Anda di halaman 1dari 19

Pengertian Teori Siklus.

Teori siklus adalah suatu teori perubahan sosial yang merupakan proses seperti
gelombang yang naik dan turun. Perubahan sosial dengan model siklus memandang
perkembangan secara pesimis. Perubahan bersifat siklus yang selalu berulang
seperti perkembangan mahkluk hidup, mulai dari lahir, anak-anak, remaja, dewasa
hingga kematian.

Tokoh Tokoh Teori siklus

IBNU KHALDUN Biograf

Khaldun yang terlahir dari keluarga Arab-Spanyol sejak kecil sudah dekat dengan
kehidupan intelektual dan politik. Ayahnya, Muhammad Bin Muhammad seorang
mantan perwira militer yang gemar mempelajari ilmu hukum, teologi, dan sastra.
Bahkan di usia 17, Khaldun telah menguasai ilmu Islam klasik termasuk ulum,
aqliyah (ilmu keflsafatan, tasawuf, dan metafsika). Tunisia ketika itu merupakan
pusat para ulama dan sastrawan yang memungkinkan Ibnu Khaldun muda banyak
belajar dari mereka.

Selain menggemari dunia pengetahuan, Ibnu Khaldun juga terlibat dalam dunia
politik. Ia pernah menjabat Shabib alAllamah (penyimpan tanda tangan) pada
pemerintahan Abu Muhammad ibn Tafrakin di Tunis. Ketika ia menduduki jabatan
tersebut usianya baru menginjak 20 tahun. Situasi politik yang tidak menentu
membuat Ibnu Khaldun berpindah-pindah pekerjaan. Situasi politik tersebut juga
mempengaruhi karir hidupnya. Ketika ia menjabat sebagai sekretaris Kesultanan di
Fez maroko, ia menerima tudingan Abu Inan sebagai komplotan politik yang hendak
menyerang Sultan. Khaldun akhirnya masuk penjara selama 21 bulan gara-gara
tudingan tersebut.

Pada 1375 dia diasingkan di dekat Frenda, Algeria, empat tahun untuk
menyelesaikan karya monumentalnya, al-Mukaddimah. Isi pengantarnya Kitab al-
Ibar (Sejarah Universal). Pada 1382, di kota suci Mekkah, dia ditawari oleh Sultan
kairo untuk menjadi rektor di universitas Islam terkemuka, Universitas Al Azhar, dia
juga ditunjuk sebagai hakim (qadi) Syekh Maliki Islam. Pada 1400 dia menemani
pengganti sultan ke Damaskus dalam ekspedisi menahan serangan invasi Turki,
Tamerlane (Timur Lenk). Ibnu Khaldun menghabiskan beberapa minggu sebagai
tamu agung Tamerlene sebelum kembali ke Cairo, di sana ia meninggal pada 17
Maret 1406.

Pemekiran Ibni Khaldun


Khaldun melakukan studi penting tentang faktor sosiologi, psikologi, dan faktor
ekonomi yang berpengaruh terhadap pembangunan, perkembangan, dan jatuhnya
peradaban. Pada abad 14, Ibnu Khaldun menulis sejarah universal yang
mengungkapkan secara luar biasa luas mengenai kemampuan pembelajaran dan
kemampuan yang tidak biasa dari Ibnu Khaldun yang menyusun teori umum untuk
perhitungan perkembangan politik dan sosial selama berabad-abad. Dia adalah
seorang sejarawan muslim satu-satunya yang menyarankan alasan sosial dan
ekonomi bagi perubahan sejarah, meskipun dibaca dan dikopi pekerjaannya, tetap
tak mengahasilkan pengaruh yang efektif hingga mendorong pemikiran Barat yang
baru diperkenalkan pada abad 19.

Hampir semua kerangka konsep pemikiran Ibnu Khaldun tertuang dalam al-
muqadddimah. Di al-muqaddimah tersebut, Khaldun menerangkan bahwa sejarah
adalah catatan tentang masyarakat manusia atau perdaban dunia, tentang
perubahan-perubahan yang terjadi, perihal watak manusia, seperti keliaran,
keramahtamahan, solidaritas golongan, tentang revolusi, dan pemberontakan-
pemberontakan suatu kelompok kepada kepada kelompok lain yang berakibat pada
munculnya kerajaan-kerajaan dan negara-negara dengan tingkat yang bermacam-
macam, tentang pelbagai kegiatan dan kedudukan orang, baik untuk memenuhi
kebutuhan hidup maupun kegiatan mereka dalam ilmu pengetahuan dan industri,
serta segala perubahan yang terjadi di masyarakat.

Teori siklus gerak sejarah sebagaimana yang dia pikirkan didasarkan pada adanya
kesamaan sebagian masyarakat satu dengan masyarakat yang lain. Teori ini
sebenarnya merupakan tafsir atas pemikiran Khladun, Khladun sendiri sebenarnya
tidak menyampaikannya secara eksplisit. Satu hal yang disampaikan Khaldun
secara eksplisit adalah pemikirannya tentang sejarah kritis. Menurut Khaldun:

Apabila demikian halnya, maka aturan untuk membedakan kebenaran dari


kebatilan yang terdapat dalam informasi sejarah adalah diasarkan kemungkiknan
atau ketidakmungkinanApabila kita telah melakukan hal demikian, makia kita
telah memiliki aturan yang dapat dipergunakan untuk membedakan anatara
kebenaran dan kebatilan dan kejujuran dari kebohongan dalam informasi sejarah
dengan cara yang logisselanjutnya apabila kita mendengar tentang suatu
peristiwa sejarah yang terjadi dalam peradaban, maka kita harus mengetahui apa
yang patut diterima akal dan apa yang merupakan kepalsuan. Hal ini merupakan
ukuran yang tepat bagi kita, yang dapat dipergunakan oleh para sejarawan untuk
menemukan jalan kejujuran dan kebenaran dalam menukilkan peristiwa sejarah.

Teori Siklus Ibnu Khaldun Mengenai Asal Mula Negara.

Menurut Ibn Khaldun manusia diciptakan sebagai makhluk politik atau sosial, yaitu
makhluk yang selalu membutuhkan orang lain dalam mempertahankan
kehidupannya, sehingga kehidupannya dengan masyarakat dan organisasi sosial
merupakan sebuah keharusan (dharury) (Muqaddimah: 41).

Setelah organisasi masyarakat terbentuk, dan inilah peradaban, maka masyarakat


memerlukan seseorang yang dengan pengaruhnya dapat betindak sebagai
penengah dan pemisah antara anggota masyarakat. Ia adalah seseorang dari
masyarakat itu sendiri, seorang yang berpengaruh kuat atas anggota masyarakat,
mempunyai otoritas dan kekuasaan atas mereka sebagai pengendali/ wazi ()

Kebutuhan akan adanya seseorang yang mempunyai otoritas dan bisa


mengendalikan ini kemudian meningkat. Didukung dengan rasa kebersamaan yang
terbentuk bahwa seorang pemimpin (rais) dalam mengatur dan menjadi penengah
tidak dapat bekerja sendiri sehingga membutuhkan tentara yang kuat dan loyal,
perdana Menteri, serta pembantu-pembantu yang lain hingga terbentuklah sebuah
Dinasti (daulah) atau kerajaan (mulk). (Muqaddimah: 139).

