Anda di halaman 1dari 8

P2KHTebo 2016

BAB I LaporanPendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kota Hijau merupakan kota yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan secara efektif
dan efisien sumberdaya air dan energi, mengurangi limbah, menerapkan system
transportasi terpadu, menjamin kesehatan lingkungan, mensinergi kan lingkungan alami dan
buatan, berdasarkan perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan.

Kota Hijau (berkelanjutan) merupakan kota yang dibangun dengan terus menerus memupuk
semua asset kota meliputi manusia, lingkungan terbangun, sumber daya alam, lingkungan
dan kualitas prasarana perkotaan. Kota Hijau juga merupakan kota yang melakukan adaptasi
dan mitigasi terhadap perubahan iklim. Pengembangan Kota Hijau juga berarti
pembangunan manusia kota yang berinisiatif dan bekerjasama dalam melakukan perubahan
dan gerakan bersama. Pengembangan Kota Hijau di Indonesia memerlukan gerak bersama
seluruh unsure pemangku kepentingan kota. Pengembangan Kota Hijau juga memerlukan
perubahan /inovasi/prakarsa mendasar (dari praktek hingga nilai-nilai) dan masif.

Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang secara tegas mengamanatkan
30% dari wilayah kota berwujud Ruang Terbuka Hijau (RTH), 20% RTH public dan 10% RTH
privat. Pengalokasian 30% RTH ini ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang RT
RW Kota dan RT RW Kabupaten.

Penataan ruang sebagai matras pasial pembangunan kota merupakan alat untuk
mengkoordinasikan pembangunan perkotaan secara berkelanjutan. Selaras dengan amanat
UUPR pasal 3, perlu diwujudkan suatu bentuk pengembangan kawasan perkotaan yang
mengharmonisasikan lingkungan alamiah dan lingkungan buatan. Upaya untuk
membangkitkan kepedulian masyarakat dan mewujudkan keberlangsungan tata kehidupan
kota, antara lain dapat dilakukan dalam bentuk perwujudan Kota Hijau.

Konsultan Individual Perencanaan Wilayah


Arifin, ST
P2KHTebo 2016
BAB I LaporanPendahuluan

Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang telah dirintis oleh Kementerian Pekerjaan
Umum c.q. Direktorat Jenderal Penataan Ruang, merupakan salah satu langkah nyata
Pemerintah Pusat bersama-sama dengan pemerintah provinsi dan pemerintah
kota/kabupaten dalam memenuhi ketetapan UUPR, terutama terkait pemenuhan luasan
RTH perkotaan, sekaligus menjawab tantangan perubahan iklim di Indonesia. P2KH
merupakan inovasi program perwujudan RTH perkotaan yang berbasis komunitas. P2KH
merupakan inisiatif untuk mewujudkan kota hijau secara inklusif dan komprehensif untuk
mewujudkan 8 (delapan) atribut kota hijau, yang meliputi:

(1) Perencanaan dan perancangan kota yang ramah lingkungan

(2) Ketersediaan ruang terbuka hijau

(3) Konsumsi energi yang efisien

(4) Pengelolaan air yang efektif

(5) Pengelolaan limbah dengan prinsip 3R

(6) Bangunan hemat energy atau bangunan hijau

(7) Penerapan system transportasi yang berkelanjutan dan

(8) Peningkatan peran masyarakat sebagai komunitas hijau.

Pada tahap inisiasi, P2KH difokuskan pada perwujudan 3 (tiga) atribut, yaitu: perencanaan
dan perancangan kota yang ramah lingkungan; perwujudan ruang terbuka hijau 30%; dan
peningkatan peran masyarakat melalui komunitas hijau, namun pada tahap berikutnya
diharapkan akan dapat lebih diperluas. Dalam rangka mewujudkan 3 (tiga) atribut tersebut,
sebagai tindak lanjut dari kegiatan perumusan RAKH, maka pemerintah akan melaksanakan
kegiatan Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang Kota Hijau yang terdiri dari kegiatan Penyusunan
Master plan Ruang Terbuka Hijau (RTH), Kegiatan Forum Komunitas Hijau, dan Pembuatan
dokumen perencanaan teknis (DED) taman Peningkatan Kuantitas RTH berupa Taman Kota
Hijau.

Konsultan Individual Perencanaan Wilayah


Arifin, ST
P2KHTebo 2016
BAB I LaporanPendahuluan

I.2. Dasar Hukum

Dasar hukum pelaksanaan P2KH Tahun 2016 ini meliputi :


a. Undang-UndangNomor 28 Tahun 2002 tentangBangunanGedung;
b. Undang-UndangNomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah;
c. Undang-UndangNomor 7 Tahun 2007 tentangSumberDaya Air;
d. Undang-UndangNomor 24 Tahun 2007 tentangPenanggulanganBencana;
e. Undang-UndangNomor 26 Tahun 2007 tentangPenataanRuang;
f. Undang-UndangNomor 32 Tahun 2009
tentangPerlindungandanPengelolaanLingkunganHidup;
g. PeraturanPemerintahNomor 15 Tahun 2010
tentangPenyelenggaraanPenataanRuang;
h. PeraturanPresidenNomor 54 Tahun 2010 tentangPengadaanBarangdanJasa;
i. PeraturanPresidenRepublik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015
TentangPerubahanKeempatAtasPeraturanPresidenNomor 54 Tahun 2010
TentangPengadaanBarang/JasaPemerintah;
j. PeraturanMenteriKeuanganNomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara
PelaksanaanPenggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan,
danPemindahtangananBarangMilik Negara;
k. PeraturanMenteriPekerjaanUmumNomor 6/PRT/M/2007
tentangPedomanUmumRencana Tata BangunandanLingkungan;
l. PeraturanMenteriPekerjaanUmumNomor 5/PRT/M/2008
tentangPedomanPenyediaanPemanfaatanRuang Terbuka Hijau di
KawasanPerkotaan;
m. PeraturanMenteriPekerjaanUmumNomor 2/PRT/M/2009
tentangPedomanPelaksanaanPenetapan Status Penggunaan, Pemanfaatan,
Penghapusan, danPemindahtangananBarangMilik Negara di
LingkunganDepartemenPekerjaanUmum;
n. PeraturanMenteriPekerjaanUmumRepublik Indonesia Nomor :14/PRT/M/2013

Konsultan Individual Perencanaan Wilayah


Arifin, ST
P2KHTebo 2016
BAB I LaporanPendahuluan

TentangPerubahanPeraturanMenteriPekerjaanUmumNomor 07/PRT/M/2011
TentangStandardanPedomanPengadaanPekerjaanKonstruksidanJasaKonsultansi;
o. PeraturanMenteriPekerjaanUmumNomor 14/PRT/M/2011
tentangPedomanPelaksanaanKegiatanKementerianPekerjaanUmum yang
MerupakanKewenanganPemerintahdanDilaksanakanSendiri;
p. PeraturanMenteriPekerjaanUmumNomor 11/PRT/M/2012
tentangRencanaAksiNasionalMitigasidanAdaptasiPerubahanIklimTahun 2012-
2020 KementerianPekerjaanUmum;
q. PeraturanMenteriPekerjaanUmumNomor 1/PRT/M/2014
tentangStandarPelayanan Minimal BidangPekerjaanUmumdanPenataanRuang;
dan
r. PeraturanMenteriPekerjaanUmumNomor 2/PRT/M/2015
tentangBangunanGedungHijau.

I.3. Maksud, Tujuan, dan Sasaran

I.3.1. Maksud
Kegiataninidimaksudkansebagaiupayamendorongterwujudnyakotahijaukhususnyamel
aluiperwujudandanpemanfaatanRuang Terbuka Hijau (RTH) yang
terdiridarikegiatanPenyusunanMasterplanRuang Terbuka Hijau (RTH),
PetaKomunitasHijau,danpembuatandokumenperencanaanteknis (DED) Taman Ramah
LingkungandalamrangkaiImplementasi RTRW
kota/kabupatendanuntukmemenuhiamanatUndang-UndangNomor 26 Tahun 2007
tentangPenataanRuang.

I.3.2.Tujuan

Tujuandarikegiataniniantaralain:

a. Menyusun Master Plan untukpemenuhan RTH 30 % sesuai dengan periode


RTRW Kabupaten/Kota (20 tahun) sebagai penajaman dari Rencana Aksi Kota

Konsultan Individual Perencanaan Wilayah


Arifin, ST
P2KHTebo 2016
BAB I LaporanPendahuluan

Hijau (RAKH) kota/kabupaten peserta P2KH sekaligus untuk menjadi dasar


penetapan dan perwujudan RTH pada lokasi-lokasi yang diprioritaskan.
b. Membentuk Forum KomunitasHijau di tingkatKabupaten/Kota
c. Mendorong partisipasi masyarakat melalui pembentukan Forum Komunitas
Hijau (FKH) untuk memetakan lokasi-lokasi hijau dan memiliki kontribusi positif
bagi kualitas ruang kota. Pemetaan tersebut diharapkan dapat memberikan
peningkatan pengetahuan dan kepedulian masyarakat dalam
menjaga/melestarikan potensi perwujudan kota hijau di kota/kabupaten peserta
P2KH.
d. Mendorong partisipasi masyarakat melalui kegiatan Forum Komunitas Hijau
untuk memanfaatkan ruang terbuka hijau (RTH) sebagai bentuk peningkatan
kesadaran tentang pentingnya kota hijau secara umum, khususnya pemanfaatan
RTH yang berkontribusi positif bagi kualitas ruang kota.
e. Menyusun Detail Engineering Design (DED) RTH berdasarkan rencana induk
(masterplan) RTH, sebagai acuan bagi kontraktor pelaksana dalam melaksanakan
pekerjaan konstruksi, serta sebagai dokumen dalam kegiatan pengadaan jasa
pemborongannya.

1.4. Lingkup Kegiatan


a. Penyusunan Masterplan RTH
KegiatanPenyusunanMasterplan RTH iniakanmencakupbeberapaaspek yang
antara lain adalah:

1) Lingkup Wilayah Perencanaan


Kegiatan ini dilaksanakan pada lingkup wilayah administratif kota (city
wide) dan kawasan fungsional perkotaan di kabupaten (ibukota kabupaten
dan kawasan strategis perkotaan).
2) PeriodePerencanaan

Konsultan Individual Perencanaan Wilayah


Arifin, ST
P2KHTebo 2016
BAB I LaporanPendahuluan

- Identifikasi RTH eksisting (mencakup koordinatlokasi, luasan,


statuskepemilikan tanah, fungsi, jenis vegetasi
dankelembagaanpengelolaan)
- Tahapan perwujudan RTH 30% (road map untuk jangka menengah dan
panjang, sesuai dengan periode RTRW Kabupaten/Kota 20 tahun)
- Prioritas implementasi/peningkatan kuantitas RTH
- Deskripsicalonpenggunadanpemanfaat RTH
3) Target Group
PenyusunanMasterplan RTH ditujukanuntukPemerintah
Kota/Kabupaten,,swasta, danmasyarakat. Pemerintah
Kota/Kabupatendapatmemanfaatkanmasterplan RTH
sebagaisalahsatusuplemenutamadalampenetapankebijakanpembangunan
yang berkelanjutan.

b. Penyusunan Peta Komunitas Hijau


Kegiatan Penyusunan Peta Komunitas Hijau iniakanmencakupbeberapaaspek
yang antara lain adalah:
1) Identifikasi dan PembentukanForum KomunitasHijau Kota/Kabupaten,
sertamengembangkanjejaringkomunitashijau yang inklusif.
2) Penetapan tujuan dan batasan area yang akan di survey (city wide dan area
wide)
3) Pemetaan hijau kota berdasarkan 8 (delapan) atribut Kota Hijau:
a. Green Planning & Design
b. Green Open Space
c. Green Community
d. Green Building
e. Green Water
f. Green Energy
g. Green Transportation

Konsultan Individual Perencanaan Wilayah


Arifin, ST
P2KHTebo 2016
BAB I LaporanPendahuluan

h. Green Waste
4) Produksi peta berdasarkan format penyajian A2.

c. Pelaksanaan Kegiatan Forum Komunitas Hijau (FKH)


Kegiatan ini akan mencakup beberapa aspek yang antara lain :
1) Pelibatan secara reguler komunitas hijau kota dalam setiap kegiatan P2KH
yang berjalan secara paralel (peta komunitas hijau, masterplan, DED, dan
implementasi fisik) agar kepemilikan terhadap hasil kegiatan/produknya
serta mendorong lebih berdayanya komunitas dalam keberlanjutan
program selanjutnya.
2) Sosialisasi peningkatan kesadaran warga tentang pentingnya pembangunan
kota berbasis konsep kota hijau sekaligus sosialisasi peta komunitas hijau,
dan masterplan RTH yang telah disusun dengan melibatkan instansi
pemerintah, pihak swasta, komunitas, dan masyarakat umum.
3) Pengajuan proposal kegiatanaksikomunitasdan festival Kota Hijau
4) Penyelenggaraan Aksi Komunitas Hijaudan Festival Kota Hijau sesuai dengan
proposal kegiatanaksikomunitasdan festival Kota Hijau yang telahdisetujui
oleh Satker PKP2B.
d. Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis (DED)
Kegiatan Penyusunan Dokumen Perencanaan Teknis (DED) mencakup antara lain:
1) KegiatanPenyusunanKonsepPerencanaan :
a. Pengumpulan data daninformasilapangan
b. Sketsagagasan
c. Indentifikasiperuntukanlokasi
2) KegiatanPenyusunan PraRencana, meliputi :
a. RencanaTapak
b. PerkiraanBiaya
3) Kegiatan Pekerjaan Pengembangan Rencana :
Konsultan Individual Perencanaan Wilayah
Arifin, ST
P2KHTebo 2016
BAB I LaporanPendahuluan

a. Gambar Rencana Landscape yang meliputi : site plan dan detail gambar
rencana, antara lain :
i. Rencana Tata Hijau (Softscape)
ii. Rencana Hardscape,(misalnya : Jogging Track, Plaza, Parkir Sepeda)
dan Bangunan Taman
iii. Rencana Penempatan Sumur Resapan dan Kran Taman Sprinkler
(disesuaikandengankondisilapangan)
iv. Rencana Penempatan Landscape furniture
b. Gambar detailseluruhkomponenlandscape
c. Uraian penggunaan landscape item (spesifikasi secara garis besar).

Konsultan Individual Perencanaan Wilayah


Arifin, ST

Anda mungkin juga menyukai