Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SEJARAH SOSIOLOGI DAN STRUKTUR PROSES SOSIAL

Disusun Oleh:

nama NIS

PROGRAM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 SUKARESMI
KABUPATEN CIANJUR
2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan
karunia-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Sejarah Sosiologi dan strukutr proses sosial” dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas. Selain itu, makalah ini diharapkan dapat
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.Disamping itu, diharapkan juga
bahwa makalah ini dapat menambah motivasi dan semangat belajar kepada para pembaca
bagaimanapun situasi yang sedang dihadapi saat ini.

Tersusunnya makalah ini tentunya tak lepas dari dukungan dan partisipasi dari berbagai
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per-satu. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu terselesaikannya
makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebabitu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan. Akhir kata,semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat.

Cianjur 09 Februari 2023

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG
Sosiologi secara sarkastik sering juga dikatakan oleh sebagian orang sebagai suatu
usaha mengumpulkan apa yang diketahui setiap orang dan menuliskannya kedalam kata-
kata yang tidak bisa dipahami siapapun. Sudah menjadi rahasia umum, dimata sebagian
orang hasil-hasil kajian sosiologi kebanyakan hanya dipahami berupa buku laporan yang
sangat tebal, penuh dengan termonologi-terminologi yang membingungkan, dan karena itu
sebagian birokrat itu kemudian hanya disimpan di rak-rak lemari tanpa terlebih dahulu mau
membacanya secara seksama.Mempelajari sejarah perkembangan sosiologi di dunia
maupun di indonesia sangatlah penting. Hingga kita mampu mengerti bagaiman proses
panjang kelahiran sosiologi, baik di Dunia maupun di Indonesia.

Secara etimologis (asal kata) sosiologi berasal dari kata socius yang berarti teman,
dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah sosiologi membicarakan atau
memperbincangkan pergaulan hidup manusia.

Sosiologi pada dasarnya tidak bertujuan utama menghasilkan para praktisi atau
‘tukang’. Seperti dikatakan Peter L. berger (1985), produk sosiologi adalah para pemikir
yang senantiasa peka dan kritis terhadap realitas sosial. Sumbangan sosiologi terhadap
usaha pengembangan rakyat memang tidak langsung dirasakan, tapi sifatnya mendasar
karena sosiologi mampu menyuguhkan analisis dan valuasi terhadap berbagai hal yang
dalam banyak hal di luar pemikiran disiplin ilmu lain.

Menurut (Dani Haryanto 2011:5) yang mengutip dari pendapatnya Emile Durkheim
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang
mengandung cara bertindak, berfikir, berperasaan yang berada diluar individu dimana
fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu. Jadi pembelajaran
sosiologi bisa dijadikan dasar bagi interaksi sosial di sekolah dan di masyarakat yang antara

1
lain hubungan antara berbagai unsur di sekolah baik di sekolah maupun dimasyarakat.
Karena menurut Nasution (2010: 15-16) fungsi sekolah:

1. Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan.


2. Sekolah memberikan keterampilan dasar.
3. Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib.
4. Sekolah menyediakan tenaga pembangunan.
5. Sekolah membantu memecakan masalah-masalah sosial.
6. Sekolah membentuk manusia yang sosial
7. Sekolah merupakan alat mentransformasi kebudayaan

Dari fungsi-fungsi diatas diharapkan akan mempengaruhi pola pikir siswa dan
secara bertahap akan membentuk kepribadian siswa yang lebih baik sesuai dengan
pendidikan nasional. tetapi masi saja yang kurang konsistennya seorang guru dalam
menjalankan ke empat komponen diantaranya guru masi telat masuk jam belajar, tidak
ditegur siswa yang mengeluarkan baju, sehingga sebagian kecil siswa kurang sopan
terhadap guru, adanya siswa yang ribut dalam kegiatan belajar mengajar proses. Jadi
perkembangan kepribadian belum sesuai yang diharapkan. Dari sala satu contoh diatas
bahwa peneliti menyadari betapa pentingnya pembelajaran sosiologi yang harus diterapkan
oleh para siswa

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang di atas kita dapat mengetahui rumusan masalah dari makalah ini
yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah sosiologi


2. Bagaimana pengaruh struktur sosial dan proses sosialnya terhadap siswa SMAN 1
3. Bagaimana Mengaplikasikan nilai norma sosial sosiologi terhadap siswa SMAN1

1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas kita dapat mengetahui tujuan dari makalah ini yaitu
sebagai berikut:

2
1. Mengetahui sejarah sosiologi
2. Mengetahui pengaruh struktur sosial dan proses sosialnya terhadap siswa SMAN 1
4. Mengetahui Mengaplikasikan nilai norma sosial sosiologi terhadap siswa SMAN1

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Berdasarkan tujuan penelitian di atas kita dapat menetukan manfaat dari makalah ini yaitu
sebagai berikut.

