Disusun oleh:
NIM : 1320033060
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kita
panjatkan puji serta syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, dan
berkatnya
sehigga saya dapat menyelesaikan makalah tentang warga negara dan negara ini.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat menperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang waga negara dan negara ini dapat
Bravo farneubun
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan.
BAB II Pembahasan.
Sebagaimana kita ketahui bersama, warga negara dan negara adalah dua hal yang
sebaliknya. Tidak akan ada sebuah negara tanpa adanya warga negaranya. Masalah warga
negara dan negara perlu dikaji lebih jauh, mengingat demokrasi yang ingin ditegakkan adalah
demokrasi berdasarkan Pancasila. Aspek yang terkandung dalam demokrasi Pancasila antara
lain ialah adanya kaidah yang mengikat Negara dan Warga Negara dalam bertindak dan
menyelenggarakan hak dan kewajiban serta wewenangnya. Secara material ialah mengakui
harkat dan marabat manusia sebagai mahluk Tuhan, yang menghendaki pemerintahan untuk
mempunyai kebebasan penuh utnuk melaksanakan keinginannya. Hal ini tentu berlaku
apabila jumlah manusia masih sedikit, tetapi lain hal jika jumlah manusia semakin banyak
karena semakin banyak jumlah manusia maka akan semakin sering terjadi persinggungan dan
Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan mengenai
hubungan antara warga negara dan negaranya. Selain itu kita juga dapat mengetahui hak dan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut :
PEMBAHASAN
A. Warga Negara.
Salah satu unsur penting dalam negara adalah rakyat atau warga negara. Tanpa rakyat
tak akan ada sebuah negara. Rakyat suatu negara meliputi semua orang yang bertempat
tinggal di dalam wilayah kekuasaan negara tersebut dan tunduk pada kekuasaan negara
tersebut. Dalam hubungan ini rakyat dapat diartikan sebagai kumpulan manusia yang
dipersatukan oleh suatu rasa persatuan dan bersama-sama menempati suatu wilayah tertentu.
Rakyat suatu negara dapat dibedakan antara penduduk dan bukan penduduk. Penduduk
merupakan orang-orang yang bertempat tinggal menetap atau berdomisili di suatu negara.
Sedangkan yang bukan penduduk merupakan orang-orang yang bertempat tinggal di suatu
negara hanya untuk sementara waktu, bukan dalam maksud untuk menetap.
Penduduk yang merupakan anggota yang sah dan resmi dari suatu negara dan dapat diatur
sepenuhnya oleh pemerintah negara yang bersangkutan dinamakan warga negara. Sedangkan
di luar itu semua dinamakan orang asing atau warga negara asing. Perbedaan antara
penduduk dan bukan penduduk, warga negara dan bukan warga negara terkait dengan
perbedaan hak dan kewajiban di antara orang-orang yang berada di wilayah negara.
Menurut Pasal 26 UUD 1945, warga negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia
asli dan bangsa lain yang disahkan Undang-undang sebagai warga Negara. Kewarganegaraan
Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia. Berdasarkan UU no. 12 tahun 2006, orang-orang yang menjadi Warga Negara
Indonesia adalah :
1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI.
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang
tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia
6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI.
7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh
seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak
te8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir
9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah megara Republik Indonesia
10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya
11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI,
yang karena ketentuan dari Negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
B. Negara
persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat. Negara sendiri merupakan integrasi dari
kekuasaan politik, sekaligus sebagai organisasi pokok dari kekuasaan politik. Negara
berperan sebagai alat dan masyarakat memiliki kekuasaan untuk mengatur hubungan dalam
dalam suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan
dan warga negaranya. Oleh karena itu negara mempunyai dua tugas yaitu :
Adapun unsur-unsur negara diantaranya ialah rakyat, wilayah dengan batas tertentu,
dan pemerintah yang berdaulat. Rakyat atau biasa disebut penduduk merupakan sekelompok
manusia yang bertempat tinggal di wilayah suatu negara. Batas wilayah suatu negara
ditentukan dalam perjanjian dengan negara lain. Perjanjian itu disebut Perjanjian
Internasional, Perjanjian dua negara disebut Perjanjian Bilateral, sedangkan apabila dilakukan
oleh banyak negara disebut Perjanjian Multilateral. Sedangkan suatu negara harus
mempunyai badan yang berhak mengatur dan berwenang merumuskan serta melaksanakan
mencangkup semua. Maksud dari sifat memaksa berikut adalah negara mempunyai
kekuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik secra legal agar tercapai ketertiban dan
mencegah timbulnya anarki. Dalam sifat monopoli, negara mempunyai hak kuasa tunggal
dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat. Sifat mencakup semua artinya semua
Persoalan yang paling mendasar hubungan antara negara dan warga negara adalah
masalah hak dan kewajiban. Negara demikian pula warga negara samasama memiliki hak dan
kewajiban masing-masing. Sesungguhnya dua hal ini saling terkait, karena berbicara hak
negara itu berarti berbicara tentang kewajiban warga negara, demikian pula sebaliknya
Kesadaran akan hak dan kewajiban sangatlah penting, seseorang yang semestinya
memiliki hak namun ia tidak menyadarinya, maka akan membuka peluang bagi pihak lain
membuat hak yang semestinya didapatkan orang lain menjadi dilanggar atau diabaikan.
