Anda di halaman 1dari 20

TOPIK PEMBAHASAN

● Akuntansi Aset tetap Berwujud ● Pengertian Aset Tak berwujud


● Pengakuan Aset tetap ● Penggolongan Aset Tak berwujud dan
● Pengukuran Biaya Perolehan Perlakuan Akuntansinya
● Perolehan Aset tetap ● Amortisasi dalam Akuntansi Pajak
● Penyusutan Aset tetap ● Periode dan Metode Amortisasi
● Metode penyusutan sesuai ● Pengalihan Hak Aset Takberwujud
ketentuan komersial ● Indentifikasi Kegiatan Riset dan
● Perolehan Aset Tetap pengembangan
● Harta Perolehan Aset Tetap ● Pengukuran
● Membangun Sendiri ● Faktor menetapkan Umur Manfaat Aset
● Metode Penyusutan Sesuai Ketentuan Takberwujud
Perpajakan ● Akuntansi Pajak Biaya Penelitian
● Kelompok Harta dan Tarif Penyusutan dan Pengembangan
● Penarikan Harta Bukan Bangunan
● Pengelompokan Harta Usaha
Telekomunikasi Seluler
● Perhitungan Penyusutan Atas Komputer,
Printer, Scanner
● Perhitungan Penyusutan atas Telepon
Seluler dan Kendaraan Perusahaan
Akuntansi
Aset Tetap
Berwujud
Akuntansi Aset Tetap Berwujud
● Aset tetap merupakan bagian dari neraca yang dilaporkan oleh manajemen dalam setiap periode
atau setiap tahun
● Aset tetap adalah aset berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun
terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam
rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun (PSAK
No. 16 Revisi Tahun 2007).
● Apabila aset tetap berwujud, tujuan kepemilikannya tidak untuk dijual, tetapi digunakan dalam
kegiatan normal perusahaan, sehingga dikategorikan sebagai aset tetap berwujud. Sebaliknya
mobil yang dimiliki oleh dealer mobil, karena tujuan kepemilikannya untuk dijual kembali, maka
mobil tersebut dikategorikan sebagai "Persediaan Barang Dagangan".
● Oleh karena itu, suatu aset tetap dapat diakui sebagai aset apabila memenuhi definisi dan kriteria
pengakuan suatu aset dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
PENGAKUAN ASET TETAP
● Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 (Revisi 2007) bertujuan untuk mengatur
perlakuan akuntansi aset tetap, agar pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi
mengenai investasi entitas di aset tetap, dan perubahan dalam investasi tersebut.
● Pernyataan tersebut tidaklah berlaku untuk hak penambangan dan reservasi tambang seperti
minyak, gas alam, dan sumber daya alam sejenis yang tidak dapat diperbarui.
● pernyataan tersebut tetap berlaku untuk aset yang digunakan untuk mengembangkan aset yang
terkait dengan hak penambangan dan reservasi tambang tersebut.
PENGAKUAN ASET TETAP
biaya yang dikeluarkan untuk perolehan aset tetap harus diakui
sebagai aset jika dan hanya jika:

1
besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset
tersebut akan mengalir ke entitas

2
biaya perolehan aset dapat diukur secara
andal
PENGAKUAN ASET TETAP
suatu benda berwujud dapat diakui dan dikelompokkan sebagai
aset tetap sesuai ketentuan akuntansi komersial apabila:

1
manfaat keekonomian masa yang akan datang yang berkaitan dengan aset tersebut
kemungkinan akan mengalir ke dalam perusahaan

2
biaya perolehan aset dapat diukur secara
andal
PENGAKUAN ASET TETAP
Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi diakui sebagai aset pada awal harus diukur sebesar biaya
perolehan. Sebagai komponen biaya perolehan aset tetap tersebut meliputi berikut ini (penerapan
paragraf 16 PSAK No. 16 Revisi 2007)
1. Harga perolehan
Dalam komponen harga perolehan termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh
dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan-potongan lain
2. Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi
yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen.
3. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset. Kewajiban
biaya-biaya tersebut timbul pada saat aset diperoleh atau karena entitas menggunakan aset selama
periode tertentu yang bertujuan selain menghasilkan persediaan.
PENGUKURAN BIAYA PEROLEHAN
Biaya perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunainya dan diakui pada saat terjadinya.
Perolehan aset tetap dapat beragam seperti diperoleh karena pertukaran aset nonmoneter atau
kombinasi aset moneter dan nonmoneter. Biaya perolehan dari suatuaset tetap diukur dengan
menggunakan nilai wajar, tetapi dikecualikan terhadap:
1. transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial
2. nilai wajar dari suatu aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal
Paragraf 7 PSAK 16 (Revisi 2007) memberikan kriteria atas biaya perolehan aset tetap yang harus
diakui sebagai aset. Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika:
3. besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan
mengalir ke entitas
4. biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Perolehan Aset Tetap

