Share: Social Work Journal Volume: 13 Nomor: 1 Halaman: 150 - 161 ISSN: 2528-1577 (e)
https://doi.org/10.45814/share.v13i1.46502
ABSTRAK
Peningkatan konsumsi dan produksi manusia telah memberikan dampak negatif bagi lingkungan
kehidupan. Upaya untuk mencapai pola konsumsi dan produksi berkelanjutan perlu sejalan dengan Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada ke-12, yakni tujuan memastikan pola konsumsi dan
produksi yang berkelanjutan. Program CSR dapat menjadi sumber dan potensi untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut. Perusahaan melalui program tanggung jawab sosialnya (CSR) dapat
menciptakan program pengembangan komunitas di bidang pengelolaan limbah organik dan anorganik.
Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memelihara lingkungan dan pengelolaan sampah
yang bijak merupakan salah satu kegiatan perusahaan dapat membantu menciptakan budaya keberlanjutan
yang lebih luas. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian kualitatif dengan
metode pengumpulan data sekunder dan studi literatur. Analisis dilakukan dengan maneleaah dan
membandingkan kajian-kajian sebelumnya tentang hubungan antara SDGs dan pengembangan komunitas
dalam CSR, serta pendekatan dan metode dapat diterapkan oleh CSR perusahaan untuk pengelolaan limbah.
Kata kunci : SDGs, Pengembangan komunitas, Corporate Sosial Responsibility.
ABSTRACT
Increased human consumption and production have had a negative impact on the living environment.
Efforts to achieve sustainable consumption and production patterns need to be in line with the Sustainable
Development Goals (SDGs), especially in the 12th, namely the goal of ensuring sustainable consumption
and production patterns. CSR programs can be a source and potential to support the achievement of these
goals. Companies through their social responsibility (CSR) programs can create community development
programs in the field of organic and inorganic waste management. Increasing public awareness of the
importance of maintaining the environment and wise waste management is one of the company's activities
that can help create a broader culture of sustainability. The method used in this writing is a qualitative
research method with secondary data collection methods and literature studies. The analysis was conducted
by examining and comparing previous studies on the relationship between SDGs and community
development in CSR, as well as approaches and methods that can be applied by corporate CSR for waste
management.
Keywords: SDGs, Community development, Corporate Social Responsibility.
150
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Journal Volume: 13 Nomor: 1 Halaman: 150 - 161 ISSN: 2528-1577 (e)
https://doi.org/10.45814/share.v13i1.46502
seluruh dunia. SDGs terdiri dari 17 tujuan swasta, NGO, hingga akademisi (Ramada et
dan 169 target yang harus dicapai oleh al., 2020). Pelaksanaan CSR dapat
seluruh negara anggota PBB pada tahun menciptakan keseimbangan antara kondisi
2030. Salah satu tujuan SDGs adalah Tujuan sosial, ekonomi dan kemasyarakatan di
12, yaitu 'Memastikan Pola Konsumsi dan lingkungan operasi perusahaan. Hal ini
Produksi yang Berkelanjutan'. Tujuan ini sesuai dengan tiga prinsip utama CSR yaitu
bertujuan untuk mempromosikan pola profit, people, dan planet.
konsumsi dan produksi yang lebih Implementasi SDGs-12 melalui program
berkelanjutan dan efisien melalui perubahan CSR dapat dilakukan dengan pengembangan
perilaku individu, perusahaan, dan komunitas. Pengembangan komunitas
pemerintah. United Nations Department of merupakan pendekatan yang fokus pada
Economic and Social Affairs (2015) partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
menyatakan bahwa SDGs sangat penting Raharjo (2017) mengartikan pengembangan
untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, komunitas sebagai proses perubahan yang
mengakhiri kemiskinan ekstrem, dan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
memastikan kesejahteraan manusia. Untuk
masyarakat dalam suatu wilayah tertentu
mencapai SDGs dibutuhkan perubahan
melalui partisipasi dan kesadaran masyarakat
transformatif dalam semua dimensi
dalam menyelesaikan masalah yang
pembangunan berkelanjutan dengan dihadapi. Proses pengembangan komunitas
melibatkan pemerintah, swasta, akademisi,
melibatkan kelompok maupun individu
dan masyarakat sipil.
dalam pencarian solusi. Istilah pembangunan
Corporate Social Responsibility (CSR) komunitas telah diberi banyak interpretasi
adalah suatu konsep yang menjelaskan yang berbeda oleh para akademisi dan
tanggung jawab sosial dan lingkungan dari praktisi pembangunan, tergantung pada
sebuah perusahaan atas kegiatan pandangan dan orientasi mereka
operasionalnya. Menurut Lawrence, Weber, (Bhattacharyya 2004: 6). Pengembangan
dan Post (2005), Corporate Social komunitas bertujuan untuk meningkatkan
Responsibility (CSR) merujuk pada kemampuan masyarakat dalam
kewajiban sebuah perusahaan untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah,
mempertanggungjawabkan semua serta memberdayakan masyarakat untuk
tindakannya yang dapat mempengaruhi mengambil peran aktif dalam pembangunan.
masyarakat, komunitas, dan lingkungan di Menurut Brager dan Specht (2011), fungsi
sekitarnya. CSR telah menjadi suatu bagian dari pengembangan komunitas meliputi:
penting dari strategi bisnis perusahaan dan 1. Memberdayakan masyarakat untuk
seringkali dipandang sebagai cara untuk mengatasi masalah mereka sendiri dan
meningkatkan reputasi perusahaan dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
mencapai tujuan bisnis jangka panjang.
Perusahaan yang melaksanakan CSR 2. Mendorong partisipasi aktif anggota
mempertimbangkan dampak sosial dan masyarakat dalam proses pengambilan
lingkungan dari kegiatan bisnis mereka dan keputusan dan pelaksanaan program.
berusaha untuk membuat kontribusi positif 3. Meningkatkan kualitas hidup dan
terhadap masyarakat dan lingkungan di kesetaraan sosial-ekonomi masyarakat.
sekitar mereka. Isu mengenai peran CSR
telah lama hadir di negara-negara maju dan 4. Meningkatkan kesadaran masyarakat
juga mendapatkan sorotan nasional dari terhadap masalah sosial dan lingkungan serta
berbagai kalangan mulai dari pemerintah,
151
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Journal Volume: 13 Nomor: 1 Halaman: 150 - 161 ISSN: 2528-1577 (e)
https://doi.org/10.45814/share.v13i1.46502
152
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Journal Volume: 13 Nomor: 1 Halaman: 150 - 161 ISSN: 2528-1577 (e)
https://doi.org/10.45814/share.v13i1.46502
yang dapat diterapkan untuk mewujudkan langkah kajian literatur yaitu memilih topik,
SDG-12 secara efektif berdasarkan sumber- mencari informasi, menentukan fokus
sumber kredibel. Karena itu, metode yang penelitian, mengumpulkan sumber daya,
digunakan dalam artikel ini adalah metode menyiapkan penyajian data, dan menyusun
penelitian kualitatif dengan metode laporan. Sumber data yang digunakan
pengumpulan data studi literatur. Penelitian sebagai bahan penelitian ini berasal dari
kualitatif adalah penelitian yang buku, jurnal, dan website yang terkait dengan
mengutamakan latar dan metode saintifik dan topik penelitan untuk mendapatkan
dilakukan peneliti yang berfokus pada hal gambaran yang komprehensif tentang
saintifik tersebut (David William, 1995). implementasi SDG's-12 melalui
Menurut Mertha Jaya (2020) penelitian Pengembangan Komunitas dalam Program
kualitatif merupakan metode yang CSR.
menghasilkan sejumlah temuan yang hanya Penulis mencoba menganalisis kajian
bisa dicapai dengan cara non-statistik atau literatur terdahulu yang telah memuat
pengukuran. Pendapat lainnya dikemukakan informasi dan data empiris mengenai
oleh Dezin dan Lincoln (1987) yang hubungan antara Tujuan Pembangunan
menyatakan bahwa penelitian kualitatif Berkelanjutan dengan pemberdayaan
adalah penelitian yang objektif dan bertujuan komunitas di CSR dan juga program
untuk memaknai peristiwa yang terjadi pengembangan komunitas yang dapat
dengan menggunakan beragam metode yang diimplementasikan CSR perusahaan untuk
ada. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, pengelolaan limbah. Sejauh ini belum ada
dapat disimpulkan bahwa penelitian yang meneliti secara spesifik terkait
kualitatif adalah penelitian yang ditujukan hubungan SDGs-12 dengan pengembangan
untuk memahami fenomena pengalaman komunitas dalam program CSR dan upaya
yang diteliti. Misalnya seperti perilaku, apa saja yang dapat diterapkan untuk
persepsi, motivasi, verbal, dan bahasa, dalam mewujudkan pola konsumsi dan produksi
situasi alami tertentu dengan menggunakan yang berkelanjutan.
berbagai metode ilmiah. Metode penelitian
tidak terlepas dari metode pengumpulan data
itu sendiri. Metode pengolahan data dari HASIL DAN PEMBAHASAN
artikel ini adalah studi literatur. Sugiyono
(2012) menyatakan bahwa studi kepustakaan 1. Sustainable Development Goals
adalah analisis hipotesis, acuan, dan karya Sustainable Development Goals atau Tujuan
literatur ilmiah lain yang terkait dengan Pembangunan Berkelanjutan adalah sebuah
norma, budaya, dan nilai yang muncul pada konsep yang digagas oleh para perwakilan
konteks sosial yang sedang diteliti. Studi negara pada Konferensi PBB tahun 2012
kepustakaan juga dapat melibatkan silam. Konsep ini menggantikan konsep
pengamatan berbagai referensi buku serta sebelumnya, yaitu MDGs (Millenium
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya Development Goals). SDG lahir dengan
dalam bidang yang sama untuk membantu harapan dapat menjadi solusi permasalahan
membangun landasan teori mengenai lingkungan, politik, dan ekonomi yang terjadi
masalah yang akan diteliti. Menurut Zed di dunia. Ishartano dan Raharjo (2016)
dalam Melfianora (2019) studi literatur tidak menjelaskan bahwa tujuan dari adanya SDG
hanya dilakukan sebagai langkah awal adalah untuk memelihara tiga dimensi
persiapakan kerangka penelitian (research pembangunan berkelanjutan yaitu dimensi
design). Peneliti juga menerapkan langkah- lingkungan, dimensi sosial, dan dimensi
153
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Journal Volume: 13 Nomor: 1 Halaman: 150 - 161 ISSN: 2528-1577 (e)
https://doi.org/10.45814/share.v13i1.46502
ekonomi. Pada tahun 2015 SDG diresmikan akses air bersih yang berkelanjutan serta
dan berlaku untuk seluruh negara. sanitasi untuk semua.
Indonesia merupakan salah satu negara yang 7) Energi Bersih dan Terjangkau
berpartisipasi dalam implementasi Tujuan (Affordable and Clean Energy) .
Pembangunan Berkelanjutan. Indonesia Memastikan askes sumber energi yang
mengintegrasikan Tujuan Pembangunan terjangkau, dapat diandalkan, dan
Berkelanjutan dalam Nawacita sebagai visi berkelanjutan.
pembangunan nasional dan dirumuskan ke 8) Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan
dalam kebijakan Rencana Pembangunan yang Layak (Decent Work and Growth
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015- Economic). Mendorong perkembangan
2019 dan selanjutnya ditransformasikan ke ekonomi yang berkelanjutan, inklusif,
dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) pemberian lapangan kerja yang
Tahunan (SDGs - ICCTF). 2021). Indonesia maksimal, produktif, dan layak.
juga telah membuat beberapa landasan untuk
mengatur teknis pelaksanaan SDGs, yakni 9) Industri, Inovasi dan Infrastruktur
melalui Perpres RI Nomor 59 Tahun 2017 , (Industry, Innovation, and
Permen, dan Keputusan Mentri PPN/ Kepala Infrastructure). Membangun prasarana
Bappenas. yang berkualitas, mendorong
peningkatan usaha yang inklusif dan
Terdapat 17 tujuan dan 169 target yang harus lestari serta mendorong pembaharuan.
dicapai bagi umat manusia dalam waktu 15
tahun sejak SDG diresmikan (2016-2030). 10) Mengurangi Kesenjangan (Reduced
Tujuan tersebut terdiri dari : Inequalities). Pengurangan
ketidaksetaraan dimanapun.
1) Mengakhiri kemiskinan (No Poverty).
Tak ada kemiskinan tanpa terkecuali. 11) Keberlanjutan Kota dan Komunitas
(Sustainable Cities and Communities).
2) Mengakhiri kelaparan (Zero Hunger). Mengembangkan daerah pemukiman
Tak ada lagi kekurangan makanan dan yang inklusif, bermutu, dan
tercapainya ketahanan pangan, berkelanjutan.
pemulihan nutrisi, dan mengembangkan
budidaya pertanian yang lestari. 12) Konsumsi dan Produksi Bertanggung
Jawab (Responsible Consumption and
3) Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan Production). Memastikan pola konsumsi
(Good Health and Well Being). dan produksi yang lestari.
Mendukung kehidupan yang sehat dan
kesejahteraan untuk seluruh kalangan. 13) Aksi Terhadap Iklim (Climate Action).
Mengambil tindakan untuk mengatasi
4) Pendidikan Berkualitas (Quality perubahan iklim dan dampak yang
Education). Pemerataan pendidikan yang dihasilkan.
inklusif dan memberikan kesempatan
belajar seumur hidup bagi setiap orang. 14) Kehidupan Bawah Laut (Life Below
Water). Pelestarian keberlangsungan
5) Kesetaraan Gender (Gender Equality). kehidupan laun dan sumber dayanya
Memastikan pencapaian kesetaraan untuk hidup yang berkelanjutan.
gender dan pemberdayaan para ibu dan
perempuan. 15) Kehidupan di Darat (Life on Land).
Melindungi, memulihkan, dan
6) Air Bersih dan Sanitasi (Clean Water and menggunakan ekosistem darat secara
Sanitation). Menjamin persediaan dan
154
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Journal Volume: 13 Nomor: 1 Halaman: 150 - 161 ISSN: 2528-1577 (e)
https://doi.org/10.45814/share.v13i1.46502
berkelanjutan, mengelola hutan secara Production, 2022). Selain itu, urgensi dari
berkelanjutan, mengurangi luas lahan dan perwujudan SDG 12 juga membicarakan
perubahan lahan, memerangi tentang masalah keterbatasan sumber daya
penggurunan, menghentikan dan yang dapat menyebabkan persaingan yang
memulihkan degradasi lahan, serta lebih besar untuk mendapatkan sumber daya
menghentikan penurunan yang masih tersedia. Hal ini dapat
keanekaragaman hayati. memperburuk ketidakadilan sosial dan
ekonomi antara negara dan kelompok
16) Institusi Peradilan yang Kuat dan
masyarakat. Berdasarkan hal tersebut maka
Kedamaian (Peace and Justice Strong
penting untuk memahami bahwa SDG 12
Institutions). Mempromosikan
menuntut adanya perubahan dalam cara kita
perdamaian, termasuk masyarakat yang
memproduksi dan mengonsumsi barang dan
berkelanjutan, menyediakan akses
jasa. Salah satu upaya tata kelola lingkungan
keadilan secara menyeluruh, termasuk
untuk meminimalisir dampak negatif
institusi dan menciptakan akuntabilitas
konsumsi dan produksi yang dilakukan
untuk semua, dan membangun lembaga
manusia adalah melalui penggunaan sumber
yang efektif, bertanggung jawab, dan
daya yang lebih berdaya guna. Pengolahan
global di semua tingkatan.
limbah organik dan anorganik merupakan
17) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan bentuk dari penggunaan sumber daya yang
(Partnership for the Goals). lebih efisien. Konsumsi dan produksi yang
Mengoptimalkan implementasi dan berlebihan dapat menghasilkan sampah yang
merevitalisasi kemitraan global untuk berlebih dan mendorong terjadinya
pembangunan berkelanjutan. penumpukan sampah di berbagai wilayah tak
Pembahasan artikel ini berfokus pada SDG terkecuali ekosistem yang ditinggali makhluk
12, yaitu "Produksi dan Konsumsi yang hidup. Misalnya seperti pada lingkungan
Bertanggung Jawab". Produksi dan konsumsi pemukiman. Timbunan sampah dapat
yang bertanggung jawab atau berkelanjutan memberikan dampak negatif seperti
adalah pemanfaatan barang dan jasa untuk munculnya bau tidak sedap, pencemaran air,
pemenuhan kebutuhan dasar dan mencapai pencemaran tanah, menimbulkan penyakit
kualitas hidup yang lebih baik dengan pada masyarakat, dan gangguan estetika pada
meminimalisir penggunaan sumber daya lingkungan sekitar (Sidebang, 2022, 973-
alam, bahan berbahaya, serta residu dalam 983)
siklus kehidupan sehingga tidak Peran pemerintah, swasta, dan masyarakat
membahayakan kebutuhan masa depan sangatlah berpengaruh besar dan saling
(United Nations Commission on Sustainable mempengaruhi satu sama lain. Cara masing-
Development, 1994). Tindakan produksi dan masing pihak tersebut dalam merespon SDGs
konsumsi yang dilakukan manusia selama ini 12 juga dapat berbeda baik di tingkat nasional
telah mendorong perkembangan ekonomi maupun daerah. Begitu pula di level swasta
dunia, namun di satu sisi memunculkan yang kemungkinan besar akan dijawab oleh
dampak negatif pada lingkungan dan program CSR yang berbeda-beda, tergantung
ekosistem yang tidak dapat dihindari. dari kemungkinan dan permasalahan masing-
Dampak negatif yang dapat terjadi akibat masing perusahaan (Santoso & Raharjo,
gagalnya perwujudan SDG 12 ini adalah 2022, 100-121). CSR dan pembangunan
hilangnya biodiversitas, perubahan iklim, berkelanjutan merupakan ide yang saling
dan polusi serta mengancam kesejahteraan berkaitan erat. Pelaksanaan CSR dapat dilihat
manusia (Sustainable Consumption and sebagai pendekatan bisnis yang ditujukan
155
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Journal Volume: 13 Nomor: 1 Halaman: 150 - 161 ISSN: 2528-1577 (e)
https://doi.org/10.45814/share.v13i1.46502
156
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Journal Volume: 13 Nomor: 1 Halaman: 150 - 161 ISSN: 2528-1577 (e)
https://doi.org/10.45814/share.v13i1.46502
biasanya memilih perusahaan yang memiliki pendekatan yang berfokus pada peningkatan
dan mengembangkan kebijakan dan program kemandirian dan keterampilan masyarakat
lingkungan, dan LSM serta pemerhati untuk lebih berdaya. Pendekatan
lingkungan semakin mengkritisi perusahaan pemberdayaan dilakukan dengan metode
yang tidak peduli lingkungan (Rokhlinasari, pelatihan untuk mengatasi ketidakmampuan
2016). Dalam konteks program mereka khususnya di bidang ekonomi.
pemberdayaan komunitas melalui CSR, teori Dalam praktik perwujudan SDGs-12,
stakeholder sangat relevan karena program pendekatan pembangunan dan pendekatan
tersebut mempertimbangkan kepentingan pemberdayaan dapat diimplementasikan
semua pihak yang terkait dengan perusahaan, melalui program CSR yang berfokus pada
termasuk masyarakat di sekitar perusahaan. pengembangan infrastruktur, kesehatan, dan
Pemberdayaan komunitas melalui program pendidikan, serta pemberian kesempatan
kepada masyarakat untuk mengembangkan
CSR merupakan salah satu bentuk upaya
kekuatan internalnya dan mengatasi
yang dapat diterapkan oleh perusahaan dalam
permasalahan yang dihadapinya. Perusahaan
memberikan dampak positif bagi masyarakat
dapat bekerja dengan masyarakat lokal untuk
disekitarnya dan mencapai tujuan
mengembangkan program yang memenuhi
pembangunan yang berkelanjutan. Program
ini melibatkan kegiatan-kegiatan yang kebutuhan dan karakteristik masyarakat dan
bertujuan untuk memperkuat kapasitas membantu masyarakat mencapai
masyarakat, meningkatkan akses dan kontrol kemandirian ekonomi dan sosial.
masyarakat terhadap sumber daya, serta Roesch dan Rahmaty (dalam Badaru & Adu,
meningkatkan partisipasi dan pengaruh 2021, 74-91) mendefinisikan pengembangan
masyarakat dalam pengambilan keputusan. komunitas sebagai metode untuk
Pada prinsipnya pemberdayaan komunitas mewujudkan SDG 2030 dengan membawa
berfokus pada masyarakat agar dapat menjadi kesadaran masyarakat pada tingkat lokal,
pengambilan keputusan dalam memobilisasi pengetahuan, sumber daya,
pemberdayaan dengan mempertimbangan sistem nilai, kemampuan pemimpin lokal,
kearifan lokal. Praktek pemberdayaan dan menciptakan kerjasama yang mendorong
masyarakat secara filosofis didasarkan pada partisipasi efektif. Pemberdayaan komunitas
kebutuhan untuk membantu masyarakat melalui program CSR merupakan solusi yang
menjadikan dirinya “subjek” daripada efektif untuk membantu
“objek” sehingga mereka dapat bertindak mengimplementasikan SDG-12. Hal ini juga
daripada bereaksi terhadap situasi yang didukung oleh International Association of
mereka hadapi (Behzad dan Ahmad 2012). Community Development (2016) bahwa SDG
12 terkait dengan pembangunan ekonomi
Elliot (dalam I.N. Sumaryadi, 2005:150)
yang serupa dengan rancangan dan program
berpendapat bahwa ada tiga strategi yang
pemberdayaan komunitas.
digunakan dalam pemberdayaan komunitas,
Yaitu welfare approach (pendekatan
kesejahteraan), development approach Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya
(pendekatan pembangunan), empowerment bahwa salah satu upaya untuk mewujudkan
approach (pendekatan pemberdayaan). SDG-12 adalah melalui program pengolahan
Pendekatan kesejahteraan merupakan cara limbah organik maupun non-organik. Karena
pemberdayaan dengan langsung memberikan itu, perusahaan dapat mempertimbangkan
bantuan dalam bentuk material maupun program pemberdayaan komunitas di bidang
moril. Pendekatan pembangunan merupakan pengolahan sampah organik dan organik.
157
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Journal Volume: 13 Nomor: 1 Halaman: 150 - 161 ISSN: 2528-1577 (e)
https://doi.org/10.45814/share.v13i1.46502
158
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Journal Volume: 13 Nomor: 1 Halaman: 150 - 161 ISSN: 2528-1577 (e)
https://doi.org/10.45814/share.v13i1.46502
sampah dalam program tanggung jawab Daur Oelang Rumahan (PANDORA) untuk
sosial perusahaan. Melalui program yang kemudian diolah. Salah satu limbah yang
disebut Eco-Park, perusahaan mendirikan dimanfaatkan adalah limbah minyak jelantah
bank sampah di sekitar pabrik untuk yang diproses agar menghasilkan FAME.
mengumpulkan, memilah, dan mendaur FAME merupakan hasil olahan minyak
ulang sampah (Tosan, A. et al., 2018, 1315- jelantah pengganti solar. Warga setempat
1332). Melalui skema eco-industrial park, PT memanfaatkan FAME sebagai bahan bakar
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mampu pelaksanaan proyek pembangunan rumah
menciptakan lingkungan yang berkelanjutan sakit. Dalam menjalankan upaya CSR untuk
melalui pengelolaan limbah yang baik dan mempromosikan energi terbarukan,
membawa manfaat ekonomi dan sosial bagi perusahaan harus memastikan bahwa
masyarakat setempat. Penelitian lain yang program tersebut dapat memberikan manfaat
dilakukan oleh Rinaldy pada tahun 2017 yang signifikan bagi lingkungan dan
menyimpulkan bahwa Program Bank masyarakat sekitar. Selain itu, perusahaan
Sampah dalam Program Kampung Iklim di juga harus memantau dan mengevaluasi
Desa Cupang Kecamatan Gempol Kabupaten kegiatan CSR yang dilakukan untuk
Cirebon yang dilaksanakan oleh PT. memastikan bahwa tujuan SDG 12 tercapai
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dapat dengan optimal.
menjadi salah satu strategi yang efektif dalam Dalam rangka mewujudkan tujuan
proses pengembangan komunitas dimana pembangunan berkelanjutan, implementasi
masyarakat dapat diajak untuk berpartisipasi SDGs-12 melalui program CSR menjadi
aktif dalam mengelola sampah dan strategi yang sangat relevan. Perusahaan
memperoleh manfaat ekonomi dari hasil dapat memberikan kontribusi positif bagi
pengelolaan sampah tersebut. masyarakat dan lingkungan melalui program
CSR yang berfokus pada upaya SDGs-12.
Selain itu, peran aktif perusahaan dalam
C. Promosi Energi Terbarukan
pemberdayaan ini akan memberikan
Promosi energi terbarukan merupakan salah keuntungan bagi perusahaan itu sendiri.
satu cara yang dapat dilakukan oleh Diantaranya dapat meningkatkan citra
perusahaan dalam mewujudkan SDG 12. perusahaan yang bertanggung jawab sosial
Beberapa upaya CSR yang dapat dilakukan dan lingkungan, meminimalkan risiko sosial
oleh perusahaan dalam mempromosikan dan lingkungan yang mungkin timbul akibat
program ini adalah dengan mengadopsi operasi bisnisnya, menjangkau target pasar
teknologi energi terbarukan, memfasilitasi yang semakin peduli dengan isu lingkungan
energi terbarukan, dan mengedukasi dan sosial, dan membantu membangun
masyarakat mengenai energi terbarukan stabilitas sosial dan lingkungan yang penting
tersebut. Salah satu perusahaan yang telah bagi kelangsungan operasional perusahaan.
mencoba menerapkan ini adalah Pertamina
melalui program Pertamina Better
(Balikpapan Energi Terbarukan). Program ini KESIMPULAN DAN SARAN
dirancang berdasarkan sistem pengolahan SDGs-12 bertujuan untuk mempromosikan
sampah dari hulu ke hilir (Ashari et al., 2021, pola konsumsi dan produksi yang lebih
101-112). Mekanisme dari kegiatan ini berkelanjutan dan efisien melalui perubahan
adalah adanya gerakan yang diciptakan di perilaku. Hal ini dapat dicapai dengan
masyarakat untuk menyalurkan aneka limbah kerjasama antar individu, perusahaan, dan
yang telah dikumpulkan ke Pusat Industri
159
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Journal Volume: 13 Nomor: 1 Halaman: 150 - 161 ISSN: 2528-1577 (e)
https://doi.org/10.45814/share.v13i1.46502
160
ISSN: 2339-0042 (p)
Share: Social Work Journal Volume: 13 Nomor: 1 Halaman: 150 - 161 ISSN: 2528-1577 (e)
https://doi.org/10.45814/share.v13i1.46502
(Csr) Dan Community Development (Cd) Resnawaty, R., & Darwis, R. S. (2018, Agustus).
Dalam Konteks Pembangunan Community Driven Development Dalam
Berkelanjutan Di Indonesia. Prosiding Implementasi Corporate Social
SEMATEKSOS 3 "Strategi Pembangunan Responsibility oleh PT. Pertamina Subang.
Nasional Menghadapi Revolusi Industri Share: Social Work Jurnal, 8(1), 64-73.
4.0", 3(5), 112-118. https://doi.org/10.24198/share.v8i1.16426
http://dx.doi.org/10.12962/j23546026.y20 Santoso, M. B., & Raharjo, S. T. (2022, Februari
18i5.4430 1). Diskursus Corporate Social
Kurnia, A., Shaura, A., Raharjo, S. T., & Responsibility (Csr) Dalam Mewujudkan
Resnawaty, R. (2019, Desember). Sustainable Development Goals (Sdgs).
Sustainable Development Dan Csr. Share: Social Work Jurnal, 11(2), 100-
Prosiding Penelitian & Pengabdian 121. 0.24198/share.v11i2.37076
Kepada Masyarakat, 6(3), 231-237. SDGs – ICCTF. (2021). ICCTF. Retrieved April
https://doi.org/10.24198/jppm.v6i3.26211 1, 2023, from https://www.icctf.or.id/sdgs/
Prinsila, B. (2020). Implementasi SDG No. 12 Sidebang, C. P. (2022, April). Analisis Dampak
yaitu Konsumsi dan produksi yang Timbunan Sampah Di Sekitar Lokasi
bertanggung jawab dalam pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
sampah plastik di Indonesia September Tanjung Pinggir Kota Pematangsiantar.
2015 - 2019. Skripsi Sarjana, Universitas ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah
Katolik Parahyangan. Multidisiplin, 1(5), 973-983.
Ramada, I. R., Dewi, A. N. F., O. G, A. R., & Sustainable consumption and production. (2022).
Humaedi, S. (2020, April). Corporate the United Nations. Retrieved April 1,
Social Responsibility (Csr) Dalam 2023, from
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank https://www.un.org/sustainabledevelopme
Sampah. Prosiding Penelitian & nt/sustainable-consumption-production/
Pengabdian Kepada Masyarakat, 7(1), 21-
26.
161