Anda di halaman 1dari 8

KATEGORI AKUNTANSI KEUANGAN

o DEFINISI AKUNTANSI
“Akuntansi adalah proses pengklasifikasian, mengukur dan mengkomunikasikan informasi ekonomi agar
menghasilkan penilaian dan pengambilan keputusan oleh pemakai informasi”.
o SIKLUS AKUNTANSI
1. Analisis Transaksi Akuntansi
Tahapan pertama adalah menganalisis setiap transaksi yang terjadi pada sebuah entitas dalam satu
periode yang dapat mempengaruhi posisi keuangan sebuah entitas.
Tahapan pertama yang dilakukan dalam siklus akuntansi adalah analisis transaksi artinya adalah mencari
informasi terkait apa saja jenis transaksi yang telah terjadi dalam satu periode. Dapat mencakup
penjualan, pengembalian barang (retur), pemasanan barang dari suplier untuk aktivitas bisnis dan lain-
lain. Dokumen harus dijadikan valid tentang adanya faktur/nota atau kwitansi dan lainnya. Intinya yang
menunjukkan adanya aktivitas transaksi disertai deskripsi produk dan nilai uangnya.
Transaksi akuntansi ialah suatu proses transaksi bisnis yang dapat dinyatakan dengan satuan
angka (nilai uang).
2. Pembuatan Jurnal (pencatatan dalam jurnal)
Tahapan kedua adalah mencatat transaksi yang sudah dianalisa ke dalam jurnal secara beruurutan
sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi.
Setelah dilakukan analisis transaksi maka poin berikutnya adalah mencatatnya di dalam sebuah jurnal.
Pencatatan ini didasarkan pada dokumen resmi berupa faktur pembelian atau penjualan yang diterima
sebagai tanda bukti yang sah. Maksud jurnal dalam istilah akuntansi merujuk ke sebuah buku catatan
yang didalamnya memuat transaksi.
Jurnal dibagi menjadi dua macam, antaranya :
(1) jurnal umum adalah jurnal yang dipakai untuk pencatatan transaksi yang tidak rutin. Contohnya
pembelian jangka panjang yang bersifat tetap, penerbitan saham, dan contoh lainnya.
Jurnal umum meliputi setidaknya 5 kolom bagian. Dimulai dengan (1) tanggal transaksi,(2)nama
akun (3)Ref (4) debit (5) kredit.

Tanggal Nama Akun Ref Debit Kredit


30/12/2022 Kas 111 255.000.000
Pendapatan penjualan 511 255.000.000
(Penjualan Tunai)
(2) Jurnal Khusus adalah jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi rutin. Contohnya adalah
transaksi yang terjadi pada perusahaan dagang. Seperti penjualan (kredit), pembelian (debit),
penerimaan dan pengeluaran kas.

3. Pemindahan Catatan (Posting) ke Buku Besar

Tahapan ketiga adalah memindahkan transaksi yang sudah dicatat dalam jurnal ke dalam buku besar
sesuai dengan daftar susunan-susunan rekening buku besar.

Tahapan berikutnya adalah pemindahan catatan (pemindahbukuan) dari jurnal ke buku besar. Dalam
istilah akuntansi, yang dimaksud dengan buku besar ialah buku catatan akuntansi yang dipakai guna
mencatat dan menyimpan transaksi akuntansi yang sifatnya mempengaruhi terhadap ekuitas, aset dan
liabilitas perusahaan.

Buku besar ini memuat kumpulan akun. Sebagai gambaran, buku besar ini terdiri dari beberapa
elemen yaitu arus kas, piutang perusahaan, aset tetap, pinjaman, utang usaha, pendapatan penjualan
dan berbagai jenis pengeluaran lainnya. Kegiatan pemindahbukuan ke buku besar ini juga disebut
dengan istilah posting. Contoh buku besar adalah sebagai berikut.

KAS No. 111

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo


29/12/2022 J1 87.700.000 1.000.000.000

30/12/2022 J1 255.000.000 1.255.000.000

PENDAPATAN PENJUALAN No. 511


Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit Saldo
30/12/2022 J1 255.000.000 255.000.000

Contoh buku besar diatas disebut dengan istilah akun tiga kolom. Alasannya yaitu karena terdiri dari
kolom utama sejumlah 3 buah yaitu debit, kredit dan juga saldo. Adapun untuk kode akun seperti yang
tertulis 111 dan 511 adalah ditetapkan berdasar pada standar perusahaan masing-masing.

Jika aktivitas siklus akuntansi dilakukan berbasis komputerisasi, maka bisa menggunakan software
akuntansi untuk membuat proses posting ke buku besar. Yang mana bisa berlangsung dengan cepat
seketika data tercatat di terminal sistem. Salah satu contoh real dari penerapan adalah mesim ATM. Saat
kita menarik uang di ATM, maka sistem akuntansi Bank akan mencatat transaksi. Kredit ke akun kas dan
debit (penarikan) ke buku (akun) tabungan.

4. Pembuatan Neraca Saldo

Tahapan keempat adalah membuat neraca saldo dengan memindahkan saldo-saldo yang terdapat
dibuku besar sehingga bisa terlihat saldo yang sama antara debit dan kredit.

Urutan keempat dalam siklus akuntansi adalah pembuatan neraca saldo. Neraca saldo berisikan uraian
akun lengkap dengan data saldo pad periode tertentu. Fungsinya adalah untuk validitas data dan
mengecek kesamaan data debit dan kredit serta posting di jurnal dan buku besar. Jadi dapat diketahui
bilamana ada kesalahan dalam jurnal.

Neraca saldo mencakup semua saldo akun. Dengan uraian saldo kredit ditulis di kolom kanan dan
debit ditulis dikolom sebelah kiri. Jumlah yang dihasilkan antara kolom debit dan kredit harus seimbang.
Neraca saldo menjadi sumber rujukan saat hendak membuat laporan keuangan.

Berikut adalah contoh neraca saldo sebuah perusahaan

PT AKA
Neraca Saldo
31 Desember 2022
Debit Kredit
Kas 31.000.000
Piutang usaha 28.710.000
Barang habis pakai 3.000.000
Peralatan 43.000.000
Utang usaha 22.000.000
Uang muka klien 9.750.000
Saham biasa 60.000.000
Saldo laba 30.000.000
Dividen 5.750.000
Pendapatan jasa 34.060.000
Beban gaji dan upah 34.950.000
Beban kantor 9.400.000
155.810.000 155.810.000
5) posting ke jurnal penyesuaian

Tahapan kelima adalah posting ke jurnal penyesuaian apabila ada transaksi yang belum dicatat pada
akhir periode akuntansi atai ada hal yang lain yang perlu disesuaikan.

Jurnal penyesuaian berfungsi untuk mengakui pendapatan pada periode tertentu saat pendapatan
tersebut telah sah menjadi hak perusahaan. Biasanya pendapatan tersebut mutlak menjadi hak
perusahaan pada waktu penyerahan barang. Selain itu juga bertujuan untuk pencatatan beban. Dapat
dikatakan bahwa jurnal ini juga berfungsi untuk meyakinkan bahwa siklus akuntasni itu benar-benar
aktual.

Jurnal penyesuaian ini merupakan tahapan akhir sebelum masuk ke tahap pembuatan laporan
keuangan.

Berikut ini adalah beberapa jenis akun dalam jurnal penyesuaian:


o Beban dibayar dimuka( prepaid expenses) : beban-beban yang dibayar tunai dan dicatat
sebagai aset sebelum digunakan. Contohnya asuransi dan sewa iklan.
o Pendapatan yang diterima di muka(Unearned revenue) : Pendapatan yang diterima
dalam bentuk kas dan dicatat sebagai liabilitas sebelum dihasilkan. Contohnya biaya
iklan yang telah dibayarkan oleh costumer merupakan pendapatan yang diterima di
muka oleh si perusahaan penyedia jasa iklan tersebut.
o Pendapatan akrual : pendapatan yang telah dihasilkan namun belum diterima dalam
bentuk kas atau belum dicatat.
o Beban akrual : beban yang telah terjadi namun belum dibayarkan secara tunai atau
belum dicatat

6) Menyusun Neraca Saldo yang telah disesuaikan

Tahapan keenam adalah menyusun neraca saldo yang telah disesuaikan dengan memasukkan seluruh
saldo yang telah disesuaikan.

Setelah semua ayat jurnal penyesuaian dibuat dan diposting, neraca saldo berikutnya lalu dibuat dari
akun-akun buku besar. Neraca saldo ini dinamakan dengan neraca saldo yang telah disesuaikan
(Adjusted trial balance). Neraca saldo ini memperlihatkan saldo dari semua akun, termasuk akun-akun
yang telah disesuaikan pada akhir periode akuntansi. Jadi tujuan dari neraca saldo yang telah
disesuaikan ini adalah untuk memperlihatkan pengaruh dari semua kejadian keuangan yang telah terjadi
selama periode akuntansi.

7) Menyusun Laporan Keuangan

Tahapan selanjutnya adalah menyusun laporan keuangan seperti laporan laba/rugi, laporan perubahan
modal, laporan arus kas dan neraca sesuai dengan data pada neraca saldo yang telah disesuaikan.

Ini merupakan tahapan terpenting dalam perputaran siklus akuntansi. Seorang akuntan sangat mungkin
membuat variasi laporan keuangan yang merujuk pada bukti transaksi yang ada. Dan tanpa harus
melewati siklus akuntansi yang dijelaskan di atas.

Adapun laporan keuangan akuntan ini sendiri harus memuat beberapa poin yaitu:

 Neraca saldo yang merupakan laporan yang menyatakan posisi keuangan perusahaan.
 Laporan laba/rugi
 Laporan perubahan modal
 Laporan arus kas
 CALK (Catatan Atas Laporan Keuangan)
Dalam penyusunan laporan keuangan akuntansi ini kita harus mengenal dua macam akun. Yaitu
akun nominal dan dan juga akun riil.
o Akun riil adalah suatu akun yang berisikan data keseluruhan akun aset, liabilitas dan
ekuitas pemegang saham [saham biasa dan laba ditahan(retained earning)].
o Akun nominal (akun temporer) yang disebut juga akun sementara yang ditutup
saldonya kemudian dipindahkan ke saldo laba ditahan.akun nominal setidaknya terdiri
dari pendapatan, beban dan deviden

PENDAPATAN DAN BEBAN adalah elemen utama dalam laporan laba/rugi. Dan deviden yaitu
pengambilan dana oleh owner yang berdampak pada pengurangan saldo laba dari modal pemilik.

8) Pembuatan Jurnal Penutup

Tahapan selanjutnya adalah membuat jurnal penutup yang berfungsi untuk menutup akun nominal
seperti pendapatan, beban dan deviden menjadi nol.

Sejalan dengan namanya, jurnal penutup adalah jurnal yang paling akhir disusun dalam alur siklus
akuntansi. Fungsinya, adalah membuat saldo akun nominal yang meliputi pendapatan, beban dan
deviden itu menjadi Nol (0). Adapun dibawah ini merupakan salah satu contoh jurnal penutup sebuah
perusahaan.
JURNAL UMUM
Tanggal Judul Akun dan Keterangan Debit Kredit
Ayat Jurnal Penutup
Okt. 31 Pendapatan Jasa 106.000
Ikhtisar Laba/Rugi 106.000
(Untuk menutup akun pendapatan)
31 Ikhtisar Laba/Rugi 73.000
Beban Perlengkapan Iklan 15.000
Beban Penyusutan 400
Beban Asuransi 500
Beban Gaji 46.000
Beban Sewa 9.000
Beban Bunga 500
Beban Piutang tak Tertagih 1.600
(Untuk menutup akun-akun beban)
31 Ikhtisar Laba/Rugi 33.000
Laba ditahan 33.000
(Untuk menutup laba bersih ke laba ditahan)

31 Laba ditahan 5.000


Dividen 5.000
(Untuk menutup dividen ke laba ditahan)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat ayat jurnal penutup adalah (1) hindari
penggandaan yang tidak disengaja atas saldo pendapatan dan beban, alih-alih menghapusnya. (2)
jangan menutup deviden melalui akun ikhtisar laba/rugi. Deviden bukan merupakan beban dan bukan
merupakan faktor dalam nenentukan laba bersih.

9) Membuat Neraca Saldo Pasca-Penutupan (Optional)

Tahapan terakhir dalam siklus akuntansi adalah menyusun neraca saldo setelah semua isi jurnal penutup
selesai diposting di buku besar. Semua akun nominal telah ditutup, sehingga neraca saldo yang ada
setelah penutupan hanyalah akun riil. Dalam siklus akuntansi ini neraca saldo pasca penutupan memiliki
peranan selaku media pamungkas dalam pembuktian kesamaan antara jumlah debit dan kredi dari akun
riil yang mana kemudian akan digunakan diperiode selanjutnya.

Adapun tahapan ini bisa saja tidak dilakukan khususnya untuk perusahaan yang siklus
akuntansinya telah berbasis komputerisasi.

 Penyusunan jurnal pembalik

Jurnal pembalik ini disusun di awal-awal periode setelah pembuatan neraca saldo penutupan telah
selesai dibuat. Ini adalah tahapan opsional. Jurnal pembalik ini ialah jurnal yang memiliki fungsi
membalik jurnal penyesuaian setelah penutupan (yang telah dibuat sebelumnya). Alasan kenapa harus
dibalik adalah karena apabila tidak dibalik, maka akan terbentuk akun ganda.

Adapun objek yang dibalik disini adalah sebagian jurnal penyesuan yang telah dibuatt sebelumnya
yang meliputi beberapa poin .

Ciri-ciri akun jurnla penyesuaian yang butuh dibalik adalah:

o Jika akun jurnal tersebut kemudian memunculkan akun riil yang baru dan belum tampak di neraca
saldo.

Adapun beberapa poin akun jurnal penyesuaian yang butuh jurnal pembalik diantaranya:

o Beban yang masih harus dibayarkan (beban akrual)


o Beban yang dibayar dimuka (prepaid expenses)
o Pendapatan yang masih harus diterima (pendapatan akrual)
o Pendapatan yang diterima dimuka (unearned revenue)
o Pemakaian perlengkapan.
o DEFINIS JURNAL
“Jurnal adalah formulir yang digunakan untuk mencatat setiap jenis transaksi yang dilakukan
secara sistematis dan rinci”
o FUNGSI-FUNGSI JURNAL
1) FUNGSI PENCATATAN : semua transaksi harus dicatat sesuai dengan bukti transaksi.
2) FUNGSI HISTORIS : transaksi yang dicatat harus dicatat secara sistematis sesuai dengan urutan
waktu.
3) FUNGSI ANALISIS : transaksi yang dicatat harus dianalisis buktinya dan dikelompokkan dalam
sisi debit atau kredit.
4) FUNGSI INSTRUKTIF : pencatatan jurnal merupakan perintah untuk melakukan pemindahan
dalam buku besar.
5) FUNGSI INFORMATIF : dengan melihat jurnal dapat mengetahui informasi suatu transaksi.
o JENIS-JENIS JURNAL

1) JURNAL UMUM merupakan jurnal yang digunakan untuk mencatat semua transaksi keuangan
perusahaan pada periode tertentu secara sistematis.

2) JURNAL KHUSUS merupakan jurnal yang dikelompokkan secara khusus sesuai dengan jenis
transaksinya. Jurnal khusus ini dikelompokkan karena transaksinya yang sering terjadi pada setiap
bulannya. Terdapat empat jenis jurnal khusus, seperti :

o Jurnal pembelian : digunakan untuk mencatat semua transaksi pembelian barang/produk atau
jasa secara kredit.
o Jurnal penjualan : untuk mencatat transaksi penjualan secara kredit.
o Jurnal penerimaan kas : untuk mencatat semua transaksi penerimaan uang dari berbagai sumber
pemasukan, seperti pendapatan penjualan dan yang lainnya.
o Jurnal pengeluaran kas : digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi pengeluaran uang untuk
berbagai macam biaya/beban.