GABUNGAN 1 2 ANGSURAN

PERTUKARA MEMBANGU
N 3 4
N SENDIRI
HIBAH,
BANTUAN,
DAN
SUMBANGA 5
N
Perolehan Aset Tetap secara Gabungan

Jenis Aset Harga Wajar Alokasi Harga Perolehan


Tanah 450jt x 900.000.000 = 540.000.000

Bangunan 300jt x 900.000.000 = 360.000.000

Jumlah 750jt 900.000.000


Perolehan Aset Tetap secara Angsuran

Aset tetap dibeli secara angsuran dalam 10x angsuran. Aset tetap yang dibeli berupa mobil
harga perolehan Rp480.000.000,00 dibayar dalam 24x angsuran, masing-masing
Rp20.000.000,00 per bulan dengan bunga 20% per Tahun.

Angsuran Pertama

Angsuran Bulanan Rp20.000.000,00


Bunga 1/12 x 20% x Rp480.000.000 Rp 8.000.000,00

Jumlah Pembayaran Rp28.000.000,00

Angsuran Bulan Kedua

Angsuran Bulanan Rp20.000.000,00


Bunga 1/12 x 20% x [Rp480.000.000 – Rp20.000.000] Rp 7.666.670,00

Jumlah Pembayaran Rp27.666.670,00


Perolehan Aset Tetap Secara Pertukaran

Menurut PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu aset tetap dapat diperoleh dengan pertukaran sebagian.
Dalam pertukaran sebagian dapat dilakukan untuk suatu aset tetap yang tidak serupa aset lain. Biaya
ini diukur pada nilai wajar aset yang dipertukarkan atau diperoleh, yang paling andal, sebanding
dengan nilai wajar aset yang dipertukarkan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara
kas yang ditransfer.
Aset yang diperoleh dari pertukaran melalui pertukaran dengan:
1. aset non moneter, baik dengan aset tetap yang sejenis atau aset tetap yang tidak sejenis
2. sekuritas berupa obligasi atau saham yang dikeluarkan oleh perusahaan sendiri atau emisi oleh
badan lain.
Perolehan Aset Tetap dengan cara Membangun Sendiri

Sesuai akuntansi komersial, biaya perolehan suatu aset tetap terdiri atas harga belinya dan setiap biaya
dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset
dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. Demikian pula dalam aset yang diperolehnya.

contoh, biaya pembangunan Rp250.000.000,00, sedangkan harga pasar aset tetap Rp300.000.000,00.
Maka penghematan Rp50.000.000,00 tidak diakui sebagai penghasilan. Demikian halnya biaya dan
jumlah yang abnormal dari bahan baku yang tidak terpakai, tenaga kerja, sumber daya lain yang terjadi
dalam memproduksi suatu aset yang dikonstruksi sendiri tidak dimasukkan dalam biaya perolehan,
tetapi segera diakui sebagai kerugian pada tahun yang bersangkutan.
Perolehan secara Hibah, Bantuan, dan Sumbangan

Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak
dengan mengkreditkan akun modal yang berasal dari sumbangan atau modal donasi.
Modal donasi dari sisi akuntansi pajak mengacu pada Pasal 10 ayat (4) Undang- Undang Pajak Penghasilan
yang mengatur berikut ini.
1. Apabila terjadi pengalihan harta berupa bantuan, sumbangan, harta hibah, atau warisan, syarat yang harus
dipenuhi berdasarkan Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b adalah :
tidak termasuk sebagai objek pajak adalah: a. 1) bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh
badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintahdan para penerima zakat
yang berhak
2) harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan oleh badan
keagamaan, badan pendidikan, badan sosial, atau pengusaha kecil, termasuk koperasi yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan:sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, pemerintahan, atau penguasaan
antara pihak-pihak yang bersangkutan
b. warisan.
Perolehan secara Hibah, Bantuan, dan Sumbangan

