2019
Husna, Zulfa
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/13655
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
DAMPAK BANJIR BANDANG TERHADAP
AKTIVITAS MASYARAKAT SEKITAR AIR TERJUN
DUA WARNASIBOLANGIT SUMATERA UTARA
SKRIPSI
ZULFA HUSNA
141201067
SKRIPSI
Oleh :
ZULFA HUSNA
141201067
Zulfa husna
141201067
Kata kunci : Aktivitas Masyarakat, Air Terjun Dua Warna, Bencana Alam,
Tutupan Lahan
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
ii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas
Rahmad dan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapaun skripsi
yang dibuat berjudul “Dampak Banjir Bandang Terhadap Aktivitas Masyarakat
Sekitar Air Terjun Dua Warna Sibolangit Sumatera Utara”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak
Dr. Achmad Siddik Thoha S.Hut., M.Si selaku komisi pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis serta memberikan berbagai masukan
berharga kepada penulis dalam penyelesaikan skripsi ini. Penulis juga berterima
kasih kepada kedua orang tua bapak Abdul Gani dan Ibu Eva Yani serta kakak
dan adik yang selalu memberikan kasih sayangnya yang tak terbatas, kesabaran,
doa dan dukungan serta materi kepada penulis.
Penulis juga berterimakasih kepada seluruh masyarakat Desa Bandar Baru
khususnya masyarakat sekitar lokasi Air Terjun DuaWarna, dan kepada Bapak
Ramlan Barus selaku kepala UPT TAHURA Bukit Barisan yang telah banyak
membantu dalam memproleh data yang dibutukan dalam skripsi ini. Terakhir
penulis berterima kasih kepada rekan tim penelitian Arnidah Sari, Khairunnisa
Kudadiri Sinta Manik dan Boki Taiba Mayalibit, yang telah memberikan
semangat dan kerjasama saat melakukan penelitian
Penulis
Zulfa Husna
iii
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
iv
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
ABSTRACT..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... iv
DAFTAR ISI.....................................................................................................v
DAFTAR TABEL............................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................viii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ..................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................. 2
Manfaat Penelitian ............................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kondisi Umum .................................................................................... 3
Pengertian Bencana Alam ................................................................... 3
Bencana Banjir Bandang ..................................................................... 4
Pengertian Aktivitas ............................................................................. 5
Kriteria dan Contoh Aktivitas Masyarakat ......................................... 5
Dampak Bencana Banjir Bandang yang Berpengaruh
Terhadap Aktivitas Masyarakat............................................................ 5
Pemanfaatan Pengindraan Jauh untuk Kajian Dampak Bencana......... 6
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 12
Alat dan Bahan ..................................................................................... 12
Prosedur Penelitian............................................................................... 12
Pengumpulan Data .................................................................. ............ 13
Analisis Tipe Tutupan Lahan ............................................................... 14
Analisis Perubahan Tutupan Lahan...................................................... 14
Analisis Perubahan Aktivitas Masyarakat
Pra Bencana dan Pasca Bencana .......................................................... 14
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identifikasi Aktivitas Masyarakat Sekitar Kawasan
Air Terjun Dua Warna................................ ......................................... 15
Dampak Banjir Bandang Terhadap Aktivitas Masyarakat................... 17
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan........................................................ .................................. 24
Saran..................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No. Halaman
vi
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Peta Lokasi Penelitian.............................................................. 12
2. Peta Tutupan Lahan di Dearah yang Berbatasan
Langsung dengan Kawasan Air Terjun Dua
Warna Desa Bandar Baru dan Sikeben...................................... 16
3. Peta Tutupan Lahan pada Kawasan Air Terjun
Dua Warna Tahun 2014.............................................................. 19
4. Peta Tutupan Lahan pada Kawasan Air Terjun
Dua Warna Tahun 2016.............................................................. 19
5. Kondisi Sungai Sekitar Sekitar
Kawasan Air Terjun Dua Warna................................................. 22
6. Kondisi Jalan Sekitar
Kawasan Air Terjun Dua Warna................................................. 22
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Dokumentasi Survey Lapangan................................................ 27
2. Kondisi Air Terjun Dua Warna Pasca
Benca Banjir Bandang Tahun 2018........................................... 27
3. Kondisi Sekitar Air Terjun Setelah Terjadi Bencana………….. 27
4. Sungai di sekitar Air Terjun…………………………………… 29
5. Villa yang Berada di Wisata Air Terjun Dua Warna……………. 29
6. Wawancara Terkait Bencana Banjir
Bandang dengan Narasumber Pengelola Villa.............................. 30
7. Wawancara dengan Narasumber Pemandu dan Pedagang............ 30
8. Wawancar Kepada Kepala UPT.TAHURA………….................. 31
9. Kondisi Kantor Kepala Desa Bandar Baru,Sibolangit…………. 31
10. Karakteristik Responden................................................................ 32
11. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Dampak Banjir Bandang...... 33
12. Matriks Perubahan Tutupan Lahan Tahun 2014-2016 (Ha)……. 34
viii
Universitas Sumatera Utara
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
dan terangkut tempat-tempat yang lebih rendah, tanah yang hilang dan terangkut
inilah yang menjadi sedimentasi yang dapat mendangkalkan waduk, bendungan
dan sungai (Yuwono, 2005).
