Anda di halaman 1dari 17

Makalah

“Konsep Bela Negara”

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan

Yang diampu oleh Muhammad Ayyinna Yusron El Farouq, M.Pd

Dibuat Oleh :

Kelompok 4

Melani (220601110029)

Salsabilla Prilistya P. (220601110069)

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah, puji syukur atas ke hadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa ada hambatan
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Makalah yang berjudul “Makalah Konsep Bela Negara” ini disusun dalam rangka memenuhi
tugas mata kuliah Kewarganegaraan. Terima kasih kepada Bapak Muhammad Ayyinna
Yusron El Farouq, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Kewarganegaraan yang sudah
membantu mempermudah penyusun dalam melaksanakan tugas. Terima kasih

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dalam penyusunan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis.

Akhir kata, penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat dan membantu para pembaca
maupun bagi penyusun sendiri. Aamiin.

Malang, 15 Maret 2023

Penyusun,

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................................................
BAB II.......................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
2.1 Definisi Bela Negara.........................................................................................................
2.2 Tujuan Bela Negara...........................................................................................................
2.3 Fungsi Bela Negara...........................................................................................................
2.4 Dasar Hukum Bela Negara...............................................................................................
2.5 Konsep Bela Negara........................................................................................................
2.6 Implementasi Bela Negara...............................................................................................
BAB III....................................................................................................................................16
KESIMPULAN.......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia, pada masa Orde Baru merupakan pemerintahan militer yang
sentralistik, hegemonik dan represif. Militer di masa Orde Baru memiliki peran
sentral bukan hanya di bidang pemerintahan, tetapi juga di bidang politik dan
ekonomi bahkan sosial budaya. Oleh sebab itu kejatuhan Orde Baru melalui
reformasi merupakan tonggak awal wacana demiliterisasi pemerintahan dan
penataan civil society serta pembatasan peran tentara di bidang politik sebagaimana
yang termaktub dalam doktrin Dwi Fungsi ABRI.1 Sebagaimana lazim dalam suatu
proses transisi dari rezim otoriter menuju pemerintahan demokratis, perdebatan
dan perselisihan tentang konsep penataan Negara di masa depan yang lebih baik
merupakan pekerjaan utama yang tidak bisa dihindari. Pada titik inilah dikotomi sipil-
militer bermula sebagi respon atas kekuasaan rezim orde baru yang
militeristik dan otoriter itu. Upaya membangun masyarakat sipil yang kuat (civil
society) tidak lepas dari wacana membongkar struktur politik yang hegemonik dan
otoriter dalam stuktur ketatanegaraan Indonesia yang telah bercokol lama semasa
kekuasaan Soeharto.2Disinilah letak relevansi perdebatan hubungan antara sipil dan
militer pada masa awal reformasi terutama dalam hal mengembalikan tentara sesuai
fungsinya yaitu fungsi pertahanan, menata kelembagaan politik dan masyarakat yang
mandiri dan bebas dari pengaruh militer. Singkatnya, terjadi demiliterisasi dan upaya
sipilisasi pemerintahan dan kelembagaan politik sebagai konsekuensi dari
transisi demokrasi. Indonesia merupakan salah satu Negara demokrasi terbesar di
dunia di samping Amerika dan India. Predikat ini diraih Indonesia karena berhasil
menata kelembagaan politik dan militer pada posisi yang sebenarnya
sebagaimana yang diuraikan diatas. Kini pemerintah Indonesia disibukkan dengan
wacana kewajiban pelatihan bela Negara bagi warga negara. Secara konseptual,
wacana bela negara.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah arti Bela Negara itu?
2. Apa Tujuan Bela Negara?
3. Apa fungsi Bela Negara?
4. Bagaimana Dasar Hukum Bela Negara?
5. Bagaimana Konsep Bela Negara?
6. Bagaimana Implementasi Bela Negara?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui arti dari bela negara.
2. Dapat mengetahui Tujuan Bela Negara.
3. Dapat mengetahui Fungsi Bela Negara.
4. Dapat mengetahui apa saja yang Mendasari Hukum Bela Negara.
5. Dapat mengetahui Konsep Bela Negara.
6. Dapat mengetahui Bagaimana Implementasi Bela Negara .

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bela Negara


Bela negara adalah istilah konstitusi yang terdapat dalam pasal 27 ayat (3)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi “setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Artinya secara
konstitusional bela negara mengikat seluruh bangsa Indonesia sebagai hak dan
kewajiban setiap warga negara. Bela Negara terkait etar dengan terjaminnya
eksistensi NKRI dan terwujidnya cita-cita bangsa sebagaimana termuat dalam
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yakni: Melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum, Mencerdaskan
kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pasca Proklamasi kemerdekaan
tahun 1945, bangsa Indonesia telah melaksanakan upaya bela negara dengan gigih
untuk mengatasi berbagai bentuk ancaman yan dating dari dalam negeri atau luar
negeri. Berkat tumbuhnya karakter bangsa yang ulet dan tangguh berdasarkan nilai-
nilai dasar yang ada dalam konsepsi NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dan
konsepsi kebangsaan berdasarkan Bhinneka Tunggal Ika, bangsa Indonesia berhasil
mempertahankan eksistensinya sebagai bangsa yang merdeka dan 4 berdaulat. Bangsa
Indonesia berjuang tanpa tanpa henti sejak melawan kolonial Belanda dan pasukan
sekutu, serta mengatasi berbagai konflik dalam negeri yang datang silih berganti
dengan banyak korban jiwa. Penjelasan Pasal 9 ayat (1) huruf a Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara menyatakan bahwa “Upaya Bela
Negara” adalah “sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan negara”. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga
merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh
kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan
bangsa.

6
Oleh karena itu, secara definisi Bela Negara sendiri sebenarnya merupakan : 1.
Jiwa kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan negara; 2. Kewajiban dasar manusia; dan 3. Kehormatan bagi setiap warga
negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa, yang ketika diwujudkan
dalam bentuk sikap dan perilaku, maka jiwa, kewajiban, dan kehormatan tersebut
menjelma menjadi “Upaya Bela Negara”.
Dikutip dari buku "Pengembangan Pendidikan Bela Negara di
Madrasah/Sekolah" oleh Abdul Kadir Ahmad, Bela negara adalah istilah konstitusi
yang terdapat dalam pasal 27 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi "Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara."
Bela negara terkait erat dengan terjaminnya eksistensi NKRI dan terwujudnya cita-
cita bangsa sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD RI tahun 1945 yakni:
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
Berdasarkan UU, bela negara pasal 9 ayat (1), UU No. 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, bela negara didefinisikan sebagai sikap dan perilaku warga negara
yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD
45 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

2.2 Tujuan Bela Negara


Dapat di ketahui bahwasan setiap perilaku yang dilakukan dalam setiap aktivitas,
maka sama dengan bela negara. Seseorang melakukan bela negara pasti memiliki
tujuan yang ingin di gapai nya untuk suatu negara tersebut. Adapun tujuan bela negara
itu sendiri meliputi :
a. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
b. Melestarikan budaya
c. Menjalankan nilai nilai Pancasila dan UUD 1945
d. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara
e. Menjaga idetintas dan integritas bangsa atau negara

7
2.3 Fungsi Bela Negara
Para ahli merumuskan fungsi negara secara berbeda-beda. Perbedaan itu tergantung pada
titik berat perhatian latar belakang perumusan tujuan negara serta dipengaruhi oleh
pandangan atau ideologi yang dianut suatu negara atau ahli tersebut. Seorang ahli
bernama Miriam Budiardjo menyatakan, bahwa setiap negara, apapun ideologinya,
menyelenggarakan beberapa fungsi minimum yaitu: Fungsi penertiban (law and order)
Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokan-bentrokan dalam masyarakat,
maka negara harus melaksanakan penertiban atau bertindak sebagai stabilisator. Fungsi
kesejahteraan dan kemakmuran. Untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran rakyat
diperlukan campur tangan dan peran aktif dari negara.Fungsi Pertahanan, yaitu untuk
menjaga kemungkinan serangan dari luar, sehingga negaraharus diperlengkapi dengan
alat-alat pertahanan.Fungsi keadilan, yang dilaksanakan melalui badan-badan pengadilan.
Ke empat fungsitersebut merupakan fungsi minimum, yang berarti fungsi negara tersebut
bisa berkembang lebih luas sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai negara. Jadi fungsi
negara tidak bisa dipisahkan dari tujuan negara karena keduanya saling
berkaitan,sehingga para ahli seringkali menggandengkan tujuan dengan fungsi negara.
Bagaimanaketerkaitan fungsi negara dengan usaha pembelaan negara? Pada dasarnya
fungsi-fungsi negaratersebut berkaitan dengan usaha pembelaan negara. Salah satu fungsi
negara yang sangat penting bagi jaminan kelangsungan hidup negara adalah fungsi
pertahanan negara. Fungsi pertahanannegara dimaksudkan terutama untuk menjaga dan
mempertahankan negara dari segalakemungkinan serangan dari luar. Oleh sebab itu harus
diperlengkapi dengan alat-alat pertahananyaitu TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan
perlengkapannya. TNI terdiri atas TNI-AD, TNI-AU, dan TNI-AL. Perlengkapan TNI
dikenal dengan sebutan alat utama sistem senjata (Alutsista) Fungsi pertahanan negara
tidak bisa dipisahkan dengan pembelaan terhadap negara sebagaimana ditegaskan dalam
UU RI Nomor 3 tahun 2003 bahwa ³setiap warga negara berhak dan wajib ikutserta
dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara
´(Pasal 9 ayat 1). Hal ini mengandung makna, bahwa partisipasi warga negara dalam
melaksanakan fungsi pertahanan negara merupakan wujud upaya pembelaan negara.
Selain fungsi pertahanan, fungsi lain yang juga sangat penting dalam upaya pembelaan
negara adalah fungsi keamanan (ketertiban) yaitu untuk mencegah bentrokan-bentrokan

8
dalam masyarakat.Untuk melaksanakan fungsi keamanan tersebut di negara kita
dibentuklembaga yang kita kenaldengan POLRI. Berdasarkan uraian di atas, fungsi
negara yang sangat penting untuk memelihara atau tetap tegaknya negara adalah fungsi
pertahanan dan ketertiban (keamanan). Untuk mewujudkan fungsi pertahanan dan
keamanan, selain negara harus memiliki alat-alat pertahanandan keamanan, juga
diperlukan keikutsertaan segenap warga negara dalam upaya pertahanan dankeamanan
negara. Dengan demikian, keikutsertaan segenap warga negara dalam
melaksanakanfungsi pertahanan dan keamanan negara berkaitan dengan upaya membela
negara.

Sebuah negara pasti memiliki tujuan dan fungsi tersendiri dalam melakukan bela negara.
Adapun bela negara memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Mempertahankan negara dari berbagai ancaman


b. Menjaga keutuhan wilayah negara
c. Merupakan kewajiban setiap warga negara
d. Merupakan panggilan sejarah

2.4 Dasar Hukum Bela Negara


Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara." dan " Syarat-
syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang." Jadi sudah pasti mau tidak mau
kita wajib ikut serta dalam membela negara dari segala macam ancaman, gangguan,
tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam.
Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara:

 Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan keamanan
Nasional.
 Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
 Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI.
Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
 Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI
 Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI danPOLRI.
 Amandemen UUD ’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.

9
 Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang pertahanan negara.

Bela negara memiliki dasar hukum dalam pelaksanaannya di Indonesia. Dasar hukum
tersebut dalam berbagai aturan, yaitu Batang Tubuh UUD 1945, Undang-undang
Republik Indonesia, dan Ketetapan MPR. Dasar hukum undang-undang tentang upaya
bela negara, yaitu: Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 menyatakan bahwa semua warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 30 ayat 1 UUD 1945
menyatakan tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan dan
keamanan negara.

Negara Indonesia merupakan suatu negara besar yang memiliki jumlah penduduk
setidaknya sebesar 241 juta jiwa pada sensus penduduk 2012. Lima tahun berlalu
semenjak tahun tersebut dan tentunya jumlah penduduk Indonesia semakin membesar
kembali mengingat akibat dari faktor kependudukan di Indonesia sedemikian besar
pengaruhnya. Terlebih dengan tidak setaranya laju kelahiran dengan laju kematian
penduduk Indonesia. hal ini menjadikan pekerjaan rumah dari pemerintah Indonesia
semakin besar dan sulit, terutama untuk menjamin kesejahteraan dari setiap penduduknya.
Memang, terdapat perbedaan penduduk dan bukan penduduk. Namun, adanya hal ini
tetap mewajibkan pemerintah untuk terus berusaha melakukan yang terbaik di dalam
penyelenggaraan kedaulatan rakyat di negara ini. Memiliki penduduk dengan jumlah
besar berarti bangsa ini memiliki banyak sumber daya manusia yang dapat menjalankan
roda kehidupan negara di berbagai bidang seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya,
dan lain sebagainya. Selain sumber daya manusia yang besar, Indonesia juga memiliki
sumber daya alam yang melimpah jumlahnya. Dengan sebanyak 17.085 pulau yang
berada di wilayah nusantara Indonesia, sumber daya dari setiap pulau tersebut tentunya
sangat melimpah dan memiliki potensi untuk dikembangkan secara lebih lanjut. Wilayah
daratan Indonesia sangat besar, yaitu seluas 1.919.440 km2. Wilayah lautannya pun juga
sangat luas, yaitu seluas 3.257.483 km2 juga menyimpan beribu sumber daya alam yang
sepertinya tidak akan habis dalam waktu dekat.

A. Sumber Daya Alam Indonesia di Indonesia

Sumber daya alam Indonesia yang begitu melimpah membuat banyak bangsa
mengincar kekuasaan di Indonesia pada beberapa ratus tahun yang lalu. Sebut saja
bangsa Portugis yang menyambangi Sulawesi untuk mendapatkan berbagai rempah

10
yang dapat menghangatkan badan selama musim dingin di Eropa. Saat itu, harga
rempah Asia begitu tinggi di benua Eropa sehingga bangsa Portugis berpikiran untuk
menguasai Indonesia. menguasai disini berarti bangsa Portugis menjajah Indonesia.
mereka menindas rakyat dan wilayah Indonesia untuk menanam rempah-rempah dan
menjualnya ke Eropa, sedangkan keuntungannya diambil oleh mereka sendiri. Apa
yang dilakukan oleh bangsa Portugis ini kemudian diikuti oleh bangsa Eropa lainnya,
yaitu bangsa Spanyol dan Belanda di berbagai wilayah Indonesia lainnya. Pada
akhirnya, selama ratusan tahun, Indonesia dijajah oleh bangsa Eropa. Kekayaan
alamnya diambil, tenaga rakyatnya diperas. Selama beratus tahun tersebut, rakyat
Indonesia bukannya hanya diam menerima perlakuan tidak manusiawi tersebut.
Beberapa perlawanan rakyat terjadi di berbagai daerah terhitung sejak hadirnya
Portugis di Indonesia.

B. Perlawanan Rakyat Mendapatkan Indonesia

Semua perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia menyebabkan hancurnya


daerah dan hilangnya banyak nyawa rakyat Indonesia. namun, hal tersebut tidaklah
menghentikan keinginan rakyat Indonesia untuk merdeka. Kekurangan perjuangan
kerakyatan pada tahun-tahun itu adalah ia masih bersifat kedaerahan sehingga dengan
mudah perlawanan rakyat dapat dipadamkan oleh para penjajah. Hingga pada awal
tahun 1900-an, semangat persatuan dan kesatuan bangsa muncul melalui kelahiran
organisasi kepemudaan pertama Indonesia, yaitu Budi Utomo. Lahirnya Budi Utomo
merupakan cikal bakal persatuan dan kesatuan Indonesia. hal ini dikarenakan
organisasi tersebut didirikan oleh para pendiri yang berasal dari berbagai daerah di
Indonesia. Pergerakan Budi Utomo juga lebih cantik karena menggunakan
propaganda yang membakar semangat persatuan di dalam dada rakyat Indonesia.
sekalipun begitu, pada waktu yang sama, perlawanan rakyat di berbagai daerah juga
tetap terjadi dan mengorbankan banyak nyawa rakyat Indonesia.

