Anda di halaman 1dari 11

HAKIKAT PENDIDIKAN SOSIAL DAN BUDAYA

Pengertian Sosial Budaya


Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan
disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu
mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu
masyarakat.
Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai
anggota masyarakat. Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila
sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan
asing. Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya
struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan


adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dapat disimpulkan kebudayaan adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok
yang meliputi:
1. sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama
antara
para
anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya
2. organisasi ekonomi
3. alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas
untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan
utama)
4. organisasi kekuatan (politik)
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan
menjadi tiga :
1. Gagasan ( Wujud Ideal )
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang
berbentuk kumpulan
ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan
sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau
disentuh.
2. Aktifitas ( Tindakan )
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini
sering pula disebut dengan sistem sosial.
3. Artefak ( Karya )
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil

dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam


masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat
diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Konsep Dasar dalam Sistem Sosial Budaya
Sistem sosial budaya merupakan konsep untuk menelaah asumsiasumsi dasar dalam kehidupan masyarakat. Pemberian makna
konsep sistem sosial budaya dianggap penting karena tidak
hanya untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan sistem
social budaya itu sendiri tetapi memberikan eksplanasi
deskripsinhya melalui kenyataan di dalam kehidupan masyarakat.

Suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling


berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu
kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
System is an organized scheme or method (Sistem adalah
kumpulan
skema
atau
metode).

Pengertian Konsep
Konsep merupakan ide, gagasan, atau pemikiran-pemikiran yang
mentadi dasar ( pembawa arti ). Pada dasarnya konsep masih
berwujud abstrak atu hanya angan-angan saja.
Komponen Utama dalam Kebudayaan
1. Kebudayaan Material
Mengacu pada semua ciptaan manusia yang konkret
2. Kebudayaan Nonmaterial
Ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi
Jadi, konsep dalam sistem sosial budaya dapat
dideskripsikan sebagai suatu pemikiran dan ide yang
berisikan mengenai komponen - komponen membentuk
kebudayaan suatu masyarakat.
Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin dan Yunani, istilah
"sistem" diartikan sebagai mengabungkan, untuk mendirikan,
untuk menempatkan bersama. Sistem adalah kumpulan elemen
berhubungan yang merupakan suatu kesatuan. Sistem adalah

SISTEM SOSIAL
A. PENGERTIAN SISTEM SOSIAL
Menurut Tatang M. Amirin
Sistem berasal dari bahasa Yunani yang berarti :
1. Suatu hubungan yang tersusun atas sebagian bagian
2. Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau
komponen-komponen secara teratur
Sosial berarti segala sesuatu yang beralian dengan sistem hidup
bersama atau hidup bermasyaakat dari orang atau sekelompok
orang yang didalamnya sudah tercakup struktur, organisasi, nilanilai sosial, dan aspirasi hidup serta cara mencapainya.
Kehidupan Masyarakat Sebagai Sistem Sosial dan Budaya
Kehidupan masyarakat dipandang sebagai suatu sistem atau
sistem sosial, yaitu suatu keseluruhan bagian atau unsur-unsur
yang saling berhubungan dalam suatu kesatuan.
Alvin L. Bertrand, suatu sistem sosial terdapat :
A. Dua orang atau lebih

B. Terjadi interaksi antara mereka


C. Bertujuan
D. Memiliki struktur, harapan-harapan bersama yang
didomaninya.

3.

Tujuan

4.

Norma

5.

Status dan peranan

Dalam sistem sosial pada umumnya terdapat proses yang saling


mempengaruhi. Hal ini disebabkan karena adanya saling
keterkaitan antara satu unsur dengan unsur lainnya. Margono
Slamet, sistem sosial dipengaruhi oleh ekologi; demografi;
kebudayaan; kepribadian; waktu, sejarah, dan latar belakang.

6.

Tingkatan atau pangkat (rank)

7.

Kekuasaan atau pengaruh (power)

8.

Sanksi

9.

Sarana atau fasilitas

Ciri utama sstem sosial menerima unsur-unsur dari luar


(terbuka).
Namun juga menimbulkan terjalinnya ikatan antarunsur-unsur
dengan unsure lainnya (internal) dan saling pertukaran antara
sistem sosial itu sendiri dengan lingkungannya (eksternal).
proses dalam sistem sosial :
A. Komunikasi
B. Memelihara tapal batas
C. Penjalinan sistem
D. Sosialisasi
E. Pengawasan sosial
F. Pelembagaan
G. Perubahan social
Sistem sosial merupakan suatu sinergi antara berbagai subsistem
sosial yang saling mengalami ketergantungan dan keterkaitan.
(Teori Sibenertika Parson)
B.

UNSUR-UNSUR SISTEM SOSIAL

Menurut Alvin L. Bertrand, ada 10 unsur sistem sosial:


1.

Keyakinan (pengetahuan)

2.

Perasaan (sentiment)

10. Tekanan ketegangaan (stress strain)

C.

FUNGSI SISTEM SOSIAL

Menurut ANkie M.M. Hoogvelt, ada 4 fungsi sistem sosial:


1. Fungsi Adaptation (Adaptasi)
Sistem sosial harus mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang dihadapi.
2. Fungsi Goal Attainment (Pencapaian Tujuan Yang
Diharapkan)
Tujuan individu harus menyesuaikan dengan tujuan sosial
yang lebih besar agar tidak bertentangan dengan tujuantujuan lingkungan sosial.
3. Fungsi Integration (Integrasi/Kebersamaan)
Menunjukkan adanya solidaritas sosial dari bagian-bagian
yang membentuknya serta berperannya masing-masing
unsure tersebut sesuai dengan posisinya. Integrasi hanya
bias terwujud jika semua unsure yang membentuk sistem
tersebut saling menyesuaikan.
4. Fungsi Latent Pattern Maintance (Pemeliharaan Pola
Latent).

dari yang lainnya, tetapi selalu berkaitan dan menjadi suatu


sistem. Dengan demikian sistem budaya adalah bagian dari
kebudayaan, yang diartikan pula adat-istiadat mencangkup
sistem nilai budaya, sistem norma, norma-norma menurut
pranata-pranata yang ada di dalam masyarakat yang
bersangkutan, termasuk norma agama.
Pengertian Sistem Sosial Budaya
Kehidupan Masyarakat Sebagai Sistem Budaya
Mempelajari ttg sistem bertindak perilaku
Unsur perilaku gerak sosial
4 syarat :

SISTEM BUDAYA
A.

PENGERTIAN SISTEM BUDAYA

Sistem merupakan pola-pola keteraturan; kesatuan yang


terdiri dari komponen atau elemen yang saling berhubungan.
Budaya sangat erat hubungannya dengan masyarakat.
Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Budaya
berarti cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya
secara timbale balik dengan alam dan lingkungan hidupnya yang
didalamnya tercakup pula segala hasil dari cipta, rasa, karsa, dan
karya, baik yang fisik materiil maupun yang psikologis, idiil, dan
spiritual
Sistem budaya merupakan wujud yang abstark dari
kebudayaan. Sistem budaya atau cultural system merupakan ideide dan gagasan manusia yang hidup bersama dalam suatu
masyarakat. Gagasan tersebut tidak dalam keadaan lepas satu

- utk mencapai tujuan tertentu


- tjd pd situasi tertentu
- diatur kaidah tertentu
- didorong motivasi tertentu
Hakikat beberapa subsistem tsb sbg pengaturan/cybernetic
order tiap subsistem yg berada diatasnya mjd pengatur utk
subsistem dibawahnya.
Menurut Parsons, ke 4 subsistem bertindak sbg kebutuhan
fungsional yg disebut sbg imperative functional LIGA.
Gerak Sistem Sosial
Latent Patern Maintenence (L) atau fungsi mempertahankan
pola. Subsistem budaya memberi jawaban terhadap masalah dari
faktor-faktor falsafah hidup.
Integration (I) atau fungsi integrasi mencakup faktor-faktor
penting dalam mencapai keadaan serasi antar sistem.
Goal atteinment (G) atau fungsi mencapai tujuan.
Adaptation (A) atau fungsi adaptasi. Mencakup pengarahan
dan penyesuaian kebutuhan pokok manusia dengan keadaan
sekitar.