Berdasarkan teorinya ashabiyyah, Ibnu Khaldun membuat teori tentang tahapan


timbul tenggelamnya suatu Negara atau sebuah peradaban menjadi lima tahap,
yaitu: (Muqaddimah: 175) :

1. Tahap sukses atau tahap konsolidasi, dimana otoritas negara didukung oleh
masyarakat (`ashabiyyah) yang berhasil menggulingkan kedaulatan dari dinasti
sebelumnya.

2. Tahap tirani, tahap dimana penguasa berbuat sekehendaknya pada rakyatnya.


Pada tahap ini, orang yang memimpin negara senang mengumpulkan dan
memperbanyak pengikut.

3. Tahap sejahtera, ketika kedaulatan telah dinikmati. Segala perhatian penguasa


tercurah pada usaha membangun negara.

4. Tahap kepuasan hati, tentram dan damai. Pada tahap ini, penguasa merasa puas
dengan segala sesuatu yang telah dibangun para pendahulunya.

5. Tahap hidup boros dan berlebihan.

Tahap-tahap itu menurut Ibnu Khaldun memunculkan tiga generasi, yaitu:

1. Generasi Pembangun, yang dengan segala kesederhanaan dan solidaritas yang


tulus tunduk dibawah otoritas kekuasaan yang didukungnya.

2. Generasi Penikmat, yakni mereka yang karena diuntungkan secara ekonomi dan
politik dalam sistem kekuasaan, menjadi tidak peka lagi terhadap kepentingan
bangsa dan negara.
3. Generasi yang tidak lagi memiliki hubungan emosionil dengan negara. Mereka
dapat melakukan apa saja yang mereka sukai tanpa mempedulikan nasib negara.

Impian yang tercapai kemudian memunculkan sebuah peradaban baru. Dan


kemunculan peradaban baru ini pula biasanya diikuti dengan kemunduran suatu
peradaban lain (Muqaddimah: 172). Tahapan-tahapan diatas kemudian terulang
lagi, dan begitulah seterusnya hingga teori ini dikenal dengan Teori Siklus.

OSWALD SPENGLER

Biograf

Oswald Spengler lahir di Blankenburg (Harz) di Jerman Tengah pada tahun 1880,
anak tertua dari empat anak, dan satu-satunya anak laki-laki. Ayahnya, yang
semula teknisi pertambangan dan berasal dari garis panjang mineworkers, adalah
seorang pejabat di pos Jerman birokrasi, dan ia memimpin keluarganya dengan
sederhana namun nyaman di rumah kelas menengah.

Ketika ia berusia sepuluh tahun keluarganya pindah ke kota universitas Halle.


Spengler menerima pendidikan Gymnasium klasik, mempelajari bahasa Yunani,
Latin, matematika dan ilmu alam. Sini juga ia mengembangkan afnitas kuat untuk
seni khususnya puisi, drama, dan musik.

Spengler pada umur 21 tahun. Spengler mempelajari bidang studi budaya klasik,
matematika, dan ilmu-ilmu fsik. Pendidikan universitasnya sebagian besar dibiayai
oleh sebuah warisan dari almarhum bibi. Ia gagal dalam ujian pertamanya, tetapi ia
lulus di ujian kedua pada tahun 1904 dan kemudian ia menulis disertasi sekunder
yang diperlukan untuk memenuhi syarat sebagai guru sekolah tinggi. Kemudian ia
pindah ke Dsseldorf dan akhirnya se hamburg. Dia mengajar matematika, fsika,
sejarah dan sastra jerman.

Dia menetap di Munich, di sana untuk menjalani kehidupan sarjana yang


independen / flsuf. Dia mulai menulis sebuah buku pengamatan politik. Awalnya
untuk menjadi berjudul Konservatif dan Liberal, itu direncanakan sebagai sebuah
eksposisi dan penjelasan tentang tren saat ini di Eropa yang mempercepat
perlombaan senjata, Entente pengepungan di Jerman, sebuah suksesi krisis
internasional, meningkatkan polaritas dari bangsa-bangsa dan mana mereka
memimpin. Namun pada akhir 1911 ia tiba-tiba tersentak oleh gagasan bahwa
peristiwa hari hanya dapat ditafsirkan dalam global dan total-budaya istilah. Dia
melihat Eropa sebagai berbaris pergi untuk bunuh diri, langkah pertama menuju
kematian terakhir budaya Eropa di dunia dan dalam sejarah.
Pemikiran

Perang Besar 1914-1918 hanya membenarkan dalam pikirannya keabsahan tesis


yang sudah dikembangkan. Pekerjaan yang direncanakannya terus meningkat
dalam lingkup yang jauh melampaui batas aslinya.

Pada tahun 1922 Spengler mengeluarkan edisi revisi jilid pertama yang berisi
koreksi kecil dan revisi, dan tahun setelah melihat penampilan jilid kedua, dia
kemudian puas dengan pekerjaan, dan semua tulisan-tulisan dan pernyataan-
pernyataan.

Dengan memnanfaatkan pendekatan physiogmatic, Spengler yakin akan


kemampuannya untuk memecahkan teka-teki sejarah.

Berikut ini adalah postulat dasarnya:

1. The linear pandangan sejarah harus ditolak, demi siklus. Sebelum ini sejarah,
khususnya sejarah Barat, telah dipandang sebagai sebuah linear kemajuan dari
rendah ke tinggi, seperti anak-anak tangga di tangga evolusi tak terbatas ke atas.
Sejarah Barat dengan demikian dipandang sebagai berkembang secara progresif:
Yunani Romawi Medieval Renaisans modern, atau, Kuno Medieval modern.
Konsep ini, Spengler bersikeras, hanyalah produk dari ego manusia Barat seolah-
olah segala sesuatu di masa lalu menunjuk kepada anaknya, ada begitu bahwa ia
mungkin belum ada sebagai bentuk-lebih disempurnakan.

2. Gerakan siklis sejarah bukan hanya orang-orang bangsa, negara, ras, atau
peristiwa, tapi Budaya Tinggi. Sejarah tercatat delapan tersebut memberi kita
budaya tinggi: India, Babilonia, Mesir, Cina, Meksiko (Mayan-Aztec), Arab (atau
Magian), Klasik (Yunani dan Roma), dan european-Barat.

3. Budaya tinggi hidup hal organik di alam dan harus melewati tahap-tahap
pengembangan kelahiran-pemenuhan-membusuk-kematian. Semua budaya
sebelumnya telah melewati tahap yang berbeda ini, dan budaya Barat bisa ada
pengecualianBahkan, yang sekarang dalam tahap proses pembangunan organik
dapat tepat.Tinggi air pasang dari Tinggi Budaya adalah fase pemenuhan disebut
budaya fase. The Awal kemunduran dan kerusakan dalam Budaya adalah titik
transisi antara budaya fase dan peradaban fase yang mau tidak mau mengikuti.
peradaban drastis saksi fase pergolakan sosial, gerakan massa rakyat, perang
terus-menerus dan konstan krisis. Semua ini terjadi seiring dengan pertumbuhan
yang besar kota yg besar sekali perkotaan dan pinggiran kota besar pusat-pusat
yang getah desa-desa sekitarnya vitalitas mereka, kecerdasan, kekuatan, dan
jiwaPenduduk perkotaan ini konglomerasi sekarang sebagian besar rakyat
adalah tak menentu, tidak berjiwa, tak bertuhan, dan materialistis massa. Dari ini
datang subhuman fellaheen cocok peserta dalam sekarat-keluar dari suatu
budaya. Dengan fase peradaban datang aturan kembarannya Uang dan alat-alat,
Demokrasi dan PersUang berkuasa atas kekacauan, dan hanya Uang keuntungan
dengan itu. Tapi yang benar pembawa budaya jiwa-jiwa orang-orang yang masih
satu dengan budaya-jiwa yang muak dan jijik oleh Uang-kekuasaan dan fellaheen,
dan bertindak untuk memecahkannya, karena mereka terpaksa untuk
melakukannya dan sebagai budaya massa-jiwa akhirnya memaksa akhir
kediktatoran uang. Jadi fase peradaban diakhiri dengan Age of Caesarism, di mana
kekuatan besar datang ke tangan orang-orang besar, membantu dalam hal ini
dengan kekacauan akhir Uang-aturan. Datangnya dari Caesars menandai
kembalinya Kewenangan dan Tugas, Kehormatan dan Darah, dan akhir demokrasi.
Dengan tiba yang imperialistik panggung peradaban, di mana para Kaisar dengan
band-band pengikut pertempuran satu sama lain untuk menguasai bumi. Massa
besar tidak mengerti dan tidak peduli; yang megalopoli perlahan-lahan mengurangi
penduduk, dan massa berangsur-angsur kembali ke tanah, untuk menyibukkan
diri mereka di sana dengan tanah yang sama-tugas sebagai nenek moyang mereka
berabad-abad sebelumnya. Kekacauan peristiwa yang terjadi di atas kepala mereka.
Sekarang, di tengah semua kekacauan di kali, tiba kedua religiusitas; sebuah
kerinduan kembali ke simbol lama dari iman budayaDibentengi dengan demikian,
massa dalam semacam kepuasan pasrah mengubur jiwa mereka dan usaha mereka
ke dalam tanah dari mana mereka dan budaya mereka melompat, dan terhadap
latar belakang ini yang sedang sekarat dari Kebudayaan dan peradaban itu
diciptakan dimainkan.

Setiap Budaya rentang kehidupan-dapat dilihat untuk terakhir sekitar seribu tahun:
Klasik ada dari 900 SM hingga 100 AD; Arab (Ibrani-Yahudi Kristen-Islam) dari 100
SM hingga 900 M.; Barat dari 1000 AD sampai 2000 AD . Namun, span ini adalah
ideal, dalam arti bahwa seorang laki-laki masa hidup yang ideal adalah 70 tahun,
meskipun ia mungkin tidak pernah mencapai usia itu, atau mungkin hidup dengan
baik di baliknya. Kematian seorang Budaya mungkin pada kenyataannya akan
dimainkan selama ratusan tahun, atau mungkin terjadi seketika karena kekuatan
luar seperti dalam tiba-tiba akhir Budaya Meksiko.

Walaupun setiap kebudayaan memiliki Jiwa yang unik dan pada dasarnya khusus
dan terpisah, perkembangan siklus kehidupan ini paralel dengan semua dari
mereka: Untuk setiap fase dari siklus dalam suatu Budaya, dan untuk semua
peristiwa-peristiwa besar yang mempengaruhi para Tentu saja, ada rekan dalam
sejarah setiap budaya lain. Dengan demikian, Napoleon, yang mengantar dalam
fase peradaban Barat, menemukan rekannya di Alexander dari Makedonia, yang
melakukan hal yang sama untuk klasik. Oleh karena itu contemporaneousness
dari semua budaya tinggi.

Dalam beberapa kalimat itu bisa disimpulkan:

Sejarah manusia adalah catatan siklus naik-turun tidak berkaitan Budaya Tinggi.
Budaya ini dalam realitas kehidupan super-bentuk, yaitu, mereka organik di alam,
dan seperti semua organisme harus melewati fase lahir-hidup-mati. Meskipun
terpisah dalam diri mereka, semua pengalaman Cultures Tinggi perkembangan
paralel, dan peristiwa-peristiwa dan fase dalam satu menemukan peristiwa dan
sesuai fase yang lain. Hal ini mungkin dari sudut pandang abad kedua puluh
memungut dari masa lalu makna sejarah siklik, dan dengan demikian meramalkan
kejatuhan dan Barat.

Tak perlu dikatakan, teori semacam itu meskipun agak digembar-gemborkan


dalam karya Giambattista Vico dan abad ke-19 Rusia Nikolai Danilevsky, serta
dalam Nietzsche ditakdirkan untuk mengguncang dasar-dasar intelektual dan
semi-dunia intelektual Itu sehingga dalam waktu singkat, sebagian karena waktu
yang sangat tepat, dan sebagian lagi untuk kecemerlangan (meskipun tidak
unflawed) dengan yang disajikan Spengler itu.

ARNOLD TOYNBEE

Biograf

Toynbee adalah keponakan dari sejarawan ekonomi. Arnold Toynbee,Lahir di


London, Arnold J. dididik di Winchester College dan Balliol College, Oxford. Ia
memulai karir mengajar di Balliol College tahun 1912, dan setelah itu memegang
posisi di Kings College London (sebagai Profesor Modern Sejarah Yunani dan
Bizantium), di London School of Economics dan Royal Institute of International
Affairs (RIIA) di Chatham rumah. Dia adalah Direktur Studi di RIIA antara 1929 dan
1956.

Bekerja untuk Departemen Intelijen Politik dari Kantor Luar Negeri Inggris selama
Perang Dunia I dan menjabat sebagai delegasi ke Konferensi Perdamaian Paris pada
1919. Dengan asisten riset, Veronica M. Boulter, yang akan menjadi istri kedua, ia
co-editor tahunan RIIA Survey of International Affairs. Toynbee pada tahun 1936
diterima di Reichskanzlei oleh Adolf Hitler. Selama Perang Dunia II, ia kembali
bekerja di Kementerian Luar Negeri dan menghadiri pembicaraan damai pasca-
perang.

Pernikahan pertamanya adalah Rosalind Murray (1890 1967), putri dari Gilbert
Murray, pada tahun 1913; mereka memiliki tiga anak laki-laki, di antaranya Philip
Toynbee adalah yang kedua. Mereka bercerai pada tahun 1946; Boulter Arnold
kemudian menikah pada tahun yang sama.

Pemikiran

Toynbee ide-ide dan pendekatan sejarah dapat dikatakan jatuh ke dalam disiplin
sejarah Perbandingan. Sementara mereka dapat dibandingkan dengan yang
digunakan oleh Oswald Spengler dalam The Decline from west, ia menolak
Spenglers deterministik pandangan bahwa peradaban naik dan turun sesuai
dengan siklus alamiah dan tak terelakkan. Bagi Toynbee, sebuah peradaban
mungkin atau mungkin tidak terus berkembang, tergantung pada tantangan yang
dihadapi dan responnya kepada mereka.

Toynbee menyajikan sejarah sebagai kebangkitan dan kejatuhan peradaban, bukan


sejarah negara-bangsa atau kelompok etnis. Dia mengidentifkasi peradaban-nya
sesuai dengan budaya atau agama daripada kriteria nasional. Dengan demikian,
Peradaban Barat, yang terdiri dari segala bangsa yang telah ada di Eropa Barat
sejak runtuhnya Kekaisaran Romawi, diperlakukan secara keseluruhan, dan
dibedakan baik dari Ortodoks peradaban Rusia dan Balkan, dan dari Yunani-
Romawi peradaban yang mendahuluinya.

Dengan peradaban sebagai unit diidentifkasi, ia menyajikan sejarah masing-masing


dalam hal tantangan-dan-respons. Peradaban muncul sebagai tanggapan terhadap
beberapa serangkaian tantangan yang sangat sulit, ketika minoritas kreatif
diciptakan solusi yang reorientasi seluruh masyarakat. Tantangan dan tanggapan itu
fsik, seperti ketika Sumeria mengeksploitasi terselesaikan rawa-rawa bagian
selatan Irak dengan menyelenggarakan Neolitikum penduduk menjadi masyarakat
yang mampu melaksanakan skala besar proyek-proyek irigasi, atau sosial, seperti
ketika Gereja Katolik menyelesaikan kekacauan pasca-Romawi Eropa dengan
mendaftar kerajaan Jermanik baru dalam satu komunitas religius. Ketika sebuah
peradaban merespons tantangan, ia tumbuh. Peradaban ditolak saat para pemimpin
mereka berhenti bereaksi kreatif, dan peradaban kemudian tenggelam karena
nasionalisme, militerisme, dan tirani minoritas yang zalim (lihat mimesis). Toynbee
berpendapat bahwa Peradaban mati akibat bunuh diri, bukan oleh pembunuhan.
Bagi Toynbee, peradaban tidak berwujud atau tidak dapat diubah mesin tetapi
jaringan hubungan sosial dalam perbatasan dan karena itu tunduk pada kedua
bijaksana dan tidak bijaksana keputusan yang mereka buat.

Dia menyatakan sangat mengagumi Ibn Khaldun dan khususnya Muqaddimah


(1377), kata pengantar untuk Ibn Khaldun sejarah universal sendiri, yang mencatat
banyak bias sistemik yang mengganggu analisis sejarah melalui bukti-bukti, dan
menyajikan teori awal pada siklus

Toynbee melihat pada peradaban India mungkin dapat diringkas oleh kutipan
berikut.

Literatur yang luas, yang megah, kemewahan, ilmu-ilmu yang megah, yang besar
harus menyadari, menyentuh jiwa musik, kekaguman inspirasi dewaHal ini sudah
menjadi jelas bahwa satu bab yang memiliki awal Barat akan memiliki untuk
memiliki India berakhir jika tidak akan berakhir dalam penghancuran diri umat
manusia. Pada saat ini amat berbahaya dalam sejarah satu-satunya jalan
keselamatan bagi umat manusia adalah cara India.
Ide Toynbee dipromosikan menikmati beberapa mode (ia muncul di sampul Majalah
Time pada tahun 1947). Mereka mungkin telah korban awal dari Perang Dingin s
iklim intelektual. Toynbee telah dikritik keras oleh sejarawan lain. Secara umum,
kritik telah ditujukan pada penggunaan-nya mitos dan metafora sebagai nilai
sebanding data faktual, dan pada tingkat kesehatan dari argumen umum tentang
naik dan turunnya peradaban, yang mungkin terlalu banyak mengandalkan pada
pandangan agama sebagai kekuatan regeneratifBanyak kritikus mengeluh bahwa
kesimpulan yang ia mencapai orang-orang moralis Kristen dan bukan seorang
sejarawan. Hugh Trevor-Roper karya Toynbee digambarkan sebagai Filsafat mish-
mash Peter Geyl menggambarkan pendekatan ideologis Toynbee sebagai
spekulasi metafsik berpakaian sebagai sejarah. Pekerjaannya, bagaimanapun,
telah dipuji sebagai jawaban untuk merangsang kecenderungan yang
mengkhususkan penelitian sejarah modern.

Teori-teori Sosiohistoris: Perkembangan

Perubahan sosial menurut proses linear dapat mengarah kekemajuan / kemunduran.


Manusia hidup dalam lingkaran kehidupan berbentuk spiral. Konsep linier tentang
sejarah, terlihat dalam karya St. Angustine kebangkitan, kemajuan dan tujuan yang
ditentukan dari dua kota, yakni kota Tuhan dan kota Dunia. Kedua kota itu
mempunyai keyakinan berbeda dan akan dipisahkan oleh pengadilan akhirat.

Bila kemajuan dibayangkan tidak menurut kemajuan berkepanjangan dari masa lalu
byang panjang ke belakang hingga kemasa depan yang abadi, tetapi menurut
kebudayaan manusia dan kemajuan intelektual setelah melampui periode yang
sangat panjang, maka baik pemikir Yunani maupun Romawi, berpedang pada
pemikiran tentang kemajuan.

Condorcet menyatakan kemajuan manusia dengan penuh semangat dan pujian.


bahwa kesempurnaan kemampuan manusia tak terbatas, kemajuan ini tak
terbatas kecuali karena terbatasnya usia bumi tempat kita hidup ini. Ia mengakui,
tingkat kemajuan mungkin berbeda, namun tak ada kemungkinan tetap / mundur.

Teoritisi perkembangan menyatakan bahwa pada dasarnya pola evolusi manusia


dan masyarakat berlangsung lambat, namun pasti, berkembang menuju keadaan
yang lebih baik. Teoritis lain menekankan pada konflik / pola dialektika dari
perkembangan sosial

PERKEMBANGAN EVOLUSIONER AUGUSTE COMTE

Comte membagi sosiologi menjadi sosiologi statis dan sosiologi dinamis. Soiologi
statis didasarkan atas asumsi flosofs yang menyatakan bahwa masyarakat adalah
organisme yang disatukan oleh konsensus, karenanya selalu terdapat keharmonisan
spontan antara keseluruhan dan bagian sistem sosial (masyarakat).
Sosiologi dinamis adalah tentang urutan perkembangan manusia, dan setiap tahap
dalam urutan itu adalah akibat penting dari tahap sebelumnya. Leibniz menegaskan
keadaan sekarang akan berkembang dimasa datang. Karnanya tugas ilmu sosial
adalah menemukan hukum yang menentukan urutan perkembangan itu. Hukum itu
kemudian akan menyediakan garis rasional bagi memudahkan kemajuan manusia.

Faktor yang dapat membantu menemukan hukum perkembangan masyarakat itu


adalah keumuman sifatnya. Artinya, hukum perkembangan itu dapat diterapkan
pada semua masyarakat, sehingga orang dapat mempelajari kebanyakan
masyarakat maju dan urutan perkembangannya, yang dilalui masyarakat.

Menurut Comte, salah satu masyarakat termaju adalah masyarakatnya sendiri,


masyarakat Perancis. Perkembangan masa lalu dan arah perkembangan
masyarakat Perancis dimasa datang menurutnya merupakan model yang dapat
diterapkan pada masyarakat lain manapun.

Dalam mencari hukum rentetan sejarah itu, Comte menemukan tiga tingkat
perkembangannya (sejalan dengan tiga tingkat perkembangan pemikiran manusia).
Ia menyebutnya hukum fundamental perkembangan pemikiran manusia yang
dilewati secara berurutan dengan tiga persayaratan teori yang berbeda.

Ketiganya adalah:

1. Tingkat teologis / khayalan


2. Tingkat metafsika / abstrak
3. Tingkat ilmiah / positif

Comte membagi lagi tingkat teologis ini menjadi tiga tingkat :

1. Kepercayaan terhadap jimat (fetishism) : taraf awal era teologis manusia.


Manusia membayangkan benda diluar dirinya dihidupkan oleh kekuatan
yang sama dengan yang menghidupkan dirinya. Perbedaannya hanya
intensitasnya. Kepercayaan ini berhubungan dengan masyarakat, contohnya
masyarakat ditandai oleh kekuasaan pendeta (sacerdotal), prilaku yang
didasarkan pada kepura-puraan daripada didasarkan pada akal. Kehidupan
keluarga muncul, sejalan dengan kemunculan kehidupan menetap yang
membantu perkembangan keadaan selanjutnya.
2. Kepercayaan terhadap dewa (politheism) : muncul kehidupan kota. Pemilikan
tanah menjadi institusi sosial, muncul sistem kasta, dan berperang dianggap
sebagai satu-satunya cara untuk menciptakan kehidupan politik yang
langgeng dan progresif.
3. Kepercayaan terhadap Tuhan (monotheism) : mulai terjadi modifkasi sifat
teologi dan sifat kemiliteran teologis. Gereja khatolik gagal memberikan
baris yang langgeng bagi kehidupan sosial. Mulai terjadi emansipasi wanita
dan tenaga kerja. Gereja dan negara dipisahkan oleh tuntutan universal
pembedaan sifat gereja dan sifat lokal kekuasaan politik. Perang bergeser
dari tindakan agresif menjadi tindakan mempertahankan diri.
Tingkat metafsika adalah modifkasi dari tingkat pertama, tingkat teologis, yang
mengasumsikan fkiran sebagai ciptaan kekuatan abstrak. Dalam tata masyarakat
teologis dan kekuatan militer mencapai titik kehancuran dalam menyiapkan
masyarakat baru dan permanen.

Di tingkat positif, fkiran manusia tidak lagi mencari ide-ide absolut, yang asli dan
yang mentakdirkan alam semesta, dan yang menjadi penyebab fenomena, tetapi
mencari hukum-hukum yang menentukan fenomena.Di tingkat positif, agama dan
kemanusiaan akan muncul. Sosiologi mengajarkan manusia berpikir positif dan akan
menghubungkan cinta, keteraturan dan kemajuan dalam kehidupan.

Kesimpulannya, Comte memandang perubahan menurut kemajuan, termasuk segi


fsik, etika, pikiran, dan politik. Kemajuan berkaitan erat dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Menurut Comte, kekacauan masyarakat di zamannya berakar dalam
kemunculan serentakn tiga flsafat yang saling bertentangan yakni teologis,
metafsika dan positif.

Kemajuan terjadi melalui penggunaan nalar dalam tingkat positif dari sejarah:

Hanya bila perilaku manusia dan masyarakat semakin lama semakin ditandai oleh
pengaruh nalar maka kemajuan bertahap akan tercapai

Terdapat juga ungkapan Sejak kelahiran flsafat, sejarah masyarakat diakui telah
ditentukan oleh sejarah perkembangan nalar manusia.

Menurut Comte, ada tiga faktor yang mempengaruhi tingkat kemajuan manusia.
Pertama, rasa bosan. Seperti teoritis modern, sekali kecakapan yang lebih rendah
telah digunakan, manusia akan terdorong untuk menggunakan kecakapannya yang
lebih tinggi.

Faktor kedua, lamanya umur manusia. Jika umur manusia meningkat, kekuatan
konservatifsme akan semakin berpengaruh, menghambat laju perubahan.
Sebaliknya, umur pendek sama merepotkannya dengan umur terlalu panjang,
memberikan terlalu banyak kekuatan pada naluri pencipta.

Faktor ketiga, faktor demograf pertambahan penduduk secara alami. Semakin


tinggi tingkat konsentrasi penduduk di suatu tempat, akan menimbulkan keinginan
dan masalah baru.

Comte berpendapat sumbangan terpenting bagi studi perubahan sosial adalah


pengakuannya bahwa perubahan sosial itu normal, masalah bagi penelitian
sosiologi adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi laju perubahan.

Robert Lyn bertanya: untuk apa pengetahuan sosiologi itu? Jawaban Comte adalah
pengetahuan sosiologi harus digunakan untuk melanjutkan kemajuan masyarakat,
dan sosiolog harus menjadi wahana yang mampu memanfaatkan pengetahuan itu
seefektif mungkin.
Kelemahan dari pendapat-pendapat Comte adalah ia terlalu membatasi diri dalam
mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat perubahan. Ia menganggap
semua manusia akan menjadi masyarakat Eropa Barat, masyarakat industri seperti
yang ia ketahui. Ia meremehkan kekauatan manusia unutk membentuk masa
depannya sendiri.

HERBERT SPENCER

Spencer (1820 1903) menulis karya fsafatnya dengan tujuan untuk menyatukan
keseluruhan pengetahuan manusia sekitar prinsip evolusi (Spencer bukan Darwin
yang menciptakan ide survival of the fttest dan ia lebih menerangkan pada
manusia ketimbang pada dunia binatang). Ia menegaskan bahwa evolusi adalah
suatu proses diferensiasi dan integrasi secara berurutan.

Spencer menyusun teori perubahan sosial bahwa masyarakat adalah sebuah


organisme sesuatu yang hidup. Masyarakat mengalami pertumbuhan terus-
menerus. Karena tumbuh bagian-bagiannya menjadi tidak sama. Masyarakat
menunjukan peningkatan struktur.

Peningkatan kerumpilan struktur atau deferensiasi berarti peningkatan deferensiasi


fungsi-fungsi. Bagian-bagian yang tak serupa, mempunyai fungsi yang berbeda-
beda. Seperti contoh di dalam masyarakat terdapat bagian yakni pemerintah,
keluarga, ekonomi dan faktor lain. Faktor-faktor tersebut terpisah, namun saling
tergantung dan harus berfungsi bersama-sama untuk kehidupan keseluruhan.

Dalam membahas sistem institusi sebagai sistem, Spenser tidak memandangnya


secara statis sebagai struktur yang stabil dari organismenya. Ia melukiskannya dari
evolusinya sendiri, dan melihat perkembangn selanjutnya sebagai mekanisme
mempertahankan hidup. Kita dapat melacak evolusi suatu sistem industri atau
sistem produksi suatu masyarakat.

Evolusi adalah prinsip dasar dari manusia dan masyarakat adalah organisme, maka
kita dapat memahami perkembangan masyarakat menurut pertumbuhan manusia.
Dalam kenyataannya ada sejumlah kesamaan antara pertumbuhan individu dan
organisme sosial. Proses yang terjadi dikedua kasus itu adalah proses diferensiasi
dan integrasi terus-menerus. Perbanyakan unit-unit, perluasan kelompok-kelompok,
dan penyatuan kelompok-kelompok, selanjutnya meningkatkan integrasi kelompok
penggabungan dan penggabungan ulang .

Pertumbuhan masyarakat tidak hanya menyebabkan perbanyakan dan penyatuan


kelompok, tetapi juga meningkatkan kepadatan penduduk atau meningkatkan
solidaritas. Integrasi yang mengikuti diferensiasi tidak hanya berarti memperbanyak
massa, tetapi juga memajukan massa itu menuju hubungan antar bagian yang lebih
akrab. Prinsip evolusi yang ditemukan Spencer di dalam alam semesta suatu
keseluruhan homogenitas yang tak menentu dan membingungkan yang
memberikan jalan bagi heterogenitas tertentu dan berlaku bagi masyarakat
manusia.

Spencer melukiskan perubahan manusia dari homogen ke heterogen dengan


membandingkan masyarakt primitif dan masyarakat modern. Ia mengatakan, suku-
suku primitif serupa dalam seluruh bagian-bagiannya, sedangkan masyarakat
peradaban semua struktur dan fungsinya tidak sama. Selanjutnya sejalan dengan
peningkatan heterogenitas, meningkat pula hubungannya. Kelompok modern tidak
dipersatukan oleh ikatan (pernyataan ibnu khaldun disangkal habi-habisan). Suku
nomaden mempunyai ikatan karena dipersatukan oleh ketundukan kepada
pemimpin suku. Ikatan ini meningkat sehingga kita mencapai masyarakat yang
beradab yang cukup diintegrasikan bersama selama 100 tahun atau lebih .

Peningkatan kapasitas menandai proses pertumbuhan masyarakat. Organisasi


sosial yang semula masih samar-samar melalui pertumbuhan, organisasi sosial
menjadi semakin mantab, adat menjadi hukum, hukum menjadi semakin khusus
dan institusi sosial semakin terpisah-pisah dan berbeda. Yang menggerakan
mekanisme pertumbuhan adalah berjuang empertahankan hidup antara berbagai
masyarakat. Keseluruhan proses penggabungan dan penggabungan ulang .
perubahan dari homogenitas ke heterogenitas mustahil terjadi tanpa konflik anta
suku-suku dan bangsa-bangsa. Karena kelompok yang bersangkutan dan kelompok
yang menyerang sama-sama memerlukan kerja sama diantara anggotanya. Ini
selanjutnya akan menuju kepada segala jenis kerjasama yang telah membantu
pertumbuhan peradaban. Dengan mengakui kengerian yang dihasilkan dari konflik
itu, Spancer berpendapat bahwa terlepas dari konflik itu dunia ini tentu masih tetap
dihuni oleh manusia yang lemah yang tinggal di gua-gua hidup dengan
mengumpulkan makanan dari hutan dan sungai.

Sebaliknya, begitu masyarakat beradab keluar dari pertumpahan darah antar


masyarakat yang suka peperangan, maka konflik antar masyarakat tidak diperlukan
lagi. Karena, peperangan takkan muncul lagi. Ini membawa kita kepada tipe dua
masyarakat yang menandai pola umum evolusi manusia. Umumnya masyarakat
dapat klasifkasikan antara masyarakat militer dan masyarakat industri.

Masyarakat militer diorganisasikan berdasarkan kerjasama, sedangkan masyarakat


industri berdasarkan kerjasama sukarela. Masyarakat militer mempunyai kekuasaan
yang sentral yang lalim yang melaksanakan kekuasaan mutlak terhadap prilaku
individu. Masyarakat industri mempunyai tipe pemerintahan demokrasi atau
pemerintahan perwakilan yang terbatas kontrol politiknya terhadap prilaku individu.

Ada hubungan penting antar struktur masyarakat dan kpribadian anggotanya.


Dalam masyarakta militer keberhasilan dalam peperangan merupakan sumber
kehormatan tertinggi dan merupakan kebaikan sama dengan keberanian dan
kekuatan. Rakyat dalam masyarakat militer bersifat patriotik berlebih-lebihan.
Kemenangan dianggap sebagai tujuan tindakan yang tertinggi kepatuhan trrhadap
kekuasaan mereka dianggap penting dan tak terelakan.

Ciri mendasar masyarakat industri bertolak belakang denga ciri militer. Mereka
mengutamakan kehidupan yang damai dan langgeng. Masyarakt ditata untuk
malaksanakan produksi bukan untuk peperangn, anggotanya selaku individu lebih
menjadi pusat perhatian ketimbang masyarakat selaku keseluruhan. Interaksi dalam
masyarakat ini lebih didasarkan atas kontrak ketimbang kekuasaan absolut
ketimbang hubungan masyarakat yang dominan dalam masyarakat militer.

Jenis masyarakat industri adalah kebebasannya semakin berkembang, kesetiaan


kurang, kepercayaan terhadap pemimpin kecil, patriotismenya lebih memenuhi
syarat, dan penghormatannya terhadap individualisasi orang lain semakin besar.
Spancer mempunyai pandangan terhadap suatu masyarakat dimana kontrol
pemerintah minimal dari setiap orang mengejar kebahagiaan mereka sendiri secara
bebas. Sama dengan Adam Smith. Spancer yakin bahwa tujuan akhir masyarakat
bebas meningkatkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Tidak ada jalan pintas menuju autopia, peranan sosiologi adalah untuk mengetahui
proses dan membentu manusia menerima dan menunggu dengan tenang
kemunculan abad baru. Manusia tentu akan melihat betapa sedikitnya yang dapat
mereka lakukan, dan segera akan menyaksikan manfaatnya jika melakukan yang
sedikit itu yakni menyatukan energi kecintaan terhadap manusia dengan
ketenangannya berflsafat.

Spancer mengakui masyarakat dapat mengalami kemunduran maupun kemajuan.


Pendiriannya didasarkan atas hubungan antar struktur suatu masyarakat dan watak
serta prilaku anggotanya. Menurut comte, struktur sosial diciptakan manusia
sebagai konsekuensi dari cara berfkirnya. Menurut Spancer, hubungan ini dapat
berubah dan struktur masyarakatnyalah yang menuntut cara berfkir dan tipe
kpribadian tertentu.

EMILE DURKHEIM

Contoh terkhir mengenai teoritis yang mengembangkan tipe teori evolusi adalah
Durkheim (1855-1917). Nisbet menyumbangkan empat perkara penting dalam teori
Durkheim:

1. Perkara asal-usul
2. Sumbangan nisbet kedua, terlihat dalam uraian Durkheim tentang tingkat-
tingkat perkembangan sosial. Durkheim menunjukkan minat yang sama
dengan minat pemikir sw-zaman dengannya dalam meneliti tingkat-tingkat
perkembangan evolusi sosial, tetapi tidak menjadikannya pusat perhatian di
dalam karyanya. Ia juga menolak realitas perkembangan terus menerus
dalam sejarah berjenis-jenis masyarakat. Dalam hal ini ia adalah kekecualian
diantara para pemikir di zamannya.

Setiap pelajar sosiologi, sebenarnya menghubungkan nama Durkheim dengan dua


tipe solidaritas, yakni solidaritas mekanik dan organik.

Solidaritas mekanik adalah bentuk awal, bentuk primitif dari organisasi sosial dan
masih dapat dilihat dalam kehidupan masyarakat primitif yang ada kini.