Kebebasan yang bertanggung jawab itu juga merupakan bagian dari hak asasi
manusia yang secara kodrati merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Pengingkaran
akan kebebasan berarti pengingkaran pada martabat manusia. Oleh karena itu, semua orang
termasuk negara, pemerintah dan organisasi wajib kiranya mengakui hak asasi manusia. Hak
asasi bisa menjadi titik tolak dan tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan
dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Kepolisian Negara Republik Indonesia,
6. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia.
12. Menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.
13. Mempergunakan bumi dan air dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
15. Mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.
16. Bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
Di dalam UUD 1945 tidak menyebutkan hak negara, namun apakah dalam
kenyataannya memang demikian? Tentu saja tidak. Meminjam teori keadilan Aristoteles,
maka ada keadilan yang diistilahkannya sebagai keadilan legalis, yaitu keharusan warga
negara untuk taat kepada negara. Dalam kehidupan sehari-hari keadilan legalis ini selalu
mengiringi setiap langkah wara negara, mulai dari kewajiban membayar IMB, Listrik, PBB,
memiliki SIM, Pajak Kendaraan bermotor, mentaati aturan lalu lintas, dan lain-lain.
3. Bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja.
5. Status kewarganegaraan.
6. Pekerjaan dan penghidupan yang layak.
11. Memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan
12. Kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan
hati nuraninya
yang tersedia.
15. Perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang
dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
16. Bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat
17. Hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
18. Mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan
19. Jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai
20. Mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih
21. Hidup, tidak disiksa, kemerdekaan pikiran dan hati nurani, beragama, tidak
diperbudak, diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, tidak dituntut atas dasar hukum
22. Bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak
23. Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
PERMASALAHAN
Bayi Debora mengalami sesak nafas dan batuk berdahak yang tak kunjung usai,
kemudian merekomendasikan agar Debora dirawat di ruang PICU karena terganggu saluran
pembayaran administrasi secara tunai karena belum bekerjasama dengan BPJS. Orangtua
Debora meminta agar anak mereka dimasukkan terlebih dahulu ke ruang PICU dan
akan
melunasi biaya administrasi saat siang hari, karena saat itu mereka hanya memiliki Rp
5.000.000,00 sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk uang muka adalah Rp 19.800.000,00.
Tetapi pihak rumah sakit tidak bisa memindahkan pasien ke ruang PICU jika biaya
administrasi belum dilunasi. Karena tak bisa memenuhi biaya administrasi, pihak RS Mitra
Keluarga Kalideres merekomendasikan agar orangtua Debora mencari rumah sakit lain yang
bekerja sama dengan BPJS dan memiliki ruang PICU. Tetapi nyawa Debora tidak
dapat
tertolong saat akan ditransfer ke RS Koja karna keadaannya yang semakin memburuk.
Menurut kami kasus meninggalnya bayi Debora ini telah merampas hak atas
kesehatan. Seharusnya pihak rumah sakit dapat menangani pasien terlebih dahulu dan lebih
Sehingga pasien tidak akan terlambat mendapat penanganan akibat terkendala biaya
administrasi.
Kesehatan adalah hak asasi manusia yang fundamental dan tak ternilai demi
terlaksananya hak asasi manusia yang lainnya. Setiap orang berhak untuk menikmati standar
kesehatan tertinggi yang dapat dijangkau dan kondusif bagi kehidupan manusia yang
berderajat yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana
dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Dengan demikian, maka hak atas kesehatan dapat dimaknai sebagai bagian dari seperangkat
hak yang melekat pada hakikatnya dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib di hormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta