai
berikut:
1) Terjalinnya hubungan yang harmonis dalam keluarga melalui penerapan pola
asuh islami sejak dini, yakni;
• pengasuhan dan pemeliharaan anak dimula sejak pra konsepsi
pernikahan.
• pengasuhan dan perawatan anak saat dalam kandungan.
• memberikan pendidikan yang terbaik pada anak, terutaa pendidikan
agama.
2) Kesabaran dan ketulusan hati, sikap sabar dan ketulusan hati orang tua dapat
mengantarkan kesuksesan anak. Begitu pula memupuk kesabaran anak sangat
diperlukan sebagai upaya meningkatkan pengendalian diri. Kesabaran

11
menjadi hal yang penting dalam hidup manusia, sebab bila kesabaran
tertanam dalam diri seseorang dengan baik maka seseorang akan mampu
mengendalikan diri dan berbuat yang terbaik untuk kehidupannya.
3) Orang tua wajib mengusahakan kebahagiaan bagi anak dan menerima
keadaan anak apa adanya, mensyukuri nikmat yang diberikan Allah SWT,
serta mengembangkan potensi yang dimiliki anak.
4) Mendisiplinkan anak dengan kasih sayang serta bersikap adil.
5) Komunikatif dengan anak. membicarakan hal yang ingin diketahui anak,
dengan menjawab pertanyaan anak secara baik.
6) Memahami anak dengan segala aktifitasnya, termasuk pergaulannya.

d) Metode Pendidikan Dalam Keluarga


Untuk menyampaikan pendidikan dalam keluarga biasanya orang tua
menggunakan beberapa metode antara lain:
1) Metode Directive Learning, metode ini memberikan peluang kepada orang
tua untuk mengajarkan berbagai pengetahuan dan keterampilan kepada anak,
baik melalui pemberian informasi, ceramah, penjelasan, dll. Orang tua dapat
memberikan informasi kepada anak dari buku, surat kabar, majalah, internet,
dll.
2) Metode Pemberian Contoh, dengan pemberian contoh akan terjadi proses
imitasi atau peniruan sifat dan tingkah laku orang dewasa. proses imitasi ini
dapat terjadi secara sadar dan tidak sadar. proses imitasi disini mungkin saja
bisa mengakibatkan hal-hal yang negatif seperti apa yang dilakukan orang
tua. Akan tetapi metode memberi contoh yang dimaksud disini, memberi
contoh dengan baik kepada anak, sehingga anak meniru tindakan baik orang
tua tersebut.
3) Metode Penberian Hadiah dan Hukuman, tingkah laku anak yang baik sesuai
dengan harapan orang tua biasanya mendapat ganjaran berupa material
seperti uang, makanan, mainan, buku, dll. Dan Non-material seperti pujian,
ciuman, perlakuan khusus, dll. Hal ini dimaksudkan agar anak termotifasi
untuk meningkatkan apa yang telah dicapai dan diraih. Adapun kelemahan
dari metode ini adalah adanya ketergantungan anak kepada orang tua apabila
12
ganjaran tidak sesuai dengan prestasi yang diraihnya. Adapun metode
pemberian hukuman manakala dilakukan ketika tingkah laku anak kurang
baik, tercela, dan sesuatu yang tidak bisa diterima oleh orang tua. metode ini
bisa dilakukan dengan cara dipukul, dan ada yang bersifat sosial, seperti tidak
boleh keluar rumah, tidak boleh menemui teman, dll. hal ini dimaksudkan
agar anak menjadi sadar bahwa apa yang dilakukan adalah salah, tidak
pantas, memalukan, dan merugikan orang lain. akan tetapi kelemahan
hukuman ini adalah apabila diberikan diluar batas kemampuan anak,
sehingga anak trauma, setres,dan sebagainya.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan tidak hanya dapat di tempuh di sekolah-sekolah umum atau yang
lainnya, namun, pendidikan juga bisa di tempuh di luar sekolah, seperti keluarga,
lingkungan atau masyarakat dan lain sebagainya. Karena disitu terdapat peserta
didik dan pendidikan yang berupa orang tua dan anak dalam keluarga. dan dari
sanalah mereka itu terdidik dan mendidik, hingga mereka itu terproduk menjadi
insan kamil di dunia dan akhirat. Dimana mereka mendapatkan suatu hal yang
baru, disitulah pendidikan itu berada.
Pendidikan di lingkungan keluarga itu penting sekali artinya dengan
berorientasi kepada firman Allah SWT dalam surat Al Luqman ayat 12 s/d 19,
sebab pendidikan di lingkungan keluarga itu adalah pendidikan pertama dan yang
utama, bisa memberi warna dan corak kepribadian anak. Seandainya orang tua
tidak menyempatkan diri untuk mendidik anak-anaknya di keluarga sehingga
terabai begitu saja karena kesibukan orang tua, maka hal ini akan membawa
pengaruh yang tidak baik terhadap perkembangan dan pendidikan anak.

B. Saran
1. Bagi penanggung jawab pendidikan dan dalam hal ini adalah pemerintah,
hendaknya mulai mereformulasi sistem pendidikan Islam dengan
mengimplementasikan strategi pendidikan Islam dengan mengedepankan
pertimbangan yang terbaik bagi negara tersebut agar kualitas peserta didik
lebih baik.

2. Bagi setiap individu muslim, hendaknya mampu meningkatkan kualitas ilmu


pengetahuan dan teknologi (iptek) dengan iman dan taqwa (imtaq), terutama
dengan metode tazkiyah al-nafs sehingga menjadi pribadi muslim yang
tangguh (insan shaleh)

14
DAFTAR PUSTAKA

Padil dan Triyo Suprayitno,. 2010. Sosiologi Pendidikan. Malang: UIN-Maliki Press.
Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan Dan Ilmu Pendidikan. Surabaya: Laksbang
Mediatama.
Basri, Hasan dan Beni Ahmad Saebani,. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka
Setia,
Mujib, Abdul. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

15

Anda mungkin juga menyukai