Anda di halaman 1dari 39

Pengeluaran apotik terdiri atas pengeluaran tunai

dan non tunai.


Pengeluaran tunai merupakan pengeluaran
untuk operasional yaitu pembayaran listrik,
telepon, gaji atau pembelian tunai lainnya
termasuk obat dan pajak.
Pengeluaran non tunai merupakan pembayaran
atas hutang apotik meliputi hutang bank atau
Seluruh
hutang pengeluaran tersebut
atas pembelian haruskredit
obat memiliki bukti
kepada
yang sah secara
distributor hukum
obat atau meliputi kuitansi, cek atau
PBF.
faktur pembelian obat. Bendahara tidak dapat
mengeluarkan uang jika tidak ada persetujuan
apoteker atau atasannya. Proses pengeluaran
uang ini harus dilaporkan bendahara setiap
transaksi dalam buku register setiap hari dan
bulan, kemudian direkap menjadi neraca tahunan
dan rugi laba.
Dari ringkasan proses kegiatan keuangan yang
terjadi pada apotek di atas, jelas diperlukan suatu
proses pencatatan, pengukuran, dan
pengkomunikasian informasi keuangan yang dibuat
dalam berbagai bentuk antara lain berupa:
Laporan Laba-rugi (income statement),
Neraca (balance sheet), Aliran Kas (cash
flow), dan Rasio Keuangan.

Proses ini dikenal sebagai akuntansi


keuangan.
PENDAHULUAN
Bentuk kongkrit manajemen keuangan Akuntansi
keuangan
Akuntansi keuangan : Suatu proses pencatatan,
pengukuran dan pengkomunikasian informasi keuangan.
Laporan Keuangan: adalah informasi finansial tentang
kegiatan apotek dan hasil-hasilnya yang disusun
berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi untuk suatu
periode tertentu.
Laporan keuangan memberikan informasi yang penting
dan dapat menggambarkan kondisi keuangan apotek
sehingga dapat digunakan oleh berbagai pihak sesuai
dengan kepentingannya masing-masing.
Laporan Keuangan
 Laporan akuntansi keuangan merupakan salah
satu sumber informasi keuangan yang penting
yang dapat digunakan oleh berbagai pihak
sesuai dengan kepentingannya masing-masing.
 Adapun pihak-pihak yang menggunakan laporan
akuntansi keuangan dapat dibagi menjadi 2,
yaitu:
 Pengguna Langsung
 Pemilik apotek (owners)
 Kreditor (bank)
 Manajemen dan Karyawan
 Pemerintah (petugas pajak)
 Pengguna Tidak Langsung
 Analis (dari perusahaan sekuritas)
 Konsultan atau financial adviser
 Asosiasi dagang
Fungsi Laporan Akuntansi Keuangan :
sebagai pemberi informasi kepada
pengelola atau pemilik apotek mengenai
perubahan-perubahan yang terjadi pada
unsur-unsur kekayaan (neraca) yang dimiliki
apotek dari kondisi neraca pada awal kegiatan
menjadi neraca pada akhir kegiatan apotek,
sebagai akibat adanya kegiatan transaksi jual-
beli barang atau jasa selama pada kurun
waktu tertentu.
BENTUK-BENTUK LAPORAN KEUANGAN
 Neraca (balance sheet)
 laporan akuntasi keuangan yang menggambarkan
tentang kondisi harta (aktiva), hutang (pasiva) dan modal
sendiri (ekuity) yang dimiliki apotek pada tanggal tertentu.

 Aktiva (harta atau aset) terdiri dari :


 Aktiva lancar (harta yang lancar – likuid) seperti : uang
(kas), surat berharga (cek, giro, saham), piutang dan
persediaan.
 Aktiva tetap (harta yang tidak likuid) seperti: gedung,
tanah.
 Pasiva (hutang atau liability) terdiri dari :
 Pasiva lancar (hutang lancar) yaitu : hutang jangka
pendek yang usianya kurang dari 1 tahun seperti :
hutang dagang ke suplier.
 Hutang jangka panjang yaitu : hutang yang usianya
lebih dari 1 tahun seperti : pinjaman dari bank.

 Modal sendiri (ekuitas)  modal yang yang berasal


dari pemiliki atau modal yang dikeluarkan dari
sakunya pemilik atau pendiri apotek, sehingga modal
ini juga dianggap sebagai hutang apotek.
Laporan Laba-Rugi  laporan akuntasi
keuangan yang menggambarkan tentang
jumlah penjualan (Sales), biaya variabel
(variable cost), biaya tetap (fix cost) dan laba
(earning) yang diperoleh dalam satu periode
tertentu.
Unsur-unsur yang terdapat dalam
laporan Laba-Rugi meliputi :
• Penjualan
• Biaya pembelian barang = biaya variabel
(variable cost)
• Biaya operasional = biaya tetap (fixed cost)
• Laba-Rugi Sebelum Bunga dan Pajak
– Bunga
– Pajak
– Laba bersih (EAT = Earning Alter Tax)
– Harga per lembar saham
Contoh Laporan Laba Rugi PT. Apt Manjur
per 31-12-2003

No Uraian Rupiah %Tage


1 Jumlah penjualan (sales) 35.000 100
2 Biaya variabel 26.000 74,29
3 Biaya tetap (Fixed cost) 7.900 22,57
Laba sebelum bunga &
4 pajak 1.100 3,14
  -Bunga 220  
  -Pajak 326  
  Laba Sesudah Pajak (EAT) 654 1,89
Catatan: Biaya variabel = HPP (harga pokok penjualan)
Cara menghitung HPP (harga pokok
penjualan)
• Dengan faktor harga jual
 

• Dengan perhitungan nilai stok barang


HPP = [(stok awal + pembelian) – (stok akhir)] x
100%
Faktor yang mempengaruhi nilai HPP
yaitu :
• Faktor harga jual
Semakin besar faktor harga jualyang digunakan,
maka semakin kecil nilai HPP-nya, dengan asumsi :
faktor harga belinya = netto dan sebaliknya.
• Faktor harga beli
Semakin besar faktor harga beli (tidak ada diskon
atau netto) yang diperoleh dari supplier, maka
semakin besar nilai HPP-nya, dengan asumsi faktor
harga jualnya tetap dan sebaliknya.
Cara menghitung pencapaian sasaran
(target)
• Unsur-unsur yang terdapat pada laporan laba-
rugi tahun 2003 pada tabel 3 : sebagai
pembaginya.
• Unsur-unsur laba-rugi yang terdapat pada
laporan laba-rugi tahun 2003 dibagi dengan
unsur-unsur laba-rugi yang terdapat pada
laporan laba-rugi tahun 2002 lalu x 100%
Laporan Laba Rugi
Target 03 Real 02 Real 03 (%) (%)
No Uraian (A) (B) (C) C/A C/B
Penjualan
1 bersih 32.000 28.000 35.000 109.37 125.00
Biaya
2 variabel 24.000 21.000 26.000 108.33 123.81
3 Biaya tetap 6.500 5.800 7.900 121.54 136.21
4 EBIT 1.500 1.200 1.100 73.33 91.67
-Bunga
  (interest) 200 200 220 110.00 110.00
  -Pajak (tax) 450 400 326 72.44 81.50
  EAT 850 600 654 76.94 109.00
Laporan aliran kas (cash
flow

)
Secara tradisional perusahaan hanya menerbitkan
laporan Laba-Rugi dan Neraca.
 Laporan aliran kas dibuat untuk menggambarkan
tentang estimasi rencaan jumlah penerimaan dan
jumlah pengeluaran uang kas apotek selama periode
waktu tertentu.

Unsur-
Unsur
Laporan
Aliran
Kas
Cara Membuat Laporan
Aliran kas
Tabel 4. Contoh Bentuk
Laporan Aliran Kas
No Uraian Rencana Realisasi Deviasi (%)
1 Saldo awal 25.000 25.000 100
2 Penerimaan
-Penjualan Tunai 1.000.000 1.100.000 110
-Piutang 800.000 900.000 112,5
-Bunga 200.000 200.000 100
-Deviden 0 0 0
-Lain-lain 0 0 0
3. Pengeluaran 875.000 995.000 113.70
-Hutang dagang 700.000 800.000 114.3
-Biaya 80.000 100.000 125
Operasional 20.000 20.000 100
-Bunga 25.000 25.000 100
-Pajak
-Lain-lain
4. Saldo Akhir 175.000 180.000 104
(1+2+3)
Cara Mengevaluasinya
 Melihat saldo akhir, apakah mengalami defisit
atau surplus ?
 Bila mengalami defisit, maka APA dapat mencari
penyebabnya dengan cara sebagai berikut :
◦ Analisis data penjualan tunai
 Apakah penurunan penjualan tunai lebih disebabkan oleh
faktor internal seperti banyak barang kosong, pelayanan
lambat atau harga mahal? Atau oleh faktor eksternal
seperti jumlah apotek bertambah, konsumennya
berkurang?
◦ Analisis data pembayaran hutang dagang
Apakah ada faktur-faktur yang belum jatuh tempo sudah dibayarkan,
atau karena adanya tuntutan dari suplier yang memperpendek
masa kredit, sehingga jumlah pembayaran hutang dagang ke
suplier menjadi lebih besar dari yang direncanakan?
◦ Analisis data penggunaan biaya usaha
 Apakah ada penggunaan pos-pos biaya tertentu yang
melebihi anggaran seperti pos biaya penjualan, entertain,
insentif, karen petuga syang telalu boros atau karena
adanya tuntutan pelanggan dan kebijakan pemerintah,
sehingga melebihi dari anggaran?
Cara Mengatasi
•Penyebabnya
Untuk penjualan tunai dan penerimaan piutang
Bila penyebabnya dikarenakan oleh faktor internal. Maka
apotek harus dapt meningkatkan kualitas sumber dayanya
seperti : melengkapi barang, melayani dengan cepat,
mengirimkan alat tagih lebih cepat, memberikan insentif atau
diskon.
• Untuk pembayaran hutang dagang
Bila penyebabnya lebih dikarenakan oleh faktor internal, ada
unsur kesengajaan membayar faktur yang belum jatuh tempo,
maka bagian keuangan apotek harus dapat menjelaskannya,
apakah ada tambahan diskon atau tidak? Bial penyebabnya
dikarenakan lebih dikarenakan oleh faktor eksternal, maka
apotek harus dapat merayu dan mempengaruhinya agar
suplier dapat memberikan masa kredit yang lebih lama
 Untuk penggunaan biaya usaha
 Bila penyebabnya lebih dikarenakan oleh faktor internal
seperti pemborosan, maka apotek harus segera melakukan
cost reduction (pengurangan secara bertahap) atau cost
cutting (penghentian secara tiba-tiba).
 Bila penyebabnya lebih dikarenakan oleh faktor eksternal
seperti permintaan intensif yang lebih besar atau karena
adanya kenaikan tarif listrik, telefon, BBM, maka apotek harus
merevaluasi cost-benefitnya, dan melakukan cost reduction
atau cost cutting.

=end of cashflow=
Analisis Laporan
Keuangan
Faktor yang digunakan
Data historis
Menggunakan data kinerja keuangan beberapa tahun
lalu untuk memberikan gambaran seberapa besar
kecenderungan data tersebut dengan kondisi kinerja
keuangan saat ini

Data pesaing
Membandingkan kinerja keuangan apotek dengan
kinerja keuangan apotek pesaing untuk dapat
mengetahui tingkat keunggulan dan efisiensi apotek
pesaing
Implementasi strategi
Memberikan gambaran seberapa besar pengaruh
implementasi strategi apotek yang sedang atau telah
dilaksanakan terhadap perolehan kinerja keuangan
apotek.

Perkembangan kondisi eksternal


Memberikan gambaran seberapa besar pengaruh
perkembangan kondisi eksternal yang sudah dan
sedang terjadi seperti pertumbuhan ekonomi,
perubahan regulasi, apotek pesaing, dan lain-lain
terhadap perolehan kinerja keuangan apotek.
Metode Analisis
indikator yang mengukur
a. Rasio Likuiditas kemampuan apotek dalam
memenuhi kebutuhan jangka
pendeknya.

1. Current Ratio (CR)  Indikator yang mengukur perbandingan


antara jumlah nilai aktiva lancar dengan jumlah nilai pasiva lancar
Rumus :

2. Quick Ratio (QR) adalah indikator yang mengukur perbandingan


antara jumlah aktiva lancar (tanpa persediaan) dengan jumlah nilai pasiva
lancar.
Rumus :
Indikator mengukur kemampuan
b. Rasio Aktivitas apotek dalam mengelola seluruh
asetnya dalam 1 periode

 Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over – ITO)


Indikator yang mengukur tingkat kemampuan apotek memutar barang
dagangannya (beli-simpan-jual) dalam 1 tahun.
Rumus :

Perputaran piutang (Receivable Turn Over – RTO)


RTO adalah indikator yang mengukur tingkat kemampuan apotek
untuk memutar piutang (jual-alat tagih-lunas) dalam 1 tahun.
Rumus :
Lanj....
 Perputaran aktiva tetap (Fix Asset Turn Over – FATO)
FATO adalah indikator yang mengukur tingkat kemampuan
apotek dalam mengelola dan memanfaatkan fix asset (fix
asset utilities) untuk menghasilkan sejumlah penjualan dalam
1 tahun.
Rumus :
Rasio Solvabilitas
• Rasio Solvabilitas (Solvability) adalah indikator
yang mengukur kemampuan perusahaan
(apotek) dalam memenuhi seluruh kewajiban
(hutang) jangka pendek dan panjangnya
dengan total nilai asset yang dimilikinya.
Apotek yang solvabel adalah apotek yang
memiliki total nilai asset lebih besar dari total
hutangnya.
Solvabilitas dapat diukur dengan
beberapa indikator yaitu:
• Solvabilitas adalah indikator yang mengukur tingkat kemampuan apotek
untuk menutup seluruh hutangnya (jangka pendek + jangka panjang)
dengan seluruh assetnya (current + fix asset).
• Rumus:
• Solvabilitas = Total hutang
• Total asset
• Contoh :
• Solvabilitas = 0, 50 artinya bahwa setiap Rp. 0,50 hutang dari apotik dapat
ditutupi oleh Rp. 1,- dari seluruh aset yang dimiliki oleh apotek.
• Semakin kecil nilai solvabilitas menandakan semakin kecil utang yang
dimiliki oleh apotek (semakin solvable, yaitu kemampuan apotek semakin
tinggi menutupi utang dengan asetnya).
• beban hutang dapat dilihat dari perbandingan jumlah hutang dengan
modal pemiliknya (financial levearage), semakin besar porsi hutangnya,
maka semakin besar juga resiko beban bunga yang harus ditanggung
apotek, misal jumlah pinjaman : modal = 70% : 30%.
• Time Interest Earning (TIE)
• TIE adalah indikator yang mengukur tingkat kemampuan apotek
dalam menghasilkan laba (EBIT) untuk menutup beban bunganya.
• Rumus:
• TIE = EBIT
• Beban bunga
• Contoh :
• TIE = 5x berarti bahwa apotek mampu menghasilkan laba sebelum
bunga dan pajak sebesar 5 kali dari beban bunga yang ditanggung
apotek.
• Semakin tinggi TIE, semakin besar kemampuan apotek mengasilkan
laba. Biasanya digunakan sebagai parameter oleh para kreditor
untuk meminjamkan dana.
Profitabilitas
• Profitabilitas (Profitability) adalah indikator
yang mengukur kemampuan apotek dalam
menghasilkan laba bersih (EAT) pada tingkat
penjualan, jumlah asset dan jumlah modal
sendiri tertentu.
Profitabilitas dapat diukur dengan
beberapa indicator yaitu:

– Profit adalah indicator yang mengukur tingkat


kemampuan apotek untuk menghasilkan EAT pada
tingkat penjualan tertentu.
• Rumus:
• Profit = EAT x 100%
• Penjualan
• Contoh :
• Profit = 1,86% berarti bahwa apotek mampu
mengasilkan laba bersih (EAT) sebesar 1,86% dari
penjualan.
– Return On Asset (ROA)
• ROA adalah indicator yang mengukur tingkat kemampuan apotek
untuk menghasilkan EAT dari pemakaian seluruh asset apotek.
Rasio ini merupakan ukuran profit dari sudut pandang para
kreditor, sehingga ROA = ROI (Return on Investment).
• Rumus:
• ROA = EAT X 100%
• Total asset
• Contoh :
• ROA = 5,17% berarti bahwa kemampuan apotek mengelola seluruh
asset yang ada untuk menghasilkan laba sebesar 5,17%. Investor
sering menggunakan tingkat suku bunga (interest) sebagai
pembanding ROA.
– Return On Equity (ROE)
• ROE adalah indicator yang mengukur tingkat
kemampuan apotek untuk menghasilkan EAT dari
pemakaian modal pemilik (equity). Rasio ini
merupakan ukuran profit dari sudut pandang
pemilik modal (pemegang saham).
• Rumus:
• ROE = Laba bersih X 100%
• Total equity
Market Ratio
• Market Ratio adalah indikator yang mengukur
harga saham dalam suatu perusahaan di pasar
bursa (relative market price) terhadap nilai
buku sahamnya (book value). Rasio ini banyak
digunakan sebagai harga saham oleh para
investor atau calaon investor dan disebut juga
sebagai analisis fundamental perusahaan.
Rasio pasar yang sering digunakan sebagai
indikator (mahal-murahnya) harga saham
suatu perusahaan adalah:
– Price Earning Ratio (PER)
• PER menggambarkan angka harga saham yang ditunjukkan
oleh perbandingan antara harga saham perusahaan di
pasar bursa dengan earning per share (EPS) atau
keuntungan per lembar sahamnya.
• Rumus:
• PER = Harga saham di pasar
• EPS
•  
• EPS = EAT
• Jumlah harga saham beredar
– Divident Yield
• Menggambarkan angka harga saham yang
ditunjukkan oleh perbandingan antara ekspektasi
keuntungan dividen terhadap total keuntungan
(yield-%) dari gain dan dividen.
• Rumus:
• Harga saham = Expected divident X 100%
• Yield

Anda mungkin juga menyukai