DISUSUN OLEH :
FILASIAS TIAR MARTIN (D1091141012)
ATRIE VIRDUANI
(D1091141026)
(D1091141036)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1.
Latar Belakang..........................................................................................1
1.2.
Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3.
Permasalahan Sampah...............................................................................6
3.2.
3.3.
BAB IV PENUTUP...............................................................................................19
4.1.
Kesimpulan..............................................................................................19
4.2.
Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................20
BAB I PENDAHULUAN
Oleh karena itu permasalahan ini tidak bisa diatasi bila dibebankan kepada satu
pihak saja, seharusnya harus ada partisipasi masyarakatnya juga agar dapat
mengatasi permasalahan sampah yang ada serta menjalin kerjasama antar
Pemerintah Daerah dengan masyarakat dan menjadi sebuah peluang dan perlu ada
kajian lebih lanjut agar dapat menyelesaikan dan menghadapi permasalahan
sampah yang ada di Kota Sarbagita, Bali.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang ada dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa yang menjadi faktor pendorong dan penghambat dalam pengelolaan
sampah IPST di kota Sarbagita
2. Bagaimana mekanisme pengelolaan sampah terpadu di Sarbagita
1.3. Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. untuk mengidentifikasi pengelolaan sampah serta faktor apa saja yang
menjadi pendorong dan penghambat dalam pengelolaan sampah di
Sarbagita.
2. Mengidentifikasi pentingnya pengelolaan sampah cara terpadu
Adapun sasaran dari makalah ini yaitu :
1. Menjabarkan faktor pendorong dan penghambat dalam pengelolaan
sampah IPST di Saragita.
2. Mengidentifikasi pengelolaan sampah IPST di Saragita.
semua buangan yang timbul akibat aktifitas manusia dan hewan yang biasanya
berbentuk padat yang dibuang karena tidak dibutuhkan atau tidak diinginkan lagi
(tchobanoglous, 1993).
Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan zat
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sampah
umumnya dalam bentuk sisa makanan (sampah dapur), daun-daunan, ranting
pohon, kertas/karton, plastik, kain bekas, kaleng-kaleng, debu sisa penyapuan, dsb
(SNI 19-2454-1991).
Pasal 28H Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan terciptanya
kehidupan yang sejahtera lahir dan batin dalam suatu lingkungan hidup yang baik
dan sehat. Pengelolaan sampah dengan paradigma yang sampai saat ini dianut
tidaklah kondusif untuk melaksanakan amanat Undang-Undang Dasar 1945
tersebut. Untuk dapat melaksanakan amanat Undang-undang Dasar 1945 tersebut
pengelolaan sampah harus melandaskan diri pada paradigma baru yang
memandang sampah sebagai sumber daya yang dapat memberikan manfaat.
Sumber-Sumber Sampah menurut UU No. 18 Tahun 2008 Bab I Pasal 1
menyebutkan sumber sampah adalah asal timbulan sampah .Sumber sampah pada
umumnya berkaitan dengan tata guna lahan, seperti daerah perumahan,
perkantoran, kawasan komersial, dan lain-lain sehingga sumber-sumber sampah
ini dapat dikembangkan sejalan dengan pengembangan tata guna lahannya. Ada
beberapa kategori sumber sampah yang dapat digunakan sebagai acuan, yaitu :
1. Sumber sampah yang berasal dari daerah perumahan, contoh: perumahan
masyarakat berpenghasilan tinggi, menengah, dan rendah.
2. Sumber sampah yang berasal dari daerah komersial, contoh: pasar,
pertokoan, hotel, restoran, bioskop, industri, dll.
sampah
sampah
Pengolahan
Pengolahan Lanjut
Gambar 2
Konsumen
Proses Pembentukan Sampah
Pembuangan Akhir
menganggap bahwa membuang sampah sembarangan ini bukanlah hal yang salah
dan wajar untuk dilakukan. Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga,
sekolah, masyarakat, atau bahkan tempat pekerjaan. Pengaruh lingkungan
merupakan suatu faktor besar didalam munculnya suatu perilaku. Contohnya,
pengaruh lingkungan seperti membuang sampah sembarangan, akan menjadi
faktor besar dalam munculnya perilaku membuang sampah sembarangan.
Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa mudah untuk
dilakukan. Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan jika
tersedianya banyak tempat sampah. Tempat yang kotor dan memang sudah
banyak sampahnya. Tempat yang asal mulanya terdapat banyak sampah, bisa
membuat orang yakin bahwa membuang sampah sembarangan diperbolehkan
ditempat tersebut. Jadi, warga sekitar tanpa ragu untuk membuang sampahnya di
tempat tersebut. Selain itu terdapat berbagai hal yang dapat menjadikan sampah
sulit untuk dikelola dengan baik, yakni:
a. Pesatnya perkembangan teknologi, lebih cepat dari kemampuan masyarakat
untuk mengelola dan memahami masalah persampahan.
b. Meningkatnya tingkat hidup masyarakat yang tidak disertai dengan
keselarasan pengetahuan tentang persampahan.
c. Meningkatnya biaya operasi, pengelolaan dan konstruksi di segala bidang
termasuk bidang persampahan.
d. Kebiasaan pengelolaan sampah
menimbulkan
pencemaran
air,
yang
tidak
udara
dan
efisien,
tanah,
tidak
sehingga
benar,
juga
mudah
terurai.
Pemerintah
propinsi
mendukung
kebijakan
ini
dengan
akan
perlunya
mengurangi
pemakaian
barang/kemasan
yang
ini
maka
pemerintah
dan
swasta
menfasilitasi
dengan
Pengangkutan ini
3. Fermentasi
Sampah organik ini yang yang dimanfaatkan dalam proses fermentasi. Sisasisa dari ayakan sebelumnya yang masih ada (ampas) digunakan sebagai stater,
dicampur dengan sampah organik yang siap difermentasi. Agar sampah
baruyang difermentasi cepat lapuk (mempercepat proses pembusukan)
sampahyang siap difermentasi dimasukan ke kotak bambu atau ke ruang
fermentasi . Selama waktu proses fermentasi yang berlangsung sekitar 10 hari,
setiap hari harus dilakukan penyiraman dengan air secara merata (tidak boleh
berlebihlebihan sampai merembes ke luar). Hal ini dimaksudkan untuk
mempercepat proses pembusukan. Depo di Desa Sanur Kauh, proses
fermentasi yang dilakukan ini berlangsung hingga 21 hari. Sementara itu,
proses fermentasi sampah oleh Depo Desa Seminyak dilakukan dengan
menggunakan sistem Takakura. Sampah yang difermentasi tidak diaduk, tetapi
setiap hari harus disiram.
dan selepan/daun kelapa tua) yang berserat, tebal dan dalam kondisi masih
segar, dan lapuknya agak lama.
Gambar
Proses Pencacahan dan Pengayakan Sampah
Sumber : isroi.files.wordpress.com
b.
c.
d.
e.
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dalam pengelolaan terdapat pengacuan sistem pengelolan sampah yang
terdiri dari aspek manajemen pengelolaan persampahan, aspek pembiayaan, aspek
pengaturan, aspek peran serta masyarkat dan aspek teknik operasional.
Pengelolaan sumber daya berkelanjutan mempunyai dimensi ekonomi,
sosial dan ekologi agar pengelolaan sampah dapat berkelanjutan. Maka ketiga
pilar ekonomi, sosial dan lingkungan menjadi dasar penyusunan konsep dalam
pengelolaan sampah.
Dalam pengelolaan sampah faktor-faktor yang menjadi kendala dalam
pengelolaannya yaitu masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam swakelola
sampah , Sulitnya mendapatkan lahan untuk depo pengelolaan sampah, Sampah
yang ditempatkan oleh warga di depan rumah (TPS) tidak terpilah, Keterbatasan
alat bantu pencacah sampah dan Volume sampah yang berhasil diolah masih
terbatas (terbatasnya dana dan tenaga).
Faktor yang menjadi pendorong dalam pengelolaan sampah yaitu adanya
motivasi pengelolaan sampah oleh masyarakat desa tersebut akibat terjadinya
sinergis dari kesadaran terhadap tantangan permasalahan sampah yang timbul dan
cenderung semakin kompleks di lingkungannya, Peran proaktif LSM lingkungan
untuk memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan sampah serta adanya
Kesadaran budaya (lingkungan sakral/suci).
Adapun keterkaitan Aspek-Aspek dalam Pengelolaan IPST Sarbagita
diantaranya yaitu Aspek Legal Kelembagaan, Aspek Pembangunan Lembaga,
Aspek Pengaturan, Aspek Peran Serta Masyarakat dan Aspek Teknik Oprasional.
Dimana dari aspek-aspek ini memiliki keterkaitan dan fungsinya masing-masing
dalam melakukan pengelolaan IPST Sarbagita.
4.2. Saran
Setelah
dibahas
beberapa
kajian
tentang
pengelolaan
maupun
pengendalian tentang sampah berkaitan dengan pola hidup masyarakat yang harus
terbiasa melakukan tindakan dan aksi sederhana dalam penanganan sampah yang
tiap tahun semakin bertambah volume sampahnya. Maka dari itu contoh
pengendalian sampah yang paling sederhana yang harus dilakukan masyarakat
yaitu dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam dirinya untuk tidak merusak
lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya
masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus
dihadapkan pada kejadian yang sering terjadi pada wilayah yang berkaitan
masalah pengelolaan dan pengendalian pemanfaatn sampah itu sendiri.
Kita sebagai planner ciptakanlah sebuah inovasi-inovasi yang dapat
mengurangi dampak dari sampah perkotaan yang ada sekarang ini. Dengan
mengajak masyarkat untuk ikut turut adil dalam pengelolaan dan pemanfataan
sampah yang tidak terbuang begitu saja. Adanya aksi nyata yang harus dicanagkan
untuk semua pihak yang terlibat dibutuhkan juga kerja sama antara pihak swasta
dan pemerintah, agar pelaksanaan pengelolaan dan pemanfataan sampah di
perkotaan dapat terealisasikan dan bisa menjadi potensi wilayah bagi kota atau
kawasan yang dapat mengelola sampah dengan baik dan bermanfaat pastinya.
Tak lepas akan sebuah inovasi-inovasi yang direncanakan nantinya.
Peraturan-peraturan yang terkait tentang pengelolaan, pengendalian, pemanfaatan
dan pelaksaanaan dapat secara tegas dilaksanakan dari pemerintah. Keberadaan
peraturan atau undang-undang persampahan dirasa sangat diperlukan. Peraturan
atau undang-undang ini akan mengatur hak, kewajiban, wewenang, fungsi dan
sanksi masing-masing pihak yang melanggar. Adapun beberapa aspek yang
berkaitan dengan pengelolaan persampahan yang harus berkesinambungan antara
satu aspek dengan aspek lainnya agar pengelolaan persampahan dapat berjalan
dengan baik dari aspek organisasi dan manajemen, aspek pembiayaan, aspek
pengaturan, aspek peran serta masyarakat dan aspek teknik operasional.
Terkait dengan program kerja terhadap pengelolaan dan pemanfataan
sampah di perkotaan yaitu dengan memenuhi sarana dan prasarana persampahan
yang belum memadai, maka stakeholder bisa mengatur dari hasil penjualan
sampah anorganik untuk bisa memenuhi sarana dan prasarana persampahan,
misalnya dengan cara menyisihkan sedikit hasil penjualan sampah anorganik
untuk ditabung dan dimanfaatkan untuk membeli sarana dan prasarana
DAFTAR PUSTAKA
Info Sanitasi, 2011 . :Desain Kemitraan Pengelolaan TPA Regional Sarbagita
Denpasar
Bali.www.slideshare/infosanitasi/ppsp-desain-kemitraanpengelolaan-tpa-regional-sarbagitabali-denpasar?next_slideshow=2. Dikases
pada tanggal 15 November 2016
Info Sanitasi. 2011. Desain Kemitraan Pengelolaan Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA)
Sampah
Regional
Katamantul,
Yogyakarta
http://www.slideshare.net/infosanitasi/desain-kemitraan-pengelolaan-tempatpemrosesan-akhir-tpa-sampah-regional-kartamantul-yogyakarta?
next_slideshow=1. Diakses pada tanggal 15 November 2016
Arif, Anita Syafitri. 2016. Bali Fokus http://www.balifokus.asia/singlepost/2016/04/27/LANDFILL-or-DUMPSITE-Suwung-for-RegionalSarbagita-Bali. Dikases pada tanggal 16 November 2016
Wardi, I Nyoman. 2013. Pengelolaan Sampah Berbasis Sosial Budaya: Upaya
Mengatasi
Masalah
Lingkungan
di
Bali.
http://ojs.unud.ac.id/index.php/blje/article/viewFile/97/80. Dikases pada
tanggal 16 November 2016