3) JURNAL PENYESUAIAN merupakan jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk
membandingkan jumlah yang dicatat apakah sudah ssama dengan periode pengakuan yang sama. Jadi
pada akhir periode akuntansi, terdapat transaksi yang belum dicatat, atau ada transaksi yang salah, atau
perlu disesuaikan maka dicatat dalam jurnal penyesuaian. Namun juga harus diigat bahwa untuk
menentukan periode pelaporan pendapatan atau beban tergantung pada sistem akuntansi yang
digunakan, cash basis atau accrual basis

o Cash basis adalah


o Accrual basis adalah

Berikut ini adalah beberapa jenis akun dalam jurnal penyesuaian:

o Beban dibayar dimuka( prepaid expenses) : beban-beban yang dibayar tunai dan dicatat
sebagai aset sebelum digunakan. Contohnya asuransi dan sewa iklan.
o Pendapatan yang diterima di muka(Unearned revenue) : Pendapatan yang diterima
dalam bentuk kas dan dicatat sebagai liabilitas sebelum dihasilkan. Contohnya biaya
iklan yang telah dibayarkan oleh costumer merupakan pendapatan yang diterima di
muka oleh si perusahaan penyedia jasa iklan tersebut.
o Pendapatan akrual : pendapatan yang telah dihasilkan namun belum diterima dalam
bentuk kas atau belum dicatat.
o Beban akrual : beban yang telah terjadi namun belum dibayarkan secara tunai atau
belum dicatat

Contoh jurnal penyesuian :

Pada tanggal 1 desember 2021 dibayarkan uang sewa gedung untuk satu tahun sebesar Rp 12.000.000,
maka pada jurnal setiap bulan kita harus membuat jurnal penyesuaian untuk sewa tersebut sebesar Rp
1.000.000.
Jadi jurnal penyesuaiannya pada bulan pertama seperti berikut ini:

Sewa dibayar dimuka Rp 1.000.000

Beban Sewa Rp 1.000.000

4) JURNAL PENUTUP merupakan salah satu dari macam-macam jenis jurnal yang dibuat untuk
menormalkan atau memindahkan saldo perkiraan sementara sehingga perusahaan dapat mengetahu
laba/rugi bisnis selama satu periode.

5) JURNAL PEMBALIK merupakan jurnal yang sibuat untuk membalik jurnal penyesuaian transaksi
tertentu. Sehingga bentuk jurnal pembalik adalah kebalikan dari jurnal penyesuaian. Maksudnya jika
pada jurnal penyesuaian saldo berada pada sisi debit maka pada jurnal pembalik dipindahkan atau
ditukar pada sisi kredit, begitu pula sebaliknya.

Berikut ini adalah beberapa jenis akun dalam jurnal penyesuaian:

o Beban dibayar dimuka( prepaid expenses) : beban-beban yang dibayar tunai dan dicatat
sebagai aset sebelum digunakan. Contohnya asuransi dan sewa iklan.
o Pendapatan yang diterima di muka(Unearned revenue) : Pendapatan yang diterima
dalam bentuk kas dan dicatat sebagai liabilitas sebelum dihasilkan. Contohnya biaya
iklan yang telah dibayarkan oleh costumer merupakan pendapatan yang diterima di
muka oleh si perusahaan penyedia jasa iklan tersebut.
o Pendapatan akrual : pendapatan yang telah dihasilkan namun belum diterima dalam
bentuk kas atau belum dicatat.
o Beban akrual : beban yang telah terjadi namun belum dibayarkan secara tunai atau
belum dicatat
 DEFINISI PSAK
“PSAK singkatan dari Pernyataan standar akuntansi keuangan yang merupakan pedoman utama
bagi akuntan dalam rangka melakukan penyusunan laporan keuangan dalam bisnis ”
 JENIS-JENIS PSAK

1) PSAK-IFRS

“badan usaha yang menggunakan PSAK-IFRS (Internasional Financial Reporting Standars) adalah yang
memiliki jenis akuntanbilitas publik. Yaitu usaha yang sudah terdaftaer atau dalam proses emiten
(pihak yang melakukan penawaran umum yaitu penawaran efek). Seperti BUMN dan perusahan
asuransi.”

merupakan perubahan nama terbaru dari SAK yang disusun dan diterbitkan oleh DSAK pada tahun 2012.
Penyusunan PSAK ini mengikuti standar yang digunakan oleh IFRS atau Internasional Financial Reporting
Standards dengan menyesuaikan pada kondisi bisnis di Indonesia. Pembuatan dan penyusunan PSAK ini
menjadi standar dalam pencatatan, penyusunan dan penyajian laporan keuangan. PSAK-IFRS digunakan
oleh perusahaan-perusahaan yang tergolong ke dalam perusahaan publik. Adapun pemilihan IFRS
(International Financial Reporting Standars) sebagai pedoman bagi PSAK adalah karena adanya penilaian
transaksi dan evaluasi pada laporan keuangan. Dengan adanya penilaian dan evaluasi ini dapat
memcerminkan kondisi ekonomi secara nyata. Penerapan IFRS sendiri juga memberikan beberapa
manfaat seperti meningkatkan daya banding dari laporan keuangan, memberikan informasi yang
berkualitas pada pasar modal, hingga meningkatkan kualitas dari laporan keuangan itu sendiri.

2) SAK- ETAP

“bentuk dari SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik lebih sederhana dari SAK-IFRS yang digunakan
pada skala global. Karena dasarnya SAK-ETAP ditujukan bagi badan usaha kecil menengah tanpa
laporan laba rugi dan penilaian aset”

(standar akuntansi keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik dimaksudkan digunakan oleh
entitas yang tidak memiliki akuntanbilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna
eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur.
SAK-ETAP bertujuan untuk menciptakan fleksibitas dalam penerapannya dan diharapkan memberi
kemudahan akses ETAP kepada pendanaan dari perbankan. SAK-ETAP merupakan Sak yang berdiri
sendiri dan tidak mengacu pada SAK umum,sebagian besar menggunakan konsep biaya historis;
mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk pengaturan yang lebih sederhana dalam hal
perlakuan akuntansi dan relatif tidak berubah selama beberapa tahun.

3) SAK- SYARIAH

“Lembaga yang menggunakan PSAK-Syariah adalah yang menerapkan kebijakan dan prinsip syariah
dalam bisnisnya. Seperti perbankan syariah yang menerapkan ini setelah membuat laporan dengan
standar akuntansi umum.”

disahkan pada tahun 2002 ditujukan untuk entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas
lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Pengembangan SAS dilakukan dengan mengikuti model
SAK umum namun berbasis syariah dengan mengacu kepada fatwa MUI.

4) STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH

“laporan keuangan yang disusun dengan SAP adalah untuk menjamin partisipasi dan transparansi.
Tujuan dari penggunaan SAP oleh pemerintah pusat dan daerah untuk akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara.”

standar akuntansi yang digunakan oleh instansi pemerintahan dalam menyusun laporan keuangan
menggunakan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). SAP ditetapkan dengan peraturan pemerintah
No.71 Tahun 2010 dan digunakan sebagai acuan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, dengan adanya SAP diharapkan dapat menjamin
transparansi, partisipasi dan akuntanbilitas dalam pengelolaan keuangan negara sehingga terwujud
pemerintahan yang baik dan bersih.

5) SAK EMKM disusun untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas mikro, kecil, dan
menengah. Standar ini ditujukan untuk digunakan oleh entitas yang tidak atau belum mampu memenuhi
persyaratan akuntansi yang diatur dalam SAK-ETAP. IAI menyusun SAK yang lebih sederhana dari SAK-
ETAP yaitu SAK EMKM pada pertengahan 2015 dan berlaku efektif tanggal 1 januari 2018. Hal ini
dikarenakan masih banyaknya UMKM di Indonesia yang belum mampu untuk membuat serta menyusun
laporan keuangan yang sesuai dengan SAK yang berlaku.

 PERBEDAAN LAPORAN KEUANGAN JASA, DAGANG DAN MANUFAKTUR


 DEFINISI KAS
“kas yaitu aset yang paling liquid, merupakan media pertukaran standar dan dasar pengukuran
serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya.”
 KAS KECIL (DEFINISI, METODE PENCATATAN KAS KECIL DAN CONTOH KASUS KAS KECIL)
“Kas kecil atau Petty cash adalah sejumlah dana yang dibentuk khusus oleh perusahaan untuk
pengeluaran yang bersifat rutin dan jumlahnya relatif kecil seperti dana komsumsi rapat,
transportasi dan lain sebagainya.”

Metode pencatatan kas kecil

 Metode imprest (metode tetap) : metode yang paling umum digunakan oleh banyak
perusahaan dimana rekening kas kecil jumlahnya selalu tetap. Karakteristik dari metode
ini pemegang kas kecil tidak langsung mencatat pengeluaran namun mengumpulkan bukti
transaksi pengeluarannya. Selain itu jika dana kas kecil hampir habis, bendahara kas
melakukan pencatatan berdasarkan bukti transaksi yang telah dikumpulkan. Selanjutnya,
pemegang kas kecil melakukan pengajuan kembali dana kas kecil kepada bendahara kas
sebesar nominal yang telah dikeluarkan menurut pembukuan atau bukti transaksi
pengeluaran sebelumnya. Hal tersebut membuat jumlah nominal kas kecil sama dengan
jumlah semula.
 Metode fluktuatif : jika metode imprest tadi menghendaki jumlah kas kecil harus sama
jumlahnya dengan saldo awal yang telag ditentukan, maka metode fluktuatif ditetapkan
sesuai dengan kebutuhan. Dalam metode ini jumlah pengisian kembali kas kecil tidak
harus sama dengan nominal saldo awal bisa kurang ataupun lebih. Pencatatan kas kecil
dengan metode ini harus dimuat dalam jurnal dengan melakukan debit beban dan kredit
pengeluaran. Intinya, jumlah dana pada kas kecil menyesuaikan dengan seberapa banyak
kebutuhan bagi penggunanya.

Contoh kasus laporan kas kecil

PT. Sukses Selalu merupakan perusahaan yang mengalokasikan kas kecil pada bulan Februari 2021
dengan rincian sebagai berikut.

 1 februari 2021 : penyerahan kas sebesar Rp 2.000.000 untuk kas kecil


 3 februari 2021 : pembelian snack untuk meeting dengan klien Rp 100.000
 15 februari 2021: pembelian alat tulis kantor senilai Rp 100.000
 19 februari 2021: Kunjungan ke kantor kolega di luar kota sebesar Rp 300.000
 26 februari 2021: pertanggungjawaban atas pengeluaran kas kecil dan pengisian
kembali.

Berdasarkan kasus tersebut, dibuat contoh pencatatan kas kecil dengan dua metode yang telah
dijelaskan pada bagian sebelumnya.

Kas kecil dengan metode imprest (tetap)

Tanggal keterangan debit


1 februari 2021 Kas kecil Rp 2.000.000

 JIKA KAS TAK SESUAI ANTARA CATATAN DAN FISIK DILAKUKAN PENGECEKAN KEMBALI BUKTI
SEPERTI REKENING KORAN, MENELUSURI DLL.
 REKONSILIASI (TERKAIT KAS)
 PIUTANG (DEFINISI, KERUGIAN PIUTANG DAN PENCATATANNYA)
 HPP (PERHITUNGAN DAN ANALISISNYA)
 AKUN NOMINAL DAN AKUN RIIL
 SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN DAN PERBEDAANNYA
 SISTEM PENILAIAN PERSEDIAAN (YANG MANA LEBIH BAGUS DIGUNAKAN)
 BUKU BESAR PEMBANTU (JENIS DAN ALASAN KENAAPA ADA BUKU BESAR PEMBANTU)
 OBLIGASI TERKAIT DISKONTO DAN PREMI
 JELASKAN APA YANG DIPELAJARI DI KEUANGAN MULAI DARI AKDAS, DST.
 JURNAL PENYESUAIAN BEDANYA DEFERAL DAN AKRUAL BESERTA CONTOH JURNALNYA
 CONTOH KASUS TERKAIT BIAYA IKLAN.
 APAKAH PENDAPATAN MENGIKUTI BIAYA ATAU BIAYA MENGIKUTI PENDAPATAN. JELASKAN.
 APAKAH DI ZAMAN SEKARANG JURNAL DIKATAKAN OPTIONAL.
 TEORI AKUNTANSI.
 JELASKAN ARUS KAS MENURUT PSAK SERTA BEDANYA DIRECT METHOD DAN INDIRECT METHOD.
 JELASKAN ELEMEN-ELEMEN LAPORAN KEUANGAN.

Anda mungkin juga menyukai