INDONESIA
ORGANISASI KERJASAMA ISLAM(OKI)
Disusun oleh :
SRI MULYATI
XII MIPA1
SMAN 1 ASTANAJAPURA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah OKI
(Organisasi Kerjasama Islam) ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Shalawat
dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang telah
membawa manusia dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini.
Makalah OKI (Organisasi Kerjasama Islam) ini dapat hadir seperti sekarang ini tak
lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa
terima kasih yang sebesar-besar buat mereka yang telah berjasa membantu kami selama
proses pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Namun, kami menyadari bahwa Makalah OKI (Organisasi Kerjasama Islam) ini
masih ada hal-hal yang belum sempurna dan luput dari perhatian penulis. Baik itu dari bahasa
yang digunakan maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala
kekurangan dan kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca sekalian demi perbaikan makalah ini ke depannya.
Akhirnya, besar harapan kami Makalah OKI (Organisasi Kerjasama Islam) ini dapat
memberikan manfaat yang berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah semoga
dapat turut serta memajukan ilmu pengetahuan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar........................................................................................................... i
Daftar isi..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah OKI (Organisasi Kerjasama Islam)................................................... 2
B. Tujuan OKI (Organisasi Kerjasama Islam).................................................... 3
C. Prinsip-prinsip OKI (Organisasi Kerjasama Islam)....................................... 4
D. Badan Utama OKI (Organisasi Kerjasama Islam)......................................... 4
E. Perkembangan OKI (Organisasi Kerjasama Islam)....................................... 5
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dibentuk setelah para pemimpin sejumlah
negara Islam mengadakan Konferensi di Rabat, Maroko, pada tanggal 22 – 25
September 1969, dan menyepakati Deklarasi Rabat yang menegaskan keyakinan atas
agama Islam, penghormatan pada Piagam PBB dan hak asasi manusia. Pembentukan
OKI semula didorong oleh keprihatinan negara-negara Islam atas berbagai masalah
yang dihadapi umat Islam, khususnya setelah unsur Zionis membakar bagian dari
Masjid Suci Al-Aqsa pada tanggal 21 Agustus 1969. Pembentukan OKI antara lain
ditujukan untuk meningkatkan solidaritas Islam di antara negara anggota,
mengoordinasikan kerja sama antarnegara anggota, mendukung perdamaian dan
keamanan internasional, serta melindungi tempat-tempat suci Islam dan membantu
perjuangan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. OKI saat ini
beranggotakan 57 negara Islam atau berpenduduk mayoritas muslim di kawasan Asia
dan Afrika.
Sebagai organisasi internasional yang pada awalnya lebih banyak menekankan
pada masalah politik, terutama masalah Palestina, dalam perkembangannya OKI
menjelma sebagai suatu organisasi internasional yang menjadi wadah kerja sama di
berbagai bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan antar negara-
negara muslim di seluruh dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah OKI (Organisasi Kerjasama Islam)?
2. Apa tujuan OKI (Organisasi Kerjasama Islam)?
3. Bagaimana badan utama OKI (Organisasi Kerjasama Islam)?
4. Bagaimana perkembangan OKI (Organisasi Kerjasama Islam)?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
pada Desember 2005, meletakkan cetak biru yang disebut Program Sepuluh Tahun
Aksi yang membayangkan bersama aksi Negara Anggota, promosi toleransi dan
moderasi, modernisasi, reformasi yang luas di semua bidang kegiatan termasuk ilmu
pengetahuan dan teknologi, pendidikan, peningkatan perdagangan, dan menekankan
pemerintahan yang baik dan promosi hak asasi manusia di dunia Muslim, khususnya
yang berkaitan dengan hak-hak anak-anak, wanita dan orang tua dan nilai-nilai
keluarga diabadikan oleh Islam.
