Kehidupan sosial sebagai suatu sistem sosial memerlukan terjadinya ketergantungan yang
berimbas pada kestabilan sosial. Sistem yang timpang, sebut saja karena tidak adanya
kesadaran bahwa mereka merupakan sebuah kesatuan, menjadikan sistem tersebut tidak
teratur. Suatu sistem sosial akan selalu terjadi keseimbangan apabila ia menjaga Safety Valve
atau katup pengaman yang terkandung dalam paradigma AGIL .
Paradigma AGIL adalah salah satu teori Sosiologi yang dikemukakan oleh ahli sosiologi
Amerika, Talcott Parsons pada sekitar tahun 1950. Teori ini adalah lukisan abstraksi yang
sistematis mengenai keperluan sosial (kebutuhan fungsional) tertentu, yang mana setiap
masyarakat harus memeliharanya untuk memungkinkan pemeliharaan kehidupan sosial yang
stabil. Teori AGIL adalah sebagian teori sosial yang dipaparkan oleh Parson mengenai
struktur fungsional, diuraikan dalam bukunya The Social System, yang bertujuan untuk
membuat persatuan pada keseluruhan system sosial. Teori Parsons dan Paradigma AGIL
sebagai elemen utamanya mendominasi teori sosiologi dari tahun 1950 hingga 1970.
AGIL merupakan akronim dari Adaptation, Goal Attainment, Integration, dan Latency atau
latent pattern-maintenance, meskipun demikian tidak terdapat skala prioritas dalam
pengurutannya.
a. Adaptation yaitu kemampuan masyarakat untuk berinteraksi dengan lingkungan dan alam.
Hal ini mencakup segala hal; mengumpulkan sumber-sumber kehidupan dan menghasilkan
komuditas untuk redistribusi sosial.
b. Goal-Attainment adalah kecakapan untuk mengatur dan menyusun tujuan-tujuan masa
depan dan membuat keputusan yang sesuai dengan itu. Pemecahan permasalahan politik dan
sasaran-sasaran sosial adalah bagian dari kebutuhan ini.
c. Integration atau harmonisasi keseluruhan anggota sistem sosial setelah sebuah general
agreement mengenai nilai-nilai atau norma pada masyarakat ditetapkan. Di sinilah peran nilai
tersebut sebagai pengintegrasi sebuah sistem sosial
d. Latency (Latent-Pattern-Maintenance) adalah memelihara sebuah pola, dalam hal ini nilainilai kemasyrakatan tertentu seperti budaya, norma, aturan dan sebagainya.
Di samping itu, Parsons menilai, keberlanjutan sebuah sistem bergantung pada persyaratan:
a. Sistem harus terstruktur agar bisa menjaga keberlangsungan hidupnya dan juga harus
mampu harmonis dengan sistem lain
b. Sistem harus mendapat dukungan yang diperlukan dari sistem lain
c. Sistem harus mampu mengakomodasi para aktornya secara proporsional
d. Sistem harus mampu melahirkan partisipasi yang memadai dari para aktornya
e. Sistem harus mampu untuk mengendalikan perilaku yang berpotensi mengganggu
f. Bila terjadi konflik menimbulkan kekacauan harus dapat dikendalikan
g. Sistem harus memiliki bahasa Aktor dan Sistem Sosial.
Menurutnya persyaratan kunci bagi terpeliharanya integrasi pola nilai dan norma ke dalam
sistem ialah dengan sosialisasi dan internalisasi. Pada proses Sosialisasi yang sukses, nilai
dan norma sistem sosial itu akan diinternalisasikan. Artinya ialah nilai dan norma sistem
sosial ini menjadi bagian kesadaran dari aktor tersebut. Akibatnya ketika si aktor sedang
mengejar kepentingan mereka maka secara langsung dia juga sedang mengejar kepentingan
sistem sosialnya.
Sementara proses sosialisasi ini berhubungan dengan pengalaman hidup (dan spesifik) dan
harus berlangsung secara terus menerus, karena nilai dan norma yang diproleh sewaktu kecil
tidaklah cukup untuk menjawab tantangan ketika dewasa.
C. Kelemahan Teori Fungsionalisme-Struktural dan AGIL
Parsons dan para pengikutnya telah berhasil membawa pendekatan fungsionalisme struktural
ke tingkat perkembangannya yang sangat berpengaruh di dalam pertumbuhan teori-teori
sosiologi hingga saat ini, namun pendekatan ini juga telah mengundang --this article is a copy
of kindasoup.blogspot.com works, if you don't erase this, it means you don't manage to read
entire article--paling banyak perdebatan. David Lockwood memaparkan bahwa pandangan
pendekatan ini terlalu normatif, karena menganggap bahwa masyarakat akan selalu berada
pada situasi harmoni, stabil, seimbang, dan mapan. Ini terjadi karena analogi dari masyarakat
dan tubuh manusia yang dilakukan oleh Parson bisa diilustrasikan, bahwa tidak mungkin
terjadi konflik antara tangan kanan dengan tangan kiri dengan tangan kanan, demikian pula
tidak mungkin terjadi ada satu tubuh manusia yang membunuh dirinya sendiri dengan
sengaja. Demikian pula karakter yang terdapat dalam masyarakat. Suatu sistem sosial,
Lembaga masyarakat misalnya, akan selalu terkait secara harmonis, berusaha menghindari
konflik, dan tidak mungkin akan menghancurkan keberadaannya sendiri.
Daftar Pustaka
Social Control. Sukarna, Drs. 1990, Citra Aditya Bakti: Bandung
Sistem Sosial Indonesia. Nasikun, Dr., 1984. Rajawali Press: Jakarta.
http://www.forumsains.com/artikel/fungsionalisme-struktural/
http://id.wikipedia.org
http://www.megaessay.com
http://prari007luck.wordpress.com/tag/modernisasi/