Puji dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah OKI (Organisasi
Kerjasama Islam) ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan salam
selalu tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang telah membawa manusia
dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini.
Makalah OKI (Organisasi Kerjasama Islam) ini dapat hadir seperti sekarang ini tak lepas
dari bantuan banyak pihak. Untuk itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa terima
kasih yang sebesar-besar buat mereka yang telah berjasa membantu kami selama proses
pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Namun, kami menyadari bahwa Makalah OKI (Organisasi Kerjasama Islam) ini masih ada
hal-hal yang belum sempurna dan luput dari perhatian penulis. Baik itu dari bahasa yang
digunakan maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala kekurangan dan
kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca sekalian demi
perbaikan makalah ini ke depannya. Akhirnya, besar harapan kami Makalah OKI (Organisasi
Kerjasama Islam) ini dapat memberikan manfaat yang berarti untuk para pembaca. Dan yang
terpenting adalah semoga dapat turut serta memajukan ilmu pengetahuan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
D. Anggota OKI.......................................................................................................................4
A. Kesimpulan..........................................................................................................................14
B. Saran....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dibentuk setelah para pemimpin sejumlah negara
Islam mengadakan Konferensi di Rabat, Maroko, pada tanggal 22 – 25 September 1969, dan
menyepakati Deklarasi Rabat yang menegaskan keyakinan atas agama Islam, penghormatan
pada Piagam PBB dan hak asasi manusia. Pembentukan OKI semula didorong oleh
keprihatinan negara-negara Islam atas berbagai masalah yang dihadapi umat Islam,
khususnya setelah unsur Zionis membakar bagian dari Masjid Suci Al-Aqsa pada tanggal 21
Agustus 1969. Pembentukan OKI antara lain ditujukan untuk meningkatkan solidaritas Islam
di antara negara anggota, mengoordinasikan kerja sama antarnegara anggota, mendukung
perdamaian dan keamanan internasional, serta melindungi tempat-tempat suci Islam dan
membantu perjuangan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. OKI saat
ini beranggotakan 57 negara Islam atau berpenduduk mayoritas muslim di kawasan Asia dan
Afrika.
Sebagai organisasi internasional yang pada awalnya lebih banyak menekankan pada
masalah politik, terutama masalah Palestina, dalam perkembangannya OKI menjelma
sebagai suatu organisasi internasional yang menjadi wadah kerja sama di berbagai bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan antar negara-negara muslim di
seluruh dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah OKI (Organisasi Kerjasama Islam)?
2. Apa tujuan OKI (Organisasi Kerjasama Islam)?
3. Bagaimana badan utama OKI (Organisasi Kerjasama Islam)?
4. Bagaimana perkembangan OKI (Organisasi Kerjasama Islam)?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
nilai-nilai Islam yang sebenarnya dan Muslim, organisasi telah mengambil berbagai langkah
untuk menghapus kesalahan persepsi dan telah sangat menganjurkan penghapusan
diskriminasi terhadap umat Islam dalam segala bentuk dan manifestasinya.
Negara Anggota OKI banyak menghadapi tantangan di abad ke-21 dan untuk mengatasi
tantangan-tantangan tersebut, sesi luar biasa ketiga KTT Islam di Makkah pada Desember
2005, meletakkan cetak biru yang disebut Program Sepuluh Tahun Aksi yang
membayangkan bersama aksi Negara Anggota, promosi toleransi dan moderasi, modernisasi,
reformasi yang luas di semua bidang kegiatan termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi,
pendidikan, peningkatan perdagangan, dan menekankan pemerintahan yang baik dan
promosi hak asasi manusia di dunia Muslim, khususnya yang berkaitan dengan hak-hak
anak-anak, wanita dan orang tua dan nilai-nilai keluarga diabadikan oleh Islam.
3
C. Prinsip-prinsip OKI (Organisasi Kerjasama Islam)
Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut, negara anggota harus bertindak, antara
lain, sesuai dengan prinsip-prinsip berikut:
1. Semua negara anggota berkomitmen untuk tujuan dan prinsip Piagam PBB;
2. Negara anggota yang berdaulat, mandiri dan setara dalam hak dan kewajiban;
3. Semua negara Anggota wajib menyelesaikan perselisihan mereka melalui cara-cara
damai dan menahan diri dari penggunaan atau ancaman penggunaan kekuatan dalam
hubungan mereka;
4. Semua negara anggota berusaha menghormati kedaulatan nasional, kemerdekaan dan
integritas wilayah Negara Anggota lainnya dan harus menahan diri dari campur tangan
dalam urusan internal orang lain;
5. Negara-negara Anggota wajib menegakkan dan mempromosikan, pada tingkat nasional
dan internasional, good governance, demokrasi, hak asasi manusia dan kebebasan dasar,
dan aturan hukum.
D. Anggota OKI
Albania 1992
Aljazair 1969
Azerbaijan 1991
Bahrain 1970
4
Bangladesh 1974
Benin 1982
Brunei Darussalam 1984
Chad 1969
Gabon 1974
Gambia 1974
Guinea 1969
Guinea-Bissau 1974
Guyana 1998
Indonesia 1969
Irak 1976
Iran 1969
Jibuti 1978
Kamerun 1975
Kazakhstan 1995
Kirgizstan 1992
Komoro 1976
Kuwait 1969
Lebanon 1969
Libya 1969
Maladewa 1976
Malaysia 1969
Mali 1969
5
Maroko 1969
Mauritania 1969
Mozambik 1994
Niger 1969
Nigeria 1986
Oman 1970
Palestina[2] 1969[3]
Qatar 1970
Rusia 2005
Senegal 1969
Somalia 1969
Sudan 1969
Suriah 1970
Suriname 1996
Tajikistan 1992
Thailand 1998
Togo 1997
Tunisia 1969
Turki 1969
Turkmenistan 1992
6
Uganda 1974
Uzbekistan 1995
Yordania 1969
Negara pengamat
Mulai
No. Nama Negara asal Berhenti menjabat
menjabat
7
2 Hassan Al-Touhami Mesir 1974 1975
Syed Sharifuddin
5 Pakistan 1985 1988
Pirzada
Arab
10 Iyad bin Amin Madani 2014 2016
Saudi
Arab
11 Yusuf Al-Utsaimin 2016 Petahana
Saudi
9
berhasil mengkaji dan melakukan finalisasi TOR restrukturisasi OKI yang disiapkan
Malaysia.
Sebagai negara anggota OKI, Indonesia memiliki peran yang pasang surut dalam OKI.
Delapan peran Indonesia dalam OKI diantaranya adalah:
10
perundingan damai antara Moro National Liberation Front (MNLF) dengan
Pemerintahan Filipina.
11
Indonesia menjadi tuan rumah dari Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa OKI,
tepatnya di Jakarta. Konferensi ini diadakan tanggal 6 – 7 Maret 2016. Menurut Menteri
Luar Negeri Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi, KTT Luar Biasa OKI ini
diadakan sebagai bentuk nyata upaya negara-negara OKI untuk mendorong penyelesaian
konflik di Palestina. Situasi di Palestina semakin hari semakin memburuk. Hal ini
utamanya terkait status kota Al Quds (Yerusalem) yang diokupasi oleh Israel. Palestina
telah diakui oleh 137 negara dan berhasil menjadi negara peninjau PBB. Keberhasilan ini
merupakan keberhasilan dari proses komunitas internasional, termasuk Indonesia.
12
Komite, yaitu Arab Saudi, Brunei Darussalam, Libya, Malaysia, Mesir, Tajikistan, Turki,
Senegal, serta Utusan Khusus Sekretaris Jenderal OKI untuk Filipina Selatan, Dubes Sayyed
El-Masry. Bangladesh tidak hadir dalam pertemuan tersebut. Dalam kesempatan itu, selaku
Ketua Komite, Indonesia menyampaikan laporan perkembangan implementasi dari
Perjanjian Damai 1996, khususnya pasca-Pertemuan Tripartite (GRP – OKI – MNLF) Maret
2009 hingga pertemuan di Tripoli, Libya, 20 Mei 2010.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerjasama antara Negara-negara OKI yang selama ini telah terjalin perlu lebih
dipererat. Hal ini perlu ditegaskan mengingat persepsi sebagian kalangan barat yang
mengidentikkan citra Islam dengan kekerasan dan terorisme. Persepsi tersebut harus
dihilangkan. Oleh sebab itu berbagai kalangan berharap agar di antara sesama Negara
anggota OKI terdapat solidaritas yang tinggi dalam menyikapi berbagai permasalahan yang
terjadi dan menimpa Negara-negara OKI khususnya dunia Islam.
Dalam bidang ekonomi dan perdagangan telah ditandatangani Agreement on Trade
Preferential System of the Organization of the Islamic Conferences (TPS-OIC). Meskipun
termasuk Negara yang pertama kali menandatangani agreement tersebut, tetapi sampai saat
ini Indonesia belum meratifikasi TPS-OIC dimaksud. Pada Putaran Pertama Perundingan
TPS-OIC yang diselenggarakan pada bulan April 2004 di Turki, Indonesia hanya sebagai
peninjau dan diharapkan segera dapat meratifikasi agreement TPS-OIC. Untuk itu Indonesia
perlu secara serius mempertimbangkan kemungkinan ratifikasi perjanjian tersebut dalam
waktu dekat.
Perdagangan Indonesia dengan Negara-negara OKI sampai dengan tahun 2003 masih
relatif kecil padahal OKI merupakan salah satu pasar potensial untuk produk-produk
Indonesia. Berbagai usaha perlu dilaksanakan dalam rangka mempromosikan produk
Indonesia di Negara-negara OKI di antaranya dengan mengadakan pameran sebagai tindak
lanjut pameran di Sharjah dan Libya. Di samping itu upaya-upaya peningkatan perdagangan
perlu dilaksanakan secara optimal melalui fora multilateral.
B. Saran
Persatuan umat Islam di seluruh dunia agar lebih ditingkatkan lagi, mengingat banyak
upaya-paya anti Islam yang berusaha dan mengadu domba antar umat Islam.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://septyarini896.blogspot.co.id/2013/05/oraganisasi-internasional-organisasi.html
https://www.google.com/search?
q=Peran+OKI+diindo&biw=1366&bih=617&ei=rZwxYquJFMygseMP-
IyW6Ac&ved=0ahUKEwjrk8-
nmMr2AhVMUGwGHXiGBX0Q4dUDCA4&uact=5&oq=Peran+OKI+diindo&gs_lcp=Cgdnd3
Mtd2l6EAMyBAgAEA0yCAgAEAgQDRAeMggIABAIEA0QHjoHCAAQRxCwAzoFCAAQg
AQ6BggAEBYQHjoGCAAQDRAeOggIABANEAUQHkoECEEYAEoECEYYAFCdBVijQ2D
zTGgCcAF4AIABywGIAeQdkgEGNC4yNS4xmAEAoAEByAEIwAEB&sclient=gws-wiz
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/17/200000869/organisasi-kerja-sama-islam-oki---
sejarah-tujuan-dan-anggota?page=all
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210623160237-125-658417/sejarah-berdirinya-
oki-organisasi-kerja-sama-islam#:~:text=OKI%20adalah%20organisasi%20internasional
%20yang,Aqsa%20di%20Yerusalem%20pada%201969.
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelas-12/latar-belakang-pembentukan-oki-12183/
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelas-12/latar-belakang-pembentukan-oki-12183/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/17/100000669/peran-indonesia-dalam-oki?
page=all
https://sejarahlengkap.com/indonesia/peran-indonesia-dalam-oki
15