Mengingat dampak banjir bandang yang terjadi di sekitar kawasan Air
Terjun Dua Warna maka pengelolaan harus terpadu antar Desa, pengelolaan
lingkungan harus tetap menjadi prioritas, Oleh karena itu perlu adanya upaya
dalam manajemen bencana. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis
tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Dampak Banjir Bandang Terhadap
Aktivitas Masyarakat Di Sekitar Air Terjun Dua Warna” Diharapkan penelitian
ini dapat memberikan informasi dan masukan bagi masyarakat di sekitar kawasan
Air Terjun Dwi Warna, Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.
Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
akibat jatuhan benda dari langit (asteroid) yang sampai ke permukaan bumi atau
bencana akibat gangguan badai matahari (Suwarsono, dkk 2010).
Menurut Undang-undang No. 24 tahun 2007 bencana adalah peristiwa
atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan serta
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Bencana Banjir Bandang
Pengertian Aktivitas
Aktivitas adalah keaktivan, kegiatan, kerja atau salah satu kegiatan kerja
yang dilaksanakan dalam tiap bagian (KBBI, 2019). Dalam kehidupan sehari-hari
banyak sekali aktivitas, kegiatan atau kesibukan yang dilakukan manusia, namun
berarti atau tidaknya kegitan tersebut tergantung pada individu tersebut. Menurut
Samuel Soeiteo (1982) sebenarnya aktivitas bukan hanya sekedar kegiatan,
aktivitas dipandang sebagai usaha mencapai atau memenuhi kebutuhan.
Kriteria dan Contoh Aktivitas Masyarakat
Bohorok. Banjir juga dapat melumpuhkan armada angkutan umum (bus mikro,
truk) atau membuat rute menjadi lebih jauh untuk bisa mencapai tujuan karena
menghindari titik genangan (Rosyidie, 2013).
Akibat bencana banjir, bangunan-bangunan akan rusak atau hancur yang
disebabkan oleh daya terjang air banjir, terseret arus, daya kikis genangan air,
longsornya tanah di seputar/di bawah pondasi, tertabrak/terkikis oleh benturan
dengan benda-benda berat yang terseret arus. kerugian fisik cenderung lebih besar
bila letak bangunan di lembah-lembah pegunungan dibanding di dataran rendah
terbuka. Banjir dadakan akan menghantam apa saja yang dilaluinya
(Sebastian, 2008).
Menurut Utomo dan Supriharjo (2012) menyatakan bahwa ada beberapa
Faktor yang berpengaruh dalam penentuan tingkat kerentanan terhadap bencana
banjir bandang adalah sebagai berikut: a) Aspek Lingkungan: curah hujan yang
tinggi, jarak dari sungai, ketinggian topografi tanah dan penggunaan lahan, b)
Aspek Fisik: persentase kerusakan jaringan jalan dan ketinggian kepadatan
bangunan, c) Aspek Ekonomi: persentase rumah tangga miskin dan pekerja yang
bekerja disektor rentan (Petani), d) Aspek Sosial: tingginya kepadatan penduduk,
tingkat laju pertumbuhan penduduk dan persentase penduduk usia tua+balita.
Beberapa faktor yang dianggap sebagai penyebab terjadinya bencana
adalah kemiskinan,pertumbuhan penduduk, urbanisasi yang cepat, transisi cultural
atau perubahan dalam masyarakat, proses alam (proses geologi,geomorfologis dan
klimatologi), degradasi lingkungan, kurangnyakesadaran dan informasi yang ada
dalam masyarakat, peristiwaperang atau kerusuhan masyarakat (Sriharini, 2010).
Pemanfaatan Pengindraan Jauh untuk Kajian Dampak Bencana
optimal dan berkelanjutan. Untuk mendapatkan data terkait tutupan lahan dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah melalui pemakaian
teknologi penginderaan jauh. Dengan memakai teknologi ini, maka penggunaan
sumber daya manusia, waktu dan biaya dapat lebih ditekan jika dibandingkan
dengan mendapatkan data melalui survey di lapangan (Urip, 2017).
Kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah memerlukan acuan arah
dan informasi geospasial. Untuk memperoleh informasi geospasial, saat ini para
pengguna internet di Indonesia mulai memanfaatkan Gooogle Earth. Peta global
Google Earth dibandingkan peta konvensional maupun digital local/nasional
mempunyai beberapa keunggulan, diantaranya adalah murah, cakupan data
seluruh dunia dan informasi /citra mudah didownload melalui internet. Aplikasi
ini mampu menyajikan kondisi suatu lokasi secara visual (foto) dari berbagai
tingkat ketinggian (Yuanita, 2013).
Adapun sistem klasifikasi tutupan lahan dari BAPLAN Departemen
Kehutanan dijadikan acuan. Hal ini dilakukan karena lokasi penelitian berada
pada kawasan hutan. Penentuan kelas tutupan lahan dalam penelitian ini
ditentukan berdasarkan hasil kriteria BAPLAN dengan penafsiran citra satelit
terhadap penampilan lapangan atas batas-batas yang jelas di lapangan sesuaikan
dengan kondisi lapangan di wilayah penelitian.
No Kelas Keterangan
5. Hutan Mangrove Primer Hutan bakau, nipah dan nibung yang berada di
sekitar pantai yang belum menampakkan bekas
tebangan. Pada beberapa lokasi, hutan mangrove
berada lebih dipedalaman.
No Kelas Keterangan
10. Savana/ padang rumput Kenampakkan non hutan alami berupa padang
rumput, kadang-kadang dengan sedikit semak
atau pohon. Kenampakkan ini merupakan
kenampakkan alami di sebagian Sulawesi
Tenggara. Nusa Tenggara Timur dan bagian
Selatan Papua. Kenampakkan ini dapat terjadi
pada lahan kering ataupun rawa (rumput rawa).
11. Pertanian Lahan Kering Semua aktivitas pertanian dilahan kering seperti
tegalan, kebun campuran dan lading
No Kelas Keterangan
12. Pertanian Lahan Kering Campur
Semak/kebun campur Semua jenis pertanian lahan kering yang
berselang- seling dengan semak, belukar, dan
hutan bekas tebangan. Sering muncul pada areal
perladangan berpindah, dan rotasi tanam lahan
karst. Kelas ini juga memasukkan kelas kebun
campuran.
No Kelas Keterangan
METODE PENELITIAN
dengan kebutuhan data peneliti, sehingga mencapai hasil dari tujuan peneliti. Pada
penelitian ini diambil sampel 10% dari jumlah populasi. Menurut Sugiarto dkk
(2001) tahap awal peneliti pemula, sampel diambil 10% dari total individu
populasi yang diteliti. Adapun jumlah individu populasi pada lokasi penelitian
terdapat 186 KK, sampel minimum pada penelitian ini adalah 18 KK, namun
dalam penelitian ini banyak sampel yang diambil sebanyak 20 KK untuk dapat
mewakili jumlah populasi yang ada di lokasi tersebut.
