Anda di halaman 1dari 26

OKI

(Organisasi Konferensi Islam)

KELOMPOK 5
1. AILSA ZHAFIRA FALAH 5. MUHAMMAD RHAFI ALFIKHO
2. DES ALDRIANSYAH 6. RACHMAD RAUZI
3. FADHIL FATHIN HERLANTO 7. TARISHA AULIA PUTRI
4. MAHARANI PUSPITASARI
Asal Usul OKI

OKI didirikan :

Tempat : Rabat, Maroko


Tanggal : 25 September 1969 (12 Rajab 1389 H)

dalam KTT Islam pertama pada tanggal 22-25 September 1969


yang merupakan prakarsa Raja Faisal dari Arab Saudi dan Raja
Hassan II dari Maroko, dengan Panitia Persiapan terdiri dari Iran,
Malaysia, Niger, Pakistan, Somalia, Arab Saudi, dan Maroko untuk
membicarakan masalah pembebasan kota Jerusalem dan Masjid
Al-Aqsa dari tangan Israel.
Latar Belakang Berdirinya OKI
Secara umum latar belakang terbentuknya OKI sebagai berikut :
• Tahun 1964 : Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab di Mogadishu
timbul suatu ide untuk menghimpun kekuatan Islam dalam suatu wadah
internasional.

• Tahun 1965 : Diselenggarakan Sidang Liga Arab sedunia di Jeddah, Saudi


Arabia yang mencetuskan ide untuk menjadikan umat Islam sebagai suatu
kekuatan yang menonjol dan untuk menggalang solidaritas Islamiyah dalam usaha
melindungi umat Islam dari zionisme khususnya.

• Tahun 1967 : Pecah Perang Timur Tengah melawan Israel. Oleh karenanya
solidaritas Islam di negara-negara Timur Tengah meningkat.

• Tahun 1968 : Raja Faisal dari Saudi Arabia mengadakan kunjungan ke


beberapa negara Islam dalam rangka penjajagan lebih lanjut untuk membentuk
suatu Organisasi Islam Internasional.

• Tahun 1969 : Tanggal 21 Agustus 1969 Israel merusak Mesjid Al Aqsa.


Peristiwa tersebut menyebabkan memuncaknya kemarahan umat Islam terhadap
zionis Israel.
Prinsip-Prinsip OKI
Untuk mencapai tujuan, negara-negara anggota menetapkan 5 prinsip,
yaitu :
1. Persamaan mutlak antarnegara anggota.
2. Menghormati hak untuk menentukan nasib sendiri dan tidak
mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
3. Menghormati kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah
setiap negara.
4. Menyelesaikan setiap persengketaan yang mungkin timbul melalui
cara-cara damai, misalnya dengan cara perundingan,
mediasi/perantara, rekonsiliasi, atau arbitrasi.
5. Tidak menggunakan ancaman atau kekerasan terhadap integritas
wilayah kesatuan nasional atau kemerdekaan politik suatu negara.
Tujuan OKI
a. Memperkuat/memperkokoh :
1) solidaritas diantara negara anggota;
2) kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan iptek.
3) perjuangan umat muslim untuk melindungi kehormatan, kemerdekaan,
dan hak- haknya.

b. Aksi bersama untuk :


1) melindungi tempat-tempat suci umat Islam;
2) memberi semangat dan dukungan kepada rakyat Palestina dalam
memperjuangkan haknya dan kebebasan mendiami daerahnya.

c. Bekerjasama untuk :
1) menentang diskriminasi rasial dan segala bentuk penjajahan;
2) menciptakan suasana yang menguntungkan dan saling pengertian
diantara negara anggota dan negara-negara lain.
STRUKTUR OKI
(Orgnisasi Konferensi Islam)
Badan-Badan Utama
 Konferensi Para Raja atau Kepala Negara/Pemerintahan
Konferensi ini merupakan badan tertinggi dalam OKI,
karena pembahasan yang dilakukan langsung oleh Para Raja
dan Kepala Negara. Awalnya badan ini hanya melakukan
sidang jika membahas sesuatu yang berkaitan dengan dunia
Islam, sehingga perlu dilakukan koordinasi dan pengkajian
terhadap kebijakan-kebijakan yang dilakukan. Lalu pada KTT
III di Mekah (Januari 1981), diputuskan bahwa KTT diadakan
3 tahun sekali untuk menetapkan kebijakan-kebijakan yang
diambil OKI dalam menghadapi permasalahan-
permasalahan yang ada.
 Konferensi Para Menteri Luar Negeri
Dalam Article V Piagam OKI disebutkan bahwa Konferensi
Para Menteri Luar Negeri (KTM) diadakan sekali dalam setahun
bertempat disalah satu negara anggota. Pertemuan yang
dihadiri oleh para Menteri Luar Negeri tersebut akan memeriksa
dan menguji "progress report" dari implementasi atas
keputusan-keputusan dari kebijakan yang diambil pada
pertemuan puncak.
KTM Luar Negeri dapat diadakan atas permintaan satu
atau beberapa negara anggota atau diminta oleh Sekretaris
Jenderal dengan persetujuan mayoritas dua per tiga negara
anggota. KTM berhak pula meminta disidangkannya Konferensi
Tingkat Tinggi.
 Sekretariat Jendral
Sekretariat Jendral adalah badan eksekutif OKI yang
dipimpin oleh Sekretaris Jendral (Sekjen) dengan empat orang
Asisten Sekjen. Pertama kali didirikan pada KTM di Jeddah, Saudi
Arabia (Februari 1970). Sekjen dipilih oleh Dewan Menteri Luar
Negeri selama 5 tahun sekali, dan dapat dipilih kembali sebanyak
satu kali setelah masa jabatannya habis. Sekjen memiliki tugas
utama sebagai orang yang dipercaya untuk menjalankan
implementasi atas keputusan yang dikeluarkan pada KTT dan
KTM. Markas besar Sekretariat Jendral OKI bertempat di Jeddah,
Saudi Arabia.
Adapun tugas dan tanggung jawabnya sebagai berikut:
1) Membawa perhatian besar pada kecakapan (profesionalisme)
berbagai hal yang berkaitan dengan OKI, dalam opini, melayani
atau mengurangi tujuan-tujuan organisasi.
2) Menindaklanjuti keputusan implementasi, resolusi, dan
rekomendasi KTT Islam dan dewan menteri luar negeri dan
pertemuan kementrian lainnya.
3) Menyediakan negara-negara anggota dengan kertas kerja dan
memoranda, dalam implementasi keputusan, resolusi, dan
rekomendasi dari KTT dan Dewan Menteri Luar Negeri.
4) Mengkoordinasikan dan mengharmonisasi pekerjaan pada
bagian-bagian yang relevan yang ada pada organisasi.
5) Mempersiapkan program dan anggaran Sekretariat Jendral.
6) Menyalurkan komunikasi antara negara-negara dan memfasilitasi
konsultasi dan pertukaran pandangan penyebaran informasi.
 Mahkamah Islam Internasional
Mahkamah Islam Internasional ini memiliki fungsi untuk
menyelesaikan sengketa antar negara anggotanya secara damai.
Mahkamah ini lahir setelah diadakannya KTT III di Mekah, dan
bertempat di Kuwait sesuai dengan putusan KTT XIII di Niamey.
Komite Khusus OKI

o Komite Al Quds
Komite ini dikenal juga sebagai Komite Jerusalem,
didirikan berdasarkan Resolusi KTM VI di Jeddah tahun 1975.
Tujuan didirikan komite ini adalah mengkaji situasi di Al Quds
dan menindaklanjuti serta mengimplementasikan resolusi-
resolusi yang diambil OKI ataupun organisasi/forum
internasional lainnya menyangkut Al Quds.

