Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KESADARAN BELA NEGARA

DISUSUN OLEH:
1. KAROMATUL HIDAYAH (B1A022074)
2. PIKRAN PURNOMO (B1A022075)
3. ALDIANSYAH (B1A022077)
4. SOFIA ANATA (B1A022078)
5. FATIYAH NUR ADINA (B1A022079)
6. PATRICIA NOVITA JESIKA SINAGA (B1A022080)
7. OKTAVIA RAHMA DZHNII (B1A022081)
8. BARA ROBINSA (B1A022082)
9. ERVINA MAHARANI SYAHPUTRI (B1A022083)
10.ULVA MEIDINA SIALLAGAN (B1A022084)

DOSEN MATA KULIAH:

SUBANRIO S.H,M.H

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya, tugas
makalah mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan yang membahas tentang Bela Negara
telah dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dalam penyusunan makalah ini, ditulis
berdasarkan Jurnal yang berkaitan dengan Bela Negara, dan serta informasi dari media massa
yang berhubungan dengan Bela Negara. Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang
sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk setiap pembacanya.

Bengkulu, 30 Maret 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................3
BAB I....................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................4
I.1. Latar Belakang..........................................................................4
I.2. Rumusan Masalah.....................................................................4
BAB II..................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................6
BAB III...............................................................................................10
PENUTUP..........................................................................................10
III.1.KESIMPULAN......................................................................10
III.2. SARAN..................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Kesadaran Bela Negara itu hakikatnya ialah kewajiban berbakti pada Negara
dan kewajiban berkorban membela negara. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan
berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara. Wujud bela negara ialah cinta tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin akan kesaktian Pancasila, rela berkorban
untuk bangsa dan negara, serta mempunyai kemampuan awal bela negara.
Kesadaran mahasiswa dalam melaksanakan bela negara, dapat beraksi sebagai
mahasiswa yang mengenali negaranya, dengan cara tetap mengadakan pelajaran
kewarganegaraan dan Pancasila untuk memupuk rasa cinta tanah air.
Bela negara merupakan hak dan kewajiban bagi seluruh warga negara
Indonesia. Hal ini dinyatakan dalam UUD 1945, pasal 27 ayat 3 tentang Warga
Negara dan Penduduk bahwa: Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ini menitikberatkan pada keikutsertaan
dalam menghadapi ancaman dalam segala aspek kehidupan atau sering disebut
dengan ancaman nonmiliter. Dalam pasal 30 ayat 1 tentang Pertahanan Keamanan
negara, dinyatakan bahwa Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal ini menitikberatkan pada keikutsertaan bela
negara dalam menghadapi ancaman militer, khususnya dalam bidang integrasi bangsa dan
negara.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, pasal 9 dinyatakan bahwa; Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan
pertahanan negara. Selanjutnya keikutsertaan warga negara diselenggarakan melalui:
1. pendidikan kewarganegaraan,
2. pelatihan dasar kemiliteran secara wajib,
3. pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI) secara sukarela atau wajib,
4. pengabdian sesuai dengan profesi

I.2. Rumusan Masalah


Hasil pengamatan akan menggali kesadaran bela negara pada mahasiswa terhadap
unsur bela negara, yaitu cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara akan
kesaktian Pancasila, rela berkorban untuk bangsa dan negara, dan memiliki
kemampuan awal Bela Negara. Permasalahan dalam penelitian berjudul Kesadaran Bela
Negara pada Mahasiswa ialah:
1. Bagaimana wujud cinta tanah air pada mahasiswa?
2. Bagaimana kesadaran berbangsa dan bernegara pada mahasiswa?

4
3. Bagaimana kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara pada mahasiswa?
Landasan Hukum Bela Negara yang paling mendasar adalah UUD RI 1945 yang menyatakan
bahwa Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara
(pasal 27) dan bahwa Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan Negara (pasal 30).
Bela Negara meliputi; menyelenggarakan ketertiban umum, menyelenggarakan perlindungan
masyarakat, menyelenggarakan keamanan masyarakat, menyelenggarakan perlawanan rakyat
semesta. Sedangkan komponen tenaga manusia dalam kekuatan Bela Negara ialah:
1. Komponen utama adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang siap digunakan
untuk melaksanakan tugas-tugas pertahanan,
2. Komponen cadangan adalah sumber daya nasional yang telah disiapkan untuk
dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan
kemampuan komponen utama,
3. Komponen pendukung adalah sumber daya Nasional yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan komponen cadangan,
4. Sumber daya Nasional adalah sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber
daya buatan,
5. Sumber daya alam adalah potensi yang terkandung dalam bumi, air, dan dirgantara
yang dalam wujud asalnya dapat didayagunakan untuk kepentingan pertahanan
negara,
6. Sumber daya buatan adalah sumber daya alam yang telah ditingkatkan daya gunanya
untuk kepentingan pertahanan negara,
7. Sarana dan prasarana nasional adalah hasil budi daya manusia yang dapat digunakan
sebagai alat penunjang untuk kepentingan pertahanan Negara dalam rangka
mendukung kepentingan Nasional.

5
BAB II
PEMBAHASAN
Bela Negara adalah Bela Negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 rela berkorban demi menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan Negara. Bela Negara merupakan tindakan warga negara yang
menyeluruh, terpadu yang dilandasi:
1. Cinta Tanah Air; yaitu mencintai ruang wilayah negara baik secara
geografis, maupun tata nilai dan tata kehidupan masyarakat yang telah
memberikan sumber kehidupan dan penghidupan, sejak manusia lahir
sampai pada akhir hayatnya.
2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara; yaitu suatu sikap dan tingkah laku yang
sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengaitkan dirinya
dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya, tumbuh rasa kesatuan,
persatuan Bangsa Indonesia, memiliki jiwa besar dan patriotisme serta
memiliki kesadaran atas tanggung jawab sebagai warga negara.
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara dan pandangan hidup bangsa; yaitu
melaksanakan Pancasila sebagai sumber hukum sekaligus sebagai kerangka
acuan NKRI karena Pancasila telah dapat mempersatukan Rakyat Indonesia
yang terdiri dari keanekaragaman agama, suku bangsa, bahasa, asal-usul
keturunan.
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara, artinya seluruh warga negara
dituntut rela berkorban dengan mendahulukan kepentingan umum
daripada kepentingan pribadi/ golongan.
5. Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara; artinya secara psikis, setiap warga
negara dituntut untuk memiliki sikap perilaku disiplin, ulet, kerja keras, taat
aturan, percaya pada kemampuan sendiri, tahan uji, pantang
menyerah, sedangkan secara fisik memiliki kesehatan prima dan tangkas hal
tersebut sejalan dengan pepatah kuno yaitu dalam badan sehat terdapat jiwa yang
kuat.
Dalam kehidupan sehari-hari, bela negara dapat dilakukan dengan hal-hal sederhana,
sebagai contoh:
1) Mencintai produk dalam negeri
2) Mempelajari Pendidikan sejarah, kewarganegaraan, dan mengikuti upacara bendera
3) Mengabdi dengan sepenuh hati untuk setiap profesi yang dijalankan sehingga dapat
memajukan bangsa
4) Belajar dengan rajin supaya dapat meraih prestasi yang dapat dibanggakan
5) Melestarikan budaya dalam negeri
Kesadaran bela negara pada mahasiswa diimplementasikan pada membuang sampah pada
tempat yang disediakan, perlindungan dan keamanan bagi masyarakat sudah baik, taat

6
beragama dengan sudah melaksanakan dan menjalankan ibadah dan menjaga kerukunan
hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa,
sadar telah membina diri saya sendiri agar dapat mandiri kelak, dan bangga dalam perjuangan
para pahlawan.
Namun ada kesadaran bela negara pada mahasiswa masih kurang yaitu ikut menjaga
keamanan lingkungan kampus, tidak cukup mewakili kampus dalam kegiatan olah raga dan
seni, masih menyimpan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan bangsa dan negara,
cenderung memilih tidak memilih (golput) pada pemilu mendatang, dan kurang berminat
menjadi anggota menwa atau tentara.
Solusi untuk mengatasi akibat yang timbul dari banyaknya pelanggaran atau mencegah
timbulnya kembali antara lain:
Pendidikan dan sosialisasi tentang kewajiban warga negara di sekolah. Berarti juga mulai
diajarkan melaksanakan segala kewajiban tersebut sejak dini di sekolah. Pendidikan dan
sosialisasi tentang kewajiban warga negara di masyarakat, mulai dari keluarga sampai
lingkungan masyarakat yang lebih besar. Pengawasan sesama warga negara, terutama untuk
mengatasi dan mencegah kasus pengingkaran kewajiban warga negara karena
penyalahgunaan kekuasaan. Adanya sanksi hukum yang tegas dan tidak diskriminatif atau
pilih kasih. Sanksi berlaku pada semua lapisan masyarakat yang melakukan pelanggaran. Ada
banyak contoh pengingkaran kewajiban untuk membela negara yang dapat kita temukan
dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
 Melanggar rambu-rambu lalu lintas saat berkendara di jalan raya
 Tidak membayar pajak pada waktunya.
 Merusak fasilitas umum.
 Membuat keributan dan merusak lingkungan sekitar
 Melindungi pencuri dari amukan massa.
Penjelasan mengenai contoh pengingkaran kewajiban untuk membela negara dipaparkan
dalam buku berjudul Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang disusun oleh Tasum,
Rani Apriani (2019: 58) yang memaparkan bahwa jika seseorang tidak ikut siskamling,
berarti seseorang tersebut sedang melakukan pengingkaran terhadap kewajiban membela dan
mempertahankan negara.
Ke-tidak jelasan konsep dan tujuan Bela Negara mengakibatkan kemunculan kasus pelatihan
bela negara untuk anggota Front Pembela Islam (FPI) di Lebak, Provinsi Banten, yang
difasilitasi oleh Komandan Distrik Militer setempat, kata aktivis HAM. "Jika bela negara
dilakukan tanpa konsep yang jelas, maka ruang-ruang potensi terjadinya upaya paramiliter
untuk tujuan-tujuan tertentu menjadi sangat dimungkinkan dan akhirnya menimbulkan
kontroversi seperti yang terjadi di Banten," kata Al Araf kepada wartawan BBC Indonesia,
Heyder Affan, Senin (09/01) siang.
Sejauh ini yang menjadi patokan Kementerian Pertahanan dalam mencetuskan program bela
negara adalah UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan, tetapi menurut Al Araf itu
tidaklah cukup.
Program bela negara telah dimulai sejak pertengahan Oktober 2015 oleh Kementerian
Pertahanan, walaupun muncul kritikan dari pegiat HAM dan sejumlah politisi di DPR karena
konsepnya dianggap belum jelas.

7
Salah satu contoh kasus yang berkaitan dengan bela negara yang berkaitan dengan
produk dalam negeri adalah adanya maraknya produk impor yang masuk ke dalam pasar
Indonesia. Hal ini dapat menjadi masalah karena dapat mengancam keberlangsungan industri
dalam negeri serta membahayakan kesejahteraan para pelaku industri dalam negeri, seperti
pengusaha dan pekerja. Penyebab dari masalah ini dapat bervariasi, seperti rendahnya
kualitas produk dalam negeri, kurangnya promosi produk dalam negeri, serta adanya
kebijakan pemerintah yang kurang menguntungkan bagi industri dalam negeri.
Solusi:
Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa solusi yang dapat dilakukan, di antaranya:
Meningkatkan kualitas produk dalam negeri dan memberikan insentif untuk industri yang
dapat menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Meningkatkan promosi produk dalam
negeri, baik melalui kampanye pemasaran maupun melalui media sosial. Memberikan
kebijakan yang mendukung industri dalam negeri, seperti bea masuk yang lebih tinggi untuk
produk impor atau memberikan insentif untuk penggunaan produk dalam negeri oleh instansi
pemerintah.
Mendorong masyarakat untuk lebih menghargai produk dalam negeri dan memilih produk
yang diproduksi di dalam Negeri. Dengan mengimplementasikan solusi-solusi di atas,
diharapkan dapat meningkatkan keberlangsungan industri dalam negeri dan mendorong
masyarakat untuk lebih menghargai produk dalam negeri. Hal ini tentunya akan berdampak
positif pada perekonomian negara dan kesejahteraan masyarakat.
Kasus yang berkaitan dengan bela negara tentang bencana alam di Palu adalah gempa bumi
dan tsunami yang terjadi pada September 2018. Bencana alam tersebut mengakibatkan
kerusakan yang sangat parah pada infrastruktur dan menimbulkan korban jiwa yang cukup
banyak.
Penyebab terjadinya kasus tsunami Palu yang berkaitan dengan bela negara adalah karena
Palu merupakan wilayah yang rawan gempa dan tsunami. Letak Palu berada di zona subduksi
atau daerah persilangan antara lempeng tektonik yang dapat memicu terjadinya aktivitas
gempa bumi dan tsunami yang cukup tinggi.
Selain itu, minimnya infrastruktur dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam juga
menjadi penyebab terjadinya korban jiwa dan kerusakan yang parah. Kurangnya infrastruktur
yang tangguh dan tahan gempa membuat bangunan dan fasilitas umum mudah roboh atau
rusak parah saat terjadi bencana alam.
Kesiapsiagaan yang kurang dari pihak pemerintah dan masyarakat juga memperparah situasi,
misalnya minimnya pengetahuan tentang tindakan yang harus dilakukan saat terjadi bencana
alam dan keterbatasan dalam menghadapi situasi darurat. Selain itu, dalam kasus tsunami
Palu, terdapat juga permasalahan dalam sistem peringatan dini yang belum optimal. Hal ini
menyebabkan kurangnya waktu yang dimiliki masyarakat untuk menyelamatkan diri saat
terjadi bencana alam. Semua faktor tersebut menjadi penyebab terjadinya kasus tsunami Palu
yang menimbulkan kerusakan yang cukup parah dan menelan banyak korban jiwa. Oleh
karena itu, pemerintah dan masyarakat perlu meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi
bencana alam untuk melindungi warga negara dan menjaga ketahanan nasional dari ancaman
bencana alam.

8
Solusi yang berkaitan dengan bela negara dalam membantu korban bencana alam di Palu
antara lain:
1) Memberikan bantuan kemanusiaan: Pemerintah dan masyarakat perlu memberikan
bantuan kemanusiaan seperti makanan, air bersih, pakaian, dan obat-obatan untuk
memenuhi kebutuhan dasar korban bencana alam.
2) Meningkatkan akses terhadap fasilitas kesehatan: Pemerintah dan masyarakat perlu
meningkatkan akses terhadap fasilitas kesehatan dengan membangun tenda kesehatan
atau mendirikan rumah sakit lapangan untuk memberikan perawatan medis kepada
korban yang membutuhkan.
3) Meningkatkan ketersediaan transportasi: Pemerintah dan masyarakat perlu
meningkatkan ketersediaan transportasi, baik darat, laut, maupun udara, untuk
memudahkan distribusi bantuan dan evakuasi korban bencana alam ke tempat yang
lebih aman.
4) Mendirikan tempat pengungsian yang aman dan nyaman: Pemerintah dan masyarakat
perlu mendirikan tempat pengungsian yang aman dan nyaman untuk korban bencana
alam yang kehilangan tempat tinggalnya.
5) Memberikan dukungan psikologis: Korban bencana alam perlu mendapatkan
dukungan psikologis agar dapat mengatasi trauma yang diakibatkan oleh bencana
alam.
6) Meningkatkan infrastruktur dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam:
Pemerintah dan masyarakat perlu meningkatkan infrastruktur dan kesiapsiagaan
dalam menghadapi bencana alam dengan membangun infrastruktur yang tangguh dan
tahan gempa, meningkatkan sistem peringatan dini dan evakuasi, dan mengadakan
pelatihan dan simulasi evakuasi bagi masyarakat.
7) Melakukan rekonstruksi pasca-bencana: Setelah situasi darurat mereda, pemerintah
dan masyarakat perlu melakukan rekonstruksi pasca-bencana untuk membangun
kembali infrastruktur yang rusak dan membantu korban bencana alam untuk memulai
kembali hidup mereka.
Semua solusi tersebut harus dilakukan secara bersama-sama dan berkelanjutan untuk
membantu korban bencana alam di Palu dan menjaga ketahanan nasional dari ancaman
bencana alam di masa depan.

9
BAB III
PENUTUP
III.1.KESIMPULAN
1. Kesadaran bela negara pada mahasiswa diwujudkan dalam
bentuk cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara,
keyakinan akan kesaktian Pancasila, rela berkorban untuk
nusa dan bangsa, dan kemampuan awal bela negara.
2. Cinta tanah air diwujudkan pada membuang sampah pada tempat
yang disediakan.
3. Kesadaran berbangsa dan bernegara diwujudkan dalam perlindungan
dan keamanan bagi masyarakat sudah baik.
4. Keyakinan akan kesaktian Pancasila Kesadaran diwujudkan dalam
menjalankan ibadah dan menjaga kerukunan hidup di antara
sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang
Maha Esa
5. Rela berkorban untuk nusa dan bangsa diwujudkan dalam
kesadaran untuk membina diri saya sendiri agar dapat mandiri kelak.
6. Kemampuan awal bela negara diwujudkan dalam rasa
bangga kepada perjuangan para pahlawan.
7. Kesadaran bela negara pada mahasiswa masih kurang
dalam hal tidak termotivasi dalam turut menjaga keamanan lingkungan
kampus, tidak cukup mewakili kampus dalam kegiatan olah
raga dan seni, masih mengedepankan kepentingan pribadi
dibandingkan kepentingan bangsa dan negara, cenderung memilih
tidak memilih (golput) pada pemilu mendatang, dan
kurang berminat menjadi anggota menwa atau tentara.
III.2. SARAN
1. Kampus membuat program keikutsertaan mahasiswa dalam ketertiban
dan keamanan kampus.
2. Mewajibkan kepada mahasiswa untuk berperan dalam kegiatan
kemahasiswaan.
3. Mensosialisasikan bahwa kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
4. Memotivasi mahasiswa agar dalam pemilu mendatang mempunyai
pilihan yang bertanggungjawab.

10
5. Mendorong mahasiswa latihan fisik untuk siap menjadi patriot dalam
bela negara.

11

Anda mungkin juga menyukai