Solidaritas organik berasal dari pembagian kerja yang menyertai perkembangan


sosial.

Di dalam solidaritas mekanik terdapat kecenderungan dan ide bersama yang lebih
banyaj (dibandingkan dengan operbedaan individual) serta tata sosial mempunyai
keseragaman yang besar. Solidaritas mekanik ini dipertahankan dengan
menerapkan sanksi-sanksi memaksa terhadap orang yang menyimpang. Sanksi
memaksa ini adalah cerminan kemarahan sosial terhadap orang yang melanggar.

Sebaliknya, solidaritas organik lebih berakar di dalam perbedaan daripada


kesamaan (ada kesamaannya dengan hukum homogenitas-heterogenitas evolusi
sosial Spencer)

Durkheim menyimpulkan perbedaan antara solidaritas mekanik dan organik, yaitu :

Solidaritas mekanik mengikat individu secara langsung dengan masyarakat


tanpa suatu perantara, sedangkan solidaritas organik menyebabkan saling
ketergantungan antarvidu.
Solidaritas mekanik ditemukan dalam masyarakat yang ditandai oleh
keyakinan dan sentimen bersama, sedangkan solidaritas organik menandai
masyarakat yang berdiferensiasi.
Solidaritas mekanik hanya dapat dibedakan dari hak-hak kepribadian
masyarakat sebagai keseluruhan, sementara solidritas organik
membutuhkan hak-hak perseorangan dan kepribadin yang unik.

3. Sumbangan Nisbet ketiga dalam teori perubahan sosial Durkheim adalah


mengenai faktor penyebab perubahan sosial. Durkheim mengemukakan
bahwa pembagian kerja berbeda-beda berdasarkan volume dan kepadatan
masyarakat. Volume dan identitas masyarakat tidak hanya membantu
pembagian pekerjaan tetapi justru menyebabkannya. Karena jumlah
penduduk dan tingkat integrasi meningkat, maka akan terjadi peningkatan
nyata dalam pembagian kerja, pembagian kerja ini selanjutnya lebih
mendorong ke arah solidaritas organik daripada solidaritas mekanik.

Durkheim membahas arah perubahan sosial. Meskipun ia memusatkan perhatian


mengenai kemajuan umat manusia namun kesimpulannya sendiri terasa sama
dengan pemikiran segelintir orang yang was-was jika tidak putus asa tentang masa
depan manusia. Ia menunjuk pada tingkat bunuh diri sebagai salah satu krisis
peradaban modern. Selanjutnya, ia pun menyatakan bahwa baik hbubungan
kekeluargaan ataupun hubungan keagamaan, tidak dapat menjadi kekuatan
pemersatu dalam kehidupan modern sat ini.

Evolusi sosial akan meningkatkan dominasi solidaritas solidaritas organik atas


solidaritas mekanik. Sudah menjadi hukum sejharah yang mula-mula solidaritas
mekanik yang berdiri sendiri, secara progresif kehilangan landasannya dan sedikit
demi sedikit solidaritas organik akan semakin lebih menonjol.

Ringkasnya, seperti Khaldun, Durkheim menekankan pentingnya solidaritas.


Keduanya menganggap solidaritas penting bagi kelangsungan hidup masyarakat.

PERKEMBANGAN DIALEKTIKA

Seperti ditunjukkan Spencer, konflik dapat digolongkan ke dalam perkembangan


evolusi. Mwnurut pandangan teoritisi perkembangan evolusi, konflik bukan
merupakan proses sosial yang utama. Tetapi menurut penganut teori
perkembangan yang lain, konflik adalah fakta sentral perubahan sosial.

Marx dan Engels lahir di Prusia. Marx adalah anak seorang ahli hukum Yahudi,
sedangkan Engels adalah anak seorang Yahudi, pengusaha pabrik yang kaya.

Dua diantara sandaran pemikiran Marxis adalah dialektika dan materialisme.


Dialektika menekankan bahwa kontradiksi adalah inti segala sesuatru, baik di dalam
alam maupun di dalam kehidupan manusia sendiri, makna dialektika akan
bertambah jelas bila kita meneliti hukum-hukum dasar tertentu yang diambil dari
Hegel yang dibahas lebih rinci oleh Engels dalam karyanya Anti-Duhring. Segala
sesuatu yang ada ditandai oleh kesatuan dan konflik dengan lawannya.

Engels selanjutnya menyatakan dialektika adalah ilmu mengenai hukum-hukum


umum dari gerakan, perkembangan alam, masyarakat manusia dan pemikiran. Tiga
hukum umum dialektika adalah kesatuan dari konflik pihak-pihak yang berlawanan,
perubahan kuantitas menjadi perubahan kualitas, dan peniadaan dari peniadaan.

Hukum poeniadaan dari peniadaan dapat dicontohkan secara sederhana melalui


aljabar. Kuantitas a dapat ditiadakan dengan membuatnya menjadi minus a. Jika
minus a dikalikan dengan minus a, maka hasilnya a kuadrat.. inilah yang dimaksud
dengan hukum peniadaan dari peniadaan. Pada kehidupan sosial, hukum itu
dicontohkan dengan perkembangan berbagaio cara produksi struktur ekonomi. Tata
perekonomian kapitalis adalaha peniadaan dari tata perekonomian feodal dan tata
perekonomian sosialis meniadakan tata perkekonomian kapitalis-inilah hukum
peniadaan dari penioadaan.

Marx sendiri sebenarnya tidak pernah menggunakan istilah meterialisme historis


(ciptaan Engles) dan metrialisme dialektika (ciptaan Plekhanv). Marx berbicara
tentang basis materialis dari metodenya, dan Materialisme adalah fondasi kedua
diatas mana pemikiran marxis dibangun.

Bertolak dari premis-premis dialektika dan landasan materiil kehidupan manusia,


Marx dan Engels membuat interpretasi historis yang dapat dirangkum sebagai
berikut :

1. Manusia masuk kedalam antar hubungan yang melepaskan kemauan


mereka. Dalam setiap Zaman, kita harus mencari penyebab perubahan
didalam cara-cara produksi masyarakat ketimbang didalam ide-ide. Dengan
kata lain penyebab perubahan harus dicari didalam aspek ekonomi
ketimbang di dalam flsafat. Pengalaman historis hanya akan diperoleh
melalui analisis stuktural. Upama untuk memperoleh pemahaman dengan
mempelajari pemikiran-pemikiran manusia selalu akan menghasilkan
kegagalan. Bukan cara manusia berfkir, juga bukan apa yang dipikirkan
manusia yang membentuk sejarah namun cara mereka berhubungan
didalam proses produksi dan cara hubungan mereka dengan produksilah
yang membentuk sejarah
2. Setiap masyarakat ditandai oleh infra struktur, yakni struktur ekonomi dan
supra struktur yang terdiri dari ideologi, hukum, pemerintahan, keluarga,
dan agama. supra struktur muncul dari infra struktur. Artinya basis materiil
(ekonomi) masyarakat adalah landasan tempat membangun semua basis
kehidupan lainnya, dengan demikian perubahan cara produksi menyebabkan
perubahan didalam seluruh hubungan sosial. Selanjutnya, manusia
menciptakan prinsip-prinsip, ide-ide, kategori,kategori, selaras dengan
hubungan sosial mereka. Tetapi ini tidak semerta-merta berarti oenegasan
determinisme hubungan.
3. Perubahan terjadi sebagai akibat kontradiksi antara kekuatan dan hubungan
produksi. Dalam perkembangan kekuatan produktif, akan dicapai suatu
tahap dimana kekuatan produktif akan menjadi kekuatan yang produktif.
4. Kontradiksi adalah inti kemajuan sosial. Artinya, kontradiksi bukan
disebabkan oleh kekuatan dari luar atau faktor yang menimpa masyarakat,
kontradiksi adalah bagian intergral perkembangan sosial. Masyarakat
kapitalis menciptakan kondisi materil yang hakekatnya akan menghancurkan
masyarakat. Perkembangan dialektika berarti bahwa kontradiksi muncul dari
nti proses sosial. Menurut Marx dan Engles, untuk pemunculan kontradiksi ini
tidak diperlukan tantangan atau proletariat dari luar, masyarakat
perbudakan, pleodal, dan kapitalis mengandung benih penghancuran dirinya
sendiri didalammnya
5. Kontradiksi antara kekuatan dan hubungan produksi, terjelma didalam
pertentangan kelas. sejarah semua masyarakat yang ada hingga sekarang
adalah sejarah perjuangan kelas. Ini terjadi karena selama perkembangan
kekuatan produktif, terdapat sebuah kelas yang harus memikul semua
beban masyarakat tanpa menikmati keuntungannya, yang terusir dari
masyarakat yang terpaksa mengambil keputusan sangat berlawanan
dengan seluruh kelas yang lain.
6. Hasil kontadiksi adalah revolusi. Kontradiksi antara kekuatan dan hubungan
produksi, perjuangan antar kelas, diselesaikan dengan revolusi. Revolusi
dimasa lalu masih belum memadai karena cara bertindaknya selalu tak
berubah sedikitpun dan yang diungkit selalu persoalan ketimpangan
distribusi. Sebaliknya revolusi komunis diarahkan untuk menentang cara
bertindak sebelumnya, revolusi ini akan melenyapkan buruh (selaku sebuah
kelas), melenyapkan kelas dan penguasa kelas.bersamaan dengan itu
adalah penghapusan negara, karena negara merupakan alat pengendali dari
kelas yang berkuasa.
7. revolusi komunis akan menghasilkan masyarakat tanpa kelas seperti (di no
6). Masyarakat masa datang adalah masyarakat tanpa kelas dan tanpa
negara. Tanpa memperdebatkan mengenai peluang kemunculan masyarakat
tanpa kelas itu, kita akan meneliti secara rinci makna masyarakat tanpa
negara. Apakah kehancuran negara benang realistis dalam masyarakat
industri maju? Jika istilah negara mengacu kepada aparat pembuat
keputusan sentral, maka ketidakmunculan negara dalam masyarakat
industri mampaknya tidak terbayangkan (meskipun pemikir anarkis akan
sangat tidak sependapat). Kita teah mencatat bahwa marx mengidentifkasi
negara sebagai alat penindas oleh kelas berkuasa. Karena itu, argumen
mengenai ketidakmunculan negara itu tentulah berarti ketidakmunculan ciri
kelas dalam negara.

Begitulah, dari Marx dan Engles kita peroleh gambaran proses sosial sebagai proses
dialektika-kontradiksi menjadi sifat bawaan proses sosial dan akan menjadi
mekanisme pendorong perubahan. Seluruh sejarah manusia dapat diidentifkasi
menurut tingkat yang menunjukan perbedaan cara produksi masyarakat. Cara
produksi sosial itu selanjutnya ditandai oleh sejenis antar hubungan khas antar
manusia.

Salah satu sumbangan Marxisme, yang membuat orang banyak tertarik, baik di
dunia berkembang maupun di dunia maju, adalah pandangan tentang masa depan
bersifat manusiawi yang ditawarkannya, dan penekannya pada peranan manusia
dalam menciptakan masa depan. Manusialah yang membuat sejarah. Berlawanan
dengan Spencer yang mempersempit peranan manusia sekedar berperilaku
sedemikian, sehingga tidak menghalangi proses evolusi yang berjalan lambat,dan
berlawanan dengan Comte yang membatasi usaha penting pembentukkan masa
depan pada sebuah elit terpelajar, Marxisme menempatkan sejarah di tangan
massa. Marx menyatakan, pandangan flsafat bukan semata untuk memahami
sejarah, tetapi untuk mengubahnya. Ia memberi dunia sebuah flsafat yang
bertujuan untuk mengubah sejarah secara tepat. Pandanagan masa depannya
penuh optimis, manusiawi dan aktif. Teori perubahan sosial Marxis bukan sekedar
pertualangan pikiran; teorinya merupakan sebuah petunjuk untuk bertindak,
sebagai alat yang dapat digunakan manusia untuk meraih kendali proses historis
untuk memperoleh kebebasan mereka.

Jika manusia akan memperoleh kebebasan, mereka harus mempersatukan melalui


kesadaran terhadap realitas di tempat mereka terlibat. Proletariat harus
mengadakan perubahan dari sebuah kelas di dalam dirinya sendiri menjadi
sebuah kelas untuk dirinya sendiri. Petani misalnya, dalam pengertian
sebenarnya, oleh Marx tidak dianggap sebagai kelas. Karena petani kurang
mempunyai kesadaran kelas, dan karena itu mereka tak dapat diharapkan akan
mempengaruhi perubahan. Dalam hal itu kita mendapat gema solidaritas yang
dikatakan Ibnu Khaldun penting bagi setiap kelompok untuk meraih kemenangan.

Sumbangan penting pikiran Marxis lainnya adalah tindakannya menghindari


pembuatan dikotomi yang kaku antara ; determinisme dan indeterminisme. Seperti
dikatakan diatas; infrastruktur ekonomi pada hakikatnya adalah menentukan.Begitu
pula, di setiap stuktur ekonomi tertentu terdapat ruang gerak untuk bervariasi dan
untuk saling mempengaruhi suprastruktur. Dalam kedua perkara ini Marx dan
Engels menunjukkan diri mereka sebagai orang yang berfkir pragmatis dan ingin
memperhatikan sebagaai rangkaian tindakan, apakah cocok dengan pernyataan
teoritis sebelumnya. Mereka tidak menganggap sejarah tidak beraturan namaun
tidak pula dianggap sedemikian mutlak menentukan, sebagaimana tindakan
manusiapun diakui tidak menentukan secara mutlak.

Terakhir, Marxisme menekankan pentingnya pemahaman struktur sosial dalam


memahami perilaku manusia. Bukanlah kesadaran yang membentuk realitas,
melainkan realitaslah yang menentukan kesadaran. Apa yang dilakukan manusia,
bagaimana ia berpikir, dan apa yang ia yakini, mencerminkan struktur sosial tempat
ia berada. Sejauh kita melupakana pentingnya pengaruh struktur sosial, kita akan
mudah menerima mitos pemikiran utopia, dan kita mungkin akan mempersalahkan
manusia (misalnya golongan miskin) karena mempengaruhi struktur.

Referensi :

Robert H. Lauer . Perspektif tentang Perubahan Sosial. Jakarta : PT Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai