Anda di halaman 1dari 10

BAB IV Teori Fungsional Struktural

Melangkah dari perspektif Marx ke fungsional-struktural berarti memasuki dunia yang sama sekali berbeda. Berarti memasuki dunia yang oleh kebanyakan pengeritik disebut sebagai dunia statis, dunia tanpa perubahan radikal. Persepektif Fungsional struktural sebanarnya juga menerangkan masalah perubahan. Karena persepektif ini mewakili salah satu persepektif utama dalam sosioloogi, maka perlu dilihat bagaimana pandangannya mengenai perubahan. Terlabih ada baiknya kita simak ciri-ciri umum persepektif ini. Van den Berghe telah merangkum 7 ciri-ciri umum persepektif ini seperti berikut : 1. Masyarakat harus dianalisis selaku keseluruhan, selaku sistem yang terdiri dari bagianbagian yang saling berhubungan. 2. Hubungan sebab dan akibatnya bersifat jamak dan timbal balik. 3. Sistem sosial senantiasa berada dalam keadaan keseimbangan dinamis, penyesuaian terhadap kekuasaan yang menimpa sistem menimbulkan perubahan minimal didalam sistem itu. 4. Integrasi sempurna tak pernah terwujud, setiap sistem mengalami ketegangan dan penyimpangan namun cenderung dinetralisir melalui institusionalisasi. 5. Perubahan pada dasarnya berlangsung secara lambat, lebih merupakan proses penyesuian ketimbang perubahan revolusioner. 6. Perubahan adalah hasil penyesuian atas perubahan yang terjadi di luar sistem, pertumbuhan melalui diferensiasi, dan melalui penemuan-penemuan internal. 7. Masyarakat terintegrasi melalui nilai-nilai bersama.

PERUBAHAN SISTEM Talcott Parsons Dalam sejarah sosiologi, sedikit orang yang sepopuler Parsons, yang pemikirannya dijadikan sasaran untuk diungguli, dimodifikasi, dan diserang. Perkara paling sering diserang adalah gaya tulisannya yang berliku-liku. Bagi kita yang berupaya memahami pandangannya mengenai perubahan, akan dicoba memusatkan perhatian pada batas terminologi yang digunakannya. Perlu diketahui, pandangan Parsons mengenai perubahan sosial itu sendiri rupanya juga mengalami perubahan. Mula-mula ia memusatkan perhatian pada sifat struktur sosial dan menurutnya, pengutamaan pada struktur sosial akan menjuruskan perhatian pada evolusi sosial. Untuk memahami pendekatan fungsional struktural seperti dianjurkan Parsons, kita akan menyimak pemikirannya, baik yang mula-mula maupun yang kemudian. Mula-mula Parsons berpendapat, studi perubahan sosial harus dimulai dengan studi struktur sosial terlebih dahulu. Dalam studi evolusi sosial misalnya, terdapat kesejajaran antara evolusi organik dan evolusi sosio-kultural:Analisis struktural harus lebih diutamakan ketimbang analisis proses dan perubahan. Dalam biologi, studi morpologi merupakan tulang punggung teori evolusi; dan dalam sosiolgi, pengenalan dan penyusunan tipe-tipe struktural secara berurutan harus menjadi landasan untuk memahami evolusi sosiokultural. Sistem sosial adalah sejenis sistem khusus-sekelompok individu yang berinteraksi, masing-masing individu mencoba mendapatkan kepuasan dirinya secara maksimum dalam suasana budaya tertentu. Pada dasarnya, setiap individu didalam sistem sosial tertentu, berusaha mengejar kebahagiaan dirinya sendiri, dan arti kebahagiaan serta alat yang terssedia untuk mencapainya, berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lain. Sebagaimana dirumuskan Parsons sendiri, sistem sosial adalah: Para aktor individual yang saling berinteraksi di dalam suatu situasi yang sekurang-kurangnya mempunyai aspek lingkungan fisik atau ingkungan psikis, yang terdorong ke arah kecenderungan untuk mengoptimalkan kebahagiaan, dan antar hubungan mereka ditetap dan di atur menurut sistem yang teratur secara kultural serta mempunyai simbol-simbol bersama.

Setiap sistem mempunyai 4 fungsi memaksa. Artinya, setiap sistem harus menghadapi dan harus menghadapi dan harus berhasil menyelesaikan masalah-masalah: 1) Adaptasi adalah fungsi prilaku organisme 2) Pencapaian tujuan adalah fungsi kepribadia 3) Intgrasi adalah fungsi sistem sosial 4) Pemeliharaan pola yang tersembunyi adalah fungsi kultur Keempat fungsi memaksa ini diterapkan pada semua sistem tindakan alamiah, kultur, kepribadian, dan masyarakat. Dalam kenyataannya, keempat fungsi ini diterapkan pada tingkat tindakan umum. Menurut Parsons, seluruh proses menimbulkan sejenis perubahan, tetapi kita harus dapat membedakan proses yang mengubah struktur sosial dari proses yang lain. Ia menyebut jenis proses khusus ini dengan perubahan. Dengan kata lain, perubahan adalah tipe proses khusus yang menimbulkan perubahan dalam struktur sosial. 1. Masalah proses keseimbangan , yang terjadi berdasarkan asumsi bahwa pola struktural dari kultur yang mapan adalah sama, dalam arti dianggap tetap konstan. 2. Masalah perubahan struktural yakni masalah proses yang menimbulkan perubahan fundamental dalam sistem sosial. Beda antara kedua jenis masalah dinamika itu tidak bersifat dikotomi mutlak. Ada satu kasus campuran yang sangat penting yang menimbulkan perubahan struktural didalam subsistem tertentu namun tidak menimbulkan perubahan didalam pola struktural secara keseluruhan.

Secara kesseluruhann ada 4 jenis proses menurut Parsons: 1) Proses keseimbangan, meliputi proses didalam sistem sosial 2) Perubahan struktural, mencakup perubahan fundamental dari sistem. 3) Diferensiasi struktural, meliputi perubahan satu subsistem atau lebih tetapi tidak menyebabkan perubahan sistem ssecara keseluruhan. 4) Evolusi, yakni proses yang melukiskan pola perkembangan masyarakat sepanjang waktu. Keseimbangan dalam sistem sosial dapat dianalisis menurut 4 hukum: 1. Prinsip kelembagaan yang menegaskan kelanggengan laju dan arah suatu proses kecuali bila kekuatan pendorong yang berlawanan menimpa proses itu. 2. Prinsip aksi dan reaksi yang mengaskan bahwa setiap perubahan arah suatu proses akan diimbangi leh perubahan lain yang kekuatan pendorongnya dan kekuatan dari arah berlawanannya adalah setara. 3. Prinsip upaya yang menyatakan bahwa perubahan dalam laju proses sebanding dengan besarnya kekuatan pendorong yang digunakan atau yang diambil. 4. Prinsip sistem integrasi yang menegaskan bahwa nasib unsur-unsur satu pola tergantung pada nilai unsur tersebut selaku faktor pemersatu (pengingtegrasi). Paradigma untuk mempelajari evolusi sosial, mencakup masalah nilai. Pola ini harus berpengaruh sesuai dengan sifat sistem sosial yang baru muncul. Pola nilai menandakan tipe sistem sosial yang dikehendaki dan menyatukan sistem sosial itu, pola nilai baru yang tepat, penting bagi legitimasi dan integrasi sistem sosial baru. Ada sejumlah ciri universal yang menandai proses historis. Ciri universal ini penting bagi proses evolusi dan karenanya mungkin akan muncul dalam setiap masyarakat. Empat ciri universal evolusi sosial yang penting bagi semua sistem sosial adalah: 1) Bentuk komunikasi 2) Organisasi kekeluargaan 3) Agama,dan 4) Teknologi (yang mungkin masih primitif).

Sebaliknya Parsons melihat kekuatan hakiki bagi perubahan di dalam kombinasi kecenderungan bawaan untuk menyimpang dan ketidaksempurnaan integrasi orientasi nilai. Bagaimanapun, segi-segi sistem sosial ini nampaknya berjalan pincang dihadapan kekuatan besar yang cenderung meempertahankan keseimbangan. Karena itu, terlepas dari pelembagaan proses perubahan, perubahan sama sekali tidak pernah mengubah pola, melainkan menghasilkan daya tahan ini dibutuhkan upaya yang sangat besar. Dalam kenyataanya, kehebatan ketegangan itu sendiri tak pernah dapat menerangkan perubahan secara memadai. Ketegangan mungkin dapat diselesaikan sedemikian, sehingga struktur tetap utuh. Karena itu, sebagai tambahan terhadap ketegangan yang memuncak, perubahan dibantu oleh 4 faktor: 1) Mekanisme yang mampu menghasilkan ketahanan tak terelakkan dari pola-pola struktural yang telah melembaga. 2) Cara bereaksi terhadap ketegangan yang mencakup peluang-peluang konstruktifyang memadai. 3) Adanya suatu model pola yang telah dilembagakan. 4) Penggunaan sanksi untuk memberikan ganjaran atas perilaku yang sesuai dengan model atau pola perilaku yang sudah melembaga, dan dengan demikian nilai-nilai dan kepentingan pribadi akan saling bersesuaian satu sama lain Neil Smelser Smelser memberikan kita sebuah contoh yang baik mengenai penerapan teori Parsons bagi studi perubahan sosial. Kita, akan membahas analisis Smelser tentang revolusi Industri, setelah terlebih dahulu mencatat sejumlah kesimpulan umum yang dibuatnya mengenai teori perubahan sosial. Smelser mengidentifikasi sejumlah persoalan yang harus dijelaskan dengan teori perubahan sosial tertentu, dan beberapa di antaranya masih belum dijelaskan dengan derajat ketepatan yang memadai.

Umumnya teoritisi mendefinisikan atau menganggap perubahan sosial adalah variasi sementara dalam satu perkara atau lebih, seperti berikut: 1) Berkaitan dengan jumlah populasi dari satu unit sosial, seperti perubahan proporsi dalam golongan penduduk. 2) Tingkat prilaku penduduk dalam jangka waktu tertentu, seperti perubahan dalam angka krimilitas. 3) Struktur sosial atau pola-pola interaksi antar individu, seperti perubahan dalam hubungan kekuasaan dalam kesatuan sosial tertentu. 4) Pola-pola kebudayaan, seperti perubahan nilai. Spesifikasi variabel-variabel dependen jelas takkan dapat dilakukan secepatnya tanpa sering dengan pengidentifikasian variabel-variabel independen. Apakah yang menentukan perubahan? Menurut Smelser, faktor yang menentukan perubahan sosial telah dikenal sebagai satu atau beberapa di antara perkara sebagai berikut: 1) Keadaan struktural untuk berubah, menyangkut penelitian struktur sosial untuk mengetahui implikasinya bagi perubahan yang melekat di dalam struktur itu. 2) Dorongan untuk berubah, secara tersirat berarti bahwa kondisi menguntungkan secara struktural itu sendiri sebenarnya belum memadai. 3) Mobilisasi untuk berubah, berkaitan dengan arah perubahan. 4) Kontrol sosial, selalu muncul untuk menawarkan perlawanan terhadap perubahan. Secara khusus Smelsermeneliti diferensiasi struktural yang menurutnya berkaitan erat dengan pertumbuhan sistem sosial. Diferensiasi harus dipahami menurut 4 syarat fungsional bagi setiap sistem sosial: 1) Adaptasi 2) Pencapaian tujuan 3) Integrasi, dan 4) Pemeliharaan pola.

Diferensiasi secara tersirat berarti bahwa terdapat rentetan tertentu dalam perubahan sosial. Smelser menemukan 7 langkah dalam urutan perubahan: 1) Ketidakpuasan yang berasal dari kegagalan mencapai tujuan yang memuaskan dan dari kesadaran tentang kemungkinan perubahan. 2) Kekacauan psikis dalam bentuk berbagai reaksi emosional dan aspirasi yang tidak tepat diihat dari sudut penyelesaian masalah. 3) Penggunaan energi yang dikeluarkan di langkah ke 2 diatas semakin rasional dalam upaya menyadari maksud dari sistem nilai yang ada. 4) Tingkat perumusan gagasan, dimana ide-ide dibangkitkan secara berlimpah tanpa seorangpun mau bertanggung jawab atau memikul akibatnya. 5) Upaya menetapkan ide-ide dan pola institusional khusus yang akan dilaksanakan. 6) Pelaksaan perubahan oleh individu atau kelompok, dan pelaksanaanya diberi sanksi sesuia dengan nilai yang ada. 7) Rutinisasi perubahan yang dapat diterima. Kata Smelser, ketujuh langkah diatas hanyalah kotak kosong dan harus di isi dengan sistem sosial tertentu yang menjadi sasaran analisis. Untuk kasus perubahan masyarakat industri, pengisiannya, menghasilkan urutan perubahan sebagai berikut: 1) Ketidakpuasan yang berasal dari kegagalan untuk mencapai tingkat produktivitas yang memuaskan dan dari kesadaran tentang potensi untuk mencapai tingkat produktivitas yang lebih tinggi. 2) Gangguan psikis dalam bentuk reaksi emosional menyimpang yang tepat dan aspirasi yang tidak realistis. 3) Penyelesaian ketegangan secara tersembunyi dan memobilisasi sumber-sumber pendorong dalam upaya untuk menyadari implikasi sistem nilai yang ada. 4) Mendorong dan membangkitkan ide sebanyak-banyaknya tanpa menetapkan tanggung jawab bagi pelaksanaannya atau akibat-akibatnya. 5) Berupaya menetapkan ide-ide khusus, sehingga wiraswatawan akan melibatkan diri mereka sendiri dengan ide-ide itu.

6) Pelaksanaan perubahan oleh wiraswatawan yang diberi ganjaran dengan keuntungan atau dihukum dengan kerugian keuangan sebagai tanggapan konsumen atau pembaharuan yang mereka lakukan. 7) Rutinisasi melalui penerimaan keuntungan sebagai bagian taraf hidup dan penerimaan perusahaan mereka menjadi fungsi produksi yang rutin.

RESUME MANUSIA DAN PERUBAHAN SOSIAL

Nama: Nanang Efenndi Nim : 08 141 057

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN INSTITUTE KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATARAM

Anda mungkin juga menyukai