Anda di halaman 1dari 19

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Disusun guna memenuhi tugas PPKN


Dosen pengampu : M.Rofiq, M.Pd.

Disusun oleh :
Shofiana Trisna Dewi (2203096106)
Anggun Nur Putri Imani (2203096112)
Hilmina Rahmadianti (2203096090)
Aburizal Maghribi (2203096120)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................ii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
1. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1
2. TUJUAN.......................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian Bangsa dan Negara.....................................................................2
B. Proses Berbangsa dan Bernegara..................................................................3
C. Identitas Nasional..........................................................................................5
D. Kerangka Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara................................7
E. Warga Negara, Hak dan Kewajiban Warga Negara...................................10
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
KESIMPULAN..................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap bangsa mempunyai sejarah perjuangan dari orang-orang terdahulu
yang memiliki nilai nasionalis patriotris dan sebagainya yang terpatri dalam
setiap jiwa warga negaranya, Nilai- nilai tersebut semakin lama semakin
hilang dari diri seseorang dalam suatu bangsa. Oleh karna itu, kita perlu
pembelajaran untuk mempertahankan nilai-nilai tersebut, agar terus menyatu
dalam setiap warga Negara dan setiap warga Negara tau hak dan kewajiban
dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan
kewarganegaraan adalah pendidikan yang mengingatkan kita akan pentingnya
nilai-nilai hak dan kewajiban suatu warga Negara agar setiap hal yang
dikerjakan sesuai dengan tujuan dan cita-cita bangsa dan tidak menyimpang
dari apa yang diharapkan karna betapa penting nya nilai pendidikan ini sudah
diterapkan sejak usia dini di setiap jenjang pendidikan mulai dari yang paling
dini hingga diperguruan tinggi agar dapat menghasilkan penerus-penerus
bangsa yang berkompeten dan siap menjalankan hidup berbangsa dan
bernegara.
 RUMUSAN MASALAH
1.Apa pengertian hak dan kewajiban warga negara?
2.Apa itu identitas nasional?
3.Apa kerangka dasar kehidupan berbangsa dan bernegara?
 TUJUAN
1.Untuk memahami pengertian proses hak dan kewajiban warga negara
2.Mengenal identitas nasional
3.Mengetahui kerangka dasar kehidupan berbangsa dan bernegara

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bangsa dan Negara


“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa
pahlawannya”, demikian pesan yang pernah disampaikan oleh Presiden
pertama RI sekaligus Proklamator kemerdekaan pada saat memperingati
hari Pahlawan 10 November tahun 1961.1
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, bangsa adalah orang-
orang yang memiliki kesamaan asal, keturunan, adat, bahasa dan sejarah
serta berpemerintahan sendiri. Bangsa adalah kumpulan manusia yang
biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu dimuka
bumi.
Definisi Negara dari para ahli:
1. Roger H. Soltau, Negara adalah alat (agency) atau wewenang
(authority) yang mengtatur atau mengendalikan persoalan-persoalan
bersama atas nama masyarakat.
2. Harold J. Laski, Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan
karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah
lebih agung daripada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari
masyarakat itu. Sedangkan masyarakat adalah suatu kelompok manusia
yang hidup dan bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan-
keinginan bersama.
3. Max Weber, Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai
monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam satu
wilayah.
4. Robert M. Maclever, Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan
penertiban dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah berdasarkan

1
Irfani, “Nasionalisme Bangsa dan Melunturnya Semangat Bela Negara.”

2
sistem hukum yang diselenggarakan oleh pemerintah yang untuk maksud
tersebut diberi kekuatan memaksa.
Jadi definisi umum Negara adalah suatu daerah teritorial yang
rakyatnya diperitah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari
warganya ketaatan pada peraturan perundang-undangan melalui
penguasaan (control) monopolistis dari kekuasaan yang sah.2
B. Proses Berbangsa dan Bernegara
Bangsa adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan
mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi
keluar dan kedalam. Negara adalah organisasi kekuasaan dari persekutuan hidup
manusia. Terjadinya negara bangsa Indonesia merupakan proses atau rangkaian
tahap-tahap yang berkesinambungan.
1. Proses terbentuknya negara-bangsa Indonesia secara teoritis dilukiskan
sebagaimana dalam keempat alinea Pembukaan UUD 1945, sebagai berikut:
a)  Terjadinya negara tidak sekedar dimulai dari proklamasi tetapi adanya
pengakuan akan hak setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Bangsa
Indonesia memiliki tekad kuat untuk menghapus segala penindasan dan
penjajahan suatu bangsa atas bangsa yang lain. Inilah sumber motifasi perjuangan.
(alinea I pembukaan UUD 1945).
b) Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan dan
menghasilkan proklamasi. Jadi dengan proklamasi tidaklah selesai kita bernegara.
Negara yang
kita cita-citakan adalah menuju pada keadaan yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur. (alinea II pembukaan UUD 1945)
c) Terjadinya bangsa Indonesia adalah kehendak seluruh bangsa Indonesia.
Disamping itu adalah kehendak dan atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini
membuktikan bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius dan mengakui adanya
motivasi spiritual. (alinea III pembukaan UUD 1945).

2
Dewi Triwahyuni, “Bangsa dan Negara”, 2010

3
2. Proses berbangsa dan bernegara juga dapat dilihat dari berbagai rangkaian
peristiwa:3

a) Peristiwa proses berbangsa, proses berbangsa pada dasarnya dapat dilihat


dari rangkaian peristiwa berikut:
 Berdirinya oraganisasi massa bernama Budi Utomo oleh Sutomo pada
tanggal 20 Mei 1908 yang menjadi pelopor berdirinya oraganisasi-
oraganisasi pergerakan nasional lain dibelakang hari. Dibelakang Sutomo ada
dr. Wahidin Sudirohusodo yang selalu mebangkitkan motivasi dan kesadaran
berbangsa terutama kepada para mahasiswa STOVIA (School Tot Opleiding
Van Indische Artsen.
 Sumpah pemuda yang diikrarkan oleh para pemuda pelopor persatuan bangsa
Indonesia dalam Kongres Pemuda di Jakarta pada 28 Oktober 1928.
b) Faktor penting pembentukan suatu bangsa:
 Adanya keinginan bersama untuk merdeka dan lepas dari penjajah.
 Adanya kesatuan wilayah dan tempat tinggal.
 Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran.
c) Peristiwa proses bernegara
 Pemerintah Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945. Janji itu diampaikan oleh Perdana
menteri Jepang Jenderal Kunaiki Koisu (pengganti Perdana Menteri Tojo)
dalam Sidang Teikuku Gikoi (Parlemen Jepang). Realisasi dari janji itu maka
dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) pada 29 April 1945 dan dilantik pada 28 Mei 1945
peristiwa ini yang menjadi tonggak awal proses Indonesia menjadi Negara.

3
Muhammad Syafi’i, “Proses Berbangsa dan Bernegara”, 2018

4
 Pembentukan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) setelah
sebelumnya memebubarkan BPUPKI pada 9 Agustus 1945. Badan yang
mulanya buatan Jepang untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia,
setelah Jepang takluk pada sekutu dan setelah diproklamirkan kemerdekaan
Indonesia, maka badan ini mempunyai sifat “Badan Nasional” yang mewakili
seluruh bangsa Indonesia.
 Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 dan penetapan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada sidang PPKI
tanggal 18 Agustus 1945. Peristiwa ini merupakan peristiwa yang terpenting
karena merupakan titik balik dari negara yang terjajah menjadi negara yang
merdeka.
Negara kesatuan dapat dibedakan dalam dua bentuk, (1) Negara kesatuan
dengan sistim sentralisasi. (2) Negara kesatuan dengan sistim desentralisasi,
Dalam negara kesatuan dengan sistim sentralisasi, segala sesuatu dalam negara
langsung diatur dan diurus oleh pemerintahan pusat, dan daerah-daerah hanya
tinggal melaksanakan segala apa yang telah diinstruksikan oleh pemerintahan
pusat. Sedangkan dalam negara kesatuan dengan sistim desentralisasi, Kepada
daerah-daerah diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk mengatur dan
mengurus rumah tangga sendiri (otonomi daerah) yang dinamakan dengan daerah
otonom.4

C. Identitas Nasional
Istilah “ identitas nasional” secara terminologis adalah suatu ciri yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofois membedakan bangsa tersebut
dengan bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap
bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan
keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.

4
Gusman, “PERKEMBANGAN TEORI KONSTITUSI UNTUK MENDUKUNG NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA.”

5
Demikian pula hal ini juga sangat ditentukan oleh proses bagaimana
bangsa tersebut terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian “
identitas nasional” sebagaimana dijelaskan diatas maka identitas nasional suatu
bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer
disebut sebagai kepribadian suatu bangsa.
Identitas nasional memiliki multidimensi, seperti Identitas Nasional pada
hakikatnya adalah manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nation) dengan ciri khas, dan dengan khas
yang tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya.
Identitas nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk.
Kemajemukan tersebut merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk
identitas,5 yaitu:
 Suku bangsa, merupakan golongan sosial yang khusus yang bersifat
askriptif, yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin.
 Agama, merupakan keyakinan yang dianut oleh seseorang terhadap
penciptanya.
 Bahasa, merupakan sistem perlambangan yang secara arbiter dibentuk
atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia, dan digunakan sebagai sarana
berinteraksi antara manusia.
 Kebudayaan, diartikan sebagai pengetahuan manusia sebagai makhluk
sosial yang isinya adalah perangkat atau model pengetahuan yang secara
kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan
dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan
atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakukan dan bendabenda
kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi
Para tokoh besar ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang hakikat
kepribadian bangsa tersebut adalah dari beberapa disiplin ilmu, antara lain
antropologi, psikologi, dan sosiologi. Tokoh-tokoh tersebut antara lain Margareth

5
Hermawan, “Sebuah Upaya Mempertahankan Identitas Nasional.”

6
Mead, Ruth Benedict, Ralph Linton, Abraham Kardiner, David Riesman. Menurut
Mead dalam “anthropology to day “ (1954) misalnya, bahwa studi tentang
“National Character” mencoba untuk menyusun suatu kerangka pikiran yang
merupakan suatu  konstruksi tentang bagaimana sifat-sifat yang dibawa oleh
kelahiran dan unsur-unsur ideotyncrotie pada tiap-tiap manusia dan patroon
umum serta patroom individu dari proses pendewasaannya di integrasikan dalam
tradisi sosial yang didukung oleh bangsa itu sedemikian rupa sehingga nampak
sifat-sifat kebudayaan yang sama, yang menonjol yang menjadi ciri khas suatu
bangsa tersebut (Kroeber,1954; Ismaun, 1981:7).
Berdasarkan uraian diatas maka pengertian kepribadian sebagai suatu
identitas nasional suatu bangsa, adalah keseluruhan atau totalitas dari kepribadian
individu-individu sebagai unsur yang membentuk bangsa tersebut. Oleh karena itu
pengertian identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan
pengertian “ People Character”, “National Character”, atau “National Identity”.
Dalam hubungannya dengan identitas nasional Indonesia, kepribadian
bangsa Indonesia kiranya sangat sulit jikalau hanya dideskripsikan berdasarkan
ciri khas fisik. Hal ini mengingat bangsa Indonesia itu terdiri atas berbagai macam
unsur etnis, ras, suku, kebudayaan, agama, serta karakter yang sejak asalnya
memang memiliki suatu perbedaan. Oleh karena itu kepribadian bangsa Indonesia
sebagai suatu identitas nasional secara historis berkembang dan menemukan jati
dirinya setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Pada prinsipnya, jika dilihat dari proses terjadinya/proses lahirnya
identitas nasional, maka identitas nasional itu sendiri dapat dibagi atas dua bagian,
yaitu:
1.      Identitas cultural unity / identitas kesukubangsaan.
2.      Idebtitas political unity / identitas kebangsaan.
Oleh karena itu dalam hubungannya dengan identitas nasional secara
dinamis, dewasa ini bangsa Indonesia harus memiliki visi yang jelas dalam
melakukan reformasi, melalui dasar filosofi bangsa dan negara yaitu Bhinneka
Tunggal Ika, yang terkandung dalam filosofi pancasila. Masyarakat harus semakin

7
terbuka , dan dinamis namun harus berkeadaban serta kesadaran akan tujuan
hidup berasama dalam berbangsa dan bernegara. Dengan kesadaran akan
kebersamaan dan persatuan tersebut maka insya Allah bangsa Indonesia akan
mampu mengukir identitas nasionalnya secara dinamis di dunia internasional.
D. Kerangka Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Dalam rangka pelaksanaan kehidupan nasional Indonesia telah memiliki
seperangkat sarana yang dapat digunakan sebagai acuan yaitu Pancasila sebagai
falsafah,ideologi dan dasar negara, UUD 1945 sebagai hukum dasar, Wawasan
Nusantara sebagai wawasan nasional, Ketahanan Nasional sebagai konsepsi yang
merupakan prasyarat untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional.
a) Pancasila sebagai Falsafah, Ideologi, dan Dasar Negara RI
Bangsa Indonesia dalam hidup bernegara telah memiliki suatu pandangan
yang bersumber pada akar budaya dan nilai-nilai religiusnya yang
terkristalisasi dalam Pancasila.Pancasila sebagai pandangan hidup bagi bangsa
Indonesia merupakan asas pemersatu masyarakat Indonesia yang bhinneka.
Sebagai intisari dari nilai budaya masyarakat Indonesia, maka Pancasila
merupakan cita-cita moral bangsa yang memberikan pedoman dan kekuatan
rohani oleh bangsa untuk berperilaku luhur dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
terkandung di dalamnya konsepsi dasar megenai kehidupan yang dicita-
citakan, terkandung dasar pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud
kehidupan yang dianggap baik.Pancasila tidak hanya sebagai pandangan hidup
bangsa, tetapi juga sebagai dasar negara RI. Pancasila dalam kedudukan ini
sering disebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar Falsafah Negara (Philosofiche
Gronslag). Dalam pengertian ini Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta
norma untuk mengatur pemerintahan negara atau dengan kata lain Pancasila
merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara.
Konsekuensinya, seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan negara terutama
segala peraturan perundang-undangan dijabarkan dari nilai-nilai Pancasila.
Pancasila juga merupakan sumber dari segala sumber hukum, yaitu sumber

8
kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur negara RI beserta
seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat, wilayah, serta pemerintahan
negara.Dalam kedudukannya sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai
kekuatan mengikat secara hukum.Pancasila sebagai dasar filsafat negara RI
secara resmi disahkan oleh PPKI pada sidang tanggal 18 Agustus 1945,
tecantum dalam pembukaan UUD 1945 dan diundangkan dalam “Berita
Republik Indonesia tahun II no. 7 tanggal 15 Februari 1946. Penegasan
sebagai dasar negara termuat dalam ketetapan MPR No. XVIII/MPR/1998.
Pancasila juga merupakan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Dalam
kedudukan dan fungsi ini, pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan
suatu hasil pemikiran seseorang atau sekelompok orang sebagaimana ideologi-
ideologi lain di dunia. Pancasila diangkat dari nila-nilai adat istiadat,
kebudayaan, dan nilai religius yang terdapat pada padangan hidup masyarakat
Indonesia. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai dasar negara
dan ideologi nasional secara konsepsional megandung nilai-nilai demokrasi,
HAM, persatuan dan kesatuan dalam semangat kekeluargaan dan kebersamaan
yang harmonis, serta ingin mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Perpaduan nilai-nilai tersebut mampu mewadahi kebhinnekhaan
seluruh aspirasi bangsa Indonesia. Pancasila merupakan sumber motivasi bagi
perjuangan seluruh bangsa Indonesia dalam tekadnya untuk secara berdaulat
dan mandiri menata kehidupan di dalam negara kesatuan Republik Indonesia.
Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa, dan dasar negara mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat bagi setiap warga negara Indonesia, para
penyelenggara, lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan.
b) UUD 1945 sebagai Landasan Konstitusional
UUD 1945 adalah hukum dasar yang tertulis. Sebagai hukum,
maka UUD 1945 bersifat mengikat bagi pemerintah, lembaga negara,
lembaga masyarakat, setiap warga negara Indonesia di mana saja dan
setiap penduduk yang berada di wilayah negara Indonesia. Sebagai
hukum, UUD 1945 berisi norma-norma, aturan-aturan atau ketentuan-

9
ketentuan yang harus dilaksanakan dan ditaati. Undang Undang Dasar
bukanlah hukum biasa. Setiap produk hukum seperti undang-undang,
peraturan atau keputusan pemerintah, dan juga setiap tindakan kebijakan
pemerintah haruslah berdasarkan dan bersumberkan pada peraturan yang
lebih tinggi yang pada akhirnya dipertanggungjawabkan pada ketentuan-
ketentuan UUD 1945. Dalam kedudukan yang demikian, UUD 1945
dalam kerangka tata urutan atau tata tingkatan norma hukum yang berlaku,
merupakan hukum yang menempati kedudukan tertinggi. UUD 1945 dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu (1) Pembukaan UUD 1945 (2) Pasal-
pasal UUD 1945.

1. Pembukaan UUD 1945

Setelah merdeka bangsa Indonesia bertekat mewujudkan cita-cita sebagaimana


yang tercantum dalam UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia.6
Pembukaan UUD 1945 yang terdiri dari empat alenia, pada alenia terakhir
memuat dasar negara Pancasila. Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok-
pokok pikiran yang diciptakan dan dijelmakan dalam UUD yaitu dalam pasal-
pasalnya. Ada empat pokok pikiran yang sifat dan maknanya sangat dalam, yaitu :
a. Negara persatuan.

b. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

c. Negara berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan


permusyawarahan/perwakilan.

d. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar


kemanusiaan yang adil dan beradap.

6
Ghozali, “NEGARA ISLAM (Analisis Hukum Islam Terhadap Pembukaan UUD 1945).”

10
2. Pasal-pasal UUD 1945
UUD 1945 terdiri dari 20 bab, 73 pasal, 3 pasal aturan peralihan dan 2 pasal
aturan tambahan. Pasal-pasal UUD 1945 mengandung semangat dan merupakan
perwujudan dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan, juga
merupakan rangkaian kesatuan pasal-pasal yang bulat dan terpadu. Pasal-pasal
UUD 145 berisi materi dasar yang terbagi dalam 2 bagian, yaitu :
1. Pasal-pasal yang berisi materi pengaturan sistem pemerintahan negara,
didalamnya termasuk pengaturan tentang kedudukan tugas, wewenang dan
saling hubungan antara kelembagaan negara.
2. Pasal-pasal yang berisi materi hubungan negara dengan warga negara dan
penduduknya, mengatur berbagai kehidupan politik, ekonomi, sosial
budaya, hankam, dan lain-lain, ke arah mana negara bangsa / rakyat
Indonesia akan bergerak mencapai cita-cita / tujuan nasionalnya.7

E. Warga Negara, Hak dan Kewajiban Warga Negara


Hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan sesuatu yang mestinya
kita terima atau bisa dikatakan sebagai hal yang selalu kita lakukan dan orang lain
tidak boleh merampasnya entah secara paksa atau tidak. Dalam hal
kewarganegaraan, hak ini berarti warga negara berhak mendapatkan penghidupan
yang layak, jaminan keamanan, perlindungan hukum dan lain sebagainya.
Pengertian kewajiban adalah suatu hal yang wajib kita lakukan demi mendapatkan
hak atau wewenang kita. Bisa jadi kewajiban merupakan hal yang harus kita
lakukan karena sudah mendapatkan hak. Tergantung situasinya sebagai warga
negara kita wajib melaksanakan peran sebagai warga negara sesuai kemampuan
masing-masing supaya mendapatkan hak kita sebagai warga negara yang baik.
Dapat di ketahui bahwa hak dan kewajiban ini merupakan hal yang tidak bisa
dipisahkan, namun dalam pemenuhannya harus seimbang. Kalau gak seimbang
bisa terjadi pertentangan dan bisa saja menempuh jalur hukum.

7
5emmy, “Kerangka Dasar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara”, 2012

11
Warganegara merupakan orang-orang yang menjadi bagian dari suatu
penduduk yang menjadi unsure Negara. A.S. Hikam mendefinisikan bahwa
warganegara yang merupakan terjemahan dari citizenship adalah anggota dari
sebuah komunitas yang membentuk Negara Secara singkat, Koerniatmo S. juga
mendefinisikan warga Negara sebagai anggota Negara. Sebagai anggota Negara,
warga Negara memiliki kedudukan khusus terhadap Negara. Ia memiliki
hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya.
Dalam konteks Indonesia, istilah warga Negara (sesuai dengan UUD 1945 pasal
26) yang dimaksudkan untuk bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan
undang-undang sebagai warga Negara. Selain itu, sesuai dengan pasal 1 UU No.
22/1958 dinyatakan bahwa warga Negara Republik Indonesia adalah orang-orang
yang berdasarkan perundang-undangan, perjanjian-perjanjian atau peraturan-
peraturan yang berlaku sejak proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga
Negara republik Indonesia.8

a. Hak dan kewajiban warga negara

Menurut UUD 1945 telah mendapatkan jaminan secara jelas dalam Pasal
27 ayat (1) dan Pasal 28 D ayat (3) dan secara tersirat dalam Pasal 1 ayat (2). Hak
asasi ini lahir dari paham kedaulatan rakyat yakni pemerintahan dengan ciri
kedaulatan di tangan rakyat.9

Dalam konteks Indonesia hak warga Negara terhadap negaranya telah


diatur dalam undang-undang dasar 1945 dan berbagai peraturan lainnya yang
merupakan derivasi dari hak-hak umum yang di gariskan dalam UUD 1945.
Diantara hak-hak warga Negara yang dijamin dalam UUD adalah hak asasi
manusia yang rumusan lengkapnya tertuang dalam pasal 28 UUD perubahan ke
dua. Dalam pasal tersebut di muat hak-hak asasi yang melekat dalam setiap

8
Drs. H. Mahpudin Noor, M.Si. Suparman, M.Ag., Pancasila, jln. BKR (Lingkar Selatan), 2016,
hlm.63-64.
9
Cerdas and Afandi, “Jaminan Perlindungan Hak Pilih dan Kewajiban Negara Melindungi Hak Pilih
Warga Negara dalam Konstitusi (Kajian Kritis Pemilu Serentak 2019).”

12
individu warga Negara seperti hak kebebasan beragam dan beribadat sesuai
dengan kepercayaannya, bebas untuk berserikat dan berkumpul (pasal 28E), hak
atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil, hak untuk
bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja, hak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintah, hak
atas status kewarganegaraan (pasal 28E), dan hak-hak asasi manusia lainnya yang
tertuang dalam pasal tersebut. Sedangkan contoh kewajiban yang melekat bagi
setiap warga Negara antara lain kewajiban membayar pajak sebagai kontrak
utama antara Negara dengan warga, membela tanah air (pasal 27E), membela
pertahanan dan keamanan Negara (pasal 29E), menghormati hak asasi lain dan
mematuhi pembatasan yang tertuang dalam peraturan (pasal 28E), dan berbagai
kewajiban lainnya dalam undang-undang. Adapun prinsip utama dalam penentuan
hak dan kewajiaban warga adalah terlibatnya warga secara langsung atau
perwakilan dalam setiap perumusan hak dan kewajiban tersebut sehingga warga
sadar dan menganggap hak dan kewajiaban tersebut sebagai bagian dari
kesepakatan mereka yang di buat sendiri.

b. Hak-hak warga negara

Adapun istilah yang berkaitan dengan hak-hak dasar yakni:

 Hak kodrat
 Hak asasi manusia
 Hak-hak kebebasan dasar manusia
 Hak dan kewajiban asasi warga negara dalam konsep natural right maka
hak adalah ‘what is nature’ hak tersebut sifatnya kodrati, dalam artian :
 Kodratlah yang menciptakan dan mengilhami akal budi dan pendapat
manusia.
 Setiap orang dilahirkan dengan hak tersebut.

