ATAS PERSEDIAAN,
BIAYA PENJUALAN,
DAN KERUGIAN
Kelompok 4
Akuntansi Perpajakan
Anggota
3. Average.
Metode average menilai persediaan dengan membagi harga pokok barang yang tersedia untuk
dijual dengan jumlah barang, sehingga didapatkan biaya rata-rata.
Pembelian
Pembelian persediaan ini dapat dilakukan oleh perusahaan baik secara tunai maupun secara
kredit. Setiap transaksi pembelian harus didukung dengan bukti pembayaran jika secara
tunai dan didukung dengan faktur pembelian jika secara kredit.
Pembelian persediaan dicatat pada akun Pembelian bukan pada akun
Persediaan. Akun Pembelian didebit sebesar jumlah faktur sebelum diskon pembelian
dimasukkan.
Contoh Pembelian:
Perpetual
Persediaan Rp.5.000.000,00
Piutang PPN Rp. 550.000,00
Kas Rp.5.550.000,00
Potongan Pembelian
Potongan pembelian biasanya dicatat secara terpisah dalam akun
Potongan Pembelian. Kemudian, saldo akun ini dilaporkan sebagai pengurang dari jumlah
yang telah dicatat dalam akun Pembelian untuk periode tersebut. Oleh karena itu, akun
Potongan Pembelian dipandang sebagai akun kontra terhadap Pembelian.
CONTOH KASUS
Tuan A membeli 3 meja dengan harga @Rp400.000, 1 diantaranya ia kembalikan ke PT
Lokakarya karena terdapat kerusakan. Buatlah jurnal yang dicatat oleh Tuan A!
Retur Pembelian
Pencatatan Periodik
Utang dagang Rp444.000
Retur Pembelian Rp400.000
Piutang PPN Rp 44.000
Pencatatan Perpetual
Utang dagang Rp444.000
Persediaan Rp400.000
Piutang PPN Rp 44.000
Penjualan
Pendapatan dari penjualan persediaan dicatat sebagai penjualan. Pada metode pencatatan
perpetual, transaksi penjualan dicatat menggunakan 2 ayat jurnal :
• Kas / Piutang Dagang pada penjualan
• Beban pokok penjualan pada persediaan barang dagang
CONTOH KASUS
PT Lokakarya menerima sebesar Rp1.200.000 secara tunai atas penjualan 3 meja kepada
Tuan A. Beban pokok penjualan sebesar Rp800.000.
Penjualan
Pencatatan Periodik
Kas Rp1.332.000
Penjualan Rp1.200.000
Utang PPN Rp 132.000
Pencatatan Perpetual
Kas Rp1.332.000
Penjualan Rp1.200.000
Utang PPN Rp 132.000
Beban Pokok Penjualan Rp 800.000
Persediaan Rp 800.000
Diskon Penjualan
Pencatatan Perpetual
Kas XXX
Potongan Penjualan XXX
Piutang dagang XXX
Pencatatan Periodik
Kas XXX
Potongan penjualan XXX
Piutang dagang XXX
Retur Penjualan
Retur penjualan adalah penerimaan barang oleh pihak penjual yang dikembalikan dari pihak pembeli. Pengembalian ini
biasanya terjadi jika barang yang dikirim pihak penjual tidak sesuai dengan apa yang diinginkan pembeli atau mengalami
kerusakan. Retur penjualan menyebabkan piutang atau tagihan dari pihak penjual kepada pihak pembeli berkurang. Saat
mencatat retur penjualan pada jurnal keuangan, isi kolom debit dengan akun retur penjualan sedangkan piutang dagang
dicatatkan pada sisi kredit.
Pencatatan Perpetual
Pencatatan Periodik
Dalam syarat ini, hak atas barang baru berpindah pada pembeli jika barang yang dikirim sudah diterima oleh
pembeli. Maka, pada saat barang sudah diterima penjual mengurangi persediaan barangnya dan mencatat penjualan,
sedangkan pembeli mencatat pembelian dan menambah persediaan Dalam syarat ini, penjual harus menanggung
ongkos kirim hingga sampai ke tujuan akhir. Ketika penjual membayar ongkos kirim penjualan yang di laporan laba
rugi penjual sebagai beban penjualan.
Contoh Kasus:
Sebuah perusahaan bergerak pada bidang pengiriman barang. Ada permintaan pengiriman mesin
genset disel seharga Rp 2,3 Miliar dari Surabaya menuju Makasar dengan biaya pengiriman Rp
25.000.000. Pihak pemilik genset meminta harga tambahan PPN 10% dan PPh 2% sehingga harga
yang diberikan oleh perusahaan pengiriman setelah dikurangi PPn dan ditambah PPh menjadi Rp
27.540.000
Biaya
Biaya promosi yang dapat dikurangkan sebagai pengurang Penghasilan Kena
Pajak adalah biaya iklan, papan reklame, dan biaya yang didukung dengan bukti
Penjualan Biaya promosi ini berbeda dengan sumbangan yang sfatnya tidak berkaitan
dengan pengenalan produk, tetapi sifatnya lebih sosial. Namun, sangat sulit
membedakan antara promosi dan sumbangan, jika kegiatan atas promosi tersebut
membagikan barang/produk yang sudah di produkasi.
Biaya yang muncul karena berkaitan dengan
penjualan, diantaranya adalah:
• Biaya Promosi
• Komisi Penjualan Pada kegiatan tertentu besarnya biaya promosi ini sangat tinggi sehingga jika
dilihat dengan ketentuan perpajakan, biaya promosi sebagai pengurang penghasil
bruto, besarnya dibatasi seperti pada perusahaan rokok.
Jika sesuai dengan biaya promosi perusahaan rokok/cerutu yang bisa diakui
sebagai PKP sebesar 2% dari peredaran bruto, yaitu pita cuki dikurangi dengan
potongan yang diberikan agen distributor (SE No. 29/ tahun 1990)
Back to
Komisi Penjualan Navigat
ion
Page
Komisi Penjualan adalah perdagangan yang melalui Dasar dari pajak komisi ini adalah PPh pasal 21, untuk pajak
perantara. Dalam perantara tersebut memperoleh pajak komisi badan PPh pasal 23. Perantara perdagangan dikeakan atas
atas komisi penjualan karena termasuk dalam pajak komisi saat penghasilan yang diperoleh saat transaksi
penghasilan. Sehingga dikenakan pajak penghasilan atau antara penjual dan pembeli. Perantara ini banyak di temui dalam
PPh komisi penjualan. bisnis perdagangan properti, kendaraan, dsb
PPh Komisi penjualan adalah pajak komisi penjualan Jika perantara meupakan badan usaha, maka dasar atas
yang harus dikeluarkan oleh pihak ketiga atau si pengenaan komisi penjualan badan adalah PPh Pasal 23 atau
perantara. Jika PPh komisi penjualan terlalu besar, PP/No.23/2018
Perantara sebagai wajibb pajak boleh mengajukan
keringanan berupa PPh pasal 25 agar bisa mengangsur
pajak terutang.
Back to
PPh pasal 21 untuk perhitungan komisi penjualan orang pribadi. Hal ini diatur dalam pasal 17 ayat 1, pengecualia
ditetapkan berbeda oleh pemerintah. Jika PPh atas komisi penjualan melebihi Rp 50 juta maka dikenakan tarif 5%
untuk perantara yang memilki NPWP, sedangkan jika tidak memiliki NPWP akan dikenakan pajak komisi penjualan
sebesar 6%. Tiga cara menghitung perhitungan PPh 21 Bukan Pegawai.
• PPh 21 bukan pegawai berkesinambungan: {(50% x penghasilan bruto)- PTKP 1 Bulan)} x Tarif pasal 17
• PPh 21 Bukan Pegawai Berkesinambungan Tidak menerima PTKP: {(50% x Penghasilan Bruto)} x Tarif pasal
17
• PPh 21 Bukan Pegawai berkesinambungan {(50% x Penghasilan Bruto)} x Tarif Pasal 17
Back to
Bagi wajib pajak badan usaha, dikenakan pajak atas komisi penjualan badan sesuai dengan perhitungan
PPh Pasal 23. Tarif pajak komisi penjualan dikenakan yaitu sebesar 2% dari total penghasilan bruto bagi
perantara yang mempunyai NPWP. Jika perantara tanpa NPWP dikenakan pajak atas komisi penjualan
badan sebesar 4%
Contoh perhitungan:
PP/No.23/2018 Navigat
ion
Page
Pajak atas komisi penjualan baadan juga diatur dalam PP No. 23 Tahun 2018. Dalam PP
ini, diatur bahwa pajak atas komisi penjualan badan adalah sebesar 0,5% dengan syarat
penghasilan bruto kurang dari 4,8 Miliar Tahun pajak.
Contoh Soal: Back to
Navigat
ion
Page
Pak Rudi menerima komisi sebagai salesman di PT. Pelangi yang dengan
pembayarannya sebesar Rp 5.000.000, berapa PPh 21 yang harus dibayar pak Rudi
jika Pak Rudi memiliki NPWP
Rumus:
(50% x Penghasilan Bruto) x tarif pasal 17
(50% x Rp 5.000.000) x 5%
Rp 125.000
Biaya Berkaitan
Kerugian
Biaya
Secara ketentuan perpajakan, kerugian diakui sebagai pengurang
penghasilan bruto. Pengakuan kerugian dibedakan menjadi 2:
• Kerugian dibebankan sebagai biaya tahun berjalan
Kerugian
Kerugian Dibebankan sebagai Biaya Tahun Berjalan
Kerugian yang berasal dari beberapa kegiatan yang sudah
direalisasikan dapat dibebankan sebagai biaya pada tahun terjadinya
kerugian atau pada tahun berjalan, di antaranya adalah:
• Kerugian atas penjualan atau pengalihan harta;
• Kerugian atas selisih kurs mata uang asing;
• Kerugian atas kerusakan persediaan
Biaya Berkaitan Kerugian B
Tahun Sisa Rugi Awal Tahun Laba Kompensasi Rugi Penghasilan Kena Pajak
Pajak
sebagai biaya, yaitu sbb:
• Selisih antara Pajak Keluaran dan Pajak Masukan
• Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan
• Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
• Pajak bumi dan bangunan
• Bea perolehan hak tanah dan bangunan
Biaya Berkaitan Pajak
Selisih Antara Pajak Keluaran dan Pajak Masukan
Apabila dalam pengakuan penghasilan maupun pembelian atau harga pokok termasuk PPN (inklusif PPN), maka selisih
antara PPN Keluaran dengan PPN Masukan dapat dimasukkan sebagai biaya yang mengurangi penghasilan bruto.
Contoh Kasus:
PT Rosyida, perusahaan yang bergerak dalam perdagangan elektronika, dalam tahun 2003 membeli produk termasuk
PPN Masukan sebesar Rp9.900.000,-. Barang tersebut dijual, termasuk PPN Keluaran sebesar Rp11.000.000,-.
Besarnya laba dapat dihitung baik dengan termasuk PPN maupun tanpa PPN seperti berikut:
1. Pajak Penghasilan yang Menjadi Hak 2. Pajak Penghasilan yang Menjadi Hak
Wajib Pajak Rekanan
Pajak penghasilan yang menjadi hak wajib Perlakuan biayanya adalah sebagai berikut:
pajak, bukan merupakan biaya yang dapat • Pajak Penghasilan ditanggung oleh
diperhitungkan untuk mendapatkan rekanan
Penghasilan Kena Pajak. • Pajak Penghasilan ditanggung oleh Wajib
Pajak
Pajak penghasilan yang dipotong atau dipungutkan ke rekanan, dan atas PPh
Biaya Berkaitan tersebut pembebanannya ditanggung oleh rekanan, dapat menjadi biaya bagi Wajib
Pajak Pajak.
Contoh Kasus:
PT Wicaksono membayar jasa konsultan tenaga ahli sebesar Rp 50.000.000,-, Atas
jasa tersebut dipotong PPh Pasal 23 sebesar 7,5% sehingga yang diterima oleh
• Pajak Penghasilan Menjadi Hak
rekanan hanya sebesar Rp 46.250.000,Sedangkan sisanya sebesar Rp 3.750.000,-
Rekanan Ditanggung Rekanan
berupa bukti potong PPh Pasal 23 yang akan dibayarkan ke negara. Pengakuan
biaya dari PT Wicaksono adalah sebesar pembayarannya termasuk PPh Pasal 23
yang dipotong atau sebesar Rp 50.000.000,-
Jurnal transaksi:
Biaya Konsultan Rp 50.000.000
Kas/Bank Rp 46.250.000
PPh Pasal 23 dipotong Rp 3.750.000
PPh Pasal 23 dipotong Rp 3.750.000
Kas/Bank Rp 3.750.000
Biaya Berkaitan Pajak
• Pajak Penghasilan Menjadi Hak Rekanan yang Ditanggung Wajib Pajak
Pajak Penghasilan yang dipotong atau dipungutkan ke rekanan, dan atas PPh tersebut
pembebanannya ditanggung oleh Wajib Pajak, dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1) Terhadap Rekanan Dalam Negeri
Tidak dapat diperkenankan sebagai biaya untuk mendapatkan Penghasilan Kena Pajak.
2) Terhadap Rekanan Asing
PPh yang dipotong atau dipungut oleh WP terhadap rekanan asing yang dibayar secara gross up.
atau PPh Pasal 26-nya ditanggung oleh Wajib Pajak, diperkenankan sebagai biaya untuk
mendapatkan Penghasilan Kena Pajak.
For more assets and information, scan here. Generate a QR
code by browsing through the 'More' option on the left-side
object panel.
Biaya Berkaitan Pajak
• Pajak Penghasilan Menjadi Hak Rekanan yang Ditanggung Wajib Pajak