Anda di halaman 1dari 4

1.

Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah melihat sampah sebagai


konsekuensi dari adanya aktifitas manusia, maka volume sampah yang dihasilkan suatu
daerah sebanding dengan jumlah penduduk, jenis aktivitas, dan tingkat konsumsi
penduduk tersebut terhadap barang/material. Kota Medan merupakan salah satu kota
terbesar di Propinsi Sumatera Utara yang tergolong kota dengan jumlah penduduk yang
padat. Semakin besar jumlah penduduk maka tingkat konsumsi terhadap barang akan
semakin besar, sebanding dengan volume sampah yang dihasilkan. Semakin besar
volume sampah, maka semakin beragam jenis sampah tersebut. Sampah yang tidak
dikelola dengan baik akan menimbulkan permasalahan pada lingkungan dan gangguan
bagi kesehatan manusia antara lain gangguan estetika, pencemaran lingkungan yang
meliputi tercemarnya permukaan tanah, air, maupun udara, tersumbatnya saluran air
yang dapat menyebabkan banjir, hingga 6 meningkatnya penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui vektor penyakit. Pengelolaan sampah harus dilakukan dengan baik
dimulai dari sumbernya hingga ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah agar tidak
menimbulkan dampak yang berbahaya bagi masyarakat.

2. Perumusan Masalah

Sesuai batasan masalah, maka dalam penelitian ini dirumuskan masalah dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana sistem pengelolaan sampah di Pasar Pringgan Kota Medan ?
2. Bagaimana perilaku pedagang dalam mengatasi permasalahan sampah di Pasar
Pringgan Kota Medan?

3. Pengumpulan Informasi

Permasalahan sampah perkotaan di Indonesia merupakan masalah yang belum


terselesaikan secara tuntas, terutama di Kota Medan. Salah satu penyumbang sampah terbesar
di Kota Medan adalah pasar tradisional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
sistem transportasi pengangkutan sampah di beberapa pasar tradisional yang ada di Kota
Medan dan membandingkan kebutuhan biaya transportasi di setiap pola pengumpulan
sampah. Metode yang digunakan untuk penentuan rute dengan jarak terpendek adalah
Dynamic Programming. Kendaraan yang digunakan adalah Armroll Truck Container. Sampel
data yang digunakan adalah 6 Depo (Pasar Tradisional) yang berada di Kota Medan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sistem pengangkutan serta pola pengumpulan sampah yang
sesuai untuk 6 pasar tradisional yang ada di Kota Medan adalah sistem komunal langsung
dengan 2 kendaraan yang menghasilkan perhitungan kebutuhan biaya BBM perhari sebesar
Rp. 672.002,-.
4. Pengajuan Hipotesis

Hasil penelitian menunjukkan sistem pengelolaan sampah di Pasar


Pringgan Kota Medan dilakukan dengan cara, yaitu penyimpanan sampah,
pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, dan pembuangan sampah . Perilaku
pedagang dalam mengelola sampah di Pasar Pringgan Kota Medan dapat dilihat
dari tindakan dan sikap para pedagang.

5. Analisis Data

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang yang berjualan di Pasar
Pringgan dan petugas pengelola pasar, yang berjumlah 562 orang, dan dengan 8 orang
pengelola pasar. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi
dan komunikasi tidak langsung dan teknik analisis data adalah deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan sistem pengelolaan sampah di Pasar Pringgan Kota
Medan dilakukan dengan cara, yaitu penyimpanan sampah, pengumpulan sampah,
pengangkutan sampah, dan pembuangan sampah . Perilaku pedagang dalam
mengelola sampah di Pasar Pringgan Kota Medan dapat dilihat dari tindakan dan
sikap para pedagang. Tindakan pedagang dikelompokkan menjadi 3 kotegori, yaitu:
(a) kurang sebanyak 1,2%; (b) sedang 94,1%; dan (c) baik 4,7%. Sikap pedagang
dalam mengelola sampah dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu: (a) kurang 0%;
(b) sedang 20%; dan (c) baik sebanyak 80%.

6. Pengambilan Kesimpulan

Sistem pengelolaan sampah yang ada di Pasar Pringgan belum dapat dikategorikan
baik, karena masih sangat banyak sampah yang berserakan disekitar lokasi pasar.
Meskipun tempat sampah sudah disediakan oleh pihak pengelola kebersihan sampah
masih ada saja pedagang yang tidak bersedia untuk membuang sampah pada tempat
yang sudah disediakan. Jenis sampah utama yang dihasilkan oleh Pasar Pringgan
merupakan lebih banyak sampah organik dari pada sampah anorganik. Tempat
sampah yang sudah di sediakan oleh pengelola kebersihan sampah belum dapat
menampung keseluruhan jumlah sampah yang ada. Pengumpulan sampah dilakukan
oleh pedagang di Pasar Pringgan di masing-masing kios ,kemudian petugas
kebersihan Pasar Pringgan mengangkutnya dari kios pedagang ke TPS yang ada di
Pasar Pringgan. Pengangkutan sampah dilakukan oleh petugas kebersihan dari Dinas
Kebersihan Kota Medan dengan mengangkut sampah dari TPS menuju TPA. Periode
pengangkutan dilakukan sebanyak sekali dalam satu hari, yaitu pada pukul 08.00
WIB.
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Identifikasi Masalah....................................................................1

B. Perumusan Masalah....................................................................1

C. Pengumpulan Masalah................................................................1

D. Pengajuan Hepotitis.....................................................................2

E. Analisis Data.................................................................................2

F. Pengambilan Kesimpulan............................................................2
MAKALAH

MENELITI PENGELOLAAN
SAMPAH PASAR TRADISIONAL

DISUSUN OLEH

NAMA ; AULIA MUSFIRA


NIS ; 2217962
KELAS ; X MIPA 4

SMA NEGERI 1 BONE


TAHUN PELAJARAN 2022\2023

Anda mungkin juga menyukai