1. Tahun 1928

Sejarah kemerdekaan Indonesia mengajarkan pada kita bahwa kemerdekaan yang


diperoleh pada tanggal tersebut bukanlah hal yang mudah untuk dicapai. Budi
Utomo semenjak kelahirannya berusaha mengumpulkan semangat persatuan
terutama dari kalangan pemuda. Dua puluh tahun sejak tanggal berdirinya,

11
tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam momen Kongres Pemuda II, Budi
Utomo menggagas adanya sumpah pemuda. Sumpah ini berisi janji putra dan putri
bangsa Indonesia untuk berbangsa satu, bertanah air satu, dan berbahasa satu,
yaitu Indonesia.

2. Tahun 1945

Kepahitan sejarah terjadi pada bangsa Indonesia ketika perang dunia berkecamuk.
Kekalahan Belanda pada perang dunia kedua membuat Indonesia ganti dijajah
oleh bangsa Jepang pada tahun 1942. Jepang menjajah Indonesia selama tiga
setengah tahun hingga mereka kalah dan para pendiri bangsa mengambil
kesempatan dalam masa kekosongan kekuasaan pada tahun 1945 untuk
memproklamirkan kemerdekaannya kepada dunia.

Semua perjuangan bela negara bangsa Indonesia untuk mengatasi ancaman dari
luar berupa penjajahan inilah yang membuat kita dapat menikmati udara
kemerdekaan di masa sekarang. Namun, perjuangan bangsa Indonesia dalam
membela negara ini tidaklah berhenti ketika kemerdekaan dari penjajahan telah
dicapai.  Bela negara harus senantiasa dilakukan dalam rangka mempertahankan
kedaulatan rakyat dari ancaman luar negeri dan dalam negeri. Di dalam
kesempatan yang indah ini, penulis hendak menjelaskan kepada pembaca
mengenai apa saja yang termasuk ke dalam dasar hukum bela negara di Indonesia.
tetap simak penjelasan selanjutnya ya.

2.5 Konsep Bela Negara


Konsep bela negara pasal 30 UUD 1945 menyebutkan bahwa “tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara”. Konsep bela
negara dapat diuraikan yaitu secara fisik maupun non-fisik. Bela negara secara
fisik dapat didefinisikan dengan cara “memanggul bedil” menghadapi serangan
atau agresi musuh. Bela negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman
dari luar. Bela negara secara fisik melibatkan warga negara sipil dalam upaya
pertahanan negara dan merupakan hak dan kewajiban konstitusional setiap warga
negara Republik Indonesia. Namun, seperti diatur dalam UU No. 3 tahun 2002dan
sesuai dengan doktrin sistem pertahanan semesta, maka pelaksanaannya dilakukan
oleh Rakyat Terlatih (Ratih) yang terdiri dari berbagai unsur misalnya resimen

12
mahasiswa, perlawanan rakyat, pertahanan sipil, mitra babinsa, OKP yang telah
mengikuti pendidikan dasar militer dan lainnya. Rakyat Terlatih mempunyai
empat fungsi yaitu ketertiban umum, perlindungan masyarakat, keamanan rakyat
dan perlawanan rakyat. Tiga fungsi yang disebut pertama umumnya dilakukan
pada masa damai atau pada saat terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di
mana unsur-unsur rakyat terlatih membantu pemerintah daerah dalam menangani
keamanan dan ketertiban masyarakat, sementara fungsi perlawanan rakyat
dilakukan dalam keadaan darurat perang di mana rakyat terlatih merupakan
unsur  bantuan tempur bagi pasukan reguler TNI dan terlibat langsung di medan
perang. Sedangkan secara non-fisik, bela negara dapat didefinisikan sebagai
segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia dengan
cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan
terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara. Di
masa transisi menuju masyarakat madani sesuai tuntutan reformasi saat ini, justru
kesadaran bela negara ini perlu ditanamkan guna menangkal berbagai potensi
ancaman, gangguan,hambatan dan tantangan baik dari luar maupun dari dalam
seperti yang telah diuraikan di atas.Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya,
bela negara tidak selalu harus berarti “memanggul bedil menghadapi musuh”.

2.6 Implementasi Bela Negara


Peran kita sebagai warga negara yang berbangsa dan bernegara, dalam membela
negara sangat diperlukan, terutama bela negara non fisik yang dilakukan di kehidupan
sehari-hari. Contoh dari bela negara adalah melestarikan budaya, bagi pelajar untuk
belajar dengan rajin untuk memajukan sumber daya manusia di Indonesia,
menerapkan perilaku yang baik sesuai dengan ideologi bangsa, berprestasi dan
berkontribusi dalam mengharumkan nama bangsa, taat akan hukum dan aturan yang
berlaku didalam negara.

Bela negara merupakan sikap warga negara yang dijiwai atas kecintaannya
terhadap NKRI dan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Bela negara sendiri
memiliki tujuan untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman, baik ancaman
internal maupun ancaman eksternal. Pada pasal 9 ayat 2 UU Pertahanan Negara yaitu
keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara, sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) diselenggarakan melalui: Pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar

13
kemiliteran, pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib, dan
pengabdian sesuai profesi. Selain itu, kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan warga
negara dalam mengimplementasikan sikap bela negara juga dapat berupa,
meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara pada diri sendiri, dalam mengayati
demokrasi, dan dapat menerima perbedaan pendapat. Berperan aktif untuk
memajukan bangsa dengan memberikan karya anak bangsa yang sangat
membanggakan, Menjungjung tinggi hak asasi manusia dan patuh atas dasar ideologi
bangsa, Menyiapkan pembekalan mental spiritual untuk menyaring budaya-budaya
luar yang membawa dampak negatif pada bangsa. Sebagai warga negara Indonesia,
kita memiliki hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam kegiatan bela negara. Hal ini
tertuang dalam UUD 1945 pasal 27 ayat (3) "Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan negara" serta UUD  1945 pasal 30 ayat (1) yang
berbunyi "Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara".Bela negara masa kini bukan lagi berkaitan dengan senjata
maupun peperangan. Bela negara saat ini bisa diwujudkan dengan
mengimplementasikan nilai-nilai bela negara dalam kehidupan sehari - hari. Bisa
mulai diterapkan dari hal - hal kecil dan sederhana di sekitar kita. Nah, berikut ini
nilai - nilai bela negara beserta pengimplementasiannya :

a. Cinta Tanah Air


Cinta tanah air merupakan sikap bangga menjadi bagian dari tanah air
Indonesia. Dengan rasa bangga terhadap tanah air akan berujung dengan
rasa ingin mengharumkan nama bangsa ini. Implementasi nilai cinta tanah
air dalam kehidupan sehari - hari diantaranya memakai produk dalam
negeri, ikut berkontribusi untuk mengharumkan nama bangsa, menaati
semua peraturan yang berlaku, menaati protokol kesehatan, menjaga
kelestarian lingkungan dan sebagainya.
b. Sadar berbangsa dan bernegara
kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia merupakan sikap dan
perilaku seorang warga negara Indonesia yang sesuai dengan kepribadian
dan nilai luhur bangsa Indonesia. Implementasi nilai ini dalam kehidupan
sehari - hari adalah dengan mengunjungi museum ataupun tempat
bersejarah, menggunakan hak suara dalam pemilu dan sebagain.
c. Yakin Pancasila sebagai Ideologi Bangsa

14
Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah ideologi yang bersumber pada
nilai - nilai luhur pancasila dan digunakan sebagai pedoman dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Implementasinya adalah dengan
mengamalkan nilai - nilai pancasila dalam kehidupan sehari - hari,
beribadah sesuai kepercayaan yang dianut, saling menghormati dengan
orang yang berbeda suku, agama, dan ras.
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara Indonesia
Maksud dari nilai ini adalah rela mengorbankan jiwa, tenaga, dan pikiran
untuk bangsa Indonesia. Implementasinya seperti mengikuti siskamling,
ikut donor darah, bergotong royong dengan warga sekitar, menolong
orang yang kesulitan.
e. Mempunyai kemampuan awal bela negara
Sebagai warga negara Indonesia kita harus memiliki kemampuan awal
bela negara baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik berarti memiliki
kesehatan jasmani untuk mendukung kemampuan awal bela negara serta
menjaga kesehatan. Sedangkan secara psikis berarti memiliki kecerdasan
Intelegensia, Spiritual, dan Emosional. Implementasi nilai ini berupa
mengikuti komponen cadangan (KOMCAD), belajar ilmu pengetahuan,
dan menjaga kesehatan dengan rajin berolahraga.

15
BAB III

KESIMPULAN

Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaan
kepada negara kesatuan republik indonesia yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Pembelaan negara bukan semata-mata
tugas tni, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Era reformasi membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di republik indonesia.
Ada perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi tampaknya ada juga yang
negatif dan pada gilirannya akan merugikan bagi keutuhan wilayah dan kedaulatan Negara
Kesatuan Republic Indonesia.

Suasana keterbukaan pasca pemerintahan orde baru menyebabkan arus informasi dari segala
penjuru dunia seolah tidak terbendung. Berbagai ideologi, mulai dari ekstrim kiri sampai ke
ekstrim kanan, menarik perhatian bangsa kita, khususnya generasi muda, untuk dipelajari,
dipahami dan diterapkan dalam upaya mencari jati diri bangsa setelah selama lebih dari 30
tahun merasa terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang otoriter. Salah satu dampak buruk
dari reformasi adalah memudarnya semangat nasionalisme dan kecintaan pada negara.
perbedaan pendapat antar golongan atau ketidaksetujuan dengan kebijakan pemerintah adalah
suatu hal yang wajar dalam suatu sistem politik yang demokratis. Namun berbagai tindakan
anarkis, konflik sara dan separatisme yang sering terjadi dengan mengatas namakan
demokrasi menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi semangat kebersamaan sebagai suatu
bangsa. Kepentingan kelompok, bahkan kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan utama.
Semangat untuk membela negara seolah telah memudar.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. Dkk. (2014). Pendidikan Bela Negara, (online). Surabaya:Universitas


Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Agung, I Gusti B.W. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan Bela Negara, (makalah).


(2bf51c34c594c370e6e2574eed41600c.pdf (unud.ac.id)). Diakses 14 Maret 2023

Ariyanto, Ade. Bela Negara Electronic Book. Banten. (E-BOOK-BELA-NEGARA.pdf


(bantenprov.go.id)). Diakses 14 Maret 2023

Dewan Ketahanan Nasional. (2018). Implementasi Bela Negara Modul II. Jakarta: Dewan
Ketahanan Nasional

Raden Mas Jerry Indrawan, E. (2018, Agustus). MEMBANGUN KOMPONEN


CADANGAN BERBASIS KEMAMPUAN BELA NEGARA SEBAGAI KEKUATAN
PERTAHANAN INDONESIA MENGHADAPI ANCAMAN NIR-MILITER. Jurnal
Pertahanan dan Bela Negara, 8.

Dewi, Dinie A. Ahyati, Aulia.I. 2021. Implementasi Bela Negara di era Teknologi Dalam
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, (jurnal). (http://jonedu.org/index.php/joe).
Diakses 14 Maret 2023.

Kementerian Pertahanan. (2017). Bela Negara Dalam Perspektif Strategi dan Kebijakan
Pertahanan Negara, (online). Jakarta: Puskom Publik Kemhan. (wiraindoedsusrevisi.pdf
(kemhan.go.id))

Umra, S. I. (2019, Januari). Penerapan Konsep Bela Negara, Nasionalisme Atau Militerisasi
Warga Negara. IV(1).

Widodo, S. (2011). IMPLEMENTASI BELA NEGARA UNTUK MEWUJUDKAN


NASIONALISME. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan,
I(1).

17

Anda mungkin juga menyukai