1. Bagi Akademi
Diharapkan makalah ini dapat mendukung penelitian yang selanjutnya berkaitan
dengan Sejarah Sosiolohi.
2. Bagi Pembaca
Makalah ini berguna untuk menambah pengetahuan tentang sejarah sosiologi
khususnya sebagai struktur dan proses sosial

BAB II
TINJAAN PUSTAKA

2.1PENGERTIAN SEJARAH
Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, sejarah dapat diartikan sebagai silsilah,
asal-usul (keturunan), atau kejadian yang terjadi pada masa lampau. Sedangkan para ahli
mengemukakan definisi sejarah antara lain sebagai berikut.

a. Sejarah menurut Widja adalah suatu studi yang telah dialami manusia diwaktu
lampau dan telah meninggalkan jejak diwaktu sekarang, di mana tekanan perhatian
diletakkan, terutama dalam pada aspek peristiwa sendiri. Dalam hal ini terutama
pada hal yang bersifat khusus dan segi-segi urutan perkembangannya yang disusun
dalam cerita sejarah (I Gede Widja, 1989: 9).
b. Sejarah Sartono Kartodirdjo adalah gambaran tentang masa lalu manusia dan
sekitarnya sebagai makhluk sosial yang disusun secara ilmiah dan lengkap. Meliputi
urutan fakta masa tersebut dengan tafsiran dan penjelasan yang memberikan

3
pengertian pemahaman tentang apa yang telah berlalu (Sartono Kartodirdjo, 1982:
12)

Dari beberapa pengertian sejarah di atas maka dapat disimpulkan bahwa sejarah adalah
ilmu yang mempelajari kejadian-kejadian atau peristiwa pada masa lalu manusia serta
merekontruksi apa yang terjadi pada masa lalu. Dengan adanya pembelajaran sejarah pada
siswa maka dapat membantu siswa dalam memahami perilaku manusia pada masa lalu,
masa sekarang dan masa yang akan datang.

2.2 PENGERTIAN SOSILOGI


Sosiologi adalah ilmu yang berkenaan dengan kehidupan bermasyarakat. Dengan
kata lain, ilmu yang mempelajari tentang kehidupan manusia dalam masyarakat. orang
sering menyebut ilmu masyarakat lalu beberapa pendapat para ahli mengartikan bahwa
sosiologi:

a. Ibnu Chaldun, Sosiologi, ilmu yang mempelajari tentang masyarakat manusia dalam
bentuknya yang bermacam-macam, watak dan ciri-ciri terhadap trap-trap bentuk ini
dan hukum-hukum yang menguasai perkembangannya.
b. Prof. M.M. Djojodiguna, SH., mendefinisikan Sosiologi adalah ilmu pengetahuan
yang bersasaran hidup bermasyarakat, artinya yang diselidiki selaku bendanya ialah
hidup bermasyarakat. Spencer, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tumbuh
bangun dan kewajiban-kewajiban masyarakat.
c. Roucek and Warren dalam bukunya, Sociology, an Introduction. Sosiologi, ilmu
yang mempelajari hubungan antara manusia dengan kelompok-kelompok.

2.4 PENGERTIAN PROSES


Proses merupakan suatu tahapan-tahapan yang diterapkan dari suatu pekerjaan
sehingga hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut mampu menggambarkan baiknya
prosedur yang digunakan. Dalam melaksanakan suatu pekerjaan perlu adanya proses yang
tepat agar setiap pekerjaan dapat diselesaikan secara efektif dan efesien sesuai dengan
tujuan-tujuan yang ditetapkan. Menurut S. Handayaningrat proses adalah serangkaian tahap
kegiatan mulai dari menentukan sasaran sampai tercapainya tujuan. Sedangkan menurut JS

4
Badudu dan Sutan M Zain Proses adalah jalannya suatu peristiwa dari awal sampai akhir
atau masih berjalan tentang suatu perbuatan, pekerjaan dan tindakan.

2.5 PENGERTIAN SOSIAL


Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata sosial berarti berkenaan dengan
masyarakat, dimana dirasa perlu adanya komunikasi antar individu.17 Dari kata diatas
dapat dilihat bahwa arti dari kata sosial terdapat dua arti yaitu yang pertama berkenaan
dengan masyarakat dan yang kedua berkenaan dengan kepentingan umum (suka menolong,
menderma, dan sebagainya).