Faktor penentu :
a) Pengembangan sistem untuk menjunjung nilai dan kaidah.
b) Pengorganisasian untuk mencapai tujuan bersama.
Unsur pokok subsistem sosial budaya :
a. Kepercayaan
b. Perasaan dan pikiran
c. Tujuan
d. Kaidah
e. Kedudukan dan peranan
f. Pengawasan
g. Sanksi
h. Fasilitas
i. Kelestarian dan kelangsungan hidup
j. Keserasian kualitas kehidupan dengan lingkungan

B.

FUNGSI SISTEM BUDAYA

Fungsi sistem budaya adalah menata dan menetapkan


tindakan-tindakan serta tingkah laku manusia. Proses belajar dari
sistem budaya ini dilakukan melalui pembudayaan atau
institutionalization (pelembagaan). Dalam proses pelembagaan
ini, seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran
serta sikapnya dengan adat-adat, sistem norma dan peraturan
yang hidup dalam kebudayaannya. Proses ini dimulai sejak kecil,
dimulai dari lingkungan keluarganya, kemudian dengan
lingkungan di luar rumah, mula-mula dengan meniru berbagai
macam tindakan. Setelah perasaan dan nilai budaya yang
memberikan motivasi akan tindakan meniru itu diinternalisasi
dalam kepribadiannya, maka tindakannya itu menjadi suatu pola
yang mantap, dan norma yang mengatur tindakannya
dibudayakan. Tetapi ada juga individu yang dalam proses

pembudayaan tersebut yang mengalami deviants, artinya


individu yang tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan sistem
budaya di lingkungan sosial sekitarnya.
C.

UNSUR-UNSUR SISTEM BUDAYA

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai


komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1.
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4
unsur pokok, yaitu:
o alat-alat teknologi
o sistem ekonomi
o keluarga
o kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang
meliputi:
o sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara
para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam
sekelilingnya
o organisasi ekonomi
o alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk
pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
o organisasi kekuatan (politik)

kebenarannya menggunakan metode-metode tertentu sesuai


dengan bidang yang dikaji. Pada dasarnya ilmu itu bersumber
pada filsafat. Filsafat ini kemudian berkembang lagi sejalan
dengan perkembangan zaman menjadi beberapa ilmu-ilmu
pokok, yaitu ilmu sosial, ilmu kebudayaan dan ilmu kealaman.
Ilmu merupakan hasil olah fikir manusia secara mendalam
sehingga menghasilkan suatu konsep yang dapat bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Ilmu merupakan salah satu dasar yang
harus dimiliki oleh setiap manusia, karena ilmu sangatlah penting
di dalam kehidupan manusia. Jika seorang manusia tidak
memahami akan pentingnya ilmu, maka akan berdampak negatif
bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

ESENSI DAN KONSEP DASAR ILMU-ILMU SOSIAL, BUDAYA


A. PENGERTIAN ILMU
Kata ilmu dalam bahasa Arab yaitu ilm yang berarti memahami,
mengerti, atau mengetahui. Secara sederhana ilmu adalah
seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Ilmu membatasi diri pada salah satu bidang
kajian tertentu. Ilmu lebih mengkhususkan diri pada kejelasan
konsep yang dikajinya secara khusus, lebih sempit dan
mendalam.
Pada dasarnya ilmu bukan sekedar pengetahuan saja akan tetapi
ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan berdasarkan teoriteori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji

Selain pengertian diatas secara sederhana ilmu adalah


pengetahuan yang sudah tersusun, diklasifikasikan,
diorganisasikan, disistematisasi dan diinterpretasi yang
menghasilkan kebenaran objektif yang sudah diuji ulang secara
ilmiah. Sementara pengetahuan adalah segala sesuatu atau hal
yang diketahui melalui tangkapan panca indra, rasio, firasat,
intuisi, insting dan pengetahuan sikap. Oleh karena itu tidak
semua pengetahuan adalah ilmu, tetapi semua ilmu adalah
pengetahuan.
Adapun Sumber dari semua ilmu pengetahuan adalah filsafat
(philosophia). Plato menjelaskan bahwa filsafat adalah tidak lain
daripada usaha mencari kejelasan dan kecermatan secara gigih
yang dilakukan secara terus-menerus. Kattsoff menjelaskan
bahwa filsafat adalah suatu analisa secara hati-hati terhadap
penalaran-penalaran mengenai suatu masalah dan penyusunan
secara sengaja serta sistematis atau sudut pandangan yang
menjadi dasar suatu tindakan, dan hendaknya diingat bahwa
yang dinamakan kegiatan kefilsafatan itu sesungguhnya
merupakan perenungan atau pemikiran.

Pemikiran filsafat ini meragukan segala sesuatu, mengajukan


pertanyaan, menghubungkan gagasan yang satu dengan yang
lainnya, menanyakan mengapa, mencari jawaban yang lebih
baik dibandingkan dengan jawaban yang tersedia pada
pandangan pertama. Filsafat sebagai perenungan mengusahakan
kejelasan, keruntunan, dan keadaan memadainya pengetahuan
agar kita dapat memperoleh pemahaman.
Kegiatan filsafat adalah merenung, perenungan kefilsafatan ialah
percobaan untuk menyusun suatu sistem pengetahuan yang
rasional, yang memadai untuk memahami dunia tempat kita
hidup, maupun untuk memahami diri kita sendiri. Secara
sederhana, filsafat berasal dari dua kata yunani, yaitu Filo dan
Sophia yang berarti mencintai kebijakan.
Immanuel Kant mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan
yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan.
Menurut Kant ada empat hal yang dikaji dalam filsafat yaitu: apa
yang dapat manusia ketahui? (metafisika); apa yang seharusnya
diketahui manusia? (etika); sampai dimana harapan manusia?
( agama); dan apakah manusia itu? (antropologi).
Dari filsafat lahir tiga cabang ilmu pengetahuan. Cabang-cabang
ilmu pengetahuan tersebut yaitu:
1. Social Sciences (ilmu-ilmu sosial meliputi : sejarah, politik,
ekonomi dll)
2. Humanities (ilmu-ilmu budaya meliputi : bahasa, agama,
kesenian dll)
3. Natural Science (ilmu-ilmu alam meliputi : fisika, kimia, biologi
dll)

1. Ilmu-ilmu Sosial ( Social Science )

Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturanketeraturan yang terdapat dalam hubungan antar manusia. Untuk
mengkaji hal itu digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari
ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hasil penelitiannya tidak mungkin 100%
benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan
dalam hubungan antar manusia itu dapat berubah setiap saat.
Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu sosial antara lain ilmu
ekonomi, sosiologi, politik, demografi, psikologi, antropologi
sosial, sosiologi hukum, dsb.
2. Pengetahuan Budaya (The Humanities)
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari
arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk
mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwaperistiwa dan pernyataan-pernyataan yang bersifat unik,
kemudian diberi arti. Peristiwa-peristiwa dan pernyatanpernyataan itu pada umumnya terdapat dalam tulisan-tulisan.
Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah,
hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah.
Pengetahuan budaya (The Humanities) dibatasi sebagai
pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat.
Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang
keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu
budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut dengan Basic
Humanities. Sedangkan pengetahuan budaya dalam bahasa
Inggris disebut dengan istilah The Humanities. Pengetahuan
budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk
berbudaya (homo humanus), sedangkan Ilmu budaya dasar
bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
budaya. Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) adalah usaha
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan

pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan


untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Dengan perkataan lain Ilmu Budaya dasar menggunakan
pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang
pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran
dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan.
B. PERSYARATAN ILMU
Ilmu adalah pengetahuan sehingga seseorang itu akan
mengetahui penyebab terjadinya dan apa alasannya. Contohnya
ilmu alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi
ke dalam hal yang badani (materil saja) atau ilmu psikologi hanya
bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup
pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang
kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam misalnya,
mampu menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari
dari bumi dengan akurat.

harus memiliki cara yang valid dalam kemungkinan-kemungkinan


adanya penyimpangan dalam ilmu yang telah teruji
kebenarannya tersebut. Secara umum metodis adalah metode
ilmiah untuk menguji kebenaran suatu ilmu.
3. Sistematis: Suatu ilmu harus bersifat sistematis. Hal ini
dimaksudkan agar objek dari suatu ilmu tersebut dapat terurai
secara teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang
berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, serta mampu
menjelaskan rangkaian sebab akibat yang menyangkut objek ilmu
itu sendiri.
4. Universal: Jelas dalam menemukan suatu ilmu tertentu harus
memiliki sifat universal. Hal ini untuk menentukan ilmu tersebut
dapat dipergunakan secara luas atau tidak. Seperti ilmu
matematika dan ilmu fisika yang memiliki rumus-rumus yang
valid sehingga dibelahan dunia manapun, ilmu tersebut dapat
digunakan dan dapat diterima secara luas.
5. Memiliki masyarakat ahli (community scholar) atau pakar
ilmu tersendiri.

Dari contoh diatas, dapat dilihat bahwa tidak semua pengetahuan


dapat dijadikan suatu ilmu. Akan tetapi harus memenuhi syaratsyarat yang berlaku agar ilmu tersebut dapat dipertanggung
jawabkan, berguna dan mampu digunakan untuk memprediksi.
Untuk itu dibuat suatu metodologi ilmiah yang disesuaikan
berdasarkan ruang lingkup ilmu tersebut, beserta syarat-syarat
ilmiah sebagai berikut:
1. Objektif: Sesuatu dapat disebut ilmu jika dicari dan diteliti
secara mendalam sehingga menghasilkan suatu keputusan yang
kebenarannya bersifat objektif dan dapat diterima oleh semua
orang serta objek yang ditelitinya nyata. Selain itu kebenarannya
dapat diuji secara ilmiah. Jadi bukan hanya kesimpulan yang
diambil secara subjektif oleh peneliti atau subjek penunjang
penelitian saja.
2. Metodis: Metodis berasal dari bahasa Yunani yaitu metodos
yang berarti cara atau jalan. Dalam menentukan suatu ilmu,

Selain syarat ilmu diatas, berdasarkan pandangan filsafat ilmu,


sesuatu dikatakan ilmu bila memenuhi syarat secara ontologis,
epistemologis, dan aksiologis. Berikut penjelasan dari syaratsyarat tersebut:
1. Setiap ilmu memenuhi syarat secara ontologis, apabila ilmu
tersebut memiliki objek studi yang jelas. Objek yang dijadikan
bahan studi hendaknya dapat diidentifikasi, dapat diberi batasanbatasan, dan dapat diuraikan sifat-sifatnya yang esensial. Objek
studi itu hendaknya tidak identik dengan objek studi dari ilmu
lain, bukan pinjaman dari ilmu lain. Ia haruslah mandiri, tidak
bergantung pada ilmu lain.
2. Sebuah ilmu memenuhi syarat secara epistimologi, bila ilmu
tersebut mempunyai pendekatan dan metodologinya sendiri
mengenai bagaimana atau dengan cara apa ilmu itu disusun,
dibina, dan dikembangkan. Sudah sepantasnya bahwa
pendekatan dan metode yang digunakan cocok dengan sifat-sifat

hakiki dari objek studinya sendiri.