Analisis Tipe Tutupan Lahan
Analisis tutupan lahan dilakukan dengan beberapa tahap yaitu pengolahan
citra awal terdiri dari penyediaan citra, pemotongan citra dan survei lapangan,
menganalisis data dan pengumpulan data pendukung dari berbagai sumber buku
dan literatur yaitu dari lembaga atau instansi terkait dengan wisata Air Terjun Dua
Warna, serta pengolahan citra. Pengolahan citra dilakukan dengan menggunakan
PC (personal computer) dengan software ArcGis 10.1 dan citra Google Earth
tahun 2014 (pra bencana) dan tahun 2016 (pasca bencana) dan peta administrasi
desa
Analisis Perubahan Tutupan Lahan
Tabel 3 menunjukkan hasil analisis citra tahun 2016 (pra bencana) yang
diperoleh 8 tipe tutupan lahan dan identifikasi penggunaan lahan masyarakat yang
diperoleh dari observasi lapangan pada daerah penelitian. Adapun penggunaan
lahan yang merupakan kegiatan atau aktivitas masyarakat di atas tutupan lahan
yaitu wisata, buruh kayu, camping, bertani, berkebun, buruh tani, perkumpulan
masyarakat, perladangan, serta pengelola parkir.
Pada daerah penelitian, aktivitas masyarakat yang dilakukan merupakan
upaya untuk meletarikan kawasan wisata baik dari segi ekonomi, ekologi maupun
budaya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dhalyana (2013) bahwa aktivitas
masyarakat memepengaruhi hubungan sosial antar sesama masyarakat di daerah
wisata tersebut dengan tujuan untuk menarik minat pengunjung agar wisatawan
yang datang tidak hanya wisatawan lokal.
Aktivitas masyarakat dalam penggunaan lahan terdapat pada jenis tutupan
lahan yaitu badan air, hutan, lahan terbuka, kebun campuran, Pertanian lahan
kering, Permukiman dan Semak belukar. Pada lokasi penelitian, luas tutupan
lahan terbesar terdapat pada hutan dan lahan terbuka, pada tutupan lahan hutan
seluas 2781.56 ha dan lahan lahan terbuka seluas 392.73 ha. Luas tutupan lahan
terbesar terdapat pada hutan dan lahan terbuka, hal ini karena lokasi penelitian
merupakan tempat wisata bagi mayarakat sehingga pasca bencana masyarakat
tidak dapat lagi masuk ke dalam kawasan wisata Air Terjun Dua Warna yang
berada di dalam hutan, namun masyarakat hanya dapat menikmati wisata di
sekitar Bumi Perkemahan Pramuka Sibolangit.
Menurut salah satu anggota karang taruna bahwa kegiatan yang dilakukan
sebelum bencana banjir yaitu camping dan menelusuri kawasan wisata Air Terjun
Dua Warna, berenang, menikmati pesona alam air terjun, bersantai
menghangatkan tubuh sambil menyalakan api unggun, namun pasca terjadi
bencana banjir bandang pengunjung hanya diperbolehkan untuk camping pada
sekitar areal Bumi Perkemahan Sibolangit dan tidak di berikan izin untuk
memasuki kawasan Wisata Air Terjun Dua Warna.
Berdasarkan hasil klasifikasi secara visual dengan melakukan digitasi pada
citra tahun 2016 (pasca bencana) yang meliputi 2 desa yang berbatasan langsung
dengan kawasan wisata Air Terjun Dua Warna yaitu Desa Bandar Baru dan Desa
Sikeben , dapat ditunjukkan pada Gambar 2 berikut.
mengelola kebun serta bertani. Selain itu, masyarakat sekitar juga memanfaatkan
lahan tersebut sebagai tempat wisata dengan membangun suatu tempat untuk
melakukan kegiatan, hal ini terjadi karena aktivitas wisatawan yang sebelumnya
melakukan aksi dalam kawasan hutan namun setalah bencana wisatawan hanya
bisa melakukan aktivitas disekitar Bumi Perkemahan Sibolangit. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Fahreza (2016) bahwa pertumbuhan penduduk di Indonesia
semakin meningkat, hal ini menyebabkan kebutuhan akan ruang baik ruang untuk
tempat tinggal dan aktivitas lainnya juga semakin meningkat.
Pada tutupan lahan kebun campuran terjadi penambahan luas yaitu pada
tahun 2014 (pra bencana) dengan luas 164,42 ha, dan pada tahun 2016 (pasca
bencana) seluas 209,98 ha, terjadi perubahan dalam kurun waktu 2 tahun yaitu
tahun 2014 - 2016 dengan luas sebesar 47,84%, hal ini terjadi setelah bencana
banjir bandang pada wisata Air Terjun Dua Warna dan wisata tersebut ditutup
sehingga masyarakat kehilangan aktivitas masyarakat sebagai pemanadu wisata
alam beralih profesi dalam mengelola lahan kebun maupun sebagai buruh tani.
Perubahan tutupan lahan yang terjadi di sekitar kawasan wisata Air Terjun
Dua Warna dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4 berikut.
Gambar 3. Peta Tutupan Lahan pada Kawasan Wisata Air Terjun Dua
Warna Tahun 2014.
Gambar 4. Peta Tutupan Lahan pada Kawasan Wisata Air Terjun Dua
Warna Tahun 2016.
Total 20 20
Sumber : Kuisioner dan wawancara
yang jumlahnya betambah yaitu petani, pedagang, dan buruh tani, dan diketahui
aktivitas masyarakat yang jumlahnya berkurang yaitu pengelola parkir, sedangkan
aktivitas masyarakat sebagai pemandu wisata dan pengelola wisata sudak tidak
ada. Perubahan aktivitas tersebut terjadi pasca bencana yang mengakibatkan
masyarakat beralih kegiatan sehinga beberapa aktivitas ada yang berkurang dan
ada yang kehilangan aktivitas.
Adapun masyarakat yang aktivitasnya sebagai petani dan buruh tani tidak
merasakan dampak setelah terjadi bencana banjir bandang, sehingga sebelum
terjadi bencana dan setelah terjadi bencana aktivitas tersebut masi berjalan hingga
saat ini. Bahkan setelah terjadi bencana sebagian besar masyarakat yang terkena
dampak bencana seperti pemandu wisata beralih kegiatan dalam membuka lahan
pertanian serta sebagian masyarakat mengalihkan aktivitasnya sebagai buruh tani.
Dampak banjir bandang yang terlihat jelas terdapat pada aktivitas
masyarakat dalam kegiatan wisata di kawasan Air Terjun Dua Warna. perubahan
aktivitas tersebut terjadi pasca bencana banjir bandang sehingga wisata Air Terjun
Dua Warna ditutup oleh pihak TAHURA secara resmi. Setelah resmi ditutup
jumlah pengunjung berkurang hal tersebut yang berpengaruh terhadap masyarakat
sekitar yang membuat masyarakat kehilangan aktivitas dan mengalami perubahan
aktivitas. Sebagaimana yang dimaksudkan Mulyanto (2012) Resiko bencana
adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu wilayah
dalam kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka, sakit, jiwa
terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan atau kehilangan harta dan
gangguan kegiatan masyarakat.
Berikut kondisi kawasan sekitar wisata Air Terjun Dua Warna tahun 2018
dapat dilihat secara nyata pada Gambar 5 dan Gambar 6.
Pada Gambar 5 menunjukkan kondisi sekitar Air Terjun Dua Warna yang
diperoleh dari hasil observasi lapangan dengan mengambil foto sekitar kawasan,
dan Gambar 6 merupakan kondisi jalan menuju Air Terjun. Pada Gambar 5 dan
Gambar 6 dapat dilihat bahwa kawasan wisata Air Terjun Dua Warna masih
mengalami rusak yang parah akibat bencana banjir bandang, sehingga kawasan
perlu ada penangan dalam upaya merehabilitas kawasan.
Adapun rencana yang akan dilaksanakan Kepala UPT TAHURA untuk
membuka kembali kawasan ekowisata Air Terjun Dua Warna, namun ada
beberapa perencanaa program pencegahan banjir bandang seperti melakukan
patroli ke kawasan Air Terjun Dua Warna, melengkapi fasilitas keselamatan
wisatawan, perbaikan pada kawasan dengan membersihkan lingkungan wisata
sehingga kawasan bisa kembali seperti sebelumnya, melengkapi dokumen resmi
perizinan ekowisata dan membangun sarana dan prasarana serta membangun kerja
sama antara pemerintah dengan masyarakat dalam peraturan yang telah ditetapkan.
Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 12 Tahun
2007 bahwa setiap rencana usaha atau kegiatan yang mempunyai dampak
terhadap lingkungan hidup wajib memiliki dokumen pengelolaan lingkungan
Kesimpulan
1. Aktivitas masyarakat sekitar kawasan wisata Air Terjun Dua Warna Desa
Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara
yaitu pemandu wisata, pengelola parkir, petani, buruh harian, penyewaan
tenda, berdagang.
2. Dampak banjir bandang terhadap aktivitas masyarakat yang terjadi pada
wisata Air Terjun Dua Warna umumnya terlihat jelas pada perubahan luas
hutan dan ekosistem hutan rusak, yang berdampak pada kegiatan masyarakat
sekitar kawasan yang mengalami peubahan aktivitas keseharian dari pemandu
wisata menjadi buruh tani serta dari pedagang beralih dalam mengelola lahan
pertanian maupun lahan kebun campuran.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2017. Kecamatan Sibolangit Dalam Angka 2017.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang. CV Rillis Grafika.
Fahreza W dan Restu. 2016. Analisis Ruang Terbuka Hijau Perumahan Nasional
di Kota Medan. Jurnal Pendidikan Geografi. 8(2) : 197-207.
Ginting Br K, Purwoko A, Simanjuntak J. 2015. Kearifan Lokal Dalam
Pengelolaan Hutan Di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe, Kabupaten
Karo. Universitas Sumatera Utara.
Hafni, Roswita. 2017. Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Kondisi Sosial
Ekonomi Petani Di Desa Suka Meriah Kecamatan Payung Kabupaten
Karo, Fakultas Ekonomi UMSU. Medan.
Ismiyah W . Sumardianti S, Nawiyanto. 2013. Bencana Banjir Bandang Di
Kecamatan Panti Kabupaten Jember Pada Tahun 2006, Fakultas Sastra,
Universitas Jember. 1 (1) : 1-8.
Santoso EB. 2013. Manajemen Risiko Bencana Banjir Kali Lamong Pada
Kawasan Peri-Urban Surabaya-Gresik Melalui Pendekatan Kelembagaan.
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota FTSPInstitut Teknologi
Sepuluh Nopember. 8 (2) : 48-59.
LAMPIRAN
A) Kondisi Air Terjun Dua Warna Pasca Benca Banjir Bandang Tahun 2018.
E). Wawancara terkait bencana banjir bandang dengan narasumber pengelola villa
Lampiran 1. KarakteristikResponden
No. Jenis Kelamin Usia Pendidikan Aktivitas/profesi
Responden
1 L 30 SMA Petugas parkir
2 P 45 SMA Pedangang
3 P 53 Diploma Pedagang
4 L 53 Tidak Tamat SD Pengelola villa
5 P 38 SMA Pedagang
6 L 24 SMA Pedagang
7 L 53 SLTP Petani
8 L 42 Diploma Pedagang
9 L 46 Diploma Petani
10 P 35 SMA Pengelola villa
11 P 54 SMA Petani
12 P 55 SMA Petani
13 L 55 Diploma Pedagang
14 L 54 Tidak Tamat SD Pedagang
15 P 37 SMA Pedagang
16 L 49 SMA Pedagang
17 L 56 SMA Buruh tani
18 L 20 SMA Buruh tani
19 L 20 SMA Buruh tani
20 L 23 SMA Buruh tani
No.Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1. Mengetahui kejadian 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
banjir
2. Masyarakat yang 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 12
berdampak
3. Pengaruh terhadap 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 12
aktivitas masyarakat
4. Pengaruh terhadap 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 9
alih profesi
5. Pengaruh terhadap 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 12
aktivitas ekonomi
6. Pengaruh penebangan 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 12
terhadap banjir
7. Pengaruh banjir 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
terhadap jumlah
pengunjung
8. Adanya kegiatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20
penanggulan oleh
instansi pemerintah
Keterangan :Ya = 1
Tidak = 0
2014
Ba Htn Kc Lt Pmk Plk Sb Total
2016
Ba 19,67 0,55 3,18 0,35 23,77