3
C. Prinsip-prinsip OKI (Organisasi Kerjasama Islam)
Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, negara anggota harus bertindak,
antara lain, sesuai dengan prinsip-prinsip berikut:
Semua negara anggota berkomitmen untuk tujuan dan prinsip Piagam PBB;
Negara anggota yang berdaulat, mandiri dan setara dalam hak dan kewajiban;
Semua negara Anggota wajib menyelesaikan perselisihan mereka melalui cara-
cara damai dan menahan diri dari penggunaan atau ancaman penggunaan kekuatan
dalam hubungan mereka;
Semua negara anggota berusaha menghormati kedaulatan nasional, kemerdekaan
dan integritas wilayah Negara Anggota lainnya dan harus menahan diri dari
campur tangan dalam urusan internal orang lain;
Negara-negara Anggota wajib menegakkan dan mempromosikan, pada tingkat
nasional dan internasional, good governance, demokrasi, hak asasi manusia dan
kebebasan dasar, dan aturan hukum.
4
3. Sekretariat Jenderal
Sekretariat Jenderal merupakan organ eksekutif OKI dan dipimpin oleh
seorang Sekretaris Jenderal (Sekjen) dengan 4 (empat) orang Asisten Sekjen.
Sekjen dipilih oleh KTM untuk masa jabatan 4 (empat) tahun dan tidak dapat
dipilih kembali. Perubahan jabatan menjadi empat tahun tersebut ditetapkan dalam
KTT III di Mekkah tahun 1981 sedangkan sebelumnya masa jabatan tersebut
hanya untuk dua tahun saja tetapi dapat diperpanjang untuk masa tidak lebih dari
dua tahun. Sekretariat Jenderal dipercayakan mengimplementasikan keputusan-
keputusan yang diambil oleh KTT dan KTM.
5
Tajikistan, Turki, Senegal, serta Utusan Khusus Sekretaris Jenderal OKI untuk
Filipina Selatan, Dubes Sayyed El-Masry. Bangladesh tidak hadir dalam pertemuan
tersebut. Dalam kesempatan itu, selaku Ketua Komite, Indonesia menyampaikan
laporan perkembangan implementasi dari Perjanjian Damai 1996, khususnya pasca-
Pertemuan Tripartite (GRP – OKI – MNLF) Maret 2009 hingga pertemuan di Tripoli,
Libya, 20 Mei 2010.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerjasama antara Negara-negara OKI yang selama ini telah terjalin perlu lebih
dipererat. Hal ini perlu ditegaskan mengingat persepsi sebagian kalangan barat yang
mengidentikkan citra Islam dengan kekerasan dan terorisme. Persepsi tersebut harus
dihilangkan. Oleh sebab itu berbagai kalangan berharap agar di antara sesama Negara
anggota OKI terdapat solidaritas yang tinggi dalam menyikapi berbagai permasalahan
yang terjadi dan menimpa Negara-negara OKI khususnya dunia Islam.
Dalam bidang ekonomi dan perdagangan telah ditandatangani Agreement on
Trade Preferential System of the Organization of the Islamic Conferences (TPS-OIC).
Meskipun termasuk Negara yang pertama kali menandatangani agreement tersebut,
tetapi sampai saat ini Indonesia belum meratifikasi TPS-OIC dimaksud. Pada Putaran
Pertama Perundingan TPS-OIC yang diselenggarakan pada bulan April 2004 di Turki,
Indonesia hanya sebagai peninjau dan diharapkan segera dapat meratifikasi agreement
TPS-OIC. Untuk itu Indonesia perlu secara serius mempertimbangkan kemungkinan
ratifikasi perjanjian tersebut dalam waktu dekat.
Perdagangan Indonesia dengan Negara-negara OKI sampai dengan tahun 2003
masih relatif kecil padahal OKI merupakan salah satu pasar potensial untuk produk-
produk Indonesia. Berbagai usaha perlu dilaksanakan dalam rangka mempromosikan
produk Indonesia di Negara-negara OKI di antaranya dengan mengadakan pameran
sebagai tindak lanjut pameran di Sharjah dan Libya. Di samping itu upaya-upaya
peningkatan perdagangan perlu dilaksanakan secara optimal melalui fora multilateral.
B. Saran
Persatuan umat Islam di seluruh dunia agar lebih ditingkatkan lagi, mengingat
banyak upaya-paya anti Islam yang berusaha dan mengadu domba antar umat Islam.