PEMBAHASAN
Sistem sosial adalah semua unsur sosial yang saling berhubungan antara satu sama
lain dan dimana hubungan tersebut saling mempengaruhi dalam kesatuan sosial. Dalam
sistem sosial, paling tidak harus terdapat dua orang atau lebih, yang saling berinteraksi satu
sama lain, mempunyai tujuan dari interaksi tersebut, mempunyai struktur, simbol dan tujuan
bersama. Atau secara sederhana, sistem sosial juga dapat diakatakan sebagai bagian-bagian
yang saling berhubungan, masing-masing bekerja sendiri dan saling mendukung dan
bertujuan untuk mencapai tujuan bersama. Adapun definisi sistem sosial menurut para ahli,
antara lain adalah sebagai berikut;
1. Talcott Parsons
Sistem sosial hanya sebagai segmen (atau “subsistem”) dari apa yang disebut Parsons
sebagai teori tindakan. Parsons mengorganisir sistem sosial dalam hal unit tindakan, di
mana satu tindakan yang dilakukan oleh seorang individu adalah satu unit.
Ogbum dan Nimkoff telah memberikan versi sederhana dari definisi Parsons yaitu
sistem sosial dapat didefinisikan sebagai pluralitas individu yang berinteraksi satu sama
lain sesuai dengan norma dan makna budaya bersama.
3. Abdulsyani (1994)
Sistem sosial adalah konsep yang paling umum digunakan dalam menjelaskan dan
mempelajari hubungan manusia di dalam kelompok atau dalam organisasi sosial. Dalam
hal ini manusia sebagai anggota masyarakat adalah individu-individu yang saling
bergantungan.pada norma-norma sosial merupakan dasar dari terbentuknya sistem
sosial.
4. Jhonson (1986)
Sistem sosial hanyalah salah satu dari sistem-sistem yang termasuk dalam kenyataan
sosial. Sistem sistem sosial tersebut adalah bentukan dari tindakan-tindakan sosial
individu.
5. Nasikun (1993)
Sistem sosial tidak lain ialah suatu sistem daripada tindakan-tindakan, yang terbentuk
dari interaksi sosial yang terjadi di antara berbagai individu, tumbuh dan berkembang
tidak secara kebetulan, tapi tumbuh dan berkembang di atas standar penilaiaan umum
masyarakat. Sistem Sosial merupakan sistem bermasyarakat itu sendiri.
Dalam buku Pokok-pokok Teori Sistem yang disusun oleh Tatang M. Amirin (1986)
menyatakan bahwa istilah sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu “systema” yang
mempunyai arti sebagai berikut:
Secara lengkap Shrode dan Voich mendefinisiskan sistem adalah himpunan dari
bagian-bagian yang saling berkaitan, masing-masing bagian bekerja sendiri dan bersama-
sama saling mendukung yang semuanya dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama, dan
terjadi pada lingkungan yang kompleks.1
Atas dasar pendapat tersebut kemudian Amirin menyimpulkan bahwa istilah sistem
mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur
dan merupakan satu keseluruhan (a whole).2
1
Abdulsyani,Sosiologi Skematika,Teori,dan Terapan,PT Bumi Aksara,Jakarta,2002,hlm 124
2
Ibid
kalangan ahli sosiologi dalam mempelajari dan menjelaskan hubungan manusia dalam
kelompok atau dalam organisasi sosial. Sama halnya dengan kesatuan komponen dalam
pengertian sistem, kelompok masyarakat merupakan kesatuan utuh yang terdiri dari individu-
individu sebagai bagian-bagian yang saling bergantungan.
Menurut Alvin L. Bertrand (1980), menyatakan bahwa dalam suatu sistem sosial paling
tidak harus terdapat dua orang atau lebih yang mana di antara keduanya terjadi interaksi yang
mempunyai tujuan dan memiliki struktur, simbol, dan harapan-harapan bersama yang
dipedominya. Sistem sosial pada dasarnya terbentuk dari interaksi antar individu yang
berkembang menurut standar penilaian dan kesepakatan bersama, yaitu pedoman pada
norma-norma sosial. Menurut Robert M.Z. Lawang (1985), bahwa inti dari setiap sistem
sosial adalah selalu ada hubungan timbal balik yang konstan. Konstan artinya apa yang
terjadi kemarin merupakan perulangan dari yang sebelumnya dan besok akan diulang
kembali dengan cara yang sama. Di dalam sistem sosial terdapat prinsip-prinsip tertentu yang
berhubungan dengan keseragaman anggapan tentang kebenaran sehingga keseimbangan
hubungan sosial kelompok dapat lebih terjamin.
Secara umum, unsur-unsur sosial terdiri dari status, peranan, dan perbedaan sosial.
Menurut Alvin L. Bertrand (1980), ada sepuluh unsur yang terkandung dalam sistem sosial,
yaitu:
Morgan
Morgan dan evolusionis lain telah menyajikan klasifikasi sistem sosial
berdasarkan evolusinya. Menurut mereka, masyarakat atau sistem sosial
telah melewati tiga tahap: sistem sosial Savagery, sistem sosial Barbar, dan
sistem sosial yang beradab. Mereka juga telah mengklasifikasikan sistem
sosial berdasarkan alat penghidupan. Jadi sistem sosial ini adalah Sistem
sosial perburuan, Sistem sosial pastoral/penggembalaan, Sistem sosial
pertanian, dan Sistem sosial industri.
Durkheim
Ini berarti bahwa suatu sistem atau sistem sosial tidak dapat ditanggung sebagai akibat dari
aktivitas satu individu. Ini adalah hasil dari berbagai kegiatan individu. Untuk sistem, atau
sistem sosial, interaksi beberapa individu harus ada di sana.
Interaksi manusia atau kegiatan aktor individu tidak boleh tanpa tujuan atau tanpa objek.
Kegiatan-kegiatan ini harus sesuai dengan tujuan dan objek tertentu. Ekspresi hubungan
sosial yang berbeda muncul sebagai akibat dari interaksi manusia.
Hanya datang bersama-sama dari berbagai unit konstituen dari sistem sosial tidak harus
menciptakan sistem sosial. Itu harus sesuai dengan pola, pengaturan dan ketertiban. Persatuan
yang digarisbawahi di antara berbagai unit konstituen menghasilkan ‘sistem sosial’.
Kita telah melihat unit konstituen yang berbeda memiliki satu kesatuan untuk membentuk
suatu sistem. Kesatuan ini didasarkan pada hubungan fungsional. Sebagai hasil dari
hubungan fungsional antara unit-unit konstituen yang berbeda, keseluruhan yang terintegrasi
dibuat dan ini dikenal sebagai sistem sosial.
Ini berarti bahwa setiap sistem sosial terhubung dengan wilayah geografis tertentu atau
tempat, waktu, masyarakat dan lain-lain. Dengan kata lain itu berarti bahwa sistem sosial
tidak sama pada waktu yang berbeda, di tempat yang berbeda dan dalam keadaan yang
berbeda. Karakteristik sistem sosial ini sekali lagi menunjukkan sifatnya yang dinamis atau
dapat berubah.
6. Terhubung dengan Sistem Budaya
Sistem sosial juga terkait dengan berbagai komponen di dalam unsur budaya. Ini berarti
bahwa sistem budaya menghasilkan persatuan di antara anggota masyarakat yang berbeda
berdasarkan budaya, tradisi, agama, dan lain-lain.
Sistem sosial juga terkait dengan tujuan yang dinyatakan dan tersirat. Dengan kata lain, itu
berarti bahwa sistem sosial adalah penyatuan aktor individu yang berbeda yang termotivasi
oleh maksud dan tujuan, serta kebutuhan mereka.
8. Karakteristik Penyesuaian
Sistem sosial memiliki karakteristik penyesuaian. Ini adalah fenomena dinamis yang
dipengaruhi oleh perubahan yang disebabkan oleh bentuk sosial. Kita juga telah melihat
bahwa sistem sosial dipengaruhi oleh tujuan, objek, dan kebutuhan masyarakat.
Sistem sosial memiliki karakteristik pola, keteraturan dan keseimbangan. Sistem sosial
bukanlah keseluruhan yang terintegrasi tetapi menyatukan unit-unit yang berbeda.
Kebersamaan ini tidak terjadi secara acak dan serampangan. Ada keteraturan dan
keseimbangan.
Talcott Parsons telah memberikan paradigma empat fungsi sistem sosial yang terdiri atas:
1. Adaptasi
Kemampuan beradaptasi sistem sosial terhadap lingkungan yang berubah sangat penting.
Tidak diragukan lagi, sistem sosial adalah hasil dari lingkungan geografis dan proses sejarah
yang telah berlangsung lama. Namun, itu seharusnya tidak membuatnya menjadi kaku dan
tidak elastis. Perlu fenomena yang fleksibel dan fungsional.
2. Pencapaian Tujuan
Pencapaian tujuan dan kemampuan beradaptasi sangat terkait satu sama lain. Keduanya
berkontribusi pada pemeliharaan tatanan sosial. Setiap sistem sosial memiliki satu atau lebih
tujuan yang ingin dicapai melalui upaya kerja sama.
3. Integrasi
Sistem sosial pada dasarnya adalah berbagai bentuk integrasi sosial. Dalam rutinitas
kehidupan umum, itu bukan masyarakat tetapi kelompok atau subkelompok di mana orang
merasa lebih terlibat dan tertarik. Masyarakat, secara keseluruhan tidak masuk ke dalam
perhitungan seseorang.
Pemeliharaan pola dan manajemen ketegangan adalah fungsi utama dari sistem sosial.
Dengan tidak adanya upaya yang tepat dalam hal ini, pemeliharaan dan kontinuitas tatanan
sosial tidak mungkin terjadi. Bahkan dalam setiap sistem sosial ada mekanisme yang
dibangun untuk tujuan tersebut.
Contoh sistem sosial yang ada di masyarakat dan ditemukan dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya adalah sebagai berikut;
Kerja bakti adalah salah satu antar warga untuk bisa melakukan kegiatan secara bersama-
sama, sehingga akan tercipta rasa kenyamanan untuk melaksanakan suatu proyek kegiatan
untuk kepentingan umum. Kerja bakti tersebut biasanya akan timbul karena adanya inisiatif
dari warga atau sekelompok orang di dalam masyarakat atau adanya perintah dari atasan.
Contoh kerja bakti misalnya membersihkan saluran air.
2. Keluarga
Lembaga keluarga merupakan sistem sosial yang paling dasar yang terdapat dalam
masyarakat. Di dalam keluarga, seluruh anggota keluarga selalu melakukan berbagai macam
kegiatan. Ada sebuah ketergantungan disana, yaitu antar anggota keluarga selalu
membutuhkan satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk sistem sosial dalam keluarga.
3. RT atau Rukun Tetangga
RT atau Rukun Tetangga merupakan sistem sosial yang paling bawah dalam susunan
pemerintahan di desa, atau satu tingkat diatas keluarga. Di dalam RT atau Rukun Tetangga,
warga yang terdapat dalam RT tersebut, selalu melakukan interaksi antar tetangga yang mana
salah satunya adalah dengan mengadakan pertemuan rutin antar warga, arisan, ronda.
Sama halnya dengan RT atau Rukun Tetangga, RW atau Rukun Warga merupakan salah satu
sistem sosial yang ada di dalam masyarakat. RW atau Rukun Warga juga merupakan susunan
pemerintah di bawah desa. Namun RW atau Rukun Warga cakupannya lebih luas
dibandingkan dengan RT atau Rukun Tetangga.
5. Desa
Desa merupakan salah satu sistem sosial yang ada di dalam masyarakat. Desa adalah suatu
unit pemerintahan yang paling dasar dalam suatu daerah. Desa tentu saja membutuhkan
warganya dalam menjalankan berbagai bentuk kegiatan. Selain itu, untuk membangun desa
diperlukan kontribusi dari semua pihak serta warga tersebut.
6. Kecamatan
Kecamatan merupakan salah satu sistem sosial yang ada dalam masyarakat, terutama dalam
pemerintahan. Kecamatan merupakan unit pemerintahan yang lebih luas dari Desa.
Pelayanan yang ada di kecamatan biasanya harus mendapat keterangan dari desa terlebih
dahulu. Desa dan kecamatan mempunyai hubungan atau syarat interaksi sosial yang berkaitan
dengan birokrasi pemerintahan yang ada, karena mereka saling memiliki ketergantungan satu
sama lain.
7. Sekolah
Sekolah merupakan salah satu bentuk sisitem sosial yang ada dalam kehidupan masyarakat,
terutama di lembaga pendidikan. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang direncanakan
untuk mencapai suatu tujuan untuk mencerdasakan kehidupan bangsa dan negara. Sekolah
terdiri dari guru, murid, petugas TU, karyawan yang semuanya memiliki peran masing-
masing dan saling berhubungan untuk membentuk suatu kesatuan.