Permainan Angka-angka
Laporan Keuangan
Jenis-jenis financial numbers game
Aggressive accounting:
Pemilihan dan penerapan prinsip akuntansi yang
bertujuan agar laba tahun berjalan lebih tinggi
(higher current earnings), terlepas dari apakah
praktik tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum atau tidak.
Earnings management:
Manipulasi laba secara aktif untuk suatu target
yang sudah ditentukan sebelumnya oleh,
misalnya, manajemen, untuk suatu proyeksi yang
sudah dibuat oleh analis, atau untuk mendapatkan
suatu angka yang konsisten dengan smoother,
more sustainable earnings stream.
Jenis-jenis financial numbers game
Income smoothing:
Suatu bentuk earnings management yang didesain untuk
menghilangkan aliran laba yang fluktuatif, termasuk cara-
cara untuk mereduksi dan “menyimpan” laba pada saat
kinerja keuangan sedang membaik agar laba tersebut bisa
dimanfaatkan pada saat kinerja keuangan sedang
menurun.
Fraudulent financial reporting:
Penyajian keliru (misstatement) yang disengaja atau
penyembunyian (ommision) atas suatu angka atau
pengungkapan di dalam laporan keuangan yang bertujuan
untuk memperdayai pengguna laporan keuangan melalui
pendekatan administratif, perdata, atau kriminal.
Jenis-jenis financial numbers game
Terjadinya fleksibilitas
Transaksi-transaksi keuangan dan kondisi
ekonomi yang ada tidak selalu sama sehingga
bisa digunakan model pengukuran yang
berbeda, bahkan untuk perusahaan sejenis
sekalipun.
Fleksibilitas pelaporan keuangan
Penentuan biaya persediaan
Pengakuan pendapatan
Model pengukuran aset
Uji penurunan nilai aset
Estimasi provisi
Penentuan biaya persediaan
Dalam penilaian persediaan, dikenal
metode FIFO (first in first out), LIFO (last in
first out), dan average.
Keuntungan LIFO adalah menghemat pajak
dan pengukuran pendapatan yang lebih
baik. Akan tetapi, kerugiannya adalah
menurunkan pendapatan, saldo persediaan
yang tidak realistis di neraca, dan laba
yang tak dapat diantisipasi karena
pencatatan kuantitas pencatatan.
Perbandingan metode penilaian persediaan
2003
Penjualan 450,00 unit @ Rp 12,00 5.400,00 5.400,00 5.400,00
Inventori:
Saldo awal 200,00 unit @ Rp 6,00 1.200,00 1.142,86 1.000,00
Pembelian 500,00 unit @ Rp 8,00 4.000,00 4.000,00 4.000,00
Tersedia utk dijual 700,00 5.200,00 5.142,86 5.000,00
Saldo akhir 250,00 unit @ Rp 8,00 2.000,00 1.836,73 1.400,00
2004
Penjualan 475,00 unit @ Rp 10,50 4.987,50 4.987,50 4.987,50
Inventori:
Saldo awal 250,00 unit @ Rp 8,00 2.000,00 1.836,73 1.400,00
Pengukuran
setelah
Aset
Jumlah No No
Pengakuan mengalami Aset mengalami
Awal Tercatat penurunan penyusutan?
nilai?
Yes Yes
36
Model Revaluasi
◼ Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai
wajarnya dapat diukur secara andal harus dicatat pada
jumlah terevaluasi, yaitu:
nilai wajar pada tanggal revaluasi
dikurangi:
◼ akumulasi penyusutan; dan
◼ akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal
revaluasi.
◼ Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang
cukup reguler untuk memastikan bahwa jumlah tercatat
tidak berbeda secara material dari jumlah yang
ditentukan dengan menggunakan nilai wajar pada
tanggal neraca.
Model Revaluasi
Pengukuran
Awal Biaya Perolehan
Jumlah Tercatat
Pengukuran
setelah
Aset
No No
Pengakuan mengalami Aset mengalami
Awal Revaluasi penurunan penyusutan?
nilai?
Yes Yes
38
Model Nilai Wajar
Setelah pengakuan awal, entitas yang memilih
menggunakan model nilai wajar mengukur seluruh
properti investasi berdasarkan nilai wajar, kecuali
dalam kasus ketidakmampuan menetapkan nilai wajar
yang andal (Lihat Paragraf 56 PSAK No. 13).
Apabila hak atas properti yang dimiliki oleh lessee
melalui sewa operasi (Lihat Paragraf 6 PSAK No. 13)
diklasifikasikan sebagai properti investasi, model nilai
wajar harus diterapkan.
Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar
atas properti investasi harus diakui dalam laporan
laba rugi pada periode terjadinya.
Model nilai wajar properti investasi harus
mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca
(Lihat Paragraf 41 PSAK No. 13)
Uji Penurunan Nilai
Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang
merupakan selisih lebih nilai tercatat suatu aset
atau unit penghasil kas atas jumlah terpulihkannya.
Jumlah tercatat adalah jumlah yang diakui untuk
suatu aset setelah dikurangi akumulasi penyusutan
(amortisasi) dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil
kas adalah jumlah yang lebih tinggi antara
- nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dan
- nilai pakainya.
Pendekatan Umum dalam Estimasi
Penurunan Nilai Aset
Uji Penurunan Nilai Aset
Pada setiap akhir periode pelaporan, suatu entitas harus
menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami
penurunan nilai.
Jika terdapat indikasi tersebut, entitas mengestimasi
jumlah terpulihkan aset tersebut.
Terlepas apakah terdapat indikasi penurunan nilai, untuk
aset takberwujud tertentu dan goodwill, entitas harus
minimal setahun sekali, melakukan pengujian penurunan
nilai (impairment test) dengan membandingkan nilai
tercatatnya dengan jumlah terpulihkannya.
Aset takberwujud dengan masa manfaat tidak terbatas
Aset takberwujud yang belum digunakan
Goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis
Nilai Wajar
Bukti Terbaik
➢ adalah harga dalam suatu perjanjian penjualan yang mengikat yang
dibuat dalam suatu transaksi antara pihak-pihak yang independen,
disesuaikan dengan biaya tambahan yang dapat dikaitkan secara
langsung dengan pelepasan aset.
Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yanmengikat
namun aset diperdagangkan di pasar aktif
➢ Berdasarkan harga pasar aset dikurangi biaya pelepasan aset
tersebut.
Apabila tidak terdapat perjanjian penjualan yang
mengikat atau pasar aktif untuk aset
➢ Berdasarkan pada informasi terbaik yang ada untuk
menggambarkan jumlah yang dapat diperoleh entitas, pada akhir
periode pelaporan, dari pelepasan aset pada nilai wajar dikurangi
biaya pelepasan
Nilai Pakai
Nilai pakai adalah nilai kini dari estimasi arus kas yang
diharapkan akan diterima dari aset atau unit penghasil kas.
Elemen-elemen berikut harus diperhitungkan dalam
penghitungan nilai pakai aset:
a) estimasi arus kas masa depan yang diharapkan entitas akan diperoleh
dari aset;
b) ekspektasi mengenai kemungkinan variasi dari jumlah vatau waktu arus
kas masa depan tersebut;
c) nilai waktu uang, diwakili oleh suku bunga pasar bebas risiko yang
berlaku;
d) harga untuk menanggung ketidakpastian yang melekat pada aset
e) faktor-faktor lain, seperti ilikuiditas, yang akan dipertimbangkan oleh
pelaku pasar dalam menilai arus kas masa depan yang diharapkan
entitas akan diperoleh dari aset tersebut.
Penerapan prinsip akuntansi yang agresif