Kata Kunci: Analisis Tingkat Partisipasi Pedagang, Pengelolaan Sampah, Pasar Tradisional
Abstract: The study aims to determine how the level of participation of traders in the waste
management in the city traditional market of Kendari and how the level of participation of traders in
the garbage management of every traditional market The city of Kendari and to know how the waste
network in the traditional city of Kendari market. This research uses qualitative methods of method.
The result of this research is to the participation rate of traders in the waste management of the
traditional market of Kendari city which includes the level of information, planning, input and
implementation. In comparison of the level of participation of traders in the waste management of
traditional market of Kendari city where the level of participation for the involvement of waste
management in the market Lapulu, Anduonohu Moderate, Baruga Tinggi, to The level of input of
participation of traders in the market Lapulu moderate, Anduonohu Tinggi, Baruga High, for the level
of information participation there are differences in the participation of traders in the market of high
Lapulu, Anduonohu Moderate, Baruga high, implementation The level of the partition is in the
medium, Baruga is being. This is due to several factors requiring the willingness of traders about the
importance of market waste management. For the next factor is the participation inhibitory factor is
about the free time factor. In addition to the results of a waste network in the market of traditional city
of Kendari is for the market Lapulu, market-TPA with a charge of 3-35 tons, market the Anduonohu
market-TPA with a payload of 3.5-4ton and for the Psara Baruga market-TPA 8.5-9 tons.
Oktober --- 1
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi)
ISSN : 2549-9181| e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2| 2020
1. PENDAHULUAN besarnya jumlah pasar tradisional dan
Manusia secara umum sangat sampah di pasar tradisional ini sering kali
mengharapkan kenyaman dalam kehidupan di temukan banyaknya timbunan sampah
sehari-hari. Untuk mendapatkan yang di hasilkan dari aktivitas di pasar
kenyamanan salah satunya adalah dengan tersebut, hal ini seharusnya menjadi
tetap menjaga kesehatan dan kebersihan perhatian serius bagi penjual, pengelola
lingkungan. Berbicara mengenai pasar maupun masyarakat, dimana
lingkungan tidak terlepas dari berbagai timbunan sampah yang dihasilkan setiap
masalah yang di hadapinya, salah satunya harinya akan mengganggu kesehatan,
adalah masalah sampah. Sampah (limbah kebersihan dan mencemari lingkungan.
padat) adalah segala bentuk limbah yang di Kota Kendari yang merupakan ibu
timbulkan dari kegitan manusia maupun kota Sulawesi Tenggara, dengan luas
binatang yang biasanya berbentuk padat wilayah 267,37 km2, memiliki jumlah
dan secara umum sudah dibuang, tidak penduduk sekitar 335.889 jiwa dengan
bermanfaat atau tidak dibutuhkan lagi kepadatan mencapai 1.256/km2. Fakta ini
(Tchobanglous et al., 1993). pula yang menyebabkan produksi sampah
Sampah merupakan masalah yang di kota Kendari terus mengalami kenaikan
tidak dapat diabaikan, karena dalam semua setiap tahun. Sebagai contoh kota Kendari
aspek kehidupan selalu menghasilkan merupakan kota inti di Sulawesi
sampah. Sampah akan terus bertambah Tenggaramempunyai beban volume
seiring banyaknya aktifitas manusia yang sampah yang di produksi penduduk
di sertai semakin besarnya jumlah sebesar 200 Ton/hari (Badan Pusat
penduduk (Kuncoro, 2008) Statistik, 2017)
Pasar tradisional merupakan salah Pasar di Kota Kendari yang masih
satu wadah perekonomian sebagian besar dipenuhi sampah yang bertebaran
masyarakat perkotaan. Aktivitas yang ada membuat lingkungan menjadi tidak bersih.
baik itu jual beli antara pedagang dengan Pengelolaan sampah di pasar tradisional
pengunjung atau pembeli secara tidak dilakukan oleh pengelola setiap pasar yang
langsung dapat menyebabkan adanya bertanggung jawab atas kebersihan
timbulan sampah pada pasar itu setiap lingkungan pasar. Meskipun demikian,
harinya. Sampah pasar memiliki pengolaan sampah masih mengharapkan
karakteristik yang sedikit berbeda dengan partisipasi dari pedagang baik secara
sampah dari perumahan. Komposisi langsung ataupun tidak langsung dalam
sampah pasar lebih dominan sampah pengelolaan sampah diharapkan ada
organik. Sampah-sampah plastik partisipasi dari pedagang hingga tahapan
jumlahnya lebih sedikit dari pada sampah pengumpulan dan pembuangan sampah ke
perumahan. Apalagi jika sampahnya tempat pembuangan sampah sementara
berasal dari pasar sayur atau pasar buah (TPS). Kerja sama yang baik antara
limbahnya akan lebih banyak sampah pengelola pasar, pedagang dan DLH dapat
organik. Pasar tradisional adalah pasar membuat lingkungan pasar menjadi bersih,
yang dibangun oleh pihak pemerintah, Namun jika pedagang tidak berpartisipasi
swasta, koperasi dan swadaya masyarakat. dan semua urusan pengelolaan sampah
Tempat usahanya dapat berbentuk diserahkan kepada pengelola pasar dan
took ,kios, los dan tenda yang DLH akan mengakibatkan banyaknya
menyediakan barang-barang konsumsi sampah tertinggal dan membuat
sehari-hari masyarakat. Pasar tradisional lingkungan pasar tidak bersih dan berbau.
biasanya di kelola oleh pedagang kecil, Hal tersebut dapat merugikan pedagang
menengah dan koperasi. Proses penjualan karena pembeli tidak tahan berlama-lama
dan pembelian dilakukan dengantawar di pasar akibat bau dan bisa menjadi
menawar (Adhyzal, 2003). Akibat sarang penyakit. Tujuan dalam penelitian
2 --- Oktober
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi)
ISSN : 2549-9181| e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2| 2020
ini yaitu untuk mengetahui bagaimana 2.3 Metode Analisis Data
tingkat partispasi pedagang dalam Analisis data yang digunakan dalam
pengolaan sampah tradisional kota kendari penelitian ini adalah analisis deskriptif
dan bagaimana perbandingan tingkat kualitatif dan kuantitatif tentang
partispasi pedagang dalam pengelolaan bagaimana tingkat partisipasi pedagang
sampah setiap pasar tradisional kota dalam pengelolaan sampah Tradisional
kendari serta untuk mengetahui bagaimana Kota Kendari. Pengumpulan data
jaringan persampahan di pasar tradisonal dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
kota kendari Data yang dikumpulkan terkait penelitian
berupa tingkatan partisipasi pedagang,
2. METODE PENELITIAN perbandingan tingkat partisipasi pedagang.
2.1 Lokasi Penelitian Pengukuran partisipasi menggunakan skala
Penelitian ini dilakukan di Kota likert. Skala yang digunakan untuk
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. mengukur sikap, pendapat, pengetahuan,
Secara geografis terletak dibagian selatan dan perilaku seseorang atau kelompok
garis khatulistiwa berada diantara 3054’40”
dan 405’05” Lintang Selatan (LS) dan Selanjutnya data kuantitatif yang telah
membentang dari Barat ke Timur diantara diperoleh kemudian dianalisis dengan
122026’33” dan 122039’14” Bujur Timur bantuan persentase menurut (Ali, 1985).
(BT). Adapun Peta Lokasi Disajikan Pada Maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
Gambar 1
P = X 100%
Ket. P = Persen
f = Frekuensi jumlah pernyataan
responden
n = Jumlah responden
100%= Bilangan tetap
Oktober --- 3
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi)
ISSN : 2549-9181| e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2| 2020
3. PEMBAHASAN tinggi karna pedagang di pasar Baruga
Partisipasi menurut Jalal & Supriadi lebih sering dilibatkan dalam perencanaan
(2001) adalah pembuat keputusan, pengelolaan sampah pasar oleh pihak
menyarankan kelompok atau masyarakat pengelolah pasar.
