Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TUGAS SEJARAH

Organisasi Konferensi Islam (OKI)

Disusun Oleh :
Kelompok 5

1. Arifa Nur Fakhirah


2. Ashalia Tiarasanti
3. M. Daffa Fauzan
4. M. Tazkiya
5. Tazkia Nurul H.
6. Valyanti Novirta S.

XII MIPA 5

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 12 BANDUNG

2018/2019
Kata Pengantar
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini bisa dengan mudah
dipahami oleh siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami meminta maaf bilamana terdapat
kesalahan kata atau kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap adanya
masukan serta kritikan yang membangun dari Anda demi terciptanya makalah yang lebih baik
lagi.

Kelompok 5,

Bandung, 28 Februari 2019


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
OKI adalah organisasi terbesar setelah PBB. OKI berorientasi pada keyakinan terhadap
Agama Islam, penghormatan kepada piagam PBB, dan penghormatan terhadap hak asasi
manusia universal. Dasar utama pembentukan OKI adalah untuk kepentingan umat Islam di
seluruh dunia.
Dalam penyusunan tulisan ini, pembahasan mengenai studi kasus yang terjadi dalam OKI
kami susun sedemikian rupa dalam makalah ini ditujukan untuk pembelajaran terhadap
organisasi dunia yang dimana Indonesia masuk sebagai anggota didalamnya.

B. Rumusan Masalah
1. Negara mana saja yang menjadi anggota OKI dan negara mana saja yang memprakarsai
terbentuknya OKI?
2. Apa tujuan dibentuknya OKI?
3. Peristiwa apa saja yang terjadi dan berhubungan dengan OKI?
4. Dampak apa saja yang dihasilkan oki?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui profil OKI.
2. Untuk mengetahui tujuan, prinsip, dan struktur OKI.
3. Untuk mengetahui peristiwa dan dampak yang dihasilkan OKI.

BAB II
ISI

A. Latar Belakang Berdirinya OKI


1. Terjadinya pembakaran masjidil Aqsha oleh Israel.
2. Israel menduduki negara-negara jazirah Arab yang menyebabkan perang Arab-Israel pada
tahun 1967.
3. Israel menduduki Yarussalem.
Dari ketiga latar belakang tersebut, pendirian organisasi ini disangku-pautkan dengan Israel
yang kita ketahui merupakan musuh orang-orang Islam. Sehingga negara-negara Islam cepat
merespon kejadian tersebut dengan mengadakan KTT Islam pertama diselenggarakan pada
tanggal 22-25 September 1969 di Rabat, Maroko. Para pemimpin di Rabat yakin bahwa rakyat
mereka dapat membentuk suatu umat yang tidak dapat dipecah dan bertekad mengerahkan upaya
bersama untuk membela kepentingan antar negara muslim. Tekad ini melahirkan Organisasi
Konferensi Islam (OKI) atau Organization of the Islamic Conference (OIC), yang secara resmi
diproklamasikan pada bulan Mei 1971.

B. Tujuan Dibentuknya OKI


1. Meningkatkan solidaritas Islam antaranggotanya;
2. Berusaha menghapuskan perbedaan rasial, kolonialisme dalam segala bentuk dan
manifestasinya, serta masalah diskriminasi;
3. Mengkoordinasi usaha-usaha untuk melindungi tempat-tempat suci Islam;
4. Membendung dan membantu perjuangan rakyat Palestina untuk memperoleh hak-hak serta
tanah airnya;
5. Memperteguh perjuangan Islam dengan maksud melindungi kehormatan, kemerdekaan,
dan hak-hak nasional mereka;
6. Persatuan dan kerja sama di kalangan para anggotanya di bidang-bidang ekonomi, sosial,
budaya, iptek, dan bidang-bidang lain yang dianggap penting;
7. Mewujudkan perdamaian internasional dan terciptanya tatanan politik internasional yang
adil.