2. Apabila tidak memenuhi syarat yang diperlukan sesuai Pasal 4 ayat (3) huruf a Undang-Undang
Pajak Penghasilan dengan contoh konkret yaitu harta hibahan yang diberikan tersebut ternyata
mempunyai hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pihak-pihak yang
bersangkutan, maka dasar penilaian bagi yang menerima penghibahan sama dengan nilai pasar dari
harta tersebut.
Demikian pada akuntansi pajak atas penerimaan hibah juga akan dibukukan sebelah kredit pada akun
“modal donasi” sebagai alokasi sistematis rasional harga perolehan asset berwujud.
PENYUSUTAN ASET TETAP

Masa manfaat diukur dengan periode suatu aset yang diharapkan digunakan perusahaan atau jumlah
produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aset oleh perusahaan.
Sejalan dengan pemikiran bahwa semua jenis aset tetap berwujud, kecuali tanah dengan berjalannya
waktu akan semakin menurun kemampuannya untuk memberikan jasa. Kemampuan yang semakin
menurun sebagai akibat adanya pemakaian, keausan, atau adanya ketidakseimbangan kapasitas yang
tersedia dengan yang diharapkan dan pada saat ini yang paling menonjol adalah perubahan teknologi,
sehingga dalam waktu yang relatif pendek, aset tetap tersebut menjadi terbelakang teknologinya
Contoh : Komputer
PENYUSUTAN ASET TETAP

dalam PSAK No. 16 (Revisi 2007), yang dimaksudkan penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah
yang dapat disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Penyusutan untuk periode akuntansi
dibebankan ke pendapatan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penyusutan dilakukan
terhadap aset tetap berwujud dengan syarat aset tetap berwujud tersebut:
1. diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi;
2. memiliki suatu masa manfaat yang terbatas;
3. ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang dan jasa
untuk disewakan, atau untuk tujuan administrasi.
PENYUSUTAN ASET TETAP

dalam akuntansi komersial, aset tetap yang dapat disusutkan sering kali merupakan bagian signifikan aset
perusahaan. Oleh karena itu, penyusutan juga dapat berpengaruh secara signifikan dalam menentukan dan
menyajikan posisi keuangan dari hasil usaha. Dapat pula nilai sisa suatu aset sering kali tidak signifikan dan
diabaikan dalam penghitungan jumlah yang dapat disusutkan. Sedangkan jumlah yang dapat disusutkan
(depreciable amount) adalah biaya perolehan suatu aset, atau jumlah lain yang disubstitusikan untuk biaya
dalam laporan keuangan, dikurangi nilai sisanya.
Bentuk-bentuk strategi untuk memberikan kemudahan proses pencatatan sebagi contoh Wajib Pajak melakukan
penyamaan estimasi masa manfaat dan metode penyusutan sesuai dengan ketentuan perpajakan. Sesuai Pasal 11
Undang-Undang Pajak Penghasilan, penyusutan atas pengeluaran untuk pembelian, pendirian, penambahan,
perbaikan, atau perubahan harta berwujud, kecuali tanah yang berstatus hak milik, hak guna bangunan, hak
guna usaha, dan hak pakai, yang dimiliki dan digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dilakukan dalam bagian-bagian yang sama
besar masa manfaat yang telah ditentukan bagi harta tersebut.
PENYUSUTAN ASET TETAP
aset tetap yang menurut akuntansi dapat disusutkan, tetapi menurut akuntansi
pajak tidak dapat disusutkan, yaitu:

1 aset tetap perusahaan berupa kendaraan yang dikuasai dan dibawa pulang pegawai,termasuk
juga yang ada di daerah terpencil

2 aset tetap perusahaan berupa rumah yang terletak bukan di daerah terpencil yangditempati
pegawai yang tidak diberi tunjangan oleh perusahaan.
Metode Penyusutan Sesuai Ketentuan Komersial

Jumlah penyusutan akan dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama masa manfaat aset tetap berwujud
menggunakan berbagai metode yang sistematis. Penggunaa metode penyusutan mempersyaratkan adanya
penggunaan yang konsisten (taat asas tanpa memandang tingkat profitabilitas perusahaan dan pertimbangan
perpajakan sehingga diharapkan dapat menyediakan daya banding hasil operasi perusahaan dari periode ke
periode.
Dalam praktik akuntansi komersial metode penyusutan dapat digunakan sesuai pengelompokan menurut kriteria
berikut ini.
1. Dasar Waktu
a. Metode garis lurus (straight line method)
Dalam metode ini, biaya penyusutan dialokasikan berdasarkan berjalannya waktu, dalam jumlah-jumlah yang
sama selama masa manfaat aset tetap berwujud tersebut.

Biaya Penyusutan = Tarif Penyusutan x Dasar Perhitungan Penyusutan

Anda mungkin juga menyukai