Kata sosial berasal dari kata Latin, yaitu socius yang berarti bersama-sama, bersatu,
terikat, sekutu, berteman.Atau kata socio yang memiliki makna menjadikan teman. Maka
sosial dapat dimengerti sebagai pertemanan atau masyarakat. Menurut Robert M. Z.
Lawang pengertian kata sosial adalah arti subjektik yang memperhitungkan perilaku orang
lain yang terlibat dalam suatu tindakan. Arti subjektif menunjuk pada arti yang diberikan
oleh orang yang bertindak untuk tindakannya sendiri. Sedangkan pengertian konsep sistem
sosial menurut ahli adalah:

a. Robert M.Z. Lawang sistem sosial merupakan sejumlah kegiatan atau sejumlah
yang berhubungan timbal baliknya kurang lebih bersifat konstan.
b. Talcott Parsons menjelaskan ada empat persyaratan fungsional yang dibutuhkan
oleh suatu sistem, yaitu adaptasi (A), pencapaian tujuan (G), integrasi (I), pola
pemeliharaan (L).

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 METODOLOGI PENELITIAN


Metodologi penelitian adalah strategi, prosedur untuk mengumpulkan dan
menganalisis data untuk mengungkap informasi baru atau menciptakan pemahaman yang

5
lebih baik tentang sebuah topik. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah
pendekatan kuantitatif diartikan sebagai penelitian lebih mengarah pada penyelidikan
kebenaran yang bersifat relatif (Nana & Elin, 2018).

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu penjelasan dan
uraian yang diperoleh dari berbagai sumber bacaan terkait Sejarah sosiologi dan proses
sosial. Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah deskriptis kualitatif dengan
mendeskripsikan atau menerangkan secara krirtis dan akurat.Penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan bagaimana upaya sosiologi dalam perannya terhadap perilaku siswa
SMAN 1 sukaresmi.

3.2 SEJARAH SOSIOLOGI


Secara harafiah, sosiologi berasal dari dua kata Bahasa Latin, yaitu socios
(masyarakat) dan logos (ilmu), atau secara sederhana berarti ilmu tentang masyarakat.
Berger (dalam Kamanto, 2004) mengatakan bahwa pemikiran sosiologi muncul ketika
masyarakat menghadapi ancaman terhadap hal-hal yang selama ini dianggap ”sudah
seharusnya demikian”, benar, dan nyata. Orang mulai melakukan renungan sosiologis
manakala hal-hal yang diyakini tersebut mengalami krisis.

Ilmu pengetahuan pada dasarnya bersumber dari filsafat, yang dianggap sebagai
induk dari ilmu pengetahuan. Filsafat berkembang dan mempunyai berbagai cabang ilmu
pengetahuan. Sesuai dengan perkembangan zaman, masing-masing cabang ilmu
pengetahuan kemudian memisahkan diri dan berkembang untuk mencapai tujuannya
masing-masing. Pada awalnya, astronomi dan fisika yang memisahkan diri dari filsafat
kemudian disusul oleh ilmu pengetahuan lain. Sosiologi sendiri secara “resmi” memisahkan
diri dari filsafat pada abad 19 yang ditandai dengan terbitnya tulisan Auguste Comte.
Tulisan yang berjudul Positive Philosophy merupakan awal lahirnya sosiologi sebagai ilmu
pengetahuan. Tulisan yang terbit pada tahun 1842 ini mengukuhkan Comte sebagai bapak
sosiologi. Lahirnya tulisan Comte pada dasarnya adalah bentuk keprihatinan terhadap
kondisi masyarakat Eropa pada saat itu (Soekanto, 1982: 10-12). Pokok perhatian sosiologi

6
di Eropa adalah pada kesejahteraan masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi di
dalam masyarakat.

Sosiologi termasuk ilmu yang paling muda dari ilmu-ilmu sosial yang dikenal.
Seperti ilmu yang lain, perkembangan sosiologi dibentuk oleh setting sosialnya, dan
sekaligus menjadikan setting sosialnya itu sebagai basis masalah pokok yang dikaji. Awal
mula perkembangan sosiologi bisa dilacak pada saat terjadinya Revolusi Prancis, dan
revolusi industry yang terjadi sepanjang abad 19 yang menimbulakan kekahawatiran,
kecemasan, dan sekaligus perhatian dari para pemikir di waktu itu tentang dampak uyang
ditimbulkan dari perubahan dahsyat dibidang politik dan ekonomi kapitalistik di masa itu.

Tokoh yang sering dianggap “Bapak Sosiologi” adalah August Comte, seorang ahli
filsafat di Prancis yang lahir tahun 1798. August Comte mencetuskan pertama kali
nama sociology dalam bukunya yang tersohor, positive philosophy, yang trbit tahum 1838.
Istilah sosiologi berasal dari kata Latin socius yang berarti ‘kawan’ dan kata
Yunani logos yang berarti ‘kata’ atau ‘berbicara’. Menurut Comte, ia percaya bahwa
sosiologi harus didasarkan pada observasi dan klarifikasi yang sistematis, dan bukan pada
kekuasaan serta spekulasi.

Istilah sosiologi menjadi lebih populer setengah abad kemudian berkat jasa Herbert
Spenceria menerapkan teori evolusi organikpada masyarakat dan mengembangkan teori
besar tentang evolusi sosial yang diterima secara luas beberapa puluh tahun kemudian.

Banyak ahli sepakat bahwa faktor yang melatar belakangi kelahiran sosiologi adalah
karena adanya krisis-krisis yang terjadi di dalam masyarakat. Layendecker (1983),
misalnya, mengaitkan kelahiran sosiologi dengan serangkaian perubahan dan krisis yang
terjadi di Eropa Barat. Proses perubahan dan krisis yang diidentifikasi Layendecker adalah
tumbuhnya kapitalisme pada akhir abad 15, perubahan-perubahan dibidang sosial-politik,
perubahan berkenaan dengan reformasi Martin Luther, meningkatnya individualism,
lahirnya ilmu pengetahuan modern, berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri, dan
revolusi industripada ke-18 serta terjadinya revolusi Prancis. Sosiologi acap kali disebut
sebagai ‘ilmu keranjang sampah’, karena membahas ikhwal atau masalah yang tidak

7
dipelajari ilmu-ilmu yang ada sebelumnya dan karena kajiannya lebih banyak terfokus pada
problem kemasyarakatan yang timbul akibat krisis-krisis sosial yang terjadi.

Sejak awal kelahirannya, sosiologi banyak dipengaruhi oleh filsafat sosial. Tetapi,
berbeda dengan filsafat sosial yang banyak dipengaruhi ilmu alam dan memandang
masyarakat sebagai ‘mekanisme’ yang dikuasai hukum-hukum mekanis, sosiologi lebih
menempatkan warga masyarakat sebagai individu yang relative bebas. Para filusuf sosial
seperti Plato dan Aristoteles, umumnya berkeyakinan bahwa seluruh tertib dan keteraturan
dunia dan masyarakat langsung berasal dari suatu tertib dan keteraturan yang
adimanusiawi, abadi, tidak terubahkan, dan ahistori.

Sosiologi baru memperoleh bentuk dan diakui eksistensinya sekitar abad ke-19,
tidaklah berarti bahwa baru pada waktu itu orang-orang memperoleh pengetahuan tentang
bagaimana masyarakat dan dan interaksi sosial. Jauh sebelum Auguste Comte
memproklamirkan kehadiran sosiologi, orang-orang telah memiliki pengetahuan akan
kehidupannya yang diperoleh dari pengalaman (emperis).

Perkembangan sosiologi yang makin mantap terjadi pada tahun1895, yakni pada
saat Emile Durkheim –seorang ilmuan Prancis-menerbitkan bukunya yang berjudul Rules
of Sociological Method[2]. Durkheim saat ini diakui banyak pihak sebagai ‘Bapak
Metodologi Sosiologi’, dan bahkan Reiss (1968), misalnya, lebih setuju menyebutkan
Emile Durkheim sebagai penyumbang utama kemunculan sosiologi.

Menurut Durkheim, tugas sosiologi adalah mempelajari apa yang ia sebut sebagai
fakta sosial-fakta sosial, yakni sebuah kekuatan dan struktur yang bersifat eksternal, tetapi
mampu mempengaruhi perilaku individu.

Memasuki abad ke-20, perkembangan sosiologi makin variatif. Dipelopori oleh


tokoh-tokoh ilmu sosial kontemporer, terutama Anthony Giddes, fokus minat sosiologi
dewasa ini bergeser dari structures ke agency, dari masyarakat yang dipahami terutama
sebagai seperangkat batasan eksternal yang membatasi bidang pilihan yang bersedia untuk
anggota-anggota masyarakat tersebut.

8
Walau pada hakikatnya para pujangga dan pemimpin Indonesia belum pernah
mempelajari teori-teori formal sosiologi sebagai ilmu pengetahuan, banyak diantara mereka
yang telah memasukkan unsur-unsur sosiologi kedalam ajarannya. Almarhum Ki Hadjar
Deawantoro, pelopor utama yang meletakkan dasar-dasar bagi pendidikan nasional di
Indosnesia, memberikan sumbangan yang sangat banyak pada sosiologi dengan konsep-
konsepnya mengenai kepemimpinan dan kekeluargaan Indonesia yang dengan nyata
dipraktikkan dalam oraganisasi Pendidikan Taman Siswa.
Selain itu, unsur-unsur sosiologis juga dapat ditemukan dalam karya-karya penliti
sebelum masa kemerdekaan seperti karya Snouck Hurgronje, C. van Valenhoven, Ter Har,
Duyvenda, dan lain-lain yang objek penulisannya adalah keadaan masyarakat Indonesia.
Sekolah Tinggi Hukum (Rechtshogeschool) di Jakarta pada waktu itu merupakan
satu-satunya lembaga perguruan tinggi yang sebelum perang Dunia ke-2 memberikan
kuliah-kuliah sosiologi di Indonesia. Disinipun ilmu pengetahuan tersebut hanyalah
dimaksudkan sebagai pelengkap mata pelajaran ilmu hukum. Pengajar-pengajar kuliahpun
bukanlah sarjana-sarjana yang secara khusus memusatkan perhatiannya pada sosiologi,
karena pada waktu itu belum ada spesialisasi sosiologi baik di Indonesia maupun di negri
Belanda.
Pada tahun 1943/1935kuliah-kuliah sosiologi pada Sekolah Tinggi Hukum tersebut
ditiadakan, karena pada waktu itu mereka berpendapat bahwa pengetahuan tentang bentuk
dan susunan masyarakat beserta proses-proses yang terjadi didalamnya tidak diperlukan
dalam hubungan dengan pelajaran hukum.
Setelah Perang Dunia II tepatnya setelah Proklamasi Kemerdekaan diproklamirkan
adalah untuk pertama kalinya pada tahun 1948 di Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta yang
kemudian dilebur dalam Universitas Negeri Gajah Mada Yogyakarta. Di Universitas
tersbut sosiologi diajarkan sebagai ilmu pengetahuan pengetahuan dalam jurusan ilmu
pemerintahan dalam negeri, hubungan luar negri, dan publisistik. Pada tahun1950 ada
beberapa orang yang memperdalam sosiologi di luar negeri bahkan beberapa diantaranya
mempelajari ilmu ini secara khusus yang akhirnya mereka menjadi cikal bakal tumbuhnya
sosiologi di negeri ini.

