Anda di halaman 1dari 8

JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi)

ISSN : 2549-9181| e-ISSN : 2684-6705


| Vol.4 | No.2| 2020

Analisis Tingkat Partisipasi


Pedagang Dalam Pengelolaan Sampah
Pasar Tradisional Kota Kendari
Ari Anto(1), Djafar Mey (2), Anita Indriasary (3)
1)
Program Studi Geografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian UHO
2)
Jurusan Geografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian UHO

Email: arhy95anto@gmail.com, djafarmey@yahoo.com , anitayulardhi@gmail.com


Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat partisipasi pedagang dalam
pengelolaan sampah di Pasar Tradisional Kota Kendari dan bagaimana perbandingan tingkat
partisipasi pedagang dalam pengelolaan sampah setiap pasar tradisional Kota Kendari serta untuk
mengetahui bagaimana jaringan persampahan di Pasar Tradisional Kota Kendari. Penelitian ini
menggunakan metode deskriktif kualitatif. Hasil dari penelitian ini ialah untuk tingkat partisipasi
pedagang dalam pengelolaan sampah dipasar tradisional Kota Kendari yang meliputi tingkatan
informasi, perencanaan, pemberian masukan dan pelaksanaan. Pada perbandingan tingkatan partisipasi
pedagang dalam pengelolaan sampah dipasar tradisional Kota Kendari dimana tingkatan partisipasi
untuk penglibatan partisipasi pengelolaan sampah dipasar Lapulu sedang, Anduonohu sedang, Baruga
Tinggi, untuk tingkatan pemberian masukan partisipasi pedagang di pasar Lapulu Sedang,
Anduonohu Tinggi, Baruga tinggi, untuk tingkatan partisipasi informasi terdapat perbedaan partisipasi
pedagang di pasar Lapulu tinggi, Anduonohu sedang, Baruga tinggi, pelaksanaan tingkat partisinya
dipasar Lapulu Sedang, Anduonohu Sedang, Baruga sedang. Hal ini disebabkan oleh beberapa factor
yaitu membutuhkan kemauan pedagang tentang pentingnya pengelolaan sampah pasar. Untuk factor
selanjutnya yaitu faktor penghambat partisipasi yaitu tentang faktor waktu luang. Selain itu untuk
hasil dari jaringan persampahan di pasar Tradisional Kota Kendari yaitu untuk pasar Lapulu, pasar-
TPA dengan muatan 3 - 35 ton , pasar anduonohu pasar-TPA dengan muatan 3,5 - 4ton dan untuk
psara Baruga pasar-TPA 8,5 - 9 ton.

Kata Kunci: Analisis Tingkat Partisipasi Pedagang, Pengelolaan Sampah, Pasar Tradisional

Abstract: The study aims to determine how the level of participation of traders in the waste
management in the city traditional market of Kendari and how the level of participation of traders in
the garbage management of every traditional market The city of Kendari and to know how the waste
network in the traditional city of Kendari market. This research uses qualitative methods of method.
The result of this research is to the participation rate of traders in the waste management of the
traditional market of Kendari city which includes the level of information, planning, input and
implementation. In comparison of the level of participation of traders in the waste management of
traditional market of Kendari city where the level of participation for the involvement of waste
management in the market Lapulu, Anduonohu Moderate, Baruga Tinggi, to The level of input of
participation of traders in the market Lapulu moderate, Anduonohu Tinggi, Baruga High, for the level
of information participation there are differences in the participation of traders in the market of high
Lapulu, Anduonohu Moderate, Baruga high, implementation The level of the partition is in the
medium, Baruga is being. This is due to several factors requiring the willingness of traders about the
importance of market waste management. For the next factor is the participation inhibitory factor is
about the free time factor. In addition to the results of a waste network in the market of traditional city
of Kendari is for the market Lapulu, market-TPA with a charge of 3-35 tons, market the Anduonohu
market-TPA with a payload of 3.5-4ton and for the Psara Baruga market-TPA 8.5-9 tons.

Keywords: Analysis Of The Level Of Participation Of Traders, Waste Management, Traditional


Market

Oktober --- 1
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi)
ISSN : 2549-9181| e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2| 2020
1. PENDAHULUAN besarnya jumlah pasar tradisional dan
Manusia secara umum sangat sampah di pasar tradisional ini sering kali
mengharapkan kenyaman dalam kehidupan di temukan banyaknya timbunan sampah
sehari-hari. Untuk mendapatkan yang di hasilkan dari aktivitas di pasar
kenyamanan salah satunya adalah dengan tersebut, hal ini seharusnya menjadi
tetap menjaga kesehatan dan kebersihan perhatian serius bagi penjual, pengelola
lingkungan. Berbicara mengenai pasar maupun masyarakat, dimana
lingkungan tidak terlepas dari berbagai timbunan sampah yang dihasilkan setiap
masalah yang di hadapinya, salah satunya harinya akan mengganggu kesehatan,
adalah masalah sampah. Sampah (limbah kebersihan dan mencemari lingkungan.
padat) adalah segala bentuk limbah yang di Kota Kendari yang merupakan ibu
timbulkan dari kegitan manusia maupun kota Sulawesi Tenggara, dengan luas
binatang yang biasanya berbentuk padat wilayah 267,37 km2, memiliki jumlah
dan secara umum sudah dibuang, tidak penduduk sekitar 335.889 jiwa dengan
bermanfaat atau tidak dibutuhkan lagi kepadatan mencapai 1.256/km2. Fakta ini
(Tchobanglous et al., 1993). pula yang menyebabkan produksi sampah
Sampah merupakan masalah yang di kota Kendari terus mengalami kenaikan
tidak dapat diabaikan, karena dalam semua setiap tahun. Sebagai contoh kota Kendari
aspek kehidupan selalu menghasilkan merupakan kota inti di Sulawesi
sampah. Sampah akan terus bertambah Tenggaramempunyai beban volume
seiring banyaknya aktifitas manusia yang sampah yang di produksi penduduk
di sertai semakin besarnya jumlah sebesar 200 Ton/hari (Badan Pusat
penduduk (Kuncoro, 2008) Statistik, 2017)
Pasar tradisional merupakan salah Pasar di Kota Kendari yang masih
satu wadah perekonomian sebagian besar dipenuhi sampah yang bertebaran
masyarakat perkotaan. Aktivitas yang ada membuat lingkungan menjadi tidak bersih.
baik itu jual beli antara pedagang dengan Pengelolaan sampah di pasar tradisional
pengunjung atau pembeli secara tidak dilakukan oleh pengelola setiap pasar yang
langsung dapat menyebabkan adanya bertanggung jawab atas kebersihan
timbulan sampah pada pasar itu setiap lingkungan pasar. Meskipun demikian,
harinya. Sampah pasar memiliki pengolaan sampah masih mengharapkan
karakteristik yang sedikit berbeda dengan partisipasi dari pedagang baik secara
sampah dari perumahan. Komposisi langsung ataupun tidak langsung dalam
sampah pasar lebih dominan sampah pengelolaan sampah diharapkan ada
organik. Sampah-sampah plastik partisipasi dari pedagang hingga tahapan
jumlahnya lebih sedikit dari pada sampah pengumpulan dan pembuangan sampah ke
perumahan. Apalagi jika sampahnya tempat pembuangan sampah sementara
berasal dari pasar sayur atau pasar buah (TPS). Kerja sama yang baik antara
limbahnya akan lebih banyak sampah pengelola pasar, pedagang dan DLH dapat
organik. Pasar tradisional adalah pasar membuat lingkungan pasar menjadi bersih,
yang dibangun oleh pihak pemerintah, Namun jika pedagang tidak berpartisipasi
swasta, koperasi dan swadaya masyarakat. dan semua urusan pengelolaan sampah
Tempat usahanya dapat berbentuk diserahkan kepada pengelola pasar dan
took ,kios, los dan tenda yang DLH akan mengakibatkan banyaknya
menyediakan barang-barang konsumsi sampah tertinggal dan membuat
sehari-hari masyarakat. Pasar tradisional lingkungan pasar tidak bersih dan berbau.
biasanya di kelola oleh pedagang kecil, Hal tersebut dapat merugikan pedagang
menengah dan koperasi. Proses penjualan karena pembeli tidak tahan berlama-lama
dan pembelian dilakukan dengantawar di pasar akibat bau dan bisa menjadi
menawar (Adhyzal, 2003). Akibat sarang penyakit. Tujuan dalam penelitian
2 --- Oktober
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi)
ISSN : 2549-9181| e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2| 2020
ini yaitu untuk mengetahui bagaimana 2.3 Metode Analisis Data
tingkat partispasi pedagang dalam Analisis data yang digunakan dalam
pengolaan sampah tradisional kota kendari penelitian ini adalah analisis deskriptif
dan bagaimana perbandingan tingkat kualitatif dan kuantitatif tentang
partispasi pedagang dalam pengelolaan bagaimana tingkat partisipasi pedagang
sampah setiap pasar tradisional kota dalam pengelolaan sampah Tradisional
kendari serta untuk mengetahui bagaimana Kota Kendari. Pengumpulan data
jaringan persampahan di pasar tradisonal dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
kota kendari Data yang dikumpulkan terkait penelitian
berupa tingkatan partisipasi pedagang,
2. METODE PENELITIAN perbandingan tingkat partisipasi pedagang.
2.1 Lokasi Penelitian Pengukuran partisipasi menggunakan skala
Penelitian ini dilakukan di Kota likert. Skala yang digunakan untuk
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. mengukur sikap, pendapat, pengetahuan,
Secara geografis terletak dibagian selatan dan perilaku seseorang atau kelompok
garis khatulistiwa berada diantara 3054’40”
dan 405’05” Lintang Selatan (LS) dan Selanjutnya data kuantitatif yang telah
membentang dari Barat ke Timur diantara diperoleh kemudian dianalisis dengan
122026’33” dan 122039’14” Bujur Timur bantuan persentase menurut (Ali, 1985).
(BT). Adapun Peta Lokasi Disajikan Pada Maka dapat dirumuskan sebagai berikut :
Gambar 1
P = X 100%

Ket. P = Persen
f = Frekuensi jumlah pernyataan
responden
n = Jumlah responden
100%= Bilangan tetap

Gambar 1. Lokasi Penelitian Kemudian untuk mengetahui skor


2.2 Persiapan Data ideal responden dapat menggunankan
Tahap persiapan adalah tahap awal rumus sebagai berikut:
kegiatan sebelum memulai mengumpulkan
data. Data yang akan digunakan adalah T x Pn...............................................(3)
data primer dan data sekunder. Data Keterangan:
sekunder berupa teori-teori.Sedangkan data
primer didapatkan dari beberapa cara yaitu T = Jumlah responden yang memilih
metode observasi, kuesioner, wawancara
(44 orang setiap pasar untuk mengetahui Pn = pilihan angka skor likert
partispasi pedagang) dan pengambilan
Tabel 1. Penentuan Realitas Partisipasi
sampling.
Pedagang Dalam Pengelolaan
Setelah di lakukan pengumpulan data
Sampah Pasar
maka dilanjutkan dengan tahap pengolaan
data yaitu : Kelas skor Skala skor
1) Georeferencing Rendah < 33,33%
2) Digitasi Sedang 33,34% <66,66%
Tinggi >66,67%
Sumber : Hasil Analisis Data

Oktober --- 3
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi)
ISSN : 2549-9181| e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2| 2020
3. PEMBAHASAN tinggi karna pedagang di pasar Baruga
Partisipasi menurut Jalal & Supriadi lebih sering dilibatkan dalam perencanaan
(2001) adalah pembuat keputusan, pengelolaan sampah pasar oleh pihak
menyarankan kelompok atau masyarakat pengelolah pasar.
ikut terlibat dalam bentuk penyampaian Tabel 3. Pemberian masukan pedagang
saran atau pendapat, barang, keterampilan, pasar terhadap Perencanaan pengelolaan
bahan dan jasa. Partisipasi dapat juga sampah pasar
berarti bahwa kelompok mengenal masalah Nama Pasar
Responden
Keterangan
mereka sendiri, mengkaji pilihan mereka, Σ %
membuat keputusan, dan memecahkan Lapulu 44 61,36 Sedang
Anduonohu 44 81,06 Tinggi
masalahnya. Baruga 44 97,72 Tinggi
Tilaar (2009) mengungkapkan Sumber : Hasil Analisis Data
partisipasi adalah sebagai wujud dari
keinginan untuk mengembangkan Pada tahap perencanaan pedagang diberi
demokrasi melalui proses desentralisasi kesempatan untuk memberikan masukan
dimana diupayakan antara lain perlunya terhadap pengelolaan sampah pasar di
perencanaan dari bawah (bottom-up) Kota Kendari, sehingga dapat di peroleh
dengan mengikutsertakan masyarakat bahwa tingkat partisipasi pedagangdi pasar
dalam proses perencanaan dan Lapulu berbeda dengan pasar Anduonohu
pembangunan masyarakatnya. dan Baruga karena pedagang di pasar
3.1 Tingkat Partisipasi Pedagang Lapulu mempunyai tingkat partisipasi
Dalam Pengelolaan Sampah Pasar sedang, sedangkan di pasar Anduonohu
Tradisional Kota Kendari dan Baruga mempunyai tingkat partisipasi
Partisipasi masyarakat dilihat dari tinggi karna pedagang paham akan
derajat wewenangnya, dimanatingkatan pentingnya saling mengkoreksi atau
partisipasi dalam suatu pengelolaan dibagi memberikan masukan tentang pengelolaan
menjadi delapan tingkatan yaitu waktu sampah pasar yang baik.
luang, kemauan, penglibatan, memberikan Tabel 4. Mendapatkan informasi ikut
masukan, informasi, perencanaan, terlibat dalam pengelolaan sampah
pelaksanaan. Responden
Tabel 2. Partisipasi dalam perencanaan Nama Pasar Keterangan
Σ %
pengelolaan sampah pasar Lapulu 44 75 Tinggi
Responden Anduonohu 44 59,09 Sedang
Nama Pasar Keterangan Baruga 44 83,33 Tinggi
Σ %
Lapulu 44 48,48 Sedang Sumber : Hasil Analisis Data
Anduonohu 44 57,57 Sedang
Baruga 44 75 Tinggi Tingkatan partisipasi pada pemberian
Sumber : Hasil Analisis Data informasi ini sangat penting bagi
pedagang, karena dengan adanya informasi
Tingkat partisipasi pada perencanaan yang jelas akan memudahkan pedagang
pengelolaan sampah pasar adalah berpartisipasi dalam suatu pengelolaan
tingkatan partisipasi pedagang pasar sampah pasar
dalam mengikuti rapat atau sosialisasi Berdasarkan data yang di peroleh
tentang penyusunan rencana pengelolaan tingkat partisipasi pedagang di pasar
sampah Lapulu dan Baruga mempunyai tingkat
Berdasarkan data yang telah di partisipasi tinggi sedangkan di pasar
peroleh bahwa tingkat partisipasi Anduonohu sedang dalam mendapatkan
pedagang di pasar pasar Lapulu, informasi ikut terlibat dalam pengelolaan
Anduonohu, mempunyai tingkat sampah pasar, karena peran pengelolah
partisipasi sedang sedangkan dipasar pasar di pasar Lapulu dan Baruga lebih
Baruga mempunyai tingkat partisipasi
4 --- Oktober
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi)
ISSN : 2549-9181| e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2| 2020
efisien di bandingkan dengan pengelolah Keikutsertaan dalam suatu kegiatan
di pasar Anduonohu. pengelolaan sampah pasar bukan timbul
Tabel 5. Partisipasi pedagang pasar dalam begitu saja akan tetapi karena adanya
pelaksanaan program pengelolaan sampah dorongan untuk berpartisipasi.Salah satu
pasar diantaranya adalah faktor
Nama Pasar
Responden
Keterangan kesadaran/kemauan pedagang itu sendiri.
Σ %
Lapulu 44 49 Sedang
2. Perbandingan Tingkat Partisipasi
Anduonohu 44 56 Sedang
Baruga 44 55,30 Sedang
Pedagang Dalam Pengelolaan
Sumber : Hasil Analisis Data Sampah Pasar Tradisional Kota
Kendari
Tingkat partisipasi pada tahap Perbandingan tingkat partisipasi
pelaksanaan merupakan tingkatan pedagang dalam perencanaan pengelolaan
partisipasi dan keaktifan pedagang dalam sampah di pasar Lapulu terdapat tingkat
melaksanakan setiap kegiatan pengelolaan partisipasi pedagang sebesar 48,48%
sampah yang telah direncanakan, (sedang), di pasar Anduonohu tingkat
sehinggah pada tahap ini, sesuai data yang partisipasi pedagang sebesar 57,57%
telah di dapatkan bahawa tingkat (sedang), sedangkan di pasar Baruga
partisipasi pedagang di pasar pasar tingkat partisipasi pedagang yaitu sebesar
Anduonohu, Lapulu, dan Baruga sama 75% (tinggi). Jadi perbandingan tingkat
yaitu mempunyai tingkat partisipasi partisipasi dalam perencanaan pengelolaan
sedang karena hanya sebagian pedagang sampah pasar yaitu pedagang di pasar
yang ikut berpartisipasi dalam Baruga tingkat partisipasinya lebih tinggi
pelaksanaan program pengelolaan sampah di bandingkan dengan di pasar Lapulu dan
pasar. Anduonohu, untuk lebih jelasnya dapat
1. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi dilihat pada Gambar 2
Partisipasi Pedagang Pasar
a. Faktor Penghambat Partisipasi
Faktor penghambat partisipasi
pedagang adat tiga poin yaitu: pola pikir
masyarakat, waktu, dan terbatasnya
lapangan pekerjaan, dari survey didapat
hasil bahwa pedagang di pasar Lapulu,
anduonohu, dan Baruga mempunyai
waktu luang untuk berpartisipasi dalam Gambar 2.Grafik perbandingan tingkat
pengelolaan sampah pasar, karna partisipasi pedagang pada partisipasi
pedagang merasa kegiatan tersebut perencanaan
berguna untuk mereka sendiri. Pada partisipasi pemberian masukan
b. Faktor Pendukung Partisispasi atau mengusulkan pengelolaan sampah
Apabila pedagang sudah sadar pasar di di pasar Lapulu yaitu tingkat
mengenai arti pentingnyapengelolaan partisipasi pedagang sebesar 61,36%
sampah itu, maka jelas mereka juga akan (sedang), di pasar Anduonohu tingkat
lebih banyak melibatkan diri didalamnya. partisipasi yaitu sebesar 81,06% (tinggi),
Berdasarkan dengan data yang sedangkan di pasar Baruga yaitu tingkat
telah di peroleh bahwa rtingkat partisipasi partisipasinya sebesar 97,72% (tinggi).
pedagang di dipasar Lapulu, Anduonohu, Jadi Perbandingan tingkat partisipasi
dan Baruga sangat tinggi, pedagang pedagang dalam memberikan masukan
tersebut sangat sadar atau mempunyai terhadap pengelolaan sampah yaitu
kemauan untuk berpartisipasi dalam pedagang di pasar Baruga dan Anduonohu
pengelolaan sampah.
Oktober --- 5
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi)
ISSN : 2549-9181| e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2| 2020
lebih tinggi partisipasinya dibandingkan partisipasinya yaitu sebesar 55,30%
dengan pedagang di pasar Lapulu, untuk (sedang). Jadi perbandingan tingkat
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar partisipasi pedagang dalam mengikuti
3 pelaksanaan program pengelolaan sampah
yaitu pedagang di pasar Baruga
Anduonohu dan Lapulu mempunyai
tingkat partisipasi sama yaitu sedang, jadi
tidak ada perbedaan dengan pedagang di
pasar tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 5

Gambar 3.Grafik perbandingan tingkat


partisipasi pedagang pada partisipasi
pemberian masukan
Perbandingan tingkat partisipasi
pedagang dalam pemberian informasi agar
ikut dalam pengelolaan sampah di pasar
Lapulu yaitu tingkat partisipasinya sebesar Gambar 5. Grafik perbandingan tingkat
75% (tinggi), di pasar Anduonohu tingkat partisipasi pedagang pada partisipasi
partisipasinya yaitu sebesar 59,09% pelaksanaan
(sedang), sedangkan di pasar Baruga 3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi
tingkat partisipasi yaitu sebesar 83,33%, Partisipasi Pedagang Pasar
jadi perbandingan tingkat partisipasi di Sebagaimana diketahui
pemberian informasi agar ikut dalam bahwadalam proses pembangunantentunya
pengelolaan sampah pasar yaitu pedagang banyak faktor yang mempengaruhi tingkat
di pasar Baruga dan Lapulu lebih tinggi keterlibatan pedagang dalampengelolaan
partisipasinya di bandingkan dengan sampah pasar.
dengan pedagang di pasar Anduonohu.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada a. Faktor Penghambat Partisipasi
Gambar 4 Perbandingan faktor penghambat
partisipasi pada waktu luang di pasar
Lapulu yaitu tingkat penghambatnya
sebesar 67,42%, di pasar Anduonohu
tingkat penghambatnya sebesar 46,96%,
sedangkan di pasar Baruga yaitu tingkat
penghambatnya sebesar 68,18%. Jadi
tingkat penghambat partisipasi pedagang
pada waktu luang untuk berpartisipasi
dalam pengelolaan sampah pasar yaitu
Gambar 4.Grafik perbandingan tingkat pedagang di pasar Lapulu dan Baruga lebih
partisipasi pedagang pada partisipasi besar dibandingkan dengan pedagang di
pemberian informasi pasar dan Anduonohu.. Untuk lebih
Perbandingan tingkat partisipasi jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6
pedagang dalam mengikuti pelaksanaan
program pengelolaan sampah di pasar
Lapulu yaitu tingkat partisipasinya sebesar
49% (sedang), di pasar Anduonohu tingkat
partisipasinya yaitu sebesar 56% (sedang),
sedangkan di pasar Baruga tingkat
6 --- Oktober
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi)
ISSN : 2549-9181| e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2| 2020
pasar mengumpulkan sampah dari sisa-
sisadagangan mereka kemudian pihak
pengelola mengangkut sampah tersebut ke
Tempat Pembuangan Sementara (TPS),
kemudian sampah tersebut diangkut
menggunakan truck sampah dan dibawah
di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).Rute
pengangkutan sampah di pasar Lapulu,
Anduonohu dan Baruga yaitu sebagai
Gambar 6. Grafik perbandingan faktor berikut:
penghambat partisipasi pedagang pada Pasar Lapulu waktu pengangkutan
waktu luang dilakuan 2 kali dalam 1 minggu yaitu pada
b. Faktor Pendukung Partisispasi hari selasa dan sabtu pada pukul 14:00,
Perbandingan tingkat partisipasi rute pengangkutannya yaitu pasar Lapulu
pedagang dalam keikutsertaan atau lansung ke TPA, muatan rata-rata 3
kemauandalam pengelolaan sampah di sampai 3,5 ton setiap mengangkut, waktu
pasa Lapulu tingkat pendukungnya sebesar yang di capai pada saat mengangkut yaitu
83,33%, di pasar Anduonohu tingkat sekitar25 atau 30 menit tergantung dari
pendukungnya sebesar 90,15%, di pasar kepadatan jalan.
Baruga tingkat pendukungnya sebesar Pasar Anduonoho waktu
90,90%. Jadi tingkat pendukung pengangkutan dilakukan setiap hari pada
partisipasi pedagang dalam faktor yang pukul 17:30 atau sebelum sahalat magrib,
mendukung keterlibatan pedagang dalam rute pengangkutannya yaitu pasar
pengelolaan sampah yang mempunyai Anduonohu langsung ke TPA dengan
kesadaran/kemauan untuk berpartisipasi muatan rata-rata 3,5 sampai 4 ton perhari,
dalam pengelolaan sampah pasar yaitu waktu yang di capai pada saat mengangkut
pedagang di pasar Baruga lebih tinggi yaitu sekitar 20 sampai 25 bahkan bisa
partisipasinya dibandingkan dengan lebih dikarenakan pada saat magrib
pedagang di pasar Anduonohu dan Lapulu, kepadatan jalan lebih padat.
tetapi pada dasarnya pedagang yang ada di Pasar Baruga waktu pengangkutan
pasar Lapulu Anduonohu dan Baruga rata- dilakukan setiap hari pada pukul 14:00,
rata mempunyai tingkat pendukung rute pengangkutannya yaitu pasar Baruga
partisipasi yang tinggi. untuk lebih langsung ke TPA dengan volume sampah
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7 8,5 sampai 9 ton perhari, waktu yang
dicapai pada saat mengangkut yaitu sekitar
15 sampai 20 menit.Proses pembuatan peta
jaringan jalan persampahan di pasar
Tradisional Kota Kendari adalah sebagai
berikut:
 Georeferencing, tahap awal pengolahan
data spasial dilakukan dengan cara
melakukan georeferencing, dimana
georeferencing merupakan proses
Gambar 7. Grafik perbandingan faktor
pemberian koordinat pada suatu objek
pendukung partisipasi pedagang pada
gambar dengan cara menempatkan
partisipasikeikutsertaan atau kemauan
suatu titik kontrol pada persimpangan
4. Jaringan persampahan di Pasar
antara garis lintang dan garis bujur.
tradisional Kota Kendari
Pemberian koordinat TPA Puuwatu,
Jaringan persampahan di pasar
wadah (pasar lapulu, Anduonohu dan
tardisional Kota Kendari yaitu pedagang
Baruga), dan lokasi pasar (lapulu,
Oktober --- 7
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi)
ISSN : 2549-9181| e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2| 2020
Anduonohu dan Baruga) didapatkan kategori sedang; (2) Tingkat partisipasi
dengan cara memakai GPS esensial. pedagang di pasar Lapulu, pasar
 Digitasi, merupakan usaha untuk Anduonohu, mempunyai tingkat partisipasi
menggambarkan kondisi bumi ke dalam sedang, sedangkan di pasar Baruga
sebuah bidang datar dalam computer, mempunyai tingkat partisipasi tinggi;
atau memindahkan peta (hardcopy) (3)Hasil dari jaringan persampahan di
dalam bentuk lembaram peta kedalam pasar Tradisional Kota Kendari, yaitu:
computer (format shp). untuk pasar Lapulu ke TPA memiliki
Penelitian ini data yang diperoleh muatan 3 - 35 ton, pasar Anduonohu ke
adalah data tracking pembuangan sampah TPA memiliki muatan 3,5 – 4 ton dan
dari pasar (Lapulu, Anduonohu dan pasar Baruga ke TPA memiliki muatan 8,5
Baruga) dan didigitasi menggunakan - 9 ton. Jadi, tingkat partisipasi pengelolaan
ArcGIS 10.2 melalui data citra SAS Planet sampah pada ketiga pasar adalah Baruga
sehingga menghasilkan data shapefile termasuk kategori tinggi, sedangkan pasar
tracking persampahan. Adapun Peta Lapulu dan pasar Anduonohu termasuk
Jaringan Jalan Persampahan dapat di kategori sedang.
sajikan pada Gambar 8
DAFTAR PUSTAKA
Adhyzal. 2003. Klasifikasi pasar.
Www.Psychologymania.Com.
http://www.psychologymania.com/20
12/10/ Kalsifikasi-pasar.html
(Diakses, 2 Mei 2020).
Ali, M. 1985. Penelitian Kependidikan
Prosedur dan Strategi. Bandung:
Pustaka .
Gambar 8. Peta Jaringan Jalan Badan Pusat Statistik, B. 2017. Kota
Persampahan Kendari. 2017. Kota Kendari Dalam
4. KESIMPULAN Angka.
Berdasarkan hasil penelitian yang Jalal, F., & Supriadi, D. 2001. Reformasi
telah dilakukan, maka kesimpulan dari Pendidikan dalam Konteks Otonomi.
penelitian ini yaitu: (1) tingkat partisipasi Daerah. Jakarta: Depdiknas Bapenas
pedagang dalam pengelolaan sampah di Adicitakaryanusa.
pasar tradisional Kota Kendari yang Kuncoro, W. 2008. Pengelolaan Sampah
meliputi tingkatan informasi, perencanaan, Secara Terpadu di Kampung
pemberian masukan dan pelaksanaan. Nitiprayan. Universitas Islam
Untuk perencanaan pengelolaan sampah di Indonesia, Jakarta.
pasar Lapulu dan di pasar Anduonohu Tchobanglous, G., Theisen, H., & Vigil, S.
termasuk kategori sedang, sementara di 1993. Integrated Solid Waste
pasar Baruga termasuk kategori tinggi, Managemen. Mc Graw-Hill Book Co.
kemudian untuk pemberian masukan Tilaar, H. A. R. 2009. Kekuasaan dan
tingkat partisipasinya di pasar Lapulu Pendidikan: Kajian Menejemen
termasuk kategori Sedang, sedangkan Pendidikan. Nasional Dalam Pusaran
pasar Anduonohu dan di pasar Baruga Kekuasaan [Power and Education:
termasuk kategori tinggi. Kemudian untuk Study of Education Management.
tingkat informasi informasi yaitu di pasar National in the Vortex of Power].
Lapulu dan di pasar Baruga termasuk Jakarta: Rinika Cipta.
kategori tinggi serta di pasar Anduonohu
termaksud kategori sedang, untuk
pelaksanaan pada ketiga pasar termasuk
8 --- Oktober

Anda mungkin juga menyukai