Anda di halaman 1dari 16

Riptek Vol. II, No. 2, Tahun 2017 Hal.

23-38

POLA JEJARING KERJASAMA STAKEHOLDER DALAM


KETAHANAN SOSIAL DAN EKONOMI
DI KAMPUNG AKUAPONIK, KOTA SEMARANG

Nanda Cahyani Putri1); Artiningsih1)


1)
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

nandacahyanip@gmail.com

Abstract

Kampung Akuaponik is one of the new educational tourism destination in Semarang. Planned
and built by internal actors to support Kelurahan Kandri as Tourism Village. The idea of
Kampung Akuaponik is derived from cities problem that are influenced by climate change and
urbanization, namely Food Security. The development of Kampung Akuaponik is also
supported by a networking between internal and external stakeholders to build socio-economic
resilience. The purpose of this study is to illustrate the pattern of stakeholder cooperation
networks in Kampung Akuaponik as a case of community based adaptation and sustainable
environmental management. Qualitative method was applied with indepth interview as data
collection technique. Stakeholders analysis was taken to ilustrate the role of stakeholders and
combined with timeline analysis to recognize the community networks development. There are
2 types of community cooperation network namely personal and institutional pattern. The
research findings reveal that the last pattern was dominated on Kampung Akuaponik in
Kandri but the former was give important influenced on community’s socio-economic
resilience.

Keywords: Community Cooperation Pattern, Socio-Economic Resilience,


Stakeholder Network

Abstrak

Kampung Akuaponik merupakan salah satu destinasi wisata edukasi baru di Kota Semarang.
Direncanakan dan dibangun oleh aktor internal untuk mendukung kegiatan kepariwisataan di
Kelurahan Kandri sebagai Desa Wisata. Ide kepariwisataan Kampung Akuaponik diambil dari
permasalahan kota masa kini yang dipengaruhi oleh faktor perubahan iklim dan peningkatan
urbanisasi, yakni permasalahan Ketahanan Pangan. Kegiatan pembangunan Kampung
Akuaponik ini juga didukung adanya jejaring stakeholder internal dan beberapa stakeholder
eksternal untuk membangun ketahanan sosial ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah
mengilustrasikan pola jejaring kerjasama stakeholder di Kampung Akuaponik sebagai studi
kasus pengelolaan lingkungan adaptif dan berkelanjutan berbasis komunitas. Metode yang
digunakan adalah metode kualitatif dengan wawancara mendalam sebagai teknik
pengumpulan data. Analisis stakeholder dilakukan untuk mengetahui peran stakeholder dan
dikombinasikan dengan analisis kronologis guna mengetahui perkembangan jejaring
komunitas. Temuan penelitian menunjukkan bahwa jejaring kerjasama di Kampung
Akuaponik didominasi oleh pola jejaring institusional, namun pola jejaring personal
memberikan pengaruh penting terhadap kemajuan Kampung Akuaponik sampai saat ini.

Kata Kunci: Jejaring Stakeholder, Ketahanan Sosial Ekonomi, Pola Jejaring


kerjasama

23
Pola Jejaring Kerjasama Stakeholder dalam
Ketahanan Sosial dan Ekonomi Di Kampung
Akuaponik, Kota Semarang (Nanda Cahyani dan Artiningsih)

Pendahuluan
Konsep ketahanan kota saat ini positif dari tantangan-tantangan yang
menjadi tren pembangunan kota–kota akan dihadapi dunia di masa depan.
di seluruh dunia. UNFPA (2007) Kota Semarang berupaya
memprediksi terjadinya peningkatan melakukan integrasi pembangunan kota
jumlah penduduk dua kali lipat pada ke dalam prinsip pembangunan
tahun 2020–2030 yang mengharuskan berkelanjutan, namun terkadang prinsip
kota lebih adaptif terhadap tantangan di keilmuan mengenai pembangunan
masa depan. Tantangan antara kain berkelanjutan sering diabaikan dalam
tidak seimbangnya peningkatan jumlah pelaksanaannya (Setiadi et al. 2008).
aktivitas dan kebutuhan manusia dengan Contohnya, paradigma pembangunan
produksi sumber daya alam yang yang belum terlepas dari pembangunan
tersedia. Ada ancaman terhadap yang bersifat top-down. Pembangunan
pemenuhan kebutuhan lahan, air bersih, dengan konsep tersebut, tidaklah salah
ketersediaan pasokan listrik, maupun namun terdapat beberapa kekurangan,
makanan. seperti kurangnya keterlibatan
Sejatinya, ketahanan kota masyarakat dalam pembangunan dan
merupakan hasil dari terwujudnya kurangnya pemerataan pembangunan di
pembangunan yang berkelanjutan. setiap daerah. Pemerintah Indonesia
Pembangunan berkelanjutan merupakan melalui Badan Perencanaan dan
proses yang seimbang dari tiga pilar Pembangunan Nasional (Bappenas)
ekonomi, sosial dan lingkungan. Dengan memberikan solusi atas permasalahan
kata lain pembangunan berkelanjutan tersebut dengan cara Musyawarah
adalah pembangunan yang dapat Perencanaan Pembangunan
memenuhi kebutuhan saat ini tanpa (Musrenbang). Musrenbang merupakan
mengorbankan kebutuhan dimasa yang kegiatan tahunan yang dilaksanakan
akan datang. (Brundtland 1987; Setiadi dengan mengajak partisipasi masyarakat
et al. 2008). untuk berperan sebagai subjek
Ketahanan kota ditunjukkan pembangunan. Masyarakat dapat
oleh kemampuan kota melanjutkan mengajukan kebutuan pembangunan
fungsinya dan kesiapan menghadapi lingkungannya melalui usulan program
segala tantangan dan mampu untuk beserta alokasi dananya. Besaran dana
bangkit, tumbuh dan berkembang lebih dan tingkat urgensi pembangunan
baik (100 Resilient-Cities Program menjadi penentu terpilihnya rencana
2016). Pengembangan konsep pembangunan yang diusulkan oleh
ketahanan kota sejalan dengan agenda- masyarakat, sehingga tidak semua
agenda yang ada di Sustainable usulan masyarakat dapat dilaksanakan
Development Goals. Pada tahun 2016, oleh pemerintah.
Transforming Our World: the 2030 Untuk mengantisipasi
Agenda for Sustainable Development atau keterbatasan pemerintah untuk
yang dikenal sebagai Sustainable memenuhi pemerataan pembangunan,
Development Goals (SDGs) diluncurkan masyarakat perlu bersikap aktif dan
sebagai pengganti Millenium Development mandiri dalam mengelola lingkungannya
Goals (MDGs) yang merupakan bentuk sendiri. Langkah ini menjadi bagian dari
resolusi masa depan serta sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya
intervensi pembangunan kota-kota manusia agar berdaya saing dan mandiri.
didunia. SDGs memiliki 17 agenda Salah satunya adalah dengan
pokok yang berkaitan dengan skenario membangun jejaring kerjasama
24
Riptek Vol. II, No. 2, Tahun 2017 Hal. 23-38

stakeholder. Dalam konteks transformasi dan rempah – rempah serta


berkelanjutan, membangun jejaring meminimalisasi pengeluaran rumah
berguna dalam peningkatan dukungan tangga mereka.
antarstakeholder yang saling terlibat • Indikator (13) Climate Action;
(Artiningsih et al. 2016). Permasalahan-permasalahan dan
Salah satu langkah peningkatan dampak-dampak yang ditimbulkan
ketahanan yang dapat direplikasi dengan oleh perubahan iklim juga
mudah oleh masyarakat secara umum berpengaruh kepada kualitas dan
adalah dengan mengembangkan kuantitas pasokan pertanian.
pertanian perkotaan. Pertanian Dengan melakukan pertanian
perkotaan atau urban farming perkotaan, setidaknya ancaman
bermanfaat untuk memperluas terhadap kurangnya pasokan
penghijauan di perkotaan, memberikan maupun kualitas pertanian bisa
manfaat ekonomi skala rumah tangga, diadaptasi dengan mengonsumsi
dan juga merupakan bagian dari langkah hasil pertanian sendiri.
adaptif serta preventif dari tantangan Jejaring kerjasama dilakukan
yang mungkin saja terjadi seperti secara bertahap untuk mendapatkan
permasalahan ketahanan pangan. manfaat yang maksimal. Dalam konteks
Pertanian perkotaan juga merupakan jajaring kerjasama stakeholder, Act and
solusi untuk menekan berkurangnya Pen (2014); Latour (2005) dan
ruang hijau dari percepatan Wamsler et al., (2017) mengemukakan
pembangunan perkotaan dan bahwa hubungan antar stakholeder
mengurangi risiko kerentanan terhadap dibagi menjadi dua, antara lain hubungan
bencana alam (Wamsler et al. 2017) personal dan institusional. Hubungan
Terdapat empat strategi SDG’s personal merupakan upaya yang
yang relevan dengan pertanian dilakukan oleh satu stakeholder untuk
perkotaan yang sekaligus dapat memenuhi kebutuhannya jejaringnya,
menekan tantangan dan ancaman yang sedangkan hubungan institusional adalah
menghambat berkembangnya kota upaya multistakeholder untuk memenuhi
sebagai lingkungan yang berketahanan: kebutuhan jejaringnya. Singkatnya
• Indikator (2) No Hungry; hubungan personal dilakukan oleh satu
peningkatan jumlah ruang pertanian orang sedangkan hubungan institusional
baik konvensional atau modern, dilakukan oleh beberapa orang. Faktor
untuk produksi kebutuhan makanan penentu stakeholder bekerja secara
minimal pada skala rumah tangga. personal adalah adanya potensi atau
• Indikator (11) Sustainable Cities and kapasitas satu orang yang sangat
Communities; menciptakan dominan dalam kelomopok atau akibat
lingkungan yang berkelanjutan belum adanya mekanisme pembagian
dengan cara meningkatkan kapasitas peran yang jelas.
manusia melalui peningkatan Manfaat yang didapatkan dari
pengetahuan dan pemberdayaan. pembentukan jejaring kerjasama antara
Peningkatan kepasitas SDM akan lain adalah adanya peningkatan aset baik
mendorong terciptanya lingkungan fisik dan non-fisik yang menjadi pemicu
yang lebih adaptif terhadap transformasi lingkungan dan sumber
permasalahan yang ada disekitarnya. daya manusia. Secara sosial ekonomi,
• Indikator (12) Responsible jejaring kerjasama muncul dari hasil
Consumption and Production; pembelajaran atau pengalaman yang
komunitas secara mandiri dapat diterima antarstakeholder. Interaksi dan
memenuhi kebutuhan seperti sayur hubungan diantara stakeholder yang
25
Pola Jejaring Kerjasama Stakeholder dalam
Ketahanan Sosial dan Ekonomi Di Kampung
Akuaponik, Kota Semarang (Nanda Cahyani dan Artiningsih)

berbenturan latar belakang dan Kandri dengan menerapkan sistem


pengalaman justru akan memberikan ide jejaring kerjasama stakeholder.
atau strategi untuk mengahadapi Karakteristik aktor kunci dari
permasalahan. Interaksi diantara Kampung Akuaponik sangat beragam
stakeholder disebut social learning. dan sangat potensial untuk mendukung
Penelitian ini mengambil satu kegiatan kepariwisataan dengan tema
studi kasus disebuah lingkungan akuaponik. Sistem akuaponik dipilih
permukiman di Kelurahan Kandri. Studi menjadi tema kepariwisataan karena
Kasus berlokasi di RW 4 Kelurahan berbagai alasan, salah satunya adalah
Kandri yang sudah diklaim dengan nama untuk mengedukasi masyarakat untuk
Kampung Akuaponik. Kampung tetap melakukan kegiatan pertanian
Akuaponik merupakan salah satu walaupun dengan lahan yang terbatas.
destinasi wisata edukasi di Kota Disatu sisi yang lain kegiatan Kampung
Semarang yang menerapkan pengelolaan Akuaponik ini dibentuk untuk
lingkungan dengan budidaya pertanian mendukung kegiatan kepariwisataan
dan perikanan terpadu bernama yang ada di Desa Wisata Kandri. Saat ini
akuaponik. Kampung Akuaponik Kampung Akuaponik sudah menjadi
direncanakan dan dibangun sepenuhnya salah satu Kampung Tematik di Kota
oleh masyarakat RW 4 Kelurahan Semarang melalui SK Walikota
Semarang Nomor 050/762.

Gambar I. Kerangka Pemikiran Pembentukan Ketahanan Kota


melalui Jejaring Kerjasama

Metode Penelitian Akuaponik, yang harapannya adalah


Tujuan dari penelitian ini adalah membentuk motivasi kepada untuk aktif
untuk memberikan gambaran kepada melakukan kegiatan adaptif. Penelitian
masyarakat bagaimana pola jejaring ini menggunakan metode kualitatif
kerjasama stakeholder di Kampung dengan teknik pengumpulan data

26
Riptek Vol. II, No. 2, Tahun 2017 Hal. 23-38

dengan cara wawancara mendalam. percontohan lingkungan berketahanan


Informan kegiatan wawancara adalah pangan dan berwawasan edukasi
stakeholder yang terlibat dalam perkembangan pertanian perkotaan.
pengembangan dan pembangunan
Kampung Akuaponik sebagai kawasan Kronologi Pembentukan Kampung
wisata edukasi di Kota Semarang. Akuaponik dan Identifikasi
Wawancara melibatkan stakeholder Stakeholder yang Terlibat
internal dan eksternal yang merupakn Kampung Akuaponik berdiri
stakeholder dari pemerintah. atas inovasi dari segelintir masyarakat di
Data primer hasil wawancara RW 4 Kelurahan Kandri. Mulanya
mendalam divalidasi dengan triangulasi diprakarsai oleh seorang penggiat
dan diperkuat dengan beberapa data akuaponik di Jawa Tengah bernama
sekunder yang diperoleh dari informasi Bapak Syafei Hasanuddin (Ompi) yang
tambahan yang berasal dari Rencana memulai kegiatan berakuaponik pada
Tindak Lanjut Ketahanan Kota tahun 2014. Ompi belajar sistem
Semarang, 2017 yang disusun oleh akuaponik ini dari Youtube dan
Rockofeller Foundation dalam program bergabung dengan komunitas akuaponik
100 Resilient Cities (100 RC). Indonesia yang dikenal sebagai BAI
(Belajar Akuaponik Indonesia).
Hasil dan Pembahasan Kegiatan berakuaponik menarik
Kampung Akuaponik merupakan seorang akademisi Universitas
salah satu destinasi wisata baru di Kota Diponegoro (Undip) bernama Bapak
Semarang yang mengunggulkan sistem Mardwi Rahdriawan untuk mengangkat
akuaponik (sistem petanian perkotaan tema sistem akuaponik kedalam
yang dipadukan dengan sistem penelitian UFST2D (Undip for Science
perikanan) sebagai objek wisata edukasi. Techno Tourism Development) yang
Kampung Akuaponik merupakan diprakarsai oleh LPPM Undip. Tujuan
permukiman lingkup Rukun Warga dari penelitian tersebut adalah
(RW) di Kelurahan Kandri, tepatnya di mengangkat potensi sistem akuaponik
Perumahan Kandri Asri. Sejak di level masyarakat sebagai langkah
ditetapkannya Kelurahan Kandri sebagai adaptif permasalahan ketahanan pangan,
salah satu Desa Wisata Kota Semarang, yang dikemas atau berdampak pada
hanya Perumahan Kandri Asri lah yang kegiatan kepariwisataan. Untuk memulai
tidak memiliki potensi atau klaster kegiatan tersebut, Pak Mardwi meminta
kepariwisataan sama sekali. Lokasinya persetujuan Ketua RW setempat, yakni
yang terpisah dengan RW lainnya di Pak Sutrisno, yang cukup terdesak oleh
Kelurahan Kandri, menjadi salah satu pihak Kelurahan untuk mengembangkan
faktor sulitnya integrasi pengelolaan kegiatan kepariwisataan di
kepariwisataan dan perluasan lingkungannya. Setelah disetujui,
pengetahuan kepariwisataan di proposal penelitian dibuat dan
Kelurahan Kandri. dipresentasikan oleh Pak Mardwi.
Di samping itu munculnya ide Setelah usulan penelitian
Kampung Akuaponik datang dari tersebut disetujui dan mendapatkan
potensi keberagaman stakeholder yang bantuan penelitian, maka pembangunan
menunjang perkembangan aktivitas di Kampung Akuaponik dimulai. Aktivitas
Kampung Akuaponik. Potensi dan yang dilakukan antara lain sosialisasi dan
kesempatan dimaksimalkan oleh pembuatan sistem tata kelola
stakeholder dan menjadikan permukiman kepariwisataan. Kegiatan sosialisasi dan
RW 4 Kelurahan Kandri menjadi pelatihan dibantu oleh BAI Jateng
27
Pola Jejaring Kerjasama Stakeholder dalam
Ketahanan Sosial dan Ekonomi Di Kampung
Akuaponik, Kota Semarang (Nanda Cahyani dan Artiningsih)

melalui Ompi sebagai ketuanya. Sistem Pak Djoko Muljono sedangkan seksi
tata kelola dibangun dengan cara periwisata bertugas untuk pengelolaan
pembuatan kelompok masyarakat, yakni dan promosi kepariwisataan yang
kelompok tani dan seksi pariwisata. dipimpin oleh Ompi. Selain kedua
Kelompok tani bertugas untuk menjaga kelompok tersebut, PKK RW juga
kualitas akuaponik, yang dipimpin oleh dimultifungsikan sebagai seksi UMKM.
Tabel 1. Identifikasi Stakeholder dan Perannya dalam Perkembangan Kampung Akuaponik

NO Stakeholder Peran/Kepentingan
1 Bapak Syafe’i • Pelaku utama pembuat sistem akuaponik
Hasanuddin • Stakeholder utama yang memberikan pengajaran kepada masyarakat
mengenai manfaat memiliki akuaponik
2 Bapak Mardwi • Pemberi ide pembentukan Kampung Akuaponik
Rahdriawan • Penghubung antara Kampung Akuaponik dengan Universitas Diponegoro
3 Bapak Sutrisno (Ketua • Kepanjangan tangan dari Kelurahan untuk mengembangkan potensi Desa
RW) Wisata Kelurahan Kandri
• Motor penggerak masyarakat untuk ikut terlibat dan mendukung
pengembangan Desa Wisata dengan membuat Akuaponik secara swadaya
4 Perangkat RW • Kepanjangan tangan dari Ketua RW untuk mewajibkan tiap RT memiliki
akuaponik
5 Sie Pariwisata • Mengatur dan melakukan koordinasi kegiatan yang terkait pariwisata
• Wadah promosi Kampung Akuaponik
6 Kelompok Tani • Menjaga kondisi / kualitas akuaponik
• Menyediakan bibit dan peralatan untuk berakuaponik
• Sebagai wadah bertukar informasi mengenai akuaponik
• Sebagai penghubung antara dinas/instansi dalam hal pengumpulan bantuan
7 PKK • Membantu menyediakan konsumsi saat ada kunjungan
• Melakukan uji coba produksi makanan hasil akuaponik
8 Kelurahan Kandri • Memberikan dukungan dan dorongan dalam pengembangan Kampung
Akuaponik
9 Kecamatan Gunungpati• Memberikan dukungan dan dorongan dalam pengembangan Kampung
Akuaponik
10 Universitas Diponegoro• Memberikan bantuan melalui hibah penelitian yang dipergunakan untuk
pembenahan dan pelatihan Akuaponik
11 Belajar Akuapo0nik • Memberikan bantuan sosialisasi mengenai pengembangan akuaponik
Indonesia (BAI Jateng
12 Bappeda Kota Semarang • Perencana dan pelakasana kegaiatan Kampung Tematik Kota Semarang
13 Dinas Ketahanan Pangan• Memberikan sosialisasi mengenai ketahanan pangan dan persiapan menjadi
Kampung Tematik
14 Dinas Pariwisata Kota • Memberikan penyuluhan untuk masyarakat RW 4 untuk mempersiapkan
Semarang diri menjadi Kamapung Akuaponik dalam hal Lomba Sapta Pesona
Sumber: Analisis Penulis, 2017

Setelah pembentukan kelompok, Meyakinkan masyarakat untuk


aktivitas lain yang dilakukan adalah membuat sistem akuaponik dan
merevitalisasi akuaponik percontohan mendukung kegiatan kepariwisataan
dan taman RW sebagai landmark, yang tidaklah mudah dilakukan. Ada
bertujuan mengenalkan masyarakat beberapa cara yang dilakukan oleh
bagaimana membuat dan mengelola stakeholder untuk meyakinkan
sistem akuaponik, dan sebagai bentuk masyarakat agar membuat sistem
branding Kampung Akuaponik. akuaponik, antara lain adalah:
28
Riptek Vol. II, No. 2, Tahun 2017 Hal. 23-38

1) Memaksa masyarakat membuat menjadi pertanyaan masyarakat


sistem akuaponik di setiap RT mengapa peresmian tersebut dapat
2) Meresmikan Perumahan Kandri Asri dilaksanakan. Peresmian menjadi salah
sebagai Kampung Akuaponik di satu upaya persuasi kepada masyarakat
Kota Semarang. agar termotivasi mendukung kegiatan di
Meskipun meyakinkan Kampung Akuaponik dengan membuat
masyarakat begitu sulit dilakukan, sistem akuaponik. Peresmian tersebut
lambat laun masyarakat mulai tergerak berdampak kepada meningkatnya
untuk membuat sistem akuaponik kunjungan dari berbagai kalangan dan
melalui motivasi yang didapatkan dari meningkatnya perhatian dari berbagai
interaksi hubungan masyarakat yang kalangan, terutama pemerintah daerah
sudah berhasil membuat sistem Kota Semarang. Dengan semakin
akuaponik dan mendapatkan meningkatnya kunjungan dari
keuntungan dari kegiatan berakuaponik. masyarakat maupun pihak lainnya.
Strategi tersebut merupakan Tabel 1 merupakan daftar
bagian dari rekayasa sosial yang stakeholder yang sudah terlibat di dalam
diupayakan oleh aktor kunci untuk pengembangan Kampung Akuaponik.
manarik masyarakat agar membuat Identifikasi stakeholder dibuat
sistem akuaponik. Saat peresmian berdasarkan peran dan kepentingannya,
Kampung Akuaponik, jumlah sistem baik secara individu/personal maupun
akuaponik yang sudah ada hanya secara kelompok.
sebanyak tujuh sistem saja, sehingga
Tabel 2. Prioritas Stakeholder Kampung Akuaponik Kandri

Tingkat Pengaruh Tinggi Tingkat Pengaruh Rendah


• Ketua RW • PKK (Sie UMKM)
Tingkat • Ompi
Kepentingan • Sie Pariwisata
Tinggi • Kelompok Tani
A B
• Pak Mardwi • Kecamatan Gunungpati
• Perangkat RW • Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Tingkat
• Universitas Diponegoro (Undip) • Dinas Ketahanan Pangan
Kepentingan
Rendah • Kelurahan Kandri
• Bappeda Kota Semarang
C D
Sumber: Analisis Penulis, 2017

Stakeholder yang terlibat dalam perkembangan Kampung Akuaponik.


pengembangan Kampung Akuaponik Dalam hal ini, stakeholder individu dan
berasal dari katagori yang berbeda- kelompok masyarakat memiliki
beda, baik dari masyarakat, pemerintah, kepentingan yang cukup besar dalam
dan komunitas. Hanya saja pihak swasta pengembangan Kampung Akuaponik,
belum terlibat dalam pengembangan sedangkan pemerintah, komunitas
Kampung Akuaponik. Dilihat dari eksternal dan Undip selaku stakeholder
perannya, stakeholder memiliki eksternal tidak memiliki kepentingan
kepentingan yang berbeda-beda. yang cukup besar.
Kelompok kepentingan dilihat dari Meskipun Pak Mardwi
bagaimana seseorang maupun kelompok stakeholder individu, namun beliau
memiliki kebutuhan terhadap memiliki tingkat kepentingan yang
29
Pola Jejaring Kerjasama Stakeholder dalam
Ketahanan Sosial dan Ekonomi Di Kampung
Akuaponik, Kota Semarang (Nanda Cahyani dan Artiningsih)

rendah. Hal tersebut dikarenakan Pak ini merupakan ilustrasi kronologis yang
Mardwi berperan sebagai penghubung digambarkan kedalam logial framework
antara Kampung Akuaponik dengan Logical Framework (Gambar 2)
Undip sebagai pemberi modal pertama menggambarkan urutan kegiatan dari
perkembangan Kampung Akuaponik. awal hingga terbentuknya jejaring
Secara kepengurusan tata kelola dan kerjasama untuk membentuk ketahanan
kepariwisataan Pak Mardwi tidak turun lokal dengan membangun konsep
tangan secara langsung mengurusi kepariwisataan. Saat ini Kampung
kegiatan Kampung Akuaponik. Akuaponik sudah merasakan adanya
Kepentingan tidak selalu pengaruh positif dari adanya kegiatan
berbanding lurus dengan besarnya berjejaring. Antara lain meningkatnya
pengaruh dari peran masing-masing kunjungan kepariwisataan, peningkatan
stakeholder. Pengaruh dari peran prestasi (melalui berbagai perlombaan
stakeholder berdampak kepada yang diikuti seperti lomba sapta pesona
keberlanjutan pelaksanaan kegiatan dan lomba kampung hebat), dan juga
maupun kapasitas masyarakat yang meningkatnya pengetahunan masyarakat
menerima manfaat. Tabel 2 dibidang akuaponik yang diperlihatkan
menunjukkan posisi stakeholder dengan meningkatnya jumlah sistem
berdasarkan tingkat kepentingan dan akuaponik yang ada. Jumlah sistem
tingkat pengaruh. akuaponik meningkat dari awalnya
hanya 7 sistem akuaponik sebelum
Fase-fase Penting Jejaring Kerjasama peresmian dan per Agustus 2017 sistem
Stakeholder dalam Pengembangan akuaponik tersebut berjumlah 103 unit.
Kampung Akuaponik Kegiatan berjejaring kerjasama
Pola jejaring kerjasama memberikan pengaruh kepada
stakeholder diilustrasikan berdasarkan ketahanan sosial ekonomi di Kampung
hasil perpaduan antara kajian kronologis Akuaponik. Jenis dampak atau manfaat
dan identifikasi stakeholder. Proses yang dirasakan berada pada skala rumah
pengembangan Kampung Akuaponik, tangga maupun manfaat skala kelompok
sudah berjalan dua tahun sebelum, kemasyarakatan. Kegiatan berakuaponik
pembentukan ide Kampung Akuaponik. dimasing-masing rumah tangga
Potensi tersebut antara lain adalah memberikan dampak kepada efisiensi
terdapat aktor yang memiliki kemauan pengeluaran belanja rumah tangga
dan kemampuan lebih di bidang seperti berkurangnya pengeluaran
pembuatan dan pengelolaan sistem belanja untuk membeli sayuran dan
akuaponik, yakni Ompi. Selain Ompi, ikan, serta membuka peluang untuk
karakteristik stakeholder internal yang meningkatkan perekonomian melalui
membentuk Kampung Akuaponik ini penerapan pengetahuan sistem
memang datang dari berbagai akuaponik maupun untuk membuka
latarbelakang yang berbeda dan saling usaha baru, sedangkan manfaat yang
mendukung satu sama lain, yakni berasal didapatkan dalam skala kelompok
dari akademisi yang memiliki banyak kemasyarakatan adalah munculnya
akses pelibatan stakeholder eksternal, potensi kepariwisataan. Dalam kegiatan
sehingga kemajuan Kampung Akuaponik kepariwisataan, masyarakat yang terlibat
untuk mencapai pengaruh sosial dan menjadi panitia, akan mendapatkan uang
ekonomi di masyarakat tidak sampai jasa sebesar Rp. 50.000,- serta hasil
pada kurun waktu satu tahun. Berikut yang didapatkan diberikan kepada
masing-masing RT sebesar Rp.5000,-.
30
Riptek Vol. II, No. 2, Tahun 2017 Hal. 23-38

Gambar 2. Tahapan Perkembangan Kampung Akuaponik yang Digambarkan dalam Logical Framework

31
Riptek Vol. II, No. 2, Tahun 2017 Hal. 23-38

Saat ini Kampung Akuaponik Faktor Pemacu, yang berasal dari


sudah dikenal luas akibat terpilihnya internal maupun eksternal serta alasan
Kampung Akuaponik sebagai Kampung tertentu yang menyebabkan suatu
Tematik Kota Semarang pada tahun jejaring perlu dilaksanakan; 2)
2017. Berikut ini merupakan tahapan Permulaan; merupakan awal dari
perkembangan Kampung Akuaponik pembentukan jejaring, yang dimulai dari
dari input hingga manfaat yang pengumpulan sumber daya, ataupun
didapatkan. pembentukan kelompok; 3)
Dari logical framework gambar 2 pembangunan, proses dari
maka dapat disimpulkan fase-fase pembentukan jejaring yang berupa
penting pembentukan jejaring praktik serta strategi pencapaian, dan;
kerjasama. Jejaring kerjasama yang 4) keluaran; ukuran hasil atau manfaat
sudah terbentuk tidak serta merta yang diterima. Berikut ini adalah fase-
terjadi, tentu saja ada faktor pendorong fase penting dari jejaring kerjasama di
yang membuat pembentukan kerjasama Kampung Akuaponik yang sudah
menjadi sesuatu yang dibutuhkan. Pada dimodifikasi dari fase penting milik
penelitian yang dilakukan oleh (Wamsler 2017), fase penting
(Wamsler 2017) ada beberapa empat digambarkan dalam katagori input,
jenis fase penting antara lain adalah; 1) proses, output dan outcome.

Gambar 3. Fase-fase penting Jejaring Kerjasama Stakeholder di Kampung Akuaponik

Fase pemacu atau pendorong Ompi menjadi alasan mengapa


adalah adanya Ompi sebagai aktor kunci pemilihan ide berakuaponik ini dipilih.
dari kegiatan berakuaponik. Usahanya Pembentukan ide merupakan input, Ide
membentuk komunitas dan belajar dibentuk oleh Pak Mardwi dan Ompi
merupakan titik kritis dari dan kemudian disetujui oleh Pak
perkembangan Kampung Akuaponik Sutrisno sebagai ketua RW. Fase
saat ini. Dapat dikatakan keberadaan proses merupakan kegiatan berjejaring
32
Riptek Vol. II, No. 2, Tahun 2017 Hal. 23-38

yang berlangsung, seperti upaya Dari fase-fase penting tersebut


pembentukan jejaring dengan memperlihatkan bahwa kelebihan dari
stakeholdereksternal, sosialisasi dan Kampung Akuaponik ini adanya rentan
pelatihan serta pembuatan mekanisme waktu pengembangan kawasan yang
tata kelola, dan yang terakhir adalah cukup pesat, yakni satu tahun untuk
fase outcome yakni adanya kegiatan- mendapatkan manfaat yang sesuai
kegiatan dan manfaat yang dihasilkan dengan harapan.
melalui sistem jejaring kerjasama dalam
ruang kegiatan berakuaponik.

Sumber: Analisis Penulis, 2017

Gambar 4. Pola Jejaring Kerjasama Stakeholder di Kampung Akuaponik

Manfaat didapatkan berasal dari tujuan atau kebutuhan yang diharapkan.


pola-pola jejaring kerjasama yang Contohnya adalah pembagian peran
terbentuk yang memberikan manfaat yang bertujuan sebagai penghubung
tidak hanya dari satu aspek saja. Ada antara stakeholder internal ke
pembagian peran stakeholder internal stakeholder eksternal. Stakeholder
yang cukup terintegrasi yang dilakukan internal yang bertugas sebagai
oleh Kampung Akuaponik. Pembagian penghubung antara lain adalah Pak
peran tersebut berupa upaya untuk Mardwi, Ompi dan Pak Sutrisno. Pak
memperkuat jejaring sesuai dengan Mardwi yang merupakan akademisi
33
Pola Jejaring Kerjasama Stakeholder dalam
Ketahanan Sosial dan Ekonomi Di Kampung
Akuaponik, Kota Semarang (Nanda Cahyani dan Artiningsih)

bertugas untuk memiliki ikatan Kampung Akuaponik, antara lain adalah


kerjasama dengan Undip maupun civitas kurang maksimalnya kinerja Kelompok
akademia lainnya. Ompi yang Tani. Anggota Kelompok Tani bekerja
merupakan ketua BAI Jateng bertugas disektor formal, sehingga waktu
untuk membuka jejaring dan kerjasama menjadi kendala dari keberlanjutan
dengan penggiat akuaponik lainnya jejaring yang terbentuk. Kelompok Tani
untuk mendapatkan pengetahuan yang memiliki tiga tugas pokok, antara lain
lebih banyak mengenai sistem adalah mengawasi kualitas sistem
akuaponik. Pak Sutrisno yang akuaponik di Kampung Akuaponik,
merupakan ketua RW bertugas sebagai menyediakan instalasi dan kebutuhan
penghubung antara Kampung bibit serta benih sistem akuaponik, dan
Akuaponik dengan OPD Kota mengadakan jejaring kerjasama dengan
Semarang, baik dalam urusan lomba pihak eksternal. Sejauh ini jejaring
maupun kebutuhan peningkatan aset kerjasama belum bertambah lagi,
fisik dan non-fisik. sehingga kecenderungan untuk
Dari pembagian peran tersebut mengalami kemunduran semakin tinggi.
maka, dapat digambarkan pola jejaring Undip yang merupakan stimulan
kerjasama yang terbentuk di Kampung penyokong kegiatan berakuaponik, tidak
Akuaponik sebagaimana gambar 4. selamanya akan membantu Kampung
Kegiatan berjejaring Kampung Akuaponik mencapai ketahanannya,
Akuaponik, tidak sepenuhnya berjalan terlebih lagi Kampung Akuaponik.
dengan baik. Ada beberapa faktor
penghambat dibalik keberhasilan

Gambar 5. Sintesis Siklus Adaptasi Jejaring Stakeholder RW 4 Kelurahan Kandri

34
Riptek Vol. II, No. 2, Tahun 2017 Hal. 23-38

Kesimpulan dan Rekomendasi mekanisme institusional. Meskipun


Kampung Akuaponik sudah sudah menggunakan mekanisme
memiliki jejaring kerjasama stakeholder institusional, titik kritis dari
untuk mengembangkan sistem perkembangannya adalah berasal dari
akuaponik sebagai salah satu upaya hubungan personal antara Pak Mardwi
peningkatan ketahanan mereka. Dalam yang merupakan akademisi dengan
konsep membangun ketahanan, Undip. Sejauh ini Kampung Akuaponik
Kampung Akuaponik sudah melakukan sudah berjalan dengan baik, namun ada
adaptasi terhadap permasalahan potensi jejaring kerjasama yang belum
ketahanan pangan, artinya Kampung maksimal dilaksanakan.
Akuaponik sedang melakukan upaya Pada Gambar 5 sudah
antisipasi dari kemungkinan- digambarkan keterlibatan jejaring
kemungkinan buruk yang suatu saat bisa stakeholder dari input hingga outcome
terjadi dengan memaksimalkan kegiatan dalam ilustrasi sosiogram. Selain
antisipasi tersebut menjadi sebuah stakeholder yang sudah terlibat, ada juga
peluang peningkatan pendapatan baik stakeholder yang belum terlibat yang
skala rumah tangga maupun skala menjadi potensi pengembangan
kelompok kemasyarakatan, dengan Kampung Akuaponik agar lebih
kegiatan kepariwisataan. berketahanan. Stakeholder yang belum
Untuk membentuk Kampung terlibat direkomendasikan berdasarkan
Akuaponik, stakeholder internal yang potensi, permasalahan, ancaman dan
merupakan aktor kunci sudah tantangan. Berikut ini adalah sosiogram
melakukan jejaring kerjasama. Jejaring keterlibatan jejaring kerjasama
kerjasama yang dilakukan Kampung stakeholder di Kampung Akuaponik.
Akuaponik sudah didominasi dengan

Gambar 6. Potensi keterlibatan stakeholder yang dapat di kembangkan


di Kampung Akuaponik

35
Pola Jejaring Kerjasama Stakeholder dalam
Ketahanan Sosial dan Ekonomi Di Kampung
Akuaponik, Kota Semarang (Nanda Cahyani dan Artiningsih)

Tabel 2. Rumusan Perluasan Jejaring Kerjasama Stakeholder di RW 4 Kelurahan

Deskripsi Stakeholder Bentuk Kegiatan


Potensi dan Permasalahan
Kelurahan, Pokdarwis, Dinas Pelatihan dan Sosialisasi
Pengelolaan kepariwisataan yang
Pariwisata
terintegrasi dengan Desa Wisata Kandri
Kurangnya motivasi masyarakat untuk Dinas Ketahanan Pangan Sosialisasi
selalu membudidayakan pertanian
sebagai kebutuhan
Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pelatihan dan Sosialisasi
Pengolahan hasil pertanian untuk
Pangan, Dinas Koperasi dan
peningkatan income skala rumah tangga
UMKM, Universitas
maupun lingkungan
Pengembangan dan Pengelolaan sistem Dinas pertanian, Dinas Perikanan Pelatihan dan Sosialisasi
akuaponik dan Komunitas
Penyediaan kebun bibit komunal yang Dinas Pertanian Pemberian dan pelatihan
dapat dimanfaatkan oleh seluruh pengelolaan kebun bibit
penggunan sistem akuapnik
Ancaman dan Tantangan
Kelangkaan air bersih CSR / Swasta Pembuatan sistem pemanenan
air hujan
Sumber: Analisis Penulis, 2017

Keberhasilan Kampung dan akan lebih adaptif dari bencan\a


Akuaponik ini berasal dari mekanisme atau bahaya yang mungkin terjadi.
yang sudah terbentuk dan terintegrasi,
meskipun belum berjalan dengan Daftar Pustaka
maksimal. Sistem dan kelompok- 100 Resilient-Cities Program. 2016.
kelompok yang sudah dibentuk perlu Strategi Ketahanan Kota Semarang.
diperkuat agar sistem jejaring kerjasama Act, N. S. W. and O. L. T. Pen. 2014.
yang sudah terbentuk lebih adaptif. “The Value of a Network :
Masyarakat di Kota Semarang Personal , By Katrina Waite on
yang masih bergantung kepada Behalf of the NSW / ACT OLT
pemerintah maupun pihak lainnnya Promoting Excellence Network.”
dalam pembangunan, perlu segera (December).
membentuk mekanisme sistem tata Artiningsih, Suratman Worosuprojo, R.
kelola, yang berguna untuk Rijanta, and Su Rito Hardoyo.
meningkatkan kapasitas SDM maupun 2016. “Enhancing Social-Ecological
kualitas lingkungan. Langkah awal yang Resilience in Indonesia : A Case of
perlu lakukan masyarakat adalah North Pekalongan District,
mengenali potensi dan permasalahan Central Java.” Jurnal Wilayah dan
yang ada dilingkungannya. Latar Lingkungan 4:187–98.
belakang stakeholder menjadi salah satu Brundtland, Gro H. 1987. “Our
kunci dimana peluang jejaring kerjasama Common Future: Report of the
bisa terbuka. World Commission on
Dengan kegiatan adaptif yang Environment and Development.”
lebih luas, maka ketahanan kota juga United Nations Commission
akan semakin meningkat. Masyarakat 4(1):300.
akan semakin bijak dan termotivasi Latour, Bruno. 2005. Reassembling The
untuk melakukan kegiatan pencegahan Social - An Introduction to Actor-
Network-Theory. Oxford University
36
Riptek Vol. II, No. 2, Tahun 2017 Hal. 23-38

Press Inc., New York.


Setiadi, Rukuh, Sih Jawoto, Mada
Sophianingrum, and Dhian Rosalia.
2008. “Indikator Pembangunan
Berkelanutan Kota Semarang.”
1(2):1–15.
UNFPA. 2007. “The State of the World
Population 2007 - Unleashing The
Potential of Urban Growth.”
Linking Population, Poverty and
Development 1–34. Retrieved
(http://www.unfpa.org/urbanization
).
Wamsler, Christine. 2017. “Stakeholder
Involvement in Strategic
Adaptation Planning:
Transdisciplinarity and Co-
Production at Stake?”
Environmental Science and Policy
75(February):148–57. Retrieved
(http://dx.doi.org/10.1016/j.envsci.
2017.03.016).
Wamsler, Christine, Stephan Pauleit,
Teresa Zölch, and Sophie Schetke.
2017. “Nature-Based Solutions to
Climate Change Adaptation in
Urban Areas.” Pp. 257–73 in
Nature‐based Solutions to Climate
Change Adaptation in Urban Areas,
Theory and Practice of Urban
Sustainability Transitions. Retrieved
(http://link.springer.com/10.1007/9
78-3-319-56091-5).

37
Pola Jejaring Kerjasama Stakeholder dalam
Ketahanan Sosial dan Ekonomi Di Kampung
Akuaponik, Kota Semarang (Nanda Cahyani dan Artiningsih)

38

Anda mungkin juga menyukai