9
Dari paparan di atas, jelas bahwa perkembangan sosiologi di Indonesia mulanya
hanya dianggap sebagai ilmu pelengkap saja. Akan tetapi dengan berdirinya perguruan
tinggi di negeri ini, sosiologi memegang peranan yang sangat penting dalam menelaah
masyarakat Indonesia yang sedang berkembang.

3.3 PENGARUH STRUKSTUR SOSIAL DAN PROSES SOSIALNYA SOSIOLOGI


TERHADAP SISWA SMAN 1 SUKARESMI
Sosiologi mempelajari komunikasi dalam konteks proses dan interaksi sosial, dalam
mencapai tujuan-tujuan kelompok. Ini tampak jelas dari beberapa definisi komunikasi yang
menggunakan prespektif sosiologi. Colin Cherry (1964) mendefinisikan komunikasi
sebagai “usaha untuk membuat satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa
atau tanda, memiliki bersama serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan mencapai
tujuan” Harnack dan Fest (1964) menganggap komunikasi sebagai “proses interaksi
diantara orang untuk tujuan integrasi intrapersonal dan interpersonal”. Jadi sosiologi
komunikasi adalah ilmu yang memberi pemahaman tentang kajian sosiologis dari kegiatan
komunikasi, khususnya komunikasi massa. Kajian dari sosiologi komunikasi meliputi
hubungan media massa dengan institusi sosial lain yang ada dalam masyarakat, hubungan
didalam institusi media termasuk proses produksi isi media dan hubungan media massa
dengan khalayak.

Jadi hubungannya Sosiologi mempelajari interaksi sosial dan interaksi sosial harus
didahului oleh kontak dan komunikasi. Karena itu, setiap buku sosiologi harus
menyinggung komunikasi. Dalam dunia modern komunikasi bukan saja mendasari interaksi
sosial. Teknologi komunikasi telah berkembang sedemikian rupa sehingga tidak ada satu
masyarakat modern yang mampu bertahan tanpa komunikasi, sebagaimana yang ditulis
oleh De Fleur, D’antonio, dan De Fleur (1977:409) : “ untuk memahami organisasi dan
berfungsinya kelompok yang sekompleks masyarakat, kita perlu meneliti sistem
komunikasi pada seluruh tingkatannya. Salah satu tingkatannya, komunikasi massa,
mengisyaratkan penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis. Ketika masyarakat modern
tumbuh lebih besar dan lebih kompleks, media tersebut makin diandalkan untuk mencapai
tujuan kelompok tertentu seperti menyebarkan berita, menyajikan hiburan massa, menjual

10
barang, mengarahkan kesepakatan politik, dan sebagainya. Para ahli sosiologi sangat
tertarik pada cara bagaimana berbagai corak masyarakat mengembangkan sistem
komunikasi massa tertentu untuk mencapai tujuan mereka”.

