UNIVERSITAS IBRAHIMY SITUBONDO 2021 TEORI PENELITIAN POSITIVISTIK • Teori adalah serangkaian konsep, konstruk, definisi, asumsi, dan proposisi yang menjelaskan bagaimana dan mengapa variabel-variabel dapat saling berhubungan. • Di antara teori penelitian positivistik adalah Teori Fungsionalisme Struktural dan Teori Pertukaran Sosial. TEORI FUNGSIONALISME STRUKTURAL
• Fungsionalisme struktural atau lebih popular
dengan ‘struktural fungsional’ merupakan hasil pengaruh yang sangat kuat dari teori sistem umum di mana pendekatan fungsionalisme yang diadopsi dari ilmu alam khususnya ilmu biologi, menekankan pengkajiannya tentang cara-cara mengorganisasikan dan mempertahankan sistem. • Fungsionalisme struktural atau ‘analisa sistem’ pada prinsipnya berkisar pada beberapa konsep, namun yang paling penting adalah konsep fungsi dan konsep struktur. SISTEM dan STRUKTUR • Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen yang dihubungkan bersama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. • Sistem merupakan kumpulan dari sub-sub sistem, elemen-elemen, prosedur-prosedur yang saling berinteraksi, berintegrasi dengan fungsi dan tujuan tertentu. • Struktur adalah pengaturan dan pengorganisasian unsur-unsur yang saling terkait dalam suatu objek material atau sistem. • Struktur adalah cara tersusunnya elemen- elemen suatu sistem. FUNGSI • Konsep fungsi menunjuk kepada aktivitas dan dinamika manusia dalam mencapai tujuan hidupnya. Kegiatan manusia merupakan fungsi dan jalinan berbagai fungsi. • Fungsi juga menunjuk pada proses yang sedang atau akan berlangsung, pada benda tertentu atau elemen dari proses tersebut. • Bagaimana berfungsinya sebuah struktur menjadi sasaran penjelasan teori struktural fungsional. Setiap struktur, baik struktur mikro maupun makro masyarakat, akan tetap ada sepanjang berfungsi. ASUMSI FUNGSIONALISME • Masyarakat terintegrasi berdasar kesepakatan nilai bersama yang mampu mengatasi perbedaan pendapat dan kepentingan anggota. • Setiap anggota masyarakat berada atau hidup dalam struktur sosial yang saling terkait antara satu dengan yang lain. • Orientasi dasar paradigma fungsionalisme struktural adalah keteraturan, ekuilibrium, harmoni dan integrasi. • Setiap masyarakat terdiri dari berbagai elemen yang terstruktur secara relatif, mantap dan stabil. ASUMSI FUNGSIONALISME • Kegiatan setiap individu yang dilakukan dalam menjalankan fungsi masing-masing dan interaksi di antara mereka, selalu dilakukan setiap hari, relatif sama dan hampir tidak berubah. • Elemen-elemen terstruktur tersebut terintegrasi dengan baik. Elemen-elemen yang membentuk struktur memiliki kaitan dan jalinan yang bersifat saling mendukung dan saling tergantungan antara satu dengan yang lainnya. ASUMSI FUNGSIONALISME • Setiap elemen dalam struktur memiliki fungsi, yaitu memberikan sumbangan pada bertahannya struktur itu sebagai suatu sistem. • Setiap struktur yang fungsional dilandaskan pada suatu konsensus nilai di antara para anggotanya. Konsensus nilai tersebut berasal baik dari kesepakatan yang telah ada dalam suatu masyarakat seperti adat kebiasaan, tata perilaku, dan sebagainya maupun kesepakatan yang dibuat baru. ASAS AGIL TALCOTT PARSON • AGIL singkatan dari Adaptation, Goal, Integration, Latency adalah sebagian teori sosial yang dipaparkan oleh Talcott Parson mengenai struktur fungsional, yang bertujuan untuk membuat persatuan pada keseluruhan system sosial. AGIL adalah empat asas yang harus ada di dalam suatu sistem sosial agar tercipta keseimbangan di antara komponen- komponennya. • Teori ini merupakan abstraksi sistematis mengenai keperluan sosial (kebutuhan fungsional) tertentu, dan masyarakat harus memeliharanya untuk pemeliharaan kehidupan sosial yang stabil. • Menurutnya persyaratan kunci bagi terpeliharanya integrasi pola nilai dan norma ke dalam sistem ialah ADAPTATION • Supaya masyarakat dapat bertahan mereka harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mengubah lingkungan agar sesuai dengan masyarakat. Adaptasi menunjuk pada keharusan bagi sistem-sistem sosial untuk menghadapi lingkungannya. • Masyarakat sebagai produk dari keluarga-keluarga yang menempati suatu wilayah tertentu mengharuskan untuk beradaptasi, belajar menyesuaikan terhadap lingkungannya. Jika mereka tidak mampu menyesuaikan diri maka mereka akan tereliminasi dari wilayah tersebut. GOAL • Sebuah sistem harus mampu menentukan tujuan dan berusaha untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. • Tujuan yang diutamakan bukanlah tujuan pribadi individu, melainkan tujuan bersama para anggota dalam sistem sosial. • Sistem diharuskan untuk mengerucutkan pemikiran individu agar dapat membentuk kepribadian individu dalam mencapai tujuan dari sistem itu sendiri. INTEGRATION • Integrasi menunjuk pada persyaratan untuk suatu tingkat solidaritas minimal sehingga para anggotanya akan bersedia untuk bekerja sama dan menghindari konflik yang merusakkan. Masyarakat harus mengatur hubungan di antara komponen- komponennya agar dapat berfungsi secara maksimal. • Sosialisasi mempunyai kekuatan integratif yang sangat tinggi dalam mempertahankan kontrol sosial dan keutuhan keluarga. • Hubungan antara adaptasi dan tujuan harus menjadi prioritas sebuah masyarakat atau keluarga sebagai bagian penyusun masyarakat. Hubungan-hubungan itu dapat dijelaskan dari tingkah laku/tindakan para anggota masyarakat. • Menjaga kepentingan masyarakat lainnya adalah sebuah keniscayaan yang harus dilakukan oleh anggota masyarakat agar tidak terjadi konflik di dalamnya. LATENCY • Latensi menunjuk pada kebutuhan mempertahankan nilai-nilai dasar serta norma- norma yang dianut bersama oleh para anggota masyarakat. • Pada akhirnya di dalam masyarakat itu harus ada Latensi atau pemeliharaan pola-pola yang sudah ada (pattern maintance). • Setiap masyarakat harus mempertahankan, memperbaiki, baik motivasi individu maupun pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasinya. SYARAT KEBERLANJUTAN SISTEM • Sistem harus terstruktur agar dapat menjaga keberlangsungan hidupnya dan juga harus mampu harmonis dengan sistem lain. • Sistem harus mendapat dukungan yang diperlukan dari sistem lain. • Sistem harus mampu mengakomodasi para aktornya secara proporsional. • Sistem harus mampu melahirkan partisipasi yang memadai dari para aktornya. • Sistem harus mampu untuk mengendalikan perilaku yang berpotensi mengganggu. Bila terjadi konflik menimbulkan kekacauan harus dapat dikendalikan. • Sistem harus memiliki bahasa Aktor dan Sistem Sosial. TEORI PERTUKARAN SOSIAL • Teori pertukaran menjelaskan tindakan sosial yang saling memberi atau menukar objek-objek yang mengandung nilai antar individu berdasarkan tatanan sosial tertentu Objek yang ditukarkan tidak berbentuk benda nyata, namun hal-hal yang tidak nyata. • Teori pertukaran (George Casper Homans) bertumpu pada asumsi bahwa orang terlibat dalam perilaku untuk memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman. • Teori ini dilandasi prinsip transaksi ekonomis di mana orang menyediakan barang atau jasa dan imbalannya memperoleh barang atau jasa yang diinginkan. • Asumsi teori ini adalah interaksi sosial itu mirip dengan transaksi ekonomi. Namun, pertukaran sosial tidak hanya dapat diukur dengan uang saja karena hal-hal yang dipertukarkan adalah hal yang nyata dan tidak. PRINSIP TEORI PERTUKARAN 1. Satuan analisis yaitu sesuatu yang diamati dalam penelitian dan memainkan peran penting dalam menjelaskan tatanan sosial dan individu. 2. Motif pertukaran diasumsikan bahwa setiap orang mempunyai keinginan sendiri. Setiap orang memerlukan sesuatu tetapi itu tidaklah merupakan tujuan yang umum. Artinya, orang akan melakukan pertukaran karena termotivasi oleh gabungan berbagai tujuan dan keinginan yang khas. 3. Faedah atau Keuntungan berbentuk biaya yang dikeluarkan seseorang akan memperoleh suatu “hadiah” (reward) yang terkadang tidak memperhitungkan biaya yang dikeluarkan. Cost dapat didefenisikan sebagai upaya yang dibutuhkan untuk mendapatkan kepuasan ditambah dengan reward apabila melakukan sesuatu. Kepuasan atau reward yang diperoleh seseorang itu dapat dinilai sebagai sebuah keuntungan. 4. Pengesahan sosial merupakan suatu pemuas dan merupakan motivator yang umum dalam sistem pertukaran. Besarnya ganjaran tidak diberi batasan karena sifatnya individual dan emosional. Reward adalah ganjaran yang memiliki kekuatan pengesahan sosial (social approval). PROPOSISI TEORI PERTUKARAN 1.Dalam setiap tindakan, semakin sering suatu tindakan memperoleh ganjaran, maka kian kerap orang melakukan tindakan itu. 2.Jika di masa lalu terjadi stimulus khusus, atau seperangkat stimuli yang mendatangkan ganjaran kepada tindakan seseorang, maka semakin mirip stimuli yang ada sekarang ini dengan yang lalu itu, akan semakin mungkin seseorang melakukan tindakan serupa atau yang agak sama. 3.Semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka kian senang seseorang melakukan tindakan itu. 4.Semakin sering di masa yang baru berlalu seseorang menerima suatu ganjaran tertentu, maka semakin kurang bernilai bagi orang tersebut peningkatan setiap unit ganjaran itu. 5.Bila tindakan seseorang tidak memperoleh ganjaran yang diharapkan atau menerima hukuman yang tidak diinginkan maka ia akan marah. Ia cenderung menunjukkan perilaku agresif dan hasil perilaku tersebut bernilai baginya. Bila tindakan seseorang memperoleh ganjaran yang lebih besar dari yang diperkirakan atau tidak memperoleh hukuman yang diharapkannya, maka ia akan merasa senang.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu