Anda di halaman 1dari 19

Kewajiban Hak

Negara Dan Warga


Negara
Kelompok 3 :
Alfina Vandiza P27220019142
Anisa Susilowati P27220019144
Fadhilah Nurul P27220019153
Lisa Ayu R P27220019167
Maulana Adhi P27220018148
Ratri Aninditya P27220019178
Latar Belakang

Hubungan antara negara dan warga negara mempunyai sebuah hubungan timbal
balik (resiprokalitas). Menurut Thomas Hobbes, mengatakan bahwa fungsi negara adalah menertibkan
kekacauan atau chaos dalam masyarakat. Walaupun negara adalah bentukan masyarakat, namun
kedudukan negara adalah  penyelenggara ketertiban dalam masyarakat agar tidak terjadi konflik,
pencurian dan lain-lain(Lovabyta, normasari,waskito, 2015:2) Warga negara memiliki hak da kewajiban ,
di negara Indonesia hak dan kewajiban diatur dalam UUD 1945.
Masalah pokok antara negara dengan warga negara adalah masalah hak dan kewajiban. Setiap
warga negara diberikan kebebasan oleh negara dalam hak dan kewajiban semua sama. Berbicara hak dan
kewajiban negara kembali ke warga negara tersebut. Karena hubungan antara negra dengan warga negara
sangat kuat hal itu bisa dilihat dari sila ke-4 pancasila bahwa kewajiban bangsa indonesia  berlandaskan
pada kedaulatan rakyat. Meningkatkan rasa kesadaran bersama akan tanggung jawab kita terhadap hak
dan kewajiban negara menjadi masalah utama.
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam praktik harus
dijalankan dengan seimbang.
Konsep dan Hak Negara dan Warga Negara

Dalam Filah (2020) dijelaskan bahwa warga negara merupakan orang-orang yang menjadi bagian
dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara. Warga negara merupaan terjemahan dari citizenship
yang artinya anggota dari sebuah komunitas yang membentuk negara. Koerniatmo S. dalam Filah (2020)
juga mendefinisikan warga negara merupakan anggota dari suatu negara. Hubungan antara warga negara
dan negara ini yang menyebabkan adanya suatu hubungan timbal balik antara kewajiban dan hak anatar
negara dan warga negaranya.
Dalam Filah (2020) dijelaskan bahwa kewajiban adalah suatu hal yang wajib kita lakukan demi
mendapatkan hak atau wewenang. Sebagai warga negara, seseorang wajib melaksanakan kewajibannya
dengan baik supaya mendapatkan haknya sebagai warga negara. Dalam Yasin (2009) dijelaskan juga
bahwa kewajiban warga negara merupakan suatu keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh warga
negara dalam kehidupan bermasarakat berbangsa dan bernegara. Kewajiban warga negara dapat pula
diartikan sebagai suatu sikap atau tindakan yang harus diperbuat oleh seorang warga negara sesuai
keistimewaan yang ada pada warga lainnya.
. Hak merupakan suatu kuasa untuk menerima dan hal yang diterima
tersebut tidak boleh dirampas baik secara paksa ataupun lainnya. Dalam hal ini
berarti warga negara berha untuk mendapatkan penghidupan yang layak,
jaminan keamanan, perlindungan hukum dan lain sebagainya (Filah, 2020). Hak
ini merupakan suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga negara guna
melaukan sesuatu sesuai peraturan yang ada, dengan kata lain bahwa hak ini
merupaan suatu keistimewaan yang menghendaki agar warga negara
diperlakukan sesuai keistimewaan tersebut (Yasin, 2009).
Hubungan Antara Kewajiban dan Hak

Persoalan yang paling mendasar anatar hubungan negara dan warga negara yaitu
masalah kewajiban dan hak. Negara maupun warga negaranya sama-sama memiliki ha
dan kewajibannya masing-masing. Dua hal tersebut sangat berkaitan karena apabila
berbicara tentang hak suatu negara mmaka berbicara tentang kewajiban warga negara,
demikian pula sebaliknya apabila membicarakan tentang kewajiban warga negara maka
berbicara juga tentang hak warga negara.
Erat kaitannya dengan istilah kewajiban dan hak, ada beberapa istilah lain yang
memiliki persamaan dengan kedua istilah itu yakni tanggung jawab dan peran. Tanggung
jawab merupakan kondisi yang mewajibkan seorang untuk melaksanakan tugas tertentu
dan tanggung jawab ini timbul karena telah menerima suatu wewenang. Sementara peran
merupakan aspek dinamis dari kedudukan warga negara. Apabila seorang warga negara
melaksanakan hak dan kewajiban sesuai kedudukannya maka warga tersebut
menjalankan suatu peranan (Yasin, 2009).
Kewajiban dan Hak Negara dan Warga Negara

Dalam Bagiastra (2016) disebutkan hak dan kewajiban negara dan warga negara yaitu:
1. Kewajiban negara
● Melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia (Pembukaan UUD 1945, alinea IV)
● Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab
negara, terutama pemerintah (Pasal 281, ayat 4)
● Menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untu
beribadat menurut agamnya dan kepercayaan itu (Pasal 29, ayat 2)
● Untuk pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai
kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung (Pasal 30, ayat 2)
● Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara
sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara (Pasal 30, ayat 3
● Dll
2. Hak warga negara
Hak warga negara merupakan sesuatu yang dapat dimiliki oleh warga negara dari negaranya,
seperti hak unuk hidup secara layak dan aman, pelayanan dan ha lain yang diatur dalam UU
(bp3ipjakarta.ac.id).
Berikut pasal dalam UUD yang menyebutkan tentang hak warga negara :
● Pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27 ayat 2)
● Berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan (Pasal 28)
● Membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (Pasal 28B ayat 1)
● Hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminsasi (Pasal 28 B ayat 2)
● Mengembangkan diri melelui pemenuhan kebutuhan dasarnya, mendapat pendidikan dan
memperoleh manfaat dari IPTEK, seni dan budaya (Pasal 28C ayat 1)
● Dll
3. Kewajiban warga negara
Kewajiban warga negara terhadap negaranya adalah kewajiban untuk membela negara dan
menaati UU. Prinsip utama dalam penentuan hak dan kewajiban warga negara adalah terlibatnya warga
negara, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui perwakilan dalam setiap perumusan hak
dan kewajiban tersebut, sehingga warga negara sadar dan memperlakukan hak dan kewajiban sebagai
bagian dari kehidupannya (bp3ipjakarta.ac.id).
Berikut pasal yang menjelaskan tentang kewajiban warga negara:
● Menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (Pasal 27 ayat 1)
● Menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara (Pasal 28J, ayat 1).
● Tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis (Pasal 28J, ayat 2)
● Dll.
Esensi dan Urgensi Hak dan Kewajiban Negara dan Warga Negara

Dalam Hasibuan dan Sitorus (2018) dijabarkan mengenai esensi dan urgensi harmoni
kewajiban dan hak negara dan warga negara yaitu:

1. Agama
Keberagaman suku agama dan kepercayaan di indonesia menjadi salah satu hal
yang menarik dari bangsa indonesia sendiri, kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. Di Indonesia sendiri hukum yang mengatur segala sesuatu tentangagama
tertulis dalam pasal 29 UUD 1945.

2. Pendidikan dan Kebudayaan


Hubungan antara pendidikan dengan kebudayaan sangat erat karena pendidikan
merupakan salah satu alat yang ampuh untuk menerapkan kebudayaan tersebut.
Pendidikan yang saat ini kita tempuh tidak semata-mata tidak mempunyai aturan hukum,
dalam pembukaan UUD 1945 pasal 31 ayat 1 berisi tentang rumusan dan tujuan
pendidikan nasional.
3. Perkonomian Nasional dan Kesejahteraan Rakyat
Asas kekeluargan yang tinggi sehingga memberikan berbagai aspek kehidupan
nasional dan salah satunya pertumbuhan ekonomi yang cukup memuaskan. Asas
kekeluargaan digunakan dalam perekonomian nasional dikarenakan harus mengedepankan
kepentingan bersama, sehingga pekerjaan dapat cepat terselesaikan dan mendapatkan hasil
yang baik.

4. Pertahanan dan Keamanan


Pertahanan dan keamanan negara diatur dalam UUD 1945 pasal 30 ayat 2
usaha pertahanan negara dan keamanan negara diwujdunyatkan dengan adanya
sistem pertahanan negara dan keamanan negara yang mana tugas mulia tersebut diemban
dan rakyat mengamanahkan tugas untuk menjaga kedaulatan NKRI kepada TNI dan
POLRI.
Kasus dan Pembahasan

1. Kasus
Amnesty International Indonesia menyebut kasus penembakan terhadap dua warga Nduga, Papua, oleh
oknum anggota TNI adalah pelanggaran hak asasi manusia. Penembakan terhadap ayah dan anak hingga tewas di
Kabupaten Nduga itu menunjukan negara represif di Papua. Merespon tewasnya dua warga Nduga, Papua, akibat
penembakan oleh anggota TNI, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid menyebut
tindakan tersebut pelanggaran HAM. Oleh karena itu, Amnesty mendesak negara agar segera dilakukan
investigasi menyeluruh, independen, transparan dan tidak berpihak atas penembakan tersebut. Meski berstatus
militer, pelaku harus diadili di bawah jurisdiksi peradilan umum sesuai perintah Undang-undang TNI. Jika otoritas
hanya membawa kasus tersebut ke pengadilan militer, itu artinya negara gagal dalam memenuhi kewajiban
internasional untuk melindungi hak asasi manusia setiap warganya. Termasuk gagal menegakkan UUD 1945
bahwa setiap warga negara sama keduduannya di muka hukum. Selain itu, negara juga harus menyediakan
reparasi yang meliputi rehabilitasi, restitusi, kompensasi, dan jaminan tidak terulangnya kembali penembakan itu
kepada keluarga korban. Proses dan hasil investigasi harus dipublikasikan dan diberikan kepada keluarga korban.
Usman menambahkan, Amnesty International percaya bahwa terdapat hubungan langsung dan kausalitas antara
impunitas dan terus terjadinya penembakan yang menyebabkan pembunuhan di luar hukum di Papua. Sebelumnya
Kodam Cendrawasih telah mengonfirmasi dan membenarkan adanya penembakan hingga tewas terhadap dua
warga sipil di Kabupaten Nduga, Papua, oleh oknum anggota TNI yang bertugas di sana. Insiden tersebut terjadi
pada hari Sabtu, 18 Juli 2020.
Berdasarkan kronologi yang dihimpun Amnesty International Indonesia, penembakan terjadi sekitar
pukul 15.00 waktu setempat. Kedua korban atas nama Selu Karunggu 20 thn (anak laki-laki) dan Elias
Karunggu 34 thn (ayah). Mereka adalah penduduk sipil berstatus pengungsi pasca peristiwa 2 Desember
2018 di Distrik Yigi, Nduga. Keduanya diduga ditembak oleh oknum TNI saat hendak menuju ke
Kèneyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga. Selama ini korban bertahan di hutan tempat pengungsian yang
tidak layak. Dilaporkan banyak yang mati kelaparan di pengungsian tersebut. Lokasi kejadian bertempat
di kampung Masanggorak di pinggir sungai Keneyam, setengah kilometer dari Kota Keneyam. Oknum
TNI menembak kedua korban dari pos darurat mereka di pinggir sungai saat keduanya menyeberang
sungai. Saat itu pengungsi yang hendak menuju Keneyam, tapi bersama beberapa pengungsi lain dalam
satu rombongan. Mereka berasal dari tiga distrik yang berbeda. Namun kedua korban lebih dulu tiba
dibanding yang lain. Merespon peristiwa ini, Pemerintah Daerah dan masyarakat Nduga turun ke jalan
pada Minggu, 19 Juli 2020 dari pagi hingga sore, meminta jenazah kedua korban dimakamkan sore itu
juga di pinggir lapangan terbang Keneyam. Mereka juga meminta Presiden Joko Widodo bertanggung
jawab atas kasus ini dan menarik seluruh Pasukan TNI dan Polri dari Kabupaten Nduga. Warga Papua
sudah kerap kali menjadi korban pembunuhan di luar hukum oleh oknum-oknum aparat negara.
Pada 2018, Amnesty International Indonesia menerbitkan laporan berjudul “Sudah, Kasih Tinggal Dia
Mati!” yang mencatat sebanyak 69 kasus dugaan pembunuhan di luar hukum oleh pasukan keamanan di
Papua. Sejak Januari 2010 hingga Februari 2018 terdapat 95 warga yang meninggal diduga akibat
pembunuhan oleh aparat keamanan. Dalam 34 kasus pelakunya dari kepolisian, 23 kasus pelaku berasal
dari TNI, dan 11 kasus kedua aparat keamanan itu diduga terlibat bersama-sama. Selain itu, satu kasus
tambahan juga melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Sebagian besar korban, 85 dari
mereka, merupakan warga etnis Papua. Indonesia telah meratifikasi beberapa perjanjian internasional
tentang perlindungan terhadap hak untuk hidup, diantaranya adalah Kovenan tentang Hak Sipil dan
Politik (ICCPR).

Pasal 6 ICCPR menegaskan bahwa “setiap individu memiliki hak untuk hidup dan tidak boleh ada
seorang pun yang boleh dirampas hak hidupnya.” Maka kegagalan proses hukum dan keadilan atas
pelaku penganiayaan dapat dikategorikan sebagai pelanggaran hak asasi manusia.

(Sumber :https://www.suara.com/news/2020/07/22/000500/amnesty-penembakan
ayah-dan-anak-di-nduga-oleh-anggota-tni-pelanggaran-ham?page=all )
2. Pembahasan Kasus
Hak merupakan semua hal yang diperoleh atau didapatkan. Hal tersebut dapat berbentuk
kewenangan atau kekuasaan untuk melakukan sesuatau. Setiap hak yang diperoleh merupakan akibat dari
dilaksanakannya kewajiban. Hak baru bisa diperoleh apabila kewajiban sudah dilakukan. Hak dan
kewajiban warga negara merupakan dua hal yang saling berkaitan. Keduanya memiliki hubungan
kausalitas atau hubungan sebab akibat. Seseorang mendapatkan hak karena kewajibannya dipenuhi. Hak
dan kewajiban warga Negara juga tidak dapat dipisahkan karena bagaimanapun dari kewajiban itulah
mucul hak dan begitupun sebaliknya. Akan tetapi sering terjadi pertentangan karena hak dan kewajiban
tidak seimbang.
Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat menikmati atau
memperoleh haknya sebagaimana yang ditetapkan oleh undang-undang. Pelanggaran hak warga negara
merupakan akibat dari adanya pelalaian atau pengingkaran terhadap kewajiban baik yang dilakukan oleh
pemerintah maupun oleh warga negara sendiri. Dalam kasus tersebut melanggar hak warga negara yang
terdapat pada pasal 28G, ayat 1 yaitu perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta
benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman
ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
Kasus di atas bisa dibilang bertentangan dengan hak asasi manusia yaitu kejahatan terhadap kemanusiaan
Namun kasus pelanggaran yang terjadi ini hanyalah di proses di pengadilan militer. Padahal keadilan militer
berbeda dengan keadilan HAM. Pengadilan HAM diantaranya memeriksa aspek perluasan kekerasan dan
penanggung jawab atas kejadian tersebut. Sementara pengadilan militer hanya melihat pada level pelaku lapangan
dan aspek disiplin militer, selain itu peradilan mahkamah militer yang terpisah dengan pengadilan sipil
dikhawatirkan cenderung memberikan vonis yang ringan dimungkinkan vonis ringan ini karena ada rasa
solidaritas angkatan, persidangan berlangsung dengan intimidasi saksi dan kadang kala hukuman yang diberikan
hanyalah sanksi administratif
Upaya yang diberikan bagi institusi TNI untuk mencegah tindak pelanggaran HAM bagi anggotanya
bahwa TNI perlu untuk membenahi mekanisme proses seleksi di dalam tubuhnya. Dalam artian bahwa institusi
militer perlu untuk melakukan suspensi atau tidak menaikkan jabatan bagi personil yang terbukti melakukan
pelanggaran hak asasi manusia. Bila personil militer menjalani penyidikan dugaan pelanggaran hak asasi manusia
maka ia juga patut mendapatkan suspense dan keputusan bahwa dia akan kembali bertugas atau tidak keluar
setelah keputusan peradilan. Hal ini akan membuat adanya motivasi bagi personil dan peradilan untuk
bekerjasama untuk segera menuntaskan penyidikan dan proses peradilan. Upaya lainnya dapat dilakukan dengan
pergantian kepemimpinan TNI dilakukan setelah proses seleksi dilakukan dengan mempertimbangkan catatan hak
asasi manusia calon pemimpin dan idealnya panglima TNI dirotasi dari setiap matra. Dialog damai juga perlu
diagendakan karena ini akan membuat evaluasi keamanan menjadi lebih kondusif dan secara perlahan dapat
mengurangi jumlah pasukan TNI yang ditugaskan di Papua.
Kesimpulan

Hak dan kewajiban merupaan dua hal yang saling berkaitan dan memiliki hubungan sebab akibat.
Seseorang dapat memperoleh hak nya apabila kewajibannya juga terpenuhi. Hak sendiri memiliki
pengertian yaitu sesuatu yang melekat pada diri setiap individu dan tidak bisa dirampas, sedangkan
kewajiban memiliki pengertian sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh tangggungjawab.
Hak dan kewajiban negara dan warga negara sudah diatur dalam UUD agar dalam
penyeleggaraannya memiliki peranan yang jelas. Hak dan kewajiban ini terdapat pada pembukaan UUD
1945 maupun batang tubuh UUD 1945.
Dalam tradisi budaya Indonesia sendiri sejak zaman dahulu lebih mengenal konsep kewajiban
dibandingkan konsep hak. Perjuangan bangsa Indonesia melawan imperialisme merupakan sebuah bukti
nyata bahwa sejarah kebudayaan kita tidak hanya berkutat pada ranah kewajiban. Akibatnya tumbuhlah
mentalitas yang gemar menuntut hak dan jika perlu dilakukan dengan berbagai cara termasuk dengan
kekerasan.
Thank You
Daftar Pustaka
● Bagiastra, I Nyoman. 2016. Kewarganegaraan. (Online)
(1c01022773a583f5ab0f91cb9b845b2a.pdf(unud.ac.id), diakses 1 Januari 2021)
● Hasibuan, Johannes dan Kristiani Enjelina Sitorus. 2018. “Harmoni Kewajiban dan Hak Negara
dan Warga Negara dalam Demokrasi”. Makalah. (Online) ((DOC) HARMONI
KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA DAN WARGA NEGARA DALAM DEMOKRASI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU 2018 | Johannes Hasibuan
1701114039 – Academia.edu, diakses 1 Januari 2021)
● https://repository.usm.ac.id(A.111.13.0131-05-BAB-II-20190125081554.pdf(usm.ac.id), diakses 1
Januari 2021 )
● PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAB XII.pdf (bp3ipjakarta.ac.id)
● Yasin, Johan. 2009. “Hak Azasi Manusia dan Hak Serta Kewajiban Warga Negara dalam Hukum
Positif Indonesia”. Jurnal artikel. (Online) (Hak Azasi Manusia Dan Hak Serta Kewajiban
Warga Negara Dalam Hukum Positif Indonesia - Neliti)

Anda mungkin juga menyukai