Anda di halaman 1dari 15

GANTT CHARTS

A.

Pengertian
Gantt chart adalah metode sederhana dan powerful yang sering digunakan dalam

merencanakan dan memonitor project atau aktivitas. Bentuknya yang sederhana dan
mudah dimengerti membuat Gantt Chart menjadi salah satu metode favorit yang paling
banyak digunakan saat ini. Gantt Chart menggambarkan sebuah project / aktivitas dengan
grafik batang yang terintegrasi dengan waktu kapan aktivitas tersebut di mulai dan kapan
aktivitas akab berakhir. Ini adalah metode / alat yang sangat mudah jika Anda ingin
melihat perkembangan project / aktivitas yang sedang direncanakan / berjalan. Meskipun
kini Gantt Chart dianggap sebagai metode yang umum, namun ketika pertama kali
diperkenalkan Gantt chart dianggap sebagai salah satu metode yang revolusioner. Metode
ini pertama kali dipopulerkan pada tahun 1896 oleh Karol Adamiecki yang menyebut
metode ini sebagai harmonogram. Ia baru mempublikasikan metode ini dalam bahasa
Polandia pada tahun 1931. Metode ini akhirnya dinamakan dengn Gantt Chart yang
diambil dari nama Henry Gantt (18611919) yang mengembangkannya pada tahun 1910
1915. Gantt Chart pertama kali digunakan secara besar besaran pada perang dunia I atas
inisiatif Jendral William Crozier (1855-1942).
Beberapa praktisi mengatakan bahwa Gantt Chart hanya cocok digunakan untuk
proyek proyek dengan skala kecil hingga menengah. Untuk proyek besar dengan aktivitas
yang kompleks maka agak sulit untuk menampilkan semuanya dalam sebuah Gantt Chart.
Apalagi Gantt Chart hanya berfokus pada sisi manajemen saja yaitu: waktu, biaya dan
project scope. Sehingga pada beberapa kasus jumlah aktivitas tidak selalu merefleksikan
besarnya proyek yang dikerjakan.

B.

Sejarah
Henry Laurence Gantt (1861-1919) dikenal sebagai seorang insinyur mekanik,

seorang insinyur industri, seorang ilmuwan sosial, dan konsultan. Dia adalah salah satu
orang pertama yang mengenali dan memahami pentingnya motivasi di tempat kerja. Alihalih system hukum antra disional untuk mencegah kerja yang buruk, Gantt percaya
menggunakan sistem reward untuk mendorong pekerjaan yang baik. Ia menetapkan
system upah minimum dan insentif bonus gaji.
Dia berpikir banyak tentang bagaimana pekerjaan harus diatur, dan pada usia lanjut
dari 56, pada tahun 1917, ia menemukan bagan Gantt, yang merupakan grafik batang

horizontal yang melacak WAKTU ketimbang jumlah produksi. Dia meninggal dua
tahunkemudian, namun Bagannya menjadi banyak digunakan hanya dalam beberapa
tahun. Biasanya, ide-ide cemerlang waktu puluhan tahun untuk bisad iadopsi. Misalnya,
Modulus Young tidak diterima dalam komunitas Teknik selama 50 tahun. Sebaliknya,
grafik Gantt menjadi tersebar luas dalam waktu kurang dari sepuluh tahun.
Pada tahun 1929, ASME mendirikan medali Henry Gantt, yang diberikan untuk
pencapaian dibedakan dalam manajemen dan pelayanan kepada masyarakat. Ada banyak
cara untuk merancang bagan Gantt, kadang-kadang anggaran ditunjukkan pada kolom
tambahan di sebelah kiridaftar tugas, Bagan Gantt dapat dibuat melalui software
Microsoft Project dan Microsoft Excel. Contoh gambar dari Gantt Charts:

Contoh
Gambar
Gantt Charts

C.

Keterbatasan Gantt Chart


Gantt chart telah menjadi teknik umum mewakili fase dan kegiatan proyek struktur

rincian kerja (WBS), sehingga mereka dapat dipahami oleh khalayak luas di seluruh
dunia. Teknik ini sering digunakan dalam Manajemen Proyek untuk membantu rincian
proyek.

Sebuah kesalahan umum yang dibuat oleh orang-orang yang menyamakan desain
bagan Gantt dengan desain proyek adalah bahwa mereka berusaha untuk menentukan
proyek struktur rincian pekerjaan pada waktu yang sama bahwa mereka menentukan
jadwal

kegiatan. Praktek

ini

membuat

sangat

sulit

untuk

mengikuti

100%

Aturan. Sebaliknya WBS harus sepenuhnya didefinisikan untuk mengikuti 100%


Aturan. maka jadwal proyek dapat dirancang.
Meskipun grafik Gantt berguna dan berharga untuk proyek-proyek kecil yang
cocok pada satu lembar atau layar, mereka dapat menjadi sangat berat untuk proyek
dengan lebih dari sekitar 30 kegiatan.
Bagan Gantt lebih besar mungkin tidak cocok untuk kebanyakan komputer
display. Sebuah kritik yang terkait bahwa bagan Gantt berkomunikasi relatif sedikit
informasi per satuan luas layar. Artinya, proyek seringkali jauh lebih rumit daripada yang
dapat dikomunikasikan secara efektif dengan bagan Gantt.
Gantt chart hanya mewakili bagian dari tiga kendala (biaya, waktu dan ruang
lingkup) proyek, karena mereka memusatkan perhatian terutama pada pengelolaan
jadwal. Selain itu, grafik Gantt tidak mewakili ukuran proyek atau ukuran relatif unsurunsur kerja, maka besarnya suatu kondisi di belakang jadwal miscommunicated
mudah. Jika dua proyek adalah jumlah hari yang sama di belakang jadwal, proyek yang
lebih besar memiliki efek lebih besar pada pemanfaatan sumber daya, namun Gantt tidak
mewakili perbedaan ini.

D.

1.

Karakteristik Gantt Chart


Gantt chart secara luas dikenal sebagai alat fundamental dan mudah diterapkan
oleh para manajer proyek untuk memungkinkan seseorang melihat dengan mudah

2.

waktu dimulai dan selesainya tugas-tugas dan sub- sub tugas dari proyek.
Semakin banyak tugas-tugas dalam proyek dan semkin penting urutan antara tugastugas maka semakin besar kecenderungan dan keinginan untuk memodifikasi gantt

3.

chart.
Gantt chart membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan what if saat melihat
kesempatan-kesempatan untuk membuat perubahan terlebih dahulu terhadap
kebutuhan.

E.

Keuntungan menggunakan Gantt Chart

1.

Sederhana, mudah dibuat dan dipahami, sehingga sangat bermanfaat sebagai alat
komunikasi dalam penyelenggaraan proyek. Gantt Chart sangat mudah dipahami,
balok horizontal (horizontal bar) dibuat pada tiap kegiatan proyek sepanjang garis

2.

waktu.
Gantt chart digunakan untuk penjadwalan sederhana atau proyek-proyek yang
kegiatannya tidak terlalu berkaitan atau proyek kecil, sedangkan network untuk

3.
4.

penjadwalan proyek yang rumit.


Gantt Chart juga dapat digunakan untuk penjadwalan operasi yang berulang.
Dapat menggambarkan jadwal suatu kegiatan dan kenyataan kemajuan

5.

sesungguhnya pada saat pelaporan


Bila digabungkan dengan metoda lain dapat dipakai pada saat pelaporan

F.

1.

Kelemahan Gantt Chart


Tidak menunjukkan secara spesifik hubungan ketergantungan antara satu kegiatan
dan kegiatan yang lain, sehingga sulit untuk mengetahui dampak yang diakibatkan

2.

oleh keterlambatan satu kegiatan terhadap jadwal keseluruhan proyek.


Sulit mengadakan penyesuaian atau perbaikan/pembaharuan bila diperlukan,

3.

karena pada umumnya ini berarti membuat bagan balok baru.


Gantt chart tidak bisa secara eksplisit menunjukkan keterkaitan antara
aktivitas dan bagaimana satu aktivitas berakibat pada aktivitas lain bila waktunya
terlambat atau dipercepat, sehingga perlu dilakukan modifikasi terhadap Gantt
chart.

S CURVE
A.

