Anda di halaman 1dari 12

Konsep-konsep dalam MK Teori Komunikasi

Analisis Teori Fungsional dan Struktural


Teori Fungsionalisme
Teori Fungsionalisme struktural pertama kali dikembangkan dan
dipopulerkan oleh Talcott Parsons. Talcott Parsons adalah seorang
sosiologkontemporer dari Amerika yang menggunakan pendekatan fungsional
dalam melihatmasyarakat, baik yang menyangkut fungsi dan prosesnya.
Pendekatannya selain diwarnai oleh adanya keteraturan masyarakat yang ada di
Amerika juga dipengaruhi oleh pemikiran Auguste Comte, Emile Durkheim,
Vilfredo Pareto dan Max Weber.Kemunculan Teori Fungsionalisme Struktural
dipengaruhi oleh adanya asumsi kesamaan antara kehidupan organisme biologis
dengan struktur sosial tentang adanya keteraturan dan keseimbangan dalam
masyarakat. Asumsi dasar dari Teori Fungsionalisme Struktural,yaitu bahwa
masyarakat terintegrasi atas dasar kesepakatan dari para anggotanya akan nilai-
nilaikemasyarakatan tertentu yang mempunyai kemampuan mengatasi
perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu
sistem yang secarafungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Dengan
demikian masyarakat merupakan kumpulan sistem-sistem sosial yang satu sama
lain berhubungan dan saling ketergantungan.
1. Tindakan Sosial dan Orientasi Subjektif
Teori Fungsionalisme Struktural yang dibangun Talcott Parsons
dandipengaruhi oleh para sosiolog Eropa menyebabkan teorinya itu
bersifat empiris,positivistis dan ideal. Pandangannya tentang tindakan
manusia itu bersifatvoluntaristik, artinya karena tindakan itu
didasarkan pada dorongan kemauan,dengan mengindahkan nilai, ide
dan norma yang disepakati. Tindakan individumanusia memiliki
kebebasan untuk memilih sarana (alat) dan tujuan yang akandicapai itu
dipengaruhi oleh lingkungan atau kondisi-kondisi, dan apa yangdipilih
tersebut dikendalikan oleh nilai dan norma.Prinsip-prinsippemikiran
Talcott Parsons,yaitu bahwa tindakan individumanusia itu diarahkan
pada tujuan. Di samping itu, tindakan itu terjadi pada suatukondisi
yang unsurnya sudah pasti, sedang unsur-unsur lainnya digunakan
sebagai alat untuk mencapai tujuan. Selain itu, secara normatif
tindakan tersebutdiatur berkenaan dengan penentuan alat dan tujuan.
Atau dengan kata lain dapatdinyatakan bahwa tindakan itu dipandang
sebagai kenyataan sosial yang terkecildan mendasar, yang unsur-
unsurnya berupa alat, tujuan, situasi, dan norma.Dengan demikian,
dalam tindakan tersebut dapat digambarkan yaitu individusebagai
pelaku dengan alat yang ada akan mencapai tujuan dengan
berbagaimacam cara, yang juga individu itu dipengaruhi oleh kondisi
yang dapatmembantu dalam memilih tujuan yang akan dicapai, dengan
bimbingan nilai danide serta norma. Perlu diketahui bahwa selain hal-
hal tersebut di atas, tindakanindividu manusia itu juga ditentukan oleh
orientasi subjektifnya, yaitu berupaorientasi motivasional dan orientasi
nilai. Perlu diketahui pula bahwa tindakanindividu tersebut dalam
realisasinya dapat berbagai macam karena adanya unsur-unsur
sebagaimana dikemukakan di atas.
2. Analisis Struktural Fungsional dan Diferensiasi Struktural
Sebagaimana telah diuraikan bahwa Teori Fungsionalisme Struktural
beranggapan bahwa masyarakat itu merupakan sistem yang secara
fungsionalterintegrasi ke dalam bentuk keseimbangan. Menurut
Talcott Parsons dinyatakanbahwa yang menjadi persyaratan fungsional
dalam sistem di masyarakat dapatdianalisis, baik yang menyangkut
struktur maupun tindakan sosial, adalah berupaperwujudan nilai dan
penyesuaian dengan lingkungan yang menuntut suatukonsekuensi
adanya persyaratan fungsional.Perlu diketahui ada fungsi-fungsi
tertentu yang harus dipenuhi agar adakelestarian sistem, yaitu adaptasi,
pencapaian tujuan, integrasi dan keadaanlatent. Empat persyaratan
fungsional yang mendasar tersebut berlaku untuk semua sistem yang
ada. Berkenaan hal tersebut di atas, empat fungsi tersebutterpatri
secara kokoh dalam setiap dasar yang hidup pada seluruh
tingkatorganisme tingkat perkembangan evolusioner. Perlu diketahui
bahwa sekalipunsejak semulaTalcott Parsonsingin membangun suatu
teori yang besar, akantetapi akhirnya mengarah pada suatu
kecenderungan yang tidak sesuai denganniatnya. Hal tersebut karena
adanya penemuan-penemuan mengenai hubungan-hubungan dan hal-
hal baru, yaitu yang berupa perubahan perilaku pergeseranprinsip
keseimbangan yang bersifat dinamis yang menunjuk pada sibernetika
teori sistem yang umum. Dalam hal ini, dinyatakan bahwa
perkembanganmasyarakat itu melewati empat proses perubahan
struktural, yaitu pembaharuanyang mengarah pada penyesuaian
evolusinya Talcott Parsonsmenghubungkannya dengan empat
persyaratan fungsional di atas untuk menganalisis proses perubahan.

Tokoh-Tokoh Tori Fungsional Struktural


1. Herbert Spencer
Ahli sosiologi Inggris pada pertengahan abad ke-19 yang
membahastentang fungsional struktural dengan menganalogikan struktur
biologi denganstruktur sosial. Pembahasan spencer tentang masyrakat
sebagai suatu organismehidup terdapat dalam butir-butir ini (Margaret M.
Poloma 2007: 24) , yaitu:
a. Masyarakat maupun organisme hidup sama-sama
mengalamipertumbuhan
b. Strukur tubuh-sosial (social body) maupun organisme hidup
(living body) juga mengalami pertumbuhan, dimana semakin besar
suatu struktur sosialmaka semakin banyak pula bagian-bagiannya
seperti halnya dengansistem biologis yang menjadi semakin
kompleks sementara ia tumbuh menjadi semakin besar.
c. Setiap bagian yang tumbuh di dalam tubuh organisme biologis
maupunorganisme sosial memiliki fungsi dan tujuan tertentu.
Misalnya padamanusia struktur biologis seperti struktur dan fungsi
paru-paru berbedadengan struktur dan fungsi keluarga sebagai
struktur institusionalmemiliki tujuan yang berbeda dengan sistem
politik atau ekonomi.
d. Di dalam sistem organisme maupun sistem sosial,perubahan pada
suatubagian akan mengakibatkan perubahan pada bagian lain dan
padaakhirnya di dalam sistem secara keseluruhan. Misalnya
perubahan sistempolitik dari suatu pemerintah demokratis ke suatu
pemerintahantotaliterakan mempengaruhi keluarga,pendidikan,
agama dan sebagainya. Bagian-bagian itus aling berkaitan satu
sama lain
e. Bagian-bagian yang saling berkaitan tersebut merupakan suatu
struktur-mikro yang dapat dipelajari secara terpisah. Demikianlah
maka system peredaran atau sitem pembuangan merupakan pusat
perhatian paraspesialis biologi dan media, seperti halnya sistem
politik atau sistemekonomi merupakan sasaran pengkajian para
ahli politik dan ekonomi.Butir-butir yang dikemukakan spencer
merupakan model atau analogi yangtidak harus diterima mentah-
mentah, dimana masyarakat tidak benar-benar miripdengan
organisme hidup, dimana keduanya memiliki perbedaan yang
sangat jelas. Misalnya saja di dalam sistem organisme yang
dianalaogikan sebagaistruktural biologi, bagian-bagian saling
terkait dalam suatu hubungan yangsangat dekat, sedangkan di
dalam sistem-sosial hubungan yang sangat dekatseperti itu tidak
begitu terlihat jelas, terkadang bagian-bagian tersebut
terpisah.Pikiran spencer yang dilandasi oleh pemikiran comte
bahwa masyarakat dapatdilihat sebagai suatu sistem yang terdiri
dari bagian-bagian yang salingbergantung satu sama lain.
2. Emile Durkheim
Emile Dukheim adalah seorang sosiolog prancis, durkheim melihat
masyrakatmodern sebagai keseluruhan organis yang memiliki realitas
tersendiri, dimanasetiap perangkat tersebut memiliki seperangakat
kebutuhan atau fungsi-fungsitertentu yang harus dipenuhi oleh bagian-
bagian yang menjadi anggotanya agardalam keadaan normal, tetap langgeng
(Margaret M. Poloma 2007: 25).Dimana ada suatu dampak jika kebutuhan
atau fungsi-fungsi tertentu tidak terpenuhi maka akan berkembang suatu
keadaan yang bersifat patologis (keadaan tidak seimbang atau perubahan
sosial, contohnya di dalam masyarakatmodern fungsi ekonomi merupakan
kebutuhan yang harus dipenuhi, jika dalamkehidupan ekonomi mengalami
suatu fluktasi yang keras, maka bagian ini akanmempengaruhi bagian lain
dari sistem tersebut seperti sistem politik, kemudiansistem keluarga dan
kemudian menyebabkan perubahan dalam strukturkeagamaan dan akhirnya
mempengaruhi sistem keseluruhannya. Keadaanpatologis tersebut akan
teratasi dengan sendirinya yang mengakibatkan―equilibrium‖ keadaan
normal atau suatu sistem yang seimbang.
3. Radcliffe Brown
Fungsionalisme Brown ini merupakan perkembangan dari teori
Fungsional Durkheim. Fungsi dari setiap kegiatan selalu berulang, seperti
penghukuman kejahatan, atau upacara penguburan, adalah merupakan
bagian yang dimainkannya dalam kehidupan social sebagai keseluruhan
dan, karena itu,merupakan sumbangan yang diberikan bagi pemelihara
kelangsungan structural(Radcliffe Brown, 1976: 505).
4. Bronislaw Malinowsky
Para ahli antropologi menganalisa kebudayaan dengan melihat pada
fakta-fakta antropologis‖ dan bagian yang dimainkan oleh fakta-fakta itu
dalam systemkebudayaan (Malinowski, 1976: 551).
5. Talcott Parson
Fungsionalisme structural Talcott Parsons terkenal dengan skema
AGIL. Parson yakin bahwa ada empat fungsi penting yang diperlukan
semua system:
a. Adaptation (adaptasi)
Sebuah system harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat.
Sistemharus menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
menyesuaikanlingkungan itu dengan kebutuhannya
b. Goal attainment (pencapaian tujuan)
Sebuah system harus mendefenisikan dan mencapai tujuan
utamanya
c. Integration (integrasi)
Sebuah system harus mengatur antarhubungan bagian-bagian
yangmenjadi komponennya. Sistem juga harus mengelola
antarhubunganketiga fungsi penting lainnya (A, G, L).
d. Latency (latensi atau pemeliharaan pola)
Sebuah system harus memperlengkapi, memelihara, dan
memperbaiki,baik motivasi individual maupun pola-pola cultural
yang menciptakandan menopang motivasi.
6. Robert K. Merton
Robert K. Merton, sebagai seorang yang mungkin dianggap lebih dari
ahliteori lainnya telah mengembangkan pernyataan mendasar dan jelas
tentang teori-teori fungsionalisme, merton merupakan seorang pendukung
yang mengajukantuntutan lebih terbatas bagi perspektif ini. Mengakui
bahwa pendekatanfungsional-struktural telah membawa kemajuan bagi
pengetahuan sosiologis.
Merton telah mengutip tiga postulat yang ia kutip dari analisa
fungsional dandisempurnakannya, diantaranya ialah:
a. Postulat pertama, adalah kesatuan fungsional masyarakat yang
dapatdibatasi sebagai suatu keadaan dimana seluruh bagian dari
system sosialbekerjasama dalam suatu tingkatan keselarasan atau
konsistensi internalyang memadai, tanpa menghasilkan konflik
berkepanjangan yang tidak dapat diatasi atau diatur. Atas postulat
ini Merton memberikan koreksibahwa kesatuan fungsional yang
sempurna dari satu masyarakat adalahbertentangan dengan fakta.
Hal ini disebabkan karena dalamkenyataannya dapat terjadi
sesuatu yang fungsional bagi satu kelompok,tetapi dapat pula
bersifat disfungsional bagi kelompok yang lain
b. Postulat kedua, yaitu fungionalisme universal yang menganggap
bahwaseluruh bentuk sosial dan kebudayaan yang sudah baku
memiliki fungsi-fungsi positif. Terhadap postulat ini dikatakan
bahwa sebetulnyadisamping fungsi positif dari sistem sosial
terdapat juga dwifungsi.Beberapa perilaku sosial dapat
dikategorikan kedalam bentuk atau sifatdisfungsi ini. Dengan
demikian dalam analisis keduanya harusdipertimbangkan.
c. Postulat ketiga, yaitu indispensability yang menyatakan bahwa
dalamsetiap tipe peradaban, setiap kebiasaan, ide, objek materiil
dankepercayaan memenuhi beberapa fungsi penting, memiliki
sejumlah tugasyang harus dijalankan dan merupakan bagian
penting yang tidak dapatdipisahkan dalam kegiatan system sebagai
keseluruhan. Menurut Merton,postulat yang kertiga ini masih
kabur (dalam artian tak memilikikejelasan, pen ), belum jelas
apakah suatu fungsi merupakan keharusan.

Tinjauan Singkat Tentang Teori Fungsional Struktural


Pokok-pokok para ahli yang telah banyak merumuskan dan
mendiskusikan hal ini telah menuangkan berbagai ide dan gagasan dalam
mencari paradigma tentangteori ini, sebut saja George Ritzer (1980), Margaret
M.Poloma (1987), dan Turner(1986). Drs. Soetomo (1995) mengatakan apabila
ditelusuri dari paradigma yangdigunakan, maka teori ini dikembangkan dari
paradigma fakta social. Tampilnyaparadigma ini merupakan usaha sosiologi
sebagai cabang ilmu pengetahuan yangbaru lahir agar mempunyai kedudukkan
sebagai cabang ilmu yang berdiri sendiri.Secara garis besar fakta social yang
menjadi pusat perhatian sosiologi terdiriatas dua tipe yaitu struktur social dan
pranata social. Menurut teori fungsional structural, struktur sosial dan pranata
sosial tersebut berada dalam suatu systemsocial yang berdiri atas bagian-bagian
atau elemen-elemen yang saling berkaitan danmenyatu dalam keseimbangan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teori ini (fungsional-struktural)
menekankan kepada keteraturan dan mengabaikan konflik dan perubahan-
perubahandalam masyarakat. Asumsi dasarnya adalah bahwa setiap struktur
dalam systemsosial, fungsional terhadap yang lain, sebaliknya kalau tidak
fungsional makastruktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinya.
Dalam proses lebih lanjut,teori inipun kemudian berkembang sesuai
perkembangan pemikiran dari parapenganutnya.
Emile Durkheim, seorang sosiolog Perancis menganggap bahwa adanya
teorifungsionalisme-struktural merupakan suatu yang ‗berbeda‘, hal ini
disebabkan
karena Durkheim melihat masyarakat modern sebagai keseluruhan organisasi
yangmemiliki realitas tersendiri. Keseluruhan tersebut menurut Durkheim
memilikiseperangkat kebutuhan atau fungsi-fungsi tertentu yang harus dipenuhi
oleh bagian-bagian yang menjadi anggotanya agar dalam keadaan normal, tetap
langgeng.Bilamana kebutuhan tertentu tadi tidak dipenuhi maka akan
berkembang suatu
keadaan yang bersifat patologis. Para fungsionalis kontemporer menyebut
keadaan normal sebagai ekuilibrium, atau sebagai suatu system yang
seimbang,sedang keadaan patologis menunjuk pada ketidakseimbangan atau
perubahan social. Robert K. Merton, sebagai seorang yang mungkin dianggap
lebih dari ahliteori lainnya telah mengembangkan pernyataan mendasar dan
jelas tentang teori-teori fungsionalisme, (ia) adalah seorang pendukung yang
mengajukan tuntutan lebihterbatas bagi perspektif ini. Mengakui bahwa
pendekatan ini (fungsional-struktural) telah membawa kemajuan bagi
pengetahuan sosiologis.Merton telah mengutip tiga postulat yang ia kutip dari
analisa fungsional dandisempurnakannya, diantaranya ialah :
1. Postulat pertama, adalah kesatuan fungsional masyarakat yang dapat
dibatasisebagai suatu keadaan dimana seluruh bagian dari system
sosial bekerjasamadalam suatu tingkatan keselarasan atau konsistensi
internal yang memadai,tanpa menghasilkan konflik berkepanjangan
yang tidak dapat diatasi ataudiatur. Atas postulat ini Merton
memberikan koreksi bahwa kesatuanfungsional yang sempurna dari
satu masyarakat adalah bertentangan denganfakta. Hal ini disebabkan
karena dalam kenyataannya dapat terjadi sesuatuyang fungsional bagi
satu kelompok, tetapi dapat pula bersifat disfungsionalbagi kelompok
yang lain.
2. Postulat kedua, yaitu fungionalisme universal yang menganggap
bahwaseluruh bentuk sosial dan kebudayaan yang sudah baku
memiliki fungsi-fungsi positif. Terhadap postulat ini dikatakan bahwa
sebetulnya disampingfungsi positif dari sistem sosial terdapat juga
dwifungsi. Beberapa perilakusosial dapat dikategorikan kedalam
bentuk atau sifat disfungsi ini. Dengan demikian dalam analisis
keduanya harus dipertimbangkan.
3. Postulat ketiga, yaitu indispensability yang menyatakan bahwa dalam
setiaptipe peradaban, setiap kebiasaan, ide, objek materiil dan
kepercayaanmemenuhi beberapa fungsi penting, memiliki sejumlah
tugas yang harusdijalankan dan merupakan bagian penting yang tidak
dapat dipisahkan dalamkegiatan system sebagai keseluruhan. Menurut
Merton, postulat yang kertigaini masih kabur (dalam artian tak
memiliki kejelasan, pen), belum jelasapakah suatu fungsi merupakan
keharusan.

Pengaruh Teori Ini Dalam Kehidupan Sosial


Talcott Parsons dalam menguraikan teori ini menjadi sub-sistem yang
berkaitan menjelaskan bahwa diantara hubungan fungsional-struktural
cenderungmemiliki empat tekanan yang berbeda dan terorganisir secara
simbolis :
1. Pencarian pemuasan psikis
2. Kepentingan dalam menguraikan pengrtian-pengertian simbolis
3. Kebutuhan untuk beradaptasi dengan lingkungan organis-fisis
4. Usaha untuk berhubungan dengan anggota-anggota makhluk manusia
lainnya.

Sebaliknya masing-masing sub-sistem itu, harus memiliki empat


prasyaratfungsional yang harus mereka adakan sehingga bias diklasifikasikan
sebagai suatuistem. Parsons menekankan saling ketergantungan masing-masing
system itu ketikadia menyatakan : “secara konkrit, setiap system empiris
mencakup keseluruhan,dengan demikian tidak ada individu kongkrit yang tidak
merupakan sebuahorganisme, kepribadian, anggota dan sistem sosial, dan
peserta dalam system cultural “. Walaupun fungsionalisme struktural memiliki
banyak pemuka yang tidak selalu harus merupakan ahli-ahli pemikir teori, akan
tetapi paham ini benar-benarberpendapat bahwa sosiologi adalah merupakan
suatu studi tentang struktur-struktursocial sebagai unit-unit yang terbentuk atas
bagian-bagian yang saling tergantung.

Fungsionalisme struktural sering menggunakan konsep system ketika


membahas struktur atau lembaga sosial. System ialah organisasi dari
keseluruhanbagian-bagian yang saling tergantung. Ilustrasinya bisa dilihat dari
system listrik,system pernapasan, atau system sosial. Yang mengartikan bahwa
fungionalismestruktural terdiri dari bagian yang sesuai, rapi, teratur, dan saling
bergantung. Seperti layaknya sebuah sistem, maka struktur yang terdapat di
masyarakat akan memilikikemungkinan untuk selalu dapat berubah. Karena
system cenderung ke arahkeseimbangan maka perubahan tersebut selalu
merupakan proses yang terjadi secaraperlahan hingga mencapai posisi yang
seimbang dan hal itu akan terus berjalanseiring dengan perkembangan
kehidupan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Alimandan. 1995. Sosiologi Masyarakat Sedang Berkembang. Jakarta: PT. Raja


GrafindoPersada
Meldar. 2011. Teori Fungsionalisme.
Diakses http://www.scribd.com/doc/102618533/Makalah-Teori-
Fungsional#scribd pada tanggal 26 September 2015
Zainuddin Maliki. 2003. Tiga Teori Sosial Hegemonik. Surabaya : Narasi Agung

Anda mungkin juga menyukai