3. Sebuah ilmu memenuhi syarat secara aksiologi, bila ilmu
tersebut dapat menunjukan nilai-nilai teoritis, hukum-hukum,
generalisasi, kecenderungan umum, konsep-konsep dan
kesimpulan yang logis, sistematis, dan saling berkaitan. Didalam
teori atau konsep itu tidak terdapat kekacauan pikiran, atau
pertentangan kontradiktif diantara satu dengan yang lainnya.
Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa dalam
merumuskan suatu ilmu tidak dapat dilakukan secara instan dan
apa adanya, tetapi harus dikaji terlebih dahulu apakah ilmu
tersebut benar-benar suatu ilmu atau hanya pengetahuan untuk
diri sendiri saja.
C. ESENSI DAN KONSEP DASAR ILMU-ILMU SOSIAL
Pada dasarnya ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari
tindakan-tindakan manusia yang berlangsung dalam proses
kehidupannya serta menjelaskan mengapa manusia berkelakuan
seperti itu. Ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang menelaah
masalah-masalah sosial khususnya masalah-masalah yang
diwujudkan oleh masyarakat (fakta, konsep, teori) yang berasal
dari berbagai bidang ilmu pengetahuan keahlian dalam lapangan
ilmu-ilmu sosial. Bagaimana seseorang mampu bersosialisasi
dengan baik antar sesama manusia sesuai dengan ilmu-ilmu
dasar sosial tersebut.
Ilmu ini mencakup dalam segala hal yang menyangkut perilaku
manusia di dalam kehidupannya, oleh karena itu ilmu ini dibagibagi lagi dalam beberapa sub ilmu yaitu: Antropologi, Ekonomi,
Geografi, Ilmu politik, Sejarah, dan Sosiologi. Perilaku manusia
ketika bersosial dilihat dari bagaimana seseorang tersebut
berkomunikasi dengan baik, karena ilmu-ilmu sosial tersebut
haruslah menggunakan etika-etika yang berlaku. Ilmu sosial ini
merupakan suatu usaha dalam memberikan pengetahuan umum
dan pengetahuan dasar tentang konsep-konsep yang

dikembangkan untuk melengkapi gejala-gejala sosial, sehingga


kepekaan terhadap sosialnya menjadi lebih besar.
Struktur ilmu pengetahuan termasuk ilmu sosial tersusun dalam
tiga tingkatan dari yang paling sempit ke yang paling luas yaitu
fakta, konsep dan generalisasi. Secara garis besar fakta adalah
kejadian yang benar-benar terjadi di masyarakat. Yang dimaksud
konsep yaitu sesuatu yang tersimpan dalam suatu pemikiran, ide
atau gagasan. Sedangkan generalisasi yaitu pernyataan tentang
hubungan diantara konsep.
Esensi dari ilmu-ilmu sosial mempelajari tindakan-tindakan
manusia yang berlangsung dalam proses kehidupan dalam upaya
menjelaskan mengapa manusia berperilaku seperti apa yang
mereka lakukan. Ilmu dasar sosial ini banyak sekali cakupannya.
Di dalam rumpun ilmu sosial terdapat pula obyek-obyeknya.
Obyek-obyek tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Sosiologi: yaitu ilmu sosial yang mempelajari tetang
hubungan antar manusia dalam konteks sosialnya. Jadi objek
formal dari sosiologi adalah interaksi atau hubungan antar
manusia yang hidup dalam kelompok-kelompok tertentu. Di
dalam ilmu sosial ini mengkaji bagaimana seseorang dapat
berinteraksi dengan sesamanya, bagaimana seseorang
bertingkah laku, bersikap dan mengambil keputusan yang baik.
Berinteraksi dengan sesama haruslah berpegang teguh pada
suatu etika, tatakrama, aturan serta norma-norma yang berlaku
dimana seseorang tersebut berada. Orang tersebut harus mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan secara baik sesuai dengan
aturan yang ada. Karena apabila seseorang tersebut telah
mampu bersosialisasi dengan baik maka akan diterima dengan
baik pula oleh masyarakat.
2. Antropologi: merupakan ilmu sosial yang mempelajari aspek
kebudayaan yang ada didalam masyarakat. Objek formal dari
antropologi adalah kebudayaan yang berkembang di masyarakat.
Karena seperti yang kita lihat banyak sekali macam-macam

