Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ribka Priskila Rompis

NIM : 2016 3507 500 51


Mata Kuliah : Sistem Sosial Indonesia
Dosen : Dr.Poppy Setiawati. N, S.Sos., M.Si.

Stuktural Fungsional Talcott Parsons

Pendekatan fungsionalisme-struktural sebagaimana yang telah dikembangkan oleh


Parsons dan para pengikutnya, dapat dikaji melalu anggapan-anggapan dasar berikut:

1. Masyarakat haruslah dilihat sebagai suatu sistem dari bagian-bagian yang saling
berhubungan satu sama lain;
2. Dengan demikian hubungan pengaruh mempengaruhi di antara bagian-bagian
tersebut bersifat timbal balik;
3. Sekalipun integrasi sosial tidak pernah dapat dicapi dengan sempurna, namun
secara fundamental sistem sosial selalu cenderung bergerak kea rah ekuilibrium
yang bersifat dinamis;
4. Sistem sosial senantiasa berproses ke arah integrasi sekalipun terjadi ketegangan,
disfungsi dan penyimpangan;
5. Perubahan-perubahan dalam sistem sosial, terjadi secara gradual, melalui
penyesuaian-penyesuaian dan tidak secara revolusioner;
6. Faktor paling penting yang memiliki daya integrasi suatu sistem sosial adalah
konsensus atau mufakat di antara para anggota masyarakat mengenai nilai-nilai
kemasyarakatan tertentu.

Dengan kata lain, suatu sistem sosial, pada dasarnya, tidak lain adalah suatu sistem
dari tindakan-tindakan. Ia terbentuk dari interaksi sosial yang terjadi di antara berbagai
individu, yang tumbuh berkembang tidak secara kebetulan, namun tumbuh dan
berkembang di atas konsensus, di atas standar penilaian umum masyarakat. Yang paling
penting di antara berbagai standar penilaian umum tersebut adalah norma-norma sosial.
Norma-norma sosial itulah yang membentuk struktur sosial.
Fungsionalisme Struktural Parsons mempunyai (4) empat fungsi penting yang mutlak
dibutuhkan untuk semua sistem dan terkenal dengan istilah AGIL. Fungsi-fungsi penting
tersebut ialah Adaptation, Goal Atteinment, Integration, dan Latency.
a. Adaptasi (Adaptation), yakni supaya masyarakat dapat bertahan mereka harus mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mungubah lingkungan agar dapat sesuai
dengan lingkungan dan mengubah lingkungan agar dapat sesuai dengan masyarakat.
Adaptasi menunjuk pada keharusan bagi system-sistem social untuk menghadapi
lingkungannya.

1
b. Tujuan (Goal), yakni merupakan sebuah sistem harus mampu menentukan tujuan dan
berusaha untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Tujuan yang diutamakan disini

bukanlah tujuan pribadi individu, melainkan tujuan bersama para anggota dalam sistem
sosial.
c. Integrasi (Integration), yakni masyarakat harus mengatur hubungan diantara komponen-
komponennya agar dapat berfungsi secara maksimal. Sosialisasi mempunyai kekutan
integratif yang sangat tinggi dalam mempertahankan kontrol sosial dan keutuhan
keluarga. Integrasi menunjuk pada persyaratan untuk suatu tingkat solidaritas minimal
sehingga para anggotanya akan bersedia untuk bekerja sama dan menghindari konflik
yang merusakkan.
d. Latency atau pemilihan pola-pola yang sudah ada (pattern maintenance), yakni
bahwasanya setiap masyarakat harus mempertahankan, memperbaiki, baik motivasi
individu maupun pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasinya.
Latensi menunjuk pada kebutuhan mempertahankan nilai-nilai dasar serta norma-norma
yang dianut bersama oleh para anggota dalam masyarakat

Skema AGIL memaparkan empat asas yang harus ada didalam suatu sistem social
agar terciptanya keseimbangan diantara komponen-komponennya. Fungsi dari keempat
persyaratan Parsons diartikan sebagai suatu kegiatan yang diarahkan kepada pencapaian
kebutuhan atau kebutuhan-kebutuhan dari suatu system.

Teori Konflik Talcott Parsons

Skema AGIL diatas dapat juga disebut sebagai empat sistem


tindakan, merupakan inti pemikiran Parsons, dan merupakan jalan
keluar dari problem tentang keteraturan, dengan argumen keteraturan
dan keseimbangan sistem, integrasi dan pemeliharaan keseimbangan
diri. Argumen ini menyebabkan Parsons menempatkan analisis struktur
keteraturan masyarakat pada prioritas utama (Ritze2005:123).
Menurut Parsons seluruh proses menimbulkan sejenis perubahan tetapi
kita harus dapat membedakan proses yang mengubah struktur sosial
dari proses yang lain. Jenis proses pertama yakni, Proses
keseimbangan, meliputi proses di dalam sistem sosial proses
keseimbangan mengacu pada proses yang membantu
2
mempertahankan batas-batas sistem. Keseimbangan dalam sistem
sosial dapat dianalisis menurut 4 hukum yaitu pertama, prinsip
kelembagaan yang menegakkan kelanggengan laju dan arah suatu
proses kecuali bila kekuatan pendorong yang berlawanan menimpa
proses itu. Kedua, prinsip aksi dan reaksi yang menegaskan bahwa
setiap perubahan arah suatu proses akan diimbangi oleh perubahan
lain yang kekuatan pendorongnya dan kekuatan dari arah
berlawananya adalah setara. Ketiga, prinsip upaya yang menyatakan
bahwa perubahan dalam laju proses sebanding dengan besarnya
kekuatan pendorong yang digunakan atau yang diambil. Keempat,
prinsip sistem integrasi yang menegaskan bahwa nasib unsur-unsur
suatu pola tergantung pada nilai tersebut selaku faktor pemersatu
(pengintegrasi). Jenis proses kedua yakni, Perubahan struktural dalam
suatu sistem sosial adalah perubahan dalam kultur normatif sistem
sosial bersangkutan. Ini berarti perubahan dalam sistem nilai
terpenting ditingkat tertinggi sistem sosial. Juga terdapat perubahan
diantara subsistem yang ada dan dalam peranan sosial. Saling
ketergantungan unit-unit yang satu sistem berarti bahwa perubahan
fundamental dalam unit tertentu menimbulkan sejenis perubahan
dalam unit lain. Jenis proses ketiga yakni, Diferensiasi struktural,
proses ini menimbulkan perubahan di dalam subsistem tetapi tidak
mengubah struktur sistem sosial keseluruhan.
Parsons menganalisa evolusi sosial (evolusi masyarakat) ini menurut satu paradigma
yang dimulai dengan proses diferensiasi. Paradigma untuk mempelajari evolusi sosial,
mencakup masalah nilai. Ada 4 ciri universal evolusi yang penting bagi semua sistem
sosial yaitu bentuk komunikasi, organisasi kekeluargaan, agama dan tekonologi. Menurut
Talcott Parsons, faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sosial dapat muncul baik
dari dalam (faktor endogen) maupun dari luar (faktor ekstrogen) sistem sosial.
Faktor eksogen dari perubahan adalah faktor yang muncul dari sistem sosial lain
organisme, kepribadian kultural yang berinteraksi dengan sistem sosial. Faktor eksogen
utama adalah sistem sosial lain yang berinteraksi dengan sistem sosial yang
bersangkutan, konflik antar dua masyarakat dan perang atau ancaman perang dapat
mempengaruhi sistem sosial yang terlibat. Perubahan endogen dihasilkan dari ketegangan
internal yang seimbang antara input dan output diantara beberapa subsistem. Jadi
ketegangan berarti hubungan antara dua subsistem atau lebih berada di bawah tekanan
untuk berubah, dan berubah menurut cara yang tak sesuai dengan keseimbangan sistem.
Ketegangan demikian mungkin diselesaikan oleh sistem itu, mungkin ditahan atau
diisolasi, atau mungkin mengakibatkan perubahan struktural.

Daftar Pustaka
http://wkwk.lecture.ub.ac.id/2015/10/teori-fungsionalisme-struktural-parsons/
Ritzer, George, dan Goodman, Douglas. Teori Sosiologi Dari Teori sosiologi Klasik
Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Postmodern. Yogyakarta: Kreasi Wacana,
2008.

http://luminarhernawati.blogspot.co.id/2013/05/talcott-parsons.html
3

Anda mungkin juga menyukai