Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

WARGA NEGARA DAN NEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Dr. M. F. Persireron, S.Ag., M.S.i

Disusun oleh:

NAMA : Bravo L.Farneubun

NIM : 1320033060

POLITEKNIK NEGERI AMBON

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK LISTRIK

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kita

panjatkan puji serta syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, dan
berkatnya

sehigga saya dapat menyelesaikan makalah tentang warga negara dan negara ini.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak sehingga dapat menperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan

makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan

baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan

terbuka saya menerima segala saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar

dapat memperbaiki makalah ini kedepannya.

Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang waga negara dan negara ini dapat

memberikan manfaat maupun insprirasi terhadap pembaca.

ambon, maret 2023

Bravo farneubun
DAFTAR ISI

Kata pengantar ..........................................................................................................................

Daftar isi ...................................................................................................................................

BAB I Pendahuluan.

1.1 . Latar belakang ..................................................................................................................

1.2 . Tujuan penulisan ..............................................................................................................

1.3 . Rumusan masalah .............................................................................................................

BAB II Pembahasan.

2.1. Pengertian Warga Negara dan Negara ..............................................................................

2.2. Hubungan Warga Negara dan Negara ..............................................................................

2.3. Hak dan Kewajiban Warga Negara dan Negara ...............................................................

BAB III Permasalahan.

3.1. Contoh Kasus ...................................................................................................................

3.2. Analisis Kasus .................................................................................................................

BAB IV Penutup .....................................................................................................................

Daftar Pustaka .........................................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Sebagaimana kita ketahui bersama, warga negara dan negara adalah dua hal yang

saling berkaitan. Sebuah negara sangat membutuhkan warga negaranya, begitupun

sebaliknya. Tidak akan ada sebuah negara tanpa adanya warga negaranya. Masalah warga

negara dan negara perlu dikaji lebih jauh, mengingat demokrasi yang ingin ditegakkan adalah

demokrasi berdasarkan Pancasila. Aspek yang terkandung dalam demokrasi Pancasila antara

lain ialah adanya kaidah yang mengikat Negara dan Warga Negara dalam bertindak dan

menyelenggarakan hak dan kewajiban serta wewenangnya. Secara material ialah mengakui

harkat dan marabat manusia sebagai mahluk Tuhan, yang menghendaki pemerintahan untuk

membahagiakannya, dan memanusiakan Warga Negara dalam masyarakat Negara dan

masyarakat bangsa-bangsa. Pada waktu sebelum terbentuknya Negara, setiap individu

mempunyai kebebasan penuh utnuk melaksanakan keinginannya. Hal ini tentu berlaku

apabila jumlah manusia masih sedikit, tetapi lain hal jika jumlah manusia semakin banyak

karena semakin banyak jumlah manusia maka akan semakin sering terjadi persinggungan dan

bentrokan antara individu satu dengan lainnya.

1.2. Tujuan penulisan

Tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu untuk menambah wawasan mengenai

hubungan antara warga negara dan negaranya. Selain itu kita juga dapat mengetahui hak dan

kewajiban warga negara dan negara.

1.3. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diuraikan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Pengertian warga negara dan negara.

2. Hubungan warga negara dan negara.


3. Hak dan kewajiban warga negara dan negara
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Warga Negara dan Negara

A. Warga Negara.

Salah satu unsur penting dalam negara adalah rakyat atau warga negara. Tanpa rakyat

tak akan ada sebuah negara. Rakyat suatu negara meliputi semua orang yang bertempat

tinggal di dalam wilayah kekuasaan negara tersebut dan tunduk pada kekuasaan negara

tersebut. Dalam hubungan ini rakyat dapat diartikan sebagai kumpulan manusia yang

dipersatukan oleh suatu rasa persatuan dan bersama-sama menempati suatu wilayah tertentu.

Rakyat suatu negara dapat dibedakan antara penduduk dan bukan penduduk. Penduduk

merupakan orang-orang yang bertempat tinggal menetap atau berdomisili di suatu negara.

Sedangkan yang bukan penduduk merupakan orang-orang yang bertempat tinggal di suatu

negara hanya untuk sementara waktu, bukan dalam maksud untuk menetap.

Penduduk yang merupakan anggota yang sah dan resmi dari suatu negara dan dapat diatur

sepenuhnya oleh pemerintah negara yang bersangkutan dinamakan warga negara. Sedangkan

di luar itu semua dinamakan orang asing atau warga negara asing. Perbedaan antara

penduduk dan bukan penduduk, warga negara dan bukan warga negara terkait dengan

perbedaan hak dan kewajiban di antara orang-orang yang berada di wilayah negara.

Menurut Pasal 26 UUD 1945, warga negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia

asli dan bangsa lain yang disahkan Undang-undang sebagai warga Negara. Kewarganegaraan

Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik

Indonesia. Berdasarkan UU no. 12 tahun 2006, orang-orang yang menjadi Warga Negara

Indonesia adalah :
1. Setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI.

2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI.

3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga

negara asing (WNA), atau sebaliknya.

4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang

tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan

kewarganegaraan kepada anak tersebut.

5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia

dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI.

6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI.

7. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh

seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak

te8. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir

tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.

9. Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah megara Republik Indonesia

selama ayah dan ibunya tidak diketahui.

10. Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya

tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya.

11. Anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI,

yang karena ketentuan dari Negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan

kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan.

12. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan

kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum

mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia


rsebut berusia 18 tahun atau belum kawin.

B. Negara

Negara merupakan alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan

persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat. Negara sendiri merupakan integrasi dari

kekuasaan politik, sekaligus sebagai organisasi pokok dari kekuasaan politik. Negara

berperan sebagai alat dan masyarakat memiliki kekuasaan untuk mengatur hubungan dalam

bermasyarakat, serta menertibkan kekuasaan dalam bermasyarakat. Negara sebagai organisasi

dalam suatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan

dan warga negaranya. Oleh karena itu negara mempunyai dua tugas yaitu :

1. Mengatur dan mengendalikan gejala-gejala kekuasaan yang asosial, artinya yang

bertentangan satu sama lain supaya tidak terjadi penyimpangan.

2. Mengorganisasi dan mengintegrasikan kegiatan manusia ataupun golongan-

golongan kearah tercapainya tujuan sosial.

Adapun unsur-unsur negara diantaranya ialah rakyat, wilayah dengan batas tertentu,

dan pemerintah yang berdaulat. Rakyat atau biasa disebut penduduk merupakan sekelompok

manusia yang bertempat tinggal di wilayah suatu negara. Batas wilayah suatu negara

ditentukan dalam perjanjian dengan negara lain. Perjanjian itu disebut Perjanjian

Internasional, Perjanjian dua negara disebut Perjanjian Bilateral, sedangkan apabila dilakukan

oleh banyak negara disebut Perjanjian Multilateral. Sedangkan suatu negara harus

mempunyai badan yang berhak mengatur dan berwenang merumuskan serta melaksanakan

peraturan yang mengikat rakyatnya.

Negara mempunyai beberapa sifat, diantaranya yaitu memaksa, monopoli dan

mencangkup semua. Maksud dari sifat memaksa berikut adalah negara mempunyai

kekuasaan untuk menggunakan kekerasan fisik secra legal agar tercapai ketertiban dan
mencegah timbulnya anarki. Dalam sifat monopoli, negara mempunyai hak kuasa tunggal

dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat. Sifat mencakup semua artinya semua

peraturan perundang-undangan berlaku untuk setiap orang tanpa kecuali.

2.2. Hubungan Antara Warga Negara dan Negara.

Persoalan yang paling mendasar hubungan antara negara dan warga negara adalah

masalah hak dan kewajiban. Negara demikian pula warga negara samasama memiliki hak dan

kewajiban masing-masing. Sesungguhnya dua hal ini saling terkait, karena berbicara hak

negara itu berarti berbicara tentang kewajiban warga negara, demikian pula sebaliknya

berbicara kewajiban negara adalah berbicara tentang hak warga negara.

Kesadaran akan hak dan kewajiban sangatlah penting, seseorang yang semestinya

memiliki hak namun ia tidak menyadarinya, maka akan membuka peluang bagi pihak lain

untuk menyimpangkannya. Demikian pula ketidaksadaran seseorang akan kewajibannya akan

membuat hak yang semestinya didapatkan orang lain menjadi dilanggar atau diabaikan.

2.3. Hak dan Kewajiban Warga Negara dan Negara.

Kebebasan yang bertanggung jawab itu juga merupakan bagian dari hak asasi

manusia yang secara kodrati merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Pengingkaran

akan kebebasan berarti pengingkaran pada martabat manusia. Oleh karena itu, semua orang

termasuk negara, pemerintah dan organisasi wajib kiranya mengakui hak asasi manusia. Hak

asasi bisa menjadi titik tolak dan tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Berikut akan disampaikan kewajiban-kewajiban negara, diantaranya :

1. Melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

2. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah


tanggung jawab negara, terutama pemerintah.

3. Menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-

masing dan untuk beribadat menurut agamnya dan kepercayaannya itu.

4. Untuk pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan

dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Kepolisian Negara Republik Indonesia,

sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.

5. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga

keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani

masyarakat, serta menegakkan hukum.

6. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan

Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan

memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.

7. Membiayai pendidikan dasar

8. Mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa

9. Memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari

anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja

daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

10. Memajukan ilmu pengetahuan dan teknologidengan menjunjung tinggi nilai-nilai

agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat

manusia.

11. Memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan

menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai


budayanya.

12. Menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.

13. Mempergunakan bumi dan air dan kekayaan alam untuk sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

14. Memelihara fakir miskin dan anak-anak yang terlantar.

15. Mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan

masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.

16. Bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas

pelayanan umum yang layak.

Di dalam UUD 1945 tidak menyebutkan hak negara, namun apakah dalam

kenyataannya memang demikian? Tentu saja tidak. Meminjam teori keadilan Aristoteles,

maka ada keadilan yang diistilahkannya sebagai keadilan legalis, yaitu keharusan warga

negara untuk taat kepada negara. Dalam kehidupan sehari-hari keadilan legalis ini selalu

mengiringi setiap langkah wara negara, mulai dari kewajiban membayar IMB, Listrik, PBB,

memiliki SIM, Pajak Kendaraan bermotor, mentaati aturan lalu lintas, dan lain-lain.

Adapun hak warga negara, diantaranya :

1. Memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk

membangun masyarkat, bangsa dan negaranya.

2. Pengakuan, jaminan, pelindungan dan kepastian hukum yang adil serta

perlakuan yang sama dihadapan hukum.

3. Bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam

hubungan kerja.

4. Memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.

5. Status kewarganegaraan.
6. Pekerjaan dan penghidupan yang layak.

7. Berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.

8. Membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah.

9. Hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta

berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminsasi.

10. Mengembangkan diri melelui pemenuhan kebutuhan dasarnya, mendapat

pendidikan dan memperoleh manfaat dari IPTEK, seni dan budaya.

11. Memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan

pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di

wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.

12. Kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai dengan

hati nuraninya

13. Kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.

14. Berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan

lingkungan sosialnya, serta berhak mencari memperoleh, memiliki, menyimpan,

mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran

yang tersedia.

15. Perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang

dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman

ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

16. Bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat

manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.

17. Hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan

hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
18. Mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan

manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.

19. Jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai

manusia yang bermartabat.

20. Mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih

secara sewenang-wenang oleh siapa pun.

21. Hidup, tidak disiksa, kemerdekaan pikiran dan hati nurani, beragama, tidak

diperbudak, diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, tidak dituntut atas dasar hukum

yang berlaku surut

22. Bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak

mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.

23. Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan

perkembangan zaman dan peradaban


BAB III

PERMASALAHAN

3.1. Contoh Kasus

Kasus meninggalnya bayi Debora di RS Mitra Keluarga Kalideres, lantaran terlambat

mendapat penanganan akibat terkendala masalah uang muka. (3 September 2017)

Bayi Debora mengalami sesak nafas dan batuk berdahak yang tak kunjung usai,

sehingga orangtua Debora segera membawanya ke rumah sakit terdekat. Setibanya di RS

Mitra Keluarga Kalideres, perawat langsung memberikan pertolongan pertama. Dokter

kemudian merekomendasikan agar Debora dirawat di ruang PICU karena terganggu saluran

pernafasannya. Sebelum dipindahkan ke ruang PICU, perawat menyarankan agar orangtua

Debora melengkapi biaya administrasi. RS Mitra Keluarga Kalideres ini


memberlakukan

pembayaran administrasi secara tunai karena belum bekerjasama dengan BPJS. Orangtua

Debora meminta agar anak mereka dimasukkan terlebih dahulu ke ruang PICU dan
akan

melunasi biaya administrasi saat siang hari, karena saat itu mereka hanya memiliki Rp

5.000.000,00 sedangkan biaya yang dibutuhkan untuk uang muka adalah Rp 19.800.000,00.

Tetapi pihak rumah sakit tidak bisa memindahkan pasien ke ruang PICU jika biaya

administrasi belum dilunasi. Karena tak bisa memenuhi biaya administrasi, pihak RS Mitra

Keluarga Kalideres merekomendasikan agar orangtua Debora mencari rumah sakit lain yang

bekerja sama dengan BPJS dan memiliki ruang PICU. Tetapi nyawa Debora tidak
dapat

tertolong saat akan ditransfer ke RS Koja karna keadaannya yang semakin memburuk.

3.2 Analisis Kasus

Menurut kami kasus meninggalnya bayi Debora ini telah merampas hak atas
kesehatan. Seharusnya pihak rumah sakit dapat menangani pasien terlebih dahulu dan lebih

mengutamakan keselamatan pasien disamping biaya yang dibutuhkan untuk penanganan.

Sehingga pasien tidak akan terlambat mendapat penanganan akibat terkendala biaya

administrasi.

Kesehatan adalah hak asasi manusia yang fundamental dan tak ternilai demi

terlaksananya hak asasi manusia yang lainnya. Setiap orang berhak untuk menikmati standar

kesehatan tertinggi yang dapat dijangkau dan kondusif bagi kehidupan manusia yang

berderajat yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia, sebagaimana

dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.

Dengan demikian, maka hak atas kesehatan dapat dimaknai sebagai bagian dari seperangkat

hak yang melekat pada hakikatnya dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang

Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib di hormati, dijunjung tinggi, dan

dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta

Anda mungkin juga menyukai