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa sosiologi mengkaji masyarakat dari sisi
struktur sosial dan dinamika sosial. Struktur sosial itu meliputi struktur sosial masyarakat
berupa kelompok dan lembaga-lembaga sosial, lapisan serta kekuasaan, sedangkan
dinamika sosial adalah fungsi-fungsi masyarakat yang terlibat dalam proses sosial,
perubahan sosial, atau bentuk abstrak interaksi sosial

Dalam pengaruhnya sosiologi terkadap siswa SMAN 1 ini yaitu bahwa Secara
harfiah, struktur bisa diartikan sebagai susunan atau bentuk. Struktur tidak harus dalam
bentuk fisik, ada pula struktur yang berkaitan dengan sosial. Menurut ilmu sosiologi,
struktur sosial adalah tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok
sosial dalam masyarakat. Masyarakat dapat ditinjau dari sudut struktural dan dinamikanya.

pembelajaran sosiologi Di SMAN1 SUKARESMI bisa dijadikan dasar bagi interaksi


sosial di sekolah dan di masyarakat yang antara lain hubungan antara berbagai unsur di
sekolah baik di sekolah maupun dimasyarakat. Karena menurut Nasution (2010: 15-16)
fungsi sekolah:

1. Sekolah mempersiapkan anak untuk suatu pekerjaan.


2. Sekolah memberikan keterampilan dasar.
3. Sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib.
4. Sekolah menyediakan tenaga pembangunan.
5. Sekolah membantu memecakan masalah-masalah sosial.
6. Sekolah membentuk manusia yang sosial
7. Sekolah merupakan alat mentransformasi kebudayaan

Dari fungsi-fungsi diatas diharapkan akan mempengaruhi pola pikir siswa dan
secara bertahap akan membentuk kepribadian siswa yang lebih baik sesuai dengan
pendidikan nasional. tetapi masi saja yang kurang konsistennya seorang guru dalam

11
menjalankan ke empat komponen diantaranya guru masi telat masuk jam belajar, tidak
ditegur siswa yang mengeluarkan baju, sehingga sebagian kecil siswa kurang sopan
terhadap guru, adanya siswa yang ribut dalam kegiatan belajar mengajar proses. Jadi
perkembangan kepribadian belum sesuai yang diharapkan. Dari sala satu contoh diatas
bahwa peneliti menyadari betapa pentingnya pembelajaran sosiologi yang harus diterapkan
oleh para siswa.

Istilah struktur berasal dari kata structum (bahasa latin) yang berarti menyusun. Dengan
demikian,struktur sosial memiliki arti susunan masyarakat. Adapun penggunaan konsep
struktur sosial tampaknya beragam. Menurut Soerjono Soekanto, struktur sosial merupakan
jaringan dari unsur-unsur sosial pokok, yang meliputi:

· Kelompok social
· Kebudayaan
· Lembaga social
· Stratifikasi social
· Kekuasaan dan wewenang

Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara definisi proses sosial berbagai
segi kehidupan orang per orang atau antar kelompok secara bersama.Gillin
(Soekanto,2002:71-104),menjelaskan bahwa ada 2 golongan proses sosial sebagai akibat
dari interaksi sosial,yaitu proses sosial asosiatif dan proses sosial disosiatif.

1. Proses sosial asosiatif


Proses yang terjadi dimana ada saling pengertian dan kerjasama timbal balik
antarindividu atau kelompok satu dengan yang lainnya,dan proses ini menghasilkan
pencapaian tujuan bersama. Di dalam praktiknya,terdapat bentuk-bentuk yang
beragam mengenai nilai asosiatif ini.
a. Proses kooperasi
Kerja sama dianggap sebagai masalah pokok dalam proses sosial,bahkan
ada yang mengatakan sebagai konsep kunci dalam memahami proses
sosial. Dalam setiap proses sosialnya,menurut sebagian sosiologi

12
(Soekanto,2005:72),diartikan sebagai kerjasama,yaitu sama-sama
melakukan peran untuk saling memukul.
Kerjasama timbul karena orang per orang memiliki kepentingan terhadap
kelompoknya (in group), atau kelompok lain (out group). Kualitas
kerjasama mungkin akan semakin kuat,bila ada bahaya dari luar,atau
tindakan dari luar yang menyinggung emosi atau kesetiaan anggota
terhadap kelompoknya. Adapun bentuk-bentuk kerjasama meliputi:
Gotong royong, sebuah proses kerjasama yang terjadi di masyarakat
pedesaan, dimana proses ini menghasilkan, baik aktivitas tolong menolong
dan pertukaran tenaga serta barang maupun pertukaran emosional dalam
bentuk timbal balik di antara mereka, apakah itu terjadi di sektor keluarga
ataupun sektor produktif.
Bargaining, proses cooperation dalam bentuk perjanjian pertukaran
kepentingan,kekuasaan,barang-barang ataupun jasa antara 2 organisasi
atau lebih yang terjadi di bidang politik, budaya, ekonomi, hukum,
maupun militer.
Cooptation,proses yang terjadi antara individu dan kelompok yang terlibat
dalam suatu organisasi atau negara,dimana terjadi proses penerimaan
unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam
suatu organisasi untuk menciptakan stabilitas.Coalition, 2 organisasi yang
memiliki kesamaan tujuan,kemudian melakukan kerjasama di antara
keduanya untuk mencapai tujuan tersebut. Umumnya tidak menyebabkan
ketidakstabilan struktur di maisng-masing organisasi,karena biasanya
terjadi di unit program dan dukungan politis.Joint venture,kerjasama antara
dua atau lebih organisasi perusahaan di bidang bisnis untuk pengerjaan
proyek-proyek tertentu.
b. Proses akomodasi
Akomodasi adalah proses sosial dengan 2 makna,Proses sosial yang
menunjukkan pada suatu keadaan yang seimbang (equilibrium) dalam
interaksi sosial antarindividu dan antar kelompok di dalam masyarakat,

13
terutama yang ada hubungannya dengan norma-norma dan nilai-nilai
sosial yang berlaku dalam masyarakat tersebut.
Menuju pada suatu proses yang sedang berlangsung, dimana akomodasi
menampakkan suatu proses untuk meredakan suatu pertentangan yang
terjadi, baik antarindividu, kelompok, masyarakat maupun dngan norma
dan nilai yang ada pada masyarakat tersebut. Proses akomodasi ini menuju
pada suatu tujuan untuk mencapai kestabilan.Kasus yang bisa
dikemukakan disini, yaitu kasus pencabutan somasi oleh Andi Rizal
Malaranggeng ke Tempo, sebagaimana berita diturunkan Tempo tanggal
10 Januari 2013. Kasus yang terjadi pada tahun 2012, merupakan contoh
proses akomodasi yang berbentuk ajudikasi.
c. Asimilasi
Proses percampuran dua atau lebih budaya yang berbeda sebagai akibat
dari proses sosial,kemudian menghasilkan budaya tersendiri yang berbeda
dengan budaya asalnya. Adapun proses asimilasi terjadi apabila ada:
d. Akulturasi
Proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu
kebudayaan asing,dengan sedemikian rupa sehingga unsur-unsur dari suatu
kebudayaan itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan
kelompok itu sendiri. Pada tahapan akulturasi ini,akan lahir masyarakat
plural. Realitas masyarakat plural,ditandai dengan adanya kemampuan
masyarakat untuk hidup berdampingan dengan busaya berbeda. Kendati
demikian,acara politis,kondisi ini memiliki potensi konflik atau
disintegrasi sosial,yang mengarah pada segmentasi budaya.
2. Proses sosial disiosiatif
Proses perlawanan yang dilakukan oleh individu-individu dan kelompok dalam
proses sosial di antara mereka pada suatu masyarakat. Adapun bentuk-bentuk proses
sosial disosiatif,adalah:
a. Kompetisi

14
Proses sosial dimana individu atau kelompok-kelompok berjuang dan
bersaing untuk mencari keuntungan pada bidang-bidang kehidupan yang
menjadi pusat perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang
telah ada,tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
b. Kontravensi
Proses sosial yang berbeda di antara persaingan dan pertentangan. Tanda
adanya kontravensi yaitu adanya gejala ketidakpastian mengenai diri
seseorang,atau suatu rencana dan perasaan.
c. Konflik
Proses sosial dimana individu atau kelompok menyadari memiliki
perbedaan masing-masing,misalnya dalam ciri badaniah,emosi,unsur
kebudayaan,pola perilaku dan lain-lain.

3.4 NILAI DAN NORMA YANG BISA DI APLIKASIKAN TERHADAP SISWA


SMAN 1 SUKARESMI
Dalam mengaplikasikan sikap baik dari sosiologi terhadap siswa sman1 sukaresmi,
perlu mengetahui bgaimana Peran sosiologi pendidikan sebagai ilmu murni
ialah memberikan pemahaman tentang fenomena pendidikan dan kependidikan berdasarkan
teori sosiologi. Kemampuan dalam memahami teori kemudian digunakan untuk keperluan
penelitian ilmiah dalam rangka menanggapi fenomena pendidikan dan kependidikan serta
kebijakannya.

Pengertian nilai sosial menurut beberapa ahli :

1. Woods : Petunjuk umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah
laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari
2. B. Simanjuntak : Ide-ide masyarakat tentang sesuatu yang baik
3. Robert M.Z. Lawang: Gambaran mengenai apa yang diinginkan, pantas, berharga,
dan mempengaruhi perilaku sosial orang-orang yang memiliki nilai tersebut

Klasifikasi nilai menurut Prof. Notonegoro :

15
1. Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani manusia.
2. Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan aktivitas atau kegiatan.
3. Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan rohani
manusia, seperti: a. Nilai kebenaran, yaitu bersumber pada akal manusia (cipta) b.
Nilai keindahan, yaitu bersumber pada unsur perasaan (estetika) c. Nilai moral,
yaitu bersumber pada unsur kehendak (karsa) d. Nilai keagamaan, yaitu bersumber
pada ketuhanan.

Norma sosial merupakan sekumpulan pendapat tentang bagaimanakah seharusnya


manusia itu harus bertingkah laku bahkan harus bertindak yang pantas sehingga keharusan
dan kepantasan itu menjadi terbiasa dan selanjutnya diturunkan secara turun-temurun
hingga mewujudkan peraturan-peraturan hidup dalam pergaulan kehidupan masyarakat.

Berdasarkan tingkatan daya ikat Norma-norma yang ada di dalam masyarakat


mempunyai kekuatan mengikat yang berbeda-beda. Ada norma yang berdaya ikat lemah,
sedang, dan kuat. Untuk dapat membedakan kekuatan mengikat norma-norma tersebut,
dikenal empat pengertian norma, yaitu :

1. Cara (usage) : Norma yang paling lemah daya pengikatnya karena sanksinya hanya
cemoohan. Contoh : Ketika sedang makan orang bersendawa.
2. Kebiasaan (folkways) : Suatu aturan dengan kekuatan mengikat yang lebih kuat
daripada usage karena kebiasaan merupakan perbuatan yang dilakukan berulangulang.
Contoh : Menghormati orang yang lebih tua.
3. Tata kelakuan (mores) : Aturan yang sudah diterima masyarakat dan dijadikan alat
pengawas/kontrol, secara sadar/tidak sadar, oleh masyarakat kepada
anggotaanggotanya. Pelanggaran akan diberikan sanksi berat. Contoh : Larangan
berzinah.
4. Adat istiadat (custom) : Suatu aturan yang turun temurun namun sangat mengikat dan
akan mendapat sanksi bagi yang melanggar.Contoh : Larangan menikah dengan orang
yang satu marga dalam adat Batak.

16
BAB III
PENUTUP

4.1KESIMPULAN
Sejak awal kehadirannya Sosiologi banyak dipengaruhi oleh filsafat sosial.
Memperoleh bentuk dan dan diakui eksistensinya sekitar abad ke-19.  August Comte adalah
orang yang disebut sebagai ‘bapak sosiologi’.  Di Indonesia Ki Hadjar Dewantoro
merupakan pelopor utama dan memberikan sumbangan yang sangat banyak pada sosiologi.

Sejarah kelahiran sosiologi pada awal abad ke-18 dipengaruhi oleh perubahan-
perubahan yang terjadi di dalam masyarakat dipengaruhi oleh kekuatan sosial. Adapun
kekuatan sosial yang berperan dalam perkembangan ilmu sosiologi saat itu, antara lain:
revolusi politik, revolusi industri dan kemunculan kapitalisme, kemunculan sosialisme,
gerakan feminism, terjadinya urbanisasi besar-besaran, perubahan keagamaan, dan
perkembangan ilmu pengetahuan

mengemukakan bahwa setiap kehidupan masyarakat manusia khususnya siswa


SMAN1 sukaresmi itu memerlukan solidaritas. Menurutnya, soidaritas dibedakan ke dalam
dua hal, yaitu mekanis dan organis. Solidaritas mekanis berjalan atas dasar kepercayaan dan
kesetiakawanan yang diikat oleh conscience collective (kesadaran kolektif).

4.2 SARAN
1. Hendaknya setiap lembaga pendidikan selalu memperhatikan hasil belajar peserta
didik. Karena hasil belajar merupakan salah satu unsur penting yang harus selalu
diperhatikan dalam kegiatan belajar mengajar, hal ini dimaksudkan untuk
mengevaluasi sejauhmana kemampuan siswa, guna mencapai tujuan dari KBM
tersebut.
2. Walaupun hubungan antara hasil belajar sosiologi tidak terlalu kuat, namun hal ini
perlu diperhatikan oleh pihak sekolah karena hasil belajar sosiologi turut
berpengaruh terhadap sikap siswa.
3. Khusus untuk guru Sosiologi, hendaknya selain bisa membangkitkan semangat
belajar, membina dan mengembangkan kreatifitas siswa, juga dapat menjadi suri

17
tauladan sikap yang baik serta menjadi contoh yang konkrit bagi siswa yang bisa
dibanggakan, dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. Sosiologi komunikasi. Cet. 7, Jakarta: Prenadamedia Group, 2014

Ap, Radiah. Sosiologi komunikasi. Makassar: Alauddin University Press, 2012

Narwoko, J. Dwi & Bagong Suryanto. Sosiologi tekspengantar dan terapan.  Cet. 3,


Jakarta: Kencana, 2007

Soekanto, Soerjono & Budi Sulistiyowati. Sosiologi suatu pengantar. Cet 46, Depok: PT.
Rajagrafindo Persada, 2014

Elistanti & Tintin Rostini. Sosiologi untuk MA/ SMA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009

Suhardi dan Sri Sunarti. 2009. Sosiologi 2: Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Budiyono. 2009. Sosiologi 2: Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional

Raharjo, Puji. 2009. Sosiologi 2: Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional

Waluya, Bagja. Sosiologi 2 Menyelami dan Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas
XI SMA/MA Program IPS. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional

18

Anda mungkin juga menyukai