kebudayaan.
3. Ekonomi: adalah ilmu sosial yang mempelajari tentang aspek
kebutuhan manusia untuk memenuhi keperluan jasmani manusia.
Objek formal dari ilmu ekonomi adalah kebutuhan material
manusia dalam konteks sosialnya. Obyek ekonomi ini juga sama
pentingnya dengan obyek yang lainnya yaitu untuk memenuhi
kebutuhan jasmani manusia, karena apabila kebutuhan ekonomi
ini tidak terpenuhi maka akan menyebabkan penyimpangan
perilaku, seperti banyaknya pengemis atau pengamen jalanan
karena kebutuhannya yang tidak terpenuhi.
4. Hukum: adalah ilmu sosial yang memperhatikan perilaku
manusia menurut ketentuan atau aturan yang berlaku didalam
suatu kelompok masyarakat. Objek formal dari ilmu hukum ini
adalah perilaku manusia dalam mematuhi tata tertib yang
berlaku didalam masyarakat. Hal ini sangat erat kaitannya
dengan keamanan dan keadilan didalam masyarakat. Hukum ini
guna untuk mewujudkannya suatu keadilan yang sesuai dengan
aturan-aturan yang berlaku. Dengan adanya hukum ini akan
terlihat mana yang berbuat salah dan mana yang tidak bersalah,
namun karena kurangnya perhatian terkadang hukum ini kurang
menghadirkan suatu keadilan.
5. Komunikasi: merupakan ilmu sosial tentang aspek
pernyataan manusia dalam konteks sosialnya. Objek formal dari
ilmu komunikasi ini adalah penyampaian pesan antara encoding
(pemberi pesan) dan decoding (penerima pesan). Dalam
penyampaian pesan ini harus jelas dan tepat agar penerima
pesan mengerti terhadap pesan yang disampaikan.
6. Politik: merupakan ilmu sosial yang bergelut dalam aspek
kekuasaan khususnya dalam masalah kenegaraan dan
pemerintahan. Objek formal dari ilmu politik ini adalah kekuasaan
dalam suatu pemerintahan.
D. ESENSI DAN KONSEP DASAR ILMU-ILMU BUDAYA
Budaya merupakan hasil cipta, karya dan karsa manusia. Seperti
yang telah dijelaskan diatas bahwa dari filsafat telah lahir tiga

cabang ilmu, salah satunya adalah ilmu-ilmu budaya


(humanistik).
Secara sederhana ilmu budaya dasar adalah pengetahuan yang
diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah ilmu budaya dasar dikembangkan pertama kali di Indonesia
sebagai pengganti istilah basic humanities yang berasal dari
istilah bahasa Inggris the Humanities. Adapun istilah humanities
itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang artinya
manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the
humanitiesdiharapkan seseorang akan bisa menjadi lebih
manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian
bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai
manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar
manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu
yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggung
jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai
pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat.
Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang
keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik dan lain-lain.
Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan
untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Dengan perkataan lain ilmu budaya dasar menggunakan
pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang
pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran
serta kepekaan dalam mengkaji masalah manusia dan
kebudayaan.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu
budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut basic humanities.

Pengetahuan budaya dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah


the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai
manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan
ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan
mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalahmasalah manusia dan budaya.
Terdapat beberapa objek formal dari ilmu-ilmu yang berada dalam
ruang lingkup ilmu-ilmu budaya (humaniora) adalah sebagai

berikut:
1. Filsafat sebagai ilmu: merupakan cara berpikir yang
kontemplatif (perenungan), radikal (mendalam sampai ke akarakarnya), sistematis dan universal.
2. Bahasa: objek formalnya kelompok manusia yang
menggunakan bahasa dalam konteks lingkungan sosial budaya.
3. Psikologi: objek formalnya tentang jiwa manusia, baik
macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya.

Anda mungkin juga menyukai