13
 Hak tersebut dimiliki manusia dalam keadaan alamiah kemudian
dibawanya dalam kehidupan masyarakat.

c. Kewajiban warga negara

Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan atau keharusan


melaksanaannya. Kita sebagai masyarakat yang tinggal disuatu Negara
mempunyai kewajiban sebagai warga Negara. Berikut ini adalah kewajiban
warga Negara Indonesia:

a) Wajib menaati hukum dan pemerintahan pasal 27 ayat (1) UUD NRI 1945
berbunyi: “segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya”.
b) Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara. Pasal 27 ayat (3) UUD
NRI 1945 menyatakan: “setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan Negara”.
c) Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan: setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang
lain.
d) Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 28J ayat (2) menyatakan: “dalam menjalankan hak dan
kebebasannya setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adilsesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis”.

14
e) Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara. Pasal 30
ayat (1) UUD NRI 1945 menyatakan: “tiap-tiap warga Negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara.10

10
Ibid

15
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat dirangkum dalam makalah sederhana ini adalah
bahwa setiap warga negara memiliki hak serta kewajiban. Hak adalah sesuatu
yang pantas dan mutlak didapatkan oleh seluruh warganegara sejak dalam masa
kandungan sekalipun.Dan kewajiban adalah tugas dan tuntutan yang harus
ditunaikan oleh seluruh warga negara berkaitan dengan ketentuan yang telah
berlaku baik secara hukum dan tatanan ketatanegaraan.

Hak dan kewajiban warganegara telah diatur dan tercantum dengan sangat jelas
dalam undang-undang dasar 1945 yang menyatakan bahwa tiap warganegara
berhak mendapatkan dan atas kehidupan dan penghidupan yang layak serta
pekerjaan bagi kemanusiaan.Artinya pemerintah bertanggung jawab penuh
dengan ketersediannya lapangan pekerjaan sehingga semua warganegara dapat
menghidupi kehidupannya degan layak. Walau demikian untuk bisa mewujudkan
itu semua maka warganegara harus dapat meningkatkan dan membekali diri
dengan kemampuan dan skill yang cakap sehingga dapat di berdayakan secara
optimal.

16
DAFTAR PUSTAKA
Cerdas, Felani Ahmad, and Hernadi Afandi. “Jaminan Perlindungan Hak Pilih dan
Kewajiban Negara Melindungi Hak Pilih Warga Negara dalam Konstitusi
(Kajian Kritis Pemilu Serentak 2019).” SASI 25, no. 1 (August 24, 2019):
72. https://doi.org/10.47268/sasi.v25i1.142.
Ghozali, Imam. “NEGARA ISLAM (Analisis Hukum Islam Terhadap Pembukaan
UUD 1945).” Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman 10, no. 2 (August 1,
2017): 308. https://doi.org/10.24014/af.v10i2.3845.
Gusman, Erry. “PERKEMBANGAN TEORI KONSTITUSI UNTUK
MENDUKUNG NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA” 1
(2019).
Hermawan, Anton. “Sebuah Upaya Mempertahankan Identitas Nasional:
Pelestarian Indegenous Knowledge melalui Pengembangan Teknologi
pada Perpustakaan Nasional.” Pustabiblia: Journal of Library and
Information Science 2, no. 2 (December 18, 2018): 277.
https://doi.org/10.18326/pustabiblia.v2i2.277-295.
Irfani, Amalia. “Nasionalisme Bangsa dan Melunturnya Semangat Bela Negara.”
Al-Hikmah 10, no. 2 (December 1, 2016). https://doi.org/10.24260/al-
hikmah.v10i2.613.

17

Anda mungkin juga menyukai