Anda di halaman 1dari 10

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah


Era reformasi membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di republik

indonesia. Ada perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi tampaknya ada juga
yang negatif dan pada gilirannya akan merugikan bagi keutuhan wilayah dan kedaulatan Negara
Kesatuan Republic Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan orde baru menyebabkan
arus informasi dari segala penjuru dunia seolah tidak terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari
ekstrim kiri sampai ke ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita, khususnya generasi muda,
untuk dipelajari, dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari jati diri bangsa setelah selama
lebih dari 30 tahun merasa terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang otoriter.
Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat nasionalisme dan
kecintaan pada negara. perbedaan pendapat antar golongan atau ketidaksetujuan dengan
kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam suatu sistem politik yang demokratis.
Namun berbagai tindakan anarkis, konflik sara dan separatisme yang sering terjadi dengan
mengatas namakan demokrasi menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi semangat kebersamaan
sebagai suatu bangsa. Kepentingan kelompok, bahkan kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan
utama. Semangat untuk membela negara seolah telah memudar.
Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-olah
kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada tentara nasional
indonesia. Padahal berdasarkan pasal 30 UUD 1945, bela negara merupakan hak dan kewajiban
setiap warga Negara republik indonesia. Bela negara adalah upaya setiap warga negara untuk
mempertahankan Republic Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.

B.

Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diambil.

1.

Apa yang dimaksud dengan bela negara?

2.

Apa dasar hukum bela negara?

3.

Bagaimana hak dan kewajiban warga negara terhadap bela negara?

4.

Apa wujud bela negara?

5.

Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam bela negara?

C. Tujuan

Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari suatu penelitian, terlebih dahulu perlu dirumuskan
tujuan yang terarah. Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1.

Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

2.

Menggali pengetahuan lebuh dalam tentang sejarah Indonesia khususnya mengenai Bela
Negara.

3.

Memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara terhadap Bela Negara.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Bela Negara
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang di jiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat tentang pembelaan
diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada
negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari
yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara
sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya
adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik,
mengangkat senjata menghadapi

serangan

atau agresi musuh,

secara fisik dengan

secara non-fisik dapat

didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara meningkatkan
rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap
tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.
Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah pelayanan
oleh seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya, baik sebagai pekerjaan
yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa negara
(misalnya Israel, Iran) meminta jumlah tertentu dinas militer dari masing-masing dan setiap salah
satu warga negara (kecuali untuk kasus khusus seperti fisik atau gangguan mental atau keyakinan
keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan
layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekratan selama masa
perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela negara
dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat
melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara Teritorial
Britania Raya Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan
militer, seperti Amerika Serikat National Guard.

Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib untuk
beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional,Sebuah pasukan cadangan
militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut sebagai cadangan militer,
yang merupakan kelompok atau unit personil militer tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh
komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak terduga, memperkuat
pertahanan negara.
B.

Unsur Dasar Bela Negara

Unsur dasar bela negara yang dianut oleh bangsa indonesia adalah sebagai berikut :
1.

Cinta Tanah Air

2.

Kesadaran Berbangsa & bernegara

3.

Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara

4.

Rela berkorban untuk bangsa & negara

5.

Memiliki kemampuan awal bela negara

C. Dasar Hukum
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan " Syarat-syarat tentang
pembelaan diatur dengan undang-undang." Jadi sudah pasti mau tidak mau kita wajib ikut serta
dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan baik
yang datang dari luar maupun dari dalam.
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara:
1.
Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
D.

Nasional.
Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara Rl. Diubah
oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
Undang-Undang No.3 tahun 2002 tenteng Pertahanan Negara.