C. Kronologi Terbentuknya OKI


Pada awalnya KTT diadakan jika masalah dianggap perlu diberikan untuk kepentingan dunia
Islam tetapi pada KTT OKI III di Mekah pada Januari 1981 ditetapkan bahwa KTT diadakan
sekali dalam 3 tahun. Sedangkan KTM diadakan sekali setahun di salah satu negara anggota.
Pertemuan dilakukan untuk menguji dan memeriksa hasil keputusan pada pertemuan KTT.
Sesuai dengan pasal VIII piagam Oki menjelaskan bahwa organisasi terdiri dari negara-negara
Islam yang berpartisipasi dalam (di Rabat) KTM pada bulan Maret, Jeddah 1970 dan KTM di
Karachi, Desember 1971 dan mereka yang menandatangani piagam kriteria yang dirancang oleh
komite persiapan KTT I adalah "negara Islam" adalah negara yang konstitusional Islam atau
mayoritas penduduk Islam. Pada tahun pertama Indonesia di OKI, Indonesia menjelaskan bahwa
Indonesia bukan negara Islam dan tidak menandatangani piagam, tetapi bergabung di pertemuan
Rabat dan salah satu negara pertama yang berkecimpung dalam OKI. Kedudukan Indonesia
disebut peserta aktif.
Pada awalnya partisipasi Indonesia di OKI sangat terbatas, bahkan keanggotaan Indonesia di
OKI diperdebatkan ketika piagam OKI dihasilkan pada tahun 1972, Indonesia tidak
menandatanganinya sehingga dianggap sebagai anggota tidak resmi. Pertimbangannya, dalam
UUD 1945 Indonesia bukan negara Islam tetapi karena berbagai desakan Indonesia untuk
meninggalkan OKI dan berkontribusi aktif pada periode berikutnya.
Pada 1990-an, partisipasi aktif Indonesia di OKI mulai ditandai dengan kehadiran Soeharto
pada KTT Oki ke-6 di Senegal pada bulan Desember 1991. Partisipasi ini direspon secara positif
oleh berbagai kalangan. Indonesia menjadi model ideal bagi dunia Islam dalam penerapan
demokrrasi, Indonesia juga dianggap sebagai jembatan antara dunia Islam dan dunia barat. Peran
strategis Indonesia yang paling signifikan pada tahun 1993 Indonesia menjadi Ketua Komite
ASEAN yang bertugas memfasilitasi negosiasi perdamaian antara MNCF dan pemerintah
Filipina. Pada tahun 1996 Indonesia menjadi tuan rumah KTT Oki ke-24 di Jakarta. Mereformasi
OKI sebagai forum untuk menjawab Tantangan bagi Umat Islam memasuki abad ke-21 untuk
mendukung pelaksanaan OIC's Ten Your Plan of Action.
Indonesia berkomitmen untuk menjamin kebebasan toleransi dan harmonisasi dan
memberikan bukti nyata atau harmoni umat Islam yang demokratis dan modernitas. Dari peran
peran Indonesia tersebut yang menunjukkan bahwa diplomasi Indonesia dalam dunia Islam yang
tetap bebas dan aktif. Bebas karena tidak terikat dalam blok apa pun dan aktif dalam
menciptakan perdamaian dunia.

D. Nama-nama negara dan pemimpin pemrakarsa serta perannya dalam


kegiatan OKI
OKI diperakarsai oleh negara Arab Saudi dan Maroko dari dua negara yang dipimpin oleh
raja Faisal, Arab dan Raja Hussein dari Maroko, yang memprakarsai pembentukan organisasi
keagamaan berbasis negara yang mayoritas Muslim. Hal ini disebabkan oleh insiden pembakaran
Masjid Al Aqsa di Yerusalem sehingga raja Arab Saudi memutuskan untuk membentuk sebuah
organisasi yang menganjurkan perjuangan masjid al-Aqsa sebagai salah satu tempat suci
Muslim. Maroko dalam perannya sebagai pemrakarsa menyediakan tempat bagi peresmian Oki
pada 25 September 1969.
Adapun negara-negara anggota Oki pada awal berdirinya ada 25 anggota sementara
jumlahnya terus berlanjut, tumbuh hingga sekarang berjumlah 57, negara pengamat sejumlah 5
negara beberapa anggota bukan negara Muslim. Saudi sebagai pemrakarsa telah menjadi tuan
rumah pada KTT III yang menghasilkan keputusan bahwa KTT diadakan setiap 3 tahun sekali
dan Arab Saudi menjadi basecamp. dengan kantor pusatnya berlokasi di Mekah.
E. Dampak Positif & Negatif Dibentuknya Organisasi
1. Dampak Positif
a. Turunnya tarif impor
adanya kebijakan penurunan tarif impor dari masing-masing negara anggota sehingga setiap
negara anggota yang hendak mengekspor komoditi milik negaranya ke negara anggota OKI
lainnya, tarifnya menjadi lebih murah dan dapat menyumbangkan devisa yang lebih besar bagi
negara eksportir tersebut.
b. Meningkatkan kerjasama ekonomi
Dengan bergabungnya Indonesia di dalam OKI, Indonesia dapat meningkatkan kerjasama
ekonomi dengan negara OKI lainnya.
c. Penanganan masalah radikalisme dan terorisme
Cara minimalisir masalah radikalisme dan terorisme tersebut yaitu dengan memberikan
bantuan bagi negara-negara yang tengah diserang terorisme dan memberikan pelatihan bagi
pasukan pengaman negara untuk mendeteksi dan mengatasi segala potensi radikalisme dan
terorisme.
2. Dampak Negatif
a. Kewajiban sertifikasi produk halal
Kebijakan ini mungkin agak menyulitkan produk dari Indonesia karena harus terlebih dahulu
melakukan sertifikasi tersebut yang prosesnya panjang dan memakan biaya tambahan serta
cukup sulit untuk dilakukan. Namun, dengan adanya sertifikasi halal tersebut, sebenarnya potensi
produk Indonesia untuk senantiasa masuk di pasar internasional sangat besar
b. Terdapat kemungkinan negara non anggota tidak mau bekerja sama
Kita menyadari bahwa di luar sana masih banyak negara atau juga individu yang mengalami
islamophobia atau ketakutan terhadap agama islam. Hal ini akan menyebabkan negara-negara
tersebut enggan untuk melakukan kerja sama internasional dengan negara Indonesia karena ia
bergabung dengan dampak OKI bagi Indonesia yang notabene merupakan organisasi islam
internasional. Keengganan untuk bekerja sama tersebut akan merugikan Indonesia

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kerjasama antar negara negara OKI yang selama ini telah terjalin perlu dipererat. Hal ini
perlu ditegaskan mengingat persepsi sebagian kalangan barat yang masih mengidentifikasi Islam
sebagai kekerasan dan terorisme. Persepsi itu harus dihilangkan. Oleh sebab itu berbagai
kalangan berharap agar diantara anggota OKI terdapat solidaritas yang tinggi dalam menyikapi
berbagai permasalahan yang terjadi dan menimpa negara - negara OKI khususnya dunia islam.
Dalam bidang ekonomi dan perdagangan. Walaupun Indonesia termasuk negara pertama yg
mendatangani hal ini, Indonesia blm meratifikasi TPS-OIC yang dimaksud. Walau OKI bisa
menjadi pasar potensial Indonesia. Indonesia blm mampu berdagang secara besar dengan negara
negara OKI. Ahrus ada upaya Indonesia agar bisa mendapatkan hubungan dagang dengan
anggota OKI.

DAFTAR PUSTAKA
 Abdurakhman; Pradono, Arif; Sunarti, Linda; Zuhdi, Susanto. 2018. Sejarah Indonesia,
Buku SMA Kelas XII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
 www.google.com

Anda mungkin juga menyukai