Pengertian
S-Curve atau Kurva S adalah suatu grafik hubungan antara waktu pelaksanaan

proyek dengan nilai akumulasi progres pelaksanaan proyek mulai dari awal hingga
proyek selesai. Kurva-S sudah jamak bagi pelaku proyek. Umumnya proyek
menggunakan S-Curve dalam perencanaan dan monitoring schedule pelaksanaan proyek,
baik pemerintah maupun swasta.
Kurva-S ini secara gampang akan terdiri atas dua grafik yaitu grafik yang
merupakan rencana dan grafik yang merupakan realisasi pelaksanaan. Perbedaan garis
grafik pada suatu waktu yang diberikan merupakan deviasi yang dapat berupa Ahead
( realisasi pelaksanaan lebih cepat dari rencana) dan Delay (realisasi pelaksanaan lebih
lambat dari rencana). Indikator tersebut adalah satu-satunya yang digunakan oleh para
pelaku proyek saat ini atas pengamatan pada proyek-proyek yang dikerjakan di Indonesia.

Grafik

Kurva-S

Pakai yang

Mana?
Berdasarkan

penjelasan

mengenai

masing-

masing

alat

kendali schedule dan melihat karakteristik proyek, dapat disusun suatu tabel rekomendasi
alat kontrol yang mana yang sesuai dengan berbagai kondisi proyek. Pemakaian tidak
terbatas harus menggunakan salah satu. Jika memang diperlukan dapat menggunakan
lebih dari satu atau malah pakai ketiga-tiganya. Semua tergantung dari kondisi proyek
yang dilaksanakan.

Pemilihan alat yang digunakan juga harus memperhatikan situasi saat proyek
tengah berjalan. Jadi tidak hanya ditentukan pada saat proyek belum dilaksanakan.
Artinya, bisa saja proyek yang cukup longgar waktu pelaksanaannya dengan nilai kontrak
yang kecil dan kompleksitasnya rendah dimana awalnya hanya ditentukan menggunakan
S-Curve dapat bertambah alat kendalinya menjadi kombinasi S-Curve dan CPM. Ini
situasional. Pahami manfaat masing-masing alat kendali.
Berikut disampaikan tabel rekomendasi yang dimaksud yang dibuat berdasarkan
pengalaman dan beberapa referensi yang terkait dengan pembahasan di atas:

No

Karakteristik Proyek

Nilai Kontrak

S-Curve

Kecil

Sedang

Besar

EVM

Kompleksitas Proyek

Kecil

Sedang

Tinggi

CPM

Waktu Pelaksanaan Proyek

Singkat

Sedang

Panjang

Jenis Proyek

Pemerintah

Swasta

International

Non-Konstruksi

Kompetensi Pelaku Proyek

Kurang

Sedang

Tinggi

Contoh:
Jika proyek yang dilaksanakan memiliki karakteristik sebagai berikut:
Nilai kontrak kecil ( Rp. 20 M), kompleksitas sedang (Banyak item pekerjaan termasuk
yang tidak standart dan keterkaitan antar pekerjaan cukup banyak), waktu pelaksanaan
singkat (4 bulan), Jenis Proyek adalah proyek pemerintah, dan kompetensi pelaku proyek
dianggap sedang. Maka alat kontrol schedule yang direkomendasikan adalah:
Nilai kontrak kecil (S-Curve)
Kompleksitas tinggi (S-Curve dan CPM)
Waktu pelaksanaan singkat (CPM)
Proyek pemerintah (S-Curve)
Kompetensi sedang (S-Curve dan CPM)
Berdasarkan kondisi di atas, maka dapat disarankan untuk menggunakan S-Curve
sebagai alat kendali formal dalam frekuensi mingguan, namun dalam kesehariannya harus

menggunakan CPM untuk kendali yang lebih teliti mengingat waktu pelaksanaan yang
singkat.
Kurva-S atau S-Curve mungkin metode perencanaan dan kendali waktu
pelaksanaan proyek yang paling populer dalam perencanaan dan monitoring schedule
pelaksanaan di proyek. Hampir semua proyek mensyaratkan dan telah lama
menggunakan

kurva-s baik proyek Pemerintah maupun Swasta. Namun pada

kenyataannya, banyak sekali kejadian dimana kurva-s tidak dimanfaatkan secara optimal
dan malah sering kali salah aplikasi serta salah kaprah.
B.

Manfaat Kurva-S
Kepraktisan menggunakan alat ini menjadikannya sebagai alat yang paling banyak

digunakan dalam proyek. Namun juga tidak sedikit proyek yang menjadikan alat ini
hanya sebatas hiasan dinding ruang rapat proyek. Mungkin agar terlihat keren atau
yang lain. Padahal manfaat dari Kurva-S ini cukup banyak disamping sebagai alat
indikator dan monitoring schedule pelaksanaan proyek.
Ada beberapa manfaat lain dari Kurva-S yang dapat diaplikasikan di proyek, yaitu:
Sebagai alat yang diperlukan untuk membuat EVM (Earned Value Method)
Sebagai alat yang dapat membuat prediksi atau forecast penyelesaian proyek
Sebagai alat untuk mereview dan membuat program kerja pelaksanaan proyek dalam

C.

satuan waktu mingguan atau bulanan. Biasanya untuk melakukan percepatan.


Sebagai dasar perhitungan eskalasi proyek
Sebagai alat bantu dalam menghitung cash flow
Untuk mengetahui perkembangan program percepatan
Untuk dasar evaluasi kebijakan manajerial secara makro
Kesalahan penggunaan dan persepsi Kurva-S
Walaupun gampang dan praktis untuk digunakan, tetap saja masih ada pelaku

proyek yang salah persepsi dan salah menggunakan fitur sederhana ini. Berdasarkan
pengalaman, ada beberapa hal yang saya anggap keliru dan belum lengkap dalam aplikasi
Kurva-S ini, yaitu:
Anggapan bahwa progress 50% adalah tepat pada 50% waktu pelaksanaan.
Asumsi ini mengesampingkan kenyataan variasi jenis proyek atau keunikan
proyek. Menurut saya ini suatu kesalahan persepsi. Contoh pada proyek gedung dimana
komponen alat M/E yang cukup tinggi hingga 25% dan dipasang di akhir pelaksanaan
proyek. Hal ini berarti kurva-s akan cukup landai di awal dan naik cukup tinggi di

bagian akhir waktu pelaksanaan. Kurva-S akhirnya cenderung berada di progres 50%
pada lebih dari 50% waktu pelaksanaan.
Persepsi yang benar adalah bahwa progres 50% belum tentu tepat pada 50%
waktu pelaksanaan. Ini karena komposisi biaya dan waktu pelaksanaan tiap jenis proyek
berbeda-beda. Pada suatu jenis proyek pun cukup variatif terkait lingkup pekerjaan yang
dikerjakan.

Bentuk kurva harus mendekati huruf S. Banyak pelaku proyek mempersepsikan nama
kurva-s berarti grafik schedule yang terbentuk juga harus berbentuk S. Kedengaran
lucu tapi ini benar-benar terjadi.
Ini juga kesalahan persepsi. Dengan alasan yang sama dengan point di atas

bahwa proyek itu unit. Ada begitu banyak variasi termasuk kasus di atas. Bentuk S pada
kurva adalah pendekatan.
Variasi bentuk S pada kurva-s akan sesuai kondisi proyek yang dilaksanakan yaitu
distribusi bobot, urutan pelaksanaan, durasi, lingkup, dan yang lainnya. Sehingga tidak
perlu memaksakan bentuk kurva atau grafik menyerupai S pada kurva-s, walaupun pada
kebanyakan kasus kurva yang terbentuk memang mendekati huruf S.

Distribusi bobot pekerjaan berdasarkan waktu untuk suatu item pekerjaan sering
diasumsikan terdistribusi merata.
Kesalahan ini diakibatkan oleh pemahaman yang kurang tepat mengenai Kurva-S.

Pemahaman yang dimaksud adalah bagaimana bobot didapatkan, bagaimana struktur


biaya masing-masing item pekerjaan dan bagaimana pekerjaan itu dilakukan terkait
urutan pelaksanaan dan durasinya.
Distribusi bobot haruslah memperhitungkan rencana volume yang akan dikerjakan
dalam satuan waktu dan nilai biayanya. Pada pekerjaan struktur beton untuk gedung
berlantai banyak, distribusi bobot dapat dimungkinkan untuk merata. Namun untuk kasus
lain misalnya pekerjaan M/E, tidak dapat didistribusikan merata karena pada dasarnya
pekerjaan M/E terdiri atas dua kelompok besar yaitu instalasi dan alat M/E. Komposisi
biaya antara dua kelompok biaya tersebut berbeda signifikan. Instalasi M/E diperkirakan
hanya 10% dari total biaya M/E dan alat M/E bisa mencapai 90%.

Jika dihubungkan dengan kurva-S hasil realisasi pelaksanaan, hanya menghasilkan


selisih

akumulatif

atau Behind(terlambat).

realisasi
Sangat

atau forecastpenyelesaian proyek.

terhadap
jarang

rencana

yaitu Ahead (lebih

memanfaatkannya

untuk

cepat)
estimasi

Seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya mengenai manfaat schedule


Kurva-S cukup banyak. Sayang sekali apabila pada suatu proyek, schedule Kurva-S
dibuat namun tidak pernah diupdate realisasi pelaksanaannya. Proyek seakan berjalan
tanpa tahu apakah mengalami keterlambatan atau sebaliknya. Tentu berbahaya
menjalankan proyek tanpa kendali
Produk turunan dari kurva-s yang paling gampang adalah estimasi waktu
penyelesaian proyek. Keterlambatan proyek biasanya sering dikaitkan dengan paramter
waktu perkiraan penyelesaian proyek. Untuk mendapatkan parameter ini perlu
mempelajari mengenai Earned Value Method (EVM).

Ahead atau Behind adalah satu-satunya alat untuk menyatakan kondisi realisasi
pelaksanaan tanpa memperhatikan aspek lain.
Mungkin ini persepsi yang paling banyak terjadi. Perlu diketahui bahwa Kurva-S

menyatakan realisasi pekerjaan dalam bentuk bobot atau nilai biaya yang telah
dikerjakan. Dasar tersebut berarti tingkat akurasi dalam hal deviasi tidaklah benarbenar akurat.
Menyatakan apakah proyek benar-benar sedang mengalami keterlambatan,
diperlukan alat yang lain misalnya Critical Path Method (CPM) atau Earned Value
Method (EVM). Akan tetapi untuk deviasi schedule dan realisasi yang cukup besar,
indikasi dari Kurva-S sudah cukup. Pada deviasi yang kecil, perlu instrumen lain untuk
menyatakan keterlambatan proyek.

Cara memprogres pekerjaan persiapan adalah berdasarkan proporsional terhadap


pekerjaan fisik. Misal, jika realisasi pekerjaan fisik mencapai 40% maka progres
pekerjaan persiapan juga harus 40%.
Ini salah kaprah. Pekerjaan persiapan merupakan salah satu item pekerjaan yang

selalu ada dalam BQ dan Kurva-S. Pekerjaan persiapan memiliki karakteristik yaitu
tergantung dengan waktu. Artinya pekerjaan ini tidak terkait dengan progres
pelaksanaan. Seringpula pada aktualnya pekerjaan persiapan dilakukan lebih dulu
seperti kantor direksi, jalan akses, papan nama, dan lain-lain. Cakupan pekerjaan
persiapan tersebut tidak terkait dengan seberapa besar progress pelaksanaan pada item
pekerjaan fisik yang lain.
Pekerjaan persiapan haruslah diprogres sesuai dengan realisasi aktual di
lapangan. Hal ini karena memprogress pelaksanaan dengan Kurva-S adalah suatu
tindakan yang mengakui biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa. Memprogress
adalah sama dengan mengakui biaya yang dikeluarkan. Perlu kesepakatan awal
mengenai bobot progres pada item pekerjaan ini.

Cara menilai progres realisasi berbeda dengan asumsi atau cara membuat distribusi
bobot masing-masing pekerjaan pada Master Schedule S-Curve.
Perbedaan yang akhirnya akan membuat deviasi dalam pelaksanaannya. Asumsi-

asumsi terhadap menetapkan distribusi bobot item pekerjaan pada saat perencanaan
schedule dalam Kurva-S haruslah sama dengan asumsi-asumsi yang diterapkan dalam
melakukan progres realisasi pekerjaan.
Agar tidak terjadi perbedaan pendapat, maka haruslah dilakukan kesepakatan di
awal. Perlu diingat bahwa distribusi bobot item pekerjaan dan ketentuan memprogres
pekerjaan adalah fokus pada biaya yang dikeluarkan berdasarkan kontrak yang telah
disepakati baik ditinjau terhadap BQ maupun jenis kontrak.

Percepatan dilakukan dengan mempercepat item pekerjaan yang memiliki bobot yang
besar, sehingga realisasi schedule dalam waktu singkat dapat menjadi Ahead tanpa
melihat aspek pekerjaan kritis.
Persepsi ini pada akhirnya akan membuat keterlambatan schedule berdasarkan

Kurva-S dapat dikejar namun berdasarkan aktual waktu penyelesaian sisa pekerjaan
mengalami keterlambatan karena sisa pekerjaan memiliki urutan dan ketergantungan
yang membutuhkan waktu yang lama walaupun bobot yang kecil.
Dalam usaha percepatan atas keterlambatan pekerjaan, parameter yang paling
penting adalah perkiraan waktu penyelesaian proyek. Percepatan hanya dapat berhasil
apabila menggunakan fitur Critical Path Method yang merupakan turunan dari Bar
Chart. Dengan menggunakan fitur Critical Path Method, rencana percepatan akan jauh
lebih akurat.
Kesalahan dan kurang optimalnya penggunaan Kurva-S pada beberapa kasus di
atas harusnya dihindari dalam rangka mencapai target waktu yang benar. Walaupun
sederhana, Kurva-S cukup bermanfaat sebagai alat kendali waktu pelaksanaan di proyek.
Pemahaman filosofis mengenai Kurva-S akan sangat membantu proyek untuk mencapai
target waktu.
Kurva-s pada dasarnya adalah perbandingan antara rencana dan realisasi
pengeluaran biaya atau lebih pada kebutuhan cash flow. Namun dapat bermanfaat dalam
menyatakan apakah proyek terlambat maupun tidak. Keterlambatan yang dinyatakan
dalam kurva-s tersebut sebenarnya hanyalah merupakan pendekatan sehingga memiliki
akurasi yang tidak tinggi dalam menyatakan keterlambatan proyek. Alat yang lebih baik
dalam menyatakan keterlambatan proyek adalah Bar Chart dan produk turunannya yaitu
Critical Path Method.

Pada proyek internasional, baik Owner maupun MK menggunakan tiga alat kendali
sekaligus yaitu kurva-s, Bar Chart, dan Critical Path Method. Ketiganya digunakan dalam
mencapai akurasi penilaian dan membuat program pelaksanaan proyek agar target waktu
dapat tercapai. Mungkin kita perlu meniru dan mencoba mengaplikasikannya.
D.

Cara Pembuatan Kurva S

1.

Bobot Kegiatan (%)


Bobot kegiatan merupakan nilai persentase proyek, dimana dengan bobot pekerjaan

ini nantinya akan digunakan untuk mengetahui kemajuan dari proyek yang akan
dikerjakan.
Bobot Kegiatan = (Biaya Pekerjaan/Jumlah Biaya Pekerjaan) x 100%
Contoh :
Dalam sebuah proyek Rekapitulasi dari anggaran yang akan digunakan sebagai berikut :
No

Biaya Pekerjaan

Jenis Pekerjaan

(Rp)

Pekerjaan Pondasi

3.500.000

16,02

Pekerjaan Beton

4.550.000

20,82

Pekerjaan Atap

3.600.000

16,48

Pekerjaan Lantai

1.200.000

5,492

Pekerjaan Plasteran

3.000.000

13,73

Pekerjaan Lain-Lain

6.000.000

27,46

21.850.000

100

Jumlah
Contoh di atas kita ambil pada pekerjaan Pondasi
Bobot = (3.500.000/21.850.000)x 100%
Bobot = 16,02%

2.

Bobot
(%)

Bar Chart
Setelah nilai bobot kegiatan didapatkan, maka selanjutnya adalah mencari

persentase bobot kegiatan perperiodenya


Contoh :
Kegiatan pekerjaan pondasi akan dilaksanakan selama 3 hari dan beton selama 3 minggu,
maka dapat diperoleh persentase bobot kegiatan per periodenya..
Pekerjaan Pondasi = 16,02%/3 = 5,3 %
Pekerjaan Beton = 20,82%/18 = 1,2 %

Nilai tiap periode dijumlahkan dan selanjutnya bobot per periode ditambahkan periode
sebelumnya hingga pada hari akhir kegiatan bobot mencapai 100%. Nah, dari sini kita
dapat memplot nilaibobotnya ke dalam kurva.

DAFTAR PUSTAKA
Buffa, Elwood S. 1991. Manajemen Produksi/Operasi. Edisi 7. Jakarta: Erlangga.
Daft ,Richard L. 2007. Management- Manajemen. Edisi 6 Buku 1. Jakarta :
Salemba Empat
Supranto, Johannes. 1998. Teknik Pengambilan Keputusan. Jakarta : PT Rineka
Cipta
Wibowo . 2007. Manajemen Kinerja. Edisi 3. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

TUGAS MANAJEMEN PROYEK


PENJELASAN MENGENAI KURVA-S DAN GANTT

Oleh:

KARINA OCTARIA PUTRI


1407113350

PROGRAM SARJANA TEKNIK KIMIA S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2015

Anda mungkin juga menyukai