o Komite Khusus Keuangan


Komite tetap keuangan beranggotaka semua negara
anggota OKI. Komite ini bertugas mempersiapkan, melakukan,
dan melaksanakan pengawasan atau penggunaan anggaran
sekretariat jendral.
o Komite Khusus untuk Ekonomi dan Kerjasama Perdagangan
Komite ini lahir berdasarkan KTT III di Mekah Al-
Mukarramah dan Kerajaan Taif Saudi Arabia pada Januari 1981.
Komite ini memiliki fungsi untuk menindaklanjuti resolusi di
bidang ekonomi dan perdagangan, melihat peluang dengan
penguat kerjasama diantara negara-negara anggota, dan
mempersiapkan program-program dan proposal-
proposal yang mampu meningkatkan kapasitas pada bidang
ekonomi dan kerjasama perdagangan. Keanggotaan komite ini
melingkupi seluruh negara-negara anggota OKI.
o Komite Khusus Mengenai Pengetahuan dan Teknologi
Komite ini lahir berdasarkan KTT III di Mekah Al-
Mukarramah dan Kerajaan Taif Saudi Arabia pada Januari 1981.
Komite ini berfungsi untuk menindaklanjuti permasalahan dalam
bidang pengetahuan dan teknologi (Saintek). Mempelajari
peluang dibidang Saintek dan melakukan penguatan kerjasama
dengan negara-negara anggota dan mempersiapkan program-
program agar meningkatkan kapasitas bidang Saintek.
o Komite Khusus Masalah-Masalah Informasi dan
Kebudayaan
Komite ini bertugas dalam menyebarkan informasi-
informasi mengenai kemuliaan Islam ke publik internasional,
khususnya mengenai Palestina dan Al-Quds Al Sharif. Komite ini
juga berfokus dalam mengahadapi kampanye negatif mengenai
agama Islam dan kaum muslimin. Komite ini bermarkas di Dakar,
Senegal dan beranggotakan seluruh negara-negara anggota OKI.
Badan Subsider OKI
Badan subsider di bidang ekonomi :
a. Ankara Centre (The Statistical Economic and Social, Research and Training
Center for Islamic Countries – SESRTCIC)
Merupakan pusat latihan dan riset statistik, ekonomi dan sosial. Badan ini berpusat di
Ankara, Turki.

b. Dhaka Centre (The Islamic Centre for Technical and Vocational Training
and Research - ICTVTR)
Merupakan pusat riset dan latihan teknik serta kejuruan Islam dan berpusat di Dhaka,
Bangladesh

c. Casablanca Centre (The Islamic Centre for Trade and the Development –
ICDT)
Merupakan pusat pengembangan perdagangan Islam dan berpusat di Casablanca,
Maroko.
d. Dewan Penerbangan Islam berkedudukan di Tunisia
Badan Subsider di bidang sosial budaya :
a. Dana Solidaritas Islam berkedudukan di Jeddah
b. Pusat Riset Sejarah dan Budaya Islam berkedudukan
di Istanbul
c. Dana Ilmu, Teknologi, dan Pembangunan
berkedudukan di Jeddah
d. Komisi Bulan Sabit Islam (Palang Merah)
berkedudukan di Benghazi
e. Komisi Warisan Budaya Islam berkedudukan di
Istanbul.
Lembaga dan Organisasi
yang Bersifat Otonom

a. Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank-IDB)


Bank ini berdiri pada tahun 1975 dan berpusat di Jeddah, Saudi
Arabia.
Dibentuk dengan tujuan utama yaitu:
1. memberikan sumbangan untuk pembangunan
ekonomi dan kemajuan sosial negara-negara anggota
2. meningkatkan kerjasama ekonomi
3. membantu mendirikan lembaga keuangan dan
perbankan Islam
4. mendorong usaha-usaha kemajuan minoritas Islam di
negara-negara bukan anggota.
b. Kamar Dagang, Industri dan Komoditi Islam (Islamic Chamber of
Commerce, Industry and Commodity Exchange – ICCICE)
Kegiatan KADIN Islam antara lain
1.Mengkoordinasikan Islamic Fair secara teratur
2.Meneliti proyek-proyek industri patungan antar negara-
negara anggota bekerjasama dengan IDB ataupun pusat-pusat
lainnya.
c. Organisasi Penyiaran Negara Islam (Islamic State Broadcasting
Organization – ISBO) di Jeddah
d. Kantor Berita Islam Internasional (Islamic International News
Agency – IINA) di Jeddah
e. Islamic Shipowners Association di Jeddah.
f. Islamic Education, Scientific and Cultural Organization di
Casablanca.
Sekretaris Jenderal
• Sekretaris Jenderal OKI pada saat ini dijabat oleh Yusuf Al-Utsaimin dari
Arab Saudi
• Berikut nama-nama Sekertaris Jenderal OKI :
1. Tunku Abdul Rahman dari Malaysia (1971-1973)
2. Hassan Al-Touhami dari Mesir (1974-1975)
3. Amandou Karim Gaye dari Senegal (1975-1979)
4. Habib Chatty dari Tunisia (1979-1984)
5. Syed Sharifuddin Pirzada dari Pakistan (1985-1988)
6. Hamid Algabid dari Niger (1989-1996)
7. Azeddine Laraki dari Maroko (1997-2000)
8. Abdelouahed Belkeziz dari Maroko (2001-2004)
9. Ekmeleddin İhsanoğlu dari Turki (2005-2014)
10. Iyad bin Amin Madani dari Arab Saudi (2014-2016)
11. Yusuf Al-Utsaimin dari Arab Saudi (2016-sekarang)
Negara Anggota
1. Afganistan ( 1969 ) 10. Burkina Faso ( 1975 ). 20. Iran ( 1969 ).

2. Albania ( 1992 ). 11. Chad ( 1969 ). 21. Kamerun ( 1975 ).

3. Aljazair ( 1969 ). 12. Djibouti ( 1978 ). 22. Kazakhstan ( 1995 ).

4. Arab Saudi ( 1969 ). 13. Gabon ( 1974 ). 23. Komoro ( 1976 ).

5. Azerbaijan ( 1991 ). 14. Gambia ( 1974 ). 24. Kirgizstan ( 1992 ).

6. Bahrain ( 1970 ). 15. Guinea ( 1969 ). 25. Kuwait ( 1969 ).

7. Bangladesh ( 1974 ). 16. Guinea Bissau ( 1974 ). 26. Lebanon ( 1969 ).

8. Benin ( 1982 ). 17. Guyana ( 1998 ). 27. Libya ( 1969 ).

9. Brunei Darussalam 18. Indonesia ( 1969 ). 28. Maladewa ( 1976 ).


(1984).
19. Irak ( 1976 ).
29. Malaysia ( 1969 ) 40. Pantai Gading (2001) 51. Turki ( 1969 )

30. Mali ( 1969 ) 41. Qatar ( 1970 ) 52. Turkmenistan ( 1992 )

31. Maroko ( 1969 ) 42. Senegal ( 1969 ) 53. Uganda ( 1974 )

32. Mauritania ( 1969 ) 43. Siera Leone ( 1972 ) 54. Uni Emirat Arab ( 1970 )

33. Mesir ( 1969 ) 44. Somalia ( 1969 ) 55. Uzbekistan ( 1995 )

34. Mozambik ( 1994 ) 45. Sudan ( 1969 ) 56. Yaman ( 1969 )

35. Niger ( 1969 ) 46. Suriah ( 1970 ) 57. Yordania ( 1969 )

36. Nigeria ( 1986 ) 47. Suriname ( 1996 )

37. Oman ( 1970 ) 48. Tajikistan ( 1992 )

38. Pakistan ( 1969 ) 49. Togo ( 1997 )

39. Palestina ( 1969 ). 50. Tunisia ( 1969 )


Peranan Organisasi OKI untuk Indonesia
dan Dunia

• Menjadi wadah kerja sama di berbagai bidang seperti sosial


dan budaya
• Memberi semangat dan dukungan kepada rakyat Palestina
dalam memperjuangkan haknya dan kebebasan mendiami
daerahnya.
• Membantu perjuangan pembentukan negara Palestina yang
merdeka dan berdaulat.
• Meredam Islamphobia di Barat
• Menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) khusus untuk
membahas krisis Suriah.
• Menurunkan tarif impor
• Meningkatkan kerja sama ekonomi
• Penanganan masalah radikalisme dan terorisme
• Meminimalisir adanya aksi radikalisme dan terorisme di
berbagai negara anggota
PERANAN INDONESIA DALAM
ORGANISASI OKI

• Memfasilitasi upaya penyelesaian konflik antara Pemerintah Filipina


(GRP) dengan Moro National Liberation Front (MNLF) dengan
mengacu kepada Final Peace Agreement/perjanjian damai 1996.

• Indonesia memberi dukungan bagi berdirinya negara Palestina yang


merdeka dan berdaulat dengan Jerusalem sebagai ibukotanya.
Dukungan pembukaan hubungan diplomatik antara pemerintahan
RI dan Palestina pada tanggal 19 Oktober 1989.

• Indonesia juga aktif dalam memperkenalkan Islam sebagai agama


yang menjunjung tinggi perdamaian dan toleransi.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai