NIM : 1421900068
KELAS : EA-C
Soal
Tahun akademi 1958/1959 merupakan angkatan pertama dengan jumlah mahasiswa 112
orang terdiri dari Veteran pejuang kemerdekaan dan tugas belajar dari ABRI. SK Menteri Yrusan
Veteran RI No.157/Kpts/1959 tgl. 26 Oktober 1959 membuka Jurusan baru yaitu Pimpinan
Perusahaan dengan jumlah mahasiswa 40 orang kuliah perdananya tgl 26 November 1959.
Tenaga pengajar jumlah 49 orang dosen yang 90% dosen tidak tetap yang berasal dari UGM,
ITB, dan dari Instansi Pemerintah. TA 1959/1960 jumlah dosen meningkat menjadi 90 orang.
Widya Mwat Yasa adalah sasanti atau semboyan dari Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran”. Semboyan ini adalah amanah dari para pejuang veteran pendiri lembaga pendidikan
tinggi ini setetah mereka meletakkan senjata usai perjuangannya merebut dan mempertahankan
kemerdekaan Republik Indonesia. Mereka meneruskan perjuangan dengan lebih memperhatikan
masa depan bangsa melalui pendidikan. Para pejuang veteran meletakkan fondasi pengabdian
kepada bangsa dan negara. Niat luhur ini dinyatakan dengan sasanti atau semboyan “Widya
Mwat yasa” yang berarti : “Menuntut Ilmu dalam rangka pengabdian kepada Bangsa dan Negara
dengan hati yang suci bersih serta tulus ikhlas”. Atau dengan kalimat sederhana “Ilmu untuk
Pembangunan bangsa”. Semboyan ini tetap dipertahankan dan sebagai jatidiri dari UPN
“Veteran” Yogyakarta, Jawa Timur dan Jakarta.
b. Kreativitas
Kreativitas adalah “magic word” bagi orang-orang yang ingin meraih puncak
keberhasilan. Orang-orang besar selalu memiliki intelegensia. Kreativitas yang tidak
dimiliki oleh orang-orang pada umumnya. Ada tiga pengertian kreativitas :
1) Kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau
unsur yang ada.
2) Sebagai suatu proses berpikir kreatif atau proses brpikir divergen.
3) Suatu kemampuan manusia yang dapat membantu kemampuan yang lain.
Dengan semangat kreatif kita akan selalu menang dalam menghadapi setiap
tantangan jaman. Kita tidak akan pernah kehabisan gagasan dan ide untuk terus
berkembang maju. Mereka yang kreatif selalu berpikir dan bertindak 2,3,5 bahkan
10,20 langkah kedepan dimana orang lain belum sempat berpikir.
c. Kejuangan
Indonesia mungkin tidak akan pernah selamanya menghirup “nafas kemerdekaan”.
Kalaulah para pahlawan kita tidak mempunyai sifat mulia, nilai-nilai kejuangan yang
luar biasa tingginya. Kejuangan merupakan ketahanmalangan dalam menghadapi
realita hidup. Semakin tinggi ketahanmalangan seseorang semakin berpeluang untuk
mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Penderitaan bukan sebagai alasan untuk
sebuah kegagalan. Untuk bisa mengahdapi/mengatasi penderitaan maka
ketahanmalangan/kejuangan harus tinggi. Kejuangan berbeda dengan perjuangan.
Perjuangan adalah memperebutkan sesuatu dengan mengadu tenaga, berperang,
berkelahi.
W.J.S Poerwodarminto menerangkan perjuangan adalah dua atau lebih kekuasaan
dan kekuatan yang saling berbenturan atau berlanggaran dalam upaya
memperebutkan sesuatu. Semangat dan nilai-nilai kejuangan dari bangsa Indonesia
adalah seperti tercermin atau terkandung dalam nilai-nilai 45 yang dapat dirinci
menjadi nilai dasar dan nilai operasional.
5. Bagaimana implementasi nilai-nilai bela negara dalam melaksakan bidang Tri
Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi bidang ; Pendidikan, Penelitian, dan
Pengabdian kepada masyarakat. Jelaskan.
Tri Dharma perguruan tinggi merupakan tiga pilar dasar pola pikir dan menjadi
kewajiban bagi mahasiswa sebagai kaum intelektual di negara ini. Karena mahasiswa
adalah ujung tombak perubahan bangsa kita ke arah yang lebih baik. Pernyataan ini
menjadi terbukti ketika kita melihat sejarah bangsa ini dimana sebagian perubahan besar
yang ada di negara ini dimulai oleh mahasiswa, dalam hal ini pemuda-pemudi Indonesia.
Adapun Tri Dharma Perguruan tinggi itu sendiri meliputi :
1. Pendidikan, Pembelajaran dan Kemahasiswaan.
Mahasiswa sebagai kaum intelektual bangsa yang menduduki 5% dari populasi
warga negara Indonesia berkewajiban meningkatkan mutu diri secara khusus agar
mutu bangsa pun meningkat pada umumnya dengan ilmu yang dipelajari selama
pendidikan di kampus sesuai bidang keilmuan tertentu. Mahasiswa dan pendidikan
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sehingga ketika mahasiswa
melakukan segala kegiatan dalam hidupnya, semua harus didasari pertimbangan
rasional, bukan dengan adu otot. Itulah yang disebut kedewasaan mahasiswa.
Implementasi bela negara di UPN"Veteran" Yogyakarta yang pertama kali
dilakukan kepada maba pada kegiatan PKK yang diberi nama PKK Bela Negara
(PKKBN) Untuk selanjutnya mahasiswa wajib mengikuti Mata Kuliah Bela Negara
sebagai mata kuliah universitas. Peraturan Rektor UPN"Veteran" Yogyakarta No. 08
tahun 2007, tentang Pedoman
Pengembangan Karakter Bela Negara bagi Mahasiswa Baru dalam Kegiatan PKKBN.
Dalam kegiatan PKKBN maba dididik dan dibentuk agar mempunyai karakter atau
sikap disiplin, kreatif, dan kejujuran .
2. Penelitian dan Pengembangan
Ilmu yang dikuasai melalui proses pendidikan di perguruan tinggi harus
diimplementasikan dan diterapkan. Salah satunya dengan langkah ilmiah, seperti
melalui penelitian. Penelitian mahasiswa bukan hanya akan mengembangkan diri
mahasiswa itu sendiri, namun juga memberikan manfaat bagi kemajuan pperadaban
dan kepentingan bangsa kita dalam menyejahterakan bangsa. Selain pengembangan
diri secara ilmiah dan akademis. Mahasiswa pun harus senantiasa mengembangkan
kemampuan dirinya dalam hal softskill dan kedewasaan diri dalam menyelesaikan
segala masalah yang ada. Mahasiswa harus mengembangkan pola pikir yang kritis
terhadap segala fenomena yang ada dan mengkajinya secara keilmuan.
3. Pengabdian pada Masyarakat
Mahasiswa menempati lapisan kedua dalam relasi kemasyarakatan, yaitu berperan
sebagai penghubung antara masyarakat dengan pemerintah. Mahasiswa adalah yang
paling dekat dengan rakyat dan memahami secara jelas kondisi masyarakat tersebut.
Kewajiban sebagai mahasiswa menjadi front linedalam masyarakat dalam mengkritisi
berbagai kebijakan pemerintah terhadap rakyat karena sebagaian besar keputusan
pemerintah di masa ini sudah terkontaminasi oleh berbagai kepentingan politik
tertentu dan kita sebagai mahasiswa yang memiliki mata yang masih bening tanpa
ternodai kepentingan-kepentingan serupa mampu melihat secara jernih, melihat yang
terdalam dari yang terdalam terhadap intrik politik yang tidak jarang mengeksploitasi
kepentingan rakyat. Disini mahasiswa berperan untuk membela kepentingan
masyarakat, tentu tidak dengan jalan kekerasan dan aksi chaotic, namun menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur pendidikan, kaji terlebih dahulu, pahami, dan sosialisasikan
pada rakyat, mahasiswa memiliki ilmu tentang permasalahan yang ada, mahasiswa
juga yang dapat membuka mata rakyat sebagai salah satu bentuk pengabdia terhadap
rakyat.