Pentingnya Masyarakat Memiliki Jiwa Bela Negara


Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai banyak

celah kelemahan yang dapat dimanpaatkan oleh negara lain yang pada akhirnya dapat
meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa Indonesia. Indonesia yang

memiliki kurang lebih 13.670 pulau memerlukan pengawas yang cukup ketat. Dimana pengawas
tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak TNI/Polri saja tetapi semua lapisan masyarakat
Indonesia/ bila hanya mengandalkan TNI/Polri saja yang persenjataannya kurang lengkap
mungkin bangsa Indonesia sudah tercabik-cabik oleh bangsa lain/dengan adanya bela negara kita
dapat mempererat rasa persatuan di antara penduduk Indonesia yang saling berbhineka tunggal
ika. Sikap bela negara terhadap bangsa Indonesia merupakan kekuatan Negara Indonesia bagi
proses pembangunan nasional menuju tujuan nasional dan merupakan kondisi yang harus
diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut dapat berjalan dengan sukses. Oleh
karena itu, diperlukan suatu konsepsi ketahanan nasional yang sesuai dengan karakterristik
bangsa Indonesia. Dengan adanya kesadaran akan bela negara, kita harus dapat memiliki sikap
dan prilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
Dalam kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya ditanamkan sikap cinta tanah air
sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap bangsa dan Negara lebih meyakini dan lebih
dalam.
Dalam sikap bela negara kita hendaknya mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan
kondisi yang sedang berlangsung di negara kita, tidak mungkin kita tunjukan sikap bela negara
yang bersifat keras seandainya situasi keamanan nasional terkendali.
Menjaga diri, keluarga dan lingkungan sekitar sudah merupakan salah satu sikap bela negara
dalam sekala kecil. Mentaati peraturan pemerintah dan lain sebagainya. Bahkan menyanyikan
lagu bela negara yang diciptakan oleh Dharma Oratmangun atau mengenang hari bela negara
yang jatuh pada tanggal 19 Desember yang ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2006 adalah salah
satu bentuk bela negara sekala kecil.
Sehingga ketika kita sebagai warga negara sudah terbiasa melakukan hak dan kewajiban
sebagai warga negara dengan baik dan benar maka seandainya ada konprontasi atau intervensi
terhadap negara, kita akan peka menyikapinya bahkan dengan mengangkat senjatapun kita akan
berani karena jiwa bela negara dalam diri kita sudah terlatih dan terbiasa.

B.

Pemuda Sebagai Wajah Bangsa

Kekuatan sebuah bangsa terletak di tangan para pemudanya. Karena merekalah akan
menunjukkan wajah kehormatan suatu bangsa dalam kontes kehidupan. Jika para pemuda dalam
suatu negara mengalami kerusakan moral dan agama, maka nasib bangsa perlu dikhawatirkan.
Bagaimanapun, pemuda adalah kader bangsa yang harus dibina dengan segala bentuk
pendidikan, baik pendidikan kejiwaan (Psikologi) sampai pendidikan politik. Jangan sampai
pendidikan yang dirancang dan dilaksanakan oleh negara tidak memerhatikan masa depan para
pemudanya. Apalagi hanya mengedepankan kepentingan pribadi atau golongan saja.

Pemuda harus sadar bahwa masa depan bangsa dan kepemimpinan negara berada di tangannya.
Karena itu pemuda harus mengetahui asas kepemimpinan. Asas Kepemimpinan adalah kesadaran
dan kemauan. Sikap dan ciri pemimpin yang baik adalah:
Berilmu, berakhlak, berintegritas, professional, dan pandai
Dapat membuat keputusan dan bertangguing jawab atas keputusannya.
Dapat mempengaruhi bukan dipengaruhi dan mampu menjadi contoh.
Bersedia mendengar masukan dan kritik.
Bisa memberi semangat dan motivasi.
Pemuda perlu memiliki pengetahun tentang kepemimpinan. Dari apa itu pemimpin, ciriciri, dan tugasnya. Pemimpin adalah seseorang yang pandai dan menggunakan kepandaian
tersebut untuk menggerakkan diri, organisasi dan masyarakat. Diantara kepandaian yang harus
dikuasai adalah:
1.

Pandai mengurus diri dan organisasi, termasuk mengatur waktu, keperluan

2.

diri sendiri, dan kerja

3.

Pandai mendengar dan menghormati apapun pendapat dan kritikan

4.

Pandai menganalisa dalam membuat keputusan

5.

Pandai berkomunikasi dengan bahasa yang santun

6.

Pandai menulis dan mendokumentasi dan mengerti Iptek


Seorang pemuda dituntut untuk tidak apatis (masa bodoh) atas segala masalah yang

menimpa bangsa dan negara. Baik itu masalah bencana alam sampai bencana sosial ekonomi dan
politik yang dimana alam bernegara dirusak oleh kebanyakan generasi tua yang haus akan
kekuasaan. Pemuda sebagai generasi penerus dan pemegang tali kekuasaan, harus melawan
segala kerbobrokan yang ada. Baik di area sosial atau pun politik.

Bentuk Bentuk Usaha Pembelaan Negara


1.

Upaya bela Negara terhadap ancaman militer.

2.

Upaya bela Negara terhadap ancaman penyalahgunaan Narkoba.

3.

Upaya bela Negara terhadap ancaman KKN.

4.

Upaya bela Negara terhadap ancaman perusakan lingkungan.

5.

Upaya bela Negara terhadap ancaman kemiskinan.

6.

Upaya bela Negara terhadap ancaman kebodohan.

7.

Upaya bela Negara tehadap ancaman lunturnya persatuan dan kesatuan bangsa.

8.

Upaya bela Negara terhada ancaman budaya asing yang negatif.

9.

Upaya bela Negara tuntuk mengharumkan nama Bangsa Indonesia di mata dunia.
D.

Partisipasi dalam Usaha Pembelaan Negara

1.

Sebagai anggota keluarga

Upaya dari setiap anggota keluarga untuk saling berbagi, saling mendukung, saling
menolong,dan saling mengasihi satu sama lain merupakan sikap yang dapat menciptakan
kerukunan dan keharmonisan dalam keluarga. Upaya menjaga ketentraman dan kedamaian
keluarga ini sudah merupakan bentuk partisipasi dalam upaya pembelaan Negara di
lingkungannya.

2.

Sebagai Pelajar

Partisipasi dalam upaya bela Negara bagi pelajar dapat diwujudkan dangan cara belajar dengan
tekun danpenuh semangat untuk memperdalam iman dan takwa serta ilmu pengetahuan dan
teknologi. Ketekunan belajar tersebut akan berhasil mewujudkan generasi yang cerdas, beriman,
bermoral, berwawasan luas,dan terampil untuk membangun bangsa dan Negara di masa datang.

3.

Bentuk partisipasi warganegara dalam upaya bela Negara melalui:


-

Pendidikan kewarganegaraan

Pelatihan dasar kemiliteran wajib

Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib

Pengabdian sesuai profesi. TNI merupakan alat pertahanan Negara, bertugas:

Mempertahankan kedaulatan Negara dan keutuhan wilayah

Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa

Melaksanakan operasi militer selain perang

Ikut aktif dalam pemeliharaan perdamaian dunia. Polri merupakan alat keamanan
Negara.
Menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat

Mengayomi

masyarakat

dan

memberikan

perlindungan

hukum.

BAB III
SIMPULAN
Upaya membela Negara warag Negara sebenarnya tidak hanya berhubungan dengan upaya
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari ancaman dan serangan
musuh,melainkan merupakan upaya warga Negara mempertahankan dan memajukan bangsa
Indonesia di segala bidang, baik dari luar maupun dari dalam Negara kita sendiri.
Kemerdekaan yang telah kita miliki harus dijaga dan dipertahankan. Sebab, meskipun
bangsaIndonesia telah merdeka, bukan berarti terlepas dari segala bentuk ancaman, gangguan,
hambatan, dantantangan (ATHG). Setiap Negara pasti akn menghadapi segala macam bentuk
ATHG tersebut, besar ataupun kecil. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita semua warga
Negara Indonesia, untuk terus menjaga dan mempertahankan keutuhan serta kemerdekaan
Negara kesatuan Republik Indonesia tercinta ini. Kita bela dan pertahankan Negara kita dari
segala bentuk gangguan dan ancaman, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

Budianto, 2004.Kewarganegarraan SMA kelas X, Jakarta : Erlangga.


Atfika,

Royan.2013.Contoh

Makalah

Peranan

http://royyanatfika.blogspot.com (Diakses tgl 19 Mei 2013).

Masyarakat

Dalam.

Anda mungkin juga menyukai