Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM DAN EVALUASI KESLING

PROBLEM SOLVING CYCLE SANITASI SAMPAH


DI PASAR TRADISIONAL NAWACITA SAMPALI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4
MUSFADILLAH (0801163066)
MAELANY SYIFA PARADIYAH (0801163136)
NURLAILI WISFA (0801163147)
ERVINA PUJI HASTUTI (0801163149)
ANISA KASTURI (0801163150)

DOSEN PEMBIMBING:

SUSILAWATI, SKM, M.Kes

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TAHUN AJARAN 2018 – 2019
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Salah satu penyumbang sampah terbesar dalam kehidupan adalah pasar


tradisional. Sampah pasar memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dengan sampah
dari perumahan. Komposisi sampah pasar lebih dominan sampah organik. Sampah-
sampah plastik jumlahnya lebih sedikit daripada sampah dari perumahan. Apalagi jika
sampahnya berasal dari pasar sayur atau pasar buah.

Limbahnya akan lebih banyak sampah organik. Akibat besarnya jumlah sampah
di pasar tradisional ini sering sekali ditemukan banyaknya timbulan sampah yang di
hasilkan dari aktivitas di pasar tersebut, hal ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi
penjual, pengelola pasar maupun masyarakat, di mana timbulan sampah yang di hasilkan
setiap harinya akan mengganggu kesehatan, kebersihan dan mencemari lingkungan.

Penelitian oleh Zafirah di Pasar tradisional Kota Medan menunjukkan bahwa


kondisi sanitasi di beberapa pasar tersebut masih buruk, seperti sampah yang berserakan
bahkan bertumpuk tinggi dan diabaikan begitu saja, jalan- jalan antar gang yang becek,
SPAL (saluran pembuangan air limbah) yang tidak saniter, serta tempat pengumpulan
sampah sementara yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa
sanitasi dasar di pasar belum menjadi perhatian dari pihak yang berkaitan termasuk
didalamnya pengelola maupun pemerintah daerah, dan dengan kondisi seperti ini
mengakibatkan kondisi pasar menjadi tidak sehat, dan tidak nyaman bagi pengunjung
yang datang ke pasar tersebut.

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk mengetahui


gambaran kondisi situasi sanitasi sampah Pasar tradisional Nawacita Sampali.

PERUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dalam studi pengelolaan sampah pasar ini adalah :

• Bagaimana pola pengelolaan persampahan yang baik di Pasar tradisional Nawacita


Sampali?
• Bagaimana Evaluasi dari permasalahan sampah di Pasar tradisional Nawacita Sampali?
TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari mengenai
pengelolaan sampah pasar di Pasar tradisional Nawacita Sampali hingga evaluasi apa
yang dapat diberikan untuk permasalahan sampah di pasar tersebut
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ANALISIS SITUASI

Pengelolaan sampah merupakan suatu proses kegiatan yang dimulai dari sumber
penghasil sampah. Sampah dikumpulkan untuk diangkut ke tempat pembuangan untuk
dimusnahkan. Atau sebelumnya dilakukan suatu proses pengolahan untuk menurunkan
volume dan berat sampah. Teknik operasional pengelolaan sampah pasar ini terdiri dari
kegiatan pewadahan, pengumpulan, pengangkutan sampai dengan pembuangan akhir harus
bersifat terpadu. Bila salah satu kegiatan tersebut putus atau tidak tertangani dengan baik
maka akan menimbulkan masalah.

Pasar Tradisional Nawacita di Desa Sampali Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang merupakan pasar tradisional yang menjadi tempat bertemunya penjual dan
pembeli yang melangsungkan terjadinya kegiatan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
hidup masyarakat khususnya masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:


 Sebelah utara berbatasan dengan : Desa Cinta Rakyat dan Desa Tanjung Rejo
 Sebelah timur berbatasan dengan : Desa Sei Tuan
 Sebelah selatan berbatasan dengan : Desa Sampali dan Desa Kolam
 Sebelah barat berbatasan dengan : Kecamatan Labuhan Deli

Pasar Tradisional Nawacita ini berada di kawasan lahan PTPN II Sampali dengan
luas 7 hektare. Selain menyediakan kebutuhan pokok, rencananya pasar ini akan dijadikan
pusat pasar buah di Sumatera Utara.

Untuk kondisi fisik, Pasar ini tidak berada di dalam gedung dan hanya berupa kios-
kios bagi setiap pedagang. Setiap lods/kios memiliki dinding dari papan kayu dan ketinggian
ruangannya hanya mencapai 2 meter. Luas ruangan lods/kios tersebut juga bervariasi,
namun hampir semua kios memiliki ruang kios cukup sempit. Setelah pasar mulai
beroperasi, ratusan para pedagang sudah mendaftar karena minat pedagang untuk berjualan
disana nampaknya sangat tinggi. Sehingga pasar masih dalam proses tahap pembangunan.

Setiap pasar sudah seharusnya memiliki petugas kebersihan untuk kebersihan pasar
itu sendiri. Namun sangat disayangkan bagi Pasar Tradisional Nawacita belum memiliki
petugas kebersihan yang bertugas disana. Menurut hasil wawancara oleh kelompok 4 dengan
bapak Ramadhan Sitanggang (47 tahun) yang merupakan seorang pedagang sayur sekaligus
pengurus pasar, Pasar Tradisional Nawacita tidak memiliki petugas pengangkut sampah.
Sehingga masih banyak ditemukan sampah yang berserakan di lingkungan pasar. Setiap kios
masing-masing sudah disediakan tempat sampah di depan kios mereka. Namun karena tidak
adanya petugas kebersihan membuat sampah yang berserakan dibiarkan begitu saja sehingga
pasar mengalami penurunan nilai estetika dan tidak sedap dipandang mata.

Untuk Sistem Pengelolaan Sampahnya sendiri , karena tidak adanya petugas


kebersihan membuat para pedagang mengumpulkan sampah mereka sendiri. Sampah
dibersihkan dan dikumpulkan oleh masing-masing pedagang, lalu dimasukkan ke dalam
keranjang sampah. Mereka juga yang mengangkutnya untuk dikumpulkan di TPS bak
penampung sampah dan kemudian langsung membakarnya. Kegiatan ini dilakukan setiap
hari oleh para pedagang.

Menurut hasil wawancara pedagang disana, tidak ada Dinas kebersihan truk
pengangkut sampah yang beroperasi untuk mengangkut sampah di TPS pasar tersebut.
Sebab itulah mengapa para pedagang memilih untuk membakar sampah-sampahnya
daripada membiarkan sampah menumpuk di bak penampung sampah. Itu artinya,
pengelolaan sampah di pasar ini sendiri tidak ada campur tangan pemerintah, semua sarana
dan prasarana yang ada disediakan oleh pasar dan pedagang. Para pedagang sendiri lah
yang berperan dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan di kawasan Pasar Tradisional
Nawacita.

2.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan analisis situasi di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan


sebagai berikut :

 Rendahnya kesadaran pedagang terhadap sampah yang dibiarkan berserakan di


kawasan Pasar Tradisional Nawacita
 Tidak adanya petugas kebersihan yang bertugas di Pasar Tradisional Nawacita
 Rendahnya pengetahuan pedagang tentang bagaimana sistem pengelolaan sampah
pasar organik dan anorganik
 Kurangnya peran pemerintah dalam mengatasi permasalahan sampah di Pasar
Tradisional Nawacita

2.3 PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

Dari beberapa masalah yang didapat, dilakukan kegiatan penentuan prioritas masalah
dengan menggunakan metode CARL, sebagai berikut:

Total
No Permasalahan C A R L Ranking
Skor
Rendahnya kesadaran
pedagang terhadap
1 4 6 6 9 1.296 3
sampah yang dibiarkan
berserakan
Tidak adanya petugas
2 kebersihan yang 4 6 4 9 864 4
bertugas
Rendahnya
pengetahuan pedagang
3 tentang bagaimana 8 8 9 9 5.184 1
sistem pengelolaan
sampah
Kurangnya peran
pemerintah dalam
4 4 8 6 9 1.728 2
mengatasi
permasalahan sampah

Note :
Total skor = CxAxRxL

- C (Capability) yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan peralatan)


- A (Accessibility) yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak.
- R (Readiness) yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti
keahlian atau kemampuan dan motivasi.
- L (Leverage) yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain
dalam pemecahan masalah yang dibahas.

2.4 ALTERNATIF SOLUSI

Faktor Manusia Faktor Material


 pengetahuan rendah tentang  Tidak ada alat untuk mengelola
kebiasaan bahaya menimbun dan sampah. Hal ini dikarenakan belum
membakar sampah adanya realisasi alokasi dana dari
 belum ada pihak yang menstimulus pemerintah untuk alat pengelola
untuk mengelola sampah karena sampah.
belum ada tanggung jawab yang  Tidak ada sarana dan prasarana yang
jelas memadai untuk mengelola sampah
 Rendahnya perhatian dari karena minimnya alokasi yang Rendahnya
pemerintah dikhususkan tersebut.
pengetahuan
pedagang tentang
bagaimana sistem
Faktor Metode Faktor Uang pengelolaan sampah
 Penerapan Prosedur pengolahan  Tidak ada dana untuk mengelola
sampah yang benar masih belum sampah. Dana merupakan masalah
optimal dasar untuk pengelolaan sampah
 Penerapan pemilahan sampah organik
dan anorganik masih rendah
Alternatif solusi dari akar penyebab dari masalah yang telah diprioritaskan. Pada
tahap penentuan alternatif solusi, mengunakan metode pembobotan MEER, yaitu :
1. Metodologi : kemudahan pelaksanaan atau tersedia teknologi tepat guna
2. Efektifitas : seberapa jauh keberhasilan strategi tersebut dalam pencapaian tujuan.
3. Efisiensi : besar kecilnya dukungan yang diperlukan (5 M : Man, Money, Material,
Methode, Machine) dalam pelaksanaan strategi
4. Relevansi : keterkaitan/kesesuaian strategi tersebut dengan kegiatan
Total
No. Penyebab Masalah M E E R Solusi
skor
pengetahuan rendah mengedukasi para
tentang pemilahan pedagang untuk
sampah organik dan mengetahui tentang jenis-
1 anorganik dan 4 3 5 5 17 jenis sampah dan sampah
bahayanya kebiasaan apa saja yang bisa dan
menimbun dan tidak bisa dibakar dan
membakar sampah ditimbun
adanya kesadaran pihak
belum ada pihak yang pemilik pasar
jelas bertanggung mempekerjakan petugas
2 2 3 3 4 12
jawab dalam kebersihan untuk
mengelola sampah kebersihan dan
kenyamanan pasar
pemerintah daerah harus
membuat perencanaan
tempat pemrosesan
Rendahnya perhatian
3 2 4 2 5 13 sampah dan
dari pemerintah
mengoperasikan truk
pengangkut sampah dinas
kebersihan

2.5 POA (Plan Of Action)

Masalah pengetahuan rendah tentang pemilahan sampah organik dan


anorganik dan bahayanya kebiasaan menimbun dan membakar
sampah
Kegiatan mengedukasi para pedagang untuk mengetahui tentang jenis-jenis
sampah dan sampah apa saja yang bisa dan tidak bisa dibakar dan
ditimbun
Tujuan Agar para pedagang dapat memahami tentang jenis-jenis sampah
dan bagaimana pengelolaan sampah
Indikator keberhasilan Para pedagang mengikuti dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari guna meminimalisir sampah dengan tingkat
keberhasilan 70%
Tenaga penanggung jawab
Peralatan Sound System
Biaya +/- RP. 100.000,-
Waktu 1 hari
Lokasi Pasar Tradisional Nawacita Sampali
Metode Ceramah
Media Poster dan leaflet
Sasaran Para pedagang yang berjualan di Pasar Tradisional Nawacita
Sampali

2.6 EVALUASI YANG DILAKUKAN


BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN
DAFTAR PUSTAKA

hariansib.com (6 Januari 2017). Pasar Tradisional Nawacita Sampali Mulai Beroperasi. Diakses
pada tgl 26 Desember 2019. Link : https://hariansib.com/Ekonomi/Pasar-Tradisional-Nawacita-
Sampali-Mulai-Beroperasi

Y. Febri, dkk. 2015. GAMBARAN KONDISI SANITASI PASAR TRADISIONAL DI KOTA


PONTIANAK TAHUN 2015 (Studi Kasus Pasar Flamboyan dan pasar Mawar). Universitas
Muhammadiyah Pontianak

R. Aprizal, P. Ahmad, STUDI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR KOTA MEDAN.


Universitas Sumatera Utara. Diakses pada tgl 26 Desember 2019. Link :
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jts/article/viewFile/6074/2550.

Fitri Nurdianna. 2018. IMPLEMENTASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH GUNA


MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT. VOL. 8
Universitas Airlangga, Surabaya

Anda mungkin juga menyukai