ikut terlibat dalam bentuk penyampaian Tabel 3. Pemberian masukan pedagang
saran atau pendapat, barang, keterampilan, pasar terhadap Perencanaan pengelolaan
bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga sampah pasar
berarti bahwa kelompok mengenal masalah Nama Pasar
Responden
Keterangan
mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, Σ %
membuat keputusan, dan memecahkan Lapulu 44 61,36 Sedang
Anduonohu 44 81,06 Tinggi
masalahnya. Baruga 44 97,72 Tinggi
Tilaar (2009) mengungkapkan Sumber : Hasil Analisis Data
partisipasi adalah sebagai wujud dari
keinginan untuk mengembangkan Pada tahap perencanaan pedagang diberi
demokrasi melalui proses desentralisasi kesempatan untuk memberikan masukan
dimana diupayakan antara lain perlunya terhadap pengelolaan sampah pasar di
perencanaan dari bawah (bottom-up) Kota Kendari, sehingga dapat di peroleh
dengan mengikutsertakan masyarakat bahwa tingkat partisipasi pedagangdi pasar
dalam proses perencanaan dan Lapulu berbeda dengan pasar Anduonohu
pembangunan masyarakatnya. dan Baruga karena pedagang di pasar
3.1 Tingkat Partisipasi Pedagang Lapulu mempunyai tingkat partisipasi
Dalam Pengelolaan Sampah Pasar sedang, sedangkan di pasar Anduonohu
Tradisional Kota Kendari dan Baruga mempunyai tingkat partisipasi
Partisipasi masyarakat dilihat dari tinggi karna pedagang paham akan
derajat wewenangnya, dimanatingkatan pentingnya saling mengkoreksi atau
partisipasi dalam suatu pengelolaan dibagi memberikan masukan tentang pengelolaan
menjadi delapan tingkatan yaitu waktu sampah pasar yang baik.
luang, kemauan, penglibatan, memberikan Tabel 4. Mendapatkan informasi ikut
masukan, informasi, perencanaan, terlibat dalam pengelolaan sampah
pelaksanaan. Responden
Tabel 2. Partisipasi dalam perencanaan Nama Pasar Keterangan
Σ %
pengelolaan sampah pasar Lapulu 44 75 Tinggi
Responden Anduonohu 44 59,09 Sedang
Nama Pasar Keterangan Baruga 44 83,33 Tinggi
Σ %
Lapulu 44 48,48 Sedang Sumber : Hasil Analisis Data
Anduonohu 44 57,57 Sedang
Baruga 44 75 Tinggi Tingkatan partisipasi pada pemberian
Sumber : Hasil Analisis Data informasi ini sangat penting bagi
pedagang, karena dengan adanya informasi
Tingkat partisipasi pada perencanaan yang jelas akan memudahkan pedagang
pengelolaan sampah pasar adalah berpartisipasi dalam suatu pengelolaan
tingkatan partisipasi pedagang pasar sampah pasar
dalam mengikuti rapat atau sosialisasi Berdasarkan data yang di peroleh
tentang penyusunan rencana pengelolaan tingkat partisipasi pedagang di pasar
sampah Lapulu dan Baruga mempunyai tingkat
Berdasarkan data yang telah di partisipasi tinggi sedangkan di pasar
peroleh bahwa tingkat partisipasi Anduonohu sedang dalam mendapatkan
pedagang di pasar pasar Lapulu, informasi ikut terlibat dalam pengelolaan
Anduonohu, mempunyai tingkat sampah pasar, karena peran pengelolah
partisipasi sedang sedangkan dipasar pasar di pasar Lapulu dan Baruga lebih
Baruga mempunyai tingkat partisipasi
4 --- Oktober
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi)
ISSN : 2549-9181| e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2| 2020
efisien di bandingkan dengan pengelolah Keikutsertaan dalam suatu kegiatan
di pasar Anduonohu. pengelolaan sampah pasar bukan timbul
Tabel 5. Partisipasi pedagang pasar dalam begitu saja akan tetapi karena adanya
pelaksanaan program pengelolaan sampah dorongan untuk berpartisipasi.Salah satu
pasar diantaranya adalah faktor
Nama Pasar
Responden
Keterangan kesadaran/kemauan pedagang itu sendiri.
Σ %
Lapulu 44 49 Sedang
2. Perbandingan Tingkat Partisipasi
Anduonohu 44 56 Sedang
Baruga 44 55,30 Sedang
Pedagang Dalam Pengelolaan
Sumber : Hasil Analisis Data Sampah Pasar Tradisional Kota
Kendari
Tingkat partisipasi pada tahap Perbandingan tingkat partisipasi
pelaksanaan merupakan tingkatan pedagang dalam perencanaan pengelolaan
partisipasi dan keaktifan pedagang dalam sampah di pasar Lapulu terdapat tingkat
melaksanakan setiap kegiatan pengelolaan partisipasi pedagang sebesar 48,48%
sampah yang telah direncanakan, (sedang), di pasar Anduonohu tingkat
sehinggah pada tahap ini, sesuai data yang partisipasi pedagang sebesar 57,57%
telah di dapatkan bahawa tingkat (sedang), sedangkan di pasar Baruga
partisipasi pedagang di pasar pasar tingkat partisipasi pedagang yaitu sebesar
Anduonohu, Lapulu, dan Baruga sama 75% (tinggi). Jadi perbandingan tingkat
yaitu mempunyai tingkat partisipasi partisipasi dalam perencanaan pengelolaan
sedang karena hanya sebagian pedagang sampah pasar yaitu pedagang di pasar
yang ikut berpartisipasi dalam Baruga tingkat partisipasinya lebih tinggi
pelaksanaan program pengelolaan sampah di bandingkan dengan di pasar Lapulu dan
pasar. Anduonohu, untuk lebih jelasnya dapat
1. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi dilihat pada Gambar 2
Partisipasi Pedagang Pasar
a. Faktor Penghambat Partisipasi
Faktor penghambat partisipasi
pedagang adat tiga poin yaitu: pola pikir
masyarakat, waktu, dan terbatasnya
lapangan pekerjaan, dari survey didapat
hasil bahwa pedagang di pasar Lapulu,
anduonohu, dan Baruga mempunyai
waktu luang untuk berpartisipasi dalam Gambar 2.Grafik perbandingan tingkat
pengelolaan sampah pasar, karna partisipasi pedagang pada partisipasi
pedagang merasa kegiatan tersebut perencanaan
berguna untuk mereka sendiri. Pada partisipasi pemberian masukan
b. Faktor Pendukung Partisispasi atau mengusulkan pengelolaan sampah
Apabila pedagang sudah sadar pasar di di pasar Lapulu yaitu tingkat
mengenai arti pentingnyapengelolaan partisipasi pedagang sebesar 61,36%
sampah itu, maka jelas mereka juga akan (sedang), di pasar Anduonohu tingkat
lebih banyak melibatkan diri didalamnya. partisipasi yaitu sebesar 81,06% (tinggi),
Berdasarkan dengan data yang sedangkan di pasar Baruga yaitu tingkat
telah di peroleh bahwa rtingkat partisipasi partisipasinya sebesar 97,72% (tinggi).
pedagang di dipasar Lapulu, Anduonohu, Jadi Perbandingan tingkat partisipasi
dan Baruga sangat tinggi, pedagang pedagang dalam memberikan masukan
tersebut sangat sadar atau mempunyai terhadap pengelolaan sampah yaitu
kemauan untuk berpartisipasi dalam pedagang di pasar Baruga dan Anduonohu
pengelolaan sampah.
Oktober --- 5
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi)
ISSN : 2549-9181| e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2| 2020
lebih tinggi partisipasinya dibandingkan partisipasinya yaitu sebesar 55,30%
dengan pedagang di pasar Lapulu, untuk (sedang). Jadi perbandingan tingkat
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar partisipasi pedagang dalam mengikuti
3 pelaksanaan program pengelolaan sampah
yaitu pedagang di pasar Baruga
Anduonohu dan Lapulu mempunyai
tingkat partisipasi sama yaitu sedang, jadi
tidak ada perbedaan